Anda di halaman 1dari 169

LAPORAN DESIMINASI AKHIR

PRAKTEK PROFESI NERS DEPARTEMEN MANAJEMEN


KEPERAWATAN

DI RUANG EMPU TANTULAR RSUD KANJURUHAN MALANG

Oleh:

1. Ana Fitri Nikmatus. S NIM (1730006)


2. Atmaja Ibah Salim NIM (1730011)
3. Chintya Rachmadianing NIM (1730013)
4. Choirul Imami NIM (1730014)
5. Ratna Wahyuningsih NIM (1730045)
6. Vidia Desy Pujilestari NIM (1730058)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian

integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan

pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan

pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga

merupakan pusat pelatihan bagi tenaga kesehatan dan pusat penelitian medik.

Berdasarkan undang-undang No. 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit yang

dimaksudkan dengan rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Rumah

sakit merupakan salah satu sub sistem pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan dua jenis pelayanan untuk masyarakat, yaitu pelayanan

kesehatan dan pelayanan administrasi. Pelayanan kesehatan mencakup

pelayanan medik, pelayanan penunjang medik, dan pelayanan keperawatan

(Wandy, 2007). Tuntutan kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan

pada era global akan terus berubah, karena masalah kesehatan yang dihadapi

masyarakat juga terus mengalami perubahan. Masalah keperawatan sebagai

bagian masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat terus-menerus, karena

berbagai faktor yang mendasarinya juga terus mengalami perubahan. Dengan

berkembangnya masyarakat dalam berbagai bentuk pelayanan profesional serta

kemungkinan adanya perubahan kebijakan dalam bidang kesehatan, mungkin

1
saja akan terjadi pergeseran peran keperawatan dalam sistem pemberian

pelayanan kesehatan kepada masyarakat (Nursalam, 2014).

Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan

melibatkan anggota keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan

profesional. Pemberian pelayanan keperawatan secara profesional diharapkan

mampu menyelesaikan tugas perawat dalam memberikan asuhan keperawatan

untuk meningkatkan derajat kesehatan pasien menuju ke arah kesehatan yang

optimal (Nursalam 2014). Manajemen keperawatan di Indonesia perlu

mendapatkan perhatian lebih dalam pengembangan keperawatan pada masa

mendatang. Hal ini berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global

bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara

professional dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di

Indonesia. Proses manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan

sebagai satu metode perlakuan asuhan keperawatan secara profesional,

sehingga diharapkan keduanya dapat saling menopang (Gillies 1986 dalam

Nursalam 2014).

Tingginya tuntutan masyarakat dan keluarga pasien terhadap kualitas

pelayanan keperawatan dirasakan sebagai fenomena yang harus direspon oleh

perawat dan tenaga medis lainnya terutama perawat. Respons yang ada harus

bersifat kondusif dengan pengelolaan keperawatan dan langkah-langkah

konkret dalam pelaksanaannya. Manajemen Keperawatan di Indonesia di masa

depan perlu mendapatkan perhatian khusus dalam pengembangan. Hal ini

berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global bahwa setiap

2
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional

dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi.

Ruang Empu Tantular direnovasi pada bulan April 2005. Ruang Empu

Tantular merupakan ruang rawat inap khusus anak. Ruang Empu Tantular

berada di bagian timur rumah sakit berbatasan dengan sawah penduduk,

disebelah selatan berbatasan dengan kamar jenazah, disebelah barat berbatasan

dengan laboratorium, disebelah utara berbatasan dengan ruang Fatahillah.

Ruangan ini terdiri dari ruang kelas I, II, III dan Observasi. Ruang ini terdiri

dari 34 bed pasien dimana 34 bed yang merupakan ruang perawatan umum dan

BPJS. Kelas I terdapat 6 bed di ruang 4, 5, dan 6 yang masing-masing ruangan

terdapat 2 bed, kelas II terdapat 9 bed di ruang 1, 3 dan 7 yang masing-masing

ruangan terdapat 3 bed, kelas III terdapat 16 bed di ruang 2, 8, 9, dan 10 yang

masing-masing terdapat 4 bed, dan di ruang observasi terdapat 3 bed.

Model asuhan keperawatan profesional yang saat ini sedang dilaksanakan

di Instalasi Rawat Inap Empu Tantular Rumah Sakit “RSUD Kanjuruhan

Kepanjen” adalah model asuhan keperawatan profesional dengan metode tim.

Kelebihan dari metode ini adalah memungkinkan pelayanan keperawatan

menyeluruh, mendukung pelaksanaan proses keperawatan, serta

memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah diatasi dan

memberi kepuasan kepada anggota tim (Nursalam, 2015). Namun dari metode

ini belum optimal dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Empu Tantular

dikarenakan kurangnya tenaga perawat.

Oleh karena itu, untuk mengoptimalkan metode asuhan keperawatan

professional model tim di Ruang Rawat Inap Empu Tantular perlu dilakukan

3
evaluasi bagi ruangan untuk kesinambungan pelaksanaan Manajemen Asuhan

Keperawatan Profesional secara keseluruhan, serta kami juga mencoba

menerapkan pemberian asuhan keperawatan profesional di Ruang Rawat Inap

Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kepanjen.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Setelah melaksanakan praktek profesi manajemen keperawatan,

mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami prinsip

manajemen keperawatan dan mampu mengelola pelayanan profesional

tingkat dasar secara bertanggung jawab dan menunjukkan sikap

kepemimpinan yang profesional dan melakukan model asuhan

keperawatan profesional sesuai dengan prinsip MAKP yang dijalankan

pada Ruang Rawat Inap Empu Tantular RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen.

1.2.2 Tujuan Khusus

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran klinik manajemen

dan kepemimpinan keperawatan, peserta didik mampu:

1. Mengetahui profil rumah sakit RSUD Kanjuruhan Kepanjen

Kabupaten Malang.

2. Menganalisa situasi di Ruang Rawat Inap Empu Tantular sebagai

dasar untuk menyusun rencana strategis dan rencana operasional.

3. Menetapkan prioritas kebutuhan dan masalah manajemen

keperawatan bersama pihak rumah sakit RSUD kanjuruhan

Kepanjen dan khususnya Ruang Rawat Inap Empu Tantular.

4
4. Menyusun tujuan dan rencana alternatif pemenuhan kebutuhan dan

penyelesaian masalah di Ruang Rawat Inap Empu Tantular.

5. Mengusulkan alternatif pemenuhan masalah yang bersifat tekhnik

operasional bagi Rumah Sakit dan Ruang Rawat Inap Empu

Tantular.

6. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pada aspek masukan dan proses

pada menejemen keperawatan di Ruang Rawat Inap Empu Tantular.

7. Menyusun rencana tindak lanjut dari hasil yang dicapai berupa

upaya mempertahankan dan memperbaiki hasil melalui kerjasama

dengan unit di Rumah Sakit Kanjuruhan dan Ruang Rawat Inap

Empu Tantular.

1.3 Manfaat

1.3.1 Manfaat Bagi Rumah Sakit

1. Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan di

Ruang Rawat Inap Empu Tantular.

2. Tercapainya tingkat kepuasan kinerja yang optimal.

3. Terbinanya hubungan yang baik antara perawat dengan perawat,

perawat dengan tim kesehatan lain, dan perawat dengan pasien serta

keluarga.

4. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat.

5. Pencapaian pelayanan kesehatan yang optimal kepada pasien.

5
1.3.2 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai referensi institusi pendidikan dalam pelaksanaan

managemen asuhan keperawatan secara profesional.

1.3.3 Manfaat Bagi Mahasiswa

1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan

penerapan model MAKP di Ruang Rawat Inap Empu Tantular

RSUD Kanjuruhan.

2. Mahasiswa dapat mengetahui penerapan model MAKP yang

diaplikasikan di Ruang Rawat Inap Empu Tantular RSUD

Kanjuruhan.

3. Memberikan kesempatan untuk berpikir kritis dalam menganalisis

pelaksanaan MAKP di Ruang Rawat Inap Empu Tantular RSUD

Kanjuruhan.

4. Mahasiswa dapat menganalisis masalah dengan metode SWOT dan

menyusun rencana strategi.

5. Mahasiswa dapat mempelajari penerapan model asuhan

keperawatan professional di Ruang Rawat Inap Empu Tantular

RSUD Kanjuruhan.

6. Tercapainya pengalaman dan kesempatan dalam pengelolaan suatu

ruang rawat inap.

6
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT

2.1 Kajian Situasi Rumah Sakit RSUD Kanjuruhan Kepanjen Malang

2.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit

Rumah Sakit Umum Daerah “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten

Malang yang disingkat RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten

Malang adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan

kegiatan pelayanan kesehatan perorang secara paripurna dengan

mengutamakan pengobatan dan pemulihan tanpa mengabaikan

peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit yang dilaksanakan

melalui penyediaan pelayanan rawat inap, rawat jalan, gawat darurat

(emergency), dan tindakan medik.

1. Berdiri 1952-1958 dengan nama Rumah Sakit pertolongan atau

BKIA yang dipimpin oleh dr. Artodibyo.

2. Tahun 1967-1971 menjadi Puskesmas dengan pimpinan dr. Hartono

Wijaya.

3. Tahun 1984-1986 menjadi Rumah Sakit tipe D (instruksi Gubernur

Jatim no. 26 tahun 1983) dipimpin oleh dr. Tuti Harianto MARS.

4. Tahun 1987-1996 menjadi Rumah Sakit tipe C (SK Menkes RI no.

303/SKIV/1987) dipimpin oleh dr. Ibnu Fajar.

5. Tahun 1997-2000 menjadi Rumah Sakit umum unit swadana (SK

Bupati tahun 1997) dipimpin oleh dr. Ibnu Fajar.

7
6. Tahun 2001-2003 menjadi badan Rumah Sakit daerah dipimpin oleh

dr. Setyo Darmono.

7. Tahun 2004 menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Malang dipimpin dr April Mustiko R,SpA.

8. Tahun 2005-2008 Rumah Sakit Umun Daerah Kabupaten Malang

dipimpin oleh dr Agus Wahyu Arifin, MM.

9. Tahun 2008-2010 terjadi perubahan nama menjadi Rumah Sakit

Umum Daerah “Kanjuruhan” Kepanjen Kabupaten Malang

dipimpin oleh dr. Lina Julianty, S. pM.

10. Tahun 2011-sekarang RSUD “Kanjuruhan” Kepanjen dipimpin oleh

dr. Harry Hartanto, MM diikuti dengan perubahan karyawan

menjadi 640 orang dan jumlah tempat tidur 270 (http://rsud-

kanjuruhan. malangkab. go. id/).

Rumah Sakit Umum Daerah Kanjuruhan Kepanjen terletak diatas

tanah seluas 32.140 m² dengan bangunan yang didirikan dan digunakan

untuk operasional pelayanan sampai saat ini mencapai 11.550 m², berada

di daerah malang selatan dan mempunyai 270 tempat tidur dengan

tingkat hunian rata-rata mencapai 79,31 % per tahun. Wilayah dispensi

atau jangkauan pelayanan rumah sakit meliputi Malang selatan hingga

perbatasan Kabupaten Blitar dan Lumajang.

Pada tahun 2015 Rumah Sakit ini telah Bersertifikat Akreditasi

Rumah Sakit dengan Lulusan Tingkat Paripurna oleh Oleh KARS

(Komisi Akreditasi Rumah Sakit) dengan masa berlaku 25 November

2015 s/d 24 November 2018.

8
2.1.2 Visi dan Misi

a. Visi

Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Malang yang MADEP

MANTEP MANETEB.

b. Misi

1) Melaksanakan Pelayanan Kesehatan Rujukan secara Konprehensif

dan Pelayanan Unggulan yang Inovatif.

2) Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Rumah Sakit yang

Mendukung Mutu Pendidikan dengan melaksanakan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

2.1.3 Motto, Nilai dan Icon

a. Motto

Kepuasan Anda Adalah Tujuan Utama Layanan Kami.

b. Nilai

Cinta Kasih, Tulus Ikhlas, Kejujuran, Professional, dan

Kebersamaan.

c. Icon

“HOSPITAL WITHOUT WALL”.

9
2.1.4 Jenis-Jenis Pelayanan di Rumah Sakit

a. Fasilitas pelayanan:

1) Instalasi Gawat Darurat.

2) Instalasi Rawat Jalan atau Poliklinik terdiri dari:

a) Klinik Anak.

b) Klinik Tumbuh Kembang.

c) Klinik Penyakit Dalam.

d) Klinik Kebidanan dan Kandungan.

e) Klinik Bedah.

f) Klinik Orthopedi.

g) Klinik Saraf.

h) Klinik Bedah Saraf.

i) Klinik THT.

j) Klinik Mata.

k) Klinik Kulit dan Kelamin.

l) Klinik Gigi dan Mulut.

m) Klinik Paru.

n) Klinik Jantung.

o) Klinik Jiwa.

p) Klinik Psikologi.

q) Klinik VCT.

r) Klinik Rehab Medik.

10
3) Ruang Rawat Inap

a) Ruang Rawat Inap VIP.

b) Ruang Hasanudin.

4) Ruang kelas 1

a) Ruang Gajahmada.

b) Ruang Empu Tantular Tantular (khusus anak).

5) Ruang kelas 2

a) Ruang Cut Nya’ Dien.

b) Ruang Fatahilah.

c) Ruang Empu Tantular Tantular (khusus anak).

6) Ruang kelas 3

a) Ruang Brawijaya.

b) Ruang Empu Tantular (khusus anak).

c) Ruang Imam Bonjol.

d) Ruang Diponegoro.

7) Instalasi Bedah Sentral.

8) Instalasi Pelayanan Intensif.

9) Instalasi Hemodialisa.

10) Instalasi Pusat Pelayanan Terpadu.

11) Instalasi Pelayanan Khusus.

12) Instalasi Rehabilitasi Medik.

13) Instalasi Kamar Bersalin.

14) Instalasi Gizi.

15) Instalasi Patologi Klinik.

11
16) Instalasi Radiologi.

17) Instalasi Farmasi.

18) Instalasi Sterilisasi Sentral.

19) Instalasi Kedokteran Kehakiman.

20) Instalasi Pemeliharaan dan Sanitasi Lingkungan.

2.2 Profil dan Gambaran Umum Ruang Empu Tantular Tantular Rumah

Sakit RSUD Kanjuruhan

2.2.1 Profil Ruang Empu Tantular

Ruang Empu Tantular direnovasi pada bulan April 2005. Ruang

Empu Tantular merupakan ruang rawat inap khusus anak. Ruang Empu

Tantular berada di bagian timur Rumah sakit berbatasan dengan sawah

penduduk, disebelah selatan berbatasan dengan kamar jenazah,

disebelah barat berbatasan dengan Laboratorium, disebelah utara

berbatasan dengan ruang Fatahillah. Ruangan ini terdiri dari ruang kelas

I, II, III, dan Observasi. Ruang ini terdiri dari 34 bed pasien, dimana 34

bed yang merupakan ruang perawatan umum dan BPJS. Kelas I

terdapat 6 bed di ruang 4, 5, dan 6 yang masing masing ruangan terdapat

2 bed, kelas II terdapat 9 bed di ruang 1, 3, dan 7 yang masing-masing

ruangan terdapat 3 bed, kelas III terdapat 16 bed di ruang 2, 8, 9, dan

10 yang masing masing terdapat 4 bed dan di ruang observasi terdapat

3 bed.

12
2.2.2 Visi dan Misi

1. Visi ruang Empu Tantular

Memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat menyuluh

dan profesional khususnya pada pasien anak serta menyiapkan atau

mendukung RSUD Kanjuruhan sebagai rumah sakit pendidikan.

2. Misi ruang Empu Tantular

A. Memberikan pelayanan yang cepat, tanggap dan akurat dengan

meningkatkan soft skill perawat.

B. Menyiapkan SDM perawatan yang beretika dan agamis untuk

menyongsong era globalisasi.

13
2.2.3 Denah Ruang Empu Tantular

Gambar 2.1 Denah Ruangan Empu Tantular

Keterangan:

1 : Ruang 1 kelas 2 7 : Ruang 7 kelas 2

2 : Ruang 2 kelas 3 8 : Ruang 8 kelas 3

3 : Ruang 3 kelas 2 9 : Ruang 9 kelas 3

4 : Ruang 4 kelas 1 10 : Ruang 10 kelas 3

5 : Ruang 5 kelas 1 11 : Kantor IPS

6 : Ruang 6 kelas 1 12 : Kantor IPS

14
2.2.4 Struktur Organisasi Ruangan

2.2 Gambar Struktur Organisasi Ruangan


Direktur
Dr. Harry Hartanto, MM
NIP. 195805221988031003

Wakil Direktur Pelayanan


DRA. Anjar Munawaroh
NIP. 1959120119880220001

Ka. Bidang Pelayanan Penunjang Ka. Bidang Pelayanan Medik Ka. Instalasi Rawat Inap Ka. Bidang Pelayanan Keperawatan
Dr. R. Redy Wibowo Dr. Benidiktus Setyo Untoro Dr. Anna Komalia Siti Afrida P.S.Kep.Ners
NIP. 197602072005011005 NIP. 196509091995091001 NIP. 196107022000122001 NIP. 196601141989032006

K.A Ruang
M Firdaus Vs, Amd. Kep
NIP. 197009291992031002

W A K.A Ruang
Rosalya Dinna Rokhma,Amd Keb
NIP. 198109182005012013

Administrasi
Ka .Tim I Ida Ipayati
Ka .Tim II
Rini Sulistina, Amd Keb
Ali Maghfur, S. Kep, Ns
NIP. 198304062005012010
NIP. 19850414201101010

Ka . Jaga Pelaksana Keperawatan


Pelaksana Keperawatan Ka . Jaga Pelaksana Keperawatan
Pelaksana Keperawatan Eka Sari, AMK Safitri Aprilia, Amd. Keb
Ratih Irma, AMK Setyaning Wahyuni, AMK
Kartika Titah, Amd. Keb Mursilawati, AMK NIP. 198104072007012006
NIP. 198001132007012009 15

Pelaksana Keperawatan Ka . Jaga Pelaksana Keperawatan


Pelaksana Keperawatan Pelaksana Keperawatan Pelaksana Keperawatan Dwi Agus, AMK Rika Raharti, AMK Rusdianto, Amd. Kep
Elly Karyani, AMK Qomariyah, Amd. Kep NIP. 197808282005011011 NIP. 198105172007012004
Nina Wulandari, Amd. Kep
NIP. 198205072010012021
2.2.5 Uraian Tugas

Dengan uraian tugas keperawatan adalah sebagai berikut :

a. Kepala Instalasi Rawat Inap

1) Pengertian

Kepala Instalasi Rawat Inap adalah jabatan non structural

yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas

penyelenggaraan pelayanan rawat inap kelas III yang berada di

bawah tanggngjawab langsung kepada Wadir Pelayanan.

2) Tugas Pokok

Melaksanakan koordinasi kegiatan rawat medis rawat inap

di instilasi rawat inap.

3) Fungsi

a) Bertanggung jawab atas semua kegiatan di IRNA.

b) Perencanaan kebutuhan tenaga, sarana dan prasarana

kegiatan di IRNA.

c) Pengkoordinasian kegiatan, pembinaan dan upaya

pengembangan SDM.

d) Pemantauan, pengawasan dan evalasi penggunaan fasilitas

serta pelaksaan kegiatan di IRNA.

4) Uraian Tugas

a) Berwewenang dan bertanggung jawab terhadap kegiatan

manajerial di instalasi Rawat Inap.

b) Membuat perencaan kebutuhan tenaga, sarana dan

prasarana kegiatan di Instalas Rawat Inap.

16
c) Pengkoordinasian kegiatan pembinaan dan upaya

pengembangan Sumber Daya Manusia.

d) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi penggunaan

fasiltas serta pelaksanaan kegiatan.

e) Memberi penilaian DP3 bagi tenaga pelaksanaan dan

tenaga lain.

5) Wewenang

a) Memberikan masukan kepada Kepala Bidang Pelayanan

baik diminta maupun tidak dalam hal pemenuhan

kebutuhan serta pelaksanaan kegatan

b) Mengawasi, mengendalikan dan menilai terhadap hasil

penyelenggaraan pelayanan

c) Menganalisa data atau informasi yang diperlukan

d) Menentukan sistem pelaporan dan memberikan persetujuan

terhadap penyelenggaraan pelayanan

e) Terlibat langsung dalam pengambilan keputusan yang

berhubungan dengan pelayanan

b. Kepala Ruang Irna Perawatan Empu Tantular

1) Pengertian

Adalah seorang tenaga keperawatan yang diberi tanggung

jawab dan wewenang dalam mengatur dan mengendalikan

kegiatan pelayanan keperawatan di ruang Rawat Inap Empu

Tantular yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung

kepada Kepala Instalasi Rawat Inap

17
2) Tugas Pokok

Mengawasi, mengendalikan dan mengkoordinasikan

pelayana keperawatan yang berada di bawah tanggung

jawabnya.

3) Fungsi

a) Bertanggung jawab kepada Ka.Irna atas semua kegiatan di

ruang perawatan.

b) Pengkoordinasian kegiatan pelayanan perawatan di ruang

perawatan.

c) Perencanaan pelaksanaan progam pengendalian dan

penilaian seluruh kegiatan pelayanan

d) Pemberian dorongan, bantuan serta bimbingan pada

pelaksanaan perawatan dan tenaga lainnya

4) Uraian Tugas

a) Melaksanakan fungsi perencanaan (PI) meliputi :

1) Menyusun rencana kerja Kepala Ruangan

2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan

keperawatan diruang perawatan yang bersangkutan

3) Bersama Ka Instalasi menyusun rencana kebutuhan

tenaga keperawatan dari segi jumlah maupun kualifikasi

untuk perawatan, koordinasi dengan Kepala Bidang

Pelayanan Keperawatan (Kabidyanper).

18
b) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2),

meliputi:

1) Mengatur dan koordnasi seluru kegiatan pelayanan di

ruang perawatan, melalui kerja sama dengan petugas

lain yang bertugas di ruang perawatan

2) Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan dan

tenaga lain sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan

yang berlaku di rawat sakit

3) Melaksanakanorientasi kepada mahasiswa keperawatan

baru atau tenaga lain yang akan kerja di ruang

perawatan.

4) Memberikan orentasi kepada mahasiswa keperawatan

dan menggunakan ruang perawatan sebagai lahan

praktek

5) Memberi orientasi kepada pasien atau keluarganya,

meliputi: penjelasan tentang perturan rumah sakit, tata

tertib ruang rawat, fasilitas yang ada dan cara

penggunaannya sert kegiatan rutin sehari-hari

6) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan

pelayanan/asuhan keperawatan sesuai standar

7) Mengadakan pertemuan berkala/ sewaaktu-waktu

dengan staf keperawatan dan petugas lain

19
8) Memberikan kesepatan/ijin kepada staf keperawatan

untuk mengikut kegiatan ilmiah/pelatihan dengan

koordinasi kepala instalasi/Kepala Bidang Keperawatan

9) Mengatur dan mengkoordinasikan pemilaharaan alat

agar selalu dalam Keadaan siap pakai

10) Bertanggung jawab teradap pelaksannan visite dokter

dan progam pengobatan pasien

11) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatan di

ruang perawatan menuru tingkat kegawatan, infeksi/non

infeksi, untuk pelayanan memberikan asuhan

keperawatan.

12) Mengendalikan kualtas pencataan dan pelaporan asuhan

keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan benar

13) Memberi motivas kepada petugas dalam memelihara

kebersihan lingkungan ruang perwatan

14) Meneliti pengisian formulir sensus harian di ruang

perawatan

15) Menyimpan berkas catatan medis pasien dalam masa

keperawatan di ruang perawatnya dan selanjutnya

mengembalikan berkas tersebut kebagian medikal

record bila pasien keluar/pulang

16) Bertanggung jawab terhadap laporan harian mengenai

pelaksanaan asuhan keperawatan serta kegiatan lainnya

dan di sampaikan kepada atasannya

20
17) Bertanggung jawab terhadap pelaksaan serah terima

pasien dan lain-lain pada saat pergantian dinas

c) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendilan dan penilain

(P3) meliputi:

1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan

keperawatan yang telah di tentukan

2) Melakukan penilaian kinerja keperawtan yang berada di

bawah tanggung jawabnya

3) Mengawasi, mengendalikan dan menilai penyagunaan

tenaga keperawatan, peralatan dan obat-obatan

4) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan

sesuai standar yang berlaku secara mendiri atau

koordinasi dengan tim pengendalian asuhan

keperawatan

5) Wewenang

Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Ruangan mempunyai

wewenang sebagai berikut:

a) Meminta informasi dan pengarahat kepada atasan

b) Memberi petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas

keperawatan

c) Mengawasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan

tenaga keperawatan, peralatan dan mutu asuhan

keperawatan di ruang perawatan

21
d) Mendatangani surat dan dokumen yang di tetapkan

menjadi wewenang Kepala Ruang

e) Menghadiri rapat berkala dengan kepala

instalasi/kasih/kapala rumah sakit untuk kelancaran

pelaksanaan pelayanan keperawatan

c. Wakil Kepala Ruang

1) Pengertian

Adalah seorang perawat yang mendampingi kepela ruangan

dalam pelaksanaan pelayanan di Instalasi Rawat Inap.

