Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan kesehatan di rumah sakit berjalan secara sinergis antara disiplin profesi
kesehatan dan non kesehatan. Perawat memberikan pelayanan dan asuhan menggunakan
sesuatu sistem manajemen asuhan keperawatan. Perubahan pelayanan keperawatan
memiliki dua pilihan utama yaitu, SDM membuat inovasi dan berubah atau SDM yang
diubah oleh suatu keadaan dan situasi. Perawat harus mempunyai keterampilan dalam
proses perubahan. Keterampilan pertama adalah proses keperawatan dan keterampilan
kedua adalah ilmu teoritis dan pengalaman praktek. Perubahan pelayanan
kesehatan/keperawatan merupakan kesatuan dalam perkembangan dan perubahan
keperawatan di Indonesia.
Meningkatkan tuntutan masyarakat kualitas pelayanan kesehatan termasuk
didalamnya pelayanan keperawatan merupakan suatu fenomena yang harus segera
direspon oleh perawat. Respon yang harus ada bersifat kondusif dengan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan belajar
banyak tentang konsep pengelolaan keperawatan dan langkah – langkah kongkrit dalam
pelaksanaannya. Langkah – langkah tersebut dapat berupa sistem Model Praktek
Keperawatan Pofesional (MPKP), mulai dari ketenagaan/pasien, penetapan MPKP, dan
perbaikan dokumentasi keperawatan. Selain itu sejalan dengan perkembangan dan
perubahan pelayanan kesehatan yang terjadi di Indonesia, maka model sistem asuhan
keperawatan harus berubah mengarah pada suatu praktek keperawatan profesional.
Dengan penerapan model asuhan keperawatan profesional ini maka akan jelas peran dan
fungsi perawat sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugatnya.
Manajemen keperawatan merupakan suatu proses bekerja dengan melibatkan
anggota keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan profesional. Pemberian
pelayanan keperawatan secara profesional, perawat diharapkan mampu menyelesaikan
tugasnya dalam memberikan asuhan keperawatan untuk meningkatkan derajat pasien
menuju kearah kesehatan yang optimal (Nursalam, 2011). Pelaksanaan asuhan
keperawatan secara profesional berkaitan dengan tuntutan profesi dan tuntutan global
bahwa setiap perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan secara profesional
dengan memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di Indonesia.

1
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan nyata
yaitu di rumah sakit dan komunitas sehingga perawat perlu memahami konsep dan
aplikasinya. Konsep yang harus dikuasai adalah konsep tentang pengelolaan bahan,
konsep manajemen keperawatan, perencanaan, yang berupa rencana strategis melalui
pendekatan : pengumpulan data, analisa SWOT dan penyusunan langkah – langkah
perencanaan, pelaksanaan secara operasional, khususnya dalam pelaksanaan MPKP dan
melakukan pengawasan dan pengendalian (Nursalam, 2014).
Sebagaimana kita ketahui bahwa sistem pelayanan kesehatan mengalami
perubahan mendasar dalam memasuki abad ke-21. Perubahan tersebut sebagai dampak
dari perubahan sosial politik, kependudukan serta perkembangan, pengetahuan dan
teknologi. Dari ketiga perubahan membawa implikasi terhadap perubahan sistem
pelayanan kesehatan atau keperawatan sebagai tantangan bagi tenaga keperawatan
Indonesia dalam proses profesionalisasi.
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 7 – 8 Januari 2020, didapatkan bahwa
di Ruang Paviliun Utama RSU Bangli sudah menggunakan model keperawatan MPKP
Tim tetapi pelaksaannya belum optimal.
Berdasarkan fenomena diatas, maka kami mencoba menerapkan Model Praktek
Keperawatan Profesional (MPKP) dengan metode pemberian asuhan keperawatan
Primary Nursing, dimana pelaksanaannya melibatkan pasien VIV B dan C dengan jumlah
maksimal pasien 14 orang kelolaan di Ruang Paviliun Utama RSU Bangli dengan perawat
yang bertugas di ruangan tersebut.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktek manajemen keperawatan, mahasiswa diharapkan
dapat menerapkan prinsip – prinsip manajemen keprawatan dengan menggunakan
Model Praktek Keperawatan Profesional (MPKP) dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan Rumah Sakit khususnya pelayanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktek klinik manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan mampu :
1. Melaksanakan pengkajian data di Ruang Paviliun Utama RSU Bangli
2. Melaksanakan analisis situasi berdasarkan analisa Strengh, Weakness,
Opportunity, Threat (SWOT)
3. Menentukan rumusan masalah berdasarkan analisa yang telah dibuat

