Oleh :
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
2
Model asuhan keperawatan profesional yang saat ini sedang dilaksanakan
di Instalasi Rawat Inap Empu Tantular Rumah Sakit RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang adalah model asuhan keperawatan profesional dengan
metode tim. Kelebihan dari metode ini adalah memungkinkan pelayanan
keperawatan menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, serta
memungkinkan komunikasi antar tim sehingga konflik mudah diatasi dan
memberi kepuasan kepada anggota tim (Nursalam, 2015). Namun dari metode
ini belum optimal dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Empu Tantular
dikarenakan kurangnya tenaga perawat.
Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan metode asuhan keperawatan
professional model tim di Ruang Rawat Inap Empu Tantular perlu dilakukan
evaluasi bagi ruangan untuk kesinambungan pelaksanaan Manajemen Asuhan
Keperawatan Profesional secara keseluruhan, serta kami juga mencoba
menerapkan pemberian asuhan keperawatan profesional di Ruang Rawat Inap
Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan,
mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip
manajemen keperawatan, mampu mengelola pelayanan profesional
tingkat dasar secara bertanggung jawab, menunjukkan sikap
kepemimpinan yang professional, dan melakukan model asuhan
keperawatan profesional sesuai dengan prinsip MAKP yang dijalankan
pada Ruang Rawat Inap Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten
Malang.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran klinik manajemen
dan kepemimpinan keperawatan, peserta didik mampu:
1. Mengetahui profil rumah sakit RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang.
3
2. Menganalisa situasi di Ruang Rawat Inap Empu Tantular sebagai
dasar untuk menyusun rencana strategis dan rencana operasional.
3. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen
keperawatan bersama pihak rumah sakit RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang dan khususnya Ruang Rawat Inap Empu
Tantular.
4. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan
penyelesaian masalah di Ruang Rawat Inap Empu Tantular.
5. Mengusulkan alternatif pemenuhan masalah yang bersifat tekhnik
operasional bagi Rumah Sakit dan Ruang Rawat Inap Empu
Tantular.
6. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan proses
pada menejemen keperawatan di Ruang Rawat Inap Empu Tantular.
7. Menyusun rencana tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa
upaya mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama
dengan unit di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang dan Ruang
Rawat Inap Empu Tantular.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit
1. Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan di
Ruang Rawat Inap Empu Tantular.
2. Tercapainya tingkat kepuasan kinerja yang optimal.
3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat,
perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga.
4. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.
5. Pencapaian pelayanan kesehatan yang optimal kepada pasien.
1.3.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi institusi pendidikan dalam pelaksanaan
manajemen asuhan keperawatan secara profesional.
4
1.3.3 Manfaat Bagi Mahasiswa
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan
penerapan model MAKP di Ruang Rawat Inap Empu Tantular
RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.
2. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan model MAKP yang
diaplikasikan di Ruang Rawat Inap Empu Tantular RSUD
Kanjuruhan Kabupaten Malang dalam memberikan kesempatan
untuk berpikir kritis dan menganalisis pelaksanaan MAKP di Ruang
Rawat Inap Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang
3. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan
menyusun rencana strategi.
4. Mahasiswa dapat mempelajari penerapan model asuhan
keperawatan professional di Ruang Rawat Inap Empu Tantular
RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang tercapainya pengalaman dan
kesempatan dalam pengelolaan suatu ruang rawat inap.
5
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT
6
karyawan menjadi 640 orang dan jumlah tempat tidur 270
(http://rsud-kanjuruhan. malangkab. go. id/).
RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang terletak diatas tanah seluas
32.140 m² dengan bangunan yang didirikan dan digunakan untuk
operasional pelayanan sampai saat ini mencapai 11.550 m², berada di
daerah malang selatan dan mempunyai 270 tempat tidur dengan tingkat
hunian rata-rata mencapai 79,31 % per tahun. Wilayah dispensi atau
jangkauan pelayanan rumah sakit meliputi Malang selatan hingga
perbatasan Kabupaten Blitar dan Lumajang.
Pada tahun 2015 Rumah Sakit ini telah Bersertifikat Akreditasi
Rumah Sakit dengan Lulusan Tingkat Paripurna oleh KARS (Komisi
Akreditasi Rumah Sakit) dengan masa berlaku 25 November 2015 s/d 24
November 2018.
7
2.1.2 Visi dan Misi
a. Visi
Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang MADEP
MANTEP MANETEB.
b. Misi
1) Melaksanakan Pelayanan Kesehatan Rujukan secara Konprehensif
dan Pelayanan Unggulan yang Inovatif.
2) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Rumah Sakit yang
Mendukung Mutu Pendidikan dengan melaksanakan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
8
i) Klinik THT.
j) Klinik Mata.
k) Klinik Kulit dan Kelamin.
l) Klinik Gigi dan Mulut.
m) Klinik Paru.
n) Klinik Jantung.
o) Klinik Jiwa.
p) Klinik Psikologi.
q) Klinik VCT.
r) Klinik Rehab Medik.
3) Ruang Rawat Inap
a) Ruang Rawat Inap VIP.
b) Ruang Hasanudin.
4) Ruang kelas 1
a) Ruang Gajahmada.
b) Ruang Empu Tantular Tantular (khusus anak).
5) Ruang kelas 2
a) Ruang Cut Nya’ Dien.
b) Ruang Fatahilah.
c) Ruang Empu Tantular Tantular (khusus anak).
6) Ruang kelas 3
a) Ruang Brawijaya.
b) Ruang Empu Tantular (khusus anak).
c) Ruang Imam Bonjol.
d) Ruang Diponegoro.
7) Instalasi Bedah Sentral.
8) Instalasi Pelayanan Intensif.
9) Instalasi Hemodialisa.
10) Instalasi Pusat Pelayanan Terpadu.
11) Instalasi Pelayanan Khusus.
12) Instalasi Rehabilitasi Medik.
13) Instalasi Kamar Bersalin.
9
14) Instalasi Gizi.
15) Instalasi Patologi Klinik.
16) Instalasi Radiologi.
17) Instalasi Farmasi.
18) Instalasi Sterilisasi Sentral.
19) Instalasi Kedokteran Kehakiman.
20) Instalasi Pemeliharaan dan Sanitasi Lingkungan.
2.2 Profil dan Gambaran Umum Ruang Empu Tantular Tantular Rumah
Sakit RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang
2.2.1 Profil Ruang Empu Tantular
Ruang Empu Tantular direnovasi pada bulan April 2005. Ruang
Empu Tantular merupakan ruang rawat inap khusus anak. Ruang Empu
Tantular berada di bagian timur Rumah sakit berbatasan dengan sawah
penduduk, disebelah selatan berbatasan dengan kamar jenazah,
disebelah barat berbatasan dengan Laboratorium, dan disebelah utara
berbatasan dengan ruang Fatahillah. Ruangan ini terdiri dari ruang kelas
I, II, III, dan Observasi. Ruang ini terdiri dari 34 bed pasien, dimana 34
bed yang merupakan ruang perawatan umum dan BPJS. Kelas I
terdapat 6 bed di ruang 4, 5, dan 6 yang masing masing ruangan terdapat
2 bed, kelas II terdapat 9 bed di ruang 1, 3, dan 7 yang masing-masing
ruangan terdapat 3 bed, kelas III terdapat 16 bed di ruang 2, 8, 9, dan
10 yang masing masing terdapat 4 bed, dan di ruang observasi terdapat
3 bed.
10
2.2.2 Fungsi Manajemen
a. Planning atau Perencanaan
a) Visi dan Misi
1. Visi ruang Empu Tantular
Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
menyuluh dan profesional khususnya pada pasien anak serta
menyiapkan atau mendukung RSUD Kanjuruhan sebagai rumah
sakit pendidikan.
2. Misi ruang Empu Tantular
A. Memberikan pelayanan yang cepat, tanggap, dan akurat
dengan meningkatkan soft skill perawat.
B. Menyiapkan SDM perawatan yang beretika dan agamis
untuk menyongsong era globalisasi.
b) Peraturan
Tata tertib dan peraturan yang ada di rumah sakit sudah
dijelaskan di depan atau di tempat pendaftaran, jadi untuk orientasi
pasien baru perlu diadakan revisi dimana di ruangan sudah tidak
ada lagi orientasi ruangan baru tapi penjelasan tentang patient
safety, pengendalian infeksi untuk pasien dan keluarga, serta perlu
dijelaskan untuk tentang jalur evakuasi apabila ada bencana karena
untuk jalur evakuasi belum dijelaskan dan pasien belum tahu
bagaimana apabila terjadi bencana yang tidak diinginkan itu terjadi
perlu diperjelas juga untuk jalur evakuasi di setiap kamar-kamar
untuk pasien dan keluarga tentang arah jalan keluar apabila terjadi
bencana.
c) Perencanaan Strategis
Strategi pencapaian tujuan dan sasaran adalah merupakan
strategi organisasi yang berisi rencana menyeluruh dan terpadu
mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan secara operasional
dengan memperhatikan ketersediaan sumber daya organisasi.
Sebagai satu cara untuk mewujudkan tujuan dan sasaran
organisasi.
11
d) Kebijakan dan Prosedur Rumah Sakit atau Unit Keperawatan
Mengoptimalkan semua sumber daya (tenaga, sarana,
prasarana, peralatan, dan peraturan-peraturan yang mendukung
untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan.
12
b. Organizing atau Pengorganisasian
1. Struktur Organisasi Rumah Sakit
Direktur
Dr. Harry Hartanto, MM
NIP. 195805221988031003
Ka. Bidang Pelayanan Penunjang Ka. Bidang Pelayanan Medik Ka. Instalasi Rawat Inap Ka. Bidang Pelayanan Keperawatan
Dr. R. Redy Wibowo Dr. Benidiktus Setyo Untoro Dr. Anna Komalia Siti Afrida P.S.Kep.Ners
NIP. 197602072005011005 NIP. 196509091995091001 NIP. 196107022000122001 NIP. 196601141989032006
K.A Ruang
M Firdaus Vs, Amd. Kep
NIP. 197009291992031002
W A K.A Ruang
Rosalya Dinna Rokhma,Amd Keb
NIP. 198109182005012013
Administrasi
Ka .Tim I Ida Ipayati
Ka .Tim II
Rini Sulistina, Amd Keb
Ali Maghfur, S. Kep, Ns
NIP. 198304062005012010
NIP. 19850414201101010
14
5) Wewenang
a) Memberikan masukan kepada Kepala Bidang Pelayanan baik
diminta maupun tidak dalam hal pemenuhan kebutuhan serta
pelaksanaan kegiatan.
b) Mengawasi, mengendalikan, dan menilai terhadap hasil
penyelenggaraan pelayanan.
c) Menganalisa data atau informasi yang diperlukan.
d) Menentukan sistem pelaporan dan memberikan persetujuan terhadap
penyelenggaraan pelayanan.
e) Terlibat langsung dalam pengambilan keputusan yang berhubungan
dengan pelayanan.
b. Kepala Ruang Irna Perawatan Empu Tantular
1) Pengertian
Adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung jawab dan
wewenang dalam mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan
keperawatan di ruang Rawat Inap Empu Tantular yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Instalasi Rawat Inap.
2) Tugas Pokok
Mengawasi, mengendalikan, dan mengkoordinasikan pelayanan
keperawatan yang berada di bawah tanggung jawabnya.
3) Fungsi
a) Bertanggung jawab kepada Ka.Irna atas semua kegiatan di ruang
perawatan.
b) Pengkoordinasian kegiatan pelayanan perawatan di ruang
perawatan.
c) Perencanaan pelaksanaan progam pengendalian dan penilaian
seluruh kegiatan pelayanan.
d) Pemberian dorongan, bantuan, serta bimbingan pada pelaksanaan
perawatan dan tenaga lainnya.
4) Uraian Tugas
a) Melaksanakan fungsi perencanaan (PI), yang meliputi:
1) Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan.
15
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan di ruang perawatan yang bersangkutan.
3) Bersama Ka Instalasi menyusun rencana kebutuhan tenaga
keperawatan dari segi jumlah maupun kualifikasi untuk
perawatan dan koordinasi dengan Kepala Bidang Pelayanan
Keperawatan (Kabidyanper).
b) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2), yang
meliputi:
1) Mengatur dan koordinasi seluruh kegiatan pelayanan di ruang
perawatan, melalui kerja sama dengan petugas lain yang
bertugas di ruang perawatan.
2) Menyusun jadwal atau daftar dinas tenaga keperawatan dan
tenaga lain sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan peraturan
yang berlaku di rawat sakit.
3) Melaksanakan orientasi kepada mahasiswa keperawatan baru
atau tenaga lain yang akan kerja di ruang perawatan.
4) Memberikan orientasi kepada mahasiswa keperawatan dan
menggunakan ruang perawatan sebagai lahan praktek.
5) Memberi orientasi kepada pasien atau keluarganya. Seperti
penjelasan tentang perturan rumah sakit, tata tertib ruang rawat,
fasilitas yang ada dan cara penggunaannya, serta kegiatan rutin
sehari-hari.
6) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan
pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai dengan standar.
7) Mengadakan pertemuan berkala atau sewaaktu-waktu dengan
staf keperawatan dan petugas lain.
8) Memberikan kesepatan izin kepada staf keperawatan untuk
mengikut kegiatan ilmiah atau pelatihan dengan koordinasi
kepala instalasi dan Kepala Bidang Keperawatan.
9) Mengatur dan mengkoordinasikan pemilaharaan alat agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
16
10) Bertanggung jawab teradap pelaksannan visite dokter dan
progam pengobatan pasien.
11) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan di ruang
perawatan menuru tingkat kegawatan, infeksi atau non infeksi,
dan untuk pelayanan memberikan asuhan keperawatan.
12) Mengendalikan kualitas pencataan dan pelaporan asuhan
keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar.
13) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara
kebersihan lingkungan ruang perwatan.
14) Meneliti pengisian formulir sensus harian di ruang perawatan.
15) Menyimpan berkas catatan medis pasien dalam masa
keperawatan di ruang perawatnya dan selanjutnya
mengembalikan berkas tersebut kebagian medikal record bila
pasien keluar atau pulang.
16) Bertanggung jawab terhadap laporan harian mengenai
pelaksanaan asuhan keperawatan dan kegiatan lainnya untuk di
sampaikan kepada atasannya.
17) Bertanggung jawab terhadap pelaksaan serah terima pasien dan
lain-lain pada saat pergantian dinas.
c) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendilan, dan penilain (P3)
yang meliputi:
1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan
yang telah di tentukan.
2) Melakukan penilaian kinerja keperawtan yang berada di bawah
tanggung jawabnya.
3) Mengawasi, mengendalikan, menilai tenaga keperawatan,
peralatan, dan obat-obatan.
4) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan sesuai dengan
standar yang berlaku secara mendiri atau koordinasi dengan tim
pengendalian asuhan keperawatan.
17
5) Wewenang
Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Ruangan mempunyai
wewenang sebagai berikut:
a) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan.
b) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas
keperawatan.
c) Mengawasi, mengendalikan, menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan, dan mutu asuhan
keperawatan di ruang perawatan.
d) Mendatangani surat dan dokumen yang di tetapkan
menjadi wewenang Kepala Ruang.
e) Menghadiri rapat berkala dengan kepala
instalasi/kasih/kapala rumah sakit untuk kelancaran
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
c. Wakil Kepala Ruang
1) Pengertian
Adalah seorang perawat yang mendampingi kepala ruangan
dalam pelaksanaan pelayanan di Instalasi Rawat Inap.
2) Tugas Pokok
Bersama-sama Kepala Ruang mengawas dan mengendalikan
kegitan pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawabnya.
3) Fungsi
a) Bertanggung jawab kepada Ka Ruang.
b) Pelaksanaan tugas Ka Ruang bila Ka Ruang berhalangan
hadir.
4) Uraian Tugas
a) Melaksanakan fungsi perencanaan (PI), yang meliputi:
1) Bersama kepala ruang menyusun rencana kerja Kepala
Ruangan.
2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan
keperawatan diruang perawatan yang bersangkutan.
18
b) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2),
yang meliputi:
1) Menggantikan tugas kepala ruang bila berhalangan
hadir.
2) Menyusun jadwal atau daftar dinas tenaga keperawatan
dan tenaga lain sesuai dengan kebutuhan pelayanan dan
peraturan yang berlaku di rumah sakit.
3) Malaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan baru
atau tenaga lain yang akan kerja di ruang perawatan.
4) Memberikan orientasi kepada mahasiswa keperawatan
dan menggunakan ruang perawatan sebagai lahan
praktek.
5) Memberi orientasi kapada pasien atau keluarganya
meliputi penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata
tertib ruangan rawat, fasilitas yang ada, cara
penggunaannya, serta kegiatan sehari-hari.
6) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan
pelayanan dan asuhan keperawatan sesuai dengan
standar.
7) Mengadakan pertemuan berkala atau sewaktu-waktu
dengan staf keperawatan dan petugas lain.
8) Memberikan kesempatan izin kepada staf keperawatan
untuk mengikuti kegiatan ilmiah atau pelatihan dengan
koordinasi Kepala Instalasi dan Kepala Bidang
Perawatan.
9) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan
sesuai dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan dan
kebijakan di rumah sakit.
10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat
agar selalu dalam keadaan siap pakai.
11) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan visite dokter
dan progam pengobatan pasien.
19
12) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya
di ruang perawatan menurut tingkat kegawatan, infeksi
atau non infeksi, dan untuk kelancaran pemberian
asuhan keperawatan.
13) Mengendalikan kualitas pencatatan, pelaporan asuhan
keperawatan, dan kegiatan lain secara tepat dan benar.
14) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara
kebersihan lingkungan ruang perawatan.
15) Meneliti pengisian formulir sensus harian di ruang
perawatan.
16) Meneliti atau memeriksa pengisian daftar permintaan
makan pasien berdasarkan macam dan jenis makanan
pasien.
17) Meneliti atau memeriksa ulang pada saat pengkajian
makan pasien sesuai dengan progam dietnya.
18) Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam masa
perawatan di ruang rawatnya.