2) Tugas Pokok

Bersama-sama Kepala Ruang mengawas dan mengendalikan

kegitan pelayanan kebidanan yang menjadi tanggung jawabnya

3) Fungsi

a) Bertanggung jawab kepada Ka Ruang

b) Pelaksanaan tugas Ka Ruang bila Ka Ruang berhalangan

hadir

4) Uraian Tugas

a) Melaksanakan fungsi perencanaan (PI) meliputi :

1) Bersama kepala ruang menyusun rencana kerja Kepala

Ruangan

2) Berperan serta menyusun falsafah dan tujuan pelayanan

keperawatan diruang perawatan yang bersangkutan

b) Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan (P2)

meliputi :

22
1) Menggantikan tugas kepala ruang bila berhalangan hadir

2) Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga keperawatan dan

tenaga lain sesuai kebutuhan pelayanan dan peraturan

yang berlaku di rumah sakit

3) Malaksanakan orientasi kepada tenaga keperawatan

baru/tenaga lain yang akan kerja di ruang perawatan

4) Memberikan orientasi kepada mahasiswa keperawatan

dan menggunakan ruang perawatan sebagai lahan

praktek

5) Memberi orientasi kapada pasien/keluarganya meliputi

penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib

ruangan rawat, fasilitas yang ada dan cara

penggunaannya serta kegiatan sehari-hari

6) Membimbing tenaga keperawatan untuk melaksanakan

pelayanan/asuhan keperawatan sesuai standar

7) Mengadakan pertemuan berkala/sewaktu-waktu dengan

staf keperawatan dan petugas lain

8) Memberikan kesempatan/ijin kepada staf keperawatan

untuk mengikuti kegiatan ilmiah/pelatihan dengan

koordinasi Kepala Instalasi/Kepala Bidang Perawatan

9) Mengupayakan pengadaan peralatan dan obat-obatan

sesuai kebutuhan berdasarkan ketentuan/kebijakan

rumah sakit

23
10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan alat

agar selalu dalam keadaan siap pakai

11) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan visite

dokterdan progam pengobatan pasien

12) Mengelompokkan pasien dan mengatur penempatannya

di ruang perawatan menurut tingkat kegawatan,

infeksi/non infeksi, untuk kelancaran pemberian asuhan

keperawatan

13) Mengendalikan kualitas pencatatan dan pelaporan

asuhan keperawatan dan kegiatan lain secara tepat dan

benar

14) Memberi motivasi kepada petugas dalam memelihara

kebersihan lingkungan ruang perawatan

15) Meneliti pengisian formulir sensus harian di ruang

perawatan

16) Meneliti/memeriksa pengisian daftar permintaan makan

pasien berdasarkan macam dan jenis makanan pasien

17) Meneliti/memeriksa ulang pada saat pengkajian makan

pasien sesuai dengan progam dietnya

18) Menyimpan berkas catatan medik pasien dalam masa

perawatan di ruang rawatnya

19) Bertanggung jawab terhadap laporan harian mengenai

pelaksaan asuhan keparawatan serta kegiiatan lainnya

dan disampaikan kepada atasannya

24
20) Bertanggung jawab terhadap terhadap pelaksaan

bimbingan mahasiswa keperawatan yang menggunakan

ruang perawatan sebagai lahan praktek

21) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan penyuluhan

kesehatan kepada pasien/keluarga sesuai kebutuhan

dasar dalam batas wewenangnya

22) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan serah tarima

pasen dan lain-lain pada saat pergantian dinas

c) Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalan dan

penilaian (P3) meliputi:

1) Mengendalikan dan menilai pelaksanaan asuhan

keperawatan yang telah ditentukan

2) Mengawasi dan menilai mahasiswa keperawatan untuk

memperoleh pengalaman belajar sesuai tujuan progam

bimbingan yang telah ditentukan

3) Melakukan penilaian kerja tenaga keperawatan yang

berada di bawah tanggung jawabnya

4) Mengawasi, mengendalikan, dan menilai

pendayagunaan tenaga keperawatan, peralatan dan obat-

obatan

5) Mengawasi dan menilai mutu asuhan keperawatan

sesuai standar yang berlaku secara mandiri atau

koordinasi dengan tim pengendalian mutu asuhan

keperawan.

25
5) Wewenang

Dalam menjalankan tugasnya, Wakil Kepala Ruangan

mempunyai wewenang sebagai berikut :

a) Memintai informasi dan pengarahan kepada atasan

b) Memberikan petunjuk dan bimbingan pelaksanaan tugas staf

keperawatan

c) Mengaewasi, mengendalikan dan menilai pendayagunaan

tenaga keperawatan, peralatan dan mutu asuhan keperawatan

d ruang perawatan

d) Mendatangi surat dan dokumen yang ditetapkan menjadi

wewenang Kepala Ruang

e) Manghadiri rapat berkala dengan Kepala

Instalasi/Kasi/Kepala rumah sakit untuk kelancaran

pelaksanaan pelayan keperawatan.

d. Kepala Tim

Kepala tim adalah seorang perawat yang bertugas mengepalai

sekolompok tenaga keperawatan dalam melaksanakan asuhan

keperawatan di Ruang Rawat dan bertanggung jawab langsung

kepada karu.

Tugas dan tanggung jawab kepala tim :

A. Tanggung jawab ketua tim :

a. Membuat perencanaan

b. Membuat penugasan, supervisi dan evaluasi

26
c. Mengenal atau ,mengetahui kondisi pasien dan dapat

menilai tingkat kebutuhan pasien

d. Mengembangkan kemampuan anggota

e. Menyelenggarakan konfrensi

B. Tugas kepala tim secara luas

a. Mengkaji klien dan menerapkan tindakan keperawatan

yang tepat

b. Mengkoordinasi rencana perawatan yang tepat waktu

c. Membimbing anggota tim untu mencatat tindakan

keperawatan yang telah dilakukan

d. Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan

langsung atau laporan anggota tim

e. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan semua

kegiatan tim

f. Melakukan pengkajian dan menentukan kebutuhan

pasien, menyusun rencana keperawatan untuk semua

pasien merevisi

g. Menyesuaikan rencana keperawatan sesuai kebutuhan

pasien

h. Melaksanakan observasi baik terhadap perkembangan

pasien maupun kerja dari anggota tim menjadi guru atau

pengajar melaksanakan evaluasi secara baik dan objektif

i. Bersama karu mengadakan serah terima tugas pada setiap

pergantian dinas

27
j. Melakukan pembagian tugas pada anggota berdasarkan

ketergantungan klien

k. Menyusun rencana asuka keperawatan yang meliputi

pengkajian, intervensi dan kriteria evaluasi

l. Menyiapkan keperluan untuk melaksanakan askep

meliputi : menyiapkan format pencatatan, menyiapkan

alat untuk pemantauan pasien, menyiapkan peralatan obat

dan mengikuti visite dokter

m. Menilai hasil pengkajian kelompok dan mendiskusikan

permsalahan yang ada

n. Menciptakan kerja sama yang harmonis antara tim dan

antara anggota tim

o. Membuat laporan klien, melakukan ronde keparawtan

bersama dengan karu, dan memberikan orientasi pada

klien baru

p. Melakukan pembagian tugas bersama kepala ruang sesuai

dengan perencanaan terhadapa klien yang menjadi

tanggung jawabnnyaa

q. Melalui komunikasi ketua tim mengawasi dan

berkomunikasi langsung terhadap pelaksana dalam

memberikan asuhan keperwatan kepada klien

r. Melalui supervisi, secara langsung melihat atau ,

megawasi proses asuhan keperawatan yang dilaksnakan

oleh anggota

28
s. Melihat daftar perawat pelaksana, membaca dan

memeriksa cover, membaca catatan perawat pelaksana

yang dibuat selama proses perawatan

t. Mendengar laporan secara lisan dari anggota tentang tugas

yang telah dilakukan

u. Mencetak dokumentasi setelah tindakan perawat yang

telah dilakukan tanggung jawab perawat dalam model

asuhan keperawatan profesional

29
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA SERTA SINTESA
PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN

3.1 HASIL PENGKAJIAN

3.1.1 Hasil Pengkajian 5M

Pengkajian 5M dalam menejemen keperawatan meliputi, man, money,


material, machine, dan market.

1. MAN
A. Jumlah Tenaga Kerja
Kualifikasi tenaga keperawatan di rung Empu Tantular RSUD
Kanjuruhan Malang, orang dengan rincian sebagai berikut:
a. Kuantitas sumber daya manusia
Berdasarkan hasil rekapitulasi yang dilakukan didapatkan
kualifikasi tenaga perawat di Ruang Empu Tantular RSUD
Kanjuruhan Malang, sebagai berikut:
Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Keperawatan Berdasarkan JenisKelamin
No Jenis Kelamin Jumlah
1 Perempuan 14
2 Laki-laki 4
Total 18

b. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Berikut ini adalah beberapa data tentang sumber daya
manusia yang ada di Ruang Emputantular berdasarkan
wawancara, observasi, dan data di ruangansebagai berikut:

30
1) Tenaga keperawatan

Tabel 3.2 Kualifikasi tenaga keperawatan Ruang Empu Tantular


RSUD Kanjuruhan Kepanjen data di ambil pada tanggal 30-02 Mei
2018

No Kualifikasi Jenis Jumlah Total Prosentase


S1 Tetap 1
1. 1 5,5 %
Keperawatan Kontrak
Tetap 1
Amd. Keb
2. 3 16,9%
DIII Kebidanan Kontrak 2
Tetap -
3 SPK
Kontrak - 0 0%
Amd. Kep Tetap 6
4. 11 61,2%
Keperawatan Kontrak 5
D IV Tetap 2
5. 11%
Kebidanan Kontrak
Tetap
6. D1 1 5,5%
kontrak 1
Jumlah 18 18 100%

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa


perawat di Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan yaitu
61,2% berpendidikan DIII Keperawatan, 16,9% DIII
Kebidanan, 11% D IV Keperawatan , 5,5% S1 Keperawatan,
5,5% DI.

2) Non keperawatan

Tabel 3.3 Tenaga Non Keperawatan Ruang Empu Tantular RSUD


Kanjuruhan Kepanjen Data di Ambil Pada Tanggal 30-02 Mei
2018
No. Kualifikasi Jumlah Presentase
1. Gizi 1 20%
2. Apoteker 1 20%
3. Cleaning Service 3 60%
Total 5 100%

31
Berdasarkan tabel di atas dapat di interpretasikan
bahwa tenaga non keperawatan yaitu ahli gizi 1 orang (20%)
Apoteker 1 orang (20%) CS (cleaning service) 3 orang
(60%). Jadi total keryawan non perawat yaitu 5 orang.

3) Tenaga Dokter Spesialis


Tabel 3. 4 Tenaga Dokter yang Visite di Ruang Emputantular RSUD
Kanjuruhan Kepanjen pada Bulan April

No Nama Spesialisasi

1 dr. Dewi, Sp. A Anak

2 dr. Yuni Hisbiyah,Sp. A Anak

3 dr. Nur,Sp. A Anak

4 dr. Amukti Wahana, SpB Bedah

5 dr. Deddy Setyo Nugroho, Bedah


SpB

6 dr. Johan Bastian, Sp. OT Orthopedi

7 dr. Mujiono, Sp. OT Orthopedi

8 dr. Ersty, Sp. THT THT

Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa jadwal


visit dokter apabila hari efektif (Senin-Jum’at) pagi mulai
pukul 08. 00-12. 00 WIB jadi tidak mengganggu waktu
operan jaga perawat.

32
c. Kualitas Tenaga Keperawatan
Berdasarkan hasil rekapitulasi yang di lakukan di dapatkan kualifikasi tenaga perawat diruang Empu Tantular IPD
RSUD Kanjuruhan sebagai berikut :
Tabel 3.5 Kualitas Tenaga Keperawatan Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kepanjen data di ambil pada tanggal
30-02 Mei 2018

Jenis Jenjang
No Nama Pendidikan Jabatan Masa kerja Pelatihan yang pernah di ikuti
ketenagaan karir

1. Emergency Medicin
2. Pelayanan prima
1. M Firdaus Vs, DIII
TETAP Ka Ru 26 th 3. MPKP
Amk Keperawatan
4. Pelatihan klinik keperawatan
5. In house training pengendalian
HIV
6. Elantikan pengurus HIPPI
PK IV
Malang raya dan workshop PPI
7. Seminar Aplikasi Nanda NIC
NOC mengunakan infant
screening diagnose (2016)
8. Manajemen informasi (2017)
BHD
9. APAR dan PPI (2017)
1. Pelatihan kegawat daruratan
Rosalya Dinna. Wa Ka obstetric pisikiatri
2. D4 kebidanan TETAP 113 th PK III
R, Amd. Keb Ru 2. Pelatihan klinik kesehatan
reproduksi

33
3. Pelatihan pelayanan prima di
RSUD kepanjen
4. APAR dan PPI (2017)
5. Dasar manajemen laktasi
(2017)
1. Clinical Educator
2. Pelatihan program menejemen
3. Ali Maghfur, S. S1 keperawatandan bangsal
Kep Ners keperawatan TETAP KA TIM 7 th 3. Pelatihan pelyanan prima di
RSUD Kepanjen
4. MPKP
5. BCLS
6. PEKERTI PK III
7. APAR dan PPI (2017)
8. BHD
9. Workshop Kurikulum S1
Keperawatan dan Ners (2016)
10.Diklat peningkatan kompetensi
tenaga perawat rumah sakit dan
puskesmas (2016)
1. Penanggulangan penederita
gawat darurat
4. Rini Sulistina, S. D4 kebidanan TETAP KA TIM 13 th 2. MPKP
Tr Keb 3. Pelayanan prima PK III
4. Komunikasi efektif (2016)
5. BHD
6. APAR dan PPI (2017)
1. Resusutasi gawat nafas pada
Dwi Agus B, D3 bayi
5. TETAP PP 13 th PK III
Amk keperawatan 2. Workshop electro cardiograf
EKG

34
3. General emergency life
4. Emergency pediattri nasional
2013
5. Pelayanan prima
6. MPKP
7. Teknik aseptik obat (2017)
1. Emergency pediatric nasional
2013
2. Basic mentality training
3. Seminar keperawatan anak
6. Rika Hartaty, D3 TETAP Ka. 11 th
2009
Amk keperawatan JAGA
4. MPKP PK III
5. Tumbang
6. Pengendalian HIV
7. KPRS (2016)
8. BHD
9. APAR dan PPI (2017)
1. Workshop electro cardiograf
EKG
2. Pelatihan in hous training
3. Emergency Pediatri Nasional
PK III
D3 Ka. 2013
7. Ekasari, Amk TETAP 8 th
keperawatan JAGA 4. Sosialisasi pengendalian dan
pencegahan (PPI)
5. MPKP
6. APAR dan PPI (2017)
7. BHD
1. Emergency pediatric nasional
D3
8. Ratih Irma M TETAP Ka JAGA 11 th 2013 PK III
keperawatan
2. Basic mentality training

35
3. Seminar keperawatan anak
2009
4. PPGD
5. APAR dan PPI (2017)
1. Pelatihan menejemen model
praktek keperawatan (MDKP)
2. Pelaatihan pelayanan prima
Elly Karyani, D3 3. Workshop EKG di RSUD
9. TETAP PP 8 th PK III
Amk keperawatan kepanjen
4. Seminar emergency pediatric
5. BHD
6. APAR dan PPI (2017)
1. Pelatihan pelayanan prima di
Mursilawati, D3 RSUD kepanjen
10. HONORER PP 8 th PKII
Amk keperawatan 2. Tumbang Anak
3. APAR dan PPI (2017)
1. Pelatihan pelayanan prima
2. Keselamatan pasien rumah
sakit
Setyaning W, D3 3. MPKP
11. HONORER PP 12 th PK II
Amk keperawatan 4. PMK
5. APAR dan PPI (2017)
6. Teknik pemasangan infus
(2017)
1. Pelatihan standarisasi
teknologi kontrasepsi terkini
2. Pelatihan standarisasi asuhan
12. Safitri Aprilia D3 kebidanan HONORER PP 3 th persalinan normal PK I
3. Dasar manajemen laktasi
(2016)
4. APAR dan PPI (2017)

36
5. BLS

1. Pelatihan standarisasi
teknologi kontrasepsi terkini
2. BLS
3. APAR dan PPI (2017)
13. Kartika Titah D3 kebidanan HONORER PP 3 th PK I
4. Dasar manajemen laktasi
(2016)
5. Pelayanan pasien tahap
terminal (2016)
1. BLS
2. Dasar manajemen laktasi
(2016)
D3
14. Nina Wulandari HONORER PP 2 th 3. APAR dan PPI (2017) PK I
keperawatan
4. Refresing triage
5. Skrining dan kriteria keluar
masuk ICU (20167
D3 1. BLS
15. Rusdianto HONORER PP 2 th PK I
keperawatan 2. APAR dan PPI (2017)
1. BLS
D3 2. Seminar NGT
16. Qomariyah HONORER PP 2 th PK I
keperawatan 3. Teknik pemasangan infus
(2017)
D3 -
17. Ainun TETAP PP 2 th PK I
Kebidanan
1. Pelatihan penerapan ICD/IX
dalam program system
18 Ida Ipayati D1 HONORER ADM 9 th menejemen rumah sakit
2. Pelatihan administrasi dan
pengolahn dokumen arsip

37
Berdasarkan tabel diatas diinterpretasikan bahwa sebanyak 94,4%
perawat yang bekerja di Ruang Empu Tantular pernah mengikuti
pelatihan atau kegiatan untuk meningkatkan kemampuan dalam bidang
keperawatan. Jenjang karir yang ada di ruang Empu Tantular mengikuti
peraturan jenjang karir menurut komite Rumah Sakit RSUD Kanjuruhan.
Jenjang karir diklasifikasikan berdasarkan masa kerja dan pendidikan,
Semakin tinggi jenjang pendidikan dan semakin lama masa kerja maka
peningkatan karir lebih baik. Adapun untuk jenjang karir perawat yang ada
di ruang empu adalah PK I: 6 orang, PK II: 2 orang, PK III : 9 orang, PK
IV: 1 orang.

d. Tingkat Ketergantungan Pasien


Jumlah pasien, diagnosa medis, serta tingkat ketergantungan
pasien di Ruang Empu Rumah sakit RSUD Kanjuruhan Kepanjen pada
tahap pengkajian yakni tanggal 30 April 2018 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.6 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Empu
di RSUD Kepanjen tgl 30 April 2018

No Nama Inisial Diagnosa Medis Skor


Klien Ketergantungan
1 An. Um OF 1
2 An. Ar GEA 2
3 An. An OF dan GE 1
4 An. Aq Ashma 2
5 An. He OF 1
6 An. U.A Dyspnea 3
7 An. No Pneumonia 3
8 An. Bil OFC 3
9 An. Sa Bronko pneumonia 3
10 An. R.D OFC 1
11 An. M. A GEA 2
12 An. Ra Dyspnea dan OF 3
13 An. Ar OF 1
14 An. Fa OF 1
15 An. Kh Epilepsi 3
16 An. Ra OFC 2
17 An. Ve OF 2
18 An. An Suspect Ileus 3

38
19 An. Sa KDK 3
20 An. Re Close Antrabachi 2
Keterangan: 3: Total care; 2: Partial care; 1: Minimal care

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 30


April 2018 terdapat 20 pasien, sebanyak 40 % pasien memiliki tingkat
ketergantugan total, dan sebanyak 30 % pasien memiliki tingkat
ketergantungan parsial dan sebanyak 30 % pasien memiliki tingkat
ketergantungan minimal.

Tabel 3.7 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Empu di


RSUD Kepanjen tgl 1 Mei 2018

No Nama Inisial Diagnosa Medis Skor


Klien Ketergantungan
1 An. Um OF 1
2 An. Ar GEA 2
3 An. An OF dan GE 1
4 An. He OF 1
5 An. Al OF 3
6 An. No Pneumonia 3
7 An. Bil OFC 3
8 An. Sa Bronko pneumonia 3
9 An. Ar OF 1
10 An. Fa OF 1
11 An. Kh Epilepsi 3
12 An. Sa Sellulitis 3
13 An. An Suspect Ileus 3
14 An. Sa KDK 3
15 An. Re Post op 2
16 An. M. F TB (Hematemesis) 3
Keterangan: 3: Total care; 2: Partial care; 1: Minimal care
Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 1
Mei 2018 terdapat 16 pasien, sebanyak 56,3 % pasien memiliki tingkat
ketergantugan total, dan sebanyak 31,2 % pasien memiliki tingkat
ketergantungan minimal, dan sebanyak 12,5 % pasien memiliki tingkat
ketergantungan parsial.

39
Tabel 3.8 Diagnosa dan Skor Ketergantungan Pasien di Ruang Empu di
RSUD Kepanjen tgl 2 Mei 2018

No Nama Inisial Diagnosa Medis Skor


Klien Ketergantungan
1 An. Um OF 1
2 An. Ah HIL 3
3 An. Al OF 3
4 An. No Pneumonia 3
5 An. Bil OFC 3
6 An. Sa Bronko pneumonia 3
7 An. Ar OF 1
8 An. Fa OF 1
9 An. Kh Epilepsi 3
10 An. Sa Sellulitis 3
11 An. An Suspect Ileus 3
12 An. Sa KDK 3
13 An. Re Post op 2
14 An. M. F TB (Hematemesis) 3
15 An. Ju Dyspnea 3
16 An. Ir OF 3
17 An Ka Bronchiolitis 3
Keterangan: 3: Total care; 2: Partial care; 1: Minimal care

Berdasarkan tabel di atas diinterpretasikan bahwa pada tanggal 2


Mei 2018 terdapat 17 pasien, sebanyak 76,5 % pasien memiliki tingkat
ketergantugan total, dan sebanyak 17,6 % pasien memiliki tingkat
ketergantungan minimal, dan sebanyak 5,8 % pasien memiliki tingkat
ketergantungan parsial.

e. Kebutuhan Tenaga Perawat Sesuai Metode Gillies


1) Kebutuhan Tenaga Keperawatan Per Hari Berdasarkan Metode
Gillies
a) Tanggal 30 April 2017
i. Tingkat ketergantungan pasien
(a) Minimal :6 orang
(b) Parsial :6 orang
(c) Total :9 orang

40
ii. Jumlah Jam Perawatan
1. Keperawatan Langsung
Minimal  2 x 6 =12 jam
Parsial  3 x 6 =18 jam
Total  6 x 8 = 48 jam +
78 jam
2. Keperawatan tidak langsung
20 x 1 jam = 20jam
3. Penyuluhan
20 x 15 menit = 300 menit = 5 jam
Total jam secara keseluruhan = 5 jam
4. Total waktu keperawatan per hari
Keperawatan langsung: keperawatan tidak langsung=
78 jam : 20 jam = 3,9 jam
5. Jumlah Hari libur dalam 1 tahun adalah :
= 365 hari – 108 hari (hari libur + cuti
bersama)
= 257 hari
6. Jumlah kebutuhan perawat per hari
= 5 jam/pasien/harix20 pasien/harix 365hari
(365hari - 108 hari) x 7 hari
= 36.500= 20,28= 20 orang
1. 799
7. Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 20 = 9, 4 = 9 perawat
Sore = 36% x 20 = 7, 2 = 7 perawat
Malam = 17% x 20 = 3, 4 = 3 perawat

41
b) Tanggal 1 Mei 2017
i. Tingkat ketergantungan pasien
a. Minimal :5 orang
b. Parsial :2 orang
c. Total :9 orang
ii. Jumlah Jam Perawatan
1. Keperawatan Langsung
Minimal  2 x 5 =10 jam
Parsial  3 x 2 =6jam
Total  6 x 9 = 54 jam +
70 jam
2. Keperawatan tidak langsung
16 x 1 jam = 16jam
3. Penyuluhan
16 x 15 menit = 240menit = 4 jam
Total jam secara keseluruhan = 4 jam
4. Total waktu keperawatan per hari
Keperawatan langsung: keperawatan tidak langsung=
70 jam :16 jam = 4,3 jam
5. Jumlah Hari libur dalam 1 tahun adalah :
= 365 hari – 108 hari (hari libur + cuti
bersama)
= 257 hari
6. Jumlah kebutuhan perawat per hari
=4 jam/pasien/harix16 pasien/harix 365hari
(365hari - 108 hari) x 7 hari
= 23.360= 12,9= 13 orang
1. 799
7. Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 16 = 7, 5 = 7 perawat
Sore = 36% x 16 = 5, 7 = 6 perawat

42
Malam = 17% x 16 = 2, 7 = 3 perawat
c) Tanggal 2 Mei 2017
i. Tingkat ketergantungan pasien
a. Minimal :3 orang
b. Parsial :1 orang
c. Total : 13 orang
ii. Jumlah Jam Perawatan
1. Keperawatan Langsung
Minimal  2 x 3 =6 jam
Parsial  3 x 1 =3jam
Total  6 x 13 = 78 jam +
87 jam
2. Keperawatan tidak langsung
17 x 1 jam = 17jam
3. Penyuluhan
17 x 15 menit = 255 menit = 4 jam
Total jam secara keseluruhan = 4 jam
4. Total waktu keperawatan per hari
Keperawatan langsung: keperawatan tidak langsung=
87 jam :17 jam = 5, 1 jam
5. Jumlah Hari libur dalam 1 tahun adalah :
= 365 hari – 108 hari (hari libur + cuti
bersama)
= 257 hari
6. Jumlah kebutuhan perawat per hari
= 4 jam/pasien/harix17 pasien/harix 365hari
(365hari - 108 hari) x 7 hari
= 24.820= 13,7= 14 orang
1. 799
7. Jumlah kebutuhan per shift
Pagi = 47% x 17 = 7, 9 = 8 perawat

43
Sore = 36% x 17 = 6, 1 = 6 perawat
Malam = 17% x 17 = 2, 8 = 3 perawat
f. Diagnosis Penyakit Terbanyak
Selama pengkajian mulai tanggal 30-2 Mei 2018 diagnosa medis
terbanyak adalah OF (observasi febris) sebanyak 8 anak, selanjutnya
dengan OFC 3 anak, dan (gastro enteritis akut) sebanyak 2 anak.

Berdasarkan hasil dari perhitungan selama 3 hari jumlah tenaga


keperawatan yang ada di ruang Empu Tantular adalah 1 Kepala ruang,
dan 1 Wakil Kepala Ruang, 2 KA TIM, 3 KA JAGA, 9 perawat
pelaksana, 1 Admin sehingga untuk pemenuhan kebutuhan tenaga
keperawatan berdasarkan hasil pengkajian selama 3 hari per hari,
maupun per unit tidak ada kekurangan untuk kebutuhan perawat. .
Ruang Empu Tantula rmerupakan ruang keperawatan Anak yang
sering di gunakan sebagai wahana pendidikan bagi mahasiswa DIII
Keperawatan, Profesi Ners (S1 Keperawatan), sehingga senantiasa
update trend issue dalam pengembangan pelayanan. Adanya
mahasiswa praktik di ruang Empu Tantular mampu membantu
mencukupi kebutuhan tenaga keperawatan dan juga bisa membentuk
TIM dalam melaksanakan tugas keperawatan. Serta RSUD
Kanjuruhan Kepanjen sudah melakukan akreditasidan merupakan
rumah sakit tipe B.