2
4. Menyusun rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian
Model Praktek Keperawatan Profesional : Timbang Terima, Supervisi, Ronde
Keperawatan, Sentralisasi Obat, Discharge Planing, Dokumentasi Keperawatan.
5. Melaksanakan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan hasil pengkajian
Model Praktek Keperawatan Profesional : Timbang Terima, Supervisi, Ronde
Keperawatan, Sentralisasi Obat, Discharge Planing, Dokumentasi Keperawatan.
6. Mengevaluasi pelaksanaan rencana strategi operasional ruangan berdasarkan
hasil pengkajian Model Praktek Keperawatan Profesional : Timbang Terima,
Supervisi, Ronde Keperawatan, Sentralisasi Obat, Discharge Planing,
Dokumentasi Keperawatan.
C. MANFAAT
1. Bagi pasien
Tecapainya kepuasan pasien yang ada di Ruang Paviliun Utama RSU Bangli
2. Bagi Perawat
a. Tercapainya tingkat kepuasan kerja yang optimal
b. Terbinanya hubungan atau komunikasi yanga dekuat antara perawat dengan
perawat, perawat dengan tim kesehatan yang lain, dan perawat dengan pasien serta
keluarga.
c. Tumbuh dan terbinanya akuntabilitas dan disiplin diri perawat
3. Bagi rumah sakit
a. Meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit
b. Dapat menganalisa masalah yang ada dengan metode SWOT serta menyusun
rencana strategi
c. Mempelajari penerapan Model Praktek Keperawatan Profesiobal (MPKP) dengan
metode modifikasi

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. DEFINISI METODE PRIMER MODIFIKASI


Metode primer modifikasi adalah metode gabungan antara metode penugasan tim
dengan metode perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat merawat
pasien dari datang sampai pulang.
Pada model ini, digunakan secara kombinasi dari kedua sistem. Menurut Ratna
S.Sudarsono (2000), penerapan sistem model ini didasarkan pada beberapa alasan :
1. Keperawatan primer tidak di gunakan secara murni, karena perawat primer harus
mempunyai latar belakang pendidikan S1 Keperawatan atau setara.
2. Keperawatan tim tidak di gunakan secara murni, karena tanggung jawab asuhan
keperawatan pasien terfragmentasi atau terpecah pada berbagai tim
3. Melalui kombinasi kedua model tersebut di harapkan komunitas asuhan
keperawatan dan akuntabilitas asuhan keperawatan terdapat pada primer.
Disamping itu, karena saat ini perawat yang ada di rumah sakit sebagain besar
adalah lulusan SPK, maka akan mendapat bimbingan dari perawat primer/ ketua
tim tentang asuhan keperawatan.

Untuk ruang model ini di perlukan 26 perawat. Namun jumlah tersebut harus
disesuaikan dengan kondisi ruangan. Dengan menggunakan model modifikasi
keperawatan primer ini diperlukan 4 (empat) orang perawat primer (PP) dengan kualifikasi
Ners, di samping seorang kepala ruang rawat, juga Ners, Perawat Associate(PA) 21 orang,
kualifikasi pendidikan perawat asosiasi terdiri atas lulusan D3 Keperawatan ( 3orang) dan
SPK (18 orang).

B. KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN MPKP MODIFIKASI


1. Keuntungan metode primer modifikasi :
a. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
b. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
c. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehinggah konflik mudah di atasi dan
memberikan kepuasaan pada anggota tim
d. Saling memberi pengalaman antar sesama tim
e. Bersifat kontunuitas dan komprehensif

4
f. Mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil, dan memungkinkan
pengembangan diri
g. Mendorong kemandirian perawat
h. Ada keterikatan pasien dan perawat selama dirawat

2. Kelemahan metode primer modifikasi


a. Tim yang satu tidak mengetahui mengenai pasien yang bukan menjadi
tanggung jawabnya
b. Rapat tim memerlukan waktu sehingga pada situasi sibuk rapat tim ditiadakan
atau terburu-buru sehingga dapat mengakibatkan kimunikasi dan koordinasi
antar anggota tim terganggu sehingga kelancaran tugas terhambat
c. Perawat yang belum terampil dan belum berpengalaman selalu tergantung atau
berlindung kepada anggota tim yang mampu atau ketua tim
d. Perlu kualitas dan kuantitas tenaga perawat
e. Hanya dapat dilakukan oleh perawat profesional
f. Biaya relatif lebih tinggi dibandingkan metode lain.

C. CONTOH PENERAPAN METODE PRIMER MODIFIKASI

KARU

PP1 PP2 PP3 PP4

PA PA PA PA

PA PA PA PA

PA PA PA PA

7-8 Pasien 7-8 Pasien 7-8 Pasien 7-8 Pasien

Diagram 2.1. Sistem Asuhan Keperawatan Primary Tim ( Modifikasi)

5
Dilihat dari contoh bagan diatas maka dapat dijelaskan bahwa jumlah perawat dalam
satu ruangan harus 17 orang perawat. 1 orang kepala ruangan dengan kualifikasi pendidikan
S1 Ners, 4 orang perawat primer dengan kualifikasi S1 Ners serta 11 orang perawat associate
dengan kualifikasi D3 keperawatan atau SPK. 1 keanggotaan MPKP modifikasi seperti diatas
dengan 17 orang perawat dapat merawat pasien minimal 28 – 32 pasien.

6
BAB III
PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN MPKP MODIFIKASI DIRUANG PAVILIUN UTAMA RSU


BANGLI
Pada tanggal 13 – 18 Januari 2020, kelompok VII Mahasiswa Profesi Ners ITEKES
BALI telah mengaplikasikan MPKP Modifikasi dalam melakukan pengelolaan pasien.
Kami sudah melakukan sesuai dengan teori dan tidak ada hambatan. Hanya saja
keanggotan MPKP Modifikasinya hanya dapat dibagi menjadi 2 Perawat Primer dan 8
orang Perawat Associate yang dibagi menjadi 3 shift sehingga, 2 PA pagi, 2 PA Sore, dan
2 PA Malam. Disamping itu 1 orang karu dan 1 orang wakaru. 1 tim mengelola 7 pasien.
Sehingga Tim PP1 mengelola pasien kamar 1-7 dan Tim PP2 mengelola pasien kamar 8 –
14. Selama 1 minggu kami sudah melakukan timbang terima, sentralisasi obat, supervisi,
discharge planning, dokumentasi, ronde keperawatan, dan diskusi refleksi kasus yang
sudah sesuai dengan SOP masing – masing.
Dari pengaplikasian kami selama 1 minggu, menurut kami di Ruang Paviliun Utama
RSU Bangli dapat diterapkan MPKP Modifikasi dengan syarat kepala ruangannya harus
S1 Ners dan semua tenaga harus dalam bidang keperawatan. Jika hal tersebut sudah
terpenuhi maka MPKP modifikasi dapat terapkan, karena jika dilihat dari tenaga medis
yang ada di Ruang Paviliun Utama ada yang masih perawat dengan kualifikasi D3
keperawatan. Dan juga dilihat dari jumlah kamar yaitu 14 kamar. Sehingga dari 16 orang
perawat dapat dibagi:
1. 1 orang kepala ruangan dengan kualifikasi S1 Ners
2. 1 orang wakil kepala ruangan dengan kualifikasi S1 Ners
3. 2 orang perawat primer dengan kualifikasi S1 Ners
4. 12 orang perawat associate dengan kualifikasi S1 Ners dan D3 Keperawatan.
Dari 12 orang perawat dibagi menjadi 4PA dinas pagi, 4 PA dinas sore, 2 PA
dinas Malam, 2 PA libur.