19) Bertanggung jawab terhadap laporan harian mengenai
pelaksaan asuhan keparawatan dan kegiatan lainnya
untuk disampaikan kepada atasannya.
20) Bertanggung jawab terhadap terhadap pelaksaan
bimbingan mahasiswa keperawatan yang menggunakan
ruang perawatan sebagai lahan praktek.
21) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyuluhan
kesehatan kepada pasien atau keluarga pasien sesuai
dengan kebutuhan dasar dalam batas wewenangnya.
22) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan serah terima
pasien dan lain-lain pada saat pergantian dinas.
20
1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan
keperawatan yang telah ditentukan.
2) Mengawasi dan menilai mahasiswa keperawatan untuk
memperoleh pengalaman belajar sesuai dengan tujuan
progam bimbingan yang telah ditentukan.
3) Melakukan penilaian kerja tenaga keperawatan yang
berada di bawah tanggung jawabnya.
4) Mengawasi, mengendalikan, menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan, dan obat-obatan.
5) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan
sesuai dengan standar yang berlaku secara mandiri atau
koordinasi dengan tim pengendalian mutu asuhan
keperawan.
5) Wewenang
Dalam menjalankan tugasnya, Wakil Kepala Ruangan
mempunyai wewenang sebagai berikut:
a) Memintai informasi dan pengarahan kepada atasan.
b) Memberikan petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas
staf keperawatan.
c) Mengawasi, mengendalikan, menilai pendayagunaan
tenaga keperawatan, peralatan, dan mutu asuhan
keperawatan di ruang perawatan.
d) Mendatangi surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi
wewenang Kepala Ruang.
e) Manghadiri rapat berkala dengan Kepala
Instalasi/Kasi/Kepala rumah sakit untuk kelancaran
pelaksanaan pelayan keperawatan.
d. Kepala Tim
Kepala tim adalah seorang perawat yang bertugas mengepalai
sekolompok tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan
keperawatan di Ruang Rawat dan bertanggung jawab langsung
kepada karu.
21
Tugas dan tanggung jawab kepala tim, sebagai berikut:
A. Tanggung jawab ketua tim, yaitu:
a) Membuat perencanaan.
b) Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi.
c) Mengenal atau mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai
tingkat kebutuhan pasien.
d) Mengembangkan kemampuan anggota.
e) Menyelenggarakan konfrensi.
B. Tugas kepala tim secara luas, yaitu:
a) Mengkaji klien dan menerapkan tindakan keperawatan yang
tepat.
b) Mengkoordinasi rencana perawatan yang tepat waktu.
c) Membimbing anggota tim untu mencatat tindakan
keperawatan yang telah dilakukan.
d) Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung
atau laporan anggota tim.
e) Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua kegiatan
tim.
f) Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan pasien dan
menyusun rencana keperawatan untuk semua pasien merevisi.
g) Menyesuaikan rencana keperawatan sesuai dengan kebutuhan
pasien.
h) Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan pasien
maupun kerja dari anggota tim menjadi guru atau pengajar
melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif.
i) Bersama karu mengadakan serah terima tugas pada setiap
pergantian dinas.
j) Melakukan pembagian tugas pada anggota berdasarkan
ketergantungan klien.
k) Menyusun rencana asuhan keperawatan yang meliputi
pengkajian, intervensi, dan kriteria evaluasi.
22
l) Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan askep seperti
menyiapkan format pencatatan, menyiapkan alat untuk
pemantauan pasien, menyiapkan peralatan obat, dan mengikuti
visite dokter.
m) Menilai hasil pengkajian kelompok dan mendiskusikan
permasalahan yang ada.
n) Menciptakan kerja sama yang harmonis antara tim dan antar
anggota tim.
o) Membuat laporan klien, melakukan ronde keperawatan
bersama dengan karu, dan memberikan orientasi pada klien
baru.
p) Melakukan pembagian tugas bersama kepala ruang sesuai
dengan perencanaan terhadap klien yang menjadi tanggung
jawabnnya.
q) Melalui komunikasi ketua tim mengawasi dan berkomunikasi
langsung terhadap pelaksana dalam memberikan asuhan
keperwatan kepada klien.
r) Melalui supervisi secara langsung melihat atau megawasi
proses asuhan keperawatan yang dilaksanakan oleh anggota.
s) Melihat daftar perawat pelaksana, membaca dan memeriksa
cover, dan membaca catatan perawat pelaksana yang dibuat
selama proses perawatan.
t) Mendengar laporan secara lisan dari anggota tentang tugas
yang telah dilakukan.
u) Mencetak dokumentasi setelah tindakan perawat yang telah
dilakukan tanggung jawab perawat dalam model asuhan
keperawatan profesional.
23
4. Pengaturan Jadwal Shift Dinas
Berdasarkan hasil wawancara pengaturan jadwal shift dinas di ruang Empu
Tantular diatur oleh Kepala Ruang dan pembagian jadwal dinas
menggunakan metode TIM.
24
rekrutmen ini menjadi salah satu proses yang penting dalam menentukan
baik tidaknya pelamar yang akan melamar pada organisasi tersebut.
Peran Ruang Empu Tantular salah satu ruangan yang peranya sebagai
lahan tempat dimana pegawai yang telah lolos seleksi ditempatkan.
3. Sistem Seleksi
Setelah proses rekruitmen maka proses seleksi dilakukan. Menurut
Nitisemito (2009), seleksi adalah kegiatan perusahaan untuk dapat
memilih karyawan yang paling tepat dalam jumlah yang tepat pula. Proses
seleksi ini tergantung oleh ketepatan analisa jabatan dan metode seleksi
yang digunakan.
Pada dasarnya, proses seleksi merupakan proses produksi, yaitu
membuat suatu ukuran yang terinformasi mengenai siapa di antara
berbagai pelamar yang paling cocok dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan (Winardi, 2011). Tetapi untuk pengambilan keputusan kita
memerlukan keterangan tentang pekerjaan (persyaratan jabatan dan
gambaran jabatan), serta para pelamar pekerjaan ini. Di RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang para calon pegawai baru akan di seleksi terlebih dahulu
oleh direktur, apakah layak atau tidak bekerja disini. Setelah itu pegawai
baru yang telah diterima akan ditempatkan di ruangan dan akan di seleksi
ulang oleh kepala ruang masing-masing ruangan yang ditempati.
Peran Ruang Empu Tantular salah satu ruangan yang peranya sebagai
lahan tempat dimana pegawai yang telah lolos seleksi ditempatkan.
4. Penempatan
Setelah proses seleksi, maka proses penempatan dilakukan.
Penempatan adalah menempatkan posisi seseorang ke posisi pekerjaan
yang tepat, seberapa baik seorang karyawan cocok dengan pekerjaannya
akan mempengaruhi jumlah dan kualitas pekerjaan (Mathis & Jackson,
2006). Penempatan pegawai adalah untuk menempatkan pegawai sebagai
unsur pelaksana pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan kemampuan,
kecakapan, dan keahliannya (Suwatno, 2003). Di RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang penempatan dilakukan oleh Direktur RSUD
25
Kanjuruhan Kabupaten Malang sesuai dengan kemampuan dan keahlian
yang dimiliki oleh pegawai tersebut.
5. Orientasi Ruangan
Orientasi adalah program yang dirancang untuk menolong pegawai
baru (yang lulus seleksi) mengenal pekerjaan dan perusahaan tempatnya
bekerja. Program orientasi sering juga disebut dengan induksi yaitu,
memperkenalkan para karyawan dengan peranan atau kedudukan mereka
dengan organisasi dan dengan karyawan lain. Orientasi dilaksanakan
karena semua pegawai baru membutuhkan waktu untuk dapat
menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungan kerjanya yang
baru. Di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang sendiri masa orientasi
pegawai baru sekitar 1-3 bulan lamanya. Hal ini dilakukan agar pegawai
tersebut terbiasa dan mengenal dengan baik lingkungan kerjanya.
6. Pengembang staf pendidikan dan pelatihan
Setiap perusahaan dituntut untuk siap dan peka dalam menghadapi
perubahan lingkungan organisasi perusahaan yang semakin cepat dan
kompleks. Pengembangan adalah usaha-usaha untuk meningkatkan
kemampuan karyawan dalam lingkungan pekerjaan untuk menghadapi
berbagai penugasan. Pengembangan karyawan adalah usaha-usaha untuk
meningkatkan kemampuan teknis teoritis, konseptual, dan moral karyawan
sesuai dengan kebutuhan pekerjaan atau jabatan melalui pendidikan dan
pelatihan (Malayu, 2005). Di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang
pengembangan staf dilakukan oleh ruangan dan rumah sakit untuk
peningkatan mutu dan pelayanan rumahsakit.
7. Jenjang Karir
Pengembangan karir adalah suatu kondisi yang menunjukkan adanya
peningkatan status seseorang dalam suatu orgnisasi pada jalur karir yang
telah ditetapkan dalam organisasi yang bersangkutan. Di RSUD
Kanjuruhan Kabupaten Malang pegawai baru akan di tempatkan di
masing-masing ruangan sesuai dengan keahliannya dan jenjang karir
pekerjaannya akan dimulai dari awal dan akan mengalami kenaikan
jabatan secara bertahap.
26
6) Directing atau Pengarahan
a. Komunikasi
1) Arah komunikasi
Berdasarkan hasil wawancara jenis komunikasi terkait dengan
instruksi dilakukan dari atasan ke bawahan, yaitu dari kepala ruang
kepada ketua tim satu di IPD dan ketua Tim dua berada di syaraf setelah
itu dari ketua tim satu dan ketua tim dua dalam menyampaikan ke
perawat pelaksana di masing-masing tim.
2) Jadwal pertemuan atau rapat
Berdasarkan wawancara dan kegiatan pertemua atau rapat
dijadwalkan 1 bulan sekali tiap akhir bulan.
3) Faktor penghambat komunikasi
Berdasarkan hasil wawancara tidak didapatkan hambatan dalam
komunikasi karena sudah banyak media komunikasi yang digunakan.
b. Motivasi
1) Cara memotivasi individu atau kolompok
Seperti yang telah dikemukakan, motivasi seorang individu sangat
dipengaruhi oleh berbagai faktor, dan baik yang bersifat internal
maupun eksternal. Dalam suatu organisasi formal, motivasi merupakan
tugas seorang pimpinan untuk membuat karyawan melakukan apa yang
harus dilakukan. Pimpinan dapat memotivasi karyawan dengan
berbagai cara, diantaranya yaitu:
(1) Menginspirasi, yaitu dengan memasukkan semangat ke dalam diri
orang agar bersedia melakukan sesuatu dengan efektif.
(2) Mendorong, yaitu dengan merangsang orang untuk melakukan apa
saja yang harus dilakukan melalui pujian, persetujuan, dan
bantuan.
(3) Sistem reward dan punishment.
2) Definisi reward (penghargaan)
Penghargaan adalah jumlah pembayaran yang diterima dan tingkat
kesesuaian antara pembayaran tersebut dengan pekerjaan yang
27
dilakukan. (Prof. Dr. FX. Suwarto, M. S, 2011) penghargaan (reward)
adalah sebuah bentuk apresiasi kepada suatu prestasi tertentu yang
diberikan, baik oleh dan dari perorangan ataupun suatu lembaga yang
biasanya diberikan dalam bentuk material atau ucapan. Dalam
organisasi ada istilah insentif yang merupakan suatu penghargaan
dalam bentuk material atau non material yang diberikan oleh pihak
pimpinan organisasi perusahaan kepada karyawan agar mereka bekerja
dengan menjadikan modal motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam
mencapai tujuan-tujuan perusahaan atau organisasi.
Penghargaan ekstrinsik adalah imbalan yang berasal dari
pekerjaan. Imbalan tersebut mencakup uang, status, promosi, dan rasa
hormat.
Penghargaan uang (Financial reward: Fringe Benefits) adalah
imbalan ekstrinsik yang utama dan secara umum diakui bahwa uang
adalah pendorong utama, namun jika karyawan tidak melihat adanya
hubungan antara prestasi dengan kenaikan yang pantas dan uang tidak
akan menjadi motivator yang kuat, sehingga perlu diciptakan sistem
penilaian prestasi yang jelas.
Tunjangan utama dari kebanyakan organisasi adalah program
pensiun, biaya opname, dan sebagainya.
Status adalah penghargaan antar pribadi (Interpersonal reward),
yaitu dengan menugaskan individu pada pekerjaan yang berwibawa.
Rasa hormat atau pengakuan adalah penggunaan manajerial atas
pengakuan dan penghargaan melibatkan pengetahuan manajer tentang
pelaksanaan pekerjaan yang baik.
Promosi adalah perpindahan seorang karyawan dari satu tempat
atau jabatan ke tempat dan jabatan lain yang lebih tinggi.
3) Definisi hukuman (punishment)
Hukuman (punishment) adalah sebuah cara untuk mengarahkan
sebuah tingkah laku agar sesuai dengan tingkah laku yang berlaku
secara umum. Dalam hal ini, hukuman diberikan ketika sebuah tingkah
laku yang tidak diharapkan ditampilkan oleh orang yang bersangkutan
28
atau orang yang bersangkutan tidak memberikan respon atau tidak
menampilkan sebuah tingkah laku yang diharapkan.
Dalam menjalankan organisasi diperlukan sebuah aturan dan
hukum yang berfungsi sebagai alat pengendali agar kinerja pada
organisasi tersebut dapat berjalan dengan baik. Jika aturan dan hukum
dalam suatu organisasi tidak berjalan baik maka akan terjadi konflik
kepentingan baik antar individu maupun antar organisasi.
Pada beberapa kondisi tertentu, penggunaan hukuman dapat lebih
efektif untuk merubah perilaku pegawai, yaitu dengan
mempertimbangkan waktu, intensitas, jadwal, klarifikasi, dan
impersonalitas (tidak bersifat pribadi).
4) Penghargaan (reward) dan hukuman (punishment) dalam organisasi
Dalam berorganisai misalnya, pemberlakuan metode reward and
punishment merupakan hal yang penting untuk membentuk pribadi dari
warga organisasi tersebut. Jika punishment menghasilkan efek jera,
maka reward akan menghasilkan efek sebaliknya yaitu ketauladanan
untuk membuat reward dan punishment dapat berjalan denga baik
diperlukannya konsistensi yang dapat menjamin bahwa reward yang
diberikan haruslah bershifttat konkrit (bermanfaat) dan Punishment
yang diberikan bersifat keras dan tidak pandang bulu. Secara teori,
penerapan reward dan punishment secara konsekuen dapat membawa
pengaruh positif, antara lain:
(1) Mekanisme dan sistem kerja di suatu organisai menjadi lebih baik,
karena adanya tolak ukur kinerja yang jelas.
(2) Kinerja individu dalam suatu organisasi semakin meningkat,
karena adanya sistem pengawasan yang obyektif dan tepat sasaran.
(3) Adanya kepastian indikator kinerja yang menjadi ukuran
kuantitatif maupun kualitatif tingkat pencapaian kinerja para
individu organisasi.
Pada dasarnya keduanya sama-sama dibutuhkan dalam memotivasi
seseorang, termasuk dalam memotivasi para pegawai dalam
meningkatkan kinerjanya. Keduanya merupakan reaksi dari seorang
29
pimpinan terhadap kinerja dan produktivitas yang telah ditunjukkan
oleh bawahannya hukuman untuk perbuatan jahat dan ganjaran untuk
perbuatan baik. Melihat dari fungsinya itu, seolah keduanya
berlawanan, tetapi pada hakekatnya sama-sama bertujuan agar
seseorang menjadi lebih baik termasuk dalam memotivasi para pegawai
dalam bekerja.
5) Tujuan penghargaan (reward) dan hukuman (punishment)
Ada tiga fungsi atau tujuan penting dari penghargaan yang
berperan besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan, yaitu:
(1) Memperkuat motivasi untuk memacu diri agar mencapai prestasi.
(2) Memberikan tanda bagi seseorang yang memiliki kemampuan
lebih.
(3) Bersifat universal.
Ada tiga fungsi atau tujuan penting dari hukuman yang berperan
besar bagi pembentukan tingkah laku yang diharapkan, yaitu:
(1) Membatasi perilaku.
(2) Hukuman menghalangi terjadinya pengulangan tingkah laku yang
tidak diharapkan.
(3) Bersifat mendidik.
Memperkuat motivasi untuk menghindarkan diri dari tingkah laku
yang tidak diharapkan. Analisa: Apabila reward dan punishment
diterapkan di ruang Empu Tantular akan lebih meningkatkan kinerja
dan memicu tenaga medis yang berada di ruangan untuk lebih maju
lagi. Dangan menggunakan keputusan bersama dan disetujui oleh
masing-masing pegawai yang ada akan meningkatkan tanggung jawab
lebih di masing masing pegawai.
c. Supervisi
Supervisi merupakan upaya untuk membantu pembinaan dan
peningkatan kemampuan pihak yang disupervisi agar mereka dapat
melaksanakan tugas kegiatan yang telah ditetapkan secara efisien dan
efektif (Sudjana D, 2004). Supervisi keperawatan adalah kegiatan
pengawasan dan pembinaan yang dilakukan secara berkesinambungan
30
oleh supervisor mencakup masalah pelayanan keperawatan, masalah
keperawatan, masalah ketenagaan, dan peralatan agar pasien mendapat
pelayanan yang bermutu setiap saat (Depkes, 2000).
Tujuan supervisi adalah memberikan bantuan kepada bawahan secara
langsung, sehingga bawahan memiliki bekal yang cukup untuk dapat
melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan hasil yang baik. Menurut
WHO (1999), tujuan pengawasan adalah:
1) Menjamin bahwa pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang
telah ditetapkan dalam tempo yang diberikan dengan menggunakan
sumber daya yang tersedia.
2) Memungkinkan pengawas menyadari kekurangan-kekurangan para
petugas kesehatan dalam hal kemampuan, pengetahuan, pemahaman,
serta mengatur pelatihan yang sesuai.
3) Memungkinkan para pengawas mengenali dan memberi penghargaan
atas pekerjaan yang baik dan mengenali staf yang layak diberikan
kenaikan jabatan dan pelatihan lebih lanjut.