44
2. MATERIAL DAN MACHINE
1) Penataan gedung / lokasi dan denah ruangan
Lokasi penerapan proses manajerial keperawatan ini dilakukan di ruang
Empu Tantular RSUD “KANJURUHAN” dengan uraian denah sebagai
berikut :
Gambar 3.1 Denah Ruangan Empu Tantular

45
2) Fasilitas sarana dan prasarana
Lokasi penerapan praktek manajemen keperawatan dilakukan di Ruang
Empu Tantular kanjuruhan RSUD Kanjuruhan dengan penjelasan sebagai
berikut :
Ruang Empu Tantular berbentuk persegi yang terdiri dari kamar-
kamar yang di susun sesuai dengan kelas (1, 2 & 3) dengan ruang tindakan
berada di dekat pintu masuk disebelah selatan yang berdampingan dengan
nurse station dan ruang karu berada di utara dekat dengan pintu masuk
Ruang Empu Tantular. Ruang alkes ada sebelah ruang nurse station,
diruang Empu Tantular juga terdapat ruang bermain yang berada di
sebelah utara dekat dengan ruang karu. Ruang perawat berada disebelah
selatan bersebelahan dengan ruang alkes dan kamar kecil perawat berada
di ruang bermain. Ruang Empu Tantular memiliki 2 APAR dimana 1
terpasang di depan pintu masuk, dan di 1 lainnya berada di dalam
lingkungan ruang Empu Tantular. selain itu, juga terdapat Aseptan di
detiap dinding dekat dengan pintu masuk kamar pasien yang berjumlah 9,
akan tetapi 1 dengan keadaan rusak dan 3 dengan keadaan tanpa aseptan.
Didekat pintu masuk juga terdapat 1 brankart dan 1 kursi roda.
a) Fasilitas Untuk Pasien
Kapasitas ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan kepanjen adalah
34 tempat tidur. Ruang Empu Tantular merupakan ruangan kelas 1, 2
dan 3 khusus anak.
Setiap pasien mendapatkan fasilitas meja pasien dan kursi penunggu
pasien. Di depan bed ruang Empu Tantular terdapat handscrub yang
dikhususkan untuk pasien dan pengunjung pasien dan terdapat 1 kamar
kecil untuk pasien yang berada disetiap kamar.
Hasil pengangamatan selama 3 hari menunjukan bahwa fasilitas
meja yang dipergunakan untuk pasien kurang ada perhatian khusus,
barang-barang seperti makanan, camilan, minuman pasien, dan barang-
barang pribadi pasien masih berada diatas meja tersebut dengan
keadaan terpapar udara di ruangan, dan beresiko terkena kuman

46
penyakit dan terkontaminasi pajanan dari ruangan tersebut. Hal ini
akan berpengaruh jangka panjang terhadap kesehatan pasien
kedepannya. Dan diruang Empu Tantular sendiri tidak ada ketentuan
tentang hal tersebut. Selain itu, didepan bed ruang Empu Tantular juga
terdapat tempat untuk menaruh handscrub akan tetapi banyak yang
tidak diisi.
1. Daftar Peralatan Inventaris Alat Tenun
Tabel 3.9 Standarisasi Alat Linen Rawat Inap Rumah Sakit
Tipe B

Ratio (Standar) Ruang Empu


No Nama barang
Alat : pasien Tantular
1 Bantal 1:1 34 buah
2 Guling 1:1 16 Buah
3 Gordin sekat 1:2 2 Buah
4 Handuk 1:3 2 buah
5 Tissue handtowel 1:3 11 buah
6 Kasur 1:1 34 buah
7 Masker kain 1:1 -
8 Perlak 1:3 34 buah
9 Sarung bantal putih 1:5 Buah
10 Sarung guling 1:3 Buah
11 Sarung O2 1:1/3 Buah
12 Scort petugas 1:1 -
13 Serbet makan 1:1/4 1 buah
14 Sprei putih 1:3 34 buah
15 Stick laken 1:3 34 buah
16 Taplak meja pasien 1:3 0 buah
17 Taplak meja petugas 1:1 0 buah
18 Scort pasien 1:1 0 buah
19 Selimut tebal 1:3 11buah
20 Selimut lorek hitam 1:3 29 buah
21 Duk besar lubang 1:1/3 0 buah
22 Sketsel 1:1 2 buah
Sumber: Nursalam 2015

Analisis :
Berdasarkan penghitungan ulang oleh mahasiswa di ruang Empu
Tantular dan hasil observasi menunjukkan sarana untuk pasien.Masih
belum mendukung dikarenakan masih kurangnya fasilitas linen untuk

47
pasien. Namun dari hal ini tidak menimbulkan masalah bagi ruangan
ataupun pasien sendiri.
2. Kamar perawatan kelas I
Terdiri dari 3 kamar yang berisi 2 tempat tidur pasien disetiap
kamarnya, 2 almari pasien, 2 kursi untuk penunggu pasien, 1 wastafel
dan 1 kamar mandi yang sudah dilengkapi pegangan dalam keadaan
baik serta ventilasi dan cahaya yang masuk melalui jendela yang cukup
untuk kamar perawatan. Untuk fasilitas yang terdapat pada ruang
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 3. 10 Fasilitas Ruang Kelas I Empu Tantular


No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 TV plasma 32 inch 3 Baik
2 Tempat tidur pasien 6 Baik
3 Tempat Sampah non medis 3 Baik
4 Standart infuse 7 Baik
5 Meja mayo 6 Baik
6 Handrub 6 Baik
7 Kursi Penunggu 6 Baik
8 Jam dinding 3 Baik
9 Kipas angina 0 -
11 Wastafel 3 Baik
12 Keset kamar mandi 3 Kotor

3. Kamar perawatan kelas II


Terdiri dari 3 kamar yang berisi 3 tempat tidur pasien disetiap
kamarnya, 3 almari pasien, 3 kursi untuk penunggu pasien, 1 wastafel
dan 1 kamar mandi yang sudah dilengkapi pegangan dalam keadaan
baik serta ventilasi dan cahaya yang masuk melalui jendela yang cukup
untuk kamar perawatan. Untuk fasilitas yang terdapat pada ruang
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah.

48
Tabel 3. 11 Fasilitas Ruang Kelas II Empu Tantular
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Tempat tidur pasien 9 Baik
2 Tempat Sampah non medis 3 Baik
3 Standart infuse 10 Baik
4 Meja mayo 9 Baik
5 Handrub 7 Baik
6 Kursi Penunggu 6 Baik
7 Jam dinding 3 Baik
9 Wastafel 3 Baik
10 Keset kamar mandi 3 Kotor

3. Kamar perawatan kelas II (ROI/ ruang observasi)


Terdiri dari 1 kamar yang berisi 2 tempat tidur pasien, 2 almari
pasien, 2 kursi untuk penunggu pasien, 1 kamar mandi yang sudah
dilengkapi pegangan dalam keadaan baik serta ventilasi dan cahaya
yang masuk melalui jendela yang cukup untuk kamar perawatan. Untuk
fasilitas yang terdapat pada ruang tersebut dapat dilihat pada tabel
dibawah.

Tabel 3. 12 Fasilitas Ruang Kelas II (ROI/ ruang observasi) Empu


Tantular
No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Tempat tidur pasien 2 Baik
2 Tempat Sampah non medis 0 -
3 Standart infuse 2 Baik
4 Meja mayo 2 Baik
5 Handrub 2 Baik
6 Kursi Penunggu 2 Baik
7 Jam dinding 1 Baik
9 Bedside monitor 2 Baik
10 Keset kamar mandi 1 Kotor
11 Troly emergency 1 Baik

49
4. Perawatan kelas III
Terdiri dari 4 kamar yang berisi 4 tempat tidur pasien disetiap
kamarnya, 4 almari pasien, 4 kursi untuk penunggu pasien, 1 wastafel
dan 1 kamar mandi yang sudah dilengkapi pegangan dalam keadaan
baik serta ventilasi dan cahaya yang masuk melalui jendela yang cukup
untuk kamar perawatan. Untuk fasilitas yang terdapat pada kedua ruang
tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel 3. 13 Fasilitas Ruang Kelas III Empu Tantular


No Nama Barang Jumlah Kondisi
1 Tempat tidur pasien 16 Baik
2 Tempat Sampah non medis 4 Baik
3 Standart infuse 16 Baik
4 Meja mayo 16 Baik
5 Handrub 9 Baik
6 Kursi Penunggu 11 Baik
7 Jam dinding 4 Baik
9 Keset kamar mandi 4 Kotor

5. Ruang pemeriksaan
Dari pengamatan selama 3 hari, ruang pemeriksaan digunakan
untuk penerimaan pasien baru dan untuk melakukan tindakan, didalam
ruang pemeriksaan terdapat 2 buah troly emergency, 1 timbangan bayi/
anak, 1 bed, dan 1 tiang infus.
6. Dapur dan tempat linen
Dari pengamatan selama 3 hari penataan pada almari linen di
ruang Empu Tantular kurang dalam tingkat kerapian terkesan
berantakan dan kurang layak ketika seprai yang sudah tidak rapi di
tujukan untuk pasien.

50
b) Fasilitas Untuk Petugas Kesehatan
(1)Sarana dan Prasarana Ruangan
Tabel 3. 14 Sarana dan Prasarana Ruangan Rumah Sakit Tipe B
No Nama Peralatan Standar Ruang Empu Tantular
1 Ruang tindakan + +
2 Ruang Isolasi + +
3 Ruang rawat + +
4 Kamar mandi + +
5 Gudang alat + +
6 Nurse Station + +
7 Kamar cuci alat + +
Ruang petugas
8 + +
kebersihan
9 Ruang istirahat + +
10 Ruang tunggu + +
11 Dapur + +
12 Ruang simpan troli + -
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor340/Menkes/Per/Iii/2010 Tentang Klasifikasi
Rumah Sakit

Analisis :
Fasilitas untuk petugas kesehatan:
a. Nurse station di dalam ruang Empu Tantular berada di sebuah
ruangan tersendiri dan berada didekat pintu masuk
b. Administrasi berada di nurse station, karena tidak ada ruangan
tersendiri
c. Kamar mandi/WC perawat berada ruang bermain.
d. Wastafel terdiri dari 2 buah dengan keadaan baik di ruang Empu
Tantular
e. Ruang khusus dokter di ruang Empu Tantular bergabung dengan
ruang tindakan
f. Ruang obat ada tapi langsung di taruh di lemari obat pasien di dalam
ruangan perawatan. Untuk persiapan alat tindakan ke pasien berada
di ruang alkes yang ada di samping nurse station.
g. Ruangan untuk sholat berada di dalam ruang bermain.

51
(2)Daftar Inventaris Alat Kesehatan
Tabel 3. 15 Standar Inventaris Alat Kesehatan
No Nama barang Jumlah Kondisi Ideal
1 Stetoskop 2 buah Baik 2/ruangan
2 Hb meter 0 buah - 2/ruangan
3 Urometer 0 buah - 2/ruangan
4 Lemari es 1 buah Baik 1/ruangan
5 Com stainless 2 buah Baik 3/ruangan
6 Tabung 02 17 buah Baik 2/ruangan
7 Senter 1 buah Baik 2/ruangan
8 Bak injeksi 2 buah Baik 2/ruangan
9 Sampah pasien 12 buah Baik 1:1
10 Papan tulis 0 buah - 1/ruangan
11 Lemari kaca 1 buah Baik 1/ruangan
12 Lemari besi 1 buah Baik 1/ruangan
13 Tensimeter 4 buah Baik 2/ruangan
14 Pinset anatomis 2 buah Baik 2/ruangan
15 Pinset cirurgis 1 buah Baik 2/ruangan
16 Gunting nekrotomi 0 buah - 2/ruangan
17 Gunting perban 3 buah Baik 2/ruangan
18 Korentang 1 buah Baik 2/ruangan
19 Bengkok 9 buah Baik 2/ruangan
20 Suction 1 buah Baik 2/ruangan
21 Telepon 1 buah Baik 1/ruangan
22 Komputer 1 buah Baik 1/ruangan
23 Alat pemadam kebakaran 2 buah Baik 1/ruangan
24 Lemari obat 1 buah Baik 2/ruangan
25 Lampu darurat 0 buah - 2/ruangan
26 Kereta obat 1 buah Baik 1/ruangan
27 Standar baskom 27 buah Baik 2/ruangan
28 Standar infus 47 buah Baik 1:1
29 Kursi lipat 0 buah Baik 5/ruangan
30 Manometer 02 16 buah Baik 2/ruangan
31 Tempat sampah non medis 12 buah Baik
32 Tempat sampah besar buah Baik
33 Tempat sampah medis 1 buah Baik
34 Tempat sampah infus 1 buah Baik
35 Tempat sampah jarum 1 buah Baik
36 Tempat sampah vial 1 buah Baik

52
Sumber : Nursalam 2015 Dan Hasil Observasi Penghitungan
Ulang Ruang Empu Tantular Tahun 2017 RSUD
“Kanjuruhan” Kepanjen.
Analisis :
Berdasarkan tabel diatas dan hasil observasi yang dilakukan
bahwa peralatan ruang Empu Tantular sudah mencukupi dan sebagian
besar sudah sesuai dengan standart.
c) Fasilitas Unggulan Ruang Bermain
Diruang Empu tantular juga terdapat fasilitas unggulan yaitu
ruang untuk terapi bermain/ ruang bermain yang berada di sebelah utara
bersebelahan dengan kamar 7, di wilayah kepanjen hanya terdapat di
RSUD Kanjuruhan Kepanjen.
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan
salah satu alat paling efektif untuk mengatasi stres anak. Karena
hospitalisasi menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan sering
disertai stres berlebihan, maka anak-anak perlu bermain untuk
mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat
koping dalam menghadapi stres (Wong, et al, 2008).
Tabel 3. 16 Fasilitas yang Ada Diruang Bermain Empu Tantular
No Nama Barang Jumlah
1 Krayon 11 buah
2 Bola 4 keranjang
3 Balok susun 1 keranjang
4 Mobil-mobilan 1 buah
5 Puzzle 30 buah
6 Timbangan sembako 1 buah
7 Alat masak 1 buah
8 Pensil warna 5 buah
9 Donat susun 2 set
10 Bola basket dan ringnya 2 set
11 Bola voli 1 buah
12 Boneka singa 1 buah
13 Mainan beras 11 toples
14 Papan tulis kecil 1 buah
15 Mainan stetoskop 2 buah
16 Boneka barbie 2 buah
17 Boneka superman 1 buah

53
18 Boneka anak 1 buah
19 Majalah 3 buah
20 Buku mewarnai 2 buah
21 Buku belajar menulis dan menghitung 2 buah
22 Kertas lipat 3 pack
23 Gambar buah-buahan 3 lembar
24 Gambar huruf 1 lembar
25 Gambar hewan 11 lembar
26 Gambar binatang jinak 1 lembar
27 Gambar macam-macam warna 1 lembar
28 Lemari kaca 1 buah
29 Lemari kayu 1 buah
30 Lemari besi 1 buah
31 Kursi anak 3 buah
32 Tempat sampah 1 buah
33 Meja 1 buah
34 Kursi 1 buah
35 Jam dinding 2 buah
36 Mukena 2 stel
37 Kaca 1 buah
38 Wastafel 1 buah
39 Keset 1 buah
40 Kamar mandi 1 ruang

1) Masa Bayi (0 - 1 tahun)


Contoh alat permaianan yang dianjurkan adalah benda yang aman
untuk dimasukan kemulut, boneta orang / binatang yang lunak, mainan
yang bersuara, bola dan lain-lain.
Tabel 3. 17 Fasilitas Ruang Bermain untuk Masa Bayi (0 - 1 tahun)
No Nama Barang
1 Bola
2 Boneka singa
3 Donat susun

2) Masa Balita (2 - 3 tahun)


Alat permainan yang dianjurkan bagi anak pada masa ini,
misalnya lilin yang dapat dibentuk, alat untuk menggambar, puzzle
sederhana, manik-manik, dan alat- alat rumah tangga.

54
Tabel 3. 18 Fasilitas Ruang Bermain untuk Masa Balita (2 - 3 tahun)
No Nama Barang
1 Bola
2 Balok susun
3 Mobil-mobilan
4 Donat susun
5 Mainan stetoskop
6 Boneka barbie,superman
7 Gambar hewan

3) Masa Prasekolah (4 – 5 tahun)


Alat permainan yang dianjurkan, misalnya, buku, majalah, alat
tulis, / krayon, balok, dan aktivitas berenang. Dalam bermain, anak
hendaknya memiliki teman.
Tabel 3. 19 Fasilitas Ruang Bermain untuk Masa Prasekolah (4–5 tahun)
No Nama Barang
1 Krayon
2 Balok susun
3 Mobil-mobilan
4 Puzzle
5 Timbangan
6 Alat masak
7 Pensil warna
8 Bola basket dan ringnya
9 Mainan beras
10 Papan tulis kecil
11 Boneka barbiedan superman
12 Buku mewarnai
13 Buku belajar menulis dan berhitung
14 Kertas lipat
15 Gambar macam-macam warna, huruf dan hewan

4) Anak Usia Sekolah (6 – 12 tahun)


Jenis-jenis permainan pada usia 6-8 tahun yaitu puzzle, kartu,
buku, alat untuk mencat / melukis, dan bersepeda, sedangkan pada anak
yang berusia 8-12 tahun permainan yang dapat dilakukan adalah olah
raga, membaca buku, mengumpulkan perangko, dan bermain kartu (
Suherman, 1999 ).

55
Tabel 3. 20 Fasilitas Ruang Bermain untuk Anak Usia Sekolah (6 – 12
tahun)
No Nama Barang
1 Majalah
2 Krayon
3 Puzzle
4 Pensil warna
5 Bola basket dan ringnya
6 Papan tulis kecil
7 Buku mewarnai
8 Buku menulis dan berhitung
9 Kertas lipat
10 Gambar macam-macam warna, huruf dan binatang

56
3. METHOD
a. Penerapan Model MAKP
1) Struktur MAKP ruangan
Ruang Empu Tantular Rumah Sakit Unit Daerah “Kanjuruhan”
Kepanjen telah menerapkan model MAKP seperti yang seharusnya
dilakukan di rumah sakit. Ruang Empu Tantular menggunakan Model
Asuhan Keperawatan Profesional Tim, yaitu suatu metode dimana seorang
perawat profesional memimpin sekolompok tenaga keperawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan kelompok klien melalui upaya
kooperatif dan kolaboratif. Ruang Empu Tantular terdiri dari seorang
kepala ruang, seorang wakil kepala ruang, dan 18 perawat pelaksana
dengan pembagian 1 kepala ruang (KaRu), 1 wakil kepala ruangan
(WaKaRu), 2 perawat primer (KaTim), 3 penanggung jawab tim (PJ), dan
11 perawat pelaksana.
Gambar 3.2 Metode Tim

Kepala Ruangan

Ketua TIM 1 Ketua TIM 2

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

Klien Klien

Analisa:
Penggunaan metode MAKP Tim di ruang Empu Tantular sudah
berjalan dengan baik dengan dibentuknya Tim 1 dan 2 di ruang Empu
Tantular.

57
2) Uraian tugas
a. Kepala Ruangan
Tabel 3.21 Uraian Tugas Kepala Ruangan
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
Dilakukan
1. Melaksanakan fungsi perencanaan,
meliputi:
a. Menyusun rencana kerja Kepala
D
Ruangan.
b. Menyusun rencana kebutuhan tenaga
keperawatan dari segi jumlah, kualitas
D
di ruang rawat, dan koordinasi dengan
kepala bidang keperawatan.
c. Merencanakan jumlah dan jenis
peralatan yang diperlukan, sesuai D
dengan kebutuhan.
d. Merencanakan dan menentukan model
asuhan keperawatan yang
D
diselenggarakan sesuai dengan
kebutuhan pasien.
2. Melaksanakan fungsi pergerakan dan
pelaksanaan, meliputi:
a. Mengatur dan mengkoordinasikan
seluruh kegiatan pelayanan diruang D
rawat masing-masing.
b. Menyusun dan mengatur jadwal dinas
tenaga keperawatan dan tenaga lain
D
diruang rawat masing-masing sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
c. Melaksanakan orientasi kepada tenaga
keperawatan baru atau tenaga lain
D
yang akan bekerja diruang rawat
masing-masing.
d. Melaksanakan orientasi kepada siswa
atau mahasiswa keperawatan yang
D
menggunakan ruang rawatnya sebagai
lahan praktek.
e. Melaksanakan program orientasi
kepada pasien dan keluarganya
tentang peraturan rumah sakit, tata
tertib ruangan, fasilitas yang ada, dan D
cara pengunaannya.

f. Melaksanakan bimbingan dan


D
pembinaan kepada perawat pelaksana

58
dalam kepatuhan terhadap SPO dan
standar pelayanan keperawatan.
g. Mengadakan pertemuan berkala
dengan pelaksana keperawatan dan
D
tenaga lain yang berada dibawah
tanggung jawabnya.
h. Mengatur dan mengkoordinasikan
penyediaan, penggunaan,
penyimpanan dan pemeliharaan alat-
D
alat keperawatan, alat medis, obat, dan
bahan yang diperlukan agar selalu
dalam kondisi siap pakai.
i. Mengelompokkan pasien dan
mengatur penempatannya diruang
rawat inap menurut tingkat kegawatan,
D
infeksi atau non infeksi, dan untuk
kelancaran pemberian asuhan
keperawatan.
j. Memelihara kebersihan dan ketertiban
ruang perawatan melalui koordinasi D
dengan petugas terkait.
k. Meneliti pengisian formulir sensus
D
harian pasien diruangan.
l. Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan
pengendalian mutu pelayanan D
keperawatan dan patient safety.
m. Memberikan penyuluhan kesehatan
terhadap pasien dan keluarga sebatas T
kewenangannya.
n. Memelihara atau mengembangkan
sistem pencatatan, pelaporan sistem
D
asuhan keperawatan, dan kegiatan
yang dilakukan.
o. Mengatur pelaksanaan operan dinas
D
jaga.
p. Membuat laporan harian mengenai
pelaksanaan asuhan keperawatan, serta
kegiatan lainnya diruang rawat untuk D
disampaikan kepada atasan.

3. Melaksanakan fungsi pengawasan,


pengendalian, dan penilaian, meliputi:
a. Melakukan supervise pelaksanaan
asuhan keperawatan yang telah D
ditentukan.
b. Mengawasi atau mengendalikan
pendayagunaan peralatan perawatan,
D
serta stok obat secara efektif dan
efisien.

59
c. Mengawasi pelaksanaan pencatatan
dan pelaporan kegiatan asuhan D
keperawatan.
4. Melaksanakan fungsi administrasi,
meliputi:
a. Menyusun laporan mutu asuhan
D
keperawatan.
b. Menyusun laporan kegiatan pelayanan
D
di ruang rawat.
c. Menyusun laporan inventaris. T
d. Menyusun laporan patient safety. T

b. Penanggung Jawab Shif


Tabel 3.22 Uraian Tugas Penanggung Jawab Shif
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
Dilakukan
1. Mengatur, mengkoordinasikan, dan
mengawasi seluruh kegiatan pelayanan
D
diruangan yang menjadi tanggung
jawabnya.
2. Melaksanakan protap-protap yang
D
berlaku di unit keperawatan.
3. Melaksanakan kerjasama yang baik
dengan perawat pelaksana guna D
kelancaran tugas.
4. Mendampingi visite dokter dan
mencatat instruksi dokter, khususnya
D
bila ada perubahan program pengobatan
pasien.
5. Memberikan asuhan keperawatan
dengan pendekatan proses keperawatan D
sesuai dengan kebutuhan pasien.
6. Memberikan bimbingan kepada teman
sekerja untuk memberikan asuhan D
keperawatan.
7. Memelihara hubungan kerja sama yang
D
baik dengan pasien dan keluarganya.
8. Membuat laporan harian ruangan
tentang pelaksanan asuhan keperawatan,
D
perkembangan pasien, masalah
ketenagaan, dan sarana.
9. Mengevalusi asuhan keperawatan yang
D
telah dilaksanakan.
10. Melaksanakan serah terima tugas
kepada penanggung jawab shift
D
selanjutnya secara lisan maupun tulisan
dengan benar.

60
11. Mewakili kepala ruangan apabila
berhalangan hadir atau tidak masuk D
kerja.
12. Melaksanakan penilaian kinerja bagi
pelaksana perawatan dan tenaga lain
dibagian perawatan yang berada D
dibawah tanggung jawab untuk berbagai
kepentingan.
13. Mengawasi dan menilai siswa atau
mahasiswa dari instansi pendidikan
keperawatan untuk memperoleh
pengalaman belajar, sesuai dengan D
tujuan program pendidikan yang telah
ditentukan oleh instansi pendidikan
yang bersangkutan.

c. Perawat Pelaksana
Tabel 3.23 Uraian Tugas Perawat Pelaksana
Tidak
Uraian Tugas Dilakukan
Dilakukan
1. Memelihara kebersihan ruang rawat dan
D
lingkungannya.
2. Menerima pasien baru sesuai dengan
D
prosedur dan ketentuan yang berlaku.
3. Memelihara peralatan keperawatan dan
medis agar selalu dalam keadaan siap D
pakai.
4. Melaksanakan program orientasi kepada
pasien tentang ruangan dan lingkungan,
peraturan, tata tertib yang berlaku,
D
fasilitas yang ada, cara penggunaannya,
serta kegiatan rutin sehari-hari di
ruangan.
5. Menciptakan hubungan kerjasama yang
D
baik dengan pasien dan keluarga.
6. Melakukan pengkajian keperawatan
D
sesuai dengan kemampuan.
7. Menyusun rencana keperawatan sesuai
D
dengan kemampuannya.
8. Melaksanakan tindakan keperawatan
kepada pasien sesuai dengan kebutuhan D
dan batas kemampuannya, antara lain:
a. Melaksanakan tindakan pengobatan
sesuai dengan program pengobatan. D
b. Memberi penyuluhan kesehatan pada
pasien dan keluarganya mengenai D
penyakit.

