Anda di halaman 1dari 180

LAPORAN DESIMINASI AKHIR

PRAKTEK PROFESI NERS DEPARTEMEN MANAJEMEN


KEPERAWATAN

DI RUANG EMPU TANTULAR RSUD KANJURUHAN KABUPATEN


MALANG

Oleh :

1. Ana Fitri Nikmatus. S NIM (1730006)


2. Atmaja Ibah Salim NIM (1730011)
3. Chintya Rachmadianing NIM (1730013)
4. Choirul Imami NIM (1730014)
5. Ratna Wahyuningsih NIM (1730045)
6. Vidia Desy Pujilestari NIM (1730058)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga
merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.
Berdasarkan Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit yang
dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah
sakit merupakan salah satu sub sistem pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat, yaitu pelayanan
kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup
pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, dan pelayanan keperawatan
(Wandy, 2007). Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan
pada era global akan terus berubah, karena masalah kesehatan yang dihadapi
masyarakat juga terus mengalami perubahan. Masalah keperawatan sebagai
bagian masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat terus-menerus, karena
berbagai faktor yang mendasarinya juga terus mengalami perubahan. Dengan
berkembangnya masyarakat dalam berbagai bentuk pelayanan profesional serta
kemungkinan adanya perubahan kebijakan dalam bidang kesehatan, mungkin
saja akan terjadi pergeseran peran keperawatan dalam sistem pemberian
pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Nursalam, 2014).
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan
melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan
profesional. Pemberian pelayanan keperawatan secara profesional diharapkan
mampu menyelesaikan tugas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan
untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien menuju ke arah kesehatan yang
optimal (Nursalam 2014). Manajemen keperawatan di Indonesia perlu
mendapatkan perhatian lebih dalam pengembangan keperawatan pada masa
1
mendatang. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global
bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara
professional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di
Indonesia. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan
sebagai satu metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional,
sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang (Gillies 1986 dalam
Nursalam 2014).
Tingginya tuntutan masyarakat dan keluarga pasien terhadap kualitas
pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh
perawat dan tenaga medis lainnya terutama perawat. Respons yang ada harus
bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah
konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa
depan perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pengembangan. Hal ini
berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.
Ruang Empu Tantular direnovasi pada bulan April 2005. Ruang Empu
Tantular merupakan ruang rawat inap khusus anak. Ruang Empu Tantular
berada di bagian timur rumah sakit berbatasan dengan sawah penduduk
disebelah selatan berbatasan dengan kamar jenazah, disebelah barat berbatasan
dengan laboratorium, dan disebelah utara berbatasan dengan ruang Fatahillah.
Ruangan ini terdiri dari ruang kelas I, II, III dan Observasi. Ruang ini terdiri
dari 34 bed pasien dimana 34 bed yang merupakan ruang perawatan umum dan
BPJS. Kelas I terdapat 6 bed di ruang 4, 5, dan 6 yang masing-masing ruangan
terdapat 2 bed, kelas II terdapat 9 bed di ruang 1, 3 dan 7 yang masing-masing
ruangan terdapat 3 bed, kelas III terdapat 16 bed di ruang 2, 8, 9, dan 10 yang
masing-masing terdapat 4 bed, dan di ruang observasi terdapat 3 bed.

2
Model asuhan keperawatan profesional yang saat ini sedang dilaksanakan
di Instalasi Rawat Inap Empu Tantular Rumah Sakit RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang adalah model asuhan keperawatan profesional dengan
metode tim. Kelebihan dari metode ini adalah memungkinkan pelayanan
keperawatan menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, serta
memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim (Nursalam, 2015). Namun dari metode
ini belum optimal dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Empu Tantular
dikarenakan kurangnya tenaga perawat.
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan metode asuhan keperawatan
professional model tim di Ruang Rawat Inap Empu Tantular perlu dilakukan
evaluasi bagi ruangan untuk kesinambungan pelaksanaan Manajemen Asuhan
Keperawatan Profesional secara keseluruhan, serta kami juga mencoba
menerapkan pemberian asuhan keperawatan profesional di Ruang Rawat Inap
Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip
manajemen keperawatan, mampu mengelola pelayanan profesional
tingkat dasar secara bertanggung jawab, menunjukkan sikap
kepemimpinan yang professional, dan melakukan model asuhan
keperawatan profesional sesuai dengan prinsip MAKP yang dijalankan
pada Ruang Rawat Inap Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten
Malang.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran klinik manajemen
dan kepemimpinan keperawatan, peserta didik mampu:
1. Mengetahui profil rumah sakit RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang.

3
2. Menganalisa situasi di Ruang Rawat Inap Empu Tantular sebagai
dasar untuk menyusun rencana strategis dan rencana operasional.
3. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen
keperawatan bersama pihak rumah sakit RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang dan khususnya Ruang Rawat Inap Empu
Tantular.
4. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan
penyelesaian masalah di Ruang Rawat Inap Empu Tantular.
5. Mengusulkan alternatif pemenuhan masalah yang bersifat tekhnik
operasional bagi Rumah Sakit dan Ruang Rawat Inap Empu
Tantular.
6. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan proses
pada menejemen keperawatan di Ruang Rawat Inap Empu Tantular.
7. Menyusun rencana tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa
upaya mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama
dengan unit di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang dan Ruang
Rawat Inap Empu Tantular.

1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit
1. Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan di
Ruang Rawat Inap Empu Tantular.
2. Tercapainya tingkat kepuasan kinerja yang optimal.
3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat,
perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga.
4. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
5. Pencapaian pelayanan kesehatan yang optimal kepada pasien.
1.3.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi institusi pendidikan dalam pelaksanaan
manajemen asuhan keperawatan secara profesional.

4
1.3.3 Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
penerapan model MAKP di Ruang Rawat Inap Empu Tantular
RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.
2. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan model MAKP yang
diaplikasikan di Ruang Rawat Inap Empu Tantular RSUD
Kanjuruhan Kabupaten Malang dalam memberikan kesempatan
untuk berpikir kritis dan menganalisis pelaksanaan MAKP di Ruang
Rawat Inap Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang
3. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi.
4. Mahasiswa dapat mempelajari penerapan model asuhan
keperawatan professional di Ruang Rawat Inap Empu Tantular
RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang tercapainya pengalaman dan
kesempatan dalam pengelolaan suatu ruang rawat inap.

5
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 Kajian Situasi Rumah Sakit RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang


2.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit
RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang adalah institusi pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesehatan
perorang secara paripurna dengan mengutamakan pengobatan dan
pemulihan tanpa mengabaikan peningkatan kesehatan dan pencegahan
penyakit yang dilaksanakan melalui penyediaan pelayanan rawat inap,
rawat jalan, gawat darurat (emergency), dan tindakan medik.
1. Berdiri 1952-1958 dengan nama Rumah Sakit pertolongan atau
BKIA yang dipimpin oleh dr. Artodibyo.
2. Tahun 1967-1971 menjadi Puskesmas dengan pimpinan dr. Hartono
Wijaya.
3. Tahun 1984-1986 menjadi Rumah Sakit tipe D (instruksi Gubernur
Jatim no. 26 tahun 1983) dipimpin oleh dr. Tuti Hariyanto MARS.
4. Tahun 1987-1996 menjadi Rumah Sakit tipe C (SK Menkes RI no.
303/SKIV/1987) dipimpin oleh dr. Ibnu Fajar.
5. Tahun 1997-2000 menjadi Rumah Sakit umum unit swadana (SK
Bupati tahun 1997) dipimpin oleh dr. Ibnu Fajar.
6. Tahun 2001-2003 menjadi badan Rumah Sakit daerah dipimpin oleh
dr. Setyo Darmono.
7. Tahun 2004 menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Malang dipimpin dr April Mustiko R,SpA.
8. Tahun 2005-2008 Rumah Sakit Umun Daerah Kabupaten Malang
dipimpin oleh dr Agus Wahyu Arifin, MM.
9. Tahun 2008-2010 terjadi perubahan nama menjadi Rumah Sakit
Umum Daerah “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang
dipimpin oleh dr. Lina Julianty, S. pM.
10. Tahun 2011-sekarang RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang
dipimpin oleh dr. Harry Hartanto, MM diikuti dengan perubahan

6
karyawan menjadi 640 orang dan jumlah tempat tidur 270
(http://rsud-kanjuruhan. malangkab. go. id/).
RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang terletak diatas tanah seluas
32.140 m² dengan bangunan yang didirikan dan digunakan untuk
operasional pelayanan sampai saat ini mencapai 11.550 m², berada di
daerah malang selatan dan mempunyai 270 tempat tidur dengan tingkat
hunian rata-rata mencapai 79,31 % per tahun. Wilayah dispensi atau
jangkauan pelayanan rumah sakit meliputi Malang selatan hingga
perbatasan Kabupaten Blitar dan Lumajang.
Pada tahun 2015 Rumah Sakit ini telah Bersertifikat Akreditasi
Rumah Sakit dengan Lulusan Tingkat Paripurna oleh KARS (Komisi
Akreditasi Rumah Sakit) dengan masa berlaku 25 November 2015 s/d 24
November 2018.

7
2.1.2 Visi dan Misi
a. Visi
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang MADEP
MANTEP MANETEB.
b. Misi
1) Melaksanakan Pelayanan Kesehatan Rujukan secara Konprehensif
dan Pelayanan Unggulan yang Inovatif.
2) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Rumah Sakit yang
Mendukung Mutu Pendidikan dengan melaksanakan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

2.1.3 Motto, Nilai, dan Icon


a. Motto
Kepuasan Anda Adalah Tujuan Utama Layanan Kami.
b. Nilai
Cinta Kasih, Tulus Ikhlas, Kejujuran, Professional, dan
Kebersamaan.
c. Icon
“HOSPITAL WITHOUT WALL”.

2.1.4 Jenis-Jenis Pelayanan di Rumah Sakit


a. Fasilitas pelayanan:
1) Instalasi Gawat Darurat.
2) Instalasi Rawat Jalan atau Poliklinik terdiri dari:
a) Klinik Anak.
b) Klinik Tumbuh Kembang.
c) Klinik Penyakit Dalam.
d) Klinik Kebidanan dan Kandungan.
e) Klinik Bedah.
f) Klinik Orthopedi.
g) Klinik Saraf.
h) Klinik Bedah Saraf.

8
i) Klinik THT.
j) Klinik Mata.
k) Klinik Kulit dan Kelamin.
l) Klinik Gigi dan Mulut.
m) Klinik Paru.
n) Klinik Jantung.
o) Klinik Jiwa.
p) Klinik Psikologi.
q) Klinik VCT.
r) Klinik Rehab Medik.
3) Ruang Rawat Inap
a) Ruang Rawat Inap VIP.
b) Ruang Hasanudin.
4) Ruang kelas 1
a) Ruang Gajahmada.
b) Ruang Empu Tantular Tantular (khusus anak).
5) Ruang kelas 2
a) Ruang Cut Nya’ Dien.
b) Ruang Fatahilah.
c) Ruang Empu Tantular Tantular (khusus anak).
6) Ruang kelas 3
a) Ruang Brawijaya.
b) Ruang Empu Tantular (khusus anak).
c) Ruang Imam Bonjol.
d) Ruang Diponegoro.
7) Instalasi Bedah Sentral.
8) Instalasi Pelayanan Intensif.
9) Instalasi Hemodialisa.
10) Instalasi Pusat Pelayanan Terpadu.
11) Instalasi Pelayanan Khusus.
12) Instalasi Rehabilitasi Medik.
13) Instalasi Kamar Bersalin.

9
14) Instalasi Gizi.
15) Instalasi Patologi Klinik.
16) Instalasi Radiologi.
17) Instalasi Farmasi.
18) Instalasi Sterilisasi Sentral.
19) Instalasi Kedokteran Kehakiman.
20) Instalasi Pemeliharaan dan Sanitasi Lingkungan.

2.2 Profil dan Gambaran Umum Ruang Empu Tantular Tantular Rumah
Sakit RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang
2.2.1 Profil Ruang Empu Tantular
Ruang Empu Tantular direnovasi pada bulan April 2005. Ruang
Empu Tantular merupakan ruang rawat inap khusus anak. Ruang Empu
Tantular berada di bagian timur Rumah sakit berbatasan dengan sawah
penduduk, disebelah selatan berbatasan dengan kamar jenazah,
disebelah barat berbatasan dengan Laboratorium, dan disebelah utara
berbatasan dengan ruang Fatahillah. Ruangan ini terdiri dari ruang kelas
I, II, III, dan Observasi. Ruang ini terdiri dari 34 bed pasien, dimana 34
bed yang merupakan ruang perawatan umum dan BPJS. Kelas I
terdapat 6 bed di ruang 4, 5, dan 6 yang masing masing ruangan terdapat
2 bed, kelas II terdapat 9 bed di ruang 1, 3, dan 7 yang masing-masing
ruangan terdapat 3 bed, kelas III terdapat 16 bed di ruang 2, 8, 9, dan
10 yang masing masing terdapat 4 bed, dan di ruang observasi terdapat
3 bed.

10
2.2.2 Fungsi Manajemen
a. Planning atau Perencanaan
a) Visi dan Misi
1. Visi ruang Empu Tantular
Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
menyuluh dan profesional khususnya pada pasien anak serta
menyiapkan atau mendukung RSUD Kanjuruhan sebagai rumah
sakit pendidikan.
2. Misi ruang Empu Tantular
A. Memberikan pelayanan yang cepat, tanggap, dan akurat
dengan meningkatkan soft skill perawat.
B. Menyiapkan SDM perawatan yang beretika dan agamis
untuk menyongsong era globalisasi.
b) Peraturan
Tata tertib dan peraturan yang ada di rumah sakit sudah
dijelaskan di depan atau di tempat pendaftaran, jadi untuk orientasi
pasien baru perlu diadakan revisi dimana di ruangan sudah tidak
ada lagi orientasi ruangan baru tapi penjelasan tentang patient
safety, pengendalian infeksi untuk pasien dan keluarga, serta perlu
dijelaskan untuk tentang jalur evakuasi apabila ada bencana karena
untuk jalur evakuasi belum dijelaskan dan pasien belum tahu
bagaimana apabila terjadi bencana yang tidak diinginkan itu terjadi
perlu diperjelas juga untuk jalur evakuasi di setiap kamar-kamar
untuk pasien dan keluarga tentang arah jalan keluar apabila terjadi
bencana.
c) Perencanaan Strategis
Strategi pencapaian tujuan dan sasaran adalah merupakan
strategi organisasi yang berisi rencana menyeluruh dan terpadu
mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara operasional
dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya organisasi.
Sebagai satu cara untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
organisasi.

11
d) Kebijakan dan Prosedur Rumah Sakit atau Unit Keperawatan
Mengoptimalkan semua sumber daya (tenaga, sarana,
prasarana, peralatan, dan peraturan-peraturan yang mendukung
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.

12
b. Organizing atau Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi Rumah Sakit

Direktur
Dr. Harry Hartanto, MM
NIP. 195805221988031003

Wakil Direktur Pelayanan


DRA. Anjar Munawaroh
NIP. 1959120119880220001

Ka. Bidang Pelayanan Penunjang Ka. Bidang Pelayanan Medik Ka. Instalasi Rawat Inap Ka. Bidang Pelayanan Keperawatan
Dr. R. Redy Wibowo Dr. Benidiktus Setyo Untoro Dr. Anna Komalia Siti Afrida P.S.Kep.Ners
NIP. 197602072005011005 NIP. 196509091995091001 NIP. 196107022000122001 NIP. 196601141989032006

K.A Ruang
M Firdaus Vs, Amd. Kep
NIP. 197009291992031002

W A K.A Ruang
Rosalya Dinna Rokhma,Amd Keb
NIP. 198109182005012013

Administrasi
Ka .Tim I Ida Ipayati
Ka .Tim II
Rini Sulistina, Amd Keb
Ali Maghfur, S. Kep, Ns
NIP. 198304062005012010
NIP. 19850414201101010

Ka . Jaga Pelaksana Keperawatan


Pelaksana Keperawatan Ka . Jaga Pelaksana Keperawatan
Pelaksana Keperawatan Eka Sari, AMK Safitri Aprilia, Amd. Keb
Ratih Irma, AMK Setyaning Wahyuni, AMK
Kartika Titah, Amd. Keb Mursilawati, AMK NIP. 198104072007012006 13
NIP. 198001132007012009

Pelaksana Keperawatan Ka . Jaga Pelaksana Keperawatan


Pelaksana Keperawatan Pelaksana Keperawatan Pelaksana Keperawatan Dwi Agus, AMK Rika Raharti, AMK Rusdianto, Amd. Kep
Elly Karyani, AMK Qomariyah, Amd. Kep NIP. 197808282005011011 NIP. 198105172007012004
Nina Wulandari, Amd. Kep
NIP. 198205072010012021
2. Uraian Tugas
a. Kepala Instalasi Rawat Inap
1) Pengertian
Kepala Instalasi Rawat Inap adalah jabatan non struktural yang
mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas penyelenggaraan
pelayanan rawat inap kelas III yang berada di bawah tanggung jawab
langsung kepada Wadir Pelayanan.
2) Tugas Pokok
Melaksanakan koordinasi kegiatan rawat medis rawat inap di
instalasi rawat inap.
3) Fungsi
a) Bertanggung jawab atas semua kegiatan di IRNA.
b) Perencanaan kebutuhan tenaga, sarana, dan prasarana kegiatan di
IRNA.
c) Pengkoordinasian kegiatan, pembinaan, dan upaya pengembangan
SDM.
d) Pemantauan, pengawasan, evalasi penggunaan fasilitas, serta
pelaksaan kegiatan di IRNA.
4) Uraian Tugas
a) Berwewenang dan bertanggung jawab terhadap kegiatan manajerial
di instalasi Rawat Inap.
b) Membuat perencaan kebutuhan tenaga, sarana, dan prasarana
kegiatan di Instalasi Rawat Inap.
c) Pengkoordinasian kegiatan pembinaan dan upaya pengembangan
Sumber Daya Manusia.
d) Memantau, mengawasi, mengevaluasi penggunaan fasiltas, serta
pelaksanaan kegiatan.
e) Memberi penilaian DP3 bagi tenaga pelaksanaan dan tenaga lain.

14
5) Wewenang
a) Memberikan masukan kepada Kepala Bidang Pelayanan baik
diminta maupun tidak dalam hal pemenuhan kebutuhan serta
pelaksanaan kegiatan.
b) Mengawasi, mengendalikan, dan menilai terhadap hasil
penyelenggaraan pelayanan.
c) Menganalisa data atau informasi yang diperlukan.
d) Menentukan sistem pelaporan dan memberikan persetujuan terhadap
penyelenggaraan pelayanan.
e) Terlibat langsung dalam pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan pelayanan.
b. Kepala Ruang Irna Perawatan Empu Tantular
1) Pengertian
Adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan
keperawatan di ruang Rawat Inap Empu Tantular yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Instalasi Rawat Inap.
2) Tugas Pokok
Mengawasi, mengendalikan, dan mengkoordinasikan pelayanan
keperawatan yang berada di bawah tanggung jawabnya.
3) Fungsi
a) Bertanggung jawab kepada Ka.Irna atas semua kegiatan di ruang
perawatan.
b) Pengkoordinasian kegiatan pelayanan perawatan di ruang
perawatan.
c) Perencanaan pelaksanaan progam pengendalian dan penilaian
seluruh kegiatan pelayanan.
d) Pemberian dorongan, bantuan, serta bimbingan pada pelaksanaan
perawatan dan tenaga lainnya.
4) Uraian Tugas
a) Melaksanakan fungsi perencanaan (PI), yang meliputi:
1) Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan.

15
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan di ruang perawatan yang bersangkutan.
3) Bersama Ka Instalasi menyusun rencana kebutuhan tenaga
keperawatan dari segi jumlah maupun kualifikasi untuk
perawatan dan koordinasi dengan Kepala Bidang Pelayanan
Keperawatan (Kabidyanper).
b) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2), yang
meliputi:
1) Mengatur dan koordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang
perawatan, melalui kerja sama dengan petugas lain yang
bertugas di ruang perawatan.
2) Menyusun jadwal atau daftar dinas tenaga keperawatan dan
tenaga lain sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan peraturan
yang berlaku di rawat sakit.
3) Melaksanakan orientasi kepada mahasiswa keperawatan baru
atau tenaga lain yang akan kerja di ruang perawatan.
4) Memberikan orientasi kepada mahasiswa keperawatan dan
menggunakan ruang perawatan sebagai lahan praktek.
5) Memberi orientasi kepada pasien atau keluarganya. Seperti
penjelasan tentang perturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat,
fasilitas yang ada dan cara penggunaannya, serta kegiatan rutin
sehari-hari.
6) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan
pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar.
7) Mengadakan pertemuan berkala atau sewaaktu-waktu dengan
staf keperawatan dan petugas lain.
8) Memberikan kesepatan izin kepada staf keperawatan untuk
mengikut kegiatan ilmiah atau pelatihan dengan koordinasi
kepala instalasi dan Kepala Bidang Keperawatan.
9) Mengatur dan mengkoordinasikan pemilaharaan alat agar selalu
dalam keadaan siap pakai.

16
10) Bertanggung jawab teradap pelaksannan visite dokter dan
progam pengobatan pasien.
11) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan di ruang
perawatan menuru tingkat kegawatan, infeksi atau non infeksi,
dan untuk pelayanan memberikan asuhan keperawatan.
12) Mengendalikan kualitas pencataan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar.
13) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara
kebersihan lingkungan ruang perwatan.
14) Meneliti pengisian formulir sensus harian di ruang perawatan.
15) Menyimpan berkas catatan medis pasien dalam masa
keperawatan di ruang perawatnya dan selanjutnya
mengembalikan berkas tersebut kebagian medikal record bila
pasien keluar atau pulang.
16) Bertanggung jawab terhadap laporan harian mengenai
pelaksanaan asuhan keperawatan dan kegiatan lainnya untuk di
sampaikan kepada atasannya.
17) Bertanggung jawab terhadap pelaksaan serah terima pasien dan
lain-lain pada saat pergantian dinas.
c) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendilan, dan penilain (P3)
yang meliputi:
1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah di tentukan.
2) Melakukan penilaian kinerja keperawtan yang berada di bawah
tanggung jawabnya.
3) Mengawasi, mengendalikan, menilai tenaga keperawatan,
peralatan, dan obat-obatan.
4) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai dengan
standar yang berlaku secara mendiri atau koordinasi dengan tim
pengendalian asuhan keperawatan.

17
5) Wewenang
Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Ruangan mempunyai
wewenang sebagai berikut:
a) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan.
b) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas
keperawatan.
c) Mengawasi, mengendalikan, menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan, dan mutu asuhan
keperawatan di ruang perawatan.
d) Mendatangani surat dan dokumen yang di tetapkan
menjadi wewenang Kepala Ruang.
e) Menghadiri rapat berkala dengan kepala
instalasi/kasih/kapala rumah sakit untuk kelancaran
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
c. Wakil Kepala Ruang
1) Pengertian
Adalah seorang perawat yang mendampingi kepala ruangan
dalam pelaksanaan pelayanan di Instalasi Rawat Inap.
2) Tugas Pokok
Bersama-sama Kepala Ruang mengawas dan mengendalikan
kegitan pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawabnya.
3) Fungsi
a) Bertanggung jawab kepada Ka Ruang.
b) Pelaksanaan tugas Ka Ruang bila Ka Ruang berhalangan
hadir.
4) Uraian Tugas
a) Melaksanakan fungsi perencanaan (PI), yang meliputi:
1) Bersama kepala ruang menyusun rencana kerja Kepala
Ruangan.
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan diruang perawatan yang bersangkutan.

18
b) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2),
yang meliputi:
1) Menggantikan tugas kepala ruang bila berhalangan
hadir.
2) Menyusun jadwal atau daftar dinas tenaga keperawatan
dan tenaga lain sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit.
3) Malaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru
atau tenaga lain yang akan kerja di ruang perawatan.
4) Memberikan orientasi kepada mahasiswa keperawatan
dan menggunakan ruang perawatan sebagai lahan
praktek.
5) Memberi orientasi kapada pasien atau keluarganya
meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata
tertib ruangan rawat, fasilitas yang ada, cara
penggunaannya, serta kegiatan sehari-hari.
6) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan
pelayanan dan asuhan keperawatan sesuai dengan
standar.
7) Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu
dengan staf keperawatan dan petugas lain.
8) Memberikan kesempatan izin kepada staf keperawatan
untuk mengikuti kegiatan ilmiah atau pelatihan dengan
koordinasi Kepala Instalasi dan Kepala Bidang
Perawatan.
9) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan dan
kebijakan di rumah sakit.
10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat
agar selalu dalam keadaan siap pakai.
11) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan visite dokter
dan progam pengobatan pasien.

19
12) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya
di ruang perawatan menurut tingkat kegawatan, infeksi
atau non infeksi, dan untuk kelancaran pemberian
asuhan keperawatan.
13) Mengendalikan kualitas pencatatan, pelaporan asuhan
keperawatan, dan kegiatan lain secara tepat dan benar.
14) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara
kebersihan lingkungan ruang perawatan.
15) Meneliti pengisian formulir sensus harian di ruang
perawatan.
16) Meneliti atau memeriksa pengisian daftar permintaan
makan pasien berdasarkan macam dan jenis makanan
pasien.
17) Meneliti atau memeriksa ulang pada saat pengkajian
makan pasien sesuai dengan progam dietnya.
18) Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam masa
perawatan di ruang rawatnya.
19) Bertanggung jawab terhadap laporan harian mengenai
pelaksaan asuhan keparawatan dan kegiatan lainnya
untuk disampaikan kepada atasannya.
20) Bertanggung jawab terhadap terhadap pelaksaan
bimbingan mahasiswa keperawatan yang menggunakan
ruang perawatan sebagai lahan praktek.
21) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyuluhan
kesehatan kepada pasien atau keluarga pasien sesuai
dengan kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya.
22) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan serah terima
pasien dan lain-lain pada saat pergantian dinas.

c) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian, dan


penilaian (P3), yang meliputi:

20
1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan.
2) Mengawasi dan menilai mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan
progam bimbingan yang telah ditentukan.
3) Melakukan penilaian kerja tenaga keperawatan yang
berada di bawah tanggung jawabnya.
4) Mengawasi, mengendalikan, menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan, dan obat-obatan.
5) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan
sesuai dengan standar yang berlaku secara mandiri atau
koordinasi dengan tim pengendalian mutu asuhan
keperawan.
5) Wewenang
Dalam menjalankan tugasnya, Wakil Kepala Ruangan
mempunyai wewenang sebagai berikut:
a) Memintai informasi dan pengarahan kepada atasan.
b) Memberikan petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas
staf keperawatan.
c) Mengawasi, mengendalikan, menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan, dan mutu asuhan
keperawatan di ruang perawatan.
d) Mendatangi surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi
wewenang Kepala Ruang.
e) Manghadiri rapat berkala dengan Kepala
Instalasi/Kasi/Kepala rumah sakit untuk kelancaran
pelaksanaan pelayan keperawatan.

d. Kepala Tim
Kepala tim adalah seorang perawat yang bertugas mengepalai
sekolompok tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan di Ruang Rawat dan bertanggung jawab langsung
kepada karu.