4) Memungkinakan manajemen bahwa sumber yang disediakan bagi
petugas telah cukup dan dipergunakan dengan baik.
5) Memungkinkan manajemen dalam menentukan penyebab kekurangan
pada kinerja tersebut.
Supervisi dilakukan oleh supervisor yang bertujuan untuk memantau
setiap ruangan.
d. Pendelegasian
Pendelegasian diartikan sebagai pengalihan sebagian wewenang
formal manajer kepada bawahannya. Delegasi biasanya dibagi dalam
beberapa aspek, yaitu pengalokasian tugas, pelimpahan wewenang,
pemberian tanggung jawab kepada bawahan, dan menerima pertanggung
jawaban.
Dalam pendelegasian, pemimpin memercayakan tugas, wewenang,
hak, tanggung jawab, kewajiban, dan pertanggung jawaban yang sekaligus
"menuntut" adanya hasil kerja yang pasti dari bawahan. Dalam
pendelegasian, pemimpin memberikan tugas, wewenang, hak, tanggung
31
jawab, kewajiban, dan pertanggung jawaban yang sepadan bagi
pelaksanaan kerja sehingga bawahan dengan sendirinya dituntut untuk
bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan kerja.
e. Mekanisme penyelesaian masalah
Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara
pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik
termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang
mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku
maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan
(interests) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik)
sebagai pihak ketiga yang diperlukannya adalah informasi yang akurat
tentang situasi konflik. Hal ini, karena komunikasi efektif di antara pelaku
dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga.
32
3) Keberhasilan pengendalian mutu
Dari hasil laporan infeksi nosokomial bulan juni-juli 2017, kejadian
ISK, ILO, Pnemonia, Sepsis, dan Dekubitus sebanyak 0 % yang
menandakan untuk infeksi nosokomial dalam keadaan baik.
Keterangan:
1 : Ruang 1 kelas 2 7 : Ruang 7 kelas 2
2 : Ruang 2 kelas 3 8 : Ruang 8 kelas 3
3 : Ruang 3 kelas 2 9 : Ruang 9 kelas 3
4 : Ruang 4 kelas 1 10 : Ruang 10 kelas 3
5 : Ruang 5 kelas 1 11 : Kantor IPS
6 : Ruang 6 kelas 1 12 : Kantor IPS
33
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA
PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
34
Tetap 1
Amd. Keb
2. 3 16,9%
DIII Kebidanan Kontrak 2
Tetap -
3 SPK
Kontrak - 0 0%
Amd. Kep Tetap 6
4. 11 61,2%
Keperawatan Kontrak 5
D IV Tetap 2
5. 11%
Kebidanan Kontrak
Tetap
6. D1 1 5,5%
kontrak 1
Jumlah 18 18 100%
35
3) Tenaga Dokter Spesialis
Tabel 3. 4 Tenaga Dokter yang Visite di Ruang Empu
tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang
pada Bulan April
No Nama Spesialisasi
36
c. Kualitas Tenaga Keperawatan
Berdasarkan hasil rekapitulasi yang di lakukan di dapatkan kualifikasi tenaga perawat diruang Empu Tantular IPD
RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang sebagai berikut”
Tabel 3.5 Kualitas Tenaga Keperawatan Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang data di ambil pada
tanggal 30-02 Mei 2018
1. Emergency Medicine.
2. Pelayanan prima.
3. MPKP.
1. M Firdaus Vs, DIII 4. Pelatihan klinik
TETAP Ka Ru 26 th
Amk Keperawatan keperawatan.
5. In house training
pengendalian HIV.
6. Elantikan pengurus HIPPI
Malang raya dan workshop PK IV
.PPI.
7. Seminar Aplikasi Nanda
NIC NOC mengunakan
infant screening diagnosa
(2016).
8. Manajemen informasi
(2017) BHD.
9. APAR dan PPI (2017).
37
1. Pelatihan kegawat daruratan
obstetric pisikiatri.
2. Pelatihan klinik kesehatan
reproduksi.
Rosalya Dinna. Wa Ka 3. Pelatihan pelayanan prima
2. D4 kebidanan TETAP 13 th PK III
R, Amd. Keb Ru di RSUD Kepanjen
Kabupaten Malang.
4. APAR dan PPI (2017).
5. Dasar manajemen laktasi
(2017).
1. Clinical Educator.
2. Pelatihan program
menejemen keperawatan dan
3. Ali Maghfur, S. S1 bangsal.
Kep Ners keperawatan TETAP KA TIM 7 th 3. Pelatihan pelyanan prima di
RSUD Kepanjen Kabupaten
Malang.
4. MPKP.
5. BCLS. PK III
6. PEKERTI.
7. APAR dan PPI (2017).
8. BHD.
9. Workshop Kurikulum S1
Keperawatan dan Ners
(2016).
10. Diklat peningkatan
kompetensi tenaga perawat
38
rumah sakit dan puskesmas
(2016).
1. Penanggulangan penederita
gawat darurat.
4. Rini Sulistina, D4 kebidanan TETAP KA TIM 13 th 2. MPKP.
S. Tr Keb 3. Pelayanan prima. PK III
4. Komunikasi efektif (2016).
5. BHD.
6. APAR dan PPI (2017).
1. Resusutasi gawat nafas pada
bayi.
2. Workshop electro cardiograf
EKG.
Dwi Agus B, D3 3. General emergency life.
5. TETAP PP 13 th PK III
Amk keperawatan 4. Emergency pediattri
nasional 2013.
5. Pelayanan prima.
6. MPKP.
7. Teknik aseptik obat (2017).
1. Emergency pediatric
nasional 2013.
6. Rika Hartaty, D3 TETAP Ka. 11 th 2. Basic mentality training.
Amk keperawatan JAGA 3. Seminar keperawatan anak
PK III
2009.
4. MPKP.
5. Tumbang.
6. Pengendalian HIV.
39
7. KPRS (2016).
8. BHD.
9. APAR dan PPI (2017).
1. Workshop electro
cardiograf EKG.
2. Pelatihan in house training.
3. Emergency Pediatri
PK III
D3 Ka. Nasional 2013.
7. Ekasari, Amk TETAP 8 th
keperawatan JAGA 4. Sosialisasi pengendalian
dan pencegahan (PPI).
5. MPKP.
6. APAR dan PPI (2017).
7. BHD.
1. Emergency pediatric
nasional 2013.
2. Basic mentality training.
D3 Ka
8. Ratih Irma M TETAP 11 th 3. Seminar keperawatan anak PK III
keperawatan JAGA
2009.
4. PPGD.
5. APAR dan PPI (2017).
1. Pelatihan menejemen model
praktek keperawatan
(MDKP).
Elly Karyani, D3 2. Pelaatihan pelayanan prima.
9. TETAP PP 8 th PK III
Amk keperawatan 3. Workshop EKG di RSUD
kepanjen.
4. Seminar emergency
pediatric.
40
5. BHD.
6. APAR dan PPI (2017).
1. Pelatihan pelayanan prima
di RSUD kepanjen
Mursilawati, D3
10. HONORER PP 8 th Kabupaten Malang. PKII
Amk keperawatan
2. Tumbang Anak.
3. APAR dan PPI (2017).
1. Pelatihan pelayanan prima.
2. Keselamatan pasien rumah
sakit.
Setyaning W, D3 3. MPKP.
11. HONORER PP 12 th PK II
Amk keperawatan 4. PMK.
5. APAR dan PPI (2017).
6. Teknik pemasangan infus
(2017).
1. Pelatihan standarisasi
teknologi kontrasepsi
terkini.
2. Pelatihan standarisasi
12. Safitri Aprilia D3 kebidanan HONORER PP 3 th asuhan persalinan normal. PK I
3. Dasar manajemen laktasi
(2016).
4. APAR dan PPI (2017).
5. BLS.
1. Pelatihan standarisasi
teknologi kontrasepsi
13. Kartika Titah D3 kebidanan HONORER PP 3 th PK I
terkini.
2. BLS.
41
3. APAR dan PPI (2017).
4. Dasar manajemen laktasi
(2016).
5. Pelayanan pasien tahap
terminal (2016).
1. BLS.
2. Dasar manajemen laktasi
(2016).
Nina D3
14. HONORER PP 2 th 3. APAR dan PPI (2017). PK I
Wulandari keperawatan
4. Refresing triage.
5. Skrining dan kriteria keluar
masuk ICU (2016).
D3 1. BLS.
15. Rusdianto HONORER PP 2 th PK I
keperawatan 2. APAR dan PPI (2017).
1. BLS.
D3 2. Seminar NGT.
16. Qomariyah HONORER PP 2 th PK I
keperawatan 3. Teknik pemasangan infus
(2017).
D3 -
17. Ainun TETAP PP 2 th PK I
Kebidanan
1. Pelatihan penerapan ICD/IX
dalam program sistem
18 Ida Ipayati D1 HONORER ADM 9 th menejemen rumah sakit.
2. Pelatihan administrasi dan
pengolahan dokumen arsip.
42
Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa sebanyak 94,4%
perawat yang bekerja di Ruang Empu Tantular pernah mengikuti
pelatihan atau kegiatan untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang
keperawatan. Jenjang karir yang ada di ruang Empu Tantular mengikuti
peraturan jenjang karir menurut komite Rumah Sakit RSUD Kanjuruhan
Kabupaten Malang. Jenjang karir diklasifikasikan berdasarkan masa kerja
dan pendidikan, Semakin tinggi jenjang pendidikan dan semakin lama
masa kerja maka peningkatan karir lebih baik. Adapun untuk jenjang karir
perawat yang ada di ruang empu adalah PK I: 6 orang, PK II: 2 orang, PK
III : 9 orang, PK IV: 1 orang.
43
18 An. An Suspect Ileus 3
19 An. Sa KDK 3
20 An. Re Close Antrabachi 2
Keterangan: 3: Total care; 2: Partial care; 1: Minimal care
44
Tabel 3.8 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang
Empu di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang tgl 2 Mei 2018
45
ii. Jumlah Jam Perawatan
1. Keperawatan Langsung
Minimal 2 x 6 =12 jam
Parsial 3 x 6 =18 jam
Total 6 x 8 = 48 jam +
78 jam
2. Keperawatan tidak langsung
20 x 1 jam = 20jam
3. Penyuluhan
20 x 15 menit = 300 menit = 5 jam
Total jam secara keseluruhan = 5 jam
4. Total waktu keperawatan per hari
Keperawatan langsung: keperawatan tidak langsung=
78 jam : 20 jam = 3,9 jam
5. Jumlah Hari libur dalam 1 tahun adalah :
= 365 hari – 108 hari (hari libur + cuti bersama)
= 257 hari
6. Jumlah kebutuhan perawat per hari
= 5 jam/pasien/harix20 pasien/harix 365hari
(365hari - 108 hari) x 7 hari
= 36.500= 20,28= 20 orang
1. 799
7. Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 20 = 9, 4 = 9 perawat
Sore = 36% x 20 = 7, 2 = 7 perawat
Malam = 17% x 20 = 3, 4 = 3 perawat
b) Tanggal 1 Mei 2017
i. Tingkat ketergantungan pasien
a. Minimal :5 orang
b. Parsial :2 orang
c. Total :9 orang
46
ii. Jumlah Jam Perawatan
1. Keperawatan Langsung
Minimal 2 x 5 =10 jam
Parsial 3 x 2 =6jam
Total 6 x 9 = 54 jam +
70 jam
2. Keperawatan tidak langsung
16 x 1 jam = 16jam
3. Penyuluhan
16 x 15 menit = 240menit = 4 jam
Total jam secara keseluruhan = 4 jam
4. Total waktu keperawatan per hari
Keperawatan langsung: keperawatan tidak langsung=
70 jam :16 jam = 4,3 jam
5. Jumlah Hari libur dalam 1 tahun adalah :
= 365 hari – 108 hari (hari libur + cuti bersama)
= 257 hari
6. Jumlah kebutuhan perawat per hari
=4 jam/pasien/harix16 pasien/harix 365hari
(365hari - 108 hari) x 7 hari
= 23.360= 12,9= 13 orang
1. 799
7. Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 16 = 7, 5 = 7 perawat
Sore = 36% x 16 = 5, 7 = 6 perawat
Malam = 17% x 16 = 2, 7 = 3 perawat
c) Tanggal 2 Mei 2017
i. Tingkat ketergantungan pasien
a. Minimal :3 orang
b. Parsial :1 orang
c. Total : 13 orang
47
ii. Jumlah Jam Perawatan
1. Keperawatan Langsung
Minimal 2 x 3 =6 jam
Parsial 3 x 1 =3jam
Total 6 x 13 = 78 jam +
87 jam
2. Keperawatan tidak langsung
17 x 1 jam = 17jam
3. Penyuluhan
17 x 15 menit = 255 menit = 4 jam
Total jam secara keseluruhan = 4 jam
4. Total waktu keperawatan per hari
Keperawatan langsung: keperawatan tidak langsung=
87 jam :17 jam = 5, 1 jam
5. Jumlah Hari libur dalam 1 tahun adalah :
= 365 hari – 108 hari (hari libur + cuti bersama)
= 257 hari
6. Jumlah kebutuhan perawat per hari
= 4 jam/pasien/harix17 pasien/harix 365hari
(365hari - 108 hari) x 7 hari
= 24.820= 13,7= 14 orang
1. 799
7. Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 17 = 7, 9 = 8 perawat
Sore = 36% x 17 = 6, 1 = 6 perawat
Malam = 17% x 17 = 2, 8 = 3 perawat
f. Diagnosis Penyakit Terbanyak
Selama pengkajian mulai tanggal 30-2 Mei 2018 diagnosa medis
terbanyak adalah OF (observasi febris) sebanyak 8 anak, selanjutnya
dengan OFC 3 anak, dan (gastro enteritis akut) sebanyak 2 anak.
48
Berdasarkan hasil dari perhitungan selama 3 hari jumlah tenaga
keperawatan yang ada di ruang Empu Tantular adalah 1 Kepala ruang,
dan 1 Wakil Kepala Ruang, 2 KA TIM, 3 KA JAGA, 9 perawat
pelaksana, 1 Admin sehingga untuk pemenuhan kebutuhan tenaga
keperawatan berdasarkan hasil pengkajian selama 3 hari per hari,
maupun per unit tidak ada kekurangan untuk kebutuhan perawat. .
Ruang Empu Tantula rmerupakan ruang keperawatan Anak yang
sering di gunakan sebagai wahana pendidikan bagi mahasiswa DIII
Keperawatan, Profesi Ners (S1 Keperawatan), sehingga senantiasa
update trend issue dalam pengembangan pelayanan. Adanya
mahasiswa praktik di ruang Empu Tantular mampu membantu
mencukupi kebutuhan tenaga keperawatan dan juga bisa membentuk
TIM dalam melaksanakan tugas keperawatan. Serta RSUD
Kanjuruhan Kabupaten Malang sudah melakukan akreditasi dan
merupakan rumah sakit tipe B.
49
2. MATERIAL DAN MACHINE
1) Penataan gedung / lokasi dan denah ruangan
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan di ruang
Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang dengan uraian
denah sebagai berikut :
Gambar 3.1 Denah Ruangan Empu Tantular
50
diruang Empu Tantular juga terdapat ruang bermain yang berada di
sebelah utara dekat dengan ruang karu. Ruang perawat berada disebelah
selatan bersebelahan dengan ruang alkes dan kamar kecil perawat berada
di ruang bermain. Ruang Empu Tantular memiliki 2 APAR dimana 1
terpasang di depan pintu masuk, dan di 1 lainnya berada di dalam
lingkungan ruang Empu Tantular. Selain itu, juga terdapat Aseptan di
detiap dinding dekat dengan pintu masuk kamar pasien yang berjumlah 9,
akan tetapi 1 dengan keadaan rusak dan 3 dengan keadaan tanpa aseptan.
Didekat pintu masuk juga terdapat 1 brankart dan 1 kursi roda.
a) Fasilitas Untuk Pasien
Kapasitas ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten
Malang adalah 34 tempat tidur. Ruang Empu Tantular merupakan
ruangan kelas 1, 2 dan 3 khusus anak.
Setiap pasien mendapatkan fasilitas meja pasien dan kursi penunggu
pasien. Di depan bed ruang Empu Tantular terdapat handscrub yang
dikhususkan untuk pasien dan pengunjung pasien dan terdapat 1 kamar
kecil untuk pasien yang berada disetiap kamar.
Hasil pengangamatan selama 3 hari menunjukan bahwa fasilitas
meja yang dipergunakan untuk pasien kurang ada perhatian khusus,
barang-barang seperti makanan, camilan, minuman pasien, dan barang-
barang pribadi pasien masih berada diatas meja tersebut dengan
keadaan terpapar udara di ruangan, dan beresiko terkena kuman
penyakit dan terkontaminasi pajanan dari ruangan tersebut. Hal ini
akan berpengaruh jangka panjang terhadap kesehatan pasien
kedepannya. Dan diruang Empu Tantular sendiri tidak ada ketentuan
tentang hal tersebut. Selain itu, didepan bed ruang Empu Tantular juga
terdapat tempat untuk menaruh handscrub akan tetapi banyak yang
tidak diisi.
51
1. Daftar Peralatan Inventaris Alat Tenun
Tabel 3.9 Standarisasi Alat Linen Rawat Inap Rumah Sakit
Tipe B
Analisis :
Berdasarkan penghitungan ulang oleh mahasiswa di ruang Empu
Tantular dan hasil observasi menunjukkan sarana untuk pasien.Masih
belum mendukung dikarenakan masih kurangnya fasilitas linen untuk
pasien. Namun dari hal ini tidak menimbulkan masalah bagi ruangan
ataupun pasien sendiri.
52
2. Kamar perawatan kelas I
Terdiri dari 3 kamar yang berisi 2 tempat tidur pasien disetiap
kamarnya, 2 almari pasien, 2 kursi untuk penunggu pasien, 1 wastafel
dan 1 kamar mandi yang sudah dilengkapi pegangan dalam keadaan
baik serta ventilasi dan cahaya yang masuk melalui jendela yang cukup
untuk kamar perawatan. Untuk fasilitas yang terdapat pada ruang
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah.