61
9. Melatih atau membantu pasien untuk
D
melakukan latihan gerak.
10. Mendampingi visite dokter dan
mencatatat instruksi dokter, khususnya
D
bila ada perubahan pada program
pengobatan pasien.
11. Melakukan pertolongan pertama pada
pasien dalam keadaan darurat secara
tetap dan benar sesuai dengan kebutuhan.
D
Selanjutnya segera melaporkan tindakan
yang telah dilakukan kepada dokter yang
bertanggung jawab.
12. Melakukan evaluasi tindakan
keperawatan sesuai dengan batas D
kemampuannya.
13. Membantu merujuk pasien pada petugas
D
kesehatan atau institusi lain.
14. Mengobservasi kondisi pasien,
selanjutnya melakukan tindakan yang
tepat berdasarkan hasil observasi D
tersebut, sesuai dengan batas
kemampuannya.
15. Berperan serta dengan anggota tim
kesehatan dalam membahas kasus dan
upaya meningkatkan mutu keperawatan. D

16. Melaksanankan tugas pagi, sore, malam,


dan hari libur secara bergiliran sesuai D
dengan jadwal dinas.
17. Mengikuti pertemuan berkala yang
D
diadakan oleh kepala ruang rawat.
18. Meningkatkan pengetahuan dan
D
keterampilan di bidang keperawatan.
19. Melaksanakan sistem pelaporan dan
pencatatan asuhan keperawatan yang
D
tepat dan benar sesuai dengan standar
asuhan keperawatan.
20. Melaksanakan serah terima tugas kepada
petugas pengganti secara lisan maupun D
tertulis pada saat pergantian dinas.
21. Melaksanakan perawatan pasien dalam
keadaan sakaratul maut dan merawat
D
jenazah sesuai dengan prosedur yang
berlaku.
22. Menyiapkan pasien yang akan pulang,
meliputi:

62
a. Menyediakan formulir untuk
penyelesaian administrasi, seperti:
- Resep obat untuk dirumah, jika
diperlukan.
- Kelengkapan pengisian status
D
pasien.
- Surat rujukan atau pemeriksaan
ulang.
- Surat keterangan istirahat sakit,
jika diperlukan.
b. Memberi penyuluhan kesehatan
kepada pasien dan keluarganya sesuai
dengan keadaan dan kebutuhan pasien,
mengenai:
- Diit.
- Pengobatan yang perlu dilanjutkan
dan cara penggunaannya. D
- Pentingnya pemeriksaan ulang di
rumah sakit atau institusi
pelayanan kesehatan lain.
- Cara hidup sehat, seperti cara
pengaturan makan dan istirahat.

c. Melatih pasien dalam menggunakan


alat bantu yang dibutuhkan. D
d. Melatih pasien untuk melaksanakan
tindakan keperawatan yang pernah D
dilakukan di rumah sakit.
e. Mengantar pasien yang akan pulang
sampai pintu keluar ruang rawat. T
23. Membuat resume saat pasien keluar
rumah sakit (pulang, pindah rumah sakit D
lain, rujuk, dan meninggal).

3) Justifikasi Kelompok Terhadap MAKP di Ruangan


Model MAKP tim di dalam ruangan telah berjalan dengan baik.
Metode tim yang diterapkan di ruang Empu Tantular berdampak pada
kualitas asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan di ruang Empu
Tantular berjalan dengan baik dapat dilihat dari cara pendokumentasian.
Pendokumentasian yang dilakukan di ruang Empu Tantular lengkap,
karena ada yang bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan.
Ruang Empu Tantular telah menjadi model asuhan keperawatan
yang dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan

63
terjangkau. Pelayanan kesehatan yang berkualitas juga dapat dipengaruhi
oleh asuhan keperawatan. Asuhan keperawatan yang berkualitas dimulai
dari pengkajian, diagnosis, rencana asuhan keperawatan, implementasi,
dan evaluasi. Oleh karena itu, ruangan Empu Tantular sangat cocok
dengan metode tim karena ada yang bertanggung jawab terhadap asuhan
keperawatan sehingga terwujud pelayanan kesehatan yang berkualitas dan
mempunyai daya saing.
4) Timbang Terima atau Operan
Dari hasil pengkajian mulai tanggal 30 April 2018 timbang terima
dilakukan rutin setiap pergantian shift, pelaksanaannya juga sudah sesuai
dengan waktu yang ditentukan (pagi: jam 07.00, siang: jam 14.00, malam:
jam 21.00). Timbang terima dilakukan dengan terstruktur dan dilakukan
pada semua perawat, jika semua perawat sudah datang maka dilakukan
timbang terima. Prosentase timbang terima yang sesuai dengan SOP, yaitu
100%. Hasil observasi berdasarkan SOP dan waktu dimulainya timbang
terima adalah sebagai berikut:
Tabel 3.24 Hasil Observasi Proses Timbang Terima

Evaluasi
No Langkah-Langkah
30/04/2018 01/05/2018 02/05/2018

1 Kedua kelompok dinas sudah D D D


siap.
2 Shift yang mau menyerahkan D D D
atau mengoperkan
mempersiapkan hal-hal yang
akan disampaikan.
3 Katim atau kepala jaga yang D D D
mau menyerahkan dan
mengoperkan dapat
menyampaikan:
a. Identifikasi klien (nama,
umur, dan no register).
b. Diagnosa medis.
c. Kondisi umum klien.
d. Diagnosa keperawatan dan
data fokus yang menunjang
sistem.

64
e. Tindakan keperawatan yang
sudah di lakukan dan
hasilnya.
f. Rencana tindak lanjut untuk
yang menerima operan.
4 Penyampaian nomor 3 dilakukan D D D
dengan jelas, singkat, akurat,
dan tidak terburu-buru.
5 Ketua tim dan semua anggota D D D
tim bersama-sama langsung
melihat keadaan klien.
6 Tim yang mengoperkan tugas D D D
memberikan kesempatan kepada
tim yang akan menjalankan
tugas untuk bertanya.
7 Tim yang mengoperkan tugas D D D
menyerahkan semua berkas
catatan perawatan kepada tim
yang akan menjalankan tugas
untuk menerima operan alat.
8 Karu mempersilahkan perawat D D D
yang dinas malam untuk
meninggalkan ruangan.
9 Dilanjutkan ke pre-conference. D D D
TOTAL 9 9 9
Prosentase % 100% 100% 100%
Keterangan:
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa 100% operan dilakukan


dengan baik. Timbang terima selalu dilakukan saat pre conference di
ruangan. Timbang terima dilakukan dengan perawat yang akan jaga shift
berikutnya.

 Timbang terima pasien baru


Dalam setiap perpindahan pasien baru di ruang Empu Tantular, pasien
dan keluarga telah diorientasikan terlebih dahulu. Selama observasi sejak
tanggal 30 April 2018 orientasi pasien telah dilakukan dengan baik.
Berdasarkan SPO penerimaan pasien baru di RSUD Kanjuruhan
Kepanjen, hal-hal mengenai orientasi pasien baru seperti, denah ruangan,

65
dan peraturan yang ada diruangan telah diorientasikan kepada pasien dan
keluarga dengan baik.

 Pre dan post conference


1) Pre conference
Conference adalah diskusi kelompok tentang beberapa aspek klinik
dan kegiatan konsultasi (Nursalam, 2006). Pre conference adalah
diskusi tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan
keperawatan pada pasien. Post conference adalah diskusi tentang
aspek klinik sesudah melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien.
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 30 April 2018-02 Mei 2018, pre
dan post conference di ruang Empu Tantular telah dilakukan.

Tabel 3.25 Hasil Observasi Pre Conference


Evaluasi
c Langkah-Langkah
30/04/2018 01/05/2018 02/05/2018
1 Kepala ruang atau Ketua Tim D D D
mengucapkan salam dan
memimpin do’a terlebih
dulu.
2 Berikan pengarahan kepada D D D
anggota tim tentang rencana
kegiatan pada shift pagi.
3 Lakukan pembagian tugas D D D
kepada tim.
4 Berikan kesempatan pada D D D
perawat dinas malam untuk
melaporkan pasien
kelolaannya, serta membagi
tugas kepada anggota tim.
5 Berikan kesempatan kepada D D D
Tim yang lain untuk
mendiskusikan, bertanya,
menanggapi, dan
memberikan masukan.
6 Karu memberikan D D D
kesempatan kepada katim
pagi untuk
mempresentasikan kasus
khusus yang menjadi
prioritas, meliputi:

66
a. Identifikasi klien:nama,
umur, dan no register.
b. Diagnosa medis.
c. Diagnosa keperawatan
dan data fokus yang
menunjang sistem.
d. Tindakan keperawatan
yang sudah dilakukan dan
hasilnya.
e. Rencana tindak lanjut.
f. Perubahan terapi medis.
7 Karu atau Katim mencatat D D D
hasil diskusi anggota tim.
8 Karu memberikan D D D
kesimpulan dari diskusi yang
telah dilakukan.
9 Karu memberikan penekanan D D D
pada hal-hal yang perlu di
perhatikan.
10 Tanyakan kesiapan anggota D D D
tim untuk melakukan
kegiatan pelayanan
keperawatan.
11 Sampaikan kontrak waktu D D D
untuk pelaksanaan middle
conference atau post
conference.
12 Mengucapkan salam. D D D
13 Mengucapkan selamat D D D
bekerja.
TOTAL 13 13 13
Prosentase 100% 100% 100%

Keterangan:
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan

Berdasarkan tabel 3.18 diatas dapat dilihat bahwa 100% pre


conference di ruangan dilaksanakan secara terstruktur dan baik.

67
2) Post conference
Tabel 3.26 Hasil Observasi Post Conference
Evaluasi
c Langkah-Langkah
30/04/2018 01/05/2018 02/05/2018

1 Kepala ruang atau D D D


Ketua Tim
mengucapkan salam.
2 Jelaskan tujuan D D D
konferensi akhir.
3 Memberikan D D D
kesempatan kepada
Katim untuk
mempresentasikan
kasus khusus yang
menjadi prioritas,
meliputi :
a. Identifikasi klien:
Nama, umur, dan
no register.
b. Diagnosa medis.
c. Diagnosa
keperawatan dan
data fokus yang
menunjang sistem.
d. Tindakan
keperawatan yang
sudah dilakukan
dan hasilnya.
e. Rencana tindak
lanjut.
f. Masalah yang
dihadapi.
4 Berikan kesempatan D D D
kepada tim yang lain
untuk mendiskusikan,
bertanya, menanggapi,
dan memberikan
masukan.

5 Karu atau Katim D D D


mencatat hasil diskusi
anggota tim.
6 Memberikan pujian D D D
akan apa yang telah

68
dilaksanakan dengan
baik.
7 Karu memberikan D D D
kesimpulan dari
diskusi yang telah
dilakukan.
8 Mengevaluasi D D D
hambatan yang
dialami setiap anggota
tim.
9 Mengucapkan D D D
terimakasih atas
kerjasama anggota tim.
10 Mengucapkan salam. D D D
TOTAL 10 10 10
Prosentase % 100% 100% 100%
Keterangan:
D : Dilakukan
T : Tidak Dilakukan
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 30 April 2018-02 Mei
2018. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui selama 3 hari langkah-
langkah post conference yang dilakukan, yaitu 100% atau dapat
disimpulkan bahwa post conference di ruang Empu Tantular
dilaksanakan secara terstruktur dan baik.

Analisa:

Dari hasil pengkajian post conference di ruang Empu Tantular


dilaksanakan, hanya saja di ruang Empu Tantular menggunakan
sistem pendelegasian dimana saat post conference tidak harus ada
kepala ruang, bisa didelegasikan kepada Katim yang bertugas pada
hari itu.

5) Ronde Keperawatan
Dari hasil observasi dan wawancara dari tanggal 30 April 2018-02 Mei
2018 di ruang Empu Tantular sudah dilakukan ronde keperawatan oleh
perawat ruangan yang terdiri dari KaRu, perawat pelaksana, dokter, ahli
gizi, dan apoteker namun tidak semua datang dan ronde keperawatan

69
terakhir dilakukan 2 bulan yang lalu. Diskusi kondisi klien dilakukan antar
perawat dengan dokter pada saat setelah visite.
6) Discharge Planning
Discharge Planning adalah suatu proses dimana mulainya pasien
mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan
perawatan baik dalam proses penyembuhan maupun dalam
mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk
kembali ke lingkungannya. Discharge planning yang dilakukan di ruang
Empu Tantular selama pengkajian sudah direncanakan sejak klien MRS.
Hasil pengkajian selama tanggal 30 April 2018-02 Mei 2018 dapat dilihat
pada tabel dibawah. Berdasarkan tabel diketahui bahwa 100% item pada
discharge planning telah dilakukan seluruhnya. Format discharge
planning yang digunakan di ruangan.
Tabel 3.27 Discharge Planning

Tanggal
No Indikator
30/04/2018 01/05/2018 02/05/2018
1 Mengkaji nama pasien. D D D
Mendokumentasikan tanggal D D D
2
masuk.
Mendokumentasikan tanggal D D D
3
keluar.
Mendokumentasikan nomor D D D
4
rekam medis.
Mendokumentasikan ruang dan D D D
5
kelas klien.
Mendokumentasikan dokter D D D
6
yang merawat.
Mendokumentasikan diagnosa D D D
7
medis.
Mendokumentasikan diagnosa D D D
8
keperawatan potensial.
Mendokumentasikan jenis D D D
9
tindakan yang diberikan.
Mengkaji riwayat penyakit D D D
10
klien.
Melakukan pemeriksaan fisik D D D
11
dan mendokumentasikan.
Mendokumentasikan hasil D D D
12
laboratorium.

70
Mendokumentasikan terapi yang D D D
13
telah diterima.
Mendokumentasikan penyebab D D D
14
kematian bila perlu.
Mendokumentasikan keadaan D D D
15 waktu pulang atau keluar.
Mendokumentasikan tanggal D D D
16
kontrol ulang.
Mengisi nama dan tanda tangan D D D
17
perawat.
TOTAL 17 17 17
Prosentase (%) 100% 100% 100%

7) Pendidikan Kesehatan
Saat dilakukan observasi di ruang Empu Tantular pada tanggal 30 April
2018-02 Mei 2018 sudah dilakukan pendidikan kesehatan pada pasien baru
oleh perawat ruangan.

8) Sentralisasi obat
Menurut hasil wawancara mengenai sentralisasi obat dibagi menjadi
dua jenis berdasarkan pasien umum dan BPJS dimana pada pasien umum
dan BPJS pembagian resep obat langsung diberikan kepada keluarga
pasien, ketika pengambilan obat di apotek dan petugas dari apotek itu
sendiri yang bertugas untuk memberi penjelasan mengenai obat yang
diresepkan terhadap keluarga pasien. Obat-obat yang telah di resepkan
dengan lembar resep, kemudian diantarkan oleh keluarga pasien ke perawat
ruangan di cek ulang obat dan setelah sesuai di taruh di loker obat.

71
Gambar 3.3 Alur Obat

Dokter mengadviskan

Perawat menulis di blanko obat

Apoteker meresepkan

Resep dibawa ke apotek oleh keluarga pasien

Proses farmasi

Obat selesai dibawa ke ruangan

Keluarga pasien menyerahkan ke perawat


ruangan

Perawat ruangan cek ulang obat dan setelah


sesuai ditaruh diloker obat pasien

Memberikan obat ke pasien


menggunakan tanda bukti

Analisa:
Dari hasil observasi dan pengkajian menunjukkan bahwa logistik dan
obat sudah dilakukan sentralisasi obat di setiap pasien.
9) Penerapan Supervisi

72
Kegiatan supervisi di ruang Empu Tantular jarang dilakukan, karena
faktor kesibukan pegawai yang sibuk dengan pekerjaannya masing-masing.
Di samping itu, juga disebabkan oleh keterbatasan pegawai sehingga
kegiatan supervisi dilakukan oleh Kepala Ruang atau Kepala Tim.
Analisa:
Kegiatan supervisi dilakukan oleh pengawas rumah sakit yang tiap
shiftnya mensupervisi ruangan tidak hanya di ruang Empu Tantular.
10) Dokumentasi
Dokumentasi keperawatan sudah mencakup pengkajian dan diagnosa
keperawatan sampai evaluasi yang mencakup SOAP. Catatan
perkembangan pasien dibuat setiap hari secara berkesinambungan, sesuai
dengan kondisi pasien saat itu. Pendokumentasian telah dilakukan dengan
baik, karena terdapat pembagian tugas yang jelas oleh tim.
Pendokumentasian proses keperawatan dari 43 pasien yang dirawat pada
tanggal 30 April 2018-02 Mei 2018 di ruang Empu tantular dapat
disimpulkan bahwa:
1. Pengkajian
Pengkajian pasien yang dicatat dengan pedoman pengkajian dan
masalah dirumuskan berdasarkan kesenjangan antara status kesehatan
dengan norma dan fungsi kehidupan sudah dilakukan semua dengan
prosentase 100%. Sementara itu, data yang dikaji sejak pasien datang
sampai pulang sebanyak 0%.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dirumuskan berdasarkan masalah dan
diagnosa yang dirumuskan berdasarkan actual atau potensi sudah
dilakukan semua dengan prosentase 100%.

73
Tabel 3.28 Pendokumentasian Proses Keperawatan
Tanggal 30 April 2018
Kode Berkas %
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A Pengkajian
1 Mencatat data yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dikaji sesuai dengan
pedoman pengkajian.
2 Data dikelompokkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
(bio, psiko, sosial, dan
spiritual).
3 Data dikaji sejak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pasien masuk sampai
pulang.
4 Masalah dirumuskan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
berdasarkan
kesenjangan antara
status kesehatan
dengan pola fungsi
kehidupan.
Sub Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100%

Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

B Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa keperawatan
berdasarkan masalah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang telah
dirumuskan.

74
2 Diagnosa keperawatan
mencerminkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
PE/PES.
3 Merumuskan diagnosa
keperawatan actual √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
atau potensial.
Sub Total
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

C Rencana Tindakan
1 Berdasarkan diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan.
2 Disusun menurut √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
urutan prioritas.
3 Rumusan tujuan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengandung
komponen pasien atau
subjek perubahan,
perilaku, kondisi
pasien, dan kriteria.
4 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengacu pada tujuan
dengan kalimat
perintah, terinci, dan
jelas yang melibatkan
pasien dan keluarga.
5 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menggambarkan

75
keterlibatan pasien
atau keluarga.
6 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menggambarkan
kerjasama dengan tim
kesehatan lain.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
D Tindakan Keperawatan
1 Tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dilaksanakan mengacu
pada rencana
perawatan.
2 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengobservasi respon
pasien terhadap
tindakan keperawatan.
3 Revisi tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
berdasarkan hasil
evaluasi.
4 Semua tindakan yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
telah dilaksanakan
dicatat ringkas dan
jelas.
E Evaluasi Keperawatan
1 Evaluasi mengacu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pada tujuan.
2 Hasil evaluasi dicatat. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%

Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%

76
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
F Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis pada format √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang baku.
2 Pencatatan dilakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
sesuai dengan
tindakan yang
dilaksanakan.
3 Pencatatan ditulis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dengan jelas, ringkas,
istilah baku, dan
benar.
4 Setiap melakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan atau kegiatan
perawat
mencantumkan paraf,
nama jelas, tanggal,
dan jam dilakukan
tindakan.
5 Berkas catatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan disimpan
sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.
Sub Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

77
Tanggal 01 Mei 2018
Kode Berkas %
No Aspek Yang Dinilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A Pengkajian
1 Mencatat data yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dikaji sesuai dengan
pedoman pengkajian.
2 Data dikelompokkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
(bio, psiko, sosial, dan
spiritual).
3 Data dikaji sejak √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pasien masuk sampai
pulang.
4 Masalah dirumuskan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
berdasarkan
kesenjangan antara
status kesehatan
dengan pola fungsi
kehidupan.
Sub Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100%

Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

B Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa keperawatan
berdasarkan masalah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang telah
dirumuskan.

78
2 Diagnosa keperawatan
mencerminkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
PE/PES.
3 Merumuskan diagnosa
keperawatan actual √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
atau potensial.
Sub Total
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

C Rencana Tindakan
1 Berdasarkan diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan.
2 Disusun menurut √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
urutan prioritas.
3 Rumusan tujuan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengandung
komponen pasien atau
subjek perubahan,
perilaku, kondisi
pasien, dan kriteria.
4 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengacu pada tujuan
dengan kalimat
perintah, terinci, dan
jelas yang melibatkan
pasien dan keluarga.
5 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menggambarkan

79
keterlibatan pasien
atau keluarga.

6 Rencana tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%


menggambarkan
kerjasama dengan tim
kesehatan lain.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
D Tindakan Keperawatan
1 Tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dilaksanakan mengacu
pada rencana
perawatan.
2 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengobservasi respon
pasien terhadap
tindakan keperawatan.
3 Revisi tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
berdasarkan hasil
evaluasi.
4 Semua tindakan yang √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
telah dilaksanakan
dicatat ringkas dan
jelas.
E Evaluasi Keperawatan
1 Evaluasi mengacu √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pada tujuan.
2 Hasil evaluasi dicatat. √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%

80
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

F Catatan Asuhan Keperawatan


1 Menulis pada format √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
yang baku.
2 Pencatatan dilakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
sesuai dengan
tindakan yang
dilaksanakan.
3 Pencatatan ditulis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dengan jelas, ringkas,
istilah baku, dan
benar.
4 Setiap melakukan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan atau kegiatan
perawat
mencantumkan paraf,
nama jelas, tanggal,
dan jam dilakukan
tindakan.
5 Berkas catatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawatan disimpan
sesuai dengan
ketentuan yang
berlaku.
Sub Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100%
Prosentase% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

81
Tanggal 02 Mei 2018
Aspek Kode Berkas %
No Yang 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Dinilai
A Pengkajian
1 Mencatat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
data yang
dikaji
sesuai
dengan
pedoman
pengkajian.
2 Data √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dikelompok
kan (bio,
psiko,
sosial, dan
spiritual).
3 Data dikaji √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
sejak pasien
masuk
sampai
pulang.
4 Masalah √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dirumuskan
berdasarkan
kesenjanga
n antara
status
kesehatan

82
dengan pola
fungsi
kehidupan.
Sub Total 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 100%

Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % % % % % %

B Diagnosa Keperawatan
1 Diagnosa
keperawata √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
n
berdasarkan
masalah
yang telah
dirumuskan.
2 Diagnosa
keperawata √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
n
mencermink
an PE/PES.
3 Merumuska
n diagnosa √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
keperawata
n actual
atau
potensial.
Sub Total
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 100%

83
Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % % % % %
%

C Rencana Tindakan
1 Berdasarkan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
diagnosa
keperawatan
2 Disusun √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
menurut
urutan
prioritas.
3 Rumusan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tujuan
mengandun
g komponen
pasien atau
subjek
perubahan,
perilaku,
kondisi
pasien, dan
kriteria.
4 Rencana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
mengacu
pada tujuan
dengan
kalimat
perintah,

84
terinci, dan
jelas yang
melibatkan
pasien dan
keluarga.
5 Rencana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
menggamba
rkan
keterlibatan
pasien atau
keluarga.
6 Rencana √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
menggamba
rkan
kerjasama
dengan tim
kesehatan
lain.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % % % % % %
D Tindakan Keperawatan
1 Tindakan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dilaksanaka
n mengacu
padarencana
perawatan.

85
2 Perawat √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengobserv
asi respon
pasien
terhadap
tindakan
keperawata
n.
3 Revisi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
berdasarkan
hasil
evaluasi.
4 Semua √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
tindakan
yang telah
dilaksanaka
ndicatat
ringkas dan
jelas.
E Evaluasi Keperawatan
1 Evaluasi √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
mengacu
pada tujuan.
2 Hasil √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
evaluasi
dicatat.
Sub Total 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6 100%
Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % % % % % %

86
F Catatan Asuhan Keperawatan
1 Menulis √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
pada format
yang baku.
2 Pencatatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
dilakukan
sesuai
dengan
tindakan
yang
dilaksanaka
n.
3 Pencatatan √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
ditulis
dengan
jelas,
ringkas,
istilah baku,
dan benar.
4 Setiap √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
melakukan
tindakan
atau
kegiatan
perawat
mencantum
kan paraf,
nama jelas,
tanggal, dan
jam

87
dilakukan
tindakan.
5 Berkas √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 100%
catatan
keperawatan
disimpan
sesuai
dengan
ketentuan
yang
berlaku.
Sub Total 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 100%
Prosentase 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100%
% % % % % % % % % % % % % % % % % %

88
11) Team Code Red
Tim code red adalah tim tanggap bencana kebakaran yang dilakukan
oleh sekelompok orang untuk memberikan bantuan untuk memadamkan
api. Sedangkan, di ruang Empu Tantular sudah ada jadwal pembagian tugas
di tim code red. Dengan jadwal tim code red di ruang Empu Tantular,
sebagai berikut:
Tabel 3.29 Pembagian Team Code Red
TEAM PAGI SORE MALAM
Rosalya Dinna Elly Karyani Safitri Aprilia
Nina Wulandari Mursilahwati Ratih Irma
Rusdianto Dwi Agus Qomariyah
Ekasari Rika Raharty Ali Maghfur

89
PENANGANAN KEADAAN DARURAT
CODE RED ATAU BAHAYA KEBAKARAN
STANDAR
PROSEDUROPERASIONAL

a. Tanggap darurat adalah tindakan yang dilakukan oleh orang atau


sekelompok orang dalam menghadapi keadaan darurat.
Pengertian b. Code Red adalah kode kejadian kebakaran, api dimana
ditemukannya asap atau bau benda yang terbakar.
c. Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada
tempatyang tidak kita kehendaki, dan merugikan pada umumnya
sukar dikendalikan.

a. Untuk memberikan pelaksanaan operasional kepada tim tanggap


darurat mengenai tindakan-tindakan yang harus diambil, jika
Tujuan terjadi kebakaran.
b. Meminimalkan timbulnya kejadian kebakaran dan dampak yang
diakibatkannya.
a. Helm merah: Bertugas sebagai pemadam api.
b. Helm kuning: Bertugas sebagai yang membantu evakuasi pasien.
c. Helm putih: Bertugas sebagai yang mengevakuasi dokumen
Pembagian Tim
penting ruangan.
d. Helm biru: Bertugas sebagai yang mengevakuasi peralatan atau
alat medis penting ruangan.
a. Pegawai yang melihat api:
1) Pegawai atau orang yang pertama kali mengetahui atau
melihat kebakaran segera mengambil APAR terdekat dan
berusaha untuk memadamkan api dan memberitahukan kepada
karyawan lainnya untuk menginformasikan keadaan kepada
Tim Tanggap Darurat atau Tim Tanggap Darurat Area
tersebut dan pihak keamanan area.
2) Pegawai atau orang yang pertama kali mengetahui atau
melihat kebakaran segera menghubungi Tim Tanggap Darurat
atau Tim Tanggap Darurat Area, jika tidak dapat
memadamkan api dan pihak keamanan RS TMC area tersebut.
3) Bagian Tim Komunikasi Tanggap Darurat menghubungi
Anggota Tim Tanggap Darurat untuk memberikan bantuan
pemadaman api.
Prosedur
4) Tim Komunikasi Tanggap Darurat menginformasikan keadaan
darurat ke semua penghuni gedung RS sesuai dengan SPO
Tim Komunikasi Tanggap Darurat RS, sesuai dengan Grade
Api.
5) Tim Komunikasi Tanggap Darurat menginformasikan ke
bagian pemeliharaan untuk memadamkan aliran listrik yang
tidak dibutuhkan, sesuai dengan Grade Api.
b. Kondisi keadaan:
1) Kondisi keadaan darurat terkendali, jika api padam langsung
laporkan kondisi Tim Komunikasi selanjutnya ke Ketua Tim
Tanggap Darurat.
2) Kondisi keadaan darurat tidak terkendali, jika api tidak padam,
koordinasikan dengan Tim Komunikasi Tanggap Darurat
untuk menghubungi pihak terkait (Dinas Pemadam

90
Kebakaran) dapat dilakukan sesuai dengan Grade, laporan dari
petugas dari lapangan, dan selanjutnya lapor ke Ketua Tim
Tanggap Darurat.
3) Kondisi memburuk, code purple aktif, code blue langsung
aktif, dan perintah untuk evakuasi semua penghuni lantai RS .
c. Bagian Komunikasi Tanggap Darurat menginformasikan
pengaktifan code purple berdasarkan intruksi dari Ketua Tanggap
Darurat atau Penanggung jawab area.
d. Tim Evakuasi mengarahkan seluruh penghuni lantai menuju area
titik kumpul.
e. Tim penanggung jawab dokumentasi dan evakuasi mendata
pasien, pengunjung atau karyawan area masing-masing, dan
melaporkan ke Ketua Tim Tanggap Darurat.
Unit Terkait Seluruh area Rumah Sakit

a. Formulir pengecekan alat pemadam api ringan.


b. Formulir pengecekan.
c. Daftar instansi berwenang dalam situasi darurat.
d. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
e. Undang-undang nomor 13 tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan.
f. Undang-undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana.
g. Kepmenkes Nomor 432 tahun 2007 tentang Pedoman Manajemen
K3 di Rumah Sakit.
Dokumen Terkait
h. Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No 186/Men/1999 tentang
Unit Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja.
i. Permenaker 04/87 P2K3.
j. Permenaker 05/96 SMK3.
k. Permenaker 04/80 APAR.
l. Permenaker 02/83 ALARM.
m. SPO penggunaan APAR.
n. SPO Code Blue Rumah sakit.
o. SPO Komunikasi Keadaan Darurat Rumah sakit.
a. Klasifikasi Kebakaran:
1) Kelas A
Bahan yang mudah terbakar (kertas, kayu, dan plastik).
Mengatasinya menggunakan air untuk menurunkan suhunya
sampai dibawah titik penyulutan, serbuk kering untuk
memastikan proses pembakaran atau menggunakan halogen
untuk memutuskan reaksi berantai kebakaran.
2) Kelas B
Kebakaran yang melibatkan bahan cairan. Mengatasinya
Hal-Hal yang Harus
dengan foam.
Diperhatikan
3) Kelas C
Kebakaran yang disebabkan oleh listrik yang bertegangan
untuk mengatasinya, yaitu dengan menggunakan bahan
pemadam kebakaran non kondusif agar terhindar dari sengatan
listrik.
4) Kelas D
Kebakaran pada bahan logam yang mudah terbakar seperti
titanium, alumunium, magnesium, dan kalium. Cara
mengatasinya, yaitu powder khusus kelas ini.