21
Tugas dan tanggung jawab kepala tim, sebagai berikut:
A. Tanggung jawab ketua tim, yaitu:
a) Membuat perencanaan.
b) Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi.
c) Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai
tingkat kebutuhan pasien.
d) Mengembangkan kemampuan anggota.
e) Menyelenggarakan konfrensi.
B. Tugas kepala tim secara luas, yaitu:
a) Mengkaji klien dan menerapkan tindakan keperawatan yang
tepat.
b) Mengkoordinasi rencana perawatan yang tepat waktu.
c) Membimbing anggota tim untu mencatat tindakan
keperawatan yang telah dilakukan.
d) Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung
atau laporan anggota tim.
e) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan
tim.
f) Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien dan
menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien merevisi.
g) Menyesuaikan rencana keperawatan sesuai dengan kebutuhan
pasien.
h) Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien
maupun kerja dari anggota tim menjadi guru atau pengajar
melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif.
i) Bersama karu mengadakan serah terima tugas pada setiap
pergantian dinas.
j) Melakukan pembagian tugas pada anggota berdasarkan
ketergantungan klien.
k) Menyusun rencana asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, intervensi, dan kriteria evaluasi.

22
l) Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan askep seperti
menyiapkan format pencatatan, menyiapkan alat untuk
pemantauan pasien, menyiapkan peralatan obat, dan mengikuti
visite dokter.
m) Menilai hasil pengkajian kelompok dan mendiskusikan
permasalahan yang ada.
n) Menciptakan kerja sama yang harmonis antara tim dan antar
anggota tim.
o) Membuat laporan klien, melakukan ronde keperawatan
bersama dengan karu, dan memberikan orientasi pada klien
baru.
p) Melakukan pembagian tugas bersama kepala ruang sesuai
dengan perencanaan terhadap klien yang menjadi tanggung
jawabnnya.
q) Melalui komunikasi ketua tim mengawasi dan berkomunikasi
langsung terhadap pelaksana dalam memberikan asuhan
keperwatan kepada klien.
r) Melalui supervisi secara langsung melihat atau megawasi
proses asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh anggota.
s) Melihat daftar perawat pelaksana, membaca dan memeriksa
cover, dan membaca catatan perawat pelaksana yang dibuat
selama proses perawatan.
t) Mendengar laporan secara lisan dari anggota tentang tugas
yang telah dilakukan.
u) Mencetak dokumentasi setelah tindakan perawat yang telah
dilakukan tanggung jawab perawat dalam model asuhan
keperawatan profesional.

3. Pengorganisasian Perawatan Klien (Metode TIM)


Sistem pengorganisasian perawatan pada klien di Ruang Empu Tantular
menggunakan metode TIM, Tim I bertanggung jawab di Kelas I dan II dan
TIM II bertanggung jawab di Kelas III.

23
4. Pengaturan Jadwal Shift Dinas
Berdasarkan hasil wawancara pengaturan jadwal shift dinas di ruang Empu
Tantular diatur oleh Kepala Ruang dan pembagian jadwal dinas
menggunakan metode TIM.

5. Staffing atau Ketenagaan


1. Rencana Kebutuhan Tenaga
Perencanaan tenaga atau staffing merupakan satu fungsi utama seorang
pemimpin organisasi, termasuk organisasi keperawatan (Gillies, 2010).
Keberhasilan suatu organisasi salah satunya ditentukan oleh kualitas SDM
nya. Hal ini berhubungan erat dengan bagaimana seorang pemimpin
merencanakan ketenagaan di unit kerjanya. Di RSUD Kanjuruhan
kebutuhan tenaga kerja disesuaikan dan diatur oleh direktur sesuai dengan
kebutuhan masing-masing ruangan. Seperti di Ruang Empu Tantular
jumlah tenaga kerja sebanyak 18 pegawai.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan harus disesuaikan dengan
kategori yang akan di butuhkan untuk asuhan keperewatan klien di setiap
unit. Beberapa pendekatan dapat digunakan untuk memperkirakan jumlah
staf yang dibutuhkan berdasarkan kategori klien yang di rawat, rasio
perawat, dan klien untuk memenuhi standar praktik keperawatan.
2. Sistem Penerimaan Pegawai Baru (Recruitment)
Recruitmen adalah upaya pencarian sejumlah calon karyawan yang
memenuhi syarat dalam jumlah tertentu, sehingga dari mereka perusahaan
dapat menyeleksi orang-orang yang paling tepat untuk mengisi lowongan
pekerjaan yang ada (Nanang, 2008). Di RSUD Kanjuruhan Kabupaten
Malang sumber perekrutan di dapat dari tes tulis, wawancara, dan praktek.
Mencari tenaga kerja yang profesional dan berkualitas tidaklah
gampang. Merupakan sebuah kewajiban dalam sebuah organisasi dan
perusahaan-perusahan harus melakukan penyaringan untuk anggota atau
para pekerja yang baru. Untuk itulah rekrutmen tenaga kerja dibutuhkan
untuk menyaring para pelamar yang ingin melamar. Dalam organisasi,

24
rekrutmen ini menjadi salah satu proses yang penting dalam menentukan
baik tidaknya pelamar yang akan melamar pada organisasi tersebut.
Peran Ruang Empu Tantular salah satu ruangan yang peranya sebagai
lahan tempat dimana pegawai yang telah lolos seleksi ditempatkan.
3. Sistem Seleksi
Setelah proses rekruitmen maka proses seleksi dilakukan. Menurut
Nitisemito (2009), seleksi adalah kegiatan perusahaan untuk dapat
memilih karyawan yang paling tepat dalam jumlah yang tepat pula. Proses
seleksi ini tergantung oleh ketepatan analisa jabatan dan metode seleksi
yang digunakan.
Pada dasarnya, proses seleksi merupakan proses produksi, yaitu
membuat suatu ukuran yang terinformasi mengenai siapa di antara
berbagai pelamar yang paling cocok dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan (Winardi, 2011). Tetapi untuk pengambilan keputusan kita
memerlukan keterangan tentang pekerjaan (persyaratan jabatan dan
gambaran jabatan), serta para pelamar pekerjaan ini. Di RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang para calon pegawai baru akan di seleksi terlebih dahulu
oleh direktur, apakah layak atau tidak bekerja disini. Setelah itu pegawai
baru yang telah diterima akan ditempatkan di ruangan dan akan di seleksi
ulang oleh kepala ruang masing-masing ruangan yang ditempati.
Peran Ruang Empu Tantular salah satu ruangan yang peranya sebagai
lahan tempat dimana pegawai yang telah lolos seleksi ditempatkan.
4. Penempatan
Setelah proses seleksi, maka proses penempatan dilakukan.
Penempatan adalah menempatkan posisi seseorang ke posisi pekerjaan
yang tepat, seberapa baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaannya
akan mempengaruhi jumlah dan kualitas pekerjaan (Mathis & Jackson,
2006). Penempatan pegawai adalah untuk menempatkan pegawai sebagai
unsur pelaksana pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan kemampuan,
kecakapan, dan keahliannya (Suwatno, 2003). Di RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang penempatan dilakukan oleh Direktur RSUD

25
Kanjuruhan Kabupaten Malang sesuai dengan kemampuan dan keahlian
yang dimiliki oleh pegawai tersebut.
5. Orientasi Ruangan
Orientasi adalah program yang dirancang untuk menolong pegawai
baru (yang lulus seleksi) mengenal pekerjaan dan perusahaan tempatnya
bekerja. Program orientasi sering juga disebut dengan induksi yaitu,
memperkenalkan para karyawan dengan peranan atau kedudukan mereka
dengan organisasi dan dengan karyawan lain. Orientasi dilaksanakan
karena semua pegawai baru membutuhkan waktu untuk dapat
menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan kerjanya yang
baru. Di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang sendiri masa orientasi
pegawai baru sekitar 1-3 bulan lamanya. Hal ini dilakukan agar pegawai
tersebut terbiasa dan mengenal dengan baik lingkungan kerjanya.
6. Pengembang staf pendidikan dan pelatihan
Setiap perusahaan dituntut untuk siap dan peka dalam menghadapi
perubahan lingkungan organisasi perusahaan yang semakin cepat dan
kompleks. Pengembangan adalah usaha-usaha untuk meningkatkan
kemampuan karyawan dalam lingkungan pekerjaan untuk menghadapi
berbagai penugasan. Pengembangan karyawan adalah usaha-usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis teoritis, konseptual, dan moral karyawan
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan
pelatihan (Malayu, 2005). Di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang
pengembangan staf dilakukan oleh ruangan dan rumah sakit untuk
peningkatan mutu dan pelayanan rumahsakit.
7. Jenjang Karir
Pengembangan karir adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya
peningkatan status seseorang dalam suatu orgnisasi pada jalur karir yang
telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Di RSUD
Kanjuruhan Kabupaten Malang pegawai baru akan di tempatkan di
masing-masing ruangan sesuai dengan keahliannya dan jenjang karir
pekerjaannya akan dimulai dari awal dan akan mengalami kenaikan
jabatan secara bertahap.

26
6) Directing atau Pengarahan
a. Komunikasi
1) Arah komunikasi
Berdasarkan hasil wawancara jenis komunikasi terkait dengan
instruksi dilakukan dari atasan ke bawahan, yaitu dari kepala ruang
kepada ketua tim satu di IPD dan ketua Tim dua berada di syaraf setelah
itu dari ketua tim satu dan ketua tim dua dalam menyampaikan ke
perawat pelaksana di masing-masing tim.
2) Jadwal pertemuan atau rapat
Berdasarkan wawancara dan kegiatan pertemua atau rapat
dijadwalkan 1 bulan sekali tiap akhir bulan.
3) Faktor penghambat komunikasi
Berdasarkan hasil wawancara tidak didapatkan hambatan dalam
komunikasi karena sudah banyak media komunikasi yang digunakan.
b. Motivasi
1) Cara memotivasi individu atau kolompok
Seperti yang telah dikemukakan, motivasi seorang individu sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan baik yang bersifat internal
maupun eksternal. Dalam suatu organisasi formal, motivasi merupakan
tugas seorang pimpinan untuk membuat karyawan melakukan apa yang
harus dilakukan. Pimpinan dapat memotivasi karyawan dengan
berbagai cara, diantaranya yaitu:
(1) Menginspirasi, yaitu dengan memasukkan semangat ke dalam diri
orang agar bersedia melakukan sesuatu dengan efektif.
(2) Mendorong, yaitu dengan merangsang orang untuk melakukan apa
saja yang harus dilakukan melalui pujian, persetujuan, dan
bantuan.
(3) Sistem reward dan punishment.
2) Definisi reward (penghargaan)
Penghargaan adalah jumlah pembayaran yang diterima dan tingkat
kesesuaian antara pembayaran tersebut dengan pekerjaan yang

27
dilakukan. (Prof. Dr. FX. Suwarto, M. S, 2011) penghargaan (reward)
adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang
diberikan, baik oleh dan dari perorangan ataupun suatu lembaga yang
biasanya diberikan dalam bentuk material atau ucapan. Dalam
organisasi ada istilah insentif yang merupakan suatu penghargaan
dalam bentuk material atau non material yang diberikan oleh pihak
pimpinan organisasi perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja
dengan menjadikan modal motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam
mencapai tujuan-tujuan perusahaan atau organisasi.
Penghargaan ekstrinsik adalah imbalan yang berasal dari
pekerjaan. Imbalan tersebut mencakup uang, status, promosi, dan rasa
hormat.
Penghargaan uang (Financial reward: Fringe Benefits) adalah
imbalan ekstrinsik yang utama dan secara umum diakui bahwa uang
adalah pendorong utama, namun jika karyawan tidak melihat adanya
hubungan antara prestasi dengan kenaikan yang pantas dan uang tidak
akan menjadi motivator yang kuat, sehingga perlu diciptakan sistem
penilaian prestasi yang jelas.
Tunjangan utama dari kebanyakan organisasi adalah program
pensiun, biaya opname, dan sebagainya.
Status adalah penghargaan antar pribadi (Interpersonal reward),
yaitu dengan menugaskan individu pada pekerjaan yang berwibawa.
Rasa hormat atau pengakuan adalah penggunaan manajerial atas
pengakuan dan penghargaan melibatkan pengetahuan manajer tentang
pelaksanaan pekerjaan yang baik.
Promosi adalah perpindahan seorang karyawan dari satu tempat
atau jabatan ke tempat dan jabatan lain yang lebih tinggi.
3) Definisi hukuman (punishment)
Hukuman (punishment) adalah sebuah cara untuk mengarahkan
sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku
secara umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan ketika sebuah tingkah
laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan

28
atau orang yang bersangkutan tidak memberikan respon atau tidak
menampilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan.
Dalam menjalankan organisasi diperlukan sebuah aturan dan
hukum yang berfungsi sebagai alat pengendali agar kinerja pada
organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Jika aturan dan hukum
dalam suatu organisasi tidak berjalan baik maka akan terjadi konflik
kepentingan baik antar individu maupun antar organisasi.
Pada beberapa kondisi tertentu, penggunaan hukuman dapat lebih
efektif untuk merubah perilaku pegawai, yaitu dengan
mempertimbangkan waktu, intensitas, jadwal, klarifikasi, dan
impersonalitas (tidak bersifat pribadi).
4) Penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) dalam organisasi
Dalam berorganisai misalnya, pemberlakuan metode reward and
punishment merupakan hal yang penting untuk membentuk pribadi dari
warga organisasi tersebut. Jika punishment menghasilkan efek jera,
maka reward akan menghasilkan efek sebaliknya yaitu ketauladanan
untuk membuat reward dan punishment dapat berjalan denga baik
diperlukannya konsistensi yang dapat menjamin bahwa reward yang
diberikan haruslah bershifttat konkrit (bermanfaat) dan Punishment
yang diberikan bersifat keras dan tidak pandang bulu. Secara teori,
penerapan reward dan punishment secara konsekuen dapat membawa
pengaruh positif, antara lain:
(1) Mekanisme dan sistem kerja di suatu organisai menjadi lebih baik,
karena adanya tolak ukur kinerja yang jelas.
(2) Kinerja individu dalam suatu organisasi semakin meningkat,
karena adanya sistem pengawasan yang obyektif dan tepat sasaran.
(3) Adanya kepastian indikator kinerja yang menjadi ukuran
kuantitatif maupun kualitatif tingkat pencapaian kinerja para
individu organisasi.
Pada dasarnya keduanya sama-sama dibutuhkan dalam memotivasi
seseorang, termasuk dalam memotivasi para pegawai dalam
meningkatkan kinerjanya. Keduanya merupakan reaksi dari seorang

29
pimpinan terhadap kinerja dan produktivitas yang telah ditunjukkan
oleh bawahannya hukuman untuk perbuatan jahat dan ganjaran untuk
perbuatan baik. Melihat dari fungsinya itu, seolah keduanya
berlawanan, tetapi pada hakekatnya sama-sama bertujuan agar
seseorang menjadi lebih baik termasuk dalam memotivasi para pegawai
dalam bekerja.
5) Tujuan penghargaan (reward) dan hukuman (punishment)
Ada tiga fungsi atau tujuan penting dari penghargaan yang
berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan, yaitu:
(1) Memperkuat motivasi untuk memacu diri agar mencapai prestasi.
(2) Memberikan tanda bagi seseorang yang memiliki kemampuan
lebih.
(3) Bersifat universal.
Ada tiga fungsi atau tujuan penting dari hukuman yang berperan
besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan, yaitu:
(1) Membatasi perilaku.
(2) Hukuman menghalangi terjadinya pengulangan tingkah laku yang
tidak diharapkan.
(3) Bersifat mendidik.
Memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku
yang tidak diharapkan. Analisa: Apabila reward dan punishment
diterapkan di ruang Empu Tantular akan lebih meningkatkan kinerja
dan memicu tenaga medis yang berada di ruangan untuk lebih maju
lagi. Dangan menggunakan keputusan bersama dan disetujui oleh
masing-masing pegawai yang ada akan meningkatkan tanggung jawab
lebih di masing masing pegawai.
c. Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan
efektif (Sudjana D, 2004). Supervisi keperawatan adalah kegiatan
pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan

30
oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah
keperawatan, masalah ketenagaan, dan peralatan agar pasien mendapat
pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes, 2000).
Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan secara
langsung, sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat
melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik. Menurut
WHO (1999), tujuan pengawasan adalah:
1) Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan dalam tempo yang diberikan dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia.
2) Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan-kekurangan para
petugas kesehatan dalam hal kemampuan, pengetahuan, pemahaman,
serta mengatur pelatihan yang sesuai.
3) Memungkinkan para pengawas mengenali dan memberi penghargaan
atas pekerjaan yang baik dan mengenali staf yang layak diberikan
kenaikan jabatan dan pelatihan lebih lanjut.
4) Memungkinakan manajemen bahwa sumber yang disediakan bagi
petugas telah cukup dan dipergunakan dengan baik.
5) Memungkinkan manajemen dalam menentukan penyebab kekurangan
pada kinerja tersebut.
Supervisi dilakukan oleh supervisor yang bertujuan untuk memantau
setiap ruangan.
d. Pendelegasian
Pendelegasian diartikan sebagai pengalihan sebagian wewenang
formal manajer kepada bawahannya. Delegasi biasanya dibagi dalam
beberapa aspek, yaitu pengalokasian tugas, pelimpahan wewenang,
pemberian tanggung jawab kepada bawahan, dan menerima pertanggung
jawaban.
Dalam pendelegasian, pemimpin memercayakan tugas, wewenang,
hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggung jawaban yang sekaligus
"menuntut" adanya hasil kerja yang pasti dari bawahan. Dalam
pendelegasian, pemimpin memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung

31
jawab, kewajiban, dan pertanggung jawaban yang sepadan bagi
pelaksanaan kerja sehingga bawahan dengan sendirinya dituntut untuk
bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan kerja.
e. Mekanisme penyelesaian masalah
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara
pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik
termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang
mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku
maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan
(interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik)
sebagai pihak ketiga yang diperlukannya adalah informasi yang akurat
tentang situasi konflik. Hal ini, karena komunikasi efektif di antara pelaku
dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.

7) Controling atau Pengendalian


a. Penilaian kinerja
Berdasarkan hasil wawancara, penilaian kinerja pegawai dilakukan
oleh kepala ruangan dengan cara observasi.
b. Pengendalian mutu
1) Kegiatan pengendalian mutu
Kegiatan pengendalian mutu menurut Kemenkes 2011 meliputi
safety pasien, kenyaman, kecemasan, perawatan diri, dan pengetahuan.
Akan tetapi, dalam hasil observasi dan pengkajian didapatkan terdapat
perawat yang tidak mencuci tangan sebelum tindakan, hal ini
merupakan termasuk dalam pasien safety.
2) Indikator pengendalian mutu
Indikator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan
meliputi angka infeksi nosokomial 1-2 %, angka kematian kasar 3-4 %,
NDR 2,5 %, BOR 70-85 %, PODR 1 %, POIR 1 %, BTO 5-45 hari, dan
LOS 7-10 hari.

32
3) Keberhasilan pengendalian mutu
Dari hasil laporan infeksi nosokomial bulan juni-juli 2017, kejadian
ISK, ILO, Pnemonia, Sepsis, dan Dekubitus sebanyak 0 % yang
menandakan untuk infeksi nosokomial dalam keadaan baik.

ii. Denah Ruang Empu Tantular


Gambar 2.1 Denah Ruangan Empu Tantular

Keterangan:
1 : Ruang 1 kelas 2 7 : Ruang 7 kelas 2
2 : Ruang 2 kelas 3 8 : Ruang 8 kelas 3
3 : Ruang 3 kelas 2 9 : Ruang 9 kelas 3
4 : Ruang 4 kelas 1 10 : Ruang 10 kelas 3
5 : Ruang 5 kelas 1 11 : Kantor IPS
6 : Ruang 6 kelas 1 12 : Kantor IPS

33
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA
PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1 Hasil Pengkajian


3.1.1 Hasil Pengkajian 5M
Pengkajian 5M dalam menejemen keperawatan meliputi man,
money, material, machine, dan market.
1. Man
A. Jumlah Tenaga Kerja
Kualifikasi tenaga keperawatan di rung Empu Tantular RSUD
Kanjuruhan Kabupaten Malang orang dengan rincian sebagai
berikut:
a. Kuantitas sumber daya manusia
Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan didapatkan
kualifikasi tenaga perawat di Ruang Empu Tantular RSUD
Kanjuruhan Kabupaten Malang, sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan Jenis
Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Perempuan 14
2 Laki-laki 4
Total 18

b. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berikut ini adalah beberapa data tentang sumber daya
manusia yang ada di Ruang Empu Tantular berdasarkan
wawancara, observasi, dan data di ruangan sebagai berikut:
1) Tenaga keperawatan
Tabel 3.2 Kualifikasi tenaga keperawatan Ruang Empu
Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten
Malang data di ambil pada tanggal 30-02 Mei
2018
No Kualifikasi Jenis Jumlah Total Prosentase
S1 Tetap 1
1. 1 5,5 %
Keperawatan Kontrak

34
Tetap 1
Amd. Keb
2. 3 16,9%
DIII Kebidanan Kontrak 2
Tetap -
3 SPK
Kontrak - 0 0%
Amd. Kep Tetap 6
4. 11 61,2%
Keperawatan Kontrak 5
D IV Tetap 2
5. 11%
Kebidanan Kontrak
Tetap
6. D1 1 5,5%
kontrak 1
Jumlah 18 18 100%

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa


perawat di Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang yaitu 61,2% berpendidikan DIII
Keperawatan, 16,9% DIII Kebidanan, 11% DIV
Keperawatan , 5,5% S1 Keperawatan, dan 5,5% DI.
2) Non keperawatan
Tabel 3.3 Tenaga Non Keperawatan Ruang Empu Tantular
RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang Data
di Ambil Pada Tanggal 30-02 Mei 2018
No. Kualifikasi Jumlah Presentase
1. Gizi 1 20%
2. Apoteker 1 20%
3. Cleaning 3 60%
Service
Total 5 100%
Berdasarkan tabel di atas dapat di interpretasikan
bahwa tenaga non keperawatan yaitu ahli gizi 1 orang
(20%), apoteker 1 orang (20%), dan CS (cleaning service)
3 orang (60%). Jadi, total keryawan non perawat yaitu 5
orang.

35
3) Tenaga Dokter Spesialis
Tabel 3. 4 Tenaga Dokter yang Visite di Ruang Empu
tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang
pada Bulan April

No Nama Spesialisasi

1 dr. Dewi, Sp. A Anak

2 dr. Yuni Hisbiyah,Sp. A Anak

3 dr. Nur,Sp. A Anak

4 dr. Amukti Wahana, SpB Bedah

5 dr. Deddy Setyo Nugroho, Bedah


SpB

6 dr. Johan Bastian, Sp. OT Orthopedi

7 dr. Mujiono, Sp. OT Orthopedi

8 dr. Ersty, Sp. THT THT

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa jadwal


visite dokter apabila hari efektif (Senin-Jum’at) pagi mulai
pukul 08.00-12.00 WIB jadi tidak mengganggu waktu operan
jaga perawat.

36
c. Kualitas Tenaga Keperawatan
Berdasarkan hasil rekapitulasi yang di lakukan di dapatkan kualifikasi tenaga perawat diruang Empu Tantular IPD
RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang sebagai berikut”
Tabel 3.5 Kualitas Tenaga Keperawatan Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang data di ambil pada
tanggal 30-02 Mei 2018

Jenis Masa Pelatihan yang Pernah di Jenjang


No Nama Pendidikan Jabatan
ketenagaan Kerja Ikuti Karir

1. Emergency Medicine.
2. Pelayanan prima.
3. MPKP.
1. M Firdaus Vs, DIII 4. Pelatihan klinik
TETAP Ka Ru 26 th
Amk Keperawatan keperawatan.
5. In house training
pengendalian HIV.
6. Elantikan pengurus HIPPI
Malang raya dan workshop PK IV
.PPI.
7. Seminar Aplikasi Nanda
NIC NOC mengunakan
infant screening diagnosa
(2016).
8. Manajemen informasi
(2017) BHD.
9. APAR dan PPI (2017).

37
1. Pelatihan kegawat daruratan
obstetric pisikiatri.
2. Pelatihan klinik kesehatan
reproduksi.
Rosalya Dinna. Wa Ka 3. Pelatihan pelayanan prima
2. D4 kebidanan TETAP 13 th PK III
R, Amd. Keb Ru di RSUD Kepanjen
Kabupaten Malang.
4. APAR dan PPI (2017).
5. Dasar manajemen laktasi
(2017).
1. Clinical Educator.
2. Pelatihan program
menejemen keperawatan dan
3. Ali Maghfur, S. S1 bangsal.
Kep Ners keperawatan TETAP KA TIM 7 th 3. Pelatihan pelyanan prima di
RSUD Kepanjen Kabupaten
Malang.
4. MPKP.
5. BCLS. PK III
6. PEKERTI.
7. APAR dan PPI (2017).
8. BHD.
9. Workshop Kurikulum S1
Keperawatan dan Ners
(2016).
10. Diklat peningkatan
kompetensi tenaga perawat

38
rumah sakit dan puskesmas
(2016).

1. Penanggulangan penederita
gawat darurat.
4. Rini Sulistina, D4 kebidanan TETAP KA TIM 13 th 2. MPKP.
S. Tr Keb 3. Pelayanan prima. PK III
4. Komunikasi efektif (2016).
5. BHD.
6. APAR dan PPI (2017).
1. Resusutasi gawat nafas pada
bayi.
2. Workshop electro cardiograf
EKG.
Dwi Agus B, D3 3. General emergency life.
5. TETAP PP 13 th PK III
Amk keperawatan 4. Emergency pediattri
nasional 2013.
5. Pelayanan prima.
6. MPKP.
7. Teknik aseptik obat (2017).
1. Emergency pediatric
nasional 2013.
6. Rika Hartaty, D3 TETAP Ka. 11 th 2. Basic mentality training.
Amk keperawatan JAGA 3. Seminar keperawatan anak
PK III
2009.
4. MPKP.
5. Tumbang.
6. Pengendalian HIV.

39
7. KPRS (2016).
8. BHD.
9. APAR dan PPI (2017).
1. Workshop electro
cardiograf EKG.
2. Pelatihan in house training.
3. Emergency Pediatri
PK III
D3 Ka. Nasional 2013.
7. Ekasari, Amk TETAP 8 th
keperawatan JAGA 4. Sosialisasi pengendalian
dan pencegahan (PPI).
5. MPKP.
6. APAR dan PPI (2017).
7. BHD.
1. Emergency pediatric
nasional 2013.
2. Basic mentality training.
D3 Ka
8. Ratih Irma M TETAP 11 th 3. Seminar keperawatan anak PK III
keperawatan JAGA
2009.
4. PPGD.
5. APAR dan PPI (2017).
1. Pelatihan menejemen model
praktek keperawatan
(MDKP).
Elly Karyani, D3 2. Pelaatihan pelayanan prima.
9. TETAP PP 8 th PK III
Amk keperawatan 3. Workshop EKG di RSUD
kepanjen.
4. Seminar emergency
pediatric.