53
5 Handrub 7 Baik
6 Kursi Penunggu 6 Baik
7 Jam dinding 3 Baik
9 Wastafel 3 Baik
10 Keset kamar mandi 3 Kotor
54
Tabel 3. 13 Fasilitas Ruang Kelas III Empu Tantular
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Tempat tidur pasien 16 Baik
2 Tempat Sampah non medis 4 Baik
3 Standart infuse 16 Baik
4 Meja mayo 16 Baik
5 Handrub 9 Baik
6 Kursi Penunggu 11 Baik
7 Jam dinding 4 Baik
9 Keset kamar mandi 4 Kotor
5. Ruang pemeriksaan
Dari pengamatan selama 3 hari, ruang pemeriksaan digunakan
untuk penerimaan pasien baru dan untuk melakukan tindakan, didalam
ruang pemeriksaan terdapat 2 buah troly emergency, 1 timbangan bayi/
anak, 1 bed, dan 1 tiang infus.
6. Dapur dan tempat linen
Dari pengamatan selama 3 hari penataan pada almari linen di
ruang Empu Tantular kurang dalam tingkat kerapian terkesan
berantakan dan kurang layak ketika seprai yang sudah tidak rapi di
tujukan untuk pasien.
b) Fasilitas Untuk Petugas Kesehatan
(1)Sarana dan Prasarana Ruangan
Tabel 3. 14 Sarana dan Prasarana Ruangan Rumah Sakit Tipe B
Ruang Empu
No Nama Peralatan Standar
Tantular
1 Ruang tindakan + +
2 Ruang Isolasi + +
3 Ruang rawat + +
4 Kamar mandi + +
5 Gudang alat + +
6 Nurse Station + +
7 Kamar cuci alat + +
Ruang petugas
8 + +
kebersihan
55
9 Ruang istirahat + +
10 Ruang tunggu + +
11 Dapur + +
12 Ruang simpan troli + -
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor340/Menkes/Per/Iii/2010 Tentang Klasifikasi
Rumah Sakit
Analisis :
Fasilitas untuk petugas kesehatan:
a. Nurse station di dalam ruang Empu Tantular berada di sebuah
ruangan tersendiri dan berada didekat pintu masuk
b. Administrasi berada di nurse station, karena tidak ada ruangan
tersendiri
c. Kamar mandi/WC perawat berada ruang bermain.
d. Wastafel terdiri dari 2 buah dengan keadaan baik di ruang Empu
Tantular
e. Ruang khusus dokter di ruang Empu Tantular bergabung dengan
ruang tindakan
f. Ruang obat ada tapi langsung di taruh di lemari obat pasien di dalam
ruangan perawatan. Untuk persiapan alat tindakan ke pasien berada
di ruang alkes yang ada di samping nurse station.
g. Ruangan untuk sholat berada di dalam ruang bermain.
(2) Daftar Inventaris Alat Kesehatan
Tabel 3. 15 Standar Inventaris Alat Kesehatan
No Nama barang Jumlah Kondisi Standar
1 Stetoskop 2 buah Baik 2/ruangan
2 Hb meter 0 buah - 2/ruangan
3 Urometer 0 buah - 2/ruangan
4 Lemari es 1 buah Baik 1/ruangan
5 Com stainless 2 buah Baik 3/ruangan
6 Tabung 02 17 buah Baik 2/ruangan
7 Senter 1 buah Baik 2/ruangan
8 Bak injeksi 2 buah Baik 2/ruangan
9 Sampah pasien 12 buah Baik 1:1
56
10 Papan tulis 0 buah - 1/ruangan
11 Lemari kaca 1 buah Baik 1/ruangan
12 Lemari besi 1 buah Baik 1/ruangan
13 Tensimeter 4 buah Baik 2/ruangan
14 Pinset anatomis 2 buah Baik 2/ruangan
15 Pinset cirurgis 1 buah Baik 2/ruangan
16 Gunting nekrotomi 0 buah - 2/ruangan
17 Gunting perban 3 buah Baik 2/ruangan
18 Korentang 1 buah Baik 2/ruangan
19 Bengkok 9 buah Baik 2/ruangan
20 Suction 1 buah Baik 2/ruangan
21 Telepon 1 buah Baik 1/ruangan
22 Komputer 1 buah Baik 1/ruangan
23 Alat pemadam 2 buah Baik 1/ruangan
kebakaran
24 Lemari obat 1 buah Baik 2/ruangan
25 Lampu darurat 0 buah - 2/ruangan
26 Kereta obat 1 buah Baik 1/ruangan
27 Standar baskom 27 buah Baik 2/ruangan
28 Standar infus 47 buah Baik 1:1
29 Kursi lipat 0 buah Baik 5/ruangan
30 Manometer 02 16 buah Baik 2/ruangan
31 Tempat sampah non 12 buah Baik
medis
32 Tempat sampah besar buah Baik
33 Tempat sampah medis 1 buah Baik
34 Tempat sampah infus 1 buah Baik
35 Tempat sampah jarum 1 buah Baik
36 Tempat sampah vial 1 buah Baik
57
c) Fasilitas Unggulan Ruang Bermain
Diruang Empu tantular juga terdapat fasilitas unggulan yaitu
ruang untuk terapi bermain atau ruang bermain yang berada di sebelah
utara bersebelahan dengan kamar 7, di wilayah kepanjen hanya terdapat
di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang.
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan
salah satu alat paling efektif untuk mengatasi stres anak. Karena
hospitalisasi menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan sering
disertai stres berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk
mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat
koping dalam menghadapi stres (Wong, et al, 2008).
Tabel 3. 16 Fasilitas yang Ada Diruang Bermain Empu Tantular
No Nama Barang Jumlah
1 Krayon 11 buah
2 Bola 4 keranjang
3 Balok susun 1 keranjang
4 Mobil-mobilan 1 buah
5 Puzzle 30 buah
6 Timbangan sembako 1 buah
7 Alat masak 1 buah
8 Pensil warna 5 buah
9 Donat susun 2 set
10 Bola basket dan ringnya 2 set
11 Bola voli 1 buah
12 Boneka singa 1 buah
13 Mainan beras 11 toples
14 Papan tulis kecil 1 buah
15 Mainan stetoskop 2 buah
16 Boneka barbie 2 buah
17 Boneka superman 1 buah
18 Boneka anak 1 buah
19 Majalah 3 buah
20 Buku mewarnai 2 buah
21 Buku belajar menulis dan menghitung 2 buah
22 Kertas lipat 3 pack
23 Gambar buah-buahan 3 lembar
58
24 Gambar huruf 1 lembar
25 Gambar hewan 11 lembar
26 Gambar binatang jinak 1 lembar
27 Gambar macam-macam warna 1 lembar
28 Lemari kaca 1 buah
29 Lemari kayu 1 buah
30 Lemari besi 1 buah
31 Kursi anak 3 buah
32 Tempat sampah 1 buah
33 Meja 1 buah
34 Kursi 1 buah
35 Jam dinding 2 buah
36 Mukena 2 stel
37 Kaca 1 buah
38 Wastafel 1 buah
39 Keset 1 buah
40 Kamar mandi 1 ruang
59
Tabel 3. 18 Fasilitas Ruang Bermain untuk Masa Balita (2 - 3
tahun)
No Nama Barang
1 Bola
2 Balok susun
3 Mobil-mobilan
4 Donat susun
5 Mainan stetoskop
6 Boneka barbie,superman
7 Gambar hewan
60
anak yang berusia 8-12 tahun permainan yang dapat dilakukan
adalah olah raga, membaca buku, mengumpulkan perangko, dan
bermain kartu ( Suherman, 1999 ).
Tabel 3. 20 Fasilitas Ruang Bermain untuk Anak Usia Sekolah (6 –
12 tahun)
No Nama Barang
1 Majalah
2 Krayon
3 Puzzle
4 Pensil warna
5 Bola basket dan ringnya
6 Papan tulis kecil
7 Buku mewarnai
8 Buku menulis dan berhitung
9 Kertas lipat
10 Gambar macam-macam warna, huruf dan binatang
61
3. METHOD
a. Penerapan Model MAKP
1) Struktur MAKP ruangan
Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang telah
menerapkan model MAKP seperti yang seharusnya dilakukan di rumah
sakit. Ruang Empu Tantular menggunakan Model Asuhan Keperawatan
Profesional Tim, yaitu suatu metode dimana seorang perawat profesional
memimpin sekolompok tenaga keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan kelompok klien melalui upaya kooperatif dan kolaboratif.
Ruang Empu Tantular terdiri dari seorang kepala ruang, seorang wakil
kepala ruang, dan 18 perawat pelaksana dengan pembagian 1 kepala ruang
(KaRu), 1 wakil kepala ruangan (WaKaRu), 2 perawat primer (KaTim), 3
penanggung jawab tim (PJ), dan 11 perawat pelaksana.
Gambar 3.2 Metode Tim
Kepala Ruangan
Klien Klien
Analisa:
Penggunaan metode MAKP Tim di ruang Empu Tantular sudah
berjalan dengan baik dengan dibentuknya Tim 1 dan 2 di ruang Empu
Tantular.
62
2) Uraian tugas
a. Kepala Ruangan
Tabel 3.21 Uraian Tugas Kepala Ruangan
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
Dilakukan
1. Melaksanakan fungsi perencanaan,
meliputi:
a. Menyusun rencana kerja Kepala
D
Ruangan.
b. Menyusun rencana kebutuhan
tenaga keperawatan dari segi
jumlah, kualitas di ruang rawat, D
dan koordinasi dengan kepala
bidang keperawatan.
c. Merencanakan jumlah dan jenis
peralatan yang diperlukan, sesuai D
dengan kebutuhan.
d. Merencanakan dan menentukan
model asuhan keperawatan yang
D
diselenggarakan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
2. Melaksanakan fungsi pergerakan dan
pelaksanaan, meliputi:
a. Mengatur dan mengkoordinasikan
seluruh kegiatan pelayanan D
diruang rawat masing-masing.
b. Menyusun dan mengatur jadwal
dinas tenaga keperawatan dan
tenaga lain diruang rawat masing- D
masing sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
c. Melaksanakan orientasi kepada
tenaga keperawatan baru atau
D
tenaga lain yang akan bekerja
diruang rawat masing-masing.
d. Melaksanakan orientasi kepada
siswa atau mahasiswa keperawatan
D
yang menggunakan ruang rawatnya
sebagai lahan praktek.
e. Melaksanakan program orientasi
kepada pasien dan keluarganya
tentang peraturan rumah sakit, tata D
tertib ruangan, fasilitas yang ada,
dan cara pengunaannya.
63
f. Melaksanakan bimbingan dan
pembinaan kepada perawat
pelaksana dalam kepatuhan D
terhadap SPO dan standar
pelayanan keperawatan.
g. Mengadakan pertemuan berkala
dengan pelaksana keperawatan dan
D
tenaga lain yang berada dibawah
tanggung jawabnya.
h. Mengatur dan mengkoordinasikan
penyediaan, penggunaan,
penyimpanan dan pemeliharaan
alat-alat keperawatan, alat medis, D
obat, dan bahan yang diperlukan
agar selalu dalam kondisi siap
pakai.
i. Mengelompokkan pasien dan
mengatur penempatannya diruang
rawat inap menurut tingkat
D
kegawatan, infeksi atau non
infeksi, dan untuk kelancaran
pemberian asuhan keperawatan.
j. Memelihara kebersihan dan
ketertiban ruang perawatan melalui D
koordinasi dengan petugas terkait.
k. Meneliti pengisian formulir sensus
D
harian pasien diruangan.
l. Mengkoordinasi pelaksanaan
kegiatan pengendalian mutu
D
pelayanan keperawatan dan patient
safety.
m. Memberikan penyuluhan kesehatan
terhadap pasien dan keluarga T
sebatas kewenangannya.
n. Memelihara atau mengembangkan
sistem pencatatan, pelaporan
D
sistem asuhan keperawatan, dan
kegiatan yang dilakukan.
o. Mengatur pelaksanaan operan
D
dinas jaga.
p. Membuat laporan harian mengenai
pelaksanaan asuhan keperawatan,
serta kegiatan lainnya diruang
D
rawat untuk disampaikan kepada
atasan.
64
3. Melaksanakan fungsi pengawasan,
pengendalian, dan penilaian, meliputi:
a. Melakukan supervise pelaksanaan
asuhan keperawatan yang telah D
ditentukan.
b. Mengawasi atau mengendalikan
pendayagunaan peralatan
D
perawatan, serta stok obat secara
efektif dan efisien.
c. Mengawasi pelaksanaan pencatatan
dan pelaporan kegiatan asuhan D
keperawatan.
4. Melaksanakan fungsi administrasi,
meliputi:
a. Menyusun laporan mutu asuhan
D
keperawatan.
b. Menyusun laporan kegiatan
D
pelayanan di ruang rawat.
c. Menyusun laporan inventaris. T
d. Menyusun laporan patient safety. T
65
6. Memberikan bimbingan kepada
teman sekerja untuk memberikan D
asuhan keperawatan.
7. Memelihara hubungan kerja sama
yang baik dengan pasien dan D
keluarganya.
8. Membuat laporan harian ruangan
tentang pelaksanan asuhan
D
keperawatan, perkembangan pasien,
masalah ketenagaan, dan sarana.
9. Mengevalusi asuhan keperawatan
D
yang telah dilaksanakan.
10. Melaksanakan serah terima tugas
kepada penanggung jawab shift
D
selanjutnya secara lisan maupun
tulisan dengan benar.
11. Mewakili kepala ruangan apabila
berhalangan hadir atau tidak masuk D
kerja.
12. Melaksanakan penilaian kinerja bagi
pelaksana perawatan dan tenaga lain
dibagian perawatan yang berada D
dibawah tanggung jawab untuk
berbagai kepentingan.
13. Mengawasi dan menilai siswa atau
mahasiswa dari instansi pendidikan
keperawatan untuk memperoleh
pengalaman belajar, sesuai dengan D
tujuan program pendidikan yang
telah ditentukan oleh instansi
pendidikan yang bersangkutan.
c. Perawat Pelaksana
Tabel 3.23 Uraian Tugas Perawat Pelaksana
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
Dilakukan
1. Memelihara kebersihan ruang rawat
D
dan lingkungannya.
2. Menerima pasien baru sesuai dengan
D
prosedur dan ketentuan yang berlaku.
3. Memelihara peralatan keperawatan
dan medis agar selalu dalam keadaan D
siap pakai.
66
4. Melaksanakan program orientasi
kepada pasien tentang ruangan dan
lingkungan, peraturan, tata tertib yang
D
berlaku, fasilitas yang ada, cara
penggunaannya, serta kegiatan rutin
sehari-hari di ruangan.
5. Menciptakan hubungan kerjasama
yang baik dengan pasien dan D
keluarga.
6. Melakukan pengkajian keperawatan
D
sesuai dengan kemampuan.
7. Menyusun rencana keperawatan
D
sesuai dengan kemampuannya.
8. Melaksanakan tindakan keperawatan
kepada pasien sesuai dengan
D
kebutuhan dan batas kemampuannya,
antara lain:
a. Melaksanakan tindakan
pengobatan sesuai dengan D
program pengobatan.
b. Memberi penyuluhan kesehatan
pada pasien dan keluarganya D
mengenai penyakit.
9. Melatih atau membantu pasien untuk
D
melakukan latihan gerak.
10. Mendampingi visite dokter dan
mencatatat instruksi dokter,
D
khususnya bila ada perubahan pada
program pengobatan pasien.
11. Melakukan pertolongan pertama pada
pasien dalam keadaan darurat secara
tetap dan benar sesuai dengan
kebutuhan. Selanjutnya segera D
melaporkan tindakan yang telah
dilakukan kepada dokter yang
bertanggung jawab.
12. Melakukan evaluasi tindakan
keperawatan sesuai dengan batas D
kemampuannya.
13. Membantu merujuk pasien pada
D
petugas kesehatan atau institusi lain.
14. Mengobservasi kondisi pasien,
selanjutnya melakukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil observasi D
tersebut, sesuai dengan batas
kemampuannya.
67
15. Berperan serta dengan anggota tim
kesehatan dalam membahas kasus
D
dan upaya meningkatkan mutu
keperawatan.
16. Melaksanankan tugas pagi, sore,
malam, dan hari libur secara D
bergiliran sesuai dengan jadwal dinas.
17. Mengikuti pertemuan berkala yang
D
diadakan oleh kepala ruang rawat.
18. Meningkatkan pengetahuan dan
D
keterampilan di bidang keperawatan.
19. Melaksanakan sistem pelaporan dan
pencatatan asuhan keperawatan yang
D
tepat dan benar sesuai dengan standar
asuhan keperawatan.
20. Melaksanakan serah terima tugas
kepada petugas pengganti secara lisan
D
maupun tertulis pada saat pergantian
dinas.
21. Melaksanakan perawatan pasien
dalam keadaan sakaratul maut dan
D
merawat jenazah sesuai dengan
prosedur yang berlaku.
22. Menyiapkan pasien yang akan
pulang, meliputi:
a. Menyediakan formulir untuk
penyelesaian administrasi, seperti:
- Resep obat untuk dirumah, jika
diperlukan.
- Kelengkapan pengisian status
D
pasien.
- Surat rujukan atau pemeriksaan
ulang.
- Surat keterangan istirahat sakit,
jika diperlukan.
b. Memberi penyuluhan kesehatan
kepada pasien dan keluarganya
sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan pasien, mengenai:
- Diit.
- Pengobatan yang perlu D
dilanjutkan dan cara
penggunaannya.
- Pentingnya pemeriksaan ulang
di rumah sakit atau institusi
pelayanan kesehatan lain.
68
- Cara hidup sehat, seperti cara
pengaturan makan dan istirahat.
c. Melatih pasien dalam
menggunakan alat bantu yang D
dibutuhkan.
d. Melatih pasien untuk
melaksanakan tindakan
D
keperawatan yang pernah
dilakukan di rumah sakit.
e. Mengantar pasien yang akan
pulang sampai pintu keluar ruang T
rawat.
23. Membuat resume saat pasien keluar
rumah sakit (pulang, pindah rumah D
sakit lain, rujuk, dan meninggal).