91
b. Kendalikan emosi diri yang dapat menimbulkan akibat fatal,
karena kepanikan.
c. Pastikan tidak ada barang yang anda bawa, sehingga menggangu
langkah evakuasi.
d. Tinggalkan gedung dan keluar melalui tangga darurat terdekat.
e. Tutup semua pintu dan jendela bila terdapat api.
f. Jangan menggunakan lift.
g. Jangan memasuki gedung kembali, kecuali ada izin dari yang
berwenang dan security.

92
4. M4

MONEY

1. Sistem Gaji
Sistem penggajian di RSUD Kanjuruhan dibedakan antara pegawai PNS
dan Non PNS. Berdasarkan hasil wawancara sistem penggajian untuk tenaga
PNS berdasarkan pangkat, golongan dan masa kerja dengan sumber gaji dari
pemerintah, sedangkan untuk tenaga Non PNS berdasarkan lama masa kerja
dan tingkat pendidikan dengan sumber gaji dari Rumah Sakit. Dan perawat
magang tidak memperoleh gaji.
Evaluasi kinerja dilakukan secara berkala setiap bulan sekali. Gaji
didistribusikan oleh rumah sakit kepada staf secara periodik setiap bulan. Gaji
distribusikan per tanggal satu setiap bulan.

93
2. Sumber Pendapatan Ruangan
Sumber pendapatan Ruang Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kepanjen
murni berasal dari pemerintah yang diatur oleh Rumah Sakit untuk dibagikan
ke setiap ruangan di Rumah Sakit sesuai kebutuhan yang tersentralisasi dari
setiap Instalasi Rawat Inap. Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa
sumber pendapatan Ruang Empu Tantular didapatkan dari jasa pelayanan
umum dan BPJS.
3. Tarif Rawat Inap
Ruang Empu Tantular terdiri dari ruang rawat inap kelas kelas I, II dan III
Semua tarif rawat inap di ruang Empu Tantular diatur oleh Peraturan Daerah
No 10 tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010.

Tabel 3. 30 Tarif pelayanan Ruangan Empu Tantular RSUD Kanjuruhan


No Jenis layanan Kelas I Kelas II Kelas III
1 Tarif kamar 150. 000/ hari 100. 000/ hari 55. 000/ hari
2 Registrasi rawat inap 20. 000 20. 000 20. 000
3 Jasa visite dokter spesialis 125. 000 100. 000 45. 000
5 Jasa asuhan keperawatan 22. 950/ hari 22. 950/ hari 22. 950/ hari
6 Konsultasi gizi 10. 000 10. 000 10. 000
7 Jasa konsultasi spesialis 125. 000 100. 000 45. 000
Kajian Data:

Dari hasil wawancara, RSUD Kanjuruhan adalah rumah sakit negeri dengan
sumber dana berasal dari pemerintah daerah.

MARKET

Market atau pasar adalah tempat di mana organisasi menyebarluaskan


(memasarkan) produknya. Memasarkan produk sangat penting sebab bila barang
yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya,
proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar merupakan
faktor yang menentukan dalam suatu organisasi atau perusahaan.

1. Daftar Daerah Asal Pasien di Ruang Empu Tantular pada Tanggal 30 April
2018 – 2 Mei 2018
Daftar Daerah Asal Pasien di ruang Empu Tantular pada tanggal 30 April
2018 – 2 Mei 2018 terdiri dari berbagai wilayah seperti Malang. Untuk

94
rincian daerah asal pasien per tanggal 30 April 2018 – 2 Mei 2018 dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3. 31 Daftar daerah asal pasien
No. Nama pasien Alamat
1 An. Um Pakisaji
2 An. Ar Sumberpucung
3 An. An Kepanjen
4 An. Aq Pakisaji
5 An. He Kepanjen
6 An. U.A Gondanglegi
7 An. No Gondanglegi
8 An. Bil Kepanjen
9 An. Sa Turen
10 An. R.D Kalipare
11 An. M.A Ampelgading
12 An. Ra Pakisaji
13 An. Ar Gondanglegi
14 An. Fa Wonosari
15 An. Kh Donomulyo
16 An. Ra Sumberpucung
17 An. Ve Kepanjen
18 An. An Gondanglegi
19 An. Sa Kepanjen
20 An. Re Dampit
21 An. Al Kepanjen
22 An. M.F Dampit
23 An. A.R Pagelaran
24 An. Ju Sumberpucung
25 An. Ka Kromengan
26 An. Ir Sumberpucung

2. Indikator Mutu Perhitungan rumah Sakit

1) BOR (Bed Occupancy Ratio = Angka Penggunaan Tempat Tidur)


Menurut Depkes RI (2005), BOR adalah prosentase pemakaian
tempat tidur pada satuan waktu tertentu. Indikator ini memberikan
gambaran tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah
sakit. Standar BOR menurut Depkes RI 2005 adalah 60-85%.
Rumus BOR adalah sebgai berikut:
Jumlah pasien × 100%
Jumlah tempat tidur
Jumlah TTdi Ruang Empu Tantular= 34 TT

95
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 30 April 2018 – 2 Mei 2018
penggunaan tempat tidur di ruang Empu Tantular adalah sebagai
berikut:
Tabel 3. 32 Perhitungan BOR Di Ruang Empu Tantular Tanggal 30
April 2018 – 2 Mei 2018 Rumah Sakit Kanjuruhan Kepanjen

Jumlah BOR
Tgl
(∑Px/∑Bed x 100%)
Bed Px
30 April 2018 34 20 58 %
1 Mei 2018 34 16 47 %
2 Mei 2018 34 17 50 %

Selama kurun waktu 3 hari antara tanggal 30 April – 2 Mei 2018


didapatkan rata–rata BOR sejumlah 52%. Nilai parameter BOR yang
ideal adalah antara 60-85% (Depkes RI, 2005). Dapat disimpulkan BOR
di ruang Empu Tantular selama 3 hari kurang sesuai.

2) ALOS (Average Length of Stay = Rata-rata lamanya pasien dirawat)


ALOS menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata lama rawat
seorang pasien dirawat. Indikator ini disamping memberikan gambaran
tingkat efisiensi, juga dapat memberikan gambaran mutu pelayanan,
apabila diterapkan pada diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang
perlu pengamatan yang lebih lanjut. Secara umum nilai ALOS yang
ideal antara 6-9 hari (Depkes, 2005).
Rumus Menghitung ALOS:

(jumlah lama dirawat)


(jumlah pasien keluar (hidup + mati)

Berdasarkan Pengkajian Pada Tanggal 30 April 2018 – 2 Mei 2018 di


ruang Empu Tantular didapatkan Data Sebagai Berikut:

96
Tabel 3. 33 lama pasien di rawat di ruang
No. Nama pasien Lama Pasien Dirawat
1 An. Um 3
2 An. Ar 3
3 An. An 3
4 An. Aq 4
5 An. He 4
6 An. U.A 6
7 An. No 6
8 An. Bil 3
9 An. Sa 3
10 An. R.D 4
11 An. M.A 5
12 An. Ra 5
13 An. Ar 3
14 An. Fa 4
15 An. Kh 6
16 An. Ra 4
17 An. Ve 5
18 An. An 2
19 An. Sa 3
20 An. Re 2
21 An. Al 2
22 An. M.F 2
23 An. A.R 1
24 An. Ju 1
25 An. Ka 1
26 An. Ir 1

 Jumlah pasien keluar (hidup+mati) = 7 + 4 + 5 = 16


 Total hari
Jumlah lama dirawat = 92 = 6 hari
16
Selama pengamatan selama 30 April 2018 – 2 Mei 2018 di ruang
Empu Tantular RSUD Kanjuruhan Kepanjen didapatkan hasil
perhitungan ALOS 6 hari. Menurut Depkes 2005 nilai ALOS yang ideal
adalah 6-9 hari sehingga ALOS di ruang Empu Tantular pada termasuk
baik.

3) TOI (Turn Over Interval = Tenggang perputaran)


TOI menurut Depkes RI (2005) adalah rata-rata hari dimana
tempat tidur tidak ditempati (dari setelah diisi ke saat terisi

97
berikutnya). Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi
penggunaan tempat tidur. Idealnya tempat tidur kosong tidak terisi
pada 1-3 hari.
Rumus TOI:

((jumlah tempat tidur × Periode) − Hari Perawatan)


(jmlh pasien keluar (hidup + mati)

(34 x 3) -7 = 95 = 6 hari
16 16

Dalam pengamatan selama 3 hari didapatkan TOI diruang


Empu Tantular sejumlah 6 hari yang idealnya 1-3 hari menurut
Depkes 2005, yang berarti kurang ideal.

4) BTO (Bed Turn Over = Angka perputaran tempat tidur)


BTO menurut Depkes RI (2005) adalah frekuensi pemakaian
tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai
dalam satu satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali.
Jumlah pasien keluar (hidup + mati)
(jumlah tempat tidur)

Jumlah pasien keluar (hidup+mati) selama 3 hari adalah = 16


Jumlah tempat tidur di ruang empu tantular = 34 tempat tidur
16 = 0,47 kali
34
BTO selama 3 hari di ruang empu tantular adalah 0,47 kali, rata-rata
BTO selama 1 tahun rata-rata adalah 57 kali. Idelanya adalah 40-50
kali. Jadi, BTO di ruang empu tantular melebihi standart.

5) Jenis Pembayaran Pasien


a. Jenis pembayaran

98
1) BPJS/JKN
Asuransi dari pemerintah (KIS, AsKes), Asuransi Mandiri,
pegawai pemerintah non negeri,pegawai swasta, pegawai
lain yang memenuhi kriteria pekerja penerima upah
2) Umum
Jenis pembayaran yang dibayar langsung oleh pasien atau
tanpa asuransi dari manapun.

99
5. M5 (MUTU)

1. KESELAMATAN PASIEN (PATIENT SAFETY)


Menurut sasaran keselamatan pasien (SKP) yang dikeluarkan oleh
Standar Akreditasi Rumah Sakit Edisi 1 (Kemenkes, 2011) dan JCI
Acreditation, maka sasaran tersebut meliputi 6 elemen berikut :
a. Sasaran I : Ketepatan identifikasi pasien
b. Sasaran II : Peningkatan komunikasi yang efektif
c. Sasaran III : Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-
alert medications)
d. Sasaran IV :Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur, tepat pasien
operasi.
e. Sasaran V :Pengurangan risiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
f. Sasaran VI : Pengurangan risiko pasien jatuh.

Sasaran I: Ketepatan identifikasi pasien, meliputi


standar berikut.
1) Pasien diidentifikasi menggunakan dua identitas pasien, tidak boleh
menggunakan nomor kamar atau lokasi pasien.
2) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian obat, darah, atau produk darah.
3) Pasien diidentifikasi sebelum pengambilan darah dan spesimen lain
untuk pemeriksaan klinis (lihat juga).
4) Pasien diidentifikasi sebelum pemberian pengobatan dan
tindakan/prosedur.
5) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik identifikasi yang konsisten
pada semua situasi dan lokasi.
Hasil Analisa :
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan selama tanggal 30 April 2018-
2 Mei 2018, perawat biasanya hanya mengidentifikasi identitas pasien dari
status pasien sebelum dilakukan tindakan, setelah itu tidak ada validasi
kembali setelah sampai di bed pasien seperti menanyakan nama, usia, no reg

100
sambil melihat gelang pasien. Pada spuit injeksi sudah dituliskan nomor bed,
nama pasien dan nama obat.
Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif
(SBAR)
1) Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan
dituliskan secara lengkap oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut.
2) Perintah lisan dan melalui telepon atau hasil pemeriksaan secara lengkap
dibacakan kembali oleh penerima perintah atau hasil pemeriksaan
tersebut.
3) Perintah atau hasil pemeriksaan dikonfirmasi oleh individu yang memberi
perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
4) Kebijakan dan prosedur mendukung praktik yang konsisten dalam
melakukan verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan melalui
telepon.
Hasil Analisa :
Kepatuhan dalam mendokumentasikan segala hal yang berhubungan dengan
komunikasi sudah dilakukan oleh seluruh perawat.

Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu


diwaspadai (high-alert medications)
1) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mengatur identifikasi,
lokasi, pemberian label, dan penyimpanan obat-obat yang perlu
diwaspadai.
2) Kebijakan dan prosedur diimplementasikan.
3) Elektrolit konsentrat tidak berada di unit pelayanan pasien kecuali jika
dibutuhkan secara klinis dan tindakan diambil untuk mencegah pemberian
yang tidak sengaja di area tersebut, bila diperkenankan kebijakan.
4) Elektrolit konsentrat yang disimpan di unit pelayanan pasien diberi label
yang jelas dan disimpan dengan cara yang membatasi akses (restrict
access).

101
Hasil Analisa :
Keamanan obat yang perlu diwaspadai high-alert medications di ruang Empu
Tantular sudah diaplikasikan dengan baik, dengan menyimpan di troly
emergency.

Sasaran lV: Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,


tepat-pasien operasi
1) Rumah sakit menggunakan suatu tanda yang segera dikenali untuk
identifikasi lokasi operasi dan melibatkan pasien dalam proses
penandaan/pemberian tanda.
2) Rumah sakit menggunakan suatu checklist atau proses lain untuk
melakukan verifikasi praoperasi tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat-
pasien dan semua dokumen serta peralatan yang diperlukan tersedia,
tepat/benar, dan fungsional.
3) Tim operasi yang lengkap menerapkan dan mencatat
/mendokumentasikan prosedur sign in (sebelum induksi);“sebelum
insisi/time-out” tepat sebelum dimulainya suatu prosedur/tindakan
pembedahan dan sign out (sebelum meninggalkan kamar operasi).
4) Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung keseragaman
proses guna memastikan tepat lokasi, tepat prosedur, dan tepat pasien,
termasuk prosedur medis dan tindakan pengobatan gigi/dental yang
dilaksanakan di luar kamar operasi.
Hasil Analisa :
Tidak terkaji.

Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait


pelayanan kesehatan
1) Rumah sakit mengadopsi atau mengadaptasi pedoman hand hygiene
terbaru yang baru-baru ini diterbitkan dan sudah diterima secara umum
(antara lain dari WHO Patient Safety).
2) Rumah sakit menerapkan program hand hygiene yang efektif.

102
3) Kebijakan dan/atau prosedur dikembangkan untuk mendukung
pengurangan secara berkelanjutan risiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan.
Hasil Analisa :
Kepatuhan cuci tangan sudah diterapkan dengan baik oleh perawat ruang
Empu Tntular, tetapi 2 moment cuci tangan sering terlewatkan oleh perawat
yaitu sebelum kontak dengan pasien dan sebelum tindakan aseptif.

Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh


1) Rumah sakit menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan
melakukan pengkajian ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi
perubahan kondisi atau pengobatan.
2) Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka
yang pada hasil asesmen dianggap berisiko.
3) Langkah-langkah dimonitor hasilnya, baik tentang keberhasilan
pengurangan cedera akibat jatuh maupun dampak yang berkaitan secara
tidak disengaja.
4) Kebijakan dan/atau prosedur mendukung pengurangan berkelanjutan
dari risiko cedera pasien akibat jatuh di rumah sakit.
Hasil Analisa :
Pengkajian resiko jatuh sudah dilakukan, akan tetapi pada pemasangan tanda
resiko jatuh belum dipasangkan pada pasien yang beresiko tinggi.

Berikut ini beberapa parameter pengukuran keselamatan pasien yang


bisa digunakan di rumah sakit. Parameter tersebut meliputi :
1) Angka kejadian jatuh
Pencegahan pasien jatuh dapat dilakukan dimulai dari melakukan
assesmen awal saat pasien masuk untuk di rawat dan assesmen lanjut
apabila terdapat perubahan kondisi pada pasien dengan menggunakan
Humpty Dumpty Scale untuk pasien anak-anak.

103
Berdasarkan hasil pengkajian tentang tingkat kejadian klien jatuh selama
3 hari (30 April – 2 Mei 2018) didapatkan hasil bahwa 100% pasien tidak
mengalami jatuh selama dilakukan perawatan oleh perawat ruangan.
Meskipun sebagian pasien mempunyai resiko jatuh, akan tetapi dari hasil
pengkajian selama 3 hari menunjukkan tidak ada pasien yang mengalami
jatuh.
Rumus kejadian pasien jatuh :

Jumlah pasien jatuh


_______________________________ x 100%
Jumlah pasien yang beresiko jatuh

Tanggal 30 April-2 Mei 2018


No Variabel 30 April 1 Mei 2 Mei Total
2018 2018 2018
1 Jumlah pasien jatuh 0 0 0 0
2 Jumlah pasien beresiko 11 9 10 30
jatuh

Gambar 3.4 Jumlah Pasien Jatuh di Ruang Empu Tantular


Jumlah Pasien Jatuh di Ruang Empu Tantular

Pasien Jatuh
Pasien Tidak Jatuh

100%

104
2) Kesalahan pengobatan (medical error)
Kejadian kesalahan pemberian obat yang meliputi tidak tepat obat, tidak
tepat cara pemberian, tidak tepat dosis, tidak tepat pasien, tidak tepat
waktu pemberian dan tidak waspada terhadap efek pemberian obat.
Rumus Angka KTD / sentinel dalam pemberian obat :
Jumlah pasien yang terkena kejadian tidak
diharapkan dalam pemberian
___________________________________ x 100%
Jumlah pasien pada hari tersebut

Rumus KNC dalam pemberian obat :


Jumlah pasien yang terkena kejadian nyaris
cedera dalam pemberian
___________________________________ x 100%
Jumlah pasien pada hari tersebut

KTD 30 April – 2 Mei 2018


No Variabel Tanggal
30 April 1 Mei 2 Mei Total
2018 2018 2018
1 Jumlah pasien yang terkena KTD 0 0 0 0
dalam pemberian obat :
a. Tidak tepat pasien
b. Tidak tepat obat
c. Tidak tepat waktu pemberian
d. Tidak tepat dosis obat
e. Tidak tepat cara pemberian
f. Tidak tepat dokumentasi
2 Jumlah pasien pada hari tersebut 20 16 17 53

Angka kejadian KTD : 0%

KNC 30 April – 2 Mei 2018


No Variabel Tanggal
30 April 1 Mei 2 Mei Total
2018 2018 2018
1 Jumlah pasien yang terkena KNC 0 0 0 0
dalam pemberian obat :
a. Tidak tepat pasien

105
b. Tidak tepat obat
c. Tidak tepat waktu pemberian
d. Tidak tepat dosis obat
e. Tidak tepat cara pemberian
f. Tidak tepat dokumentasi
2 Jumlah pasien pada hari tersebut 20 16 17 53

Angka kejadian KNC : 0%


Hasil Analisa : Selama pengkajian 3 hari tidak ditemukan KTD dan
KNC.

3) Angka kejadian flebitis


Salah satu penilaian mutu rumah sakit atau ruangan adalah angka
kejadian flebitis. Flebitis adalah peradangan akut apda lapisan intravena
yang ditandai oleh rasa sakit dan nyeri di sepanjang vena, kemerahan,
bengkak, dan hangat, serta dapat dirasakan di daerah sekitar penusukan.
Visual Infusion Phlebitis (VIP) adalah alat ukur yang digunakan untuk
memantau area pemasangan infuse.
Rumus Kejadian Flebitis :
Jumlah kejadian flebitis
_______________________________ x 100%
Jumlah pasien yang beresiko flebitis

No Variabel 30 April 1 Mei 2 Mei Total


2018 2018 2018
1 Jumlah kejadian flebitis 0 0 0 0
a. Mechanical
b. Bacterial
c. Chemical
2 Jumlah pasien beresiko 3 2 2 7
terjadi flebitis

Angka kejadian flebitis : 7 x 100% = 27% hari


26

106
2. KEPUASAN
a. Tingkat kepuasan pasien
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepuasan pasien yang telah
diisi oleh 11 anggota keluarga selama 3 hari didapatkan hasil pada
indikator Reability (keandalan) pasien mengatakan puas karena perawat
mampu menangani masalah dengan tepat dan profesional, perawat
memberitahu dengan jelas tentang hal-hal yang dilarang dalam perawatan
pasien dan dalam memberikan informasi-informasi tentang fasilitas yang
ada di rumah sakit.
Pada indikator assurance (jaminan) pasien merasa puas karena
perawat memperhatikan terhadap keluhan pasien, perawat menjelaskan
tentang tindakan perawatan yang diberikan pada pasien dan perawat
memberikan informasi dengan jujur tentang keadaan pasien.
Pada indikator tangibles (kenyataan) pasien merasa puas karena
perawat menjaga kebersihan dan kerapian ruangan pasien, alat kesehatan
serta menjaa kerapian dan penampilan perawat. Untuk kebersihan toilet
terjaga oleh pihak cleaning service.
Pada indikator empathy (empati) pasien merasa puas karena perawat
mudah ditemui dan di hubungi bila pasien membutuhkan, perawat
memberikan perhatian dan dukungan moril terhadap keadaan pasien,
perawat melakukan pengukuran nadi dan suhu setiap shif jaga
Pada indikator responsive (tanggung jawab) pasien merasa puas
karena perawat segera menangani pasien ketika pasien sampai pada ruang
inap, perawat membantu pasien dalam memperoleh obat, perawat
membantu dalam pelayanan foto dan laboratorium.

107
Instrumen Kepuasan Pasien Berdasarkan Lima Karakteristik (RATER)

No Karakteristik 1 2 3 4
1 RELIABILITY (KEANDALAN)
a. Perawat mampu menangani masalah perawatan
dengan tepat dan profesional
b. Perawat memberikan informasi tentang fasilitas
yang tersedia, cara penggunaannya dan tata
tertib yang berlaku di RS
c. Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-
hal yang harus di patuhi dalam perawatan anda
d. Perawat memberitahu dengan jelas tentang hal-
hal yang dilarang dalam perawatan anda
e. Ketepatan waktu perawat tiba di ruangan ketika
anda membutuhkan
2 ASSURANCE (JAMINAN)
a. Perawat member perhatian terhadap keluhan
yang anda rasakan
b. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang
tindakan perawatan yang diberikan kepada anda
c. Perawat jujur dalam memberikan informasi
tentang keadaan anda
d. Perawat selalu memberi salam dan senyum
ketika bertemu dengan anda
e. Perawat teliti dan terampil dalam melaksanakan
tindakan keperawatan kepada anda
3 TANGIBLES (KENYATAAN)
a. Perawat memberi informasi tentang administrasi
yang berlaku bagi pasien rawat inap di RS
b. Perawat selalu menjaga kebersihan dan
kerapihan ruangan yang anda tempati
c. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan alat-
alat kesehatan yang digunakan
d. Perawat menjaga kebersihan dan kelengkapan
fasilitas kamar mandi dan toilet
e. Perawat selalu menjaga kerapian dan
penampilannya
4 EMPHATY (EMPATI)
a. Perawat memberikan informasi kepada Anda
tentang segala tindakan perawatan yang akan
dilaksanakan
b. Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila anda
membutuhkan
c. Perawat sering menengok dan memeriksa
keadaan Anda seoerti mengukur tensi, suhu,
nadi, pernafasan dan cairan infuse
d. Pelayanan yang diberikan perawat tidak
memandang pangkat / status tapi berdasarkan
kondisi anda
e. Perawat perhatian dan member dukungan moril
terhadap keadaan anda (menanyakan dan
berbincang-bincang tentang keadaan anda)

108
5 RESPONSIVENESS (TANGGUNG JAWAB)
a. Perawat bersedia menawarkan bantuan kepada
anda ketika mengalami kesulitan walau tanpa
diminta
b. Perawat segera menangani Anda ketika sampai
di ruangan rawat inap
c. Perawat menyediakan waktu khusus untuk
membantu Anda berjalan, BAB, BAK, ganti
posisi tidur dan lain-lain.
d. Perawat membantu Anda untuk memperoleh
obat
e. Perawat membantu Anda untuk pelaksanaan
pelayanan foto dan laboratorium di RS ini.