7
B. STRUKTUR KEANGGOTAAN

KEPALA
RUANGAN

WAKIL KEPALA
RUANGAN

PERAWAT PERAWAT
PRIMER 1 PRIMER 2

PERAWAT PERAWAT
ASSOCIATE ASSOCIATE

PERAWAT PERAWAT
ASSOCIATE ASSOCIATE

PERAWAT PERAWAT
ASSOCIATE ASSOCIATE

PERAWAT PERAWAT
ASSOCIATE ASSOCIATE

PERAWAT PERAWAT
ASSOCIATE ASSOCIATE

PERAWAT PERAWAT
ASSOCIATE ASSOCIATE

7-8 PASIEN 7-8 PASIEN


(KAMAR 1-7) (KAMAR 8-14)

C. PEMBAGIAN TUGAS
1. Kepala Ruangan
Seorang perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung jawab dan
mengelola kegiatan pelayanan perawatan di satu ruang rawat.
Tugas Pokok
Mengawasi dan mengendalikan kegiatan pelayanan Keperawatan di ruang rawat yang
berada di wilayah tanggung jawabnya.

8
Uraian Tugas
a. Melaksanakan fungsi perencanaan, meliputi :
1) Merencanakan jumlah dan kategori tenaga perawatan serta tenaga lain
sesuai kebutuhan.
2) Merencanakan jumlah jenis peralatan perawatan yang diperlukan sesuai
kebutuhan.
3) Merencanakan dan menetukan jenis kegiatan/asuhan keperawatan yang
akan diselenggarakan sesuai kebutuhan pasien.
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
1) Mengatur dan mengkoordinasikan seluruh kegiatan pelayanan ruang
rawat.
2) Menyusun dan mengatur daftar dinas tenaga perawatan dan tenaga lain
sesuai kebutuhan dan ketentuan atau peraturan yang berlaku.
3) Melaksanakan program orientasi kepada tenaga perawatan baru atau
tenaga lain yang akan bekerja diruang rawat.
4) Memberi pengarahan dan motivasi kepada tenaga perawatan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai ketentuan/standar.
5) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan yang ada dengan cara bekerja sama
dengan berbagai pihak yang terlibat dalam pelayanan di ruang rawat.
6) Mengadakan pertemuan berkala dengan pelaksana perawatan dan tenaga
lain yang berada diwilayah tanggug jawabnya.
7) Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan di bidang perawatan antara
lain melalui pertemuan ilmiah.
8) Mengenal jenis dan kegunaan barang/peralatan serta mengusahakan
pengadaannya sesuai kebuthan pasien agar tercapai pelayanan yang
optimal.
9) Menyusun permintaan rutin meliputi kebutuhan alat, obat dan bahan lain
yang diperlukan diruang rawat.
10) Mengatur dan mengkoordinasikan pemeliharaan peralatan agar selalu
dalam keadaan siap pakai.
11) Mempertangungjawabkan pelaksanan inventarisasi peralatan.