69
dengan waktu yang ditentukan (pagi: jam 07.00, siang: jam 14.00, malam:
jam 21.00). Timbang terima dilakukan dengan terstruktur dan dilakukan
pada semua perawat, jika semua perawat sudah datang maka dilakukan
timbang terima. Prosentase timbang terima yang sesuai dengan SOP, yaitu
100%. Hasil observasi berdasarkan SOP dan waktu dimulainya timbang
terima adalah sebagai berikut:
Tabel 3.24 Hasil Observasi Proses Timbang Terima
Evaluasi
No Langkah-Langkah
30/04/2018 01/05/2018 02/05/2018
70
6 Tim yang mengoperkan tugas D D D
memberikan kesempatan
kepada tim yang akan
menjalankan tugas untuk
bertanya.
7 Tim yang mengoperkan tugas D D D
menyerahkan semua berkas
catatan perawatan kepada tim
yang akan menjalankan tugas
untuk menerima operan alat.
8 Karu mempersilahkan D D D
perawat yang dinas malam
untuk meninggalkan ruangan.
9 Dilanjutkan ke pre- D D D
conference.
TOTAL 9 9 9
Prosentase % 100% 100% 100%
Keterangan:
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
71
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik
dan kegiatan konsultasi (Nursalam, 2006). Pre conference adalah
diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien. Post conference adalah diskusi tentang
aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 30 April 2018-02 Mei 2018, pre
dan post conference di ruang Empu Tantular telah dilakukan.
72
c. Diagnosa keperawatan
dan data fokus yang
menunjang sistem.
d. Tindakan keperawatan
yang sudah dilakukan
dan hasilnya.
e. Rencana tindak lanjut.
f. Perubahan terapi medis.
7 Karu atau Katim mencatat D D D
hasil diskusi anggota tim.
8 Karu memberikan D D D
kesimpulan dari diskusi
yang telah dilakukan.
9 Karu memberikan D D D
penekanan pada hal-hal
yang perlu di perhatikan.
10 Tanyakan kesiapan D D D
anggota tim untuk
melakukan kegiatan
pelayanan keperawatan.
11 Sampaikan kontrak waktu D D D
untuk pelaksanaan middle
conference atau post
conference.
12 Mengucapkan salam. D D D
13 Mengucapkan selamat D D D
bekerja.
TOTAL 13 13 13
Prosentase 100% 100% 100%
Keterangan:
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Berdasarkan tabel 3.18 diatas dapat dilihat bahwa 100% pre
conference di ruangan dilaksanakan secara terstruktur dan baik.
73
2) Post conference
Tabel 3.26 Hasil Observasi Post Conference
Evaluasi
No Langkah-Langkah
30/04/2018 01/05/2018 02/05/2018
74
memberikan
masukan.
5 Karu atau Katim D D D
mencatat hasil
diskusi anggota tim.
6 Memberikan pujian D D D
akan apa yang telah
dilaksanakan dengan
baik.
7 Karu memberikan D D D
kesimpulan dari
diskusi yang telah
dilakukan.
8 Mengevaluasi D D D
hambatan yang
dialami setiap
anggota tim.
9 Mengucapkan D D D
terimakasih atas
kerjasama anggota
tim.
10 Mengucapkan salam. D D D
TOTAL 10 10 10
Prosentase % 100% 100% 100%
Keterangan:
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 30 April 2018-02 Mei
2018. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui selama 3 hari langkah-
langkah post conference yang dilakukan, yaitu 100% atau dapat
disimpulkan bahwa post conference di ruang Empu Tantular
dilaksanakan secara terstruktur dan baik.
Analisa:
75
5) Ronde Keperawatan
Dari hasil observasi dan wawancara dari tanggal 30 April 2018-02 Mei
2018 di ruang Empu Tantular sudah dilakukan ronde keperawatan oleh
perawat ruangan yang terdiri dari KaRu, perawat pelaksana, dokter, ahli
gizi, dan apoteker namun tidak semua datang dan ronde keperawatan
terakhir dilakukan 2 bulan yang lalu. Diskusi kondisi klien dilakukan antar
perawat dengan dokter pada saat setelah visite.
6) Discharge Planning
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam
mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk
kembali ke lingkungannya. Discharge planning yang dilakukan di ruang
Empu Tantular selama pengkajian sudah direncanakan sejak klien MRS.
Hasil pengkajian selama tanggal 30 April 2018-02 Mei 2018 dapat dilihat
pada tabel dibawah. Berdasarkan tabel diketahui bahwa 100% item pada
discharge planning telah dilakukan seluruhnya. Format discharge
planning yang digunakan di ruangan.
Tabel 3.27 Discharge Planning
Tanggal
No Indikator
30/04/2018 01/05/2018 02/05/2018
1 Mengkaji nama pasien. D D D
Mendokumentasikan tanggal D D D
2
masuk.
Mendokumentasikan tanggal D D D
3
keluar.
Mendokumentasikan nomor D D D
4
rekam medis.
Mendokumentasikan ruang D D D
5
dan kelas klien.
Mendokumentasikan dokter D D D
6
yang merawat.
76
Mendokumentasikan D D D
7
diagnosa medis.
Mendokumentasikan D D D
8 diagnosa keperawatan
potensial.
Mendokumentasikan jenis D D D
9
tindakan yang diberikan.
Mengkaji riwayat penyakit D D D
10
klien.
Melakukan pemeriksaan fisik D D D
11
dan mendokumentasikan.
Mendokumentasikan hasil D D D
12
laboratorium.
Mendokumentasikan terapi D D D
13
yang telah diterima.
Mendokumentasikan D D D
14
penyebab kematian bila perlu.
Mendokumentasikan keadaan D D D
15
waktu pulang atau keluar.
Mendokumentasikan tanggal D D D
16
kontrol ulang.
Mengisi nama dan tanda D D D
17
tangan perawat.
TOTAL 17 17 17
Prosentase (%) 100% 100% 100%
7) Pendidikan Kesehatan
Saat dilakukan observasi di ruang Empu Tantular pada tanggal 30 April
2018-02 Mei 2018 sudah dilakukan pendidikan kesehatan pada pasien baru
oleh perawat ruangan.
8) Sentralisasi obat
Menurut hasil wawancara mengenai sentralisasi obat dibagi menjadi
dua jenis berdasarkan pasien umum dan BPJS dimana pada pasien umum
dan BPJS pembagian resep obat langsung diberikan kepada keluarga
pasien, ketika pengambilan obat di apotek dan petugas dari apotek itu
sendiri yang bertugas untuk memberi penjelasan mengenai obat yang
diresepkan terhadap keluarga pasien. Obat-obat yang telah di resepkan
dengan lembar resep, kemudian diantarkan oleh keluarga pasien ke perawat
ruangan di cek ulang obat dan setelah sesuai di taruh di loker obat.
77
Gambar 3.3 Alur Obat
Dokter mengadviskan
Apoteker meresepkan
Proses farmasi
Analisa:
Dari hasil observasi dan pengkajian menunjukkan bahwa logistik dan
obat sudah dilakukan sentralisasi obat di setiap pasien.
9) Penerapan Supervisi
Kegiatan supervisi di ruang Empu Tantular jarang dilakukan, karena
faktor kesibukan pegawai yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
78
Di samping itu, juga disebabkan oleh keterbatasan pegawai sehingga
kegiatan supervisi dilakukan oleh Kepala Ruang atau Kepala Tim.
Analisa:
Kegiatan supervisi dilakukan oleh pengawas rumah sakit yang tiap
shiftnya mensupervisi ruangan tidak hanya di ruang Empu Tantular.
10) Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan sudah mencakup pengkajian dan diagnosa
keperawatan sampai evaluasi yang mencakup SOAP. Catatan
perkembangan pasien dibuat setiap hari secara berkesinambungan, sesuai
dengan kondisi pasien saat itu. Pendokumentasian telah dilakukan dengan
baik, karena terdapat pembagian tugas yang jelas oleh tim.
Pendokumentasian proses keperawatan dari 43 pasien yang dirawat pada
tanggal 30 April 2018-02 Mei 2018 di ruang Empu tantular dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pengkajian
Pengkajian pasien yang dicatat dengan pedoman pengkajian dan
masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan fungsi kehidupan sudah dilakukan semua dengan
prosentase 100%. Sementara itu, data yang dikaji sejak pasien datang
sampai pulang sebanyak 0%.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berdasarkan masalah dan
diagnosa yang dirumuskan berdasarkan actual atau potensi sudah
dilakukan semua dengan prosentase 100%.
79
Tabel 3.28 Pendokumentasian Proses Keperawatan
Tanggal 30 April 2018
Kode Berkas %
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A Pengkajian
1 Mencatat data yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dikaji sesuai dengan
pedoman pengkajian.
2 Data dikelompokkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
(bio, psiko, sosial, dan
spiritual).
3 Data dikaji sejak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pasien masuk sampai
pulang.
4 Masalah dirumuskan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
berdasarkan
kesenjangan antara
status kesehatan
dengan pola fungsi
kehidupan.
Sub Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
B Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa keperawatan
berdasarkan masalah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang telah
dirumuskan.
80
2 Diagnosa keperawatan
mencerminkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
PE/PES.
3 Merumuskan diagnosa
keperawatan actual √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
atau potensial.
Sub Total
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
C Rencana Tindakan
1 Berdasarkan diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan.
2 Disusun menurut √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
urutan prioritas.
3 Rumusan tujuan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengandung
komponen pasien atau
subjek perubahan,
perilaku, kondisi
pasien, dan kriteria.
4 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengacu pada tujuan
dengan kalimat
perintah, terinci, dan
jelas yang melibatkan
pasien dan keluarga.
5 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menggambarkan
81
keterlibatan pasien
atau keluarga.
6 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menggambarkan
kerjasama dengan tim
kesehatan lain.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
D Tindakan Keperawatan
1 Tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dilaksanakan mengacu
pada rencana
perawatan.
2 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengobservasi respon
pasien terhadap
tindakan keperawatan.
3 Revisi tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
berdasarkan hasil
evaluasi.
4 Semua tindakan yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
telah dilaksanakan
dicatat ringkas dan
jelas.
E Evaluasi Keperawatan
1 Evaluasi mengacu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pada tujuan.
2 Hasil evaluasi dicatat. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
82
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
F Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis pada format √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang baku.
2 Pencatatan dilakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
sesuai dengan
tindakan yang
dilaksanakan.
3 Pencatatan ditulis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dengan jelas, ringkas,
istilah baku, dan
benar.
4 Setiap melakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan atau kegiatan
perawat
mencantumkan paraf,
nama jelas, tanggal,
dan jam dilakukan
tindakan.
5 Berkas catatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan disimpan
sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.
Sub Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
83
Tanggal 01 Mei 2018
Kode Berkas %
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A Pengkajian
1 Mencatat data yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dikaji sesuai dengan
pedoman pengkajian.
2 Data dikelompokkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
(bio, psiko, sosial, dan
spiritual).
3 Data dikaji sejak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pasien masuk sampai
pulang.
4 Masalah dirumuskan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
berdasarkan
kesenjangan antara
status kesehatan
dengan pola fungsi
kehidupan.
Sub Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
B Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa keperawatan
berdasarkan masalah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang telah
dirumuskan.
84
2 Diagnosa keperawatan
mencerminkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
PE/PES.
3 Merumuskan diagnosa
keperawatan actual √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
atau potensial.
Sub Total
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
C Rencana Tindakan
1 Berdasarkan diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan.
2 Disusun menurut √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
urutan prioritas.
3 Rumusan tujuan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengandung
komponen pasien atau
subjek perubahan,
perilaku, kondisi
pasien, dan kriteria.
4 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengacu pada tujuan
dengan kalimat
perintah, terinci, dan
jelas yang melibatkan
pasien dan keluarga.
5 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menggambarkan
85
keterlibatan pasien
atau keluarga.
86
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
87
Tanggal 02 Mei 2018
Aspek Kode Berkas %
No Yang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Dinilai
A Pengkajian
1 Mencatat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
data yang
dikaji
sesuai
dengan
pedoman
pengkajian.
2 Data √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dikelompok
kan (bio,
psiko,
sosial, dan
spiritual).
3 Data dikaji √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
sejak pasien
masuk
sampai
pulang.
4 Masalah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dirumuskan
berdasarkan
kesenjanga
n antara
status
kesehatan
88
dengan pola
fungsi
kehidupan.
Sub Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100%
Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % % % % % %
B Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa
keperawata √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
n
berdasarkan
masalah
yang telah
dirumuskan.
2 Diagnosa
keperawata √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
n
mencermink
an PE/PES.
3 Merumuska
n diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawata
n actual
atau
potensial.
Sub Total
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100%
89
Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % % % % %
%
C Rencana Tindakan
1 Berdasarkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
diagnosa
keperawatan
2 Disusun √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menurut
urutan
prioritas.
3 Rumusan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tujuan
mengandun
g komponen
pasien atau
subjek
perubahan,
perilaku,
kondisi
pasien, dan
kriteria.
4 Rencana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
mengacu
pada tujuan
dengan
kalimat
perintah,
90
terinci, dan
jelas yang
melibatkan
pasien dan
keluarga.
5 Rencana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
menggamba
rkan
keterlibatan
pasien atau
keluarga.
6 Rencana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
menggamba
rkan
kerjasama
dengan tim
kesehatan
lain.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % % % % % %
D Tindakan Keperawatan
1 Tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dilaksanaka
n mengacu
padarencana
perawatan.
91
2 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengobserv
asi respon
pasien
terhadap
tindakan
keperawata
n.
3 Revisi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
berdasarkan
hasil
evaluasi.
4 Semua √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
yang telah
dilaksanaka
ndicatat
ringkas dan
jelas.
E Evaluasi Keperawatan
1 Evaluasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengacu
pada tujuan.
2 Hasil √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
evaluasi
dicatat.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % % % % % %
92
F Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pada format
yang baku.
2 Pencatatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dilakukan
sesuai
dengan
tindakan
yang
dilaksanaka
n.
3 Pencatatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
ditulis
dengan
jelas,
ringkas,
istilah baku,
dan benar.
4 Setiap √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
melakukan
tindakan
atau
kegiatan
perawat
mencantum
kan paraf,
nama jelas,
tanggal, dan
jam
93
dilakukan
tindakan.
5 Berkas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
catatan
keperawatan
disimpan
sesuai
dengan
ketentuan
yang
berlaku.
Sub Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100%
Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % % % % % %
94
11) Team Code Red
Tim code red adalah tim tanggap bencana kebakaran yang dilakukan
oleh sekelompok orang untuk memberikan bantuan untuk memadamkan
api. Sedangkan, di ruang Empu Tantular sudah ada jadwal pembagian tugas
di tim code red. Dengan jadwal tim code red di ruang Empu Tantular,
sebagai berikut:
Tabel 3.29 Pembagian Team Code Red
TEAM PAGI SORE MALAM
Rosalya Dinna Elly Karyani Safitri Aprilia
Nina Wulandari Mursilahwati Ratih Irma
Rusdianto Dwi Agus Qomariyah
Ekasari Rika Raharty Ali Maghfur
95
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
CODE RED ATAU BAHAYA KEBAKARAN
STANDAR
PROSEDUROPERASIONAL
96
b. Kondisi keadaan:
1) Kondisi keadaan darurat terkendali, jika api padam
langsung laporkan kondisi Tim Komunikasi selanjutnya
ke Ketua Tim Tanggap Darurat.
2) Kondisi keadaan darurat tidak terkendali, jika api tidak
padam, koordinasikan dengan Tim Komunikasi Tanggap
Darurat untuk menghubungi pihak terkait (Dinas
Pemadam Kebakaran) dapat dilakukan sesuai dengan
Grade, laporan dari petugas dari lapangan, dan
selanjutnya lapor ke Ketua Tim Tanggap Darurat.
3) Kondisi memburuk, code purple aktif, code blue
langsung aktif, dan perintah untuk evakuasi semua
penghuni lantai RS .
c. Bagian Komunikasi Tanggap Darurat menginformasikan
pengaktifan code purple berdasarkan intruksi dari Ketua
Tanggap Darurat atau Penanggung jawab area.
d. Tim Evakuasi mengarahkan seluruh penghuni lantai menuju
area titik kumpul.
e. Tim penanggung jawab dokumentasi dan evakuasi mendata
pasien, pengunjung atau karyawan area masing-masing, dan
melaporkan ke Ketua Tim Tanggap Darurat.
Unit Terkait Seluruh area Rumah Sakit
97
a. Klasifikasi Kebakaran:
1) Kelas A
Bahan yang mudah terbakar (kertas, kayu, dan
plastik). Mengatasinya menggunakan air untuk
menurunkan suhunya sampai dibawah titik penyulutan,
serbuk kering untuk memastikan proses pembakaran atau
menggunakan halogen untuk memutuskan reaksi berantai
kebakaran.
2) Kelas B
Kebakaran yang melibatkan bahan cairan.
Mengatasinya dengan foam.
3) Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik yang
bertegangan untuk mengatasinya, yaitu dengan
Hal-Hal yang Harus menggunakan bahan pemadam kebakaran non kondusif
Diperhatikan agar terhindar dari sengatan listrik.
4) Kelas D
Kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar
seperti titanium, alumunium, magnesium, dan kalium.
Cara mengatasinya, yaitu powder khusus kelas ini.
b. Kendalikan emosi diri yang dapat menimbulkan akibat fatal,
karena kepanikan.
c. Pastikan tidak ada barang yang anda bawa, sehingga
menggangu langkah evakuasi.
d. Tinggalkan gedung dan keluar melalui tangga darurat
terdekat.
e. Tutup semua pintu dan jendela bila terdapat api.
f. Jangan menggunakan lift.
g. Jangan memasuki gedung kembali, kecuali ada izin dari
yang berwenang dan security.
98
4. M4 - MONEY
1. Sistem Gaji
Sistem penggajian di RSUD Kanjuruhan Kabupaten Malang dibedakan
antara pegawai PNS dan Non PNS. Berdasarkan hasil wawancara sistem
penggajian untuk tenaga PNS berdasarkan pangkat, golongan dan masa kerja
dengan sumber gaji dari pemerintah, sedangkan untuk tenaga Non PNS
berdasarkan lama masa kerja dan tingkat pendidikan dengan sumber gaji dari
Rumah Sakit. Dan perawat magang tidak memperoleh gaji.