40
5. BHD.
6. APAR dan PPI (2017).
1. Pelatihan pelayanan prima
di RSUD kepanjen
Mursilawati, D3
10. HONORER PP 8 th Kabupaten Malang. PKII
Amk keperawatan
2. Tumbang Anak.
3. APAR dan PPI (2017).
1. Pelatihan pelayanan prima.
2. Keselamatan pasien rumah
sakit.
Setyaning W, D3 3. MPKP.
11. HONORER PP 12 th PK II
Amk keperawatan 4. PMK.
5. APAR dan PPI (2017).
6. Teknik pemasangan infus
(2017).
1. Pelatihan standarisasi
teknologi kontrasepsi
terkini.
2. Pelatihan standarisasi
12. Safitri Aprilia D3 kebidanan HONORER PP 3 th asuhan persalinan normal. PK I
3. Dasar manajemen laktasi
(2016).
4. APAR dan PPI (2017).
5. BLS.
1. Pelatihan standarisasi
teknologi kontrasepsi
13. Kartika Titah D3 kebidanan HONORER PP 3 th PK I
terkini.
2. BLS.

41
3. APAR dan PPI (2017).
4. Dasar manajemen laktasi
(2016).
5. Pelayanan pasien tahap
terminal (2016).
1. BLS.
2. Dasar manajemen laktasi
(2016).
Nina D3
14. HONORER PP 2 th 3. APAR dan PPI (2017). PK I
Wulandari keperawatan
4. Refresing triage.
5. Skrining dan kriteria keluar
masuk ICU (2016).
D3 1. BLS.
15. Rusdianto HONORER PP 2 th PK I
keperawatan 2. APAR dan PPI (2017).
1. BLS.
D3 2. Seminar NGT.
16. Qomariyah HONORER PP 2 th PK I
keperawatan 3. Teknik pemasangan infus
(2017).
D3 -
17. Ainun TETAP PP 2 th PK I
Kebidanan
1. Pelatihan penerapan ICD/IX
dalam program sistem
18 Ida Ipayati D1 HONORER ADM 9 th menejemen rumah sakit.
2. Pelatihan administrasi dan
pengolahan dokumen arsip.

42
Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa sebanyak 94,4%
perawat yang bekerja di Ruang Empu Tantular pernah mengikuti
pelatihan atau kegiatan untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang
keperawatan. Jenjang karir yang ada di ruang Empu Tantular mengikuti
peraturan jenjang karir menurut komite Rumah Sakit RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang. Jenjang karir diklasifikasikan berdasarkan masa kerja
dan pendidikan, Semakin tinggi jenjang pendidikan dan semakin lama
masa kerja maka peningkatan karir lebih baik. Adapun untuk jenjang karir
perawat yang ada di ruang empu adalah PK I: 6 orang, PK II: 2 orang, PK
III : 9 orang, PK IV: 1 orang.

d. Tingkat Ketergantungan Pasien


Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan
pasien di Ruang Empu Rumah sakit RSUD Kanjuruhan Kabupaten
Malang pada tahap pengkajian yakni tanggal 30 April 2018 adalah sebagai
berikut:
Tabel 3.6 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Empu
di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang tgl 30 April 2018

No Nama Inisial Diagnosa Medis Skor


Klien Ketergantungan
1 An. Um OF 1
2 An. Ar GEA 2
3 An. An OF dan GE 1
4 An. Aq Ashma 2
5 An. He OF 1
6 An. U.A Dyspnea 3
7 An. No Pneumonia 3
8 An. Bil OFC 3
9 An. Sa Bronko pneumonia 3
10 An. R.D OFC 1
11 An. M. A GEA 2
12 An. Ra Dyspnea dan OF 3
13 An. Ar OF 1
14 An. Fa OF 1
15 An. Kh Epilepsi 3
16 An. Ra OFC 2
17 An. Ve OF 2

43
18 An. An Suspect Ileus 3
19 An. Sa KDK 3
20 An. Re Close Antrabachi 2
Keterangan: 3: Total care; 2: Partial care; 1: Minimal care

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 30


April 2018 terdapat 20 pasien, sebanyak 40 % pasien memiliki tingkat
ketergantugan total, dan sebanyak 30 % pasien memiliki tingkat
ketergantungan parsial dan sebanyak 30 % pasien memiliki tingkat
ketergantungan minimal.
Tabel 3.7 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang
Empu di RSUD Kepanjen Kabupaten Malang tanggal 1 Mei 2018

No Nama Inisial Diagnosa Medis Skor


Klien Ketergantungan
1 An. Um OF 1
2 An. Ar GEA 2
3 An. An OF dan GE 1
4 An. He OF 1
5 An. Al OF 3
6 An. No Pneumonia 3
7 An. Bil OFC 3
8 An. Sa Bronko pneumonia 3
9 An. Ar OF 1
10 An. Fa OF 1
11 An. Kh Epilepsi 3
12 An. Sa Sellulitis 3
13 An. An Suspect Ileus 3
14 An. Sa KDK 3
15 An. Re Post op 2
16 An. M. F TB (Hematemesis) 3
Keterangan: 3: Total care; 2: Partial care; 1: Minimal care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 1
Mei 2018 terdapat 16 pasien, sebanyak 56,3 % pasien memiliki tingkat
ketergantugan total, dan sebanyak 31,2 % pasien memiliki tingkat
ketergantungan minimal, dan sebanyak 12,5 % pasien memiliki tingkat
ketergantungan parsial.

44
Tabel 3.8 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang
Empu di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang tgl 2 Mei 2018

No Nama Inisial Diagnosa Medis Skor


Klien Ketergantungan
1 An. Um OF 1
2 An. Ah HIL 3
3 An. Al OF 3
4 An. No Pneumonia 3
5 An. Bil OFC 3
6 An. Sa Bronko pneumonia 3
7 An. Ar OF 1
8 An. Fa OF 1
9 An. Kh Epilepsi 3
10 An. Sa Sellulitis 3
11 An. An Suspect Ileus 3
12 An. Sa KDK 3
13 An. Re Post op 2
14 An. M. F TB (Hematemesis) 3
15 An. Ju Dyspnea 3
16 An. Ir OF 3
17 An Ka Bronchiolitis 3
Keterangan: 3: Total care; 2: Partial care; 1: Minimal care

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 2


Mei 2018 terdapat 17 pasien, sebanyak 76,5 % pasien memiliki tingkat
ketergantugan total, dan sebanyak 17,6 % pasien memiliki tingkat
ketergantungan minimal, dan sebanyak 5,8 % pasien memiliki tingkat
ketergantungan parsial.

e. Kebutuhan Tenaga Perawat Sesuai Metode Gillies


1) Kebutuhan Tenaga Keperawatan Per Hari Berdasarkan Metode
Gillies
a) Tanggal 30 April 2017
i. Tingkat ketergantungan pasien
(a) Minimal :6 orang
(b) Parsial :6 orang
(c) Total :9 orang

45
ii. Jumlah Jam Perawatan
1. Keperawatan Langsung
Minimal  2 x 6 =12 jam
Parsial  3 x 6 =18 jam
Total  6 x 8 = 48 jam +
78 jam
2. Keperawatan tidak langsung
20 x 1 jam = 20jam
3. Penyuluhan
20 x 15 menit = 300 menit = 5 jam
Total jam secara keseluruhan = 5 jam
4. Total waktu keperawatan per hari
Keperawatan langsung: keperawatan tidak langsung=
78 jam : 20 jam = 3,9 jam
5. Jumlah Hari libur dalam 1 tahun adalah :
= 365 hari – 108 hari (hari libur + cuti bersama)
= 257 hari
6. Jumlah kebutuhan perawat per hari
= 5 jam/pasien/harix20 pasien/harix 365hari
(365hari - 108 hari) x 7 hari
= 36.500= 20,28= 20 orang
1. 799
7. Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 20 = 9, 4 = 9 perawat
Sore = 36% x 20 = 7, 2 = 7 perawat
Malam = 17% x 20 = 3, 4 = 3 perawat
b) Tanggal 1 Mei 2017
i. Tingkat ketergantungan pasien
a. Minimal :5 orang
b. Parsial :2 orang
c. Total :9 orang

46
ii. Jumlah Jam Perawatan
1. Keperawatan Langsung
Minimal  2 x 5 =10 jam
Parsial  3 x 2 =6jam
Total  6 x 9 = 54 jam +
70 jam
2. Keperawatan tidak langsung
16 x 1 jam = 16jam
3. Penyuluhan
16 x 15 menit = 240menit = 4 jam
Total jam secara keseluruhan = 4 jam
4. Total waktu keperawatan per hari
Keperawatan langsung: keperawatan tidak langsung=
70 jam :16 jam = 4,3 jam
5. Jumlah Hari libur dalam 1 tahun adalah :
= 365 hari – 108 hari (hari libur + cuti bersama)
= 257 hari
6. Jumlah kebutuhan perawat per hari
=4 jam/pasien/harix16 pasien/harix 365hari
(365hari - 108 hari) x 7 hari
= 23.360= 12,9= 13 orang
1. 799
7. Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 16 = 7, 5 = 7 perawat
Sore = 36% x 16 = 5, 7 = 6 perawat
Malam = 17% x 16 = 2, 7 = 3 perawat
c) Tanggal 2 Mei 2017
i. Tingkat ketergantungan pasien
a. Minimal :3 orang
b. Parsial :1 orang
c. Total : 13 orang

47
ii. Jumlah Jam Perawatan
1. Keperawatan Langsung
Minimal  2 x 3 =6 jam
Parsial  3 x 1 =3jam
Total  6 x 13 = 78 jam +
87 jam
2. Keperawatan tidak langsung
17 x 1 jam = 17jam
3. Penyuluhan
17 x 15 menit = 255 menit = 4 jam
Total jam secara keseluruhan = 4 jam
4. Total waktu keperawatan per hari
Keperawatan langsung: keperawatan tidak langsung=
87 jam :17 jam = 5, 1 jam
5. Jumlah Hari libur dalam 1 tahun adalah :
= 365 hari – 108 hari (hari libur + cuti bersama)
= 257 hari
6. Jumlah kebutuhan perawat per hari
= 4 jam/pasien/harix17 pasien/harix 365hari
(365hari - 108 hari) x 7 hari
= 24.820= 13,7= 14 orang
1. 799
7. Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 17 = 7, 9 = 8 perawat
Sore = 36% x 17 = 6, 1 = 6 perawat
Malam = 17% x 17 = 2, 8 = 3 perawat
f. Diagnosis Penyakit Terbanyak
Selama pengkajian mulai tanggal 30-2 Mei 2018 diagnosa medis
terbanyak adalah OF (observasi febris) sebanyak 8 anak, selanjutnya
dengan OFC 3 anak, dan (gastro enteritis akut) sebanyak 2 anak.

48
Berdasarkan hasil dari perhitungan selama 3 hari jumlah tenaga
keperawatan yang ada di ruang Empu Tantular adalah 1 Kepala ruang,
dan 1 Wakil Kepala Ruang, 2 KA TIM, 3 KA JAGA, 9 perawat
pelaksana, 1 Admin sehingga untuk pemenuhan kebutuhan tenaga
keperawatan berdasarkan hasil pengkajian selama 3 hari per hari,
maupun per unit tidak ada kekurangan untuk kebutuhan perawat. .
Ruang Empu Tantula rmerupakan ruang keperawatan Anak yang
sering di gunakan sebagai wahana pendidikan bagi mahasiswa DIII
Keperawatan, Profesi Ners (S1 Keperawatan), sehingga senantiasa
update trend issue dalam pengembangan pelayanan. Adanya
mahasiswa praktik di ruang Empu Tantular mampu membantu
mencukupi kebutuhan tenaga keperawatan dan juga bisa membentuk
TIM dalam melaksanakan tugas keperawatan. Serta RSUD
Kanjuruhan Kabupaten Malang sudah melakukan akreditasi dan
merupakan rumah sakit tipe B.

49
2. MATERIAL DAN MACHINE
1) Penataan gedung / lokasi dan denah ruangan
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan di ruang
Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang dengan uraian
denah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Denah Ruangan Empu Tantular

2) Fasilitas sarana dan prasarana


Lokasi penerapan praktek manajemen keperawatan dilakukan di Ruang
Empu Tantular kanjuruhan RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang dengan
penjelasan sebagai berikut :
Ruang Empu Tantular berbentuk persegi yang terdiri dari kamar-
kamar yang di susun sesuai dengan kelas (1, 2 & 3) dengan ruang tindakan
berada di dekat pintu masuk disebelah selatan yang berdampingan dengan
nurse station dan ruang karu berada di utara dekat dengan pintu masuk
Ruang Empu Tantular. Ruang alkes ada sebelah ruang nurse station,

50
diruang Empu Tantular juga terdapat ruang bermain yang berada di
sebelah utara dekat dengan ruang karu. Ruang perawat berada disebelah
selatan bersebelahan dengan ruang alkes dan kamar kecil perawat berada
di ruang bermain. Ruang Empu Tantular memiliki 2 APAR dimana 1
terpasang di depan pintu masuk, dan di 1 lainnya berada di dalam
lingkungan ruang Empu Tantular. Selain itu, juga terdapat Aseptan di
detiap dinding dekat dengan pintu masuk kamar pasien yang berjumlah 9,
akan tetapi 1 dengan keadaan rusak dan 3 dengan keadaan tanpa aseptan.
Didekat pintu masuk juga terdapat 1 brankart dan 1 kursi roda.
a) Fasilitas Untuk Pasien
Kapasitas ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten
Malang adalah 34 tempat tidur. Ruang Empu Tantular merupakan
ruangan kelas 1, 2 dan 3 khusus anak.
Setiap pasien mendapatkan fasilitas meja pasien dan kursi penunggu
pasien. Di depan bed ruang Empu Tantular terdapat handscrub yang
dikhususkan untuk pasien dan pengunjung pasien dan terdapat 1 kamar
kecil untuk pasien yang berada disetiap kamar.
Hasil pengangamatan selama 3 hari menunjukan bahwa fasilitas
meja yang dipergunakan untuk pasien kurang ada perhatian khusus,
barang-barang seperti makanan, camilan, minuman pasien, dan barang-
barang pribadi pasien masih berada diatas meja tersebut dengan
keadaan terpapar udara di ruangan, dan beresiko terkena kuman
penyakit dan terkontaminasi pajanan dari ruangan tersebut. Hal ini
akan berpengaruh jangka panjang terhadap kesehatan pasien
kedepannya. Dan diruang Empu Tantular sendiri tidak ada ketentuan
tentang hal tersebut. Selain itu, didepan bed ruang Empu Tantular juga
terdapat tempat untuk menaruh handscrub akan tetapi banyak yang
tidak diisi.

51
1. Daftar Peralatan Inventaris Alat Tenun
Tabel 3.9 Standarisasi Alat Linen Rawat Inap Rumah Sakit
Tipe B

Ratio (Standar) Ruang Empu


No Nama barang
Alat : pasien Tantular
1 Bantal 1:1 34 buah
2 Guling 1:1 16 Buah
3 Gordin sekat 1:2 2 Buah
4 Handuk 1:3 2 buah
5 Tissue handtowel 1:3 11 buah
6 Kasur 1:1 34 buah
7 Masker kain 1:1 -
8 Perlak 1:3 34 buah
9 Sarung bantal putih 1:5 Buah
10 Sarung guling 1:3 Buah
11 Sarung O2 1:1/3 Buah
12 Scort petugas 1:1 -
13 Serbet makan 1:1/4 1 buah
14 Sprei putih 1:3 34 buah
15 Stick laken 1:3 34 buah
16 Taplak meja pasien 1:3 0 buah
17 Taplak meja petugas 1:1 0 buah
18 Scort pasien 1:1 0 buah
19 Selimut tebal 1:3 11buah
20 Selimut lorek hitam 1:3 29 buah
21 Duk besar lubang 1:1/3 0 buah
22 Sketsel 1:1 2 buah
Sumber: Nursalam 2015

Analisis :
Berdasarkan penghitungan ulang oleh mahasiswa di ruang Empu
Tantular dan hasil observasi menunjukkan sarana untuk pasien.Masih
belum mendukung dikarenakan masih kurangnya fasilitas linen untuk
pasien. Namun dari hal ini tidak menimbulkan masalah bagi ruangan
ataupun pasien sendiri.

52
2. Kamar perawatan kelas I
Terdiri dari 3 kamar yang berisi 2 tempat tidur pasien disetiap
kamarnya, 2 almari pasien, 2 kursi untuk penunggu pasien, 1 wastafel
dan 1 kamar mandi yang sudah dilengkapi pegangan dalam keadaan
baik serta ventilasi dan cahaya yang masuk melalui jendela yang cukup
untuk kamar perawatan. Untuk fasilitas yang terdapat pada ruang
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 3. 10 Fasilitas Ruang Kelas I Empu Tantular


No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 TV plasma 32 inch 3 Baik
2 Tempat tidur pasien 6 Baik
3 Tempat Sampah non medis 3 Baik
4 Standart infuse 7 Baik
5 Meja mayo 6 Baik
6 Handrub 6 Baik
7 Kursi Penunggu 6 Baik
8 Jam dinding 3 Baik
9 Kipas angina 0 -
11 Wastafel 3 Baik
12 Keset kamar mandi 3 Kotor

3. Kamar perawatan kelas II


Terdiri dari 3 kamar yang berisi 3 tempat tidur pasien disetiap
kamarnya, 3 almari pasien, 3 kursi untuk penunggu pasien, 1 wastafel
dan 1 kamar mandi yang sudah dilengkapi pegangan dalam keadaan
baik serta ventilasi dan cahaya yang masuk melalui jendela yang cukup
untuk kamar perawatan. Untuk fasilitas yang terdapat pada ruang
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 3. 11 Fasilitas Ruang Kelas II Empu Tantular


No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Tempat tidur pasien 9 Baik
2 Tempat Sampah non medis 3 Baik
3 Standart infuse 10 Baik
4 Meja mayo 9 Baik

53
5 Handrub 7 Baik
6 Kursi Penunggu 6 Baik
7 Jam dinding 3 Baik
9 Wastafel 3 Baik
10 Keset kamar mandi 3 Kotor

3. Kamar perawatan kelas II (ROI/ ruang observasi)


Terdiri dari 1 kamar yang berisi 2 tempat tidur pasien, 2 almari
pasien, 2 kursi untuk penunggu pasien, 1 kamar mandi yang sudah
dilengkapi pegangan dalam keadaan baik serta ventilasi dan cahaya
yang masuk melalui jendela yang cukup untuk kamar perawatan. Untuk
fasilitas yang terdapat pada ruang tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah.

Tabel 3. 12 Fasilitas Ruang Kelas II (ROI/ ruang observasi) Empu


Tantular
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Tempat tidur pasien 2 Baik
2 Tempat Sampah non medis 0 -
3 Standart infuse 2 Baik
4 Meja mayo 2 Baik
5 Handrub 2 Baik
6 Kursi Penunggu 2 Baik
7 Jam dinding 1 Baik
9 Bedside monitor 2 Baik
10 Keset kamar mandi 1 Kotor
11 Troly emergency 1 Baik

4. Perawatan kelas III


Terdiri dari 4 kamar yang berisi 4 tempat tidur pasien disetiap
kamarnya, 4 almari pasien, 4 kursi untuk penunggu pasien, 1 wastafel
dan 1 kamar mandi yang sudah dilengkapi pegangan dalam keadaan
baik serta ventilasi dan cahaya yang masuk melalui jendela yang cukup
untuk kamar perawatan. Untuk fasilitas yang terdapat pada kedua ruang
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah.

54
Tabel 3. 13 Fasilitas Ruang Kelas III Empu Tantular
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Tempat tidur pasien 16 Baik
2 Tempat Sampah non medis 4 Baik
3 Standart infuse 16 Baik
4 Meja mayo 16 Baik
5 Handrub 9 Baik
6 Kursi Penunggu 11 Baik
7 Jam dinding 4 Baik
9 Keset kamar mandi 4 Kotor

5. Ruang pemeriksaan
Dari pengamatan selama 3 hari, ruang pemeriksaan digunakan
untuk penerimaan pasien baru dan untuk melakukan tindakan, didalam
ruang pemeriksaan terdapat 2 buah troly emergency, 1 timbangan bayi/
anak, 1 bed, dan 1 tiang infus.
6. Dapur dan tempat linen
Dari pengamatan selama 3 hari penataan pada almari linen di
ruang Empu Tantular kurang dalam tingkat kerapian terkesan
berantakan dan kurang layak ketika seprai yang sudah tidak rapi di
tujukan untuk pasien.
b) Fasilitas Untuk Petugas Kesehatan
(1)Sarana dan Prasarana Ruangan
Tabel 3. 14 Sarana dan Prasarana Ruangan Rumah Sakit Tipe B
Ruang Empu
No Nama Peralatan Standar
Tantular
1 Ruang tindakan + +
2 Ruang Isolasi + +
3 Ruang rawat + +
4 Kamar mandi + +
5 Gudang alat + +
6 Nurse Station + +
7 Kamar cuci alat + +
Ruang petugas
8 + +
kebersihan

55
9 Ruang istirahat + +
10 Ruang tunggu + +
11 Dapur + +
12 Ruang simpan troli + -
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor340/Menkes/Per/Iii/2010 Tentang Klasifikasi
Rumah Sakit

Analisis :
Fasilitas untuk petugas kesehatan:
a. Nurse station di dalam ruang Empu Tantular berada di sebuah
ruangan tersendiri dan berada didekat pintu masuk
b. Administrasi berada di nurse station, karena tidak ada ruangan
tersendiri
c. Kamar mandi/WC perawat berada ruang bermain.
d. Wastafel terdiri dari 2 buah dengan keadaan baik di ruang Empu
Tantular
e. Ruang khusus dokter di ruang Empu Tantular bergabung dengan
ruang tindakan
f. Ruang obat ada tapi langsung di taruh di lemari obat pasien di dalam
ruangan perawatan. Untuk persiapan alat tindakan ke pasien berada
di ruang alkes yang ada di samping nurse station.
g. Ruangan untuk sholat berada di dalam ruang bermain.
(2) Daftar Inventaris Alat Kesehatan
Tabel 3. 15 Standar Inventaris Alat Kesehatan
No Nama barang Jumlah Kondisi Standar
1 Stetoskop 2 buah Baik 2/ruangan
2 Hb meter 0 buah - 2/ruangan
3 Urometer 0 buah - 2/ruangan
4 Lemari es 1 buah Baik 1/ruangan
5 Com stainless 2 buah Baik 3/ruangan
6 Tabung 02 17 buah Baik 2/ruangan
7 Senter 1 buah Baik 2/ruangan
8 Bak injeksi 2 buah Baik 2/ruangan
9 Sampah pasien 12 buah Baik 1:1

56
10 Papan tulis 0 buah - 1/ruangan
11 Lemari kaca 1 buah Baik 1/ruangan
12 Lemari besi 1 buah Baik 1/ruangan
13 Tensimeter 4 buah Baik 2/ruangan
14 Pinset anatomis 2 buah Baik 2/ruangan
15 Pinset cirurgis 1 buah Baik 2/ruangan
16 Gunting nekrotomi 0 buah - 2/ruangan
17 Gunting perban 3 buah Baik 2/ruangan
18 Korentang 1 buah Baik 2/ruangan
19 Bengkok 9 buah Baik 2/ruangan
20 Suction 1 buah Baik 2/ruangan
21 Telepon 1 buah Baik 1/ruangan
22 Komputer 1 buah Baik 1/ruangan
23 Alat pemadam 2 buah Baik 1/ruangan
kebakaran
24 Lemari obat 1 buah Baik 2/ruangan
25 Lampu darurat 0 buah - 2/ruangan
26 Kereta obat 1 buah Baik 1/ruangan
27 Standar baskom 27 buah Baik 2/ruangan
28 Standar infus 47 buah Baik 1:1
29 Kursi lipat 0 buah Baik 5/ruangan
30 Manometer 02 16 buah Baik 2/ruangan
31 Tempat sampah non 12 buah Baik
medis
32 Tempat sampah besar buah Baik
33 Tempat sampah medis 1 buah Baik
34 Tempat sampah infus 1 buah Baik
35 Tempat sampah jarum 1 buah Baik
36 Tempat sampah vial 1 buah Baik

Sumber : Nursalam 2015 Dan Hasil Observasi Penghitungan


Ulang Ruang Empu Tantular Tahun 2017 RSUD
“Kanjuruhan” Kepanjen.
Analisis :
Berdasarkan tabel diatas dan hasil observasi yang dilakukan
bahwa peralatan ruang Empu Tantular sudah mencukupi dan sebagian
besar sudah sesuai dengan standart.

57
c) Fasilitas Unggulan Ruang Bermain
Diruang Empu tantular juga terdapat fasilitas unggulan yaitu
ruang untuk terapi bermain atau ruang bermain yang berada di sebelah
utara bersebelahan dengan kamar 7, di wilayah kepanjen hanya terdapat
di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan
salah satu alat paling efektif untuk mengatasi stres anak. Karena
hospitalisasi menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan sering
disertai stres berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk
mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat
koping dalam menghadapi stres (Wong, et al, 2008).
Tabel 3. 16 Fasilitas yang Ada Diruang Bermain Empu Tantular
No Nama Barang Jumlah
1 Krayon 11 buah
2 Bola 4 keranjang
3 Balok susun 1 keranjang
4 Mobil-mobilan 1 buah
5 Puzzle 30 buah
6 Timbangan sembako 1 buah
7 Alat masak 1 buah
8 Pensil warna 5 buah
9 Donat susun 2 set
10 Bola basket dan ringnya 2 set
11 Bola voli 1 buah
12 Boneka singa 1 buah
13 Mainan beras 11 toples
14 Papan tulis kecil 1 buah
15 Mainan stetoskop 2 buah
16 Boneka barbie 2 buah
17 Boneka superman 1 buah
18 Boneka anak 1 buah
19 Majalah 3 buah
20 Buku mewarnai 2 buah
21 Buku belajar menulis dan menghitung 2 buah
22 Kertas lipat 3 pack
23 Gambar buah-buahan 3 lembar

58
24 Gambar huruf 1 lembar
25 Gambar hewan 11 lembar
26 Gambar binatang jinak 1 lembar
27 Gambar macam-macam warna 1 lembar
28 Lemari kaca 1 buah
29 Lemari kayu 1 buah
30 Lemari besi 1 buah
31 Kursi anak 3 buah
32 Tempat sampah 1 buah
33 Meja 1 buah
34 Kursi 1 buah
35 Jam dinding 2 buah
36 Mukena 2 stel
37 Kaca 1 buah
38 Wastafel 1 buah
39 Keset 1 buah
40 Kamar mandi 1 ruang

1) Masa Bayi (0-1 tahun)


Contoh alat permaianan yang dianjurkan adalah benda yang
aman untuk dimasukan kemulut, boneka orang, binatang yang lunak,
mainan yang bersuara, bola dan lain-lain.
Tabel 3. 17 Fasilitas Ruang Bermain untuk Masa Bayi (0 - 1 tahun)
No Nama Barang
1 Bola
2 Boneka singa
3 Donat susun

2) Masa Balita (2-3 tahun)


Alat permainan yang dianjurkan bagi anak pada masa ini,
misalnya lilin yang dapat dibentuk, alat untuk menggambar, puzzle
sederhana, manik-manik, dan alat- alat rumah tangga.