Keterangan :
1 = Sangat tidak puas
2 = Tidak puas
3 = Puas
4 = Sangat puas

b. Tingkat kepuasan perawat


Perawat adalah ujung tombak pemberi pelayanan langsung pada
pasien selama 24 jam. Kepuasan kerja adalah suatu perasaan positif
tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah evaluasi
karakteristiknya. Penilaian kepuasan perawat bertujuan untuk mengetahui
tingkat kepuasan perawat terhadap pekerjaannya. Berdasarkan hasil
wawancara dan pembagian kuesioner kepada perawat di ruang Empu
Tantular, sebagian besar perawat menyatakan puas dengan pekerjaannya,
dan sebagian kecil perawat

No PERTANYAAN SS S KS TS STS

KEPUASAN TERHADAP PEKERJAAN


Saya sudah merasa puas dengan pekerjaan
1 yang dijalani saat ini
Saya merasa puas dengan beban pekerjaan
2 yang terkadang dilimpahkan kepada anda
Pekerjaan yang saya lakukan saat ini sudah
3 sesuai dengan latar belakang pendidikan,
kemampuan, dan keahlian saya
Saya selalu diberi kebebasan oleh atasan
4 dalam mengerjakan pekerjaan saya

109
Saya sudah merasa puas dengan fasilitas yang
5 disediakan oleh perusahaan
Pekerjaan saya tidak berperan penting bagi
6 kemajuan perusahaan ini
Pekerjaan saya memberikan saya peluang
7 mempersiapkan kemajuan saya di masa yang
akan dating
Saya kecewa atas pekerjaan yang saya jalani
8 saat ini
9 Pekerjaan saya saat ini kurang menarik
Pada dasarnya saya antusias dengan pekerjaan
10 saya saat ini
Saya sering bosan terhadap pekerjaan yang
11 saya lakukan saat ini
Tugas pekerjaan yang diberikan saat ini sesuai
12 dengan kemampuan saya
Pekerjaan yang saya terima saat ini sudah
13 sesuai dengan keinginan saya
Saya merasa bangga terhadap pekerjaan yang
14 saya miliki
Pekerjaan yang dibebankan kepada saya
member saya peluang untuk mengambil
15 keputusan sendiri, menimbulkan kebebasan
dan ketidaktergantungan
KEPUASAN TERHADAP IMBALAN
Saya sudah merasa puas dengan gaji pokok
16 yang diterima saat ini
Gaji yang saya terima saat ini sudah
17 memuaskan, sesuai dengan beban kerja dan
tanggung jawab yang saya emban
Saya sudah merasa puas dengan penghasilan
18 yang diberikan oleh pihak perusahaan
Sebagai karyawan di perusahaan ini, saya
merasa puas dengan pendapatan yang diterima
19 bila dibandingkan dengan prestasi kerja yang
selama ini saya tunjukkan
Saya sudah puas terhadap tunjangan-
20 tunjangan yang diberikan oleh perusahaan di
luar gaji pokok yang saya terima
Gaji yang saya terima tidak sesuai dengan
21 tingkat pendidikan saya
Besar dan jenis tunjangan yang diterima sudah
22 sesuai

110
Gaji yang saya terima sudah sesuai dengan
23 tuntutan pekerjaan yang dibebankan kepada
saya
Gaji saya sesuai dengan tingkat keterampilan
24 yang saya miliki
Gaji saya sudah sesuai dengan standar gaji
25 yang berlaku di pasar tenaga kerja
26 Pembagian insentif sudah adil
KEPUASAN TERHADAP SUPERVISI ATASAN
Atasan selama ini selalu memberikan
27 pengarahan kepada bawahan dalam setiap
pekerjaan
Komunikasi antara atasan dan bawahan
28 terjalin dengan baik dalam menyelesaikan
masalah-masalah pekerjaan
Atasan selalu bersedia meluangkan waktu
untuk membantu jika saya mengalami
29 kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas
kerja
Atasan selalu memberikan kesempatan untuk
penyampaian ide-ide atau masukan yang
30 mungkin berguna dalam mendukung
tercapainya program-program kerja
Pemahaman atasan terhadap pekerjaan sudah
31 baik
Atasan kurang tegas dalam memberikan
32 peringatan kepada karyawan
Atasan dalam menegakkan disiplin sangat
33 tegas
Atasan secara obyektif menilai prestasi kerja
34 karyawan
Atasan tidak memberikan penghargaan
35 terhadap keberhasilan karyawan dalam
menyelesaikan tugas pekerjaan
Adanya umpan balik dari atasan terhadap
36 pekerjaan yang saya kerjakan
Atasan saya konsisten dalam menerapkan
37 aturan-aturan bagi saya dan karyawan lainnya
Atasan memberikan masukan-masukan
38 apabila saya mendapat kesulitan dalam
penyelesaian pekerjaan
Kontrol pemecahan masalah dan pengambilan
39 keputusan seimbang antara atasan dan anda

111
Atasan memberikan pengarahan tetapi anda
40 diizikan untuk mengembangkan diri
Atasan ikut berpartisipasi dalam penentuan
41 tugas
Atasan cenderung untuk lepas tangan dalam
42 diskusi menghadapi suatu masalah
Bimbingan yang diberikan oleh atasan saya
43 jelas
Pada saat bekerja, atasan saya bersedia
44 memberikan bimbingan bila saya tidak
memahami pekerjaan yang ditugaskan
KEPUASAN TERHADAP REKAN KERJA
Hubungan dengan rekan kerja terjalin dengan
45 baik
Bilamana dibutuhkan rekan kerja memberikan
46 bantuan langsung dalam upaya untuk
menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya
Setiap tugas dapat saya selesaikan dengan baik
47 bila ada dukungan dari rekan kerja di kantor
Saya tidak menemukan kesulitan dalam
48 bekerjasama dengan rekan kerja
Seluruh rekan kerja bertanggung jawab
49
terhadap hasil pekerjaan
Sesama karyawan tidak menghormati hak-hak
50
individual masing-masing
Suasana kekeluargaan dalam bekerja terbina
51
dengan baik
Kebutuhan sosial saya untuk berinteraksi
52
dengan rekan kerja di kantor terpenuhi
Rekan kerja saya selalu memberi nasehat,
53 dukungan dan membantu saya apabila
menghadapi kesulitan dalam pekerjaan
KESEMPATAN PROMOSI
Semua karyawan di perusahaan ini diberikan
54 kesempatan yang sama untuk promosi
Keadilan kebijakan promosi karyawan sudah
55 diterapkan dengan baik di perusahaan ini
Adanya promosi yang dilakukan oleh
56 perusahaan memotivasi karyawan untuk lebih
berkembang dan maju
Frekuensi waktu untuk promosi untuk
57 karyawan dirasakan sudah tepat
Prestasi kerja yang baik menghasilkan adanya
58
promosi jabatan untuk karyawan
Kebijakan promosi (kenaikan pangkat, atau
59
jabatan) di perusahaan ini belum sesuai

112
Promosi karyawan di perusahaan ini
60
dilakukan secara obyektif
Tidak ada kesempatan yang diberikan oleh
61
perusahaan untuk meningkatkan karier
Perusahaan memberikan kesempatan seluas-
62 luasnya bagi setiap karyawan untuk dapat naik
jabatan
Proses kenaikan jabatan di perusahaan terbuka
63 bagi siapa saja yang berpotensi tanpa
diskriminasi

c. Kenyamanan
Fenomena nyeri timbul karena adanya kemampuan sistem saraf untuk
mengubah barbagai stimulus mekanis, kimia, termal, elektris menjadi
potensial aksi yang dijalarkan ke sistem saraf pusat. Nyeri merupakan
suatu mekanisme protektif bagi tubuh yang akan muncul bila jaringan
tubuh rusak, sehingga individu akan bereaksi atau berespons untuk
menghilangkan mengurangi rasa nyeri.
Rumus :
Persentase pasien dengan nyeri yang terdokumentasi dalam askep =

Jumlah total pasien nyeri yang terdokumentasi


______________________________________ x 100%
Jumlah total pasien per periode waktu tertentu

No Variabel 30 April 1 Mei 2 Mei Total


2018 2018 2018
1 Jumlah pasien yang 3 2 2 7
terdokumentasi
2 Total pasien 20 16 17 53

Angka kenyamanan pasien : 7 x 100% = 27%


26

113
BAB IV
ANALISA SWOT, PERUMUSAN MASALAH, PRIORITAS MASALAH,
ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH DAN POA PENYELESAIAN
MASALAH

4.1 Analisa SWOT


Tabel 4.34 Analisa SWOT
Internal Kekuatan (Strenghts) Kelemahan (Weakneses)
MAN 1. Hampir seluruh perawat 1. Jumlah perawat di ruangan tidak
pernah mengikuti pelatihan sesuai dengan jumlah pasien di
2. Tingkat pendidikan tenaga ruangan.
perawat pada ruang Empu 2. Beban kerja perawat yang tinggi.
Eksternal Tantular minimal D3
3. Adanya perawat yang sudah
mengikuti pelatihan MPKP
4. Tenaga kesehatan di ruang
Empu Tantular meliputi
dokter spesialis, perawat,
bidan, ahli gizi, farmasi.
Peluang (Opportunity) Strategi S – O. Strategi W – O
1. Dengan adanya mahasiswa 1. Melibatkan mahasiswa praktek
1. Perawat memiliki
praktek di ruangan empu yang terdapat diruangan dengan
kesempatan untuk
mengikuti pelatihan sesuai
tantular, perawat dapat cara membagi tugas agar lebih
dengan tindakan yang bekerja sama dengan efektif dalam pemberian asuhan
sering dilakukan mahasiswa dalam keperawatan.
2. Adanya mahasiswa praktek memberikan asuhan
yang membantu keperawatan kepada pasien.
pelaksanaan asuhan
keperawatan
Ancaman (Threat) Strategi S – T Strategi W – T
1. Dengan menerapkan 5S 1. Dengan adanya mahasiswa
1. Adanya tuntutan tinggi (senyum, sapa, salam, sopan, keperawatan dapat mengurangi
dari masyarakat untuk santun) dapat membantu beban kerja yang ada di ruangan
pelayanan yang lebih meningkatkan mutu dan Empu Tantular.
professional kualitas rumah sakit.
2. Terdapatnya beberapa
rumah sakit swasta di
daerah kepanjen

114
Internal Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1. Terdapat administrasi 1. Jumlah tempat sampah infeksius
MATERIAL penunjang (misalnya : buku yang kurang.
injeksi, buku TTV, buku 2. Tempat penyimpanan linen
Eksternal laporan tim, SOP, dll) yang kurang rapi
memadai
2. Tersedianya nurse station
3. Terdapat jemuran baju
untuk keluarga pasien
4. Terdapat dapur di Ruang
Empu Tantular
5. Terdapat fasilitas ruang
bermain bagi keluarga
pasien
Peluang (Opportunity). Strategi S-O Strategi W-O
1. Melakukan penataan ulang 1. Menambah jumlah tempat
1. Adanya kesempatan ruang bermain, dan sampah dengan membagi tempat
ruangan untuk membuat buku inventaris sampah infeksius dan tempat
mengajukan perbaikan
ruang bermain sampah non infeksius.
dan penambahan fasilitas
ruangan sesuai dengan
kebijakan yang telah ada.

Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T


1. Kesenjangan antara 1. Melakukan sosialisasi 1. Menambah jumlah tempat
jumlah pasien dan pembuangan dan sampah infeksius.
tempat sampah yang pemilahan sampah kepada 2. Menata kembali lemari linen.
ada di Ruang Empu keluarga pasien di ruang
Tantular Empu Tantular.

Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weaknes)


Internal 1. Rumah sakit dan ruangan 1. Ronde keperawatan belum
memiliki visi misi sebagai dilakukan selama 2 bulan
METHOD acuan dalam terakhir, dikarenakan kesibukan
melaksanakan kegiatan dari dokter spesialis.
pelayanan. 2. Belum adanya orientasi pada
2. Ruangan Empu Tantular pasien baru tentang pemilahan
menggunakan metode limbah non medis dan medis.
Eksternal MPKP Tim
3. Terdapat format
pengkajian hingga
evaluasi, sehingga
mempermudah
dokumentasi keperawatan
4. Post conference di Ruang
Empu Tantular dalam
kategori baik

115
Peluang (Oportunity) Strategi S-O Strategi W-O
1. Adanya perawat yang 1. Model asuhan keperawatan 1. Dengan adanya mahasiswa
sudah mengikuti yang digunakan dan telah praktek dapat membantu
pelatihan MPKP sesuai dan adanya melakukan orientasi pada pasien
2. Adanya mahasiswa penambahan mahasiswa baru.
praktek manajemen membuat sistem
keperawatan di ruangan manajemen semakin
Empu Tantular. efektif, dan mempermudah
proses keperawatan pasien.
Ancaman (Threats) Strategi S-T Strategi W-T
1. Sebagian manajemen 1. Mengoptimalkan metode 1. Mengoptimalkan metode asuhan
keperawatan di asuhan keperawatan keperawatan profesional dari
ruangan masih belum profesional dari berbagai berbagai aspek untuk
terlaksana seperti aspek untuk meningkatkan kinerja perawat
ronde, orientasi meningkatkan kinerja dan kepuasan pasien, sehingga
pasien baru, dapat perawat dan kepuasan mampu bersaing dengan rumah
menurunkan tingkat pasien, sehingga mampu sakit lain.
kepuasan yang dapat bersaing dengan rumah
berakibat citra sakit lain.
pelayanan di RS
menurun di kalangan
masyarakat.
2. Tuntutan masyarakat
akan pelayanan yang
maksimal

Internal Kekuatan (Strength) Kekurangan (Weaknes)


1. Gaji pegawai dibayarkan 1. Kebutuhan yang dibutuhkan
MONEY sesuai dengan hak nya dalam ruangan dipenuhi dalam
2. Dana pengembangan waktu yang lama
Eksternal berasal dari pemerintah
Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O
1. Adanya kenaikan gaji 1. Penggunaan dan 1. Mengajukan kebutuhan dengan
perawat sesuai dengan pendanaan keuangan yang lebih terperinci dan yang lebih
golongan, dan masa diatur pemerintah prioritas sesuai dengan kebutuhan
kerja. kabupaten memberikan ruangan yang mendesak.
kemudahan dalam proses
manajemennya.

Internal Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weaknes)


1. ALOS di Ruang Empu 1. Sosialisasi cuci tangan dan
MUTU Tantular dikategorikan baik pemilahan sampah belum
yaitu 6 hari dilakukan kepada pasien dan
2. Sebagai lahan praktek keluarga
mahasiswa kesehatan. 2. Kurangnya sosialisasi dalam
eksternal 3. Tingkat keamanan pasien penempatan alat makan kotor
dijaga dengan baik, terlihat

116
tidak adanya pasien jatuh
atau angka kejadian pasien
jatuh 0% dan tingkat
kesalahan dalam
memasukkan obat 0%.
4. Rata-rata kepuasan
keluarga dan kepuasan
pegawai dikategorikan baik
5. Terdapat fasilitas ruang
bermain yang dapat
mengurangi tingkat
kecemasan anak terhadap
hospitalisasi

Peluang (Opportunity) Strategi S-O Strategi W-O


1. RSUD Kanjuruhan 1. Melakukan terapi bermain 1. Melakukan sosialisasi cuci
adalah Rumah Sakit pada anak-anak yang tangan, mengenai 6 langkah cuci
daerah akreditasi B sedang di rawat di ruang tangan dan 5 momen cuci tangan.
yang menjadi rujukan empu tantular.
bagi rumah sakit
lainnya

Ancaman (Threat) Strategi S-T Strategi W-T


1. Persaingan RS dalam 1. Selalu berusaha 1. Berusaha meningkatkan mutu
memberikan memingkatkan mutu dan dengan memberikan asuhan
pelayanan kepuasan pasien serta keperawatan profesional agar
keperawatan kepuasan perawat. mampu bersaing dengan rumah
sakit swasta di daerah kepanjen.

M1 MAN (SUMBER DAYA MANUSIA)


NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 SUMBER DAYA MANUSIA (MAN)
STRENGHT
a. Hampir seluruh perawat pernah 0,3 4 1,2 S–W
mengikuti pelatihan 3,5 – 3 =
0,5
b. Tingkat pendidikan tenaga perawat 0,3 3 0,9
pada ruang Empu Tantular
minimal D3

117
c. Adanya perawat yang sudah 0,2 3 0,6
mengikuti pelatihan MPKP
d. Tenaga kesehatan di ruang Empu 0,2 4 0,8
Tantular meliputi dokter spesialis,
perawat, bidan, ahli gizi, farmasi.
TOTAL 1 3,5
WEAKNESS
a. Beban kerja perawat cukup tinggi 1 3 3
TOTAL 1 3
OPPORTUNITY
a. Perawat memiliki kesempatan 0,6 3 1,8 O–T
untuk mengikuti pelatihan sesuai 1,2 – 2,4 =
dengan tindakan yang sering -1,2
dilakukan
b. Adanya mahasiswa praktek yang 0,4 3 1,2
membantu pelaksanaan asuhan
keperawatan
TOTAL 1 3
TREATENED
a. Adanya tuntutan tinggi dari 0,4 3 1,2
masyarakat untuk pelayanan yang
lebih professional
b. Terdapatnya beberapa rumah sakit 0,6 2 1,2
swasta di daerah kepanjen
TOTAL 1 2,4

118
M2 MATERIAL
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 SARANA DAN PRASARANA
STRENGHT
a. Terdapat administrasi penunjang 0,4 4 1,6 S–W
(misalnya : buku injeksi, buku TTV, 3,7 – 3,5 =
buku laporan tim, SOP, dll) yang 0,2
memadai
b. Tersedianya nurse station 0,2 4 0,8
c. Terdapat jemuran baju untuk 0,1 3 0,3
keluarga pasien
d. Terdapat dapur di Ruang Empu 0,1 2 0,2
Tantular
e. Terdapat fasilitas ruang bermain 0,2 4 0,8
bagi keluarga pasien
TOTAL 1 3,7
WEAKNESS
a. Jumlah tempat sampah infeksius 0,5 4 2
yang kurang.
b. Tempat penyimpanan linen kurang 0,5 3 1,5
rapi
TOTAL 1 3,5
OPPORTUNITY
a. Adanya kesempatan ruangan untuk 1 3 3 O–T
mengajukan perbaikan dan
3 – 4 = -1
penambahan fasilitas ruangan sesuai
dengan kebijakan yang telah ada
TOTAL 1 3
TREATENED
a. Kesenjangan antara jumlah pasien 1 4 4
dan tempat sampah yang ada di
Ruang Empu Tantular
TOTAL 1 4

119
M3 METHOD
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 METODE
STRENGHT
a. Rumah sakit dan ruangan memiliki 0,2 4 1,6 S –W
visi misi sebagai acuan dalam 4,6 – 3 =
melaksanakan kegiatan pelayanan 1,6
b. Ruangan Empu Tantular 0,3 4 1,2
menggunakan metode MPKP Tim
c. Terdapat format pengkajian hingga 0,3 4 1,2
evaluasi, sehingga mempermudah
dokumentasi keperawatan
d. Post conference di Ruang Empu 0,2 3 0,6
Tantular dalam kategori baik
TOTAL 1 4,6
WEAKNESS
a. Ronde keperawatan belum dilakukan 0,5 3 1,5
selama 2 bulan terakhir, dikarenakan
kesibukan dari dokter spesialis.
b. Belum adanya orientasi pada pasien 0,5 3 1,5
baru tentang pemilahan limbah non
medis dan medis
TOTAL 1 3
OPPORTUNITY
a. Adanya perawat yang sudah 0,7 4 2,8 O–T
mengikuti pelatihan MPKP 3,7 – 3 =
b. Adanya mahasiswa praktek 0,3 3 0,9 0,7
manajemen keperawatan di ruangan
Empu Tantular
TOTAL 1 3,7
TREATENED

120
a. Sebagian manajemen keperawatan di 0,6 3 1,8
ruangan masih belum terlaksana
seperti ronde, orientasi pasien baru,
dapat menurunkan tingkat kepuasan
yang dapat berakibat citra pelayanan
di RS menurun di kalangan
masyarakat
b. Tuntutan masyarakat akan pelayanan 0,4 3 1,2
yang maksimal
TOTAL 1 3

M4 MONEY
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 MONEY
STRENGHT
a. Gaji pegawai dibayarkan sesuai 0,6 4 2,4 S–W
dengan hak nya 4–3=1
b. Dana pengembangan berasal dari 0,4 4 1,6
pemerintah
TOTAL 1 4
WEAKNESS
a. Kebutuhan yang dibutuhkan dalam 1 3 3
ruangan dipenuhi dalam waktu yang
lama
TOTAL 1 3
OPPORTUNITY
a. Adanya kenaikan gaji perawat sesuai 1 3 3 O–T
dengan golongan, dan masa kerja. 3–0=3
TOTAL 1 3
TREATENED
-

121
M5 MUTU
NO ANALISA SWOT BOBOT RATING BOBOT X RATING
1 MUTU
STRENGHT
a. ALOS di Ruang Empu Tantular 0,2 4 0,8 S–W
dikategorikan baik yaitu 6 hari 4,7 – 3,5 =
b. Sebagai lahan praktek mahasiswa 0,1 3 0,6 1,2
kesehatan.
c. Tingkat keamanan pasien dijaga 0,3 4 1,6
dengan baik, terlihat tidak adanya
pasien jatuh atau angka kejadian
pasien jatuh 0% dan tingkat
kesalahan dalam memasukkan obat
0%.
d. Rata-rata kepuasan keluarga dan 0,1 4 0,8
kepuasan pegawai dikategorikan
baik
e. Terdapat fasilitas ruang bermain 0,3 3 0,9
yang dapat mengurangi tingkat
kecemasan anak terhadap
hospitalisasi
TOTAL 1 4,7
WEAKNESS
a. Sosialisasi cuci tangan dan 0,5 4 2
pemilahan sampah belum dilakukan
kepada pasien dan keluarga
b. Kurangnya sosialisasi dalam 0,5 3 1,5
penempatan alat makan kotor
TOTAL 1 3,5
OPPORTUNITY O–T
a. RSUD Kanjuruhan adalah Rumah 1 4 4 4–3=1
Sakit daerah akreditasi B yang

122
menjadi rujukan bagi rumah sakit
lainnya
TOTAL 1 4
TREATENED
a. Persaingan RS dalam memberikan 1 3 3
pelayanan keperawatan
TOTAL 1 3

123
124
4.3 Daftar Masalah

1. Sosialisasi tempat sampah dan cuci tangan belum dilakukan kepada keluarga
pasien
2. Kurangnya ketersediaan tempat sampah yang kurang memadai
3. Kurangnya ketertiban keluarga pasien dalam meletakkan alat makan kotor di
tempat yang sudah disediakan
4. Tempat penyimpanan linen kurang rapi
5. Kurangnya kerapian dan penataan pada ruang terapi bermain

4.4 Penentuan Prioritas Masalah


Prioritas cara pemecahan masalah dilakukan dengan memperlihatkan aspek :
a. Besarnya masalah yang diselesaikan (Magnitude=M)
b. Pentingnya cara penyelesaian maslah (Imortancy=I)
c. Sensitifitas penyelesaian masalah (Vulnarability=V)
d. Biaya (Cost=C)
Nilai yang diberikan pada aspek 1 sampai 5 (nilai 1= sangat kurang
penting, nilai 2= kurang penting, nilai 3= cukup penting, nilai 4=
penting, dan nilai 5= sangat penting).