99
Evaluasi kinerja dilakukan secara berkala setiap bulan sekali. Gaji
didistribusikan oleh rumah sakit kepada staf secara periodik setiap bulan. Gaji
distribusikan per tanggal satu setiap bulan.
2. Sumber Pendapatan Ruangan
Sumber pendapatan Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kabupaten
Malang murni berasal dari pemerintah yang diatur oleh Rumah Sakit untuk
dibagikan ke setiap ruangan di Rumah Sakit sesuai kebutuhan yang
tersentralisasi dari setiap Instalasi Rawat Inap. Berdasarkan hasil wawancara
diketahui bahwa sumber pendapatan Ruang Empu Tantular didapatkan dari jasa
pelayanan umum dan BPJS.
3. Tarif Rawat Inap
Ruang Empu Tantular terdiri dari ruang rawat inap kelas kelas I, II dan III
Semua tarif rawat inap di ruang Empu Tantular diatur oleh Peraturan Daerah
No 10 tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010.
Kajian Data:
MARKET
100
proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar merupakan
faktor yang menentukan dalam suatu organisasi atau perusahaan.
1. Daftar Daerah Asal Pasien di Ruang Empu Tantular pada Tanggal 30 April
2018 – 2 Mei 2018
Daftar Daerah Asal Pasien di ruang Empu Tantular pada tanggal 30 April
2018 – 2 Mei 2018 terdiri dari berbagai wilayah seperti Malang. Untuk
rincian daerah asal pasien per tanggal 30 April 2018 – 2 Mei 2018 dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 31 Daftar daerah asal pasien
No. Nama pasien Alamat
1 An. Um Pakisaji
2 An. Ar Sumberpucung
3 An. An Kepanjen
4 An. Aq Pakisaji
5 An. He Kepanjen
6 An. U.A Gondanglegi
7 An. No Gondanglegi
8 An. Bil Kepanjen
9 An. Sa Turen
10 An. R.D Kalipare
11 An. M.A Ampelgading
12 An. Ra Pakisaji
13 An. Ar Gondanglegi
14 An. Fa Wonosari
15 An. Kh Donomulyo
16 An. Ra Sumberpucung
17 An. Ve Kepanjen
18 An. An Gondanglegi
19 An. Sa Kepanjen
20 An. Re Dampit
21 An. Al Kepanjen
22 An. M.F Dampit
23 An. A.R Pagelaran
24 An. Ju Sumberpucung
25 An. Ka Kromengan
26 An. Ir Sumberpucung
101
Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah
sakit. Standar BOR menurut Depkes RI 2005 adalah 60-85%.
Rumus BOR adalah sebgai berikut:
Jumlah hari perawatan × 100%
Jumlah tempat tidur x jumlah hari dalam 1 periode
Jumlah TTdi Ruang Empu Tantular= 34 TT
Jumlah BOR
Tgl
(∑Px/∑Bed x 100%)
Bed Px
30 April 2018 34 20 58 %
1 Mei 2018 34 16 47 %
2 Mei 2018 34 17 50 %
102
(hari perawatan)
(jumlah pasien hidup )
103
perhitungan ALOS 6 hari. Menurut Depkes 2005 nilai ALOS yang ideal
adalah 6-9 hari sehingga ALOS di ruang Empu Tantular pada termasuk
baik.
3) TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)
TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana
tempat tidur tidak ditempati (dari setelah diisi ke saat terisi
berikutnya). Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi
pada 1-3 hari.
Rumus TOI:
(34 x 3) -7 = 95 = 6 hari
16 16
104
Jumlah tempat tidur di ruang empu tantular = 34 tempat tidur
16 = 0,47 kali
34
BTO selama 3 hari di ruang empu tantular adalah 0,47 kali, rata-rata
BTO selama 1 tahun rata-rata adalah 57 kali. Idelanya adalah 40-50
kali. Jadi, BTO di ruang empu tantular melebihi standart.
5) Jenis Pembayaran Pasien
a. Jenis pembayaran
1) BPJS/JKN
Asuransi dari pemerintah (KIS, AsKes), Asuransi Mandiri,
pegawai pemerintah non negeri,pegawai swasta, pegawai
lain yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah
2) Umum
Jenis pembayaran yang dibayar langsung oleh pasien atau
tanpa asuransi dari manapun.
105
5. M5 (MUTU)
1. KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)
Menurut sasaran keselamatan pasien (SKP) yang dikeluarkan oleh
Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (Kemenkes, 2011) dan JCI
Acreditation, maka sasaran tersebut meliputi 6 elemen berikut :
a. Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
b. Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-
alert medications)
d. Sasaran IV :Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat pasien
operasi.
e. Sasaran V :Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
f. Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh.
106
Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif
(SBAR)
1) Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut.
2) Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut.
3) Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
4) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik yang konsisten dalam
melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui
telepon.
Hasil Analisa :
Kepatuhan dalam mendokumentasikan segala hal yang berhubungan dengan
komunikasi sudah dilakukan oleh seluruh perawat.
107
Hasil Analisa:
Keamanan obat yang perlu diwaspadai high-alert medications di ruang Empu
Tantular sudah diaplikasikan dengan baik, dengan menyimpan di troly
emergency.
108
3) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mendukung
pengurangan secara berkelanjutan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan.
Hasil Analisa :
Kepatuhan cuci tangan sudah diterapkan dengan baik oleh perawat ruang
Empu Tntular, tetapi 2 moment cuci tangan sering terlewatkan oleh perawat
yaitu sebelum kontak dengan pasien dan sebelum tindakan aseptif.
109
Berdasarkan hasil pengkajian tentang tingkat kejadian klien jatuh selama
3 hari (30 April – 2 Mei 2018) didapatkan hasil bahwa 100% pasien tidak
mengalami jatuh selama dilakukan perawatan oleh perawat ruangan.
Meskipun sebagian pasien mempunyai resiko jatuh, akan tetapi dari hasil
pengkajian selama 3 hari menunjukkan tidak ada pasien yang mengalami
jatuh.
Rumus kejadian pasien jatuh :
Pasien Jatuh
Pasien Tidak Jatuh
100%
110
2) Kesalahan pengobatan (medical error)
Kejadian kesalahan pemberian obat yang meliputi tidak tepat obat, tidak
tepat cara pemberian, tidak tepat dosis, tidak tepat pasien, tidak tepat
waktu pemberian dan tidak waspada terhadap efek pemberian obat.
Rumus Angka KTD / sentinel dalam pemberian obat :
Jumlah pasien yang terkena kejadian tidak
diharapkan dalam pemberian
___________________________________ x 100%
Jumlah pasien pada hari tersebut
111
KNC 30 April – 2 Mei 2018
No Variabel Tanggal
30 April 1 Mei 2 Mei Total
2018 2018 2018
1 Jumlah pasien yang terkena KNC 0 0 0 0
dalam pemberian obat :
a. Tidak tepat pasien
b. Tidak tepat obat
c. Tidak tepat waktu pemberian
d. Tidak tepat dosis obat
e. Tidak tepat cara pemberian
f. Tidak tepat dokumentasi
2 Jumlah pasien pada hari tersebut 20 16 17 53
112
Angka kejadian flebitis : 7 x 100% = 27% hari
26
2. KEPUASAN
a. Tingkat kepuasan pasien
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepuasan pasien yang telah
diisi oleh 11 anggota keluarga selama 3 hari didapatkan hasil pada
indikator Reability (keandalan) pasien mengatakan puas karena perawat
mampu menangani masalah dengan tepat dan profesional, perawat
memberitahu dengan jelas tentang hal-hal yang dilarang dalam perawatan
pasien dan dalam memberikan informasi-informasi tentang fasilitas yang
ada di rumah sakit.
Pada indikator assurance (jaminan) pasien merasa puas karena
perawat memperhatikan terhadap keluhan pasien, perawat menjelaskan
tentang tindakan perawatan yang diberikan pada pasien dan perawat
memberikan informasi dengan jujur tentang keadaan pasien.
Pada indikator tangibles (kenyataan) pasien merasa puas karena
perawat menjaga kebersihan dan kerapian ruangan pasien, alat kesehatan
serta menjaa kerapian dan penampilan perawat. Untuk kebersihan toilet
terjaga oleh pihak cleaning service.
Pada indikator empathy (empati) pasien merasa puas karena perawat
mudah ditemui dan di hubungi bila pasien membutuhkan, perawat
memberikan perhatian dan dukungan moril terhadap keadaan pasien,
perawat melakukan pengukuran nadi dan suhu setiap shif jaga
Pada indikator responsive (tanggung jawab) pasien merasa puas
karena perawat segera menangani pasien ketika pasien sampai pada ruang
inap, perawat membantu pasien dalam memperoleh obat, perawat
membantu dalam pelayanan foto dan laboratorium.
113
Instrumen Kepuasan Pasien Berdasarkan Lima Karakteristik (RATER)
No Karakteristik 1 2 3 4
1 RELIABILITY (KEANDALAN)
a. Perawat mampu menangani masalah
perawatan dengan tepat dan profesional
b. Perawat memberikan informasi tentang
fasilitas yang tersedia, cara penggunaannya
dan tata tertib yang berlaku di RS
c. Perawat memberitahu dengan jelas tentang
hal-hal yang harus di patuhi dalam
perawatan anda
d. Perawat memberitahu dengan jelas tentang
hal-hal yang dilarang dalam perawatan anda
e. Ketepatan waktu perawat tiba di ruangan
ketika anda membutuhkan
2 ASSURANCE (JAMINAN)
a. Perawat member perhatian terhadap keluhan
yang anda rasakan
b. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang
tindakan perawatan yang diberikan kepada
anda
c. Perawat jujur dalam memberikan informasi
tentang keadaan anda
d. Perawat selalu memberi salam dan senyum
ketika bertemu dengan anda
e. Perawat teliti dan terampil dalam
melaksanakan tindakan keperawatan kepada
anda
3 TANGIBLES (KENYATAAN)
a. Perawat memberi informasi tentang
administrasi yang berlaku bagi pasien rawat
inap di RS
b. Perawat selalu menjaga kebersihan dan
kerapihan ruangan yang anda tempati
c. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan
alat-alat kesehatan yang digunakan
d. Perawat menjaga kebersihan dan
kelengkapan fasilitas kamar mandi dan toilet
e. Perawat selalu menjaga kerapian dan
penampilannya
4 EMPHATY (EMPATI)
a. Perawat memberikan informasi kepada
Anda tentang segala tindakan perawatan
yang akan dilaksanakan
b. Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila
anda membutuhkan
114
c. Perawat sering menengok dan memeriksa
keadaan Anda seoerti mengukur tensi, suhu,
nadi, pernafasan dan cairan infuse
d. Pelayanan yang diberikan perawat tidak
memandang pangkat / status tapi
berdasarkan kondisi anda
e. Perawat perhatian dan member dukungan
moril terhadap keadaan anda (menanyakan
dan berbincang-bincang tentang keadaan
anda)
5 RESPONSIVENESS (TANGGUNG JAWAB)
a. Perawat bersedia menawarkan bantuan
kepada anda ketika mengalami kesulitan
walau tanpa diminta
b. Perawat segera menangani Anda ketika
sampai di ruangan rawat inap
c. Perawat menyediakan waktu khusus untuk
membantu Anda berjalan, BAB, BAK, ganti
posisi tidur dan lain-lain.
d. Perawat membantu Anda untuk memperoleh
obat
e. Perawat membantu Anda untuk pelaksanaan
pelayanan foto dan laboratorium di RS ini.
Keterangan :
1 = Sangat tidak puas
2 = Tidak puas
3 = Puas
4 = Sangat puas
115
No PERTANYAAN SS S KS TS STS
KEPUASAN TERHADAP PEKERJAAN
Saya sudah merasa puas dengan pekerjaan
1 yang dijalani saat ini
Saya merasa puas dengan beban pekerjaan
2 yang terkadang dilimpahkan kepada anda
Pekerjaan yang saya lakukan saat ini
sudah sesuai dengan latar belakang
3 pendidikan, kemampuan, dan keahlian
saya
Saya selalu diberi kebebasan oleh atasan
4 dalam mengerjakan pekerjaan saya
Saya sudah merasa puas dengan fasilitas
5 yang disediakan oleh perusahaan
Pekerjaan saya tidak berperan penting
6 bagi kemajuan perusahaan ini
Pekerjaan saya memberikan saya peluang
7 mempersiapkan kemajuan saya di masa
yang akan dating
Saya kecewa atas pekerjaan yang saya
8 jalani saat ini
9 Pekerjaan saya saat ini kurang menarik
Pada dasarnya saya antusias dengan
10 pekerjaan saya saat ini
Saya sering bosan terhadap pekerjaan
11 yang saya lakukan saat ini
Tugas pekerjaan yang diberikan saat ini
12 sesuai dengan kemampuan saya
Pekerjaan yang saya terima saat ini sudah
13 sesuai dengan keinginan saya
Saya merasa bangga terhadap pekerjaan
14 yang saya miliki
Pekerjaan yang dibebankan kepada saya
member saya peluang untuk mengambil
keputusan sendiri, menimbulkan
15 kebebasan dan ketidaktergantungan
116
Saya sudah merasa puas dengan gaji
16 pokok yang diterima saat ini
Gaji yang saya terima saat ini sudah
17 memuaskan, sesuai dengan beban kerja
dan tanggung jawab yang saya emban
Saya sudah merasa puas dengan
18 penghasilan yang diberikan oleh pihak
perusahaan
Sebagai karyawan di perusahaan ini, saya
merasa puas dengan pendapatan yang
19 diterima bila dibandingkan dengan
prestasi kerja yang selama ini saya
tunjukkan
Saya sudah puas terhadap tunjangan-
20 tunjangan yang diberikan oleh perusahaan
di luar gaji pokok yang saya terima
Gaji yang saya terima tidak sesuai dengan
21 tingkat pendidikan saya
Besar dan jenis tunjangan yang diterima
22 sudah sesuai
Gaji yang saya terima sudah sesuai dengan
23 tuntutan pekerjaan yang dibebankan
kepada saya
Gaji saya sesuai dengan tingkat
24 keterampilan yang saya miliki
Gaji saya sudah sesuai dengan standar gaji
25 yang berlaku di pasar tenaga kerja
26 Pembagian insentif sudah adil
KEPUASAN TERHADAP SUPERVISI ATASAN
Atasan selama ini selalu memberikan
27 pengarahan kepada bawahan dalam setiap
pekerjaan
Komunikasi antara atasan dan bawahan
28 terjalin dengan baik dalam menyelesaikan
masalah-masalah pekerjaan
Atasan selalu bersedia meluangkan waktu
untuk membantu jika saya mengalami
29 kesulitan dalam menyelesaikan tugas-
tugas kerja
Atasan selalu memberikan kesempatan
30
untuk penyampaian ide-ide atau masukan
117
yang mungkin berguna dalam mendukung
tercapainya program-program kerja
Pemahaman atasan terhadap pekerjaan
31 sudah baik
Atasan kurang tegas dalam memberikan
32 peringatan kepada karyawan
Atasan dalam menegakkan disiplin sangat
33 tegas
Atasan secara obyektif menilai prestasi
34 kerja karyawan
Atasan tidak memberikan penghargaan
35 terhadap keberhasilan karyawan dalam
menyelesaikan tugas pekerjaan
Adanya umpan balik dari atasan terhadap
36 pekerjaan yang saya kerjakan
Atasan saya konsisten dalam menerapkan
37 aturan-aturan bagi saya dan karyawan
lainnya
Atasan memberikan masukan-masukan
38 apabila saya mendapat kesulitan dalam
penyelesaian pekerjaan
Kontrol pemecahan masalah dan
39 pengambilan keputusan seimbang antara
atasan dan anda
Atasan memberikan pengarahan tetapi
40 anda diizikan untuk mengembangkan diri
Atasan ikut berpartisipasi dalam
41 penentuan tugas
Atasan cenderung untuk lepas tangan
42 dalam diskusi menghadapi suatu masalah
Bimbingan yang diberikan oleh atasan
43 saya jelas
Pada saat bekerja, atasan saya bersedia
44 memberikan bimbingan bila saya tidak
memahami pekerjaan yang ditugaskan
KEPUASAN TERHADAP REKAN KERJA
Hubungan dengan rekan kerja terjalin
45 dengan baik
118
upaya untuk menyelesaikan pekerjaan
tepat pada waktunya
Setiap tugas dapat saya selesaikan dengan
47 baik bila ada dukungan dari rekan kerja di
kantor
Saya tidak menemukan kesulitan dalam
48 bekerjasama dengan rekan kerja
Seluruh rekan kerja bertanggung jawab
49
terhadap hasil pekerjaan
Sesama karyawan tidak menghormati hak-
50
hak individual masing-masing
Suasana kekeluargaan dalam bekerja
51
terbina dengan baik
Kebutuhan sosial saya untuk berinteraksi
52
dengan rekan kerja di kantor terpenuhi
Rekan kerja saya selalu memberi nasehat,
53 dukungan dan membantu saya apabila
menghadapi kesulitan dalam pekerjaan
KESEMPATAN PROMOSI
Semua karyawan di perusahaan ini
54 diberikan kesempatan yang sama untuk
promosi
Keadilan kebijakan promosi karyawan
55 sudah diterapkan dengan baik di
perusahaan ini
Adanya promosi yang dilakukan oleh
56 perusahaan memotivasi karyawan untuk
lebih berkembang dan maju
Frekuensi waktu untuk promosi untuk
57 karyawan dirasakan sudah tepat
Prestasi kerja yang baik menghasilkan
58
adanya promosi jabatan untuk karyawan
Kebijakan promosi (kenaikan pangkat,
59 atau jabatan) di perusahaan ini belum
sesuai
Promosi karyawan di perusahaan ini
60
dilakukan secara obyektif
Tidak ada kesempatan yang diberikan oleh
61
perusahaan untuk meningkatkan karier
Perusahaan memberikan kesempatan
62 seluas-luasnya bagi setiap karyawan untuk
dapat naik jabatan
119
Proses kenaikan jabatan di perusahaan
63 terbuka bagi siapa saja yang berpotensi
tanpa diskriminasi
c. Kenyamanan
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan sistem saraf untuk
mengubah barbagai stimulus mekanis, kimia, termal, elektris menjadi
potensial aksi yang dijalarkan ke sistem saraf pusat. Nyeri merupakan
suatu mekanisme protektif bagi tubuh yang akan muncul bila jaringan
tubuh rusak, sehingga individu akan bereaksi atau berespons untuk
menghilangkan mengurangi rasa nyeri.