59
Tabel 3. 18 Fasilitas Ruang Bermain untuk Masa Balita (2 - 3
tahun)
No Nama Barang
1 Bola
2 Balok susun
3 Mobil-mobilan
4 Donat susun
5 Mainan stetoskop
6 Boneka barbie,superman
7 Gambar hewan

3) Masa Prasekolah (4 – 5 tahun)


Alat permainan yang dianjurkan, misalnya, buku, majalah, alat
tulis, krayon, balok, dan aktivitas berenang. Dalam bermain, anak
hendaknya memiliki teman.
Tabel 3. 19 Fasilitas Ruang Bermain untuk Masa Prasekolah (4–5
tahun)
No Nama Barang
1 Krayon
2 Balok susun
3 Mobil-mobilan
4 Puzzle
5 Timbangan
6 Alat masak
7 Pensil warna
8 Bola basket dan ringnya
9 Mainan beras
10 Papan tulis kecil
11 Boneka barbiedan superman
12 Buku mewarnai
13 Buku belajar menulis dan berhitung
14 Kertas lipat
15 Gambar macam-macam warna, huruf dan hewan

4) Anak Usia Sekolah (6 – 12 tahun)


Jenis-jenis permainan pada usia 6-8 tahun yaitu puzzle, kartu,
buku, alat untuk mencat / melukis, dan bersepeda, sedangkan pada

60
anak yang berusia 8-12 tahun permainan yang dapat dilakukan
adalah olah raga, membaca buku, mengumpulkan perangko, dan
bermain kartu ( Suherman, 1999 ).
Tabel 3. 20 Fasilitas Ruang Bermain untuk Anak Usia Sekolah (6 –
12 tahun)
No Nama Barang
1 Majalah
2 Krayon
3 Puzzle
4 Pensil warna
5 Bola basket dan ringnya
6 Papan tulis kecil
7 Buku mewarnai
8 Buku menulis dan berhitung
9 Kertas lipat
10 Gambar macam-macam warna, huruf dan binatang

61
3. METHOD
a. Penerapan Model MAKP
1) Struktur MAKP ruangan
Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang telah
menerapkan model MAKP seperti yang seharusnya dilakukan di rumah
sakit. Ruang Empu Tantular menggunakan Model Asuhan Keperawatan
Profesional Tim, yaitu suatu metode dimana seorang perawat profesional
memimpin sekolompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif.
Ruang Empu Tantular terdiri dari seorang kepala ruang, seorang wakil
kepala ruang, dan 18 perawat pelaksana dengan pembagian 1 kepala ruang
(KaRu), 1 wakil kepala ruangan (WaKaRu), 2 perawat primer (KaTim), 3
penanggung jawab tim (PJ), dan 11 perawat pelaksana.
Gambar 3.2 Metode Tim

Kepala Ruangan

Ketua TIM 1 Ketua TIM 2

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Klien Klien

Analisa:
Penggunaan metode MAKP Tim di ruang Empu Tantular sudah
berjalan dengan baik dengan dibentuknya Tim 1 dan 2 di ruang Empu
Tantular.

62
2) Uraian tugas
a. Kepala Ruangan
Tabel 3.21 Uraian Tugas Kepala Ruangan
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
Dilakukan
1. Melaksanakan fungsi perencanaan,
meliputi:
a. Menyusun rencana kerja Kepala
D
Ruangan.
b. Menyusun rencana kebutuhan
tenaga keperawatan dari segi
jumlah, kualitas di ruang rawat, D
dan koordinasi dengan kepala
bidang keperawatan.
c. Merencanakan jumlah dan jenis
peralatan yang diperlukan, sesuai D
dengan kebutuhan.
d. Merencanakan dan menentukan
model asuhan keperawatan yang
D
diselenggarakan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
2. Melaksanakan fungsi pergerakan dan
pelaksanaan, meliputi:
a. Mengatur dan mengkoordinasikan
seluruh kegiatan pelayanan D
diruang rawat masing-masing.
b. Menyusun dan mengatur jadwal
dinas tenaga keperawatan dan
tenaga lain diruang rawat masing- D
masing sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
c. Melaksanakan orientasi kepada
tenaga keperawatan baru atau
D
tenaga lain yang akan bekerja
diruang rawat masing-masing.
d. Melaksanakan orientasi kepada
siswa atau mahasiswa keperawatan
D
yang menggunakan ruang rawatnya
sebagai lahan praktek.
e. Melaksanakan program orientasi
kepada pasien dan keluarganya
tentang peraturan rumah sakit, tata D
tertib ruangan, fasilitas yang ada,
dan cara pengunaannya.

63
f. Melaksanakan bimbingan dan
pembinaan kepada perawat
pelaksana dalam kepatuhan D
terhadap SPO dan standar
pelayanan keperawatan.
g. Mengadakan pertemuan berkala
dengan pelaksana keperawatan dan
D
tenaga lain yang berada dibawah
tanggung jawabnya.
h. Mengatur dan mengkoordinasikan
penyediaan, penggunaan,
penyimpanan dan pemeliharaan
alat-alat keperawatan, alat medis, D
obat, dan bahan yang diperlukan
agar selalu dalam kondisi siap
pakai.
i. Mengelompokkan pasien dan
mengatur penempatannya diruang
rawat inap menurut tingkat
D
kegawatan, infeksi atau non
infeksi, dan untuk kelancaran
pemberian asuhan keperawatan.
j. Memelihara kebersihan dan
ketertiban ruang perawatan melalui D
koordinasi dengan petugas terkait.
k. Meneliti pengisian formulir sensus
D
harian pasien diruangan.
l. Mengkoordinasi pelaksanaan
kegiatan pengendalian mutu
D
pelayanan keperawatan dan patient
safety.
m. Memberikan penyuluhan kesehatan
terhadap pasien dan keluarga T
sebatas kewenangannya.
n. Memelihara atau mengembangkan
sistem pencatatan, pelaporan
D
sistem asuhan keperawatan, dan
kegiatan yang dilakukan.
o. Mengatur pelaksanaan operan
D
dinas jaga.
p. Membuat laporan harian mengenai
pelaksanaan asuhan keperawatan,
serta kegiatan lainnya diruang
D
rawat untuk disampaikan kepada
atasan.

64
3. Melaksanakan fungsi pengawasan,
pengendalian, dan penilaian, meliputi:
a. Melakukan supervise pelaksanaan
asuhan keperawatan yang telah D
ditentukan.
b. Mengawasi atau mengendalikan
pendayagunaan peralatan
D
perawatan, serta stok obat secara
efektif dan efisien.
c. Mengawasi pelaksanaan pencatatan
dan pelaporan kegiatan asuhan D
keperawatan.
4. Melaksanakan fungsi administrasi,
meliputi:
a. Menyusun laporan mutu asuhan
D
keperawatan.
b. Menyusun laporan kegiatan
D
pelayanan di ruang rawat.
c. Menyusun laporan inventaris. T
d. Menyusun laporan patient safety. T

b. Penanggung Jawab Shif


Tabel 3.22 Uraian Tugas Penanggung Jawab Shif
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
Dilakukan
1. Mengatur, mengkoordinasikan, dan
mengawasi seluruh kegiatan
D
pelayanan diruangan yang menjadi
tanggung jawabnya.
2. Melaksanakan protap-protap yang
D
berlaku di unit keperawatan.
3. Melaksanakan kerjasama yang baik
dengan perawat pelaksana guna D
kelancaran tugas.
4. Mendampingi visite dokter dan
mencatat instruksi dokter, khususnya
D
bila ada perubahan program
pengobatan pasien.
5. Memberikan asuhan keperawatan
dengan pendekatan proses
D
keperawatan sesuai dengan
kebutuhan pasien.

65
6. Memberikan bimbingan kepada
teman sekerja untuk memberikan D
asuhan keperawatan.
7. Memelihara hubungan kerja sama
yang baik dengan pasien dan D
keluarganya.
8. Membuat laporan harian ruangan
tentang pelaksanan asuhan
D
keperawatan, perkembangan pasien,
masalah ketenagaan, dan sarana.
9. Mengevalusi asuhan keperawatan
D
yang telah dilaksanakan.
10. Melaksanakan serah terima tugas
kepada penanggung jawab shift
D
selanjutnya secara lisan maupun
tulisan dengan benar.
11. Mewakili kepala ruangan apabila
berhalangan hadir atau tidak masuk D
kerja.
12. Melaksanakan penilaian kinerja bagi
pelaksana perawatan dan tenaga lain
dibagian perawatan yang berada D
dibawah tanggung jawab untuk
berbagai kepentingan.
13. Mengawasi dan menilai siswa atau
mahasiswa dari instansi pendidikan
keperawatan untuk memperoleh
pengalaman belajar, sesuai dengan D
tujuan program pendidikan yang
telah ditentukan oleh instansi
pendidikan yang bersangkutan.

c. Perawat Pelaksana
Tabel 3.23 Uraian Tugas Perawat Pelaksana
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
Dilakukan
1. Memelihara kebersihan ruang rawat
D
dan lingkungannya.
2. Menerima pasien baru sesuai dengan
D
prosedur dan ketentuan yang berlaku.
3. Memelihara peralatan keperawatan
dan medis agar selalu dalam keadaan D
siap pakai.

66
4. Melaksanakan program orientasi
kepada pasien tentang ruangan dan
lingkungan, peraturan, tata tertib yang
D
berlaku, fasilitas yang ada, cara
penggunaannya, serta kegiatan rutin
sehari-hari di ruangan.
5. Menciptakan hubungan kerjasama
yang baik dengan pasien dan D
keluarga.
6. Melakukan pengkajian keperawatan
D
sesuai dengan kemampuan.
7. Menyusun rencana keperawatan
D
sesuai dengan kemampuannya.
8. Melaksanakan tindakan keperawatan
kepada pasien sesuai dengan
D
kebutuhan dan batas kemampuannya,
antara lain:
a. Melaksanakan tindakan
pengobatan sesuai dengan D
program pengobatan.
b. Memberi penyuluhan kesehatan
pada pasien dan keluarganya D
mengenai penyakit.
9. Melatih atau membantu pasien untuk
D
melakukan latihan gerak.
10. Mendampingi visite dokter dan
mencatatat instruksi dokter,
D
khususnya bila ada perubahan pada
program pengobatan pasien.
11. Melakukan pertolongan pertama pada
pasien dalam keadaan darurat secara
tetap dan benar sesuai dengan
kebutuhan. Selanjutnya segera D
melaporkan tindakan yang telah
dilakukan kepada dokter yang
bertanggung jawab.
12. Melakukan evaluasi tindakan
keperawatan sesuai dengan batas D
kemampuannya.
13. Membantu merujuk pasien pada
D
petugas kesehatan atau institusi lain.
14. Mengobservasi kondisi pasien,
selanjutnya melakukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil observasi D
tersebut, sesuai dengan batas
kemampuannya.

67
15. Berperan serta dengan anggota tim
kesehatan dalam membahas kasus
D
dan upaya meningkatkan mutu
keperawatan.
16. Melaksanankan tugas pagi, sore,
malam, dan hari libur secara D
bergiliran sesuai dengan jadwal dinas.
17. Mengikuti pertemuan berkala yang
D
diadakan oleh kepala ruang rawat.
18. Meningkatkan pengetahuan dan
D
keterampilan di bidang keperawatan.
19. Melaksanakan sistem pelaporan dan
pencatatan asuhan keperawatan yang
D
tepat dan benar sesuai dengan standar
asuhan keperawatan.
20. Melaksanakan serah terima tugas
kepada petugas pengganti secara lisan
D
maupun tertulis pada saat pergantian
dinas.
21. Melaksanakan perawatan pasien
dalam keadaan sakaratul maut dan
D
merawat jenazah sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
22. Menyiapkan pasien yang akan
pulang, meliputi:
a. Menyediakan formulir untuk
penyelesaian administrasi, seperti:
- Resep obat untuk dirumah, jika
diperlukan.
- Kelengkapan pengisian status
D
pasien.
- Surat rujukan atau pemeriksaan
ulang.
- Surat keterangan istirahat sakit,
jika diperlukan.
b. Memberi penyuluhan kesehatan
kepada pasien dan keluarganya
sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan pasien, mengenai:
- Diit.
- Pengobatan yang perlu D
dilanjutkan dan cara
penggunaannya.
- Pentingnya pemeriksaan ulang
di rumah sakit atau institusi
pelayanan kesehatan lain.

68
- Cara hidup sehat, seperti cara
pengaturan makan dan istirahat.
c. Melatih pasien dalam
menggunakan alat bantu yang D
dibutuhkan.
d. Melatih pasien untuk
melaksanakan tindakan
D
keperawatan yang pernah
dilakukan di rumah sakit.
e. Mengantar pasien yang akan
pulang sampai pintu keluar ruang T
rawat.
23. Membuat resume saat pasien keluar
rumah sakit (pulang, pindah rumah D
sakit lain, rujuk, dan meninggal).

3) Justifikasi Kelompok Terhadap MAKP di Ruangan


Model MAKP tim di dalam ruangan telah berjalan dengan baik.
Metode tim yang diterapkan di ruang Empu Tantular berdampak pada
kualitas asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan di ruang Empu
Tantular berjalan dengan baik dapat dilihat dari cara pendokumentasian.
Pendokumentasian yang dilakukan di ruang Empu Tantular lengkap,
karena ada yang bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan.
Ruang Empu Tantular telah menjadi model asuhan keperawatan
yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
terjangkau. Pelayanan kesehatan yang berkualitas juga dapat dipengaruhi
oleh asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan yang berkualitas dimulai
dari pengkajian, diagnosis, rencana asuhan keperawatan, implementasi,
dan evaluasi. Oleh karena itu, ruangan Empu Tantular sangat cocok
dengan metode tim karena ada yang bertanggung jawab terhadap asuhan
keperawatan sehingga terwujud pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
mempunyai daya saing.
4) Timbang Terima atau Operan
Dari hasil pengkajian mulai tanggal 30 April 2018 timbang terima
dilakukan rutin setiap pergantian shift, pelaksanaannya juga sudah sesuai

69
dengan waktu yang ditentukan (pagi: jam 07.00, siang: jam 14.00, malam:
jam 21.00). Timbang terima dilakukan dengan terstruktur dan dilakukan
pada semua perawat, jika semua perawat sudah datang maka dilakukan
timbang terima. Prosentase timbang terima yang sesuai dengan SOP, yaitu
100%. Hasil observasi berdasarkan SOP dan waktu dimulainya timbang
terima adalah sebagai berikut:
Tabel 3.24 Hasil Observasi Proses Timbang Terima

Evaluasi
No Langkah-Langkah
30/04/2018 01/05/2018 02/05/2018

1 Kedua kelompok dinas sudah D D D


siap.
2 Shift yang mau menyerahkan D D D
atau mengoperkan
mempersiapkan hal-hal yang
akan disampaikan.
3 Katim atau kepala jaga yang D D D
mau menyerahkan dan
mengoperkan dapat
menyampaikan:
a. Identifikasi klien (nama,
umur, dan no register).
b. Diagnosa medis.
c. Kondisi umum klien.
d. Diagnosa keperawatan dan
data fokus yang
menunjang sistem.
e. Tindakan keperawatan
yang sudah di lakukan dan
hasilnya.
f. Rencana tindak lanjut
untuk yang menerima
operan.
4 Penyampaian nomor 3 D D D
dilakukan dengan jelas,
singkat, akurat, dan tidak
terburu-buru.
5 Ketua tim dan semua anggota D D D
tim bersama-sama langsung
melihat keadaan klien.

70
6 Tim yang mengoperkan tugas D D D
memberikan kesempatan
kepada tim yang akan
menjalankan tugas untuk
bertanya.
7 Tim yang mengoperkan tugas D D D
menyerahkan semua berkas
catatan perawatan kepada tim
yang akan menjalankan tugas
untuk menerima operan alat.
8 Karu mempersilahkan D D D
perawat yang dinas malam
untuk meninggalkan ruangan.
9 Dilanjutkan ke pre- D D D
conference.
TOTAL 9 9 9
Prosentase % 100% 100% 100%

Keterangan:
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 100% operan dilakukan


dengan baik. Timbang terima selalu dilakukan saat pre conference di
ruangan. Timbang terima dilakukan dengan perawat yang akan jaga shift
berikutnya.

 Timbang terima pasien baru


Dalam setiap perpindahan pasien baru di ruang Empu Tantular, pasien
dan keluarga telah diorientasikan terlebih dahulu. Selama observasi sejak
tanggal 30 April 2018 orientasi pasien telah dilakukan dengan baik.
Berdasarkan SPO penerimaan pasien baru di RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang, hal-hal mengenai orientasi pasien baru seperti, denah
ruangan, dan peraturan yang ada diruangan telah diorientasikan kepada
pasien dan keluarga dengan baik.
 Pre dan post conference
1) Pre conference

71
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik
dan kegiatan konsultasi (Nursalam, 2006). Pre conference adalah
diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien. Post conference adalah diskusi tentang
aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 30 April 2018-02 Mei 2018, pre
dan post conference di ruang Empu Tantular telah dilakukan.

Tabel 3.25 Hasil Observasi Pre Conference


Evaluasi
No Langkah-Langkah
30/04/2018 01/05/2018 02/05/2018
1 Kepala ruang atau Ketua D D D
Tim mengucapkan salam
dan memimpin do’a
terlebih dulu.
2 Berikan pengarahan D D D
kepada anggota tim
tentang rencana kegiatan
pada shift pagi.
3 Lakukan pembagian tugas D D D
kepada tim.
4 Berikan kesempatan pada D D D
perawat dinas malam
untuk melaporkan pasien
kelolaannya, serta
membagi tugas kepada
anggota tim.
5 Berikan kesempatan D D D
kepada Tim yang lain
untuk mendiskusikan,
bertanya, menanggapi, dan
memberikan masukan.
6 Karu memberikan D D D
kesempatan kepada katim
pagi untuk
mempresentasikan kasus
khusus yang menjadi
prioritas, meliputi:
a. Identifikasi klien:nama,
umur, dan no register.
b. Diagnosa medis.

72
c. Diagnosa keperawatan
dan data fokus yang
menunjang sistem.
d. Tindakan keperawatan
yang sudah dilakukan
dan hasilnya.
e. Rencana tindak lanjut.
f. Perubahan terapi medis.
7 Karu atau Katim mencatat D D D
hasil diskusi anggota tim.
8 Karu memberikan D D D
kesimpulan dari diskusi
yang telah dilakukan.
9 Karu memberikan D D D
penekanan pada hal-hal
yang perlu di perhatikan.
10 Tanyakan kesiapan D D D
anggota tim untuk
melakukan kegiatan
pelayanan keperawatan.
11 Sampaikan kontrak waktu D D D
untuk pelaksanaan middle
conference atau post
conference.
12 Mengucapkan salam. D D D
13 Mengucapkan selamat D D D
bekerja.
TOTAL 13 13 13
Prosentase 100% 100% 100%

Keterangan:
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Berdasarkan tabel 3.18 diatas dapat dilihat bahwa 100% pre
conference di ruangan dilaksanakan secara terstruktur dan baik.

73
2) Post conference
Tabel 3.26 Hasil Observasi Post Conference
Evaluasi
No Langkah-Langkah
30/04/2018 01/05/2018 02/05/2018

1 Kepala ruang atau D D D


Ketua Tim
mengucapkan salam.
2 Jelaskan tujuan D D D
konferensi akhir.
3 Memberikan D D D
kesempatan kepada
Katim untuk
mempresentasikan
kasus khusus yang
menjadi prioritas,
meliputi :
a. Identifikasi klien:
Nama, umur, dan
no register.
b. Diagnosa medis.
c. Diagnosa
keperawatan dan
data fokus yang
menunjang
sistem.
d. Tindakan
keperawatan
yang sudah
dilakukan dan
hasilnya.
e. Rencana tindak
lanjut.
f. Masalah yang
dihadapi.
4 Berikan kesempatan D D D
kepada tim yang lain
untuk
mendiskusikan,
bertanya,
menanggapi, dan

74
memberikan
masukan.
5 Karu atau Katim D D D
mencatat hasil
diskusi anggota tim.
6 Memberikan pujian D D D
akan apa yang telah
dilaksanakan dengan
baik.
7 Karu memberikan D D D
kesimpulan dari
diskusi yang telah
dilakukan.
8 Mengevaluasi D D D
hambatan yang
dialami setiap
anggota tim.
9 Mengucapkan D D D
terimakasih atas
kerjasama anggota
tim.
10 Mengucapkan salam. D D D
TOTAL 10 10 10
Prosentase % 100% 100% 100%
Keterangan:
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 30 April 2018-02 Mei
2018. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui selama 3 hari langkah-
langkah post conference yang dilakukan, yaitu 100% atau dapat
disimpulkan bahwa post conference di ruang Empu Tantular
dilaksanakan secara terstruktur dan baik.

Analisa:

Dari hasil pengkajian post conference di ruang Empu Tantular


dilaksanakan, hanya saja di ruang Empu Tantular menggunakan
sistem pendelegasian dimana saat post conference tidak harus ada
kepala ruang, bisa didelegasikan kepada Katim yang bertugas pada
hari itu.

75
5) Ronde Keperawatan
Dari hasil observasi dan wawancara dari tanggal 30 April 2018-02 Mei
2018 di ruang Empu Tantular sudah dilakukan ronde keperawatan oleh
perawat ruangan yang terdiri dari KaRu, perawat pelaksana, dokter, ahli
gizi, dan apoteker namun tidak semua datang dan ronde keperawatan
terakhir dilakukan 2 bulan yang lalu. Diskusi kondisi klien dilakukan antar
perawat dengan dokter pada saat setelah visite.

6) Discharge Planning
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam
mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk
kembali ke lingkungannya. Discharge planning yang dilakukan di ruang
Empu Tantular selama pengkajian sudah direncanakan sejak klien MRS.
Hasil pengkajian selama tanggal 30 April 2018-02 Mei 2018 dapat dilihat
pada tabel dibawah. Berdasarkan tabel diketahui bahwa 100% item pada
discharge planning telah dilakukan seluruhnya. Format discharge
planning yang digunakan di ruangan.
Tabel 3.27 Discharge Planning
Tanggal
No Indikator
30/04/2018 01/05/2018 02/05/2018
1 Mengkaji nama pasien. D D D
Mendokumentasikan tanggal D D D
2
masuk.
Mendokumentasikan tanggal D D D
3
keluar.
Mendokumentasikan nomor D D D
4
rekam medis.
Mendokumentasikan ruang D D D
5
dan kelas klien.
Mendokumentasikan dokter D D D
6
yang merawat.

76
Mendokumentasikan D D D
7
diagnosa medis.
Mendokumentasikan D D D
8 diagnosa keperawatan
potensial.
Mendokumentasikan jenis D D D
9
tindakan yang diberikan.
Mengkaji riwayat penyakit D D D
10
klien.
Melakukan pemeriksaan fisik D D D
11
dan mendokumentasikan.
Mendokumentasikan hasil D D D
12
laboratorium.
Mendokumentasikan terapi D D D
13
yang telah diterima.
Mendokumentasikan D D D
14
penyebab kematian bila perlu.
Mendokumentasikan keadaan D D D
15
waktu pulang atau keluar.
Mendokumentasikan tanggal D D D
16
kontrol ulang.
Mengisi nama dan tanda D D D
17
tangan perawat.
TOTAL 17 17 17
Prosentase (%) 100% 100% 100%

7) Pendidikan Kesehatan
Saat dilakukan observasi di ruang Empu Tantular pada tanggal 30 April
2018-02 Mei 2018 sudah dilakukan pendidikan kesehatan pada pasien baru
oleh perawat ruangan.
8) Sentralisasi obat
Menurut hasil wawancara mengenai sentralisasi obat dibagi menjadi
dua jenis berdasarkan pasien umum dan BPJS dimana pada pasien umum
dan BPJS pembagian resep obat langsung diberikan kepada keluarga
pasien, ketika pengambilan obat di apotek dan petugas dari apotek itu
sendiri yang bertugas untuk memberi penjelasan mengenai obat yang
diresepkan terhadap keluarga pasien. Obat-obat yang telah di resepkan
dengan lembar resep, kemudian diantarkan oleh keluarga pasien ke perawat
ruangan di cek ulang obat dan setelah sesuai di taruh di loker obat.

77
Gambar 3.3 Alur Obat

Dokter mengadviskan

Perawat menulis di blanko obat

Apoteker meresepkan

Resep dibawa ke apotek oleh keluarga pasien

Proses farmasi

Obat selesai dibawa ke ruangan

Keluarga pasien menyerahkan ke perawat


ruangan

Perawat ruangan cek ulang obat dan setelah


sesuai ditaruh diloker obat pasien

Memberikan obat ke pasien


menggunakan tanda bukti

Analisa:
Dari hasil observasi dan pengkajian menunjukkan bahwa logistik dan
obat sudah dilakukan sentralisasi obat di setiap pasien.
9) Penerapan Supervisi
Kegiatan supervisi di ruang Empu Tantular jarang dilakukan, karena
faktor kesibukan pegawai yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.

78
Di samping itu, juga disebabkan oleh keterbatasan pegawai sehingga
kegiatan supervisi dilakukan oleh Kepala Ruang atau Kepala Tim.
Analisa:
Kegiatan supervisi dilakukan oleh pengawas rumah sakit yang tiap
shiftnya mensupervisi ruangan tidak hanya di ruang Empu Tantular.
10) Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan sudah mencakup pengkajian dan diagnosa
keperawatan sampai evaluasi yang mencakup SOAP. Catatan
perkembangan pasien dibuat setiap hari secara berkesinambungan, sesuai
dengan kondisi pasien saat itu. Pendokumentasian telah dilakukan dengan
baik, karena terdapat pembagian tugas yang jelas oleh tim.
Pendokumentasian proses keperawatan dari 43 pasien yang dirawat pada
tanggal 30 April 2018-02 Mei 2018 di ruang Empu tantular dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pengkajian
Pengkajian pasien yang dicatat dengan pedoman pengkajian dan
masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan fungsi kehidupan sudah dilakukan semua dengan
prosentase 100%. Sementara itu, data yang dikaji sejak pasien datang
sampai pulang sebanyak 0%.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berdasarkan masalah dan
diagnosa yang dirumuskan berdasarkan actual atau potensi sudah
dilakukan semua dengan prosentase 100%.

79
Tabel 3.28 Pendokumentasian Proses Keperawatan
Tanggal 30 April 2018
Kode Berkas %
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A Pengkajian
1 Mencatat data yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dikaji sesuai dengan
pedoman pengkajian.
2 Data dikelompokkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
(bio, psiko, sosial, dan
spiritual).
3 Data dikaji sejak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pasien masuk sampai
pulang.
4 Masalah dirumuskan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
berdasarkan
kesenjangan antara
status kesehatan
dengan pola fungsi
kehidupan.
Sub Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100%

Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

B Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa keperawatan
berdasarkan masalah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang telah
dirumuskan.