No Alternatif Penyelesaian Efektivitas Eficiency Total Prioritas


Masalah M I V C MxIx
V/C
1 Sosialisasi tempat 4 4 3 2 24 3
sampah dan cuci tangan
belum dilakukan kepada
keluarga pasien
2 Kurangnya ketersediaan 4 4 4 2 32 1
tempat sampah yang
memadai
3 Kurangnya ketertiban 3 3 3 1 27 2
keluarga pasien dalam
meletakkan alat makan
kotor di tempat yang
sudah disediakan
4 Tempat penyimpanan 3 3 3 2 13,5 5
linen kurang rapi

125
5 Kurangnya kerapian dan 2 2 4 1 16 4
penataan pada ruang
terapi bermain

126
4.5 Planning Of Action (Perencanaan)
Tabel 4.35 Planning Of Action (Perencanaan)

No Masalah Tujuan Program/Kegiatan Indikator/Target Keberhasilan Penanggung Waktu


Jawab
1 Kurangnya Jumlah tempat 1. Jumlah tenpat sampah yang 1. Karu 8 – 26 Mei
ketersediaan tempat sampah yang 1. Mengecek kemabali ketersediaan mencukupi 2. Katim 2018
sampah yang mencukupi tempat sampah 2. Terdapat tempat sampah 3.Perawat
memadai 2. Memberikan informasi infeksius dan non infeksius pelaksana
(sosialisasi) tentang pemilahan 4. Mahasiswa
sampah medis dan non medis praktek
kepada semua keluarga pasien. PJ: Ana fitri,
3. Menambah tempat sampah untuk Atmaja Ibah
sampah medis salim, Choirul
4. Melakukan pelabelan pada Imami, Chyntia
tempat sampah agar keluarga Rahma, Ratna
pasien tau Wahyu, Vidia
Desy
2 Kurangnya Keluarga tertib 1. Keluarga meletakkan alat 1. Karu 8 – 26 Mei
ketertiban keluarga dalam meletakkan 1. Memberikan informasi makan kotor di dalam box 2. Katim 2018
pasien dalam alat makan kotor (sosialisasi) terutama pada 2. Box menjadi rapi dan tidak 3.Perawat
meletakkan alat keluarga pasien baru untuk berantakan pelaksana
makan kotor di meletakkan alat makan habis 4. Mahasiswa
tempat yang sudah pakai ditempatnya. praktek
disediakan 2. Memberikan teguran kepada PJ: Ana fitri,
keluarga pasien yang salah Atmaja Ibah
meletakkan alat makan habis salim, Choirul
pakai. Imami, Chyntia
3. Membuka tutup kotak yang Rahma, Ratna
digunakan sebagai tempat

127
meletakkan alat makan habis Wahyu, Vidia
pakai Desy
4. Menempelkan tulisan untuk
meletakkan alat makan habis
pakai.
3 Sosialisasi tempat Keluarga paham 1. Keluarga pasien mengerti 1. Karu 8 – 26 Mei
sampah dan cuci dan mampu 1. Menyiapkan leaflet tentang dan memahami tentang 2. Katim 2018
tangan belum mempraktekkan 6 pemilahan sampah dan cuci pemilahan sampah infeksius 3.Perawat
dilakukan kepada langkah cuci tangan tangan sebelum diberikan dan non infeksius pelaksana
keluarga pasien dan 5 momen cuci penyuluhan 2. Keluarga pasien memahami 4.Mahasiswa
tangan 2. Melakukan pendidikan kesehatan 5 momen cuci tangan dan praktek
tentang pentingnya cuci tangan, dapat mempraktekkan 6 PJ: Ana fitri,
fungsi cuci tangan, cara cuci langkah cuci tangan. Atmaja Ibah
tangan yang baik, dan pemelihan salim, Choirul
sampah dari sampah medis atau Imami, Chyntia
non medis Rahma, Ratna
3. Memberikan informasi kepada Wahyu, Vidia
keluarga pasien agar dapat Desy
menggunakan fasilitas kamar
berupa wastafel dan handrub
untuk cuci tangan.
4 Kurangnya Ruang bermain 1. Melakukaan penataan ulang 1. Terdapat buku inventaris di 1. Karu 8 – 26 Mei
kerapian dan menjadi tertata dan permainan berdasarkan ruang bermain 2. Katim 2018
penataan pada lebih rapi kelompok usia 2. Ruang bermain menjadi rapi 3.Perawat
ruang terapi 2. Membuat buku inventaris pelaksana
bermain mainan di ruang bermian untuk 4. Mahasiswa
meminimalisir mainan yang praktek
hilang dan berkurang PJ: Ana fitri,
3. Melakukan terapi bermain Atmaja Ibah
salim, Choirul
Imami, Chyntia

128
Rahma, Ratna
Wahyu, Vidia
Desy
5 Tempat Tempat 1. Lemari linen menjadi lebih 1. Karu 8 – 26 Mei
penyimpanan linen penyimpanan linen 1. Penataan ulang dengan rapi 2. Katim 2018
kurang rapi menjadi rapi pemberian keterangan per item 2. Lemari linen menjadi tertata 3.Perawat
yang lebih jelas. pelaksana
2. Sosialisasi untuk menjaga 4. Mahasiswa
kerapian kepada yang praktek
berkepentingan terhadap linen PJ: Ana fitri,
Atmaja Ibah
salim, Choirul
Imami, Chyntia
Rahma, Ratna
Wahyu, Vidia
Desy

129
BAB V

IMPLEMENTASI

5.1 Ketersediaan Tempat Sampah Yang Memadai


Untuk persiapan dari kelompok, kami mengecek kembali ketersediaan
tempat sampah yang tidak terpakai. Setelah itu, kami akan meletakkan tempat
sampah medis dan non medis disebelah kanan dan kiri taman. Tempat sampah
yang didalam kamar pasien dan diluar kamar pasien akah diberikan label agar
keluarga pasien tau. Selanjutnya, kami akan memberikan informasi
(sosialisasi) tentang pemilahan sampah medis dan non medis kepada semua
keluarga pasien.
Tabel 5.36 Pemanfaatan Tempat Sampah Medis dan Non Medis di Ruang
Empu Tantular (Pre)

Medis Non Medis


Hari Ke
Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang

1 ( 7 Mei 2018 )

P √ √

S √ √

M √ √

2 ( 8 Mei 2018 )

P √ √

S √ √

M √ √

3 ( 9 Mei 2018 )

P √ √

S √ √

M √ √

130
4 ( 10 Mei 2018 )

P √ √

S √ √

M √ √

5 ( 11 Mei 2018)

P √ √

S √ √

M √ √

6 (12 Mei 2018)

P √ √

S √ √

M √ √

Sumber: Observasi tanggal 7 – 12 Mei 2018

Tabel 5.37 Pemanfaatan Tempat Sampah Medis dan Non Medis di Ruang
Empu Tantular (Post)

Medis Non Medis


Hari Ke
Baik Cukup Kurang Baik Cukup Kurang

1 ( 7 Mei 2018)

P √ √

S √ √

M √ √

2 ( 8 Mei 2018)

P √ √

S √ √

M √ √

3 ( 9 Mei 2018)

P √ √

131
S √ √

M √ √

4 ( 10 Mei 2018 )

P √ √

S √ √

M √ √

5 ( 11 Mei 2018)

P √ √

S √ √

M √ √

6 (12 Mei 2018)

P √ √

S √ √

M √ √

Sumber: Observasi tanggal 7 – 12 Mei 2018

Chart Title
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PRE MEDIS POST MEDIS PRE NON MEDIS POST NON MEDIS

BAIK CUKUP KURANG

132
5.2 Kerapian Dalam Meletakkan Alat Makan Kotor Di Tempat Yang Sudah
Disediakan
Untuk persiapan dari kelompok, kami akan memberikan informasi
(sosialisasi) terutama pada keluarga pasien baru untuk meletakkan alat makan
habis pakai ditempatnya. Ketika ada keluarga pasien yang salah meletakkan
alat makan habis pakai kami akan memberikan teguran kepada keluarga
pasien. Setelah kami amati, ternyata kebanyakan keluarga pasien tidak
meletakkan alat makan kotor sesuai tempatnya karena kotak tempat alat
makan ditutup, sehingga kami akan membuka tutup kotak yang digunakan
sebagai tempat meletakkan alat makan habis pakai agar keluarga dapat
meletakkan alat makan kotor pada tempatnya. Selanjutanya, kami
memberikan tulisan untuk meletakkan alat makan kotor pada tempatnya.

Tabel 5.38 Kesesuaian dalam Meletakkan Alat Makan Kotor di Ruang


Empu Tantular (Pre dan Post)
Hari ke Pre Implementasi Post Implementasi
Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
1 ( 7 Mei 2018) √ √
2 ( 8 Mei 2018) √ √
3 ( 9 Mei 2018) √ √
4 ( 10 Mei 2018) √ √
5 ( 11 Mei 2018) √ √
6 ( 12 Mei 2018) √ √
Sumber: Observasi tanggal 7 – 12 Mei 2018

133
Chart Title
120

100

80

60

40

20

0
PRE IMPLEMENTASI POST IMPLEMENTASI

SESUAI TIDAK SESUAI Column1

5.3 Ketertiban Keluarga Pasien Dalam Membuang Sampah Dan Cuci


Tangan
Untuk persiapan dari kelompok, kami akan menyiapkan leaflet tentang
pemilahan sampah dan cuci tangan sebelum diberikan penyuluhan. Setelah
itu, melakukan pendidikan kesehatan tentang pentingnya cuci tangan, fungsi
cuci tangan, cara cuci tangan yang baik, dan pemelihan sampah dari sampah
medis atau non medis. Kami juga memberikan informasi kepada keluarga
pasien agar dapat menggunakan fasilitas kamar berupa wastafel dan handrub
untuk cuci tangan.

Tabel 5.39 Sosialisai pada Pasien / Keluarga Pasien Tentang Cuci Tangan dan
Membuang Sampah di Tempat Sampah Medis dan Tempat Sampah Non Medis
(Pre dan Post)

Hari Ke Pre Implementasi Post Implementasi Jumlah


Responden
Dilakukan / Tidak Dilakukan / Tidak
Dilakukan Dilakukan

1 Dilakukan : 5 Dilakukan : 14 15
(8 Mei 2018) Tidak Dilakukan : 10 Tidak Dilakukan : 1

2 Dilakukan : 8 Dilakukan : 10 10
Tidak Dilakukan : 2 Tidak Dilakukan : 0

134
(11 Mei
2018)

3 Dilakukan : - Dilakukan : 8 10 Orang


(15 Mei Tidak Dilakukan : 10 Tidak Dilakukan : 2
2018)

4 Dilakukan : 6 Dilakukan : 7 8 Orang


(18 Mei Tidak Dilakukan : 2 Tidak Dilakukan : 1
2018)
Sumber: Observasi tanggal 8 – 18 Mei 2018

Chart Title
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PRE IMPLEMENTASI POST IMPLEMENTASI

DILAKUKAN TIDAK DILAKUKAN Column1

5.4 Penataan Ulang RAB


Untuk persiapan dari kelompok, kami melakukaan penataan ulang
permainan berdasarkan kelompok usia. Kami juga memberikan buku
inventaris mainan di ruang bermian untuk meminimalisir mainan yang hilang
dan berkurang. Selain itu, kami melakukan pengkajian terhadap pasien anak
yang mengalami hospitalisasi, setelah itu kami melakukan terapi bermain
kemudian kami melakukan observasi pre dan post SAB. Kami juga
menginformasikan tentang keberadaan RAB kepada orang tua pasien agar
dapat mengajak anaknya untuk bermain. Proses pelaksanaan SAB dilakukan

135
selama 1 minggu dan juga melakukan observasi pre dan post terapi bermain
menggunakan lembar observasi.
Tabel 5.40 Observasi Kondisi Pasien (Pre dan Post SAB)

Hari Ke Pre SAB Post SAB Jumlah Pasien

Kondisi Pasien Kondisi Pasien

1 Cemas : 3 Cemas : 1
(11 Mei Tidak Cemas : - Tidak Cemas : 2 3
2018)

2 Cemas : 2 Cemas : -
(18 Mei Tidak Cemas : 1 Tidak Cemas : 3 3
2018)
Sumber: Observasi tanggal 11&18 Mei 2018

Chart Title
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PRE SAB POST SAB

CEMAS TIDAK CEMAS Column1

5.5 Ketertiban Dalam Menyimpan Linen


Untuk persiapan dari kelompok, kami akan melakukan penataan ulang
dengan pemberian keterangan per item yang lebih jelas. Selanjutnya,
sosialisasi untuk menjaga kerapian kepada yang berkepentingan terhadap
linen.

136
Tabel 5.41 Kesesuaian dalam Meletakkan Linen di Ruang Empu Tantular (Pre
dan Post)
Hari ke Pre Implementasi Post Implementasi
Sesuai Tidak Sesuai Sesuai Tidak Sesuai
1 ( 7 Mei 2018) √ √
2 ( 8 Mei 2018) √ √
3 ( 9 Mei 2018) √ √
4 ( 10 Mei 2018) √ √
5 ( 11 Mei 2018) √ √
6 ( 12 Mei 2018) √ √
Sumber: Observasi tanggal 7 – 12 Mei 2018

Chart Title
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
PRE IMPLEMENTASI POST IMPLEMENTASI

SESUAI TIDAK SESUAI Column1

137
BAB VI
EVALUASI

6.1 Ketersediaan Tempat Sampah Yang Memadai


a. Evaluasi Stuktur
Untuk persiapan dari kelompok, kami melakukan observasi,
setelah data ada kami melakukan konsul untuk menyediakan tempat
sampah medis di Ruang Empu Tantular dengan ditunjang dari hasil
observasi yang sudah kami lakukan sebelumnya untuk mendapatkan
hasil persetujuan. Setelah proposal disetujui, kami menyediakan dua
tempat sampah dikanan kiri taman yang diberi label tempat sampah
kuning untuk infeksius dan biru non infeksius
b. Evaluasi Proses
Proses pencarian tempat sampah medis dilakukan selama 1 hari,
pada tanggal 5 Mei 2018, tanggal 7 Mei 2018 tempat sampah medis
sudah siap digunakan. Pada tanggal 7 Mei 2018 kami menaruh dua
tempat sampah dikanan kiri taman yang diberi label tempat sampah
kuning untuk infeksius dan biru non infeksius. Kami juga memberikan
label tempat sampah infeksius pada tempat sampah di setiap kamar
pasien.
c. Evaluasi hasil
Setelah tempat sampah medis dan non medis disediakan di
ruangan ditemukan hasil bahwa, limbah non medis tidak bercampur
dengan limbah medis. Keluarga pasien sudah membuang sampah sesuai
dengan jenis sampahnya.

6.2 Kerapian Dalam Meletakkan Alat Makan Kotor Di Tempat Yang Sudah
Disediakan
a. Evaluasi Stuktur
Untuk persiapan dari kelompok, kami melakukan observasi,
ternyata keluarga pasien khususnya pasien baru belum tahu tempat
meletakkan alat makan kotor, selain itu ketika tempat makan kotor di

138
tutup kelurga meletakkan alat makan kotor di atasnya. Kelompok kami
merencanakan untuk selalu membuka tempat makan kotor, dan
memberikan tulisan agar keluarga pasien dapat meletakkan alat makan
kotor pada tempatnya.
b. Evaluasi Proses
Proses sosialisasi dalam meletakkan alat makan kotor dilakukan
setiap hari, khususnya dilakukan setiap kali ada pasien baru yang
masuk ke Empu Tantular, dan untuk mengevaluasi setiap harinya
dilakukan observasi dan evaluasi kesesuain dalam meletakkan alat
makan kotor.
c. Evaluasi hasil
Dengan dilakukanya sosialisasi dalam meletakkan alat makan
kotor, keluarga pasien tau keluarga pasien sudah tau tempat untuk
meletakkan alat makan kotor, mereka sudah meletakkan dengan rapi.
Ketika kotak alat makan tertutup kami selalu membukanya.

6.3 Ketertiban Keluarga Pasien Dalam Membuang Sampah Dan Cuci


Tangan
a. Evaluasi Stuktur
Untuk persiapan dari kelompok, kami melakukan observasi,
ternyata keluarga pasien belum tahu tentang cuci tangan 6 langkah,
dan membuang sampah yang tergolong sampah infeksius dan non
infeksius. Kelompok kami merencanakan untuk dilakukannya
sosialisasi atau penyuluhan tentang cuci tangan dan pemilahan
sampah.
b. Evaluasi Proses
Proses sosialisasi atau penyuluhan tentang cuci tangan dan
pemilahan sampah dilakukan setiap 2 hari sekali, kami juga
memberikan leaflet agar keluarga pasien dapat membacanya.
c. Evaluasi Hasil
Dengan dilakukannya sosialisasi atau penyuluhan tentang cuci
tangan dan pemilahan sampah, keluarga pasien tau tentang

139
pentingnya cuci tangan, fungsi cuci tangan, cara cuci tangan yang
baik, dan pemelihan sampah dari sampah medis atau non medis.
Keluarga pasien juga menggunakan fasilitas kamar berupa wastafel
dan handrub untuk cuci tangan. Keluarga pasien mampu melakukan
cuci tangan 6 langkah dan membuang sampah sesuai dengan jenis
sampahnya, meskipun masih ada keluarga pasien yang lupa dalam
membuang sampah.

6.4 Penataan Ulang RAB


a. Evaluasi Struktur
Untuk persiapan dari kelompok, kami melakukan observasi,
ternyata banyak mainan yang tidak tertata rapi, dan beberapa mainan
hilang, selain itu jarang dilaksanakan terapi bermain. Kelompok kami
merencanakan untuk di buatnya buku inventaris daftar mainan, kami
juga menata ulang kembali mainan sesuai dengan usia anak. Selain itu,
kami berencana melakukan SAB setiap minggunya.
b. Evaluasi Proses
Tanggal 11 Mei 2018 kami mulai menata kembali mainan sesuai
dengan usia anak, dengan diberikan label pada tempat mainan. Setelah
mainan tersusun rapi kami mencatat mainan dibuku inventaris, dan
membelikan beberapa mainan untuk melengkapi di RAB. Hari itu juga
kami akan melakukan SAB, dan diminggu selanjutnya kami juga
melakuakan SAB.
c. Evaluasi Hasil
Setelah menata kembali mainan mulai tanggal 11 Mei 2018, RAB
tampak rapi dan memudahkan kami untuk mengambil mainan saat SAB
sesuai dengan usia pasien. Selain itu, kami pula melengkapi beberapa
prasarana yang ada di ruang aktifitas bermain untuk dijadikan tambahan
dalam permainan bagi pasien anak di ruang emputantular. Kami
melakukan observasi pre dan post terapi bermain, didapatkan hasil yang
cukup signifikan. Sebelum dilakukannya terapi, pasien anak sebagian
besar mengalami gejala hospitalisasi (cemas). Setelah, dilakukannya

140
terapi bermain, pasien anak sebagian besar mengalami penurunan
gejala hospitalisasi (tidak cemas). Ini menunjukkan bahwa terapi
bermain mampu membuat anak menjadi lebih nyaman menjalani
pengobatan di rumah sakit.

6.5 Ketertiban Dalam Menyimpan Linen


a. Evaluasi Struktur
Untuk persiapan dari kelompok, kami melakukan observasi,
ternyata dalam meletakkan linen masih berantakan. Ketika ingin
mengambil barang yang dibutuhkan membutuhkan waktu yang cukup
lama karena harus mencarinya. Kami berencana untuk menata kembali
tempat linen dan memberikan label disetiap kotaknya. Kami juga
mencatat linen yang keluar (kotor) dan masuk (bersih) setiap harinya.
b. Evaluasi Proses
Penataan linen dilakukan mulai tangga 7-12 Mei 2018, kami juga
menyiapkan label untuk ditempelkan, setelah ditempelkan kami akan
menata kembali linen. Setiap linen yang keluar dan masuk selalu kami
catat. Lalu kami akan melakukan observasi setiap harinya, untuk
mengetahui linen sudah tertata rapi atau belum.
c. Evaluasi Hasil
Mulai tanggal 7-12 Mei 2018 kami melakukan penataan ulang
tempat linen dengan pemberian keterangan per item, sehingga linen
selalu diletakkan sesuai dengan tempatnya. Sehingga, mempermudah
kami dalam mengambil linen yang dibutuhkan. Akan tetapi, ketika
linen banyak yang bersih tempat untuk menyimpan linen tidak muat,
sehingga kami meletakkan linen pada tempat yang kosong meskipun
tidak sesuai dengan labelnya.

141
BAB VII
PEMBAHASAN

7.1 Kesesuaian Tempat Sampah Infeksius dan Non Infeksius


Kementerian Kesehatan menegaskan tiga hal yang harus diperhatikan
oleh pelayanan kesehatan, khususnya pada rumah sakit bahwa sarana
pelayanan kesehatan harus menjadi tempat yang aman bagi para pekerja,
pasien, dan masyarakat disekitarnya. Limbah dari rumah sakit, khususnya
limbah medis yang infeksius belum dikelola dengan baik. Sebagian besar
pengelolaan limbah infeksius disamakan dengan limbah medis non infeksius.
Selain itu, limbah medis dan non medis sering bercampur. Percampuran
tersebut justru dapat memperbesar permasalahan dari limbah medis (Arifin,
M. 2008).
Limbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, karena
sebagian limbah medis termasuk ke dalam kategori limbah yang berbahaya
dan sebagian lagi termasuk ke dalam kategori infeksius. Limbah medis
berbahaya yang berupa limbah kimiawi, limbah farmasi, logam berat, dan
limbah genotoxic. Sedangkan, limbah infeksius merupakan limbah yang bisa
menjadi sumber pernyebaran penyakit baik kepada petugas, pasien,
pengunjung ataupun masyarakat disekitar lingkungan rumah sakit. Limbah
infeksius biasanya berupa jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah, perban,
biakan kultur, bahan atau perlengkapan yang bersentuhan dengan penyakit
menular atau media yang diperkirakan telah tercemari oleh penyakit pasien.
Pengelolaan lingkungan yang tidak tepat akan beresiko terhadap penularan
penyakit. Beberapa resiko kesehatan yang mungkin dapat ditimbulkan akibat
keberadaan rumah sakit antara lain penyakit menular (hepatitis, diare,
campak, AIDS, dan influenza), bahaya radiasi (kanker dan kelainan organ
genetik), dan resiko terhadap bahaya kimia. Di Ruang Empu Tantular terdapat
tempat sampah infeksius di setiap kamar, tetapi bila pasien penuh tempat
sampah di setiap kamar tidak mampu untuk menampung sampah infeksius
dari pasien, dan juga pasien enggan membuang pampers di tempat sampah di
dalam ruangan dikarenakan takut bau yang tidak sedap timbul di dalam

142
ruangan, sehingga keluarga pasien membuang pampers di tempat sampah non
infeksius yang berada di luar ruangan (Arifin, M. 2008). Oleh karena itu
perlunya penambahan tempat sampah infeksius di luar ruangan agar keluarga
pasien tidak mencampur sampah makanan dan sampah pampers.

7.2 Kesesuaian Penempatan Alat Makan Kotor


Pelayanan gizi baik berupa layanan asuhan gizi maupun
penyelenggaraan makan bagi pasien di rumah sakit merupakan faktor yang
sangat berperan dalam membantu proses penyembuhan penyakit. Jika pasien
mendapat asupan gizi yang tepat selama menjalani perawatan di rumah sakit
maka dapat membantu proses penyembuhan, mencegah terjadinya
komplikasi, menurunkan morbiditas dan mortalitas. Dengan demikian dapat
memperpendek lama hari rawat inap dan menekan biaya pengobatan
(Herawati, dkk, 2015). Setiap ruangan mendapat tempat alat makan kotor
berupa box yang bertutup, tetapi terkadang terdapat beberapa keluarga pasien
yang kurang disiplin dalam melakukan penempatan alat makan kotor,
sehingga diperlukan adanya sosialisasi tentang penempatan alat makan kotor
kepada keluarga pasien di ruang Empu Tantular.

7.3 Sosialisasi Cuci Tangan 6 Langkah dan Pemilahan Sampah


Permasalahan yang sering terjadi di rumah sakit adalah peraturan terkait
kesehatan lingkungan rumah sakit masih belum memasyarakat, pelaksanaan
analisis dampak lingkungan, upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan
rumah sakit masih berorientasi secara administrasi, serta kegiatan kesehatan
lingkungan rumah sakit masih belum menjadi prioritas. Salah satunya adalah
pengelolaan sampah rumah sakit yang bagi orang awam mungkin terkesan
berjalan apa adanya dan belum menjadi perhatian (Sudiharti, Solikhah, 2012).
Faktor pengetahuan menjadi dasar keberhasilan pengelolaan sampah
rumah sakit. Pengetahuan tentang pengelolaan sampah atau limbah harus
dimiliki seorang Petugas Pengelola Limbah (PPL) sebagai tanggungjawab
langsung kepada Direktur rumah sakit. Ia harus bekerja sama dengan petugas
pengontrol infeksi, kepala bagian farmasi, dan teknisi radiologi agar

143
memahami prosedur yang benar di dalam penanganan dan pembuangan
limbah patologi, farmasi, kimia dan limbah radioaktif. Keberhasilan
pengelolaan sampah rumah sakit selain dilihat dari tingkat pengetahuan,
ditentukan juga dari sikap. Sikap akan mempengaruhi perilaku perawat dan
petugas lainnya untuk berperilaku dengan baik dan benar dalam melakukan
upaya penanganan dan pembuangan sampah. Dukungan pengetahuan dan
sikap ini akan berpengaruh langsung terhadap perilaku yang nyata dalam
mengelola sampah (Sudiharti, Solikhah, 2012).
Faktor pengetahuan tentang sampah sangat penting untuk ditanamkan
pada setiap pasien dan keluarga yang akan melakukan pembuangan sampah
rumah sakit. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan dengan
memberikan pelatihan atau penyuluhan sebagai sarana pemberian pendidikan
khususnya keluarga pasien untuk berperilaku membuang sampah medis
sesuai dengan tempatnya. sehingga dapat mengurangi dampak terjadinya
kecelakaan kerja maupun infeksi nosokomial (Sudiharti, Solikhah, 2012).
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi
melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, perasa dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia
diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan merupakan domain yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (Sudiharti, Solikhah,
2012). Maka dari itu perlunya penyuluhan atau pendidikan kesehatan
mengenai pemilahan sampah infeksius dan non infeksius.
Tangan merupakan salah satu jalur penularan berbagai penyakit
menular seperti penyakit gangguan usus dan pencernaan (diare, muntah) dan
berbagai penyakit lainnya yang dapat berpotensi membawa kepada arah
kematian. Tangan merupakan salah satu penghantar utama masuknya kuman
penyakit ke tubuh manusia. Kontak dengan kuman dapat terjadi di mana saja,
melalui meja, gagang pintu, sendok, dan sebagainya (Rahayu, Kurnia Dan
Haryuni, Sri. 2013). Menurut DEPKES (2011), mencuci tangan adalah
proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan
dengan menggunakan sabun biasa dan air. Mencuci tangan adalah membasahi

144
tangan dengan air mengalir untuk menghindari penyakit, agar kuman yang
menempel pada tangan benar-benar hilang. Tujuan mencuci tangan antara
lain menjaga kebersihan diri, mencegah infeksi silang, dan sebagai pelindung
diri (Rahayu, Kurnia Dan Haryuni, Sri. 2013). Oleh karena itu, pentingnya
dilakukan sosialisasi cuci tangan 6 langkah dan 5 moment cuci tangan pada
keluarga pasien di ruang Empu Tantular.