9
12) Melaksanakan program orientasi kepada pasien dan keluarganya, meliputi
penjelasan tentang peraturan rumah sakit, tata tertib ruangan, fasilitas
yang ada cara penggunaannya serta kegiatan rutin sehari-hari di ruangan.
13) Mendampingi dokter selama kunjungan keliling (visite dokter) untuk
pemeriksaan pasien dan mencatat program pengobatan, serta
menyampikan kepada staf untuk melaksanakannya.
14) Mengelompokan pasien dan mengatur penempatannya di ruang rawat
menurut tingkat kegawatannya, infeksi dan non infeksi untuk
memudahkan pemberian asuhan keperawatan.
15) Mengadakan pendekatan kepada setiap pasien yang dirawat untuk
mengetahui keadaanya dan menampung keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang dihadapinya.
16) Mejaga perasan pasien agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
17) Memberi penyuluhan kesehatan terhadap pasien atau keluarga dalam
batas kewenangan.
18) Menjaga perasaan petugas agar merasa aman dan terlindungi selama
pelaksanaan pelayanan perawatan berlangsung.
19) Memelihara dan mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan
asuhan keperawatan dan kegiatan lain yang dilakukan secara tepat dan
benar. Untuk tindakan perawatan selanjutnya.
20) Mengadakan kerjasama yang baik dengan kepala ruang yang lain, seluruh
kepala bidang, kepala bagian, kepala instalasi dan kepala unit di RS.
21) Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik antara petugas,
pasien dan keluarganya, sehingga memberikan ketenangan.
22) Meneliti pengisian formulir sensus harian pasien ruangan.
23) Memeriksa dan meneliti pengisian daftar permintaan makanan
berdasarkan macam dan jenis makanan pasien, kemudian memeriksa dan
meneliti ulang saat penyajian sesuai dengan diitnya.
24) Memelihara buku register dan berkas catatan medik.
25) Membuat laporan harian dan bulanan mengenai pelaksanaan kegiatan
asuhan keperawatan, serta kegiatan lain di ruang rawat.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan, pengendalian dan penilaian meliputi :

10
1) Mengawasi dan menilai pelaksanaan asuhan keperawatan yang telah
ditentukan.
2) Melaksanakan penilaian terhadap upaya peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan di bidang perawatan.
3) Mengawasi dan mengendalaikan pendayagunaan peralatan perawatan
serta obat-obatan secara efektif dan efisien,
4) Mengawasi pelaksanaan sistem pencatatan dan pelaporan kegiatan asuhan
keperawatan serta mencatat kegiatan lain di ruang rawat.
2. Perawat Primer
Adapun tugas pokok pada perawat primer :
a. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komprehensif.
b. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
c. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama praktek bila diperlukan.
d. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin ilmu lain maupun perawat lain.
e. Mengevaluasi keberhasilan asuhan keperawatan.
f. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di
masyarakat
g. Membuat jadwal perjanjian klinik.
h. Mengadakan kunjungan rumah bila perlu.
i. Bertanggung jawab penuh selama 24 jam terhadap asuhan keperawatan pasien
mulai dari pasien masuk sampai keluar rumah sakit.
j. Mengikuti timbang terima
k. Menerima pasien dan mengkaji kebutuhan pasien secara komperhensif
l. Membuat tujuan dan rencana keperawatan.
m. Melaksanakan rencana yang telah dibuat selama ia dinas.
n. Mengkomunikasikan dan mengkoordinasikan pelayanan yang diberikan oleh
disiplin lain maupun perawat blain.
o. Mengevaluasi keberhasilan yang dicapai.
p. Menerima dan menyesuaikan rencana.
q. Menyiapkan penyuluhan untuk pulang.
r. Melakukan rujukan kepada pekerja sosial, kontak dengan lembaga sosial di
s. masyarakat.
t. Membuat jadual perjanjian klinik.