80
2 Diagnosa keperawatan
mencerminkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
PE/PES.
3 Merumuskan diagnosa
keperawatan actual √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
atau potensial.
Sub Total
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

C Rencana Tindakan
1 Berdasarkan diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan.
2 Disusun menurut √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
urutan prioritas.
3 Rumusan tujuan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengandung
komponen pasien atau
subjek perubahan,
perilaku, kondisi
pasien, dan kriteria.
4 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengacu pada tujuan
dengan kalimat
perintah, terinci, dan
jelas yang melibatkan
pasien dan keluarga.
5 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menggambarkan

81
keterlibatan pasien
atau keluarga.
6 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menggambarkan
kerjasama dengan tim
kesehatan lain.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
D Tindakan Keperawatan
1 Tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dilaksanakan mengacu
pada rencana
perawatan.
2 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengobservasi respon
pasien terhadap
tindakan keperawatan.
3 Revisi tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
berdasarkan hasil
evaluasi.
4 Semua tindakan yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
telah dilaksanakan
dicatat ringkas dan
jelas.
E Evaluasi Keperawatan
1 Evaluasi mengacu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pada tujuan.
2 Hasil evaluasi dicatat. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%

Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%

82
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
F Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis pada format √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang baku.
2 Pencatatan dilakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
sesuai dengan
tindakan yang
dilaksanakan.
3 Pencatatan ditulis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dengan jelas, ringkas,
istilah baku, dan
benar.
4 Setiap melakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan atau kegiatan
perawat
mencantumkan paraf,
nama jelas, tanggal,
dan jam dilakukan
tindakan.
5 Berkas catatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan disimpan
sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.
Sub Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

83
Tanggal 01 Mei 2018
Kode Berkas %
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A Pengkajian
1 Mencatat data yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dikaji sesuai dengan
pedoman pengkajian.
2 Data dikelompokkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
(bio, psiko, sosial, dan
spiritual).
3 Data dikaji sejak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pasien masuk sampai
pulang.
4 Masalah dirumuskan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
berdasarkan
kesenjangan antara
status kesehatan
dengan pola fungsi
kehidupan.
Sub Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100%

Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

B Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa keperawatan
berdasarkan masalah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang telah
dirumuskan.

84
2 Diagnosa keperawatan
mencerminkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
PE/PES.
3 Merumuskan diagnosa
keperawatan actual √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
atau potensial.
Sub Total
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

C Rencana Tindakan
1 Berdasarkan diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan.
2 Disusun menurut √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
urutan prioritas.
3 Rumusan tujuan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengandung
komponen pasien atau
subjek perubahan,
perilaku, kondisi
pasien, dan kriteria.
4 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengacu pada tujuan
dengan kalimat
perintah, terinci, dan
jelas yang melibatkan
pasien dan keluarga.
5 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menggambarkan

85
keterlibatan pasien
atau keluarga.

6 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%


menggambarkan
kerjasama dengan tim
kesehatan lain.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
D Tindakan Keperawatan
1 Tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dilaksanakan mengacu
pada rencana
perawatan.
2 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengobservasi respon
pasien terhadap
tindakan keperawatan.
3 Revisi tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
berdasarkan hasil
evaluasi.
4 Semua tindakan yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
telah dilaksanakan
dicatat ringkas dan
jelas.
E Evaluasi Keperawatan
1 Evaluasi mengacu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pada tujuan.
2 Hasil evaluasi dicatat. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%

86
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

F Catatan Asuhan Keperawatan


1 Menulis pada format √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang baku.
2 Pencatatan dilakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
sesuai dengan
tindakan yang
dilaksanakan.
3 Pencatatan ditulis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dengan jelas, ringkas,
istilah baku, dan
benar.
4 Setiap melakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan atau kegiatan
perawat
mencantumkan paraf,
nama jelas, tanggal,
dan jam dilakukan
tindakan.
5 Berkas catatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan disimpan
sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.
Sub Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

87
Tanggal 02 Mei 2018
Aspek Kode Berkas %
No Yang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Dinilai
A Pengkajian
1 Mencatat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
data yang
dikaji
sesuai
dengan
pedoman
pengkajian.
2 Data √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dikelompok
kan (bio,
psiko,
sosial, dan
spiritual).
3 Data dikaji √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
sejak pasien
masuk
sampai
pulang.
4 Masalah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dirumuskan
berdasarkan
kesenjanga
n antara
status
kesehatan

88
dengan pola
fungsi
kehidupan.
Sub Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100%

Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % % % % % %

B Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa
keperawata √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
n
berdasarkan
masalah
yang telah
dirumuskan.
2 Diagnosa
keperawata √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
n
mencermink
an PE/PES.
3 Merumuska
n diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawata
n actual
atau
potensial.
Sub Total
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100%

89
Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % % % % %
%

C Rencana Tindakan
1 Berdasarkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
diagnosa
keperawatan
2 Disusun √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menurut
urutan
prioritas.
3 Rumusan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tujuan
mengandun
g komponen
pasien atau
subjek
perubahan,
perilaku,
kondisi
pasien, dan
kriteria.
4 Rencana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
mengacu
pada tujuan
dengan
kalimat
perintah,

90
terinci, dan
jelas yang
melibatkan
pasien dan
keluarga.
5 Rencana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
menggamba
rkan
keterlibatan
pasien atau
keluarga.
6 Rencana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
menggamba
rkan
kerjasama
dengan tim
kesehatan
lain.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % % % % % %
D Tindakan Keperawatan
1 Tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dilaksanaka
n mengacu
padarencana
perawatan.

91
2 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengobserv
asi respon
pasien
terhadap
tindakan
keperawata
n.
3 Revisi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
berdasarkan
hasil
evaluasi.
4 Semua √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
yang telah
dilaksanaka
ndicatat
ringkas dan
jelas.
E Evaluasi Keperawatan
1 Evaluasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengacu
pada tujuan.
2 Hasil √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
evaluasi
dicatat.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % % % % % %

92
F Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pada format
yang baku.
2 Pencatatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dilakukan
sesuai
dengan
tindakan
yang
dilaksanaka
n.
3 Pencatatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
ditulis
dengan
jelas,
ringkas,
istilah baku,
dan benar.
4 Setiap √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
melakukan
tindakan
atau
kegiatan
perawat
mencantum
kan paraf,
nama jelas,
tanggal, dan
jam

93
dilakukan
tindakan.
5 Berkas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
catatan
keperawatan
disimpan
sesuai
dengan
ketentuan
yang
berlaku.
Sub Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100%
Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % % % % % %

94
11) Team Code Red
Tim code red adalah tim tanggap bencana kebakaran yang dilakukan
oleh sekelompok orang untuk memberikan bantuan untuk memadamkan
api. Sedangkan, di ruang Empu Tantular sudah ada jadwal pembagian tugas
di tim code red. Dengan jadwal tim code red di ruang Empu Tantular,
sebagai berikut:
Tabel 3.29 Pembagian Team Code Red
TEAM PAGI SORE MALAM
Rosalya Dinna Elly Karyani Safitri Aprilia
Nina Wulandari Mursilahwati Ratih Irma
Rusdianto Dwi Agus Qomariyah
Ekasari Rika Raharty Ali Maghfur

95
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
CODE RED ATAU BAHAYA KEBAKARAN
STANDAR
PROSEDUROPERASIONAL

a. Tanggap darurat adalah tindakan yang dilakukan oleh orang


atau sekelompok orang dalam menghadapi keadaan darurat.
Pengertian b. Code Red adalah kode kejadian kebakaran, api dimana
ditemukannya asap atau bau benda yang terbakar.
c. Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada
tempatyang tidak kita kehendaki, dan merugikan pada
umumnya sukar dikendalikan.
a. Untuk memberikan pelaksanaan operasional kepada tim
tanggap darurat mengenai tindakan-tindakan yang harus
Tujuan diambil, jika terjadi kebakaran.
b. Meminimalkan timbulnya kejadian kebakaran dan dampak
yang diakibatkannya.
a. Helm merah: Bertugas sebagai pemadam api.
b. Helm kuning: Bertugas sebagai yang membantu evakuasi
pasien.
Pembagian Tim c. Helm putih: Bertugas sebagai yang mengevakuasi dokumen
penting ruangan.
d. Helm biru: Bertugas sebagai yang mengevakuasi peralatan
atau alat medis penting ruangan.
a. Pegawai yang melihat api:
1) Pegawai atau orang yang pertama kali mengetahui atau
melihat kebakaran segera mengambil APAR terdekat dan
berusaha untuk memadamkan api dan memberitahukan
kepada karyawan lainnya untuk menginformasikan
keadaan kepada Tim Tanggap Darurat atau Tim Tanggap
Darurat Area tersebut dan pihak keamanan area.
2) Pegawai atau orang yang pertama kali mengetahui atau
melihat kebakaran segera menghubungi Tim Tanggap
Darurat atau Tim Tanggap Darurat Area, jika tidak dapat
memadamkan api dan pihak keamanan RS TMC area
tersebut.
Prosedur
3) Bagian Tim Komunikasi Tanggap Darurat menghubungi
Anggota Tim Tanggap Darurat untuk memberikan
bantuan pemadaman api.
4) Tim Komunikasi Tanggap Darurat menginformasikan
keadaan darurat ke semua penghuni gedung RS sesuai
dengan SPO Tim Komunikasi Tanggap Darurat RS,
sesuai dengan Grade Api.
5) Tim Komunikasi Tanggap Darurat menginformasikan ke
bagian pemeliharaan untuk memadamkan aliran listrik
yang tidak dibutuhkan, sesuai dengan Grade Api.

96
b. Kondisi keadaan:
1) Kondisi keadaan darurat terkendali, jika api padam
langsung laporkan kondisi Tim Komunikasi selanjutnya
ke Ketua Tim Tanggap Darurat.
2) Kondisi keadaan darurat tidak terkendali, jika api tidak
padam, koordinasikan dengan Tim Komunikasi Tanggap
Darurat untuk menghubungi pihak terkait (Dinas
Pemadam Kebakaran) dapat dilakukan sesuai dengan
Grade, laporan dari petugas dari lapangan, dan
selanjutnya lapor ke Ketua Tim Tanggap Darurat.
3) Kondisi memburuk, code purple aktif, code blue
langsung aktif, dan perintah untuk evakuasi semua
penghuni lantai RS .
c. Bagian Komunikasi Tanggap Darurat menginformasikan
pengaktifan code purple berdasarkan intruksi dari Ketua
Tanggap Darurat atau Penanggung jawab area.
d. Tim Evakuasi mengarahkan seluruh penghuni lantai menuju
area titik kumpul.
e. Tim penanggung jawab dokumentasi dan evakuasi mendata
pasien, pengunjung atau karyawan area masing-masing, dan
melaporkan ke Ketua Tim Tanggap Darurat.
Unit Terkait Seluruh area Rumah Sakit

a. Formulir pengecekan alat pemadam api ringan.


b. Formulir pengecekan.
c. Daftar instansi berwenang dalam situasi darurat.
d. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja.
e. Undang-undang nomor 13 tahun 2013 tentang
Ketenagakerjaan.
f. Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana.
g. Kepmenkes Nomor 432 tahun 2007 tentang Pedoman
Dokumen Terkait
Manajemen K3 di Rumah Sakit.
h. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No 186/Men/1999
tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
i. Permenaker 04/87 P2K3.
j. Permenaker 05/96 SMK3.
k. Permenaker 04/80 APAR.
l. Permenaker 02/83 ALARM.
m. SPO penggunaan APAR.
n. SPO Code Blue Rumah sakit.
o. SPO Komunikasi Keadaan Darurat Rumah sakit.

97
a. Klasifikasi Kebakaran:
1) Kelas A
Bahan yang mudah terbakar (kertas, kayu, dan
plastik). Mengatasinya menggunakan air untuk
menurunkan suhunya sampai dibawah titik penyulutan,
serbuk kering untuk memastikan proses pembakaran atau
menggunakan halogen untuk memutuskan reaksi berantai
kebakaran.
2) Kelas B
Kebakaran yang melibatkan bahan cairan.
Mengatasinya dengan foam.
3) Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik yang
bertegangan untuk mengatasinya, yaitu dengan
Hal-Hal yang Harus menggunakan bahan pemadam kebakaran non kondusif
Diperhatikan agar terhindar dari sengatan listrik.
4) Kelas D
Kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar
seperti titanium, alumunium, magnesium, dan kalium.
Cara mengatasinya, yaitu powder khusus kelas ini.
b. Kendalikan emosi diri yang dapat menimbulkan akibat fatal,
karena kepanikan.
c. Pastikan tidak ada barang yang anda bawa, sehingga
menggangu langkah evakuasi.
d. Tinggalkan gedung dan keluar melalui tangga darurat
terdekat.
e. Tutup semua pintu dan jendela bila terdapat api.
f. Jangan menggunakan lift.
g. Jangan memasuki gedung kembali, kecuali ada izin dari
yang berwenang dan security.

98
4. M4 - MONEY
1. Sistem Gaji
Sistem penggajian di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang dibedakan
antara pegawai PNS dan Non PNS. Berdasarkan hasil wawancara sistem
penggajian untuk tenaga PNS berdasarkan pangkat, golongan dan masa kerja
dengan sumber gaji dari pemerintah, sedangkan untuk tenaga Non PNS
berdasarkan lama masa kerja dan tingkat pendidikan dengan sumber gaji dari
Rumah Sakit. Dan perawat magang tidak memperoleh gaji.

99
Evaluasi kinerja dilakukan secara berkala setiap bulan sekali. Gaji
didistribusikan oleh rumah sakit kepada staf secara periodik setiap bulan. Gaji
distribusikan per tanggal satu setiap bulan.
2. Sumber Pendapatan Ruangan
Sumber pendapatan Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten
Malang murni berasal dari pemerintah yang diatur oleh Rumah Sakit untuk
dibagikan ke setiap ruangan di Rumah Sakit sesuai kebutuhan yang
tersentralisasi dari setiap Instalasi Rawat Inap. Berdasarkan hasil wawancara
diketahui bahwa sumber pendapatan Ruang Empu Tantular didapatkan dari jasa
pelayanan umum dan BPJS.
3. Tarif Rawat Inap
Ruang Empu Tantular terdiri dari ruang rawat inap kelas kelas I, II dan III
Semua tarif rawat inap di ruang Empu Tantular diatur oleh Peraturan Daerah
No 10 tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010.

Tabel 3. 30 Tarif pelayanan Ruangan Empu Tantular RSUD Kanjuruhan


No Jenis layanan Kelas I Kelas II Kelas III
1 Tarif kamar 150. 000/ hari 100. 000/ hari 55. 000/ hari
2 Registrasi rawat inap 20. 000 20. 000 20. 000
3 Jasa visite dokter spesialis 125. 000 100. 000 45. 000
5 Jasa asuhan keperawatan 22. 950/ hari 22. 950/ hari 22. 950/ hari
6 Konsultasi gizi 10. 000 10. 000 10. 000
7 Jasa konsultasi spesialis 125. 000 100. 000 45. 000

Kajian Data:

Dari hasil wawancara, RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang adalah rumah


sakit negeri dengan sumber dana berasal dari pemerintah daerah.

MARKET

Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan


(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sangat penting sebab bila barang
yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya,

100
proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar merupakan
faktor yang menentukan dalam suatu organisasi atau perusahaan.

1. Daftar Daerah Asal Pasien di Ruang Empu Tantular pada Tanggal 30 April
2018 – 2 Mei 2018
Daftar Daerah Asal Pasien di ruang Empu Tantular pada tanggal 30 April
2018 – 2 Mei 2018 terdiri dari berbagai wilayah seperti Malang. Untuk
rincian daerah asal pasien per tanggal 30 April 2018 – 2 Mei 2018 dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 31 Daftar daerah asal pasien
No. Nama pasien Alamat
1 An. Um Pakisaji
2 An. Ar Sumberpucung
3 An. An Kepanjen
4 An. Aq Pakisaji
5 An. He Kepanjen
6 An. U.A Gondanglegi
7 An. No Gondanglegi
8 An. Bil Kepanjen
9 An. Sa Turen
10 An. R.D Kalipare
11 An. M.A Ampelgading
12 An. Ra Pakisaji
13 An. Ar Gondanglegi
14 An. Fa Wonosari
15 An. Kh Donomulyo
16 An. Ra Sumberpucung
17 An. Ve Kepanjen
18 An. An Gondanglegi
19 An. Sa Kepanjen
20 An. Re Dampit
21 An. Al Kepanjen
22 An. M.F Dampit
23 An. A.R Pagelaran
24 An. Ju Sumberpucung
25 An. Ka Kromengan
26 An. Ir Sumberpucung

2. Indikator Mutu Perhitungan rumah Sakit

1) BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka Penggunaan Tempat Tidur)

101
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah
sakit. Standar BOR menurut Depkes RI 2005 adalah 60-85%.
Rumus BOR adalah sebgai berikut:
Jumlah hari perawatan × 100%
Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam 1 periode
Jumlah TTdi Ruang Empu Tantular= 34 TT

Berdasarkan pengkajian pada tanggal 30 April 2018 – 2 Mei 2018


penggunaan tempat tidur di ruang Empu Tantular adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. 32 Perhitungan BOR Di Ruang Empu Tantular Tanggal 30
April 2018 – 2 Mei 2018 Rumah Sakit Kanjuruhan Kabupaten Malang

Jumlah BOR
Tgl
(∑Px/∑Bed x 100%)
Bed Px
30 April 2018 34 20 58 %
1 Mei 2018 34 16 47 %
2 Mei 2018 34 17 50 %

Selama kurun waktu 3 hari antara tanggal 30 April – 2 Mei 2018


didapatkan rata–rata BOR sejumlah 52%. Nilai parameter BOR yang
ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005). Dapat disimpulkan BOR
di ruang Empu Tantular selama 3 hari kurang sesuai.

2) ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien dirawat. Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan,
apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang
ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus Menghitung ALOS:

102
(hari perawatan)
(jumlah pasien hidup )

Berdasarkan Pengkajian Pada Tanggal 30 April 2018 – 2 Mei 2018 di


ruang Empu Tantular didapatkan Data Sebagai Berikut:

Tabel 3. 33 lama pasien di rawat di ruang


No. Nama pasien Lama Pasien Dirawat
1 An. Um 3
2 An. Ar 3
3 An. An 3
4 An. Aq 4
5 An. He 4
6 An. U.A 6
7 An. No 6
8 An. Bil 3
9 An. Sa 3
10 An. R.D 4
11 An. M.A 5
12 An. Ra 5
13 An. Ar 3
14 An. Fa 4
15 An. Kh 6
16 An. Ra 4
17 An. Ve 5
18 An. An 2
19 An. Sa 3
20 An. Re 2
21 An. Al 2
22 An. M.F 2
23 An. A.R 1
24 An. Ju 1
25 An. Ka 1
26 An. Ir 1

 Jumlah pasien keluar hidup = 7 + 4 + 5 = 16


 Total hari
Jumlah lama dirawat = 92 = 6 hari
16
Selama pengamatan selama 30 April 2018 – 2 Mei 2018 di ruang
Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang didapatkan hasil

103
perhitungan ALOS 6 hari. Menurut Depkes 2005 nilai ALOS yang ideal
adalah 6-9 hari sehingga ALOS di ruang Empu Tantular pada termasuk
baik.
3) TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana
tempat tidur tidak ditempati (dari setelah diisi ke saat terisi
berikutnya). Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi
pada 1-3 hari.
Rumus TOI:

((jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan)


(jmlh pasien keluar (hidup + mati)

(34 x 3) -7 = 95 = 6 hari
16 16

Dalam pengamatan selama 3 hari didapatkan TOI diruang


Empu Tantular sejumlah 6 hari yang idealnya 1-3 hari menurut
Depkes 2005, yang berarti kurang ideal.

4) BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)


BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian
tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai
dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
(jumlah tempat tidur)

Jumlah pasien keluar (hidup+mati) selama 3 hari adalah = 16

104
Jumlah tempat tidur di ruang empu tantular = 34 tempat tidur
16 = 0,47 kali
34
BTO selama 3 hari di ruang empu tantular adalah 0,47 kali, rata-rata
BTO selama 1 tahun rata-rata adalah 57 kali. Idelanya adalah 40-50
kali. Jadi, BTO di ruang empu tantular melebihi standart.
5) Jenis Pembayaran Pasien
a. Jenis pembayaran
1) BPJS/JKN
Asuransi dari pemerintah (KIS, AsKes), Asuransi Mandiri,
pegawai pemerintah non negeri,pegawai swasta, pegawai
lain yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah
2) Umum
Jenis pembayaran yang dibayar langsung oleh pasien atau
tanpa asuransi dari manapun.

105
5. M5 (MUTU)
1. KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)
Menurut sasaran keselamatan pasien (SKP) yang dikeluarkan oleh
Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (Kemenkes, 2011) dan JCI
Acreditation, maka sasaran tersebut meliputi 6 elemen berikut :
a. Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
b. Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-
alert medications)
d. Sasaran IV :Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat pasien
operasi.
e. Sasaran V :Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
f. Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh.

Sasaran I: Ketepatan identifikasi pasien, meliputi


standar berikut.
1) Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
2) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
3) Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis (lihat juga).
4) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan/prosedur.
5) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik identifikasi yang konsisten
pada semua situasi dan lokasi.
Hasil Analisa :
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan selama tanggal 30 April 2018-
2 Mei 2018, perawat biasanya hanya mengidentifikasi identitas pasien dari
status pasien sebelum dilakukan tindakan, setelah itu tidak ada validasi
kembali setelah sampai di bed pasien seperti menanyakan nama, usia, no reg
sambil melihat gelang pasien. Pada spuit injeksi sudah dituliskan nomor bed,
nama pasien dan nama obat.

106
Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif
(SBAR)
1) Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut.
2) Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut.
3) Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
4) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik yang konsisten dalam
melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui
telepon.
Hasil Analisa :
Kepatuhan dalam mendokumentasikan segala hal yang berhubungan dengan
komunikasi sudah dilakukan oleh seluruh perawat.

Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu


diwaspadai (high-alert medications)
1) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengatur identifikasi,
lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat-obat yang perlu
diwaspadai.
2) Kebijakan dan prosedur diimplementasikan.
3) Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian
yang tidak sengaja di area tersebut, bila diperkenankan kebijakan.
4) Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label
yang jelas dan disimpan dengan cara yang membatasi akses (restrict
access).

107
Hasil Analisa:
Keamanan obat yang perlu diwaspadai high-alert medications di ruang Empu
Tantular sudah diaplikasikan dengan baik, dengan menyimpan di troly
emergency.

Sasaran lV: Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,


tepat-pasien operasi
1) Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam proses
penandaan/pemberian tanda.
2) Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
melakukan verifikasi praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-
pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia,
tepat/benar, dan fungsional.
3) Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat
/mendokumentasikan prosedur sign in (sebelum induksi);“sebelum
insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan
pembedahan dan sign out (sebelum meninggalkan kamar operasi).
4) Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman
proses guna memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi/dental yang
dilaksanakan di luar kamar operasi.
Hasil Analisa :
Tidak terkaji.

Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait


pelayanan kesehatan
1) Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene
terbaru yang baru-baru ini diterbitkan dan sudah diterima secara umum
(antara lain dari WHO Patient Safety).
2) Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.

108
3) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mendukung
pengurangan secara berkelanjutan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan.
Hasil Analisa :
Kepatuhan cuci tangan sudah diterapkan dengan baik oleh perawat ruang
Empu Tntular, tetapi 2 moment cuci tangan sering terlewatkan oleh perawat
yaitu sebelum kontak dengan pasien dan sebelum tindakan aseptif.

Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh


1) Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan
melakukan pengkajian ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan.
2) Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka
yang pada hasil asesmen dianggap berisiko.
3) Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan
pengurangan cedera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara
tidak disengaja.
4) Kebijakan dan/atau prosedur mendukung pengurangan berkelanjutan
dari risiko cedera pasien akibat jatuh di rumah sakit.
Hasil Analisa :
Pengkajian resiko jatuh sudah dilakukan, akan tetapi pada pemasangan tanda
resiko jatuh belum dipasangkan pada pasien yang beresiko tinggi.

Berikut ini beberapa parameter pengukuran keselamatan pasien yang


bisa digunakan di rumah sakit. Parameter tersebut meliputi :
1) Angka kejadian jatuh
Pencegahan pasien jatuh dapat dilakukan dimulai dari melakukan
assesmen awal saat pasien masuk untuk di rawat dan assesmen lanjut
apabila terdapat perubahan kondisi pada pasien dengan menggunakan
Humpty Dumpty Scale untuk pasien anak-anak.

109
Berdasarkan hasil pengkajian tentang tingkat kejadian klien jatuh selama
3 hari (30 April – 2 Mei 2018) didapatkan hasil bahwa 100% pasien tidak
mengalami jatuh selama dilakukan perawatan oleh perawat ruangan.
Meskipun sebagian pasien mempunyai resiko jatuh, akan tetapi dari hasil
pengkajian selama 3 hari menunjukkan tidak ada pasien yang mengalami
jatuh.
Rumus kejadian pasien jatuh :

Jumlah pasien jatuh


_______________________________ x 100%
Jumlah pasien yang beresiko jatuh

Tanggal 30 April-2 Mei 2018


No Variabel 30 April 1 Mei 2 Mei Total
2018 2018 2018
1 Jumlah pasien jatuh 0 0 0 0
2 Jumlah pasien beresiko 11 9 10 30
jatuh

Gambar 3.4 Jumlah Pasien Jatuh di Ruang Empu Tantular


Jumlah Pasien Jatuh di Ruang Empu Tantular

Pasien Jatuh
Pasien Tidak Jatuh

100%

110
2) Kesalahan pengobatan (medical error)
Kejadian kesalahan pemberian obat yang meliputi tidak tepat obat, tidak
tepat cara pemberian, tidak tepat dosis, tidak tepat pasien, tidak tepat
waktu pemberian dan tidak waspada terhadap efek pemberian obat.
Rumus Angka KTD / sentinel dalam pemberian obat :
Jumlah pasien yang terkena kejadian tidak
diharapkan dalam pemberian
___________________________________ x 100%
Jumlah pasien pada hari tersebut

Rumus KNC dalam pemberian obat :


Jumlah pasien yang terkena kejadian nyaris
cedera dalam pemberian
___________________________________ x 100%
Jumlah pasien pada hari tersebut

KTD 30 April – 2 Mei 2018


No Variabel Tanggal
30 April 1 Mei 2 Mei Total
2018 2018 2018
1 Jumlah pasien yang terkena KTD 0 0 0 0
dalam pemberian obat :
a. Tidak tepat pasien
b. Tidak tepat obat
c. Tidak tepat waktu pemberian
d. Tidak tepat dosis obat
e. Tidak tepat cara pemberian
f. Tidak tepat dokumentasi
2 Jumlah pasien pada hari tersebut 20 16 17 53

Angka kejadian KTD : 0%

111
KNC 30 April – 2 Mei 2018
No Variabel Tanggal
30 April 1 Mei 2 Mei Total
2018 2018 2018
1 Jumlah pasien yang terkena KNC 0 0 0 0
dalam pemberian obat :
a. Tidak tepat pasien
b. Tidak tepat obat
c. Tidak tepat waktu pemberian
d. Tidak tepat dosis obat
e. Tidak tepat cara pemberian
f. Tidak tepat dokumentasi
2 Jumlah pasien pada hari tersebut 20 16 17 53

Angka kejadian KNC : 0%


Hasil Analisa : Selama pengkajian 3 hari tidak ditemukan KTD dan
KNC.