7.4 Penataan Ruang Bermain


Dunia bagi anak-anak adalah dunia bermain. Setiap anak meskipun
sedang dalam perawatan, tetap membutuhkan aktifitas bermain. Anak-anak
yang berkunjung atau rawat inap di rumah sakit memiliki kebutuhan dasar
untuk bermain dan harus dipenuhi secara rutin di semua departemen yang
menyediakan layanan untuk anak-anak. Penyediaan area bermain di rumah
sakit dapat membantu anak memahami perubahan antara keadaan dirumah
dengan lingkungan rumah sakit (Bestaria, 2013).
Karakter anak yang selalu ingin bermain akan terlihat meskipun mereka
sedang dalam kondisi sakit. Namun, anak memiliki permasalahan akan
suasana rumah sakit, mereka cenderung takut untuk berobat rawat jalan ke
rumah sakit maupun dirawat di rumah sakit. Tidak sedikit pasien anak yang
mengalami stres, dan stress sedniri meruapakan salah satu gejala
hospitalisasi. Dengan adanya beberapa pasien yang mengalami hospitalisasi
tentunya juga dapat menghambat proses tindakan medis serta tindakan
keperawatan. Dari permasalahan tersebut, pemenuhan keinginan pasien anak
yang mengharapkan rumah sakit dapat menjadi tempat yang ideal baik dari
segi suasana maupun kebebasan aktifitas yang diberikan, merupakan hal yang
sangat penting untuk diperhatikan saat mereka menjalani proses
penyembuhan (Whaley dan Wong, 2001). Pada rumah sakit, terutama
ruangan khusus anak, stimulus penyembuhan pada pasien tidak hanya
bergantung pada obat-obatan saja, melainkan kondisi lingkungan dimana
pasien tersebut dirawat sehingga ruangan anak perlu menyediakan sarana
tempat bermain dan adanya jadwal pelaksanaan terapi bermain serta

145
penanggung jawab khusus sehingga dapat dilaksanakan secara efektif di
ruang bermain (Bestaria dan Sofian, 2013).
Penggunaan ruang aktifitas bermain dan pelaksanaan terapi aktifitas
bermain di ruang Empu Tantular sudah berjalan, namun belum optimal
karena kami masih sering menjumpai beberapa orangtua pasien yang tidak
mengetahui tentang keberadaan ruang bermain. Dari observasi yang kita
lakukan dengan menggunakan lembar observasi pre dan post terapi bermian
didapatkan hasil yang cukup signifikan. Banyak pasien yang mengalami
hospitalisasi sebelum dilakukannya terapi bermain, dan setelah dilakukan
terapi bermain gejala hospitalisasinya berkurang. Oleh karena itu dengan
adanya lembar observasi serta dibentuknya tim penanggung jawab
diharapkan ruang aktifitas bermain dan terapi aktifitas bermain dapat berjalan
secara optimal sehingga gejala hospitalisasi pada pasien anak dapat
berkurang.

7.5 Kesesuaian Penataan Linen


Linen merupakan bahan tekstil/kain katun yang digunakan untuk
menjaga benda-benda tertentu dengan cara menutup benda tersebut dengan
kain sehingga terjaga kebersihannya sehingga memudahkan dalam
perawatannya. Pengelolaan linen kotor merupakan kegiatan yang penting
dalam mengendalikan infeksi nosokomial di rumah sakit. Penularan penyakit
infeksi melalui linen telah dilaporkan, misalkan Gastroenteritis karena
Salmonella liadar, dan Hepatitis B (Aini, M.Nur, 2013).
Tujuan pelayanan linen rumah sakit adalah untuk menyediakan produk
yang bersih dan aman dengan harga yang layak. Bagian pengelolaan
linen/binatu di rumah sakit harus mempunyai kebijakan dan prosedur yang
jelas dalam pemisahan, pengumpulan, pembersihan dan distribusi linen.
Untuk keamanan tertinggi terhadap resiko, maka linen kotor dan infeksius
harus disendirikan dan dimasukkan dalam bag/tempat khusus, dipindahkan
dan dikirim ke binatu di bawah supervisi untuk meminimalkan pemaparan
patogen pada pasien dan staf rumah sakit terhadap potensi terjadinya infeksi
silang/ infeksi nosokomial. Di ruan Empu Tantular tempat pemilahan linen

146
infeksius dan non infeksius sudah tersedia, sehingga meminimalkan
pemaparan patogen pada pasien dan staf laundry rumah sakit (Aini, M.Nur,
2013).
Pengendalian persediaan linen merupakan kegiatan untuk
mengendalikan linen baik mengenai jumlah par stok linen agar tetap
seimbang maupun menjaga kelancaran dan ketepatan untuk memenuhi
kebutuhan pelayanan kepada pasien. Hal penting yang harus dilaksanakan
dalam pengendalian terhadap pengelolaan linen adalah dibuat identifikasi/
pengkodean linen agar pengendalian dan pengawasan linen bisa dilakukan
secara maksimal serta diadakannya linen inventory/inventarisasi/stok
opname secara periodik, yang diadakan secara harian, mingguan, bulanan,
dan tahunan (Aini, M.Nur, 2013). Di ruang Empu Tantular pengendalian
linen sudah berjalan dengan baik, yaitu dengan adanya buku inventaris linen
yang diisi setiap hari dengan menghitung jumlah linen kotor dan jumlah linen
bersih.
Pengkodean Linen berdasarkan teori identifikasi linen yang disirkulasi
harus meliputi berbagai hal berikut : Linen diberi nama rumah sakit dan unit
ruang pemakai linen digunakan untuk membedakan linen dari ruang satu
dengan linen ruang lainnya. Tanggal mulai pakai linen digunakan untuk
mengidentifikasi kapan linen mulai digunakan serta untuk memudahkan
pengontrolan dan mengukur tingkat kerusakan sebuah linen yang dilihat dari
usia pakainya. American Hotel Association (AHA), mempunyai standar 250
kali cuci, artinya linen yang baik atau yang masih layak pakai sampai
pencucian 250 kali (Aini, M.Nur, 2013). Di RSUD Kanjuruhan setiap linen,
sarung bantal, sarung guling, selimut, dll sudah diberi tulisan nama ruangan.
Tetapi penataan linen di ruang Empu Tantular masih terkesan belum rapi,
sehingga perlu dilakukannya penataan ulang pada lemari linen.

147
BAB VIII
PENUTUP

8.1 Kesimpulan
1. Ketersediaan Tempat Sampah Yang Memadai
Penambahan tempat sampah infeksius yang ada di ruangan dapat
membantu petugas kebersihan dalam pemilahan limbah infeksius dan
non infeksius. Adanya tempat sampah infeksius dan non infeksius,
pasien dan keluarga pasien dapat membuang sampah ke tempat sampah
yang benar yang telah disediakan oleh ruangan.
2. Kerapian Dalam Meletakkan Alat Makan Kotor Di Tempat Yang
Sudah Disediakan
Dengan adanya sosialisasi tentang penempatan alat makan kotor,
keluarga pasien dapat menempatkan alat makan kotor ke dalam tempat
yang sudah di sediakan, tidak hanya di taruh diatas tutup tempat makan
kotor.
3. Ketertiban Keluarga Pasien Dalam Membuang Sampah Dan Cuci
Tangan
Setelah dilakukan sosialisasi cuci tangan 6 langkah dan 5 momen
cuci tangan serta pemilahan sampah infeksius dan non infeksius
keluarga pasien dapat menerapkan dan mengaplikasikannya setiap hari.
4. Penataan Ulang RAB
Setelah RAB di tata ulang, mainan yang digunakan untuk terapi
bermain dikelompokkan sesuai dengan usia perkembangan, sehingga
memudahkan kita dalam mencari alat bermain yang akan digunakan
pada saat terapi bermain, lalu dengan adanya buku inventaris alat
bermain diharapkan alat bermain tidak ada yang hilang.
5. Penataan Ulang Linen
Penataan ulang linen bertujuan untuk merapikan kembali tempat
linen yang sebelumnya terlihat kurang rapi, linen dikelompokkan
berdasarkan jenisnya, sehingga mempermudah dalam mencari alat
linen yang akan dipakai.

148
8.2 Saran
1. Ketersediaan Tempat Sampah Yang Memadai
Diharapkan ruangan Empu Tantular, dapat memaksimalkan
pemakaian tempat sampah infeksius dan non infeksius tersebut serta
menjaga dan menggunakannya secara efektif.
2. Kerapian Dalam Meletakkan Alat Makan Kotor Di Tempat Yang
Sudah Disediakan
Diharapkan keluarga pasien dapat selalu tertib dalam meletakkan
alat makan kotor sesuai tempat yang telah disediakan.
3. Ketertiban Keluarga Pasien Dalam Membuang Sampah Dan Cuci
Tangan
Diharapkan di Ruang Empu Tantular dapat melakukan sosialisasi
cuci tangan pada waktu tertentu terutama pada pasien baru.
4. Penataan Ulang RAB
Diharapkan alat main di ruang RAB selalu tertata rapi dan mainan
sesuai pada tempat penggolongan umurnya.
5. Penataan Ulang Linen
Diharapkan lemari linen dapat tertata rapi sesuai dengan jenis alat
linen, sehingga dapat mempermudah dalam mengambil alat linen yang
dibutuhkan.

149
DAFTAR PUSTAKA

Aini Muhamad Nur, Kartasurya Martha Irene, Mawarni Atik. 2013. Analisis
Pengelolaan Linen Di Instalasi Rawat Inap RS Permata Bunda
Purwodadi (Studi Kualitatif). Jurnal Manajemen Kesehatan Indonesia
Volume 01 No. 03 Desember 2013
Arifin, M. 2008. Pengaruh Limbah Rumah Sakit Terhadap Kesehatan.
Universitas Indonesia: Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Departemen Kesehatan RI. 2011. Cuci Tangan Pakai Sabun Dapat Mencegah
Berbagai Penyakit. From http:/www.depkes.go.id. Diakses 13 Januari
2012
Nursalam. 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Profesional Ed.4. Salemba Medika: Jakarta.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor340/Menkes/Per/Iii/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit
Rahayu, Kurnia Dan Haryuni, Sri. 2013. Satuan Acara Penyuluhan Cuci
Tangan 6 Langkah. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu
Kesehatan Universitas Kadiri
Sudiharti, Solikhah. 2012. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan
Perilaku Perawat Dalam Pembuangan Sampah Medis Di Rumah Sakit
PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Ahmad Dahlan Kes Mas Vol. 6 No. 1, Januari 2012 : 1 –
74 Jurnal Kesmas

150
Lampiran 1

Instrumen Penilaian Kejadian Flebitis Menggunakan VIP Score

(Visual Infusion Flebitis Score)

N Parameter Skor Skor Hari Perawatan Ke-


o 1 2 3 4 5 6 7
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
… … … … … … …

1 Jalur IV tampak sehat 0


2 Salah satu tanda-tanda berikut jelas 1
 Sedikit nyeri dekat jalur IV atau
 Sedikit kemerahan dekat jalur IV

3 Dua dari tanda berikut 2


 Nyeri pada jalur IV
 Kemerahan
 Pembengkakan
4 Semua tanda-tanda berikut jelas 3
 Nyeri sepanjang kanul
 Kemerahan
 Pembengkakan
5 Semua tanda-tanda berikut jelas 4
 Nyeri sepanjang kanul
 Kemerahan
 Pembengkakan
 Vena teraba keras
6 Semua tanda-tanda berikut jelas 5
 Nyeri sepanjang kanul
 Kemerahan
 Pembengkakan
 Vena teraba keras
 Pireksia
TOTAL SKOR 5
Nama dan Paraf yang melakukan penilaian
Keterangan (Nursalam, 2015)
Skala Nyeri : Intervensi :
1. 0 = Tidak ada tanda flebitis 1. Observasi kanul
2. 1-2 = Tahap awal flebitis 2. Resite kanul
3. 3-4 = Awal Tromboflebitis 3. Resite kanul dan
4. 5 = Stadium lanjut tromboflebitis pertimbangkan perawatan
4. Memulai perawatan

151
Lampiran 2

Instrumen Kepuasan Pasien Berdasarkan Lima Karakteristik (RATER)

No Karakteristik 1 2 3 4
1 RELIABILITY (KEANDALAN)
f. Perawat mampu menangani masalah
perawatan dengan tepat dan profesional
g. Perawat memberikan informasi tentang
fasilitas yang tersedia, cara penggunaannya
dan tata tertib yang berlaku di RS
h. Perawat memberitahu dengan jelas tentang
hal-hal yang harus di patuhi dalam
perawatan anda
i. Perawat memberitahu dengan jelas tentang
hal-hal yang dilarang dalam perawatan anda
j. Ketepatan waktu perawat tiba di ruangan
ketika anda membutuhkan
2 ASSURANCE (JAMINAN)
f. Perawat member perhatian terhadap keluhan
yang anda rasakan
g. Perawat dapat menjawab pertanyaan tentang
tindakan perawatan yang diberikan kepada
anda
h. Perawat jujur dalam memberikan informasi
tentang keadaan anda
i. Perawat selalu memberi salam dan senyum
ketika bertemu dengan anda
j. Perawat teliti dan terampil dalam
melaksanakan tindakan keperawatan kepada
anda
3 TANGIBLES (KENYATAAN)
f. Perawat memberi informasi tentang
administrasi yang berlaku bagi pasien rawat
inap di RS
g. Perawat selalu menjaga kebersihan dan
kerapihan ruangan yang anda tempati
h. Perawat menjaga kebersihan dan kesiapan
alat-alat kesehatan yang digunakan
i. Perawat menjaga kebersihan dan
kelengkapan fasilitas kamar mandi dan toilet

152
j. Perawat selalu menjaga kerapian dan
penampilannya
4 EMPHATY (EMPATI)
f. Perawat memberikan informasi kepada
Anda tentang segala tindakan perawatan
yang akan dilaksanakan
g. Perawat mudah ditemui dan dihubungi bila
anda membutuhkan
h. Perawat sering menengok dan memeriksa
keadaan Anda seoerti mengukur tensi, suhu,
nadi, pernafasan dan cairan infuse
i. Pelayanan yang diberikan perawat tidak
memandang pangkat / status tapi
berdasarkan kondisi anda
j. Perawat perhatian dan member dukungan
moril terhadap keadaan anda (menanyakan
dan berbincang-bincang tentang keadaan
anda)
5 RESPONSIVENESS (TANGGUNG JAWAB)
f. Perawat bersedia menawarkan bantuan
kepada anda ketika mengalami kesulitan
walau tanpa diminta
g. Perawat segera menangani Anda ketika
sampai di ruangan rawat inap
h. Perawat menyediakan waktu khusus untuk
membantu Anda berjalan, BAB, BAK, ganti
posisi tidur dan lain-lain.
i. Perawat membantu Anda untuk memperoleh
obat
j. Perawat membantu Anda untuk pelaksanaan
pelayanan foto dan laboratorium di RS ini.

Keterangan :
1 = Sangat tidak puas
2 = Tidak puas
3 = Puas
4 = Sangat puas
(Nursalam, 2015)

153
Lampiran 3

SKALA PERINGKAT KECEMASAN DIRI ZUNG SELF

No Pernyataan Tidak Kadang- Sebagi- Hampir


Pernah Kadang an Waktu Setiap
Waktu
1 Saya merasa lebih gugup dan cemas dari
biasanya
2 Saya merasa takut tanpa alasan sama sekali
3 Saya mudah marah atau merasa panik
4 Saya merasa seperti jatuh terpisah dan akan
hancur berkeping-keping
5 Saya merasa bahwa semuanya baik-baik saja
dan tidak ada hal buruk akan terjadi
6 Lengan dan kaki saya gemetar
7 Saya terganggu oleh nyeri kepala leher dan
nyeri punggung
8 Saya merasa lemah dan mudah lelah
9 Saya merasa tenang dan dapat duduk diam
dengan mudah
10 Saya merasakan jantung saya berdebar-debar
11 Saya merasa pusing tujuh keliling
12 Saya telah pingsan atau merasa seperti itu
13 Saya dapat bernafas dengan mudah
14 Saya merasa jari-jari tangan dan kaki mati rasa
dan kesemutan
15 Saya terganggu oleh nyeri lambung atau
gangguan pencernaan
16 Saya sering buang air kecil
17 Tangan saya biasanya kering dan hangat
18 Wajah saya terasa panas dan merah merona
19 Saya mudah tertidur dan dapat istirahat malam
dengan baik
20 Saya mimpi buruk

Rentang penilaian 20-80, dengan pengelompokan antara lain :

1. Skor 20 – 44 : normal / tidak cemas


2. Skor 45 – 59 : kecemasan ringan
3. Skor 60 – 74 : kecemasan sedang
4. Skor 75 – 80 : kecemasan berat

(Nursalam, 2015)

154
Lampiran 4

PENILAIAN RESIKO JATUH PASIEN ANAK SKALA HUMPTY


DUMPTY

No Parameter Skor Skor Hari Perawatan Ke-


1 2 3 4 5 6
Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl Tgl
… … … … … …
1 Umur
 < 3 tahun 4
 3-7 tahun 3
 7-13 tahun 2
 13-18 tahun 1
2 Jenis Kelamin
 Laki-laki 2
 Perempuan 1
3 Diagnosis
 Kelainan neurologi 4
 Gangguan oksigenasi (gangguan pernafasan, 3
dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, sakit
kepala, dll)
 Kelemahan fisik/kelainan psikis 2
 Ada diagnosis tambahan 1
4 Gangguan kognitif
 Tidak memahami keterbatasan 3
 Lupa keterbatasan 2
 Orientasi terhadap kelemahan 1
5 Faktor Lingkungan
 Riwayat jatuh dari tempat tidur 4
 Pasien menggunakan alat bantu 3
 Pasien berada di tempat tidur 2
 Pasien berada di luar ruang area keperawatan 1
6 Respon terhadap operasi/obat penenang/efek
anastesi
 Kurang dari 24 jam 3
 Kurang dari 48 jam 2
 Lebih dari 48 jam 1
7 Penggunaan obat
 Penggunaan obat sedative (kecuali pasien 3
ICU yang menggunakan sedasi dan paralisis)
hipnotik, barbitural, fenotiazin, anti depresan,
laksatif/diuretic, narkotik/metadon. 2
 Salah satu obat di atas 1
 Pengobatan lain
TOTAL SKOR
Nama dan paraf yang melakukan penilaian

155
Keterangan :

Tingkat resiko dan tindakan

1. Skor 7 – 11 : resiko rendah untuk jatuh


2. Skor >12 : resiko tinggi untuk jatuh
3. Skor minimal :7
4. Skor maksimal : 23

(Nursalam, 2015)

156
Lampiran 5

Visual Infusion Phlebitis (VIP)

IV line Nampak sehat 0 Tidak ada tanda Observasi kanul


flebitis
Terdapat salah satu tanda-tanda 1 Mungkin tanda- Observasi kanul
berikut jelas : tanda pertama
 Sedikit nyeri dekat IV line flebitis
 Sedikit kemerahan dekat IV line
Dua dari tanda berikut ialah : 2 Tahap awal Pindahkan kanul
 Nyeri pada IV line flebitis
 Kemerahan
 Pembengkakan
Semua tanda-tanda berikut jelas : 3 Tahap menengah Pindahkan kanul,
 Nyeri sepanjang kanul flebitis pertimbangkan
 Kemerahan perawatan
 Pembengkakan infeksi
Semua tanda-tanda berikut adalah 4 Tahap lanjut Pindahkan kanul,
nyata : flebitis atau awal pertimbangkan
 Nyeri sepanjang kanul tromboflebitis perawatan
 Kemerahan infeksi
 Pembengkakan
 Vena teraba keras
Semua tanda-tanda berikut adalah 5 Stadium lanjut Memulai
nyata : tromboflebitis perawatan
 Nyeri sepanjang kanul infeksi
 Kemerahan
 Pembengkakan
 Vena teraba keras
 Pireksi

Nursalam, 2015

157
Lampiran 6

KEPUASAN KERJA KARYAWAN (MODEL ROBBINS & JUDGE)

No PERTANYAAN SS S KS TS STS

KEPUASAN TERHADAP PEKERJAAN


Saya sudah merasa puas dengan pekerjaan
1 yang dijalani saat ini
Saya merasa puas dengan beban pekerjaan
2 yang terkadang dilimpahkan kepada anda
Pekerjaan yang saya lakukan saat ini sudah
3 sesuai dengan latar belakang pendidikan,
kemampuan, dan keahlian saya
Saya selalu diberi kebebasan oleh atasan
4 dalam mengerjakan pekerjaan saya
Saya sudah merasa puas dengan fasilitas yang
5 disediakan oleh perusahaan
Pekerjaan saya tidak berperan penting bagi
6 kemajuan perusahaan ini
Pekerjaan saya memberikan saya peluang
7 mempersiapkan kemajuan saya di masa yang
akan dating
Saya kecewa atas pekerjaan yang saya jalani
8 saat ini

9 Pekerjaan saya saat ini kurang menarik


Pada dasarnya saya antusias dengan pekerjaan
10 saya saat ini
Saya sering bosan terhadap pekerjaan yang
11 saya lakukan saat ini
Tugas pekerjaan yang diberikan saat ini sesuai
12 dengan kemampuan saya
Pekerjaan yang saya terima saat ini sudah
13 sesuai dengan keinginan saya
Saya merasa bangga terhadap pekerjaan yang
14 saya miliki
Pekerjaan yang dibebankan kepada saya
member saya peluang untuk mengambil
15 keputusan sendiri, menimbulkan kebebasan
dan ketidaktergantungan
KEPUASAN TERHADAP IMBALAN
Saya sudah merasa puas dengan gaji pokok
16 yang diterima saat ini

158
Gaji yang saya terima saat ini sudah
17 memuaskan, sesuai dengan beban kerja dan
tanggung jawab yang saya emban
Saya sudah merasa puas dengan penghasilan
18 yang diberikan oleh pihak perusahaan
Sebagai karyawan di perusahaan ini, saya
merasa puas dengan pendapatan yang diterima
19 bila dibandingkan dengan prestasi kerja yang
selama ini saya tunjukkan
Saya sudah puas terhadap tunjangan-
20 tunjangan yang diberikan oleh perusahaan di
luar gaji pokok yang saya terima
Gaji yang saya terima tidak sesuai dengan
21 tingkat pendidikan saya
Besar dan jenis tunjangan yang diterima sudah
22 sesuai
Gaji yang saya terima sudah sesuai dengan
23 tuntutan pekerjaan yang dibebankan kepada
saya
Gaji saya sesuai dengan tingkat keterampilan
24 yang saya miliki
Gaji saya sudah sesuai dengan standar gaji
25 yang berlaku di pasar tenaga kerja

26 Pembagian insentif sudah adil


KEPUASAN TERHADAP SUPERVISI ATASAN
Atasan selama ini selalu memberikan
27 pengarahan kepada bawahan dalam setiap
pekerjaan
Komunikasi antara atasan dan bawahan
28 terjalin dengan baik dalam menyelesaikan
masalah-masalah pekerjaan
Atasan selalu bersedia meluangkan waktu
untuk membantu jika saya mengalami
29 kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugas
kerja
Atasan selalu memberikan kesempatan untuk
penyampaian ide-ide atau masukan yang
30 mungkin berguna dalam mendukung
tercapainya program-program kerja
Pemahaman atasan terhadap pekerjaan sudah
31 baik
Atasan kurang tegas dalam memberikan
32 peringatan kepada karyawan

159
Atasan dalam menegakkan disiplin sangat
33 tegas
Atasan secara obyektif menilai prestasi kerja
34 karyawan
Atasan tidak memberikan penghargaan
35 terhadap keberhasilan karyawan dalam
menyelesaikan tugas pekerjaan
Adanya umpan balik dari atasan terhadap
36 pekerjaan yang saya kerjakan
Atasan saya konsisten dalam menerapkan
37 aturan-aturan bagi saya dan karyawan lainnya
Atasan memberikan masukan-masukan
38 apabila saya mendapat kesulitan dalam
penyelesaian pekerjaan
Kontrol pemecahan masalah dan pengambilan
39 keputusan seimbang antara atasan dan anda
Atasan memberikan pengarahan tetapi anda
40 diizikan untuk mengembangkan diri
Atasan ikut berpartisipasi dalam penentuan
41 tugas
Atasan cenderung untuk lepas tangan dalam
42 diskusi menghadapi suatu masalah
Bimbingan yang diberikan oleh atasan saya
43 jelas
Pada saat bekerja, atasan saya bersedia
44 memberikan bimbingan bila saya tidak
memahami pekerjaan yang ditugaskan
KEPUASAN TERHADAP REKAN KERJA
Hubungan dengan rekan kerja terjalin dengan
45 baik
Bilamana dibutuhkan rekan kerja memberikan
46 bantuan langsung dalam upaya untuk
menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya
Setiap tugas dapat saya selesaikan dengan baik
47 bila ada dukungan dari rekan kerja di kantor
Saya tidak menemukan kesulitan dalam
48 bekerjasama dengan rekan kerja
Seluruh rekan kerja bertanggung jawab
49
terhadap hasil pekerjaan
Sesama karyawan tidak menghormati hak-hak
50
individual masing-masing
Suasana kekeluargaan dalam bekerja terbina
51
dengan baik

160
Kebutuhan sosial saya untuk berinteraksi
52
dengan rekan kerja di kantor terpenuhi
Rekan kerja saya selalu memberi nasehat,
53 dukungan dan membantu saya apabila
menghadapi kesulitan dalam pekerjaan
KESEMPATAN PROMOSI
Semua karyawan di perusahaan ini diberikan
54 kesempatan yang sama untuk promosi
Keadilan kebijakan promosi karyawan sudah
55 diterapkan dengan baik di perusahaan ini
Adanya promosi yang dilakukan oleh
56 perusahaan memotivasi karyawan untuk lebih
berkembang dan maju
Frekuensi waktu untuk promosi untuk
57 karyawan dirasakan sudah tepat
Prestasi kerja yang baik menghasilkan adanya
58
promosi jabatan untuk karyawan
Kebijakan promosi (kenaikan pangkat, atau
59
jabatan) di perusahaan ini belum sesuai
Promosi karyawan di perusahaan ini
60
dilakukan secara obyektif
Tidak ada kesempatan yang diberikan oleh
61
perusahaan untuk meningkatkan karier
Perusahaan memberikan kesempatan seluas-
62 luasnya bagi setiap karyawan untuk dapat naik
jabatan
Proses kenaikan jabatan di perusahaan terbuka
63 bagi siapa saja yang berpotensi tanpa
diskriminasi

(Robbins, Stephen P, & Timothy A Judge, 2009)

161
Lampiran 7

Implementasi Tempat Sampah Infeksius dan Non Infeksius

162
163
Implementasi Penataan Alat Makan Kotor

SEBELUM IMPLEMENTASI

SETELAH IMPLEMENTASI

164
Implementasi Sosialisasi Cuci Tangan Dan Pemilahan Sampah

165
Implementasi Penataan RAB dan Pelaksanaan SAB

166
167

Anda mungkin juga menyukai