11
u. Mengadakan kunjungan rumah.
v. Melaksanakan sentralisasi obat.
w. Mendampingi visite.
x. Melaksanakan ronde keperawatan bersama dengan kepala ruangan dan perawat
associate.
y. Melaporkan perkembangan pasien kepada kepala ruangan.
3. Perawat Associate (pelaksana)
Seorang perawat yang diberikan wewenang dan ditugaskan untuk memberikan
pelayanan keperawatan langsung kepada klien.
Tugas Pokok
a. Memberikan perawatan secara langsung berdasarkan proses keperawatan dengan
sentuhan kasih sayang.
1) Melaksanakan tindakan perawtan yang telah disususun.
2) Mengevalusai tindakan keperawatan yang telah diberikan.
3) Mencatat dan melaporkan semua tindakan perawatan dan repons klien pada
catatan perawatan.
b. Melaksanakan program medik dengan penuh tanggung jawab.
1) Pemberian obat.
2) Pemeriksaan laboratorium.
3) Persiapan klien yang akan dioperasi.
c. Memperhatikan keseimbangan kebutuhan fisik , mental, dan spiritual dari klien:
1) Memelihaara kebersihan klien dan lingkungan.
2) Mengurangi penderitaan klien dengan memberi rasa aman, nyaman dan
ketenangan.
3) Pendekatan dengan komunkasi terapiutik.
d. Mempersiapkan klien secara fisik dan mental untuk menghadapi tindakan
perawatan dan pengobatan serta diagnostik..
e. Melatih klien untuk menolong dirinya sendiri sesuai kemampuannnya.
f. Memberi pertolongan segera pada kien gawat atau sakaratul maut.
g. Membantu kepala ruangan dalam ketatalaksaaan ruangan secara administratif.
1) Menyiapkan data klien baru, pulang atau meninggal.
2) Sensus harian dan formulir.
3) Rujukan atau penyuluhan PKMRS.
h. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan.

12
i. Menciptkan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keindahan
ruangan.
j. Melaksankan tugas dinas pagi/sore/malam secara bergantian.
k. Memberi penyuluhan kesehatan kepada klien sehubungan dengan penyakitnya.
l. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik lisan maupun tertulis.
m. Membuat laporan harian.
n. Mengikuti timbang terima.
o. Mengikuti kegiatan ronde keperawatan.
p. Melaksanakan rencana keperawatan yang dibuat oleh perawat primer
q. Berkoordinasi dengan perawat associate yang lain dan perawat primer.
r. Melakukan evaluasi formatif.
s. Pendokumentasian tindakan dan catatan perkembangan pasien.
t. Melaporkan segala perubahan yang terjadi atas pasien kepada perawat primer.

13
BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
Metode primer modifikasi adalah metode gabungan antara metode penugasan tim
dengan metode perawatan primer. Metode ini menugaskan sekelompok perawat merawat
pasien dari datang sampai pulang.
Dari pengaplikasian kami selama 1 minggu, menurut kami di Ruang Paviliun Utama
RSU Bangli dapat diterapkan MPKP Modifikasi dengan syarat kepala ruangannya harus
S1 Ners dan semua tenaga harus dalam bidang keperawatan. Jika hal tersebut sudah
terpenuhi maka MPKP modifikasi dapat terapkan, karena jika dilihat dari tenaga medis
yang ada di Ruang Paviliun Utama ada yang masih perawat dengan kualifikasi D3
keperawatan. Dan juga dilihat dari jumlah kamar yaitu 14 kamar. Sehingga dari 16 orang
perawat dapat dibagi:
1. 1 orang kepala ruangan dengan kualifikasi S1 Ners
2. 1 orang wakil kepala ruangan dengan kualifikasi S1 Ners
3. 2 orang perawat primer dengan kualifikasi S1 Ners
4. 12 orang perawat associate dengan kualifikasi S1 Ners dan D3 Keperawatan.
Dari 12 orang perawat dibagi menjadi 4PA dinas pagi, 4 PA dinas sore, 2 PA
dinas Malam, 2 PA libur.
B. SARAN
1. Bagi Perawat
Diharapkan untuk perawat terutama di Ruang Paviliun Utama RSU Bangli agar
meningkatkan tingkat pendidikan menjadi S1 Ners agar dapat tercapainya MPKP
dengan metode MAKP Primer kedepannya.
2. Bagi rumah sakit
a. Diharapkan meningkatkan kualitas manajemen keperawatan agar dapat lebih
optimal
b. Diharapkan membuat pelatihan – pelatihan tentang keperawatan khususnya
perawat, agar dapat meningkatkan kualitas dan kemandirian perawat.

14

Anda mungkin juga menyukai