3) Angka kejadian flebitis


Salah satu penilaian mutu rumah sakit atau ruangan adalah angka
kejadian flebitis. Flebitis adalah peradangan akut apda lapisan intravena
yang ditandai oleh rasa sakit dan nyeri di sepanjang vena, kemerahan,
bengkak, dan hangat, serta dapat dirasakan di daerah sekitar penusukan.
Visual Infusion Phlebitis (VIP) adalah alat ukur yang digunakan untuk
memantau area pemasangan infuse.
Rumus Kejadian Flebitis :
Jumlah kejadian flebitis
_______________________________ x 100%
Jumlah pasien yang beresiko flebitis

No Variabel 30 April 1 Mei 2 Mei Total


2018 2018 2018
1 Jumlah kejadian flebitis 0 0 0 0
a. Mechanical
b. Bacterial
c. Chemical
2 Jumlah pasien beresiko 3 2 2 7
terjadi flebitis

112
Angka kejadian flebitis : 7 x 100% = 27% hari
26

2. KEPUASAN
a. Tingkat kepuasan pasien
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepuasan pasien yang telah
diisi oleh 11 anggota keluarga selama 3 hari didapatkan hasil pada
indikator Reability (keandalan) pasien mengatakan puas karena perawat
mampu menangani masalah dengan tepat dan profesional, perawat
memberitahu dengan jelas tentang hal-hal yang dilarang dalam perawatan
pasien dan dalam memberikan informasi-informasi tentang fasilitas yang
ada di rumah sakit.
Pada indikator assurance (jaminan) pasien merasa puas karena
perawat memperhatikan terhadap keluhan pasien, perawat menjelaskan
tentang tindakan perawatan yang diberikan pada pasien dan perawat
memberikan informasi dengan jujur tentang keadaan pasien.
Pada indikator tangibles (kenyataan) pasien merasa puas karena
perawat menjaga kebersihan dan kerapian ruangan pasien, alat kesehatan
serta menjaa kerapian dan penampilan perawat. Untuk kebersihan toilet
terjaga oleh pihak cleaning service.
Pada indikator empathy (empati) pasien merasa puas karena perawat
mudah ditemui dan di hubungi bila pasien membutuhkan, perawat
memberikan perhatian dan dukungan moril terhadap keadaan pasien,
perawat melakukan pengukuran nadi dan suhu setiap shif jaga
Pada indikator responsive (tanggung jawab) pasien merasa puas
karena perawat segera menangani pasien ketika pasien sampai pada ruang
inap, perawat membantu pasien dalam memperoleh obat, perawat
membantu dalam pelayanan foto dan laboratorium.

113
Instrumen Kepuasan Pasien Berdasarkan Lima Karakteristik (RATER)

No Karakteristik 1 2 3 4
1 RELIABILITY (KEANDALAN)
a. Perawat mampu menangani masalah
perawatan dengan tepat dan profesional
b. Perawat memberikan informasi tentang
fasilitas yang tersedia, cara penggunaannya
dan tata tertib yang berlaku di RS
c. Perawat memberitahu dengan jelas tentang
hal-hal yang harus di patuhi dalam
perawatan anda
d. Perawat memberitahu dengan jelas tentang
hal-hal yang dilarang dalam perawatan anda
e. Ketepatan waktu perawat tiba di ruangan
ketika anda membutuhkan
2 ASSURANCE (JAMINAN)
a. Perawat member perhatian terhadap keluhan
yang anda rasakan
b. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang
tindakan perawatan yang diberikan kepada
anda
c. Perawat jujur dalam memberikan informasi
tentang keadaan anda
d. Perawat selalu memberi salam dan senyum
ketika bertemu dengan anda
e. Perawat teliti dan terampil dalam
melaksanakan tindakan keperawatan kepada
anda
3 TANGIBLES (KENYATAAN)
a. Perawat memberi informasi tentang
administrasi yang berlaku bagi pasien rawat
inap di RS
b. Perawat selalu menjaga kebersihan dan
kerapihan ruangan yang anda tempati
c. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan
alat-alat kesehatan yang digunakan
d. Perawat menjaga kebersihan dan
kelengkapan fasilitas kamar mandi dan toilet
e. Perawat selalu menjaga kerapian dan
penampilannya
4 EMPHATY (EMPATI)
a. Perawat memberikan informasi kepada
Anda tentang segala tindakan perawatan
yang akan dilaksanakan
b. Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila
anda membutuhkan

114
c. Perawat sering menengok dan memeriksa
keadaan Anda seoerti mengukur tensi, suhu,
nadi, pernafasan dan cairan infuse
d. Pelayanan yang diberikan perawat tidak
memandang pangkat / status tapi
berdasarkan kondisi anda
e. Perawat perhatian dan member dukungan
moril terhadap keadaan anda (menanyakan
dan berbincang-bincang tentang keadaan
anda)
5 RESPONSIVENESS (TANGGUNG JAWAB)
a. Perawat bersedia menawarkan bantuan
kepada anda ketika mengalami kesulitan
walau tanpa diminta
b. Perawat segera menangani Anda ketika
sampai di ruangan rawat inap
c. Perawat menyediakan waktu khusus untuk
membantu Anda berjalan, BAB, BAK, ganti
posisi tidur dan lain-lain.
d. Perawat membantu Anda untuk memperoleh
obat
e. Perawat membantu Anda untuk pelaksanaan
pelayanan foto dan laboratorium di RS ini.

Keterangan :
1 = Sangat tidak puas
2 = Tidak puas
3 = Puas
4 = Sangat puas

b. Tingkat kepuasan perawat


Perawat adalah ujung tombak pemberi pelayanan langsung pada
pasien selama 24 jam. Kepuasan kerja adalah suatu perasaan positif
tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi
karakteristiknya. Penilaian kepuasan perawat bertujuan untuk mengetahui
tingkat kepuasan perawat terhadap pekerjaannya. Berdasarkan hasil
wawancara dan pembagian kuesioner kepada perawat di ruang Empu
Tantular, sebagian besar perawat menyatakan puas dengan pekerjaannya,
dan sebagian kecil perawat.

115
No PERTANYAAN SS S KS TS STS
KEPUASAN TERHADAP PEKERJAAN
Saya sudah merasa puas dengan pekerjaan
1 yang dijalani saat ini
Saya merasa puas dengan beban pekerjaan
2 yang terkadang dilimpahkan kepada anda
Pekerjaan yang saya lakukan saat ini
sudah sesuai dengan latar belakang
3 pendidikan, kemampuan, dan keahlian
saya
Saya selalu diberi kebebasan oleh atasan
4 dalam mengerjakan pekerjaan saya
Saya sudah merasa puas dengan fasilitas
5 yang disediakan oleh perusahaan
Pekerjaan saya tidak berperan penting
6 bagi kemajuan perusahaan ini
Pekerjaan saya memberikan saya peluang
7 mempersiapkan kemajuan saya di masa
yang akan dating
Saya kecewa atas pekerjaan yang saya
8 jalani saat ini
9 Pekerjaan saya saat ini kurang menarik
Pada dasarnya saya antusias dengan
10 pekerjaan saya saat ini
Saya sering bosan terhadap pekerjaan
11 yang saya lakukan saat ini
Tugas pekerjaan yang diberikan saat ini
12 sesuai dengan kemampuan saya
Pekerjaan yang saya terima saat ini sudah
13 sesuai dengan keinginan saya
Saya merasa bangga terhadap pekerjaan
14 yang saya miliki
Pekerjaan yang dibebankan kepada saya
member saya peluang untuk mengambil
keputusan sendiri, menimbulkan
15 kebebasan dan ketidaktergantungan

KEPUASAN TERHADAP IMBALAN

116
Saya sudah merasa puas dengan gaji
16 pokok yang diterima saat ini
Gaji yang saya terima saat ini sudah
17 memuaskan, sesuai dengan beban kerja
dan tanggung jawab yang saya emban
Saya sudah merasa puas dengan
18 penghasilan yang diberikan oleh pihak
perusahaan
Sebagai karyawan di perusahaan ini, saya
merasa puas dengan pendapatan yang
19 diterima bila dibandingkan dengan
prestasi kerja yang selama ini saya
tunjukkan
Saya sudah puas terhadap tunjangan-
20 tunjangan yang diberikan oleh perusahaan
di luar gaji pokok yang saya terima
Gaji yang saya terima tidak sesuai dengan
21 tingkat pendidikan saya
Besar dan jenis tunjangan yang diterima
22 sudah sesuai
Gaji yang saya terima sudah sesuai dengan
23 tuntutan pekerjaan yang dibebankan
kepada saya
Gaji saya sesuai dengan tingkat
24 keterampilan yang saya miliki
Gaji saya sudah sesuai dengan standar gaji
25 yang berlaku di pasar tenaga kerja
26 Pembagian insentif sudah adil
KEPUASAN TERHADAP SUPERVISI ATASAN
Atasan selama ini selalu memberikan
27 pengarahan kepada bawahan dalam setiap
pekerjaan
Komunikasi antara atasan dan bawahan
28 terjalin dengan baik dalam menyelesaikan
masalah-masalah pekerjaan
Atasan selalu bersedia meluangkan waktu
untuk membantu jika saya mengalami
29 kesulitan dalam menyelesaikan tugas-
tugas kerja
Atasan selalu memberikan kesempatan
30
untuk penyampaian ide-ide atau masukan

117
yang mungkin berguna dalam mendukung
tercapainya program-program kerja
Pemahaman atasan terhadap pekerjaan
31 sudah baik
Atasan kurang tegas dalam memberikan
32 peringatan kepada karyawan
Atasan dalam menegakkan disiplin sangat
33 tegas
Atasan secara obyektif menilai prestasi
34 kerja karyawan
Atasan tidak memberikan penghargaan
35 terhadap keberhasilan karyawan dalam
menyelesaikan tugas pekerjaan
Adanya umpan balik dari atasan terhadap
36 pekerjaan yang saya kerjakan
Atasan saya konsisten dalam menerapkan
37 aturan-aturan bagi saya dan karyawan
lainnya
Atasan memberikan masukan-masukan
38 apabila saya mendapat kesulitan dalam
penyelesaian pekerjaan
Kontrol pemecahan masalah dan
39 pengambilan keputusan seimbang antara
atasan dan anda
Atasan memberikan pengarahan tetapi
40 anda diizikan untuk mengembangkan diri
Atasan ikut berpartisipasi dalam
41 penentuan tugas
Atasan cenderung untuk lepas tangan
42 dalam diskusi menghadapi suatu masalah
Bimbingan yang diberikan oleh atasan
43 saya jelas
Pada saat bekerja, atasan saya bersedia
44 memberikan bimbingan bila saya tidak
memahami pekerjaan yang ditugaskan
KEPUASAN TERHADAP REKAN KERJA
Hubungan dengan rekan kerja terjalin
45 dengan baik

Bilamana dibutuhkan rekan kerja


46
memberikan bantuan langsung dalam

118
upaya untuk menyelesaikan pekerjaan
tepat pada waktunya
Setiap tugas dapat saya selesaikan dengan
47 baik bila ada dukungan dari rekan kerja di
kantor
Saya tidak menemukan kesulitan dalam
48 bekerjasama dengan rekan kerja
Seluruh rekan kerja bertanggung jawab
49
terhadap hasil pekerjaan
Sesama karyawan tidak menghormati hak-
50
hak individual masing-masing
Suasana kekeluargaan dalam bekerja
51
terbina dengan baik
Kebutuhan sosial saya untuk berinteraksi
52
dengan rekan kerja di kantor terpenuhi
Rekan kerja saya selalu memberi nasehat,
53 dukungan dan membantu saya apabila
menghadapi kesulitan dalam pekerjaan
KESEMPATAN PROMOSI
Semua karyawan di perusahaan ini
54 diberikan kesempatan yang sama untuk
promosi
Keadilan kebijakan promosi karyawan
55 sudah diterapkan dengan baik di
perusahaan ini
Adanya promosi yang dilakukan oleh
56 perusahaan memotivasi karyawan untuk
lebih berkembang dan maju
Frekuensi waktu untuk promosi untuk
57 karyawan dirasakan sudah tepat
Prestasi kerja yang baik menghasilkan
58
adanya promosi jabatan untuk karyawan
Kebijakan promosi (kenaikan pangkat,
59 atau jabatan) di perusahaan ini belum
sesuai
Promosi karyawan di perusahaan ini
60
dilakukan secara obyektif
Tidak ada kesempatan yang diberikan oleh
61
perusahaan untuk meningkatkan karier
Perusahaan memberikan kesempatan
62 seluas-luasnya bagi setiap karyawan untuk
dapat naik jabatan

119
Proses kenaikan jabatan di perusahaan
63 terbuka bagi siapa saja yang berpotensi
tanpa diskriminasi

c. Kenyamanan
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan sistem saraf untuk
mengubah barbagai stimulus mekanis, kimia, termal, elektris menjadi
potensial aksi yang dijalarkan ke sistem saraf pusat. Nyeri merupakan
suatu mekanisme protektif bagi tubuh yang akan muncul bila jaringan
tubuh rusak, sehingga individu akan bereaksi atau berespons untuk
menghilangkan mengurangi rasa nyeri.
Rumus :
Persentase pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam askep =

Jumlah total pasien nyeri yang terdokumentasi


______________________________________ x 100%
Jumlah total pasien per periode waktu tertentu

No Variabel 30 April 1 Mei 2 Mei Total


2018 2018 2018
1 Jumlah pasien yang 3 2 2 7
terdokumentasi
2 Total pasien 20 16 17 53

Angka kenyamanan pasien : 7 x 100% = 27%


26

120
BAB IV
ANALISA SWOT, PERUMUSAN MASALAH, PRIORITAS MASALAH,
ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN POA PENYELESAIAN
MASALAH

4.1 Analisa SWOT


Tabel 4.34 Analisa SWOT
Internal Kekuatan (Strenghts) Kelemahan (Weakneses)
MAN 1. Hampir seluruh perawat 1. Jumlah perawat di ruangan tidak
pernah mengikuti pelatihan sesuai dengan jumlah pasien di
2. Tingkat pendidikan tenaga ruangan.
perawat pada ruang Empu 2. Beban kerja perawat yang tinggi.
Eksternal Tantular minimal D3
3. Adanya perawat yang sudah
mengikuti pelatihan MPKP
4. Tenaga kesehatan di ruang
Empu Tantular meliputi
dokter spesialis, perawat,
bidan, ahli gizi, farmasi.
Peluang (Opportunity) Strategi S – O. Strategi W – O
1. Dengan adanya mahasiswa 1. Melibatkan mahasiswa praktek
1. Perawat memiliki praktek di ruangan empu yang terdapat diruangan dengan
kesempatan untuk tantular, perawat dapat cara membagi tugas agar lebih
mengikuti pelatihan bekerja sama dengan efektif dalam pemberian asuhan
sesuai dengan tindakan mahasiswa dalam keperawatan.
yang sering dilakukan memberikan asuhan
2. Adanya mahasiswa keperawatan kepada pasien.
praktek yang membantu
pelaksanaan asuhan
keperawatan
Ancaman (Threat) Strategi S – T Strategi W – T
1. Dengan menerapkan 5S 1. Dengan adanya mahasiswa
1. Adanya tuntutan tinggi (senyum, sapa, salam, keperawatan dapat mengurangi
dari masyarakat untuk sopan, santun) dapat beban kerja yang ada di ruangan
pelayanan yang lebih membantu meningkatkan Empu Tantular.
professional mutu dan kualitas rumah
2. Terdapatnya beberapa sakit.
rumah sakit swasta di
daerah kepanjen

121
Internal Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Terdapat administrasi 1. Jumlah tempat sampah infeksius
MATERIAL penunjang (misalnya : yang kurang.
buku injeksi, buku TTV, 2. Tempat penyimpanan linen
Eksternal buku laporan tim, SOP, kurang rapi
dll) yang memadai
2. Tersedianya nurse station
3. Terdapat jemuran baju
untuk keluarga pasien
4. Terdapat dapur di Ruang
Empu Tantular
5. Terdapat fasilitas ruang
bermain bagi keluarga
pasien
Peluang (Opportunity). Strategi S-O Strategi W-O
1. Melakukan penataan ulang 1. Menambah jumlah tempat
1. Adanya kesempatan ruang bermain, dan sampah dengan membagi tempat
ruangan untuk membuat buku inventaris sampah infeksius dan tempat
mengajukan perbaikan ruang bermain sampah non infeksius.
dan penambahan
fasilitas ruangan sesuai
dengan kebijakan yang
telah ada.

Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T


1. Kesenjangan antara 1. Melakukan sosialisasi 1. Menambah jumlah tempat
jumlah pasien dan pembuangan dan sampah infeksius.
tempat sampah yang pemilahan sampah 2. Menata kembali lemari linen.
ada di Ruang Empu kepada keluarga pasien di
Tantular ruang Empu Tantular.

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weaknes)


Internal 1. Rumah sakit dan ruangan 1. Ronde keperawatan belum
memiliki visi misi sebagai dilakukan selama 2 bulan
METHOD acuan dalam terakhir, dikarenakan kesibukan
melaksanakan kegiatan dari dokter spesialis.
pelayanan. 2. Belum adanya orientasi pada
2. Ruangan Empu Tantular pasien baru tentang pemilahan
menggunakan metode limbah non medis dan medis.
Eksternal MPKP Tim
3. Terdapat format
pengkajian hingga
evaluasi, sehingga
mempermudah
dokumentasi keperawatan
4. Post conference di Ruang
Empu Tantular dalam
kategori baik
122
Peluang (Oportunity) Strategi S-O Strategi W-O
1. Adanya perawat yang 1. Model asuhan keperawatan 1. Dengan adanya mahasiswa
sudah mengikuti yang digunakan dan telah praktek dapat membantu
pelatihan MPKP sesuai dan adanya melakukan orientasi pada pasien
2. Adanya mahasiswa penambahan mahasiswa baru.
praktek manajemen membuat sistem
keperawatan di manajemen semakin
ruangan Empu efektif, dan mempermudah
Tantular. proses keperawatan pasien.
Ancaman (Threats) Strategi S-T Strategi W-T
1. Sebagian manajemen 1. Mengoptimalkan metode 1. Mengoptimalkan metode asuhan
keperawatan di asuhan keperawatan keperawatan profesional dari
ruangan masih belum profesional dari berbagai berbagai aspek untuk
terlaksana seperti aspek untuk meningkatkan kinerja perawat
ronde, orientasi meningkatkan kinerja dan kepuasan pasien, sehingga
pasien baru, dapat perawat dan kepuasan mampu bersaing dengan rumah
menurunkan tingkat pasien, sehingga mampu sakit lain.
kepuasan yang dapat bersaing dengan rumah
berakibat citra sakit lain.
pelayanan di RS
menurun di kalangan
masyarakat.
2. Tuntutan masyarakat
akan pelayanan yang
maksimal

Internal Kekuatan (Strength) Kekurangan (Weaknes)


1. Gaji pegawai dibayarkan 1. Kebutuhan yang dibutuhkan
MONEY sesuai dengan hak nya dalam ruangan dipenuhi dalam
2. Dana pengembangan waktu yang lama
Eksternal berasal dari pemerintah
Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O
1. Adanya kenaikan gaji 1. Penggunaan dan 1. Mengajukan kebutuhan dengan
perawat sesuai pendanaan keuangan yang lebih terperinci dan yang lebih
dengan golongan, dan diatur pemerintah prioritas sesuai dengan
masa kerja. kabupaten memberikan kebutuhan ruangan yang
kemudahan dalam proses mendesak.
manajemennya.
Internal Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weaknes)
1. ALOS di Ruang Empu 1. Sosialisasi cuci tangan dan
MUTU Tantular dikategorikan baik pemilahan sampah belum
yaitu 6 hari dilakukan kepada pasien dan
2. Sebagai lahan praktek keluarga
mahasiswa kesehatan. 2. Kurangnya sosialisasi dalam
eksternal 3. Tingkat keamanan pasien penempatan alat makan kotor
dijaga dengan baik, terlihat
tidak adanya pasien jatuh

123
atau angka kejadian pasien
jatuh 0% dan tingkat
kesalahan dalam
memasukkan obat 0%.
4. Rata-rata kepuasan
keluarga dan kepuasan
pegawai dikategorikan baik
5. Terdapat fasilitas ruang
bermain yang dapat
mengurangi tingkat
kecemasan anak terhadap
hospitalisasi.
Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O
1. RSUD Kanjuruhan 1. Melakukan terapi bermain 1. Melakukan sosialisasi cuci
Kabupaten Malang pada anak-anak yang tangan, mengenai 6 langkah cuci
adalah Rumah Sakit sedang di rawat di ruang tangan dan 5 momen cuci tangan.
daerah akreditasi B empu tantular.
yang menjadi rujukan
bagi rumah sakit
lainnya.

Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T


1. Persaingan RS dalam 1. Selalu berusaha 1. Berusaha meningkatkan mutu
memberikan memingkatkan mutu dan dengan memberikan asuhan
pelayanan kepuasan pasien serta keperawatan profesional agar
keperawatan kepuasan perawat. mampu bersaing dengan rumah
sakit swasta di daerah kepanjen.

124
M1 MAN (SUMBER DAYA MANUSIA)
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 SUMBER DAYA MANUSIA (MAN)
STRENGHT
a. Hampir seluruh perawat pernah 0,3 4 1,2 S–W
mengikuti pelatihan 3,5 – 3 =
0,5
b. Tingkat pendidikan tenaga perawat 0,3 3 0,9
pada ruang Empu Tantular
minimal D3
c. Adanya perawat yang sudah 0,2 3 0,6
mengikuti pelatihan MPKP
d. Tenaga kesehatan di ruang Empu 0,2 4 0,8
Tantular meliputi dokter spesialis,
perawat, bidan, ahli gizi, farmasi.
TOTAL 1 3,5
WEAKNESS
a. Beban kerja perawat cukup tinggi 1 3 3
TOTAL 1 3
OPPORTUNITY
a. Perawat memiliki kesempatan 0,6 3 1,8 O–T
untuk mengikuti pelatihan sesuai 1,2 – 2,4 =
dengan tindakan yang sering -1,2
dilakukan
b. Adanya mahasiswa praktek yang 0,4 3 1,2
membantu pelaksanaan asuhan
keperawatan
TOTAL 1 3
TREATENED
a. Adanya tuntutan tinggi dari 0,4 3 1,2
masyarakat untuk pelayanan yang
lebih professional

125
b. Terdapatnya beberapa rumah sakit 0,6 2 1,2
swasta di daerah kepanjen
TOTAL 1 2,4

126
M2 MATERIAL
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 SARANA DAN PRASARANA
STRENGHT
a. Terdapat administrasi penunjang 0,4 4 1,6 S–W
(misalnya : buku injeksi, buku TTV, 3,7 – 3,5 =
buku laporan tim, SOP, dll) yang 0,2
memadai
b. Tersedianya nurse station 0,2 4 0,8
c. Terdapat jemuran baju untuk 0,1 3 0,3
keluarga pasien
d. Terdapat dapur di Ruang Empu 0,1 2 0,2
Tantular
e. Terdapat fasilitas ruang bermain 0,2 4 0,8
bagi keluarga pasien
TOTAL 1 3,7
WEAKNESS
a. Jumlah tempat sampah infeksius 0,5 4 2
yang kurang.
b. Tempat penyimpanan linen kurang 0,5 3 1,5
rapi
TOTAL 1 3,5
OPPORTUNITY
a. Adanya kesempatan ruangan untuk 1 3 3 O–T
mengajukan perbaikan dan
3 – 4 = -1
penambahan fasilitas ruangan sesuai
dengan kebijakan yang telah ada
TOTAL 1 3
TREATENED
a. Kesenjangan antara jumlah pasien 1 4 4
dan tempat sampah yang ada di
Ruang Empu Tantular
TOTAL 1 4

127
M3 METHOD
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 METODE
STRENGHT
a. Rumah sakit dan ruangan memiliki 0,2 4 1,6 S –W
visi misi sebagai acuan dalam 4,6 – 3 =
melaksanakan kegiatan pelayanan 1,6
b. Ruangan Empu Tantular 0,3 4 1,2
menggunakan metode MPKP Tim
c. Terdapat format pengkajian hingga 0,3 4 1,2
evaluasi, sehingga mempermudah
dokumentasi keperawatan
d. Post conference di Ruang Empu 0,2 3 0,6
Tantular dalam kategori baik
TOTAL 1 4,6
WEAKNESS
a. Ronde keperawatan belum dilakukan 0,5 3 1,5
selama 2 bulan terakhir, dikarenakan
kesibukan dari dokter spesialis.
b. Belum adanya orientasi pada pasien 0,5 3 1,5
baru tentang pemilahan limbah non
medis dan medis
TOTAL 1 3
OPPORTUNITY
a. Adanya perawat yang sudah 0,7 4 2,8 O–T
mengikuti pelatihan MPKP 3,7 – 3 =
b. Adanya mahasiswa praktek 0,3 3 0,9 0,7
manajemen keperawatan di ruangan
Empu Tantular
TOTAL 1 3,7
TREATENED

128
a. Sebagian manajemen keperawatan di 0,6 3 1,8
ruangan masih belum terlaksana
seperti ronde, orientasi pasien baru,
dapat menurunkan tingkat kepuasan
yang dapat berakibat citra pelayanan
di RS menurun di kalangan
masyarakat
b. Tuntutan masyarakat akan pelayanan 0,4 3 1,2
yang maksimal
TOTAL 1 3

129
M4 MONEY
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 MONEY
STRENGHT
a. Gaji pegawai dibayarkan sesuai 0,6 4 2,4 S–W
dengan hak nya 4–3=1
b. Dana pengembangan berasal dari 0,4 4 1,6
pemerintah
TOTAL 1 4
WEAKNESS
a. Kebutuhan yang dibutuhkan dalam 1 3 3
ruangan dipenuhi dalam waktu yang
lama
TOTAL 1 3
OPPORTUNITY
a. Adanya kenaikan gaji perawat sesuai 1 3 3 O–T
dengan golongan, dan masa kerja. 3–0=3
TOTAL 1 3
TREATENED

130
M5 MUTU
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 MUTU
STRENGHT
a. ALOS di Ruang Empu Tantular 0,2 4 0,8 S–W
dikategorikan baik yaitu 6 hari 4,7 – 3,5 =
b. Sebagai lahan praktek mahasiswa 0,1 3 0,6 1,2
kesehatan.
c. Tingkat keamanan pasien dijaga 0,3 4 1,6
dengan baik, terlihat tidak adanya
pasien jatuh atau angka kejadian
pasien jatuh 0% dan tingkat
kesalahan dalam memasukkan obat
0%.
d. Rata-rata kepuasan keluarga dan 0,1 4 0,8
kepuasan pegawai dikategorikan
baik
e. Terdapat fasilitas ruang bermain 0,3 3 0,9
yang dapat mengurangi tingkat
kecemasan anak terhadap
hospitalisasi
TOTAL 1 4,7
WEAKNESS
a. Sosialisasi cuci tangan dan 0,5 4 2
pemilahan sampah belum dilakukan
kepada pasien dan keluarga
b. Kurangnya sosialisasi dalam 0,5 3 1,5
penempatan alat makan kotor
TOTAL 1 3,5
OPPORTUNITY O–T
a. RSUD Kanjuruhan Kabupaten 1 4 4 4–3=1
Malang adalah Rumah Sakit daerah

131
akreditasi B yang menjadi rujukan
bagi rumah sakit lainnya
TOTAL 1 4
TREATENED
a. Persaingan RS dalam memberikan 1 3 3
pelayanan keperawatan
TOTAL 1 3

132
133
4.3 Daftar Masalah

1. Sosialisasi tempat sampah dan cuci tangan belum dilakukan kepada keluarga
pasien
2. Kurangnya ketersediaan tempat sampah yang kurang memadai
3. Kurangnya ketertiban keluarga pasien dalam meletakkan alat makan kotor di
tempat yang sudah disediakan
4. Tempat penyimpanan linen kurang rapi
5. Kurangnya kerapian dan penataan pada ruang terapi bermain

4.4 Penentuan Prioritas Masalah


Prioritas cara pemecahan masalah dilakukan dengan memperlihatkan aspek :
a. Besarnya masalah yang diselesaikan (Magnitude=M)
b. Pentingnya cara penyelesaian maslah (Imortancy=I)
c. Sensitifitas penyelesaian masalah (Vulnarability=V)
d. Biaya (Cost=C)
Nilai yang diberikan pada aspek 1 sampai 5 (nilai 1= sangat kurang
penting, nilai 2= kurang penting, nilai 3= cukup penting, nilai 4=
penting, dan nilai 5= sangat penting).
No Alternatif Efektivitas Eficiency Total Prioritas
Penyelesaian Masalah M I V C MxI
x V/C
1 Sosialisasi tempat 4 4 3 2 24 3
sampah dan cuci tangan
belum dilakukan
kepada keluarga pasien
2 Kurangnya 4 4 4 2 32 1
ketersediaan tempat
sampah yang memadai
3 Kurangnya ketertiban 3 3 3 1 27 2
keluarga pasien dalam
meletakkan alat makan
kotor di tempat yang
sudah disediakan
4 Kurangnya kerapian 3 3 3 2 13,5 5
tempat linen

134
5 Kurangnya kerapian 2 2 4 1 16 4
dan penataan pada
ruang terapi bermain

135
4.5 Planning Of Action (Perencanaan)
Tabel 4.35 Planning Of Action (Perencanaan)

No Masalah Tujuan Program/Kegiatan Indikator/Target Penanggung Waktu


Keberhasilan Jawab
1 Kurangnya Jumlah tempat 1. Jumlah tenpat sampah 1. Karu 8 – 26 Mei
ketersediaan sampah yang 1. Mengecek kemabali yang mencukupi 2. Katim 2018
tempat sampah mencukupi ketersediaan tempat sampah 2. Terdapat tempat sampah 3.Perawat
yang memadai 2. Memberikan informasi infeksius dan non pelaksana
(sosialisasi) tentang infeksius 4. Mahasiswa
pemilahan sampah medis dan praktek
non medis kepada semua PJ: Ana fitri,
keluarga pasien. Atmaja Ibah
3. Menambah tempat sampah salim, Choirul
untuk sampah medis Imami, Chintya
4. Melakukan pelabelan pada Rachmadianing,
tempat sampah agar keluarga Ratna Wahyu,
pasien tau Vidia Desy
2 Kurangnya Keluarga tertib 1. Keluarga meletakkan alat 1. Karu 8 – 26 Mei
ketertiban dalam meletakkan 1. Memberikan informasi makan kotor di dalam box 2. Katim 2018
keluarga pasien alat makan kotor (sosialisasi) terutama pada 2. Box menjadi rapi dan 3.Perawat
dalam meletakkan keluarga pasien baru untuk tidak berantakan pelaksana
alat makan kotor meletakkan alat makan habis 4. Mahasiswa
di tempat yang pakai ditempatnya. praktek
sudah disediakan 2. Memberikan teguran kepada PJ: Ana fitri,
keluarga pasien yang salah Atmaja Ibah
meletakkan alat makan habis salim, Choirul
pakai.

