TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
b. Manajemen Keperawatan
Manajemen memiliki empat fungsi manajemen (Kozier, 2010), yaitu:
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan proses yang berkelanjutan, yang mencakup :
pengkajian situasi, menetapkan tujuan dan objektif berdasarkan pengkajian
situasi atau trend mendatang, dan membuat rencana tindakan berdasarkan
prioritas masalah, menentukan penanggung jawab, menentukan batas waktu
yang ingin dicapai, menjelaskan cara pelaksanaan, dan mengevaluasi tujuan
yang telah dicapai.
Perencanaan meliputi keuangan, kebutuhan sumber daya manusia,
perlengkapan dan ruang fisik yang dibutuhkan suatu instansi. Perencanaan
7
8
Apabila ditinjau dari 5 sub sistem yang diidentifikasi oleh (Hoffart &
Woods, 1996), secara sederhana dapat diartikan sebagai berikut :
2. Pendekatan Manajemen
Model ini memberlakukan manajemen SDM, artinya ada garis komunikasi
yang jelas antara perawat primer dan perawat asosiate. Performa perawat
asosiate dalam satu tim menjadi tanggung jawab perawat primer. Perawa
primer adalah seorang manajer asuhan keperawatan yang harus dibekali
dengan kemampuan manajemen dan kepemimpinan sehingga perawat
primer dapat menjadi manajer yang efektif dan pemimpin yang efektif.
10
4. Hubungan professional
Hubungan professional dilakukan oleh perawat primer dimana perawat
primer lebih mengetahui tentang perkembangan klien sejak awal masuk ke
suatu ruang rawat sehingga mampu member informasi tentang kondisi
klien kepada profesi lain khususnya dokter. Pemberian informasi yang
akurat tentang perkembangan klien akan membantu dalam penetapan
rencana tindakan medic.
Pengelompokan Struktur Tim pada setiap Shift jaga terlihat pada gambar
dibawah ini :
Kepala Ruangan
PA PA PA PA
PA PA PA PA
PA PA PA PA
A. Perencanaan
kemampuannya.
6. Memberikan pertolongan segera pada klien gawat atau sakaratul maut.
7. Membantu kepala ruangan dalam pelaksananaan ruangan secara
administratif.
a. Menyiapkan data klien baru, pulang, atau meninggal.
b. Sensus harian atau formulir.
c. Rujukan harian atau formulir.
8. Mengatur dan menyiapkan alat-alat yang ada diruangan menurut fungsinya
supaya siap pakai.
9. Menciptakan dan memelihara kebersihan, keamanan, kenyamanan, dan
keindahan ruangan.
10. Melaksanakan tugas dinas pagi,sore, malam, atau hari libur secara
bergantian sesuai jadwal tugas.
11. Memberikan penyuluhan kesehatan sehubungan dengan penyakitnya
(PKMRS).
12. Melaporkan segala sesuatu mengenai keadaan klien baik secara lisan
maupun tulisan.
13. Membuat laporan harian klien.
2. Timbang Terima
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan
mengoptimalkan peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsi mandiri
perawat. Hal ini dapat diwujudkan dengan baik melalui komunikasi yang efektif
antara perawat, maupun dengan tim kesehatan lain. Salah satu bentuk
komunikasi yang harus ditingkatkan efektivitasnya adalah saat pergantian shift
(timbang terima pasien).
Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara untuk
menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan
keadaan pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkin
dengan menjelaskan secara singkat, jelas, dan lengkap tentang tindakan
mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/ belum dan
perkembangan pasien saat itu. Informasi yang disampaikan harus akurat
sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan dengan
sempurna. Timbang terima dilakukan oleh perawat primer keperawatan kepada
perawat primer (penanggung jawab) dinas sore atau dinas malam secara
tertulis dan lisan.
16
Diskusi di nurse station (karu, perawat primer, staff perawat) kondisi pasien
Manfaat:
Kriteria Pasien:
Validasi data:
PP
Penetapan pasien
Tahap pra ronde
PP
Persiapan pasien :
Informed Concent
Hasil pengkajian /
intervensi
Validasi data
1. Memeriksa ulang atas kebenaran obat dan jenis obat