Rumus :
Persentase pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam askep =
120
BAB IV
ANALISA SWOT, PERUMUSAN MASALAH, PRIORITAS MASALAH,
ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN POA PENYELESAIAN
MASALAH
121
Internal Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Terdapat administrasi 1. Jumlah tempat sampah infeksius
MATERIAL penunjang (misalnya : yang kurang.
buku injeksi, buku TTV, 2. Tempat penyimpanan linen
Eksternal buku laporan tim, SOP, kurang rapi
dll) yang memadai
2. Tersedianya nurse station
3. Terdapat jemuran baju
untuk keluarga pasien
4. Terdapat dapur di Ruang
Empu Tantular
5. Terdapat fasilitas ruang
bermain bagi keluarga
pasien
Peluang (Opportunity). Strategi S-O Strategi W-O
1. Melakukan penataan ulang 1. Menambah jumlah tempat
1. Adanya kesempatan ruang bermain, dan sampah dengan membagi tempat
ruangan untuk membuat buku inventaris sampah infeksius dan tempat
mengajukan perbaikan ruang bermain sampah non infeksius.
dan penambahan
fasilitas ruangan sesuai
dengan kebijakan yang
telah ada.
123
atau angka kejadian pasien
jatuh 0% dan tingkat
kesalahan dalam
memasukkan obat 0%.
4. Rata-rata kepuasan
keluarga dan kepuasan
pegawai dikategorikan baik
5. Terdapat fasilitas ruang
bermain yang dapat
mengurangi tingkat
kecemasan anak terhadap
hospitalisasi.
Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O
1. RSUD Kanjuruhan 1. Melakukan terapi bermain 1. Melakukan sosialisasi cuci
Kabupaten Malang pada anak-anak yang tangan, mengenai 6 langkah cuci
adalah Rumah Sakit sedang di rawat di ruang tangan dan 5 momen cuci tangan.
daerah akreditasi B empu tantular.
yang menjadi rujukan
bagi rumah sakit
lainnya.
124
M1 MAN (SUMBER DAYA MANUSIA)
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 SUMBER DAYA MANUSIA (MAN)
STRENGHT
a. Hampir seluruh perawat pernah 0,3 4 1,2 S–W
mengikuti pelatihan 3,5 – 3 =
0,5
b. Tingkat pendidikan tenaga perawat 0,3 3 0,9
pada ruang Empu Tantular
minimal D3
c. Adanya perawat yang sudah 0,2 3 0,6
mengikuti pelatihan MPKP
d. Tenaga kesehatan di ruang Empu 0,2 4 0,8
Tantular meliputi dokter spesialis,
perawat, bidan, ahli gizi, farmasi.
TOTAL 1 3,5
WEAKNESS
a. Beban kerja perawat cukup tinggi 1 3 3
TOTAL 1 3
OPPORTUNITY
a. Perawat memiliki kesempatan 0,6 3 1,8 O–T
untuk mengikuti pelatihan sesuai 1,2 – 2,4 =
dengan tindakan yang sering -1,2
dilakukan
b. Adanya mahasiswa praktek yang 0,4 3 1,2
membantu pelaksanaan asuhan
keperawatan
TOTAL 1 3
TREATENED
a. Adanya tuntutan tinggi dari 0,4 3 1,2
masyarakat untuk pelayanan yang
lebih professional
125
b. Terdapatnya beberapa rumah sakit 0,6 2 1,2
swasta di daerah kepanjen
TOTAL 1 2,4
126
M2 MATERIAL
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 SARANA DAN PRASARANA
STRENGHT
a. Terdapat administrasi penunjang 0,4 4 1,6 S–W
(misalnya : buku injeksi, buku TTV, 3,7 – 3,5 =
buku laporan tim, SOP, dll) yang 0,2
memadai
b. Tersedianya nurse station 0,2 4 0,8
c. Terdapat jemuran baju untuk 0,1 3 0,3
keluarga pasien
d. Terdapat dapur di Ruang Empu 0,1 2 0,2
Tantular
e. Terdapat fasilitas ruang bermain 0,2 4 0,8
bagi keluarga pasien
TOTAL 1 3,7
WEAKNESS
a. Jumlah tempat sampah infeksius 0,5 4 2
yang kurang.
b. Tempat penyimpanan linen kurang 0,5 3 1,5
rapi
TOTAL 1 3,5
OPPORTUNITY
a. Adanya kesempatan ruangan untuk 1 3 3 O–T
mengajukan perbaikan dan
3 – 4 = -1
penambahan fasilitas ruangan sesuai
dengan kebijakan yang telah ada
TOTAL 1 3
TREATENED
a. Kesenjangan antara jumlah pasien 1 4 4
dan tempat sampah yang ada di
Ruang Empu Tantular
TOTAL 1 4
127
M3 METHOD
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 METODE
STRENGHT
a. Rumah sakit dan ruangan memiliki 0,2 4 1,6 S –W
visi misi sebagai acuan dalam 4,6 – 3 =
melaksanakan kegiatan pelayanan 1,6
b. Ruangan Empu Tantular 0,3 4 1,2
menggunakan metode MPKP Tim
c. Terdapat format pengkajian hingga 0,3 4 1,2
evaluasi, sehingga mempermudah
dokumentasi keperawatan
d. Post conference di Ruang Empu 0,2 3 0,6
Tantular dalam kategori baik
TOTAL 1 4,6
WEAKNESS
a. Ronde keperawatan belum dilakukan 0,5 3 1,5
selama 2 bulan terakhir, dikarenakan
kesibukan dari dokter spesialis.
b. Belum adanya orientasi pada pasien 0,5 3 1,5
baru tentang pemilahan limbah non
medis dan medis
TOTAL 1 3
OPPORTUNITY
a. Adanya perawat yang sudah 0,7 4 2,8 O–T
mengikuti pelatihan MPKP 3,7 – 3 =
b. Adanya mahasiswa praktek 0,3 3 0,9 0,7
manajemen keperawatan di ruangan
Empu Tantular
TOTAL 1 3,7
TREATENED
128
a. Sebagian manajemen keperawatan di 0,6 3 1,8
ruangan masih belum terlaksana
seperti ronde, orientasi pasien baru,
dapat menurunkan tingkat kepuasan
yang dapat berakibat citra pelayanan
di RS menurun di kalangan
masyarakat
b. Tuntutan masyarakat akan pelayanan 0,4 3 1,2
yang maksimal
TOTAL 1 3
129
M4 MONEY
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 MONEY
STRENGHT
a. Gaji pegawai dibayarkan sesuai 0,6 4 2,4 S–W
dengan hak nya 4–3=1
b. Dana pengembangan berasal dari 0,4 4 1,6
pemerintah
TOTAL 1 4
WEAKNESS
a. Kebutuhan yang dibutuhkan dalam 1 3 3
ruangan dipenuhi dalam waktu yang
lama
TOTAL 1 3
OPPORTUNITY
a. Adanya kenaikan gaji perawat sesuai 1 3 3 O–T
dengan golongan, dan masa kerja. 3–0=3
TOTAL 1 3
TREATENED
130
M5 MUTU
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 MUTU
STRENGHT
a. ALOS di Ruang Empu Tantular 0,2 4 0,8 S–W
dikategorikan baik yaitu 6 hari 4,7 – 3,5 =
b. Sebagai lahan praktek mahasiswa 0,1 3 0,6 1,2
kesehatan.
c. Tingkat keamanan pasien dijaga 0,3 4 1,6
dengan baik, terlihat tidak adanya
pasien jatuh atau angka kejadian
pasien jatuh 0% dan tingkat
kesalahan dalam memasukkan obat
0%.
d. Rata-rata kepuasan keluarga dan 0,1 4 0,8
kepuasan pegawai dikategorikan
baik
e. Terdapat fasilitas ruang bermain 0,3 3 0,9
yang dapat mengurangi tingkat
kecemasan anak terhadap
hospitalisasi
TOTAL 1 4,7
WEAKNESS
a. Sosialisasi cuci tangan dan 0,5 4 2
pemilahan sampah belum dilakukan
kepada pasien dan keluarga
b. Kurangnya sosialisasi dalam 0,5 3 1,5
penempatan alat makan kotor
TOTAL 1 3,5
OPPORTUNITY O–T
a. RSUD Kanjuruhan Kabupaten 1 4 4 4–3=1
Malang adalah Rumah Sakit daerah
131
akreditasi B yang menjadi rujukan
bagi rumah sakit lainnya
TOTAL 1 4
TREATENED
a. Persaingan RS dalam memberikan 1 3 3
pelayanan keperawatan
TOTAL 1 3
132
133
4.3 Daftar Masalah
1. Sosialisasi tempat sampah dan cuci tangan belum dilakukan kepada keluarga
pasien
2. Kurangnya ketersediaan tempat sampah yang kurang memadai
3. Kurangnya ketertiban keluarga pasien dalam meletakkan alat makan kotor di
tempat yang sudah disediakan
4. Tempat penyimpanan linen kurang rapi
5. Kurangnya kerapian dan penataan pada ruang terapi bermain
134
5 Kurangnya kerapian 2 2 4 1 16 4
dan penataan pada
ruang terapi bermain
135
4.5 Planning Of Action (Perencanaan)
Tabel 4.35 Planning Of Action (Perencanaan)
136
3. Membuka tutup kotak yang Imami, Chintya
digunakan sebagai tempat Rachmadianing,
meletakkan alat makan habis Ratna Wahyu,
pakai Vidia Desy
4. Menempelkan tulisan untuk
meletakkan alat makan habis
pakai.
3 Sosialisasi tempat Keluarga paham 1. Keluarga pasien mengerti 1. Karu 8 – 26 Mei
sampah dan cuci dan mampu 1. Menyiapkan leaflet tentang dan memahami tentang 2. Katim 2018
tangan belum mempraktekkan 6 pemilahan sampah dan cuci pemilahan sampah 3.Perawat
dilakukan kepada langkah cuci tangan sebelum diberikan infeksius dan non pelaksana
keluarga pasien tangan dan 5 penyuluhan infeksius 4.Mahasiswa
momen cuci 2. Melakukan pendidikan 2. Keluarga pasien praktek
tangan kesehatan tentang pentingnya memahami 5 momen cuci PJ: Ana fitri,
cuci tangan, fungsi cuci tangan dan dapat Atmaja Ibah
tangan, cara cuci tangan yang mempraktekkan 6 langkah salim, Choirul
baik, dan pemelihan sampah cuci tangan. Imami, Chintya
dari sampah medis atau non Rachmadianing,
medis Ratna Wahyu,
3. Memberikan informasi Vidia Desy
kepada keluarga pasien agar
dapat menggunakan fasilitas
kamar berupa wastafel dan
handrub untuk cuci tangan.
4 Kurangnya Ruang bermain 1. Melakukaan penataan ulang 1. Terdapat buku inventaris 1. Karu 8 – 26 Mei
kerapian dan menjadi tertata permainan berdasarkan di ruang bermain 2. Katim 2018
penataan pada dan lebih rapi kelompok usia 2. Ruang bermain menjadi 3.Perawat
rapi pelaksana
137
ruang terapi 2. Membuat buku inventaris 4. Mahasiswa
bermain mainan di ruang bermian praktek
untuk meminimalisir mainan PJ: Ana fitri,
yang hilang dan berkurang Atmaja Ibah
3. Melakukan terapi bermain salim, Choirul
Imami, Chyntia
Rahma, Ratna
Wahyu, Vidia
Desy
5 Kurangnya Tempat 1. Lemari linen menjadi 1. Karu 8 – 26 Mei
kerapian tempat penyimpanan 1. Penataan ulang dengan lebih rapi 2. Katim 2018
linen linen menjadi rapi pemberian keterangan per 2. Lemari linen menjadi 3.Perawat
item yang lebih jelas. tertata pelaksana
2. Sosialisasi untuk menjaga 4. Mahasiswa
kerapian kepada yang praktek
berkepentingan terhadap linen PJ: Ana fitri,
Atmaja Ibah
salim, Choirul
Imami, Chintya
Rachmadianing,
Ratna Wahyu,
Vidia Desy
138
BAB V
IMPLEMENTASI
1 ( 7 Mei 2018 )
P √ √
S √ √
M √ √
2 ( 8 Mei 2018 )
P √ √
S √ √
M √ √
3 ( 9 Mei 2018 )
P √ √
S √ √
M √ √
139
4 ( 10 Mei 2018 )
P √ √
S √ √
M √ √
5 ( 11 Mei 2018)
P √ √
S √ √
M √ √
P √ √
S √ √
M √ √
1 ( 7 Mei 2018)
P √ √
S √ √
M √ √
2 ( 8 Mei 2018)
P √ √
S √ √
M √ √
140
3 ( 9 Mei 2018)
P √ √
S √ √
M √ √
4 ( 10 Mei 2018 )
P √ √
S √ √
M √ √
5 ( 11 Mei 2018)
P √ √
S √ √
M √ √
P √ √
S √ √
M √ √
141
Chart Title
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PRE MEDIS POST MEDIS PRE NON MEDIS POST NON MEDIS
5.2 Kerapian Dalam Meletakkan Alat Makan Kotor Di Tempat Yang Sudah
Disediakan
Untuk persiapan dari kelompok, kami akan memberikan informasi
(sosialisasi) terutama pada keluarga pasien baru untuk meletakkan alat makan
habis pakai ditempatnya. Ketika ada keluarga pasien yang salah meletakkan
alat makan habis pakai kami akan memberikan teguran kepada keluarga
pasien. Setelah kami amati, ternyata kebanyakan keluarga pasien tidak
meletakkan alat makan kotor sesuai tempatnya karena kotak tempat alat
makan ditutup, sehingga kami akan membuka tutup kotak yang digunakan
sebagai tempat meletakkan alat makan habis pakai agar keluarga dapat
meletakkan alat makan kotor pada tempatnya. Selanjutanya, kami
memberikan tulisan untuk meletakkan alat makan kotor pada tempatnya.
Tabel 5.38 Kesesuaian dalam Meletakkan Alat Makan Kotor di Ruang
Empu Tantular (Pre dan Post)
Hari ke Pre Implementasi Post Implementasi
Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
1 ( 7 Mei 2018) √ √
2 ( 8 Mei 2018) √ √
3 ( 9 Mei 2018) √ √
4 ( 10 Mei 2018) √ √
142
5 ( 11 Mei 2018) √ √
6 ( 12 Mei 2018) √ √
Sumber: Observasi tanggal 7 – 12 Mei 2018
Chart Title
120
100
80
60
40
20
0
PRE IMPLEMENTASI POST IMPLEMENTASI
143
1 Dilakukan : 5 Dilakukan : 14 15
(8 Mei 2018) Tidak Dilakukan : 10 Tidak Dilakukan : 1
2 Dilakukan : 8 Dilakukan : 10 10
(11 Mei Tidak Dilakukan : 2 Tidak Dilakukan : 0
2018)
Chart Title
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PRE IMPLEMENTASI POST IMPLEMENTASI
144
menginformasikan tentang keberadaan RAB (Ruang Aktivitas Bermain)
kepada orang tua pasien agar dapat mengajak anaknya untuk bermain. Proses
pelaksanaan SAB dilakukan selama 1 minggu dan juga melakukan observasi
pre dan post terapi bermain menggunakan lembar observasi.
Tabel 5.40 Observasi Kondisi Pasien (Pre dan Post SAB)
1 Cemas : 3 Cemas : 1
(11 Mei Tidak Cemas : - Tidak Cemas : 2 3
2018)
2 Cemas : 2 Cemas : -
(18 Mei Tidak Cemas : 1 Tidak Cemas : 3 3
2018)
Chart Title
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PRE SAB POST SAB
145
Tabel 5.41 Kesesuaian dalam Meletakkan Linen di Ruang Empu
Tantular (Pre dan Post)
Hari ke Pre Implementasi Post Implementasi
Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
1 ( 7 Mei 2018) √ √
2 ( 8 Mei 2018) √ √
3 ( 9 Mei 2018) √ √
4 ( 10 Mei 2018) √ √
5 ( 11 Mei 2018) √ √
6 ( 12 Mei 2018) √ √
Sumber: Observasi tanggal 7 – 12 Mei 2018
Chart Title
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PRE IMPLEMENTASI POST IMPLEMENTASI
146
BAB VI
EVALUASI
6.2 Kerapian Dalam Meletakkan Alat Makan Kotor Di Tempat Yang Sudah
Disediakan
a. Evaluasi Stuktur
Untuk persiapan dari kelompok, kami melakukan observasi,
ternyata keluarga pasien khususnya pasien baru belum tahu tempat
meletakkan alat makan kotor, selain itu ketika tempat makan kotor di
147
tutup kelurga meletakkan alat makan kotor di atasnya. Kelompok kami
merencanakan untuk selalu membuka tempat makan kotor, dan
memberikan tulisan agar keluarga pasien dapat meletakkan alat makan
kotor pada tempatnya.
b. Evaluasi Proses
Proses sosialisasi dalam meletakkan alat makan kotor dilakukan
setiap hari, khususnya dilakukan setiap kali ada pasien baru yang
masuk ke Empu Tantular, dan untuk mengevaluasi setiap harinya
dilakukan observasi dan evaluasi kesesuain dalam meletakkan alat
makan kotor.
c. Evaluasi hasil
Dengan dilakukanya sosialisasi dalam meletakkan alat makan
kotor, keluarga pasien tau keluarga pasien sudah tau tempat untuk
meletakkan alat makan kotor, mereka sudah meletakkan dengan rapi.
Ketika kotak alat makan tertutup kami selalu membukanya.
148
pentingnya cuci tangan, fungsi cuci tangan, cara cuci tangan yang
baik, dan pemelihan sampah dari sampah medis atau non medis.
Keluarga pasien juga menggunakan fasilitas kamar berupa wastafel
dan handrub untuk cuci tangan. Keluarga pasien mampu melakukan
cuci tangan 6 langkah dan membuang sampah sesuai dengan jenis
sampahnya, meskipun masih ada keluarga pasien yang lupa dalam
membuang sampah.
149
hospitalisasi (cemas). Setelah, dilakukannya terapi bermain, pasien
anak sebagian besar mengalami penurunan gejala hospitalisasi (tidak
cemas). Ini menunjukkan bahwa terapi bermain mampu membuat anak
menjadi lebih nyaman menjalani pengobatan di rumah sakit.
150
BAB VII
PEMBAHASAN
151
ruangan, sehingga keluarga pasien membuang pampers di tempat sampah non
infeksius yang berada di luar ruangan (Arifin, M. 2008). Oleh karena itu
perlunya penambahan tempat sampah infeksius di luar ruangan agar keluarga
pasien tidak mencampur sampah makanan dan sampah pampers.
152
memahami prosedur yang benar di dalam penanganan dan pembuangan
limbah patologi, farmasi, kimia dan limbah radioaktif. Keberhasilan
pengelolaan sampah rumah sakit selain dilihat dari tingkat pengetahuan,
ditentukan juga dari sikap. Sikap akan mempengaruhi perilaku perawat dan
petugas lainnya untuk berperilaku dengan baik dan benar dalam melakukan
upaya penanganan dan pembuangan sampah. Dukungan pengetahuan dan
sikap ini akan berpengaruh langsung terhadap perilaku yang nyata dalam
mengelola sampah (Sudiharti, Solikhah, 2012).
Faktor pengetahuan tentang sampah sangat penting untuk ditanamkan
pada setiap pasien dan keluarga yang akan melakukan pembuangan sampah
rumah sakit. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dengan
memberikan pelatihan atau penyuluhan sebagai sarana pemberian pendidikan
khususnya keluarga pasien untuk berperilaku membuang sampah medis
sesuai dengan tempatnya. sehingga dapat mengurangi dampak terjadinya
kecelakaan kerja maupun infeksi nosokomial (Sudiharti, Solikhah, 2012).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Sudiharti, Solikhah,
2012). Maka dari itu perlunya penyuluhan atau pendidikan kesehatan
mengenai pemilahan sampah infeksius dan non infeksius.
Tangan merupakan salah satu jalur penularan berbagai penyakit
menular seperti penyakit gangguan usus dan pencernaan (diare, muntah) dan
berbagai penyakit lainnya yang dapat berpotensi membawa kepada arah
kematian. Tangan merupakan salah satu penghantar utama masuknya kuman
penyakit ke tubuh manusia. Kontak dengan kuman dapat terjadi di mana saja,
melalui meja, gagang pintu, sendok, dan sebagainya (Rahayu, Kurnia Dan
Haryuni, Sri. 2013). Menurut DEPKES (2011), mencuci tangan adalah
proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan
dengan menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci tangan adalah membasahi
153
tangan dengan air mengalir untuk menghindari penyakit, agar kuman yang
menempel pada tangan benar-benar hilang. Tujuan mencuci tangan antara
lain menjaga kebersihan diri, mencegah infeksi silang, dan sebagai pelindung
diri (Rahayu, Kurnia Dan Haryuni, Sri. 2013). Oleh karena itu, pentingnya
dilakukan sosialisasi cuci tangan 6 langkah dan 5 moment cuci tangan pada
keluarga pasien di ruang Empu Tantular.
154
penanggung jawab khusus sehingga dapat dilaksanakan secara efektif di
ruang bermain (Bestaria dan Sofian, 2013).
Penggunaan ruang aktifitas bermain dan pelaksanaan terapi aktifitas
bermain di ruang Empu Tantular sudah berjalan, namun belum optimal
karena kami masih sering menjumpai beberapa orangtua pasien yang tidak
mengetahui tentang keberadaan ruang bermain. Dari observasi yang kita
lakukan dengan menggunakan lembar observasi pre dan post terapi bermian
didapatkan hasil yang cukup signifikan. Banyak pasien yang mengalami
hospitalisasi sebelum dilakukannya terapi bermain, dan setelah dilakukan
terapi bermain gejala hospitalisasinya berkurang. Oleh karena itu dengan
adanya lembar observasi serta dibentuknya tim penanggung jawab
diharapkan ruang aktifitas bermain dan terapi aktifitas bermain dapat berjalan
secara optimal sehingga gejala hospitalisasi pada pasien anak dapat
berkurang.
155
pemilahan linen infeksius dan non infeksius sudah tersedia, sehingga
meminimalkan pemaparan patogen pada pasien dan staf laundry rumah sakit
(Aini, M.Nur, 2013).
Pengendalian persediaan linen merupakan kegiatan untuk
mengendalikan linen baik mengenai jumlah par stok linen agar tetap
seimbang maupun menjaga kelancaran dan ketepatan untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kepada pasien. Hal penting yang harus dilaksanakan
dalam pengendalian terhadap pengelolaan linen adalah dibuat identifikasi/
pengkodean linen agar pengendalian dan pengawasan linen bisa dilakukan
secara maksimal serta diadakannya linen inventory/inventarisasi/stok
opname secara periodik, yang diadakan secara harian, mingguan, bulanan,
dan tahunan (Aini, M.Nur, 2013). Di ruang Empu Tantular pengendalian
linen sudah berjalan dengan baik, yaitu dengan adanya buku inventaris linen
yang diisi setiap hari dengan menghitung jumlah linen kotor dan jumlah linen
bersih.
Pengkodean Linen berdasarkan teori identifikasi linen yang disirkulasi
harus meliputi berbagai hal berikut : Linen diberi nama rumah sakit dan unit
ruang pemakai linen digunakan untuk membedakan linen dari ruang satu
dengan linen ruang lainnya. Tanggal mulai pakai linen digunakan untuk
mengidentifikasi kapan linen mulai digunakan serta untuk memudahkan
pengontrolan dan mengukur tingkat kerusakan sebuah linen yang dilihat dari
usia pakainya. American Hotel Association (AHA), mempunyai standar 250
kali cuci, artinya linen yang baik atau yang masih layak pakai sampai
pencucian 250 kali (Aini, M.Nur, 2013). Di RSUD Kanjuruhan Kabupaten
Malang setiap linen, sarung bantal, sarung guling, selimut, dll sudah diberi
tulisan nama ruangan. Tetapi penataan linen di ruang Empu Tantular masih
terkesan belum rapi, sehingga perlu dilakukannya penataan ulang pada lemari
linen.
156
BAB VIII
PENUTUP
8.1 Kesimpulan
1. Ketersediaan Tempat Sampah Yang Memadai
Penambahan tempat sampah infeksius yang ada di ruangan dapat
membantu petugas kebersihan dalam pemilahan limbah infeksius dan
non infeksius. Adanya tempat sampah infeksius dan non infeksius,
pasien dan keluarga pasien dapat membuang sampah ke tempat sampah
yang benar yang telah disediakan oleh ruangan.
2. Kerapian Dalam Meletakkan Alat Makan Kotor Di Tempat Yang
Sudah Disediakan
Dengan adanya sosialisasi tentang penempatan alat makan kotor,
keluarga pasien dapat menempatkan alat makan kotor ke dalam tempat
yang sudah di sediakan, tidak hanya di taruh diatas tutup tempat makan
kotor.
3. Ketertiban Keluarga Pasien Dalam Membuang Sampah Dan Cuci
Tangan
Setelah dilakukan sosialisasi cuci tangan 6 langkah dan 5 momen
cuci tangan serta pemilahan sampah infeksius dan non infeksius
keluarga pasien dapat menerapkan dan mengaplikasikannya setiap hari.
4. Penataan Ulang RAB (Ruang Aktivitas Bermain)
Setelah RAB (Ruang Aktivitas Bermain) di tata ulang, mainan
yang digunakan untuk terapi bermain dikelompokkan sesuai dengan
usia perkembangan, sehingga memudahkan kita dalam mencari alat
bermain yang akan digunakan pada saat terapi bermain, lalu dengan
adanya buku inventaris alat bermain diharapkan alat bermain tidak ada
yang hilang.
5. Penataan Ulang Linen
Penataan ulang linen bertujuan untuk merapikan kembali tempat
linen yang sebelumnya terlihat kurang rapi, linen dikelompokkan
157
berdasarkan jenisnya, sehingga mempermudah dalam mencari alat
linen yang akan dipakai.
8.2 Saran
1. Ketersediaan Tempat Sampah Yang Memadai
Diharapkan ruangan Empu Tantular, dapat memaksimalkan
pemakaian tempat sampah infeksius dan non infeksius tersebut serta
menjaga dan menggunakannya secara efektif.
2. Kerapian Dalam Meletakkan Alat Makan Kotor Di Tempat Yang
Sudah Disediakan
Diharapkan keluarga pasien dapat selalu tertib dalam meletakkan
alat makan kotor sesuai tempat yang telah disediakan.
3. Ketertiban Keluarga Pasien Dalam Membuang Sampah Dan Cuci
Tangan
Diharapkan di Ruang Empu Tantular dapat melakukan sosialisasi
cuci tangan pada waktu tertentu terutama pada pasien baru.
4. Penataan Ulang RAB (Ruang Aktivitas Bermain)
Diharapkan alat main di ruang RAB (Ruang Aktivitas Bermain)
selalu tertata rapi dan mainan sesuai pada tempat penggolongan
umurnya.
5. Penataan Ulang Linen
Diharapkan lemari linen dapat tertata rapi sesuai dengan jenis alat
linen, sehingga dapat mempermudah dalam mengambil alat linen yang
dibutuhkan.
158
DAFTAR PUSTAKA
Aini Muhamad Nur, Kartasurya Martha Irene, Mawarni Atik. 2013. Analisis
Pengelolaan Linen Di Instalasi Rawat Inap RS Permata Bunda
Purwodadi (Studi Kualitatif). Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia
Volume 01 No. 03 Desember 2013
Arifin, M. 2008. Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan.
Universitas Indonesia: Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Departemen Kesehatan RI. 2011. Cuci Tangan Pakai Sabun Dapat Mencegah
Berbagai Penyakit. From http:/www.depkes.go.id. Diakses 13 Januari
2012
Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional Ed.4. Salemba Medika: Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor340/Menkes/Per/Iii/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit
Rahayu, Kurnia Dan Haryuni, Sri. 2013. Satuan Acara Penyuluhan Cuci
Tangan 6 Langkah. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kadiri
Sudiharti, Solikhah. 2012. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan
Perilaku Perawat Dalam Pembuangan Sampah Medis Di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Ahmad Dahlan Kes Mas Vol. 6 No. 1, Januari 2012 : 1 –
74 Jurnal Kesmas
159
Lampiran 1
160
Skala Nyeri : Intervensi :
1. 0 = Tidak ada tanda flebitis 1. Observasi kanul
2. 1-2 = Tahap awal flebitis 2. Resite kanul
3. 3-4 = Awal Tromboflebitis 3. Resite kanul dan
4. 5 = Stadium lanjut tromboflebitis pertimbangkan perawatan
4. Memulai perawatan
161
Lampiran 2
No Karakteristik 1 2 3 4
1 RELIABILITY (KEANDALAN)
f. Perawat mampu menangani masalah
perawatan dengan tepat dan profesional
g. Perawat memberikan informasi tentang
fasilitas yang tersedia, cara penggunaannya
dan tata tertib yang berlaku di RS
h. Perawat memberitahu dengan jelas tentang
hal-hal yang harus di patuhi dalam
perawatan anda
i. Perawat memberitahu dengan jelas tentang
hal-hal yang dilarang dalam perawatan anda
j. Ketepatan waktu perawat tiba di ruangan
ketika anda membutuhkan
2 ASSURANCE (JAMINAN)
f. Perawat member perhatian terhadap keluhan
yang anda rasakan
g. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang
tindakan perawatan yang diberikan kepada
anda
h. Perawat jujur dalam memberikan informasi
tentang keadaan anda
i. Perawat selalu memberi salam dan senyum
ketika bertemu dengan anda
j. Perawat teliti dan terampil dalam
melaksanakan tindakan keperawatan kepada
anda
3 TANGIBLES (KENYATAAN)
f. Perawat memberi informasi tentang
administrasi yang berlaku bagi pasien rawat
inap di RS
g. Perawat selalu menjaga kebersihan dan
kerapihan ruangan yang anda tempati
h. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan
alat-alat kesehatan yang digunakan
i. Perawat menjaga kebersihan dan
kelengkapan fasilitas kamar mandi dan toilet
162
j. Perawat selalu menjaga kerapian dan
penampilannya
4 EMPHATY (EMPATI)
f. Perawat memberikan informasi kepada
Anda tentang segala tindakan perawatan
yang akan dilaksanakan
g. Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila
anda membutuhkan
h. Perawat sering menengok dan memeriksa
keadaan Anda seoerti mengukur tensi, suhu,
nadi, pernafasan dan cairan infuse
i. Pelayanan yang diberikan perawat tidak
memandang pangkat / status tapi
berdasarkan kondisi anda
j. Perawat perhatian dan member dukungan
moril terhadap keadaan anda (menanyakan
dan berbincang-bincang tentang keadaan
anda)
5 RESPONSIVENESS (TANGGUNG JAWAB)
f. Perawat bersedia menawarkan bantuan
kepada anda ketika mengalami kesulitan
walau tanpa diminta
g. Perawat segera menangani Anda ketika
sampai di ruangan rawat inap
h. Perawat menyediakan waktu khusus untuk
membantu Anda berjalan, BAB, BAK, ganti
posisi tidur dan lain-lain.
i. Perawat membantu Anda untuk memperoleh
obat
j. Perawat membantu Anda untuk pelaksanaan
pelayanan foto dan laboratorium di RS ini.
Keterangan :
1 = Sangat tidak puas
2 = Tidak puas
3 = Puas
4 = Sangat puas
(Nursalam, 2015)
163
Lampiran 3
(Nursalam, 2015)
164
Lampiran 4
165
Keterangan :
(Nursalam, 2015)
166
Lampiran 5
Nursalam, 2015
167
Lampiran 6
No PERTANYAAN SS S KS TS STS
KEPUASAN TERHADAP PEKERJAAN
Saya sudah merasa puas dengan pekerjaan
1 yang dijalani saat ini
Saya merasa puas dengan beban pekerjaan
2 yang terkadang dilimpahkan kepada anda
Pekerjaan yang saya lakukan saat ini
sudah sesuai dengan latar belakang
3 pendidikan, kemampuan, dan keahlian
saya
Saya selalu diberi kebebasan oleh atasan
4 dalam mengerjakan pekerjaan saya
Saya sudah merasa puas dengan fasilitas
5 yang disediakan oleh perusahaan
Pekerjaan saya tidak berperan penting
6 bagi kemajuan perusahaan ini
Pekerjaan saya memberikan saya peluang
7 mempersiapkan kemajuan saya di masa
yang akan dating
Saya kecewa atas pekerjaan yang saya
8 jalani saat ini
9 Pekerjaan saya saat ini kurang menarik
Pada dasarnya saya antusias dengan
10 pekerjaan saya saat ini
Saya sering bosan terhadap pekerjaan
11 yang saya lakukan saat ini
Tugas pekerjaan yang diberikan saat ini
12 sesuai dengan kemampuan saya
Pekerjaan yang saya terima saat ini sudah
13 sesuai dengan keinginan saya
Saya merasa bangga terhadap pekerjaan
14 yang saya miliki
Pekerjaan yang dibebankan kepada saya
15
member saya peluang untuk mengambil
168
keputusan sendiri, menimbulkan
kebebasan dan ketidaktergantungan
KEPUASAN TERHADAP IMBALAN
Saya sudah merasa puas dengan gaji
16 pokok yang diterima saat ini
169
kesulitan dalam menyelesaikan tugas-
tugas kerja
Atasan selalu memberikan kesempatan
untuk penyampaian ide-ide atau masukan
30 yang mungkin berguna dalam mendukung
tercapainya program-program kerja
Pemahaman atasan terhadap pekerjaan
31 sudah baik
Atasan kurang tegas dalam memberikan
32 peringatan kepada karyawan
Atasan dalam menegakkan disiplin sangat
33 tegas
Atasan secara obyektif menilai prestasi
34 kerja karyawan
Atasan tidak memberikan penghargaan
35 terhadap keberhasilan karyawan dalam
menyelesaikan tugas pekerjaan
Adanya umpan balik dari atasan terhadap
36 pekerjaan yang saya kerjakan
Atasan saya konsisten dalam menerapkan
37 aturan-aturan bagi saya dan karyawan
lainnya
Atasan memberikan masukan-masukan
38 apabila saya mendapat kesulitan dalam
penyelesaian pekerjaan
Kontrol pemecahan masalah dan
39 pengambilan keputusan seimbang antara
atasan dan anda
Atasan memberikan pengarahan tetapi
40 anda diizikan untuk mengembangkan diri
Atasan ikut berpartisipasi dalam
41 penentuan tugas
Atasan cenderung untuk lepas tangan
42 dalam diskusi menghadapi suatu masalah
Bimbingan yang diberikan oleh atasan
43 saya jelas
Pada saat bekerja, atasan saya bersedia
memberikan bimbingan bila saya tidak
44 memahami pekerjaan yang ditugaskan
170
KEPUASAN TERHADAP REKAN KERJA
Hubungan dengan rekan kerja terjalin
45 dengan baik
171
Perusahaan memberikan kesempatan
62 seluas-luasnya bagi setiap karyawan untuk
dapat naik jabatan
Proses kenaikan jabatan di perusahaan
63 terbuka bagi siapa saja yang berpotensi
tanpa diskriminasi
172
Lampiran 7
173
174
Implementasi Penataan Alat Makan Kotor
SEBELUM IMPLEMENTASI
SETELAH IMPLEMENTASI
175
Implementasi Sosialisasi Cuci Tangan Dan Pemilahan Sampah
176
Implementasi Penataan RAB dan Pelaksanaan SAB
177
178
Implementasi Penataan Linen
179