136
3. Membuka tutup kotak yang Imami, Chintya
digunakan sebagai tempat Rachmadianing,
meletakkan alat makan habis Ratna Wahyu,
pakai Vidia Desy
4. Menempelkan tulisan untuk
meletakkan alat makan habis
pakai.
3 Sosialisasi tempat Keluarga paham 1. Keluarga pasien mengerti 1. Karu 8 – 26 Mei
sampah dan cuci dan mampu 1. Menyiapkan leaflet tentang dan memahami tentang 2. Katim 2018
tangan belum mempraktekkan 6 pemilahan sampah dan cuci pemilahan sampah 3.Perawat
dilakukan kepada langkah cuci tangan sebelum diberikan infeksius dan non pelaksana
keluarga pasien tangan dan 5 penyuluhan infeksius 4.Mahasiswa
momen cuci 2. Melakukan pendidikan 2. Keluarga pasien praktek
tangan kesehatan tentang pentingnya memahami 5 momen cuci PJ: Ana fitri,
cuci tangan, fungsi cuci tangan dan dapat Atmaja Ibah
tangan, cara cuci tangan yang mempraktekkan 6 langkah salim, Choirul
baik, dan pemelihan sampah cuci tangan. Imami, Chintya
dari sampah medis atau non Rachmadianing,
medis Ratna Wahyu,
3. Memberikan informasi Vidia Desy
kepada keluarga pasien agar
dapat menggunakan fasilitas
kamar berupa wastafel dan
handrub untuk cuci tangan.
4 Kurangnya Ruang bermain 1. Melakukaan penataan ulang 1. Terdapat buku inventaris 1. Karu 8 – 26 Mei
kerapian dan menjadi tertata permainan berdasarkan di ruang bermain 2. Katim 2018
penataan pada dan lebih rapi kelompok usia 2. Ruang bermain menjadi 3.Perawat
rapi pelaksana

137
ruang terapi 2. Membuat buku inventaris 4. Mahasiswa
bermain mainan di ruang bermian praktek
untuk meminimalisir mainan PJ: Ana fitri,
yang hilang dan berkurang Atmaja Ibah
3. Melakukan terapi bermain salim, Choirul
Imami, Chyntia
Rahma, Ratna
Wahyu, Vidia
Desy
5 Kurangnya Tempat 1. Lemari linen menjadi 1. Karu 8 – 26 Mei
kerapian tempat penyimpanan 1. Penataan ulang dengan lebih rapi 2. Katim 2018
linen linen menjadi rapi pemberian keterangan per 2. Lemari linen menjadi 3.Perawat
item yang lebih jelas. tertata pelaksana
2. Sosialisasi untuk menjaga 4. Mahasiswa
kerapian kepada yang praktek
berkepentingan terhadap linen PJ: Ana fitri,
Atmaja Ibah
salim, Choirul
Imami, Chintya
Rachmadianing,
Ratna Wahyu,
Vidia Desy

138
BAB V

IMPLEMENTASI

5.1 Ketersediaan Tempat Sampah Yang Memadai


Untuk persiapan dari kelompok, kami mengecek kembali ketersediaan
tempat sampah yang tidak terpakai. Setelah itu, kami akan meletakkan tempat
sampah medis dan non medis disebelah kanan dan kiri taman. Tempat sampah
yang didalam kamar pasien dan diluar kamar pasien akah diberikan label agar
keluarga pasien tau. Selanjutnya, kami akan memberikan informasi
(sosialisasi) tentang pemilahan sampah medis dan non medis kepada semua
keluarga pasien.
Tabel 5.36 Pemanfaatan Tempat Sampah Medis dan Non Medis di
Ruang Empu Tantular (Pre)

Medis Non Medis


Hari Ke
Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang

1 ( 7 Mei 2018 )

P √ √

S √ √

M √ √

2 ( 8 Mei 2018 )

P √ √

S √ √

M √ √

3 ( 9 Mei 2018 )

P √ √

S √ √

M √ √

139
4 ( 10 Mei 2018 )

P √ √

S √ √

M √ √

5 ( 11 Mei 2018)

P √ √

S √ √

M √ √

6 (12 Mei 2018)

P √ √

S √ √

M √ √

Sumber: Observasi tanggal 7 – 12 Mei 2018

Tabel 5.37 Pemanfaatan Tempat Sampah Medis dan Non Medis di


Ruang Empu Tantular (Post)

Medis Non Medis


Hari Ke
Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang

1 ( 7 Mei 2018)

P √ √

S √ √

M √ √

2 ( 8 Mei 2018)

P √ √

S √ √

M √ √

140
3 ( 9 Mei 2018)

P √ √

S √ √

M √ √

4 ( 10 Mei 2018 )

P √ √

S √ √

M √ √

5 ( 11 Mei 2018)

P √ √

S √ √

M √ √

6 (12 Mei 2018)

P √ √

S √ √

M √ √

Sumber: Observasi tanggal 7 – 12 Mei 2018

141
Chart Title
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PRE MEDIS POST MEDIS PRE NON MEDIS POST NON MEDIS

BAIK CUKUP KURANG

5.2 Kerapian Dalam Meletakkan Alat Makan Kotor Di Tempat Yang Sudah
Disediakan
Untuk persiapan dari kelompok, kami akan memberikan informasi
(sosialisasi) terutama pada keluarga pasien baru untuk meletakkan alat makan
habis pakai ditempatnya. Ketika ada keluarga pasien yang salah meletakkan
alat makan habis pakai kami akan memberikan teguran kepada keluarga
pasien. Setelah kami amati, ternyata kebanyakan keluarga pasien tidak
meletakkan alat makan kotor sesuai tempatnya karena kotak tempat alat
makan ditutup, sehingga kami akan membuka tutup kotak yang digunakan
sebagai tempat meletakkan alat makan habis pakai agar keluarga dapat
meletakkan alat makan kotor pada tempatnya. Selanjutanya, kami
memberikan tulisan untuk meletakkan alat makan kotor pada tempatnya.
Tabel 5.38 Kesesuaian dalam Meletakkan Alat Makan Kotor di Ruang
Empu Tantular (Pre dan Post)
Hari ke Pre Implementasi Post Implementasi
Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
1 ( 7 Mei 2018) √ √
2 ( 8 Mei 2018) √ √
3 ( 9 Mei 2018) √ √
4 ( 10 Mei 2018) √ √

142
5 ( 11 Mei 2018) √ √
6 ( 12 Mei 2018) √ √
Sumber: Observasi tanggal 7 – 12 Mei 2018

Chart Title
120

100

80

60

40

20

0
PRE IMPLEMENTASI POST IMPLEMENTASI

SESUAI TIDAK SESUAI Column1

5.3 Ketertiban Keluarga Pasien Dalam Membuang Sampah Dan Cuci


Tangan
Untuk persiapan dari kelompok, kami akan menyiapkan leaflet tentang
pemilahan sampah dan cuci tangan sebelum diberikan penyuluhan. Setelah
itu, melakukan pendidikan kesehatan tentang pentingnya cuci tangan, fungsi
cuci tangan, cara cuci tangan yang baik, dan pemelihan sampah dari sampah
medis atau non medis. Kami juga memberikan informasi kepada keluarga
pasien agar dapat menggunakan fasilitas kamar berupa wastafel dan handrub
untuk cuci tangan.

Tabel 5.39 Sosialisai pada Pasien / Keluarga Pasien Tentang Cuci


Tangan dan Membuang Sampah di Tempat Sampah Medis dan Tempat
Sampah Non Medis (Pre dan Post)

Hari Ke Pre Implementasi Post Implementasi Jumlah


Responden
Dilakukan / Tidak Dilakukan / Tidak
Dilakukan Dilakukan

143
1 Dilakukan : 5 Dilakukan : 14 15
(8 Mei 2018) Tidak Dilakukan : 10 Tidak Dilakukan : 1

2 Dilakukan : 8 Dilakukan : 10 10
(11 Mei Tidak Dilakukan : 2 Tidak Dilakukan : 0
2018)

3 Dilakukan : - Dilakukan : 8 10 Orang


(15 Mei Tidak Dilakukan : 10 Tidak Dilakukan : 2
2018)

4 Dilakukan : 6 Dilakukan : 7 8 Orang


(18 Mei Tidak Dilakukan : 2 Tidak Dilakukan : 1
2018)

Sumber: Observasi tanggal 8 – 18 Mei 2018

Chart Title
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PRE IMPLEMENTASI POST IMPLEMENTASI

DILAKUKAN TIDAK DILAKUKAN Column1

5.4 Penataan Ulang RAB (Ruang Aktivitas Bermain)


Untuk persiapan dari kelompok, kami melakukaan penataan ulang
permainan berdasarkan kelompok usia. Kami juga memberikan buku
inventaris mainan di ruang bermian untuk meminimalisir mainan yang hilang
dan berkurang. Selain itu, kami melakukan pengkajian terhadap pasien anak
yang mengalami hospitalisasi, setelah itu kami melakukan terapi bermain
kemudian kami melakukan observasi pre dan post SAB. Kami juga

144
menginformasikan tentang keberadaan RAB (Ruang Aktivitas Bermain)
kepada orang tua pasien agar dapat mengajak anaknya untuk bermain. Proses
pelaksanaan SAB dilakukan selama 1 minggu dan juga melakukan observasi
pre dan post terapi bermain menggunakan lembar observasi.
Tabel 5.40 Observasi Kondisi Pasien (Pre dan Post SAB)

Hari Ke Pre SAB Post SAB Jumlah Pasien

Kondisi Pasien Kondisi Pasien

1 Cemas : 3 Cemas : 1
(11 Mei Tidak Cemas : - Tidak Cemas : 2 3
2018)

2 Cemas : 2 Cemas : -
(18 Mei Tidak Cemas : 1 Tidak Cemas : 3 3
2018)

Sumber: Observasi tanggal 11&18 Mei 2018

Chart Title
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PRE SAB POST SAB

CEMAS TIDAK CEMAS Column1

5.5 Ketertiban Dalam Menyimpan Linen


Untuk persiapan dari kelompok, kami akan melakukan penataan ulang
dengan pemberian keterangan per item yang lebih jelas. Selanjutnya,
sosialisasi untuk menjaga kerapian kepada yang berkepentingan terhadap
linen.

145
Tabel 5.41 Kesesuaian dalam Meletakkan Linen di Ruang Empu
Tantular (Pre dan Post)
Hari ke Pre Implementasi Post Implementasi
Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
1 ( 7 Mei 2018) √ √
2 ( 8 Mei 2018) √ √
3 ( 9 Mei 2018) √ √
4 ( 10 Mei 2018) √ √
5 ( 11 Mei 2018) √ √
6 ( 12 Mei 2018) √ √
Sumber: Observasi tanggal 7 – 12 Mei 2018

Chart Title
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PRE IMPLEMENTASI POST IMPLEMENTASI

SESUAI TIDAK SESUAI Column1

146
BAB VI
EVALUASI

6.1 Ketersediaan Tempat Sampah Yang Memadai


a. Evaluasi Stuktur
Untuk persiapan dari kelompok, kami melakukan observasi,
setelah data ada kami melakukan konsul untuk menyediakan tempat
sampah medis di Ruang Empu Tantular dengan ditunjang dari hasil
observasi yang sudah kami lakukan sebelumnya untuk mendapatkan
hasil persetujuan. Setelah proposal disetujui, kami menyediakan dua
tempat sampah dikanan kiri taman yang diberi label tempat sampah
kuning untuk infeksius dan biru non infeksius
b. Evaluasi Proses
Proses pencarian tempat sampah medis dilakukan selama 1 hari,
pada tanggal 5 Mei 2018, tanggal 7 Mei 2018 tempat sampah medis
sudah siap digunakan. Pada tanggal 7 Mei 2018 kami menaruh dua
tempat sampah dikanan kiri taman yang diberi label tempat sampah
kuning untuk infeksius dan biru non infeksius. Kami juga memberikan
label tempat sampah infeksius pada tempat sampah di setiap kamar
pasien.
c. Evaluasi hasil
Setelah tempat sampah medis dan non medis disediakan di
ruangan ditemukan hasil bahwa, limbah non medis tidak bercampur
dengan limbah medis. Keluarga pasien sudah membuang sampah sesuai
dengan jenis sampahnya.

6.2 Kerapian Dalam Meletakkan Alat Makan Kotor Di Tempat Yang Sudah
Disediakan
a. Evaluasi Stuktur
Untuk persiapan dari kelompok, kami melakukan observasi,
ternyata keluarga pasien khususnya pasien baru belum tahu tempat
meletakkan alat makan kotor, selain itu ketika tempat makan kotor di

147
tutup kelurga meletakkan alat makan kotor di atasnya. Kelompok kami
merencanakan untuk selalu membuka tempat makan kotor, dan
memberikan tulisan agar keluarga pasien dapat meletakkan alat makan
kotor pada tempatnya.
b. Evaluasi Proses
Proses sosialisasi dalam meletakkan alat makan kotor dilakukan
setiap hari, khususnya dilakukan setiap kali ada pasien baru yang
masuk ke Empu Tantular, dan untuk mengevaluasi setiap harinya
dilakukan observasi dan evaluasi kesesuain dalam meletakkan alat
makan kotor.
c. Evaluasi hasil
Dengan dilakukanya sosialisasi dalam meletakkan alat makan
kotor, keluarga pasien tau keluarga pasien sudah tau tempat untuk
meletakkan alat makan kotor, mereka sudah meletakkan dengan rapi.
Ketika kotak alat makan tertutup kami selalu membukanya.

6.3 Ketertiban Keluarga Pasien Dalam Membuang Sampah Dan Cuci


Tangan
a. Evaluasi Stuktur
Untuk persiapan dari kelompok, kami melakukan observasi,
ternyata keluarga pasien belum tahu tentang cuci tangan 6 langkah,
dan membuang sampah yang tergolong sampah infeksius dan non
infeksius. Kelompok kami merencanakan untuk dilakukannya
sosialisasi atau penyuluhan tentang cuci tangan dan pemilahan
sampah.
b. Evaluasi Proses
Proses sosialisasi atau penyuluhan tentang cuci tangan dan
pemilahan sampah dilakukan setiap 2 hari sekali, kami juga
memberikan leaflet agar keluarga pasien dapat membacanya.
c. Evaluasi Hasil
Dengan dilakukannya sosialisasi atau penyuluhan tentang cuci
tangan dan pemilahan sampah, keluarga pasien tau tentang

148
pentingnya cuci tangan, fungsi cuci tangan, cara cuci tangan yang
baik, dan pemelihan sampah dari sampah medis atau non medis.
Keluarga pasien juga menggunakan fasilitas kamar berupa wastafel
dan handrub untuk cuci tangan. Keluarga pasien mampu melakukan
cuci tangan 6 langkah dan membuang sampah sesuai dengan jenis
sampahnya, meskipun masih ada keluarga pasien yang lupa dalam
membuang sampah.

6.4 Penataan Ulang RAB (Ruang Aktivitas Bermain)


a. Evaluasi Struktur
Untuk persiapan dari kelompok, kami melakukan observasi,
ternyata banyak mainan yang tidak tertata rapi, dan beberapa mainan
hilang, selain itu jarang dilaksanakan terapi bermain. Kelompok kami
merencanakan untuk di buatnya buku inventaris daftar mainan, kami
juga menata ulang kembali mainan sesuai dengan usia anak. Selain itu,
kami berencana melakukan SAB setiap minggunya.
b. Evaluasi Proses
Tanggal 11 Mei 2018 kami mulai menata kembali mainan sesuai
dengan usia anak, dengan diberikan label pada tempat mainan. Setelah
mainan tersusun rapi kami mencatat mainan dibuku inventaris, dan
membelikan beberapa mainan untuk melengkapi di RAB (Ruang
Aktivitas Bermain). Hari itu juga kami akan melakukan SAB, dan
diminggu selanjutnya kami juga melakuakan SAB.
c. Evaluasi Hasil
Setelah menata kembali mainan mulai tanggal 11 Mei 2018, RAB
(Ruang Aktivitas Bermain) tampak rapi dan memudahkan kami untuk
mengambil mainan saat SAB sesuai dengan usia pasien. Selain itu,
kami pula melengkapi beberapa prasarana yang ada di ruang aktifitas
bermain untuk dijadikan tambahan dalam permainan bagi pasien anak
di ruang emputantular. Kami melakukan observasi pre dan post terapi
bermain, didapatkan hasil yang cukup signifikan. Sebelum
dilakukannya terapi, pasien anak sebagian besar mengalami gejala

149
hospitalisasi (cemas). Setelah, dilakukannya terapi bermain, pasien
anak sebagian besar mengalami penurunan gejala hospitalisasi (tidak
cemas). Ini menunjukkan bahwa terapi bermain mampu membuat anak
menjadi lebih nyaman menjalani pengobatan di rumah sakit.

6.5 Ketertiban Dalam Menyimpan Linen


a. Evaluasi Struktur
Untuk persiapan dari kelompok, kami melakukan observasi,
ternyata dalam meletakkan linen masih berantakan. Ketika ingin
mengambil barang yang dibutuhkan membutuhkan waktu yang cukup
lama karena harus mencarinya. Kami berencana untuk menata kembali
tempat linen dan memberikan label disetiap kotaknya. Kami juga
mencatat linen yang keluar (kotor) dan masuk (bersih) setiap harinya.
b. Evaluasi Proses
Penataan linen dilakukan mulai tangga 7-12 Mei 2018, kami juga
menyiapkan label untuk ditempelkan, setelah ditempelkan kami akan
menata kembali linen. Setiap linen yang keluar dan masuk selalu kami
catat. Lalu kami akan melakukan observasi setiap harinya, untuk
mengetahui linen sudah tertata rapi atau belum.
c. Evaluasi Hasil
Mulai tanggal 7-12 Mei 2018 kami melakukan penataan ulang
tempat linen dengan pemberian keterangan per item, sehingga linen
selalu diletakkan sesuai dengan tempatnya. Sehingga, mempermudah
kami dalam mengambil linen yang dibutuhkan. Akan tetapi, ketika
linen banyak yang bersih tempat untuk menyimpan linen tidak muat,
sehingga kami meletakkan linen pada tempat yang kosong meskipun
tidak sesuai dengan labelnya.

150
BAB VII
PEMBAHASAN

7.1 Kesesuaian Tempat Sampah Infeksius dan Non Infeksius


Kementerian Kesehatan menegaskan tiga hal yang harus diperhatikan
oleh pelayanan kesehatan, khususnya pada rumah sakit bahwa sarana
pelayanan kesehatan harus menjadi tempat yang aman bagi para pekerja,
pasien, dan masyarakat disekitarnya. Limbah dari rumah sakit, khususnya
limbah medis yang infeksius belum dikelola dengan baik. Sebagian besar
pengelolaan limbah infeksius disamakan dengan limbah medis non infeksius.
Selain itu, limbah medis dan non medis sering bercampur. Percampuran
tersebut justru dapat memperbesar permasalahan dari limbah medis (Arifin,
M. 2008).
Limbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, karena
sebagian limbah medis termasuk ke dalam kategori limbah yang berbahaya
dan sebagian lagi termasuk ke dalam kategori infeksius. Limbah medis
berbahaya yang berupa limbah kimiawi, limbah farmasi, logam berat, dan
limbah genotoxic. Sedangkan, limbah infeksius merupakan limbah yang bisa
menjadi sumber pernyebaran penyakit baik kepada petugas, pasien,
pengunjung ataupun masyarakat disekitar lingkungan rumah sakit. Limbah
infeksius biasanya berupa jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah, perban,
biakan kultur, bahan atau perlengkapan yang bersentuhan dengan penyakit
menular atau media yang diperkirakan telah tercemari oleh penyakit pasien.
Pengelolaan lingkungan yang tidak tepat akan beresiko terhadap penularan
penyakit. Beberapa resiko kesehatan yang mungkin dapat ditimbulkan akibat
keberadaan rumah sakit antara lain penyakit menular (hepatitis, diare,
campak, AIDS, dan influenza), bahaya radiasi (kanker dan kelainan organ
genetik), dan resiko terhadap bahaya kimia. Di Ruang Empu Tantular terdapat
tempat sampah infeksius di setiap kamar, tetapi bila pasien penuh tempat
sampah di setiap kamar tidak mampu untuk menampung sampah infeksius
dari pasien, dan juga pasien enggan membuang pampers di tempat sampah di
dalam ruangan dikarenakan takut bau yang tidak sedap timbul di dalam

151
ruangan, sehingga keluarga pasien membuang pampers di tempat sampah non
infeksius yang berada di luar ruangan (Arifin, M. 2008). Oleh karena itu
perlunya penambahan tempat sampah infeksius di luar ruangan agar keluarga
pasien tidak mencampur sampah makanan dan sampah pampers.

7.2 Kesesuaian Penempatan Alat Makan Kotor


Pelayanan gizi baik berupa layanan asuhan gizi maupun
penyelenggaraan makan bagi pasien di rumah sakit merupakan faktor yang
sangat berperan dalam membantu proses penyembuhan penyakit. Jika pasien
mendapat asupan gizi yang tepat selama menjalani perawatan di rumah sakit
maka dapat membantu proses penyembuhan, mencegah terjadinya
komplikasi, menurunkan morbiditas dan mortalitas. Dengan demikian dapat
memperpendek lama hari rawat inap dan menekan biaya pengobatan
(Herawati, dkk, 2015). Setiap ruangan mendapat tempat alat makan kotor
berupa box yang bertutup, tetapi terkadang terdapat beberapa keluarga pasien
yang kurang disiplin dalam melakukan penempatan alat makan kotor,
sehingga diperlukan adanya sosialisasi tentang penempatan alat makan kotor
kepada keluarga pasien di ruang Empu Tantular.

7.3 Sosialisasi Cuci Tangan 6 Langkah dan Pemilahan Sampah


Permasalahan yang sering terjadi di rumah sakit adalah peraturan terkait
kesehatan lingkungan rumah sakit masih belum memasyarakat, pelaksanaan
analisis dampak lingkungan, upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan
rumah sakit masih berorientasi secara administrasi, serta kegiatan kesehatan
lingkungan rumah sakit masih belum menjadi prioritas. Salah satunya adalah
pengelolaan sampah rumah sakit yang bagi orang awam mungkin terkesan
berjalan apa adanya dan belum menjadi perhatian (Sudiharti, Solikhah, 2012).
Faktor pengetahuan menjadi dasar keberhasilan pengelolaan sampah
rumah sakit. Pengetahuan tentang pengelolaan sampah atau limbah harus
dimiliki seorang Petugas Pengelola Limbah (PPL) sebagai tanggungjawab
langsung kepada Direktur rumah sakit. Ia harus bekerja sama dengan petugas
pengontrol infeksi, kepala bagian farmasi, dan teknisi radiologi agar

152
memahami prosedur yang benar di dalam penanganan dan pembuangan
limbah patologi, farmasi, kimia dan limbah radioaktif. Keberhasilan
pengelolaan sampah rumah sakit selain dilihat dari tingkat pengetahuan,
ditentukan juga dari sikap. Sikap akan mempengaruhi perilaku perawat dan
petugas lainnya untuk berperilaku dengan baik dan benar dalam melakukan
upaya penanganan dan pembuangan sampah. Dukungan pengetahuan dan
sikap ini akan berpengaruh langsung terhadap perilaku yang nyata dalam
mengelola sampah (Sudiharti, Solikhah, 2012).
Faktor pengetahuan tentang sampah sangat penting untuk ditanamkan
pada setiap pasien dan keluarga yang akan melakukan pembuangan sampah
rumah sakit. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dengan
memberikan pelatihan atau penyuluhan sebagai sarana pemberian pendidikan
khususnya keluarga pasien untuk berperilaku membuang sampah medis
sesuai dengan tempatnya. sehingga dapat mengurangi dampak terjadinya
kecelakaan kerja maupun infeksi nosokomial (Sudiharti, Solikhah, 2012).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Sudiharti, Solikhah,
2012). Maka dari itu perlunya penyuluhan atau pendidikan kesehatan
mengenai pemilahan sampah infeksius dan non infeksius.
Tangan merupakan salah satu jalur penularan berbagai penyakit
menular seperti penyakit gangguan usus dan pencernaan (diare, muntah) dan
berbagai penyakit lainnya yang dapat berpotensi membawa kepada arah
kematian. Tangan merupakan salah satu penghantar utama masuknya kuman
penyakit ke tubuh manusia. Kontak dengan kuman dapat terjadi di mana saja,
melalui meja, gagang pintu, sendok, dan sebagainya (Rahayu, Kurnia Dan
Haryuni, Sri. 2013). Menurut DEPKES (2011), mencuci tangan adalah
proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan
dengan menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci tangan adalah membasahi

153
tangan dengan air mengalir untuk menghindari penyakit, agar kuman yang
menempel pada tangan benar-benar hilang. Tujuan mencuci tangan antara
lain menjaga kebersihan diri, mencegah infeksi silang, dan sebagai pelindung
diri (Rahayu, Kurnia Dan Haryuni, Sri. 2013). Oleh karena itu, pentingnya
dilakukan sosialisasi cuci tangan 6 langkah dan 5 moment cuci tangan pada
keluarga pasien di ruang Empu Tantular.

7.4 Penataan Ruang Bermain


Dunia bagi anak-anak adalah dunia bermain. Setiap anak meskipun
sedang dalam perawatan, tetap membutuhkan aktifitas bermain. Anak-anak
yang berkunjung atau rawat inap di rumah sakit memiliki kebutuhan dasar
untuk bermain dan harus dipenuhi secara rutin di semua departemen yang
menyediakan layanan untuk anak-anak. Penyediaan area bermain di rumah
sakit dapat membantu anak memahami perubahan antara keadaan dirumah
dengan lingkungan rumah sakit (Bestaria, 2013).
Karakter anak yang selalu ingin bermain akan terlihat meskipun mereka
sedang dalam kondisi sakit. Namun, anak memiliki permasalahan akan
suasana rumah sakit, mereka cenderung takut untuk berobat rawat jalan ke
rumah sakit maupun dirawat di rumah sakit. Tidak sedikit pasien anak yang
mengalami stres, dan stress sedniri meruapakan salah satu gejala
hospitalisasi. Dengan adanya beberapa pasien yang mengalami hospitalisasi
tentunya juga dapat menghambat proses tindakan medis serta tindakan
keperawatan. Dari permasalahan tersebut, pemenuhan keinginan pasien anak
yang mengharapkan rumah sakit dapat menjadi tempat yang ideal baik dari
segi suasana maupun kebebasan aktifitas yang diberikan, merupakan hal yang
sangat penting untuk diperhatikan saat mereka menjalani proses
penyembuhan (Whaley dan Wong, 2001). Pada rumah sakit, terutama
ruangan khusus anak, stimulus penyembuhan pada pasien tidak hanya
bergantung pada obat-obatan saja, melainkan kondisi lingkungan dimana
pasien tersebut dirawat sehingga ruangan anak perlu menyediakan sarana
tempat bermain dan adanya jadwal pelaksanaan terapi bermain serta

154
penanggung jawab khusus sehingga dapat dilaksanakan secara efektif di
ruang bermain (Bestaria dan Sofian, 2013).
Penggunaan ruang aktifitas bermain dan pelaksanaan terapi aktifitas
bermain di ruang Empu Tantular sudah berjalan, namun belum optimal
karena kami masih sering menjumpai beberapa orangtua pasien yang tidak
mengetahui tentang keberadaan ruang bermain. Dari observasi yang kita
lakukan dengan menggunakan lembar observasi pre dan post terapi bermian
didapatkan hasil yang cukup signifikan. Banyak pasien yang mengalami
hospitalisasi sebelum dilakukannya terapi bermain, dan setelah dilakukan
terapi bermain gejala hospitalisasinya berkurang. Oleh karena itu dengan
adanya lembar observasi serta dibentuknya tim penanggung jawab
diharapkan ruang aktifitas bermain dan terapi aktifitas bermain dapat berjalan
secara optimal sehingga gejala hospitalisasi pada pasien anak dapat
berkurang.

7.5 Kesesuaian Penataan Linen


Linen merupakan bahan tekstil/kain katun yang digunakan untuk
menjaga benda-benda tertentu dengan cara menutup benda tersebut dengan
kain sehingga terjaga kebersihannya sehingga memudahkan dalam
perawatannya. Pengelolaan linen kotor merupakan kegiatan yang penting
dalam mengendalikan infeksi nosokomial di rumah sakit. Penularan penyakit
infeksi melalui linen telah dilaporkan, misalkan Gastroenteritis karena
Salmonella liadar, dan Hepatitis B (Aini, M.Nur, 2013).
Tujuan pelayanan linen rumah sakit adalah untuk menyediakan produk
yang bersih dan aman dengan harga yang layak. Bagian pengelolaan
linen/binatu di rumah sakit harus mempunyai kebijakan dan prosedur yang
jelas dalam pemisahan, pengumpulan, pembersihan dan distribusi linen.
Untuk keamanan tertinggi terhadap resiko, maka linen kotor dan infeksius
harus disendirikan dan dimasukkan dalam bagian atau tempat khusus,
dipindahkan dan dikirim ke binatu di bawah supervisi untuk meminimalkan
pemaparan patogen pada pasien dan staf rumah sakit terhadap potensi
terjadinya infeksi silang/ infeksi nosokomial. Di ruan Empu Tantular tempat

155
pemilahan linen infeksius dan non infeksius sudah tersedia, sehingga
meminimalkan pemaparan patogen pada pasien dan staf laundry rumah sakit
(Aini, M.Nur, 2013).
Pengendalian persediaan linen merupakan kegiatan untuk
mengendalikan linen baik mengenai jumlah par stok linen agar tetap
seimbang maupun menjaga kelancaran dan ketepatan untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kepada pasien. Hal penting yang harus dilaksanakan
dalam pengendalian terhadap pengelolaan linen adalah dibuat identifikasi/
pengkodean linen agar pengendalian dan pengawasan linen bisa dilakukan
secara maksimal serta diadakannya linen inventory/inventarisasi/stok
opname secara periodik, yang diadakan secara harian, mingguan, bulanan,
dan tahunan (Aini, M.Nur, 2013). Di ruang Empu Tantular pengendalian
linen sudah berjalan dengan baik, yaitu dengan adanya buku inventaris linen
yang diisi setiap hari dengan menghitung jumlah linen kotor dan jumlah linen
bersih.
Pengkodean Linen berdasarkan teori identifikasi linen yang disirkulasi
harus meliputi berbagai hal berikut : Linen diberi nama rumah sakit dan unit
ruang pemakai linen digunakan untuk membedakan linen dari ruang satu
dengan linen ruang lainnya. Tanggal mulai pakai linen digunakan untuk
mengidentifikasi kapan linen mulai digunakan serta untuk memudahkan
pengontrolan dan mengukur tingkat kerusakan sebuah linen yang dilihat dari
usia pakainya. American Hotel Association (AHA), mempunyai standar 250
kali cuci, artinya linen yang baik atau yang masih layak pakai sampai
pencucian 250 kali (Aini, M.Nur, 2013). Di RSUD Kanjuruhan Kabupaten
Malang setiap linen, sarung bantal, sarung guling, selimut, dll sudah diberi
tulisan nama ruangan. Tetapi penataan linen di ruang Empu Tantular masih
terkesan belum rapi, sehingga perlu dilakukannya penataan ulang pada lemari
linen.

156
BAB VIII
PENUTUP

8.1 Kesimpulan
1. Ketersediaan Tempat Sampah Yang Memadai
Penambahan tempat sampah infeksius yang ada di ruangan dapat
membantu petugas kebersihan dalam pemilahan limbah infeksius dan
non infeksius. Adanya tempat sampah infeksius dan non infeksius,
pasien dan keluarga pasien dapat membuang sampah ke tempat sampah
yang benar yang telah disediakan oleh ruangan.
2. Kerapian Dalam Meletakkan Alat Makan Kotor Di Tempat Yang
Sudah Disediakan
Dengan adanya sosialisasi tentang penempatan alat makan kotor,
keluarga pasien dapat menempatkan alat makan kotor ke dalam tempat
yang sudah di sediakan, tidak hanya di taruh diatas tutup tempat makan
kotor.
3. Ketertiban Keluarga Pasien Dalam Membuang Sampah Dan Cuci
Tangan
Setelah dilakukan sosialisasi cuci tangan 6 langkah dan 5 momen
cuci tangan serta pemilahan sampah infeksius dan non infeksius
keluarga pasien dapat menerapkan dan mengaplikasikannya setiap hari.
4. Penataan Ulang RAB (Ruang Aktivitas Bermain)
Setelah RAB (Ruang Aktivitas Bermain) di tata ulang, mainan
yang digunakan untuk terapi bermain dikelompokkan sesuai dengan
usia perkembangan, sehingga memudahkan kita dalam mencari alat
bermain yang akan digunakan pada saat terapi bermain, lalu dengan
adanya buku inventaris alat bermain diharapkan alat bermain tidak ada
yang hilang.
5. Penataan Ulang Linen
Penataan ulang linen bertujuan untuk merapikan kembali tempat
linen yang sebelumnya terlihat kurang rapi, linen dikelompokkan

157
berdasarkan jenisnya, sehingga mempermudah dalam mencari alat
linen yang akan dipakai.

8.2 Saran
1. Ketersediaan Tempat Sampah Yang Memadai
Diharapkan ruangan Empu Tantular, dapat memaksimalkan
pemakaian tempat sampah infeksius dan non infeksius tersebut serta
menjaga dan menggunakannya secara efektif.
2. Kerapian Dalam Meletakkan Alat Makan Kotor Di Tempat Yang
Sudah Disediakan
Diharapkan keluarga pasien dapat selalu tertib dalam meletakkan
alat makan kotor sesuai tempat yang telah disediakan.
3. Ketertiban Keluarga Pasien Dalam Membuang Sampah Dan Cuci
Tangan
Diharapkan di Ruang Empu Tantular dapat melakukan sosialisasi
cuci tangan pada waktu tertentu terutama pada pasien baru.
4. Penataan Ulang RAB (Ruang Aktivitas Bermain)
Diharapkan alat main di ruang RAB (Ruang Aktivitas Bermain)
selalu tertata rapi dan mainan sesuai pada tempat penggolongan
umurnya.
5. Penataan Ulang Linen
Diharapkan lemari linen dapat tertata rapi sesuai dengan jenis alat
linen, sehingga dapat mempermudah dalam mengambil alat linen yang
dibutuhkan.

158
DAFTAR PUSTAKA

Aini Muhamad Nur, Kartasurya Martha Irene, Mawarni Atik. 2013. Analisis
Pengelolaan Linen Di Instalasi Rawat Inap RS Permata Bunda
Purwodadi (Studi Kualitatif). Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia
Volume 01 No. 03 Desember 2013
Arifin, M. 2008. Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan.
Universitas Indonesia: Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Departemen Kesehatan RI. 2011. Cuci Tangan Pakai Sabun Dapat Mencegah
Berbagai Penyakit. From http:/www.depkes.go.id. Diakses 13 Januari
2012
Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional Ed.4. Salemba Medika: Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor340/Menkes/Per/Iii/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit
Rahayu, Kurnia Dan Haryuni, Sri. 2013. Satuan Acara Penyuluhan Cuci
Tangan 6 Langkah. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kadiri
Sudiharti, Solikhah. 2012. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan
Perilaku Perawat Dalam Pembuangan Sampah Medis Di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Ahmad Dahlan Kes Mas Vol. 6 No. 1, Januari 2012 : 1 –
74 Jurnal Kesmas

159
Lampiran 1

Instrumen Penilaian Kejadian Flebitis Menggunakan VIP Score

(Visual Infusion Flebitis Score)

N Parameter Skor Skor Hari Perawatan Ke-


o 1 2 3 4 5 6 7
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
… … … … … … …

1 Jalur IV tampak sehat 0


2 Salah satu tanda-tanda berikut jelas 1
 Sedikit nyeri dekat jalur IV atau
 Sedikit kemerahan dekat jalur IV

3 Dua dari tanda berikut 2


 Nyeri pada jalur IV
 Kemerahan
 Pembengkakan
4 Semua tanda-tanda berikut jelas 3
 Nyeri sepanjang kanul
 Kemerahan
 Pembengkakan
5 Semua tanda-tanda berikut jelas 4
 Nyeri sepanjang kanul
 Kemerahan
 Pembengkakan
 Vena teraba keras
6 Semua tanda-tanda berikut jelas 5
 Nyeri sepanjang kanul
 Kemerahan
 Pembengkakan
 Vena teraba keras
 Pireksia
TOTAL SKOR 5
Nama dan Paraf yang melakukan
penilaian
Keterangan (Nursalam, 2015)

160
Skala Nyeri : Intervensi :
1. 0 = Tidak ada tanda flebitis 1. Observasi kanul
2. 1-2 = Tahap awal flebitis 2. Resite kanul
3. 3-4 = Awal Tromboflebitis 3. Resite kanul dan
4. 5 = Stadium lanjut tromboflebitis pertimbangkan perawatan
4. Memulai perawatan

161
Lampiran 2

Instrumen Kepuasan Pasien Berdasarkan Lima Karakteristik (RATER)

No Karakteristik 1 2 3 4
1 RELIABILITY (KEANDALAN)
f. Perawat mampu menangani masalah
perawatan dengan tepat dan profesional
g. Perawat memberikan informasi tentang
fasilitas yang tersedia, cara penggunaannya
dan tata tertib yang berlaku di RS
h. Perawat memberitahu dengan jelas tentang
hal-hal yang harus di patuhi dalam
perawatan anda
i. Perawat memberitahu dengan jelas tentang
hal-hal yang dilarang dalam perawatan anda
j. Ketepatan waktu perawat tiba di ruangan
ketika anda membutuhkan
2 ASSURANCE (JAMINAN)
f. Perawat member perhatian terhadap keluhan
yang anda rasakan
g. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang
tindakan perawatan yang diberikan kepada
anda
h. Perawat jujur dalam memberikan informasi
tentang keadaan anda
i. Perawat selalu memberi salam dan senyum
ketika bertemu dengan anda
j. Perawat teliti dan terampil dalam
melaksanakan tindakan keperawatan kepada
anda
3 TANGIBLES (KENYATAAN)
f. Perawat memberi informasi tentang
administrasi yang berlaku bagi pasien rawat
inap di RS
g. Perawat selalu menjaga kebersihan dan
kerapihan ruangan yang anda tempati
h. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan
alat-alat kesehatan yang digunakan
i. Perawat menjaga kebersihan dan
kelengkapan fasilitas kamar mandi dan toilet

162
j. Perawat selalu menjaga kerapian dan
penampilannya
4 EMPHATY (EMPATI)
f. Perawat memberikan informasi kepada
Anda tentang segala tindakan perawatan
yang akan dilaksanakan
g. Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila
anda membutuhkan
h. Perawat sering menengok dan memeriksa
keadaan Anda seoerti mengukur tensi, suhu,
nadi, pernafasan dan cairan infuse
i. Pelayanan yang diberikan perawat tidak
memandang pangkat / status tapi
berdasarkan kondisi anda
j. Perawat perhatian dan member dukungan
moril terhadap keadaan anda (menanyakan
dan berbincang-bincang tentang keadaan
anda)
5 RESPONSIVENESS (TANGGUNG JAWAB)
f. Perawat bersedia menawarkan bantuan
kepada anda ketika mengalami kesulitan
walau tanpa diminta
g. Perawat segera menangani Anda ketika
sampai di ruangan rawat inap
h. Perawat menyediakan waktu khusus untuk
membantu Anda berjalan, BAB, BAK, ganti
posisi tidur dan lain-lain.
i. Perawat membantu Anda untuk memperoleh
obat
j. Perawat membantu Anda untuk pelaksanaan
pelayanan foto dan laboratorium di RS ini.

Keterangan :
1 = Sangat tidak puas
2 = Tidak puas
3 = Puas
4 = Sangat puas
(Nursalam, 2015)

163
Lampiran 3

SKALA PERINGKAT KECEMASAN DIRI ZUNG SELF

No Pernyataan Tidak Kadang Sebagi- Hampi


Pernah - an r
Kadang Waktu Setiap
Waktu
1 Saya merasa lebih gugup dan cemas dari
biasanya
2 Saya merasa takut tanpa alasan sama sekali
3 Saya mudah marah atau merasa panik
4 Saya merasa seperti jatuh terpisah dan akan
hancur berkeping-keping
5 Saya merasa bahwa semuanya baik-baik saja
dan tidak ada hal buruk akan terjadi
6 Lengan dan kaki saya gemetar
7 Saya terganggu oleh nyeri kepala leher dan
nyeri punggung
8 Saya merasa lemah dan mudah lelah
9 Saya merasa tenang dan dapat duduk diam
dengan mudah
10 Saya merasakan jantung saya berdebar-debar
11 Saya merasa pusing tujuh keliling
12 Saya telah pingsan atau merasa seperti itu
13 Saya dapat bernafas dengan mudah
14 Saya merasa jari-jari tangan dan kaki mati rasa
dan kesemutan
15 Saya terganggu oleh nyeri lambung atau
gangguan pencernaan
16 Saya sering buang air kecil
17 Tangan saya biasanya kering dan hangat
18 Wajah saya terasa panas dan merah merona
19 Saya mudah tertidur dan dapat istirahat malam
dengan baik
20 Saya mimpi buruk

Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan antara lain :

1. Skor 20 – 44 : normal / tidak cemas


2. Skor 45 – 59 : kecemasan ringan
3. Skor 60 – 74 : kecemasan sedang
4. Skor 75 – 80 : kecemasan berat

(Nursalam, 2015)

164
Lampiran 4

PENILAIAN RESIKO JATUH PASIEN ANAK SKALA HUMPTY


DUMPTY

No Parameter Skor Skor Hari Perawatan Ke-


1 2 3 4 5 6
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
… … … … … …
1 Umur
 < 3 tahun 4
 3-7 tahun 3
 7-13 tahun 2
 13-18 tahun 1
2 Jenis Kelamin
 Laki-laki 2
 Perempuan 1
3 Diagnosis
 Kelainan neurologi 4
 Gangguan oksigenasi (gangguan pernafasan, 3
dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, sakit
kepala, dll)
 Kelemahan fisik/kelainan psikis 2
 Ada diagnosis tambahan 1
4 Gangguan kognitif
 Tidak memahami keterbatasan 3
 Lupa keterbatasan 2
 Orientasi terhadap kelemahan 1
5 Faktor Lingkungan
 Riwayat jatuh dari tempat tidur 4
 Pasien menggunakan alat bantu 3
 Pasien berada di tempat tidur 2
 Pasien berada di luar ruang area keperawatan 1
6 Respon terhadap operasi/obat penenang/efek
anastesi
 Kurang dari 24 jam 3
 Kurang dari 48 jam 2
 Lebih dari 48 jam 1
7 Penggunaan obat
 Penggunaan obat sedative (kecuali pasien 3
ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis)
hipnotik, barbitural, fenotiazin, anti depresan,
laksatif/diuretic, narkotik/metadon. 2
 Salah satu obat di atas 1
 Pengobatan lain
TOTAL SKOR
Nama dan paraf yang melakukan penilaian

165
Keterangan :

Tingkat resiko dan tindakan

1. Skor 7 – 11 : resiko rendah untuk jatuh


2. Skor >12 : resiko tinggi untuk jatuh
3. Skor minimal :7
4. Skor maksimal : 23

(Nursalam, 2015)

166
Lampiran 5

Visual Infusion Phlebitis (VIP)

IV line Nampak sehat 0 Tidak ada tanda Observasi kanul


flebitis
Terdapat salah satu tanda-tanda 1 Mungkin tanda- Observasi kanul
berikut jelas : tanda pertama
 Sedikit nyeri dekat IV line flebitis
 Sedikit kemerahan dekat IV line
Dua dari tanda berikut ialah : 2 Tahap awal Pindahkan kanul
 Nyeri pada IV line flebitis
 Kemerahan
 Pembengkakan
Semua tanda-tanda berikut jelas : 3 Tahap menengah Pindahkan kanul,
 Nyeri sepanjang kanul flebitis pertimbangkan
 Kemerahan perawatan
 Pembengkakan infeksi
Semua tanda-tanda berikut adalah 4 Tahap lanjut Pindahkan kanul,
nyata : flebitis atau awal pertimbangkan
 Nyeri sepanjang kanul tromboflebitis perawatan
 Kemerahan infeksi
 Pembengkakan
 Vena teraba keras
Semua tanda-tanda berikut adalah 5 Stadium lanjut Memulai
nyata : tromboflebitis perawatan
 Nyeri sepanjang kanul infeksi
 Kemerahan
 Pembengkakan
 Vena teraba keras
 Pireksi

Nursalam, 2015

167
Lampiran 6

KEPUASAN KERJA KARYAWAN (MODEL ROBBINS & JUDGE)

No PERTANYAAN SS S KS TS STS
KEPUASAN TERHADAP PEKERJAAN
Saya sudah merasa puas dengan pekerjaan
1 yang dijalani saat ini
Saya merasa puas dengan beban pekerjaan
2 yang terkadang dilimpahkan kepada anda
Pekerjaan yang saya lakukan saat ini
sudah sesuai dengan latar belakang
3 pendidikan, kemampuan, dan keahlian
saya
Saya selalu diberi kebebasan oleh atasan
4 dalam mengerjakan pekerjaan saya
Saya sudah merasa puas dengan fasilitas
5 yang disediakan oleh perusahaan
Pekerjaan saya tidak berperan penting
6 bagi kemajuan perusahaan ini
Pekerjaan saya memberikan saya peluang
7 mempersiapkan kemajuan saya di masa
yang akan dating
Saya kecewa atas pekerjaan yang saya
8 jalani saat ini
9 Pekerjaan saya saat ini kurang menarik
Pada dasarnya saya antusias dengan
10 pekerjaan saya saat ini
Saya sering bosan terhadap pekerjaan
11 yang saya lakukan saat ini
Tugas pekerjaan yang diberikan saat ini
12 sesuai dengan kemampuan saya
Pekerjaan yang saya terima saat ini sudah
13 sesuai dengan keinginan saya
Saya merasa bangga terhadap pekerjaan
14 yang saya miliki
Pekerjaan yang dibebankan kepada saya
15
member saya peluang untuk mengambil

168
keputusan sendiri, menimbulkan
kebebasan dan ketidaktergantungan
KEPUASAN TERHADAP IMBALAN
Saya sudah merasa puas dengan gaji
16 pokok yang diterima saat ini

Gaji yang saya terima saat ini sudah


17 memuaskan, sesuai dengan beban kerja
dan tanggung jawab yang saya emban
Saya sudah merasa puas dengan
18 penghasilan yang diberikan oleh pihak
perusahaan
Sebagai karyawan di perusahaan ini, saya
merasa puas dengan pendapatan yang
19 diterima bila dibandingkan dengan
prestasi kerja yang selama ini saya
tunjukkan
Saya sudah puas terhadap tunjangan-
20 tunjangan yang diberikan oleh perusahaan
di luar gaji pokok yang saya terima
Gaji yang saya terima tidak sesuai dengan
21 tingkat pendidikan saya
Besar dan jenis tunjangan yang diterima
22 sudah sesuai
Gaji yang saya terima sudah sesuai dengan
23 tuntutan pekerjaan yang dibebankan
kepada saya
Gaji saya sesuai dengan tingkat
24 keterampilan yang saya miliki
Gaji saya sudah sesuai dengan standar gaji
25 yang berlaku di pasar tenaga kerja
26 Pembagian insentif sudah adil
KEPUASAN TERHADAP SUPERVISI ATASAN
Atasan selama ini selalu memberikan
27 pengarahan kepada bawahan dalam setiap
pekerjaan
Komunikasi antara atasan dan bawahan
28 terjalin dengan baik dalam menyelesaikan
masalah-masalah pekerjaan
Atasan selalu bersedia meluangkan waktu
29
untuk membantu jika saya mengalami

169
kesulitan dalam menyelesaikan tugas-
tugas kerja
Atasan selalu memberikan kesempatan
untuk penyampaian ide-ide atau masukan
30 yang mungkin berguna dalam mendukung
tercapainya program-program kerja
Pemahaman atasan terhadap pekerjaan
31 sudah baik
Atasan kurang tegas dalam memberikan
32 peringatan kepada karyawan
Atasan dalam menegakkan disiplin sangat
33 tegas
Atasan secara obyektif menilai prestasi
34 kerja karyawan
Atasan tidak memberikan penghargaan
35 terhadap keberhasilan karyawan dalam
menyelesaikan tugas pekerjaan
Adanya umpan balik dari atasan terhadap
36 pekerjaan yang saya kerjakan
Atasan saya konsisten dalam menerapkan
37 aturan-aturan bagi saya dan karyawan
lainnya
Atasan memberikan masukan-masukan
38 apabila saya mendapat kesulitan dalam
penyelesaian pekerjaan
Kontrol pemecahan masalah dan
39 pengambilan keputusan seimbang antara
atasan dan anda
Atasan memberikan pengarahan tetapi
40 anda diizikan untuk mengembangkan diri
Atasan ikut berpartisipasi dalam
41 penentuan tugas
Atasan cenderung untuk lepas tangan
42 dalam diskusi menghadapi suatu masalah
Bimbingan yang diberikan oleh atasan
43 saya jelas
Pada saat bekerja, atasan saya bersedia
memberikan bimbingan bila saya tidak
44 memahami pekerjaan yang ditugaskan

170
KEPUASAN TERHADAP REKAN KERJA
Hubungan dengan rekan kerja terjalin
45 dengan baik

Bilamana dibutuhkan rekan kerja


memberikan bantuan langsung dalam
46 upaya untuk menyelesaikan pekerjaan
tepat pada waktunya
Setiap tugas dapat saya selesaikan dengan
47 baik bila ada dukungan dari rekan kerja di
kantor
Saya tidak menemukan kesulitan dalam
48 bekerjasama dengan rekan kerja
Seluruh rekan kerja bertanggung jawab
49
terhadap hasil pekerjaan
Sesama karyawan tidak menghormati hak-
50
hak individual masing-masing
Suasana kekeluargaan dalam bekerja
51
terbina dengan baik
Kebutuhan sosial saya untuk berinteraksi
52
dengan rekan kerja di kantor terpenuhi
Rekan kerja saya selalu memberi nasehat,
53 dukungan dan membantu saya apabila
menghadapi kesulitan dalam pekerjaan
KESEMPATAN PROMOSI
Semua karyawan di perusahaan ini
54 diberikan kesempatan yang sama untuk
promosi
Keadilan kebijakan promosi karyawan
55 sudah diterapkan dengan baik di
perusahaan ini
Adanya promosi yang dilakukan oleh
56 perusahaan memotivasi karyawan untuk
lebih berkembang dan maju
Frekuensi waktu untuk promosi untuk
57 karyawan dirasakan sudah tepat
Prestasi kerja yang baik menghasilkan
58
adanya promosi jabatan untuk karyawan
Kebijakan promosi (kenaikan pangkat,
59 atau jabatan) di perusahaan ini belum
sesuai
Promosi karyawan di perusahaan ini
60
dilakukan secara obyektif
Tidak ada kesempatan yang diberikan oleh
61
perusahaan untuk meningkatkan karier

171
Perusahaan memberikan kesempatan
62 seluas-luasnya bagi setiap karyawan untuk
dapat naik jabatan
Proses kenaikan jabatan di perusahaan
63 terbuka bagi siapa saja yang berpotensi
tanpa diskriminasi

(Robbins, Stephen P, & Timothy A Judge, 2009)

172
Lampiran 7

Implementasi Tempat Sampah Infeksius dan Non Infeksius

173
174
Implementasi Penataan Alat Makan Kotor

SEBELUM IMPLEMENTASI

SETELAH IMPLEMENTASI

175
Implementasi Sosialisasi Cuci Tangan Dan Pemilahan Sampah

176
Implementasi Penataan RAB dan Pelaksanaan SAB

177
178
Implementasi Penataan Linen

179

Anda mungkin juga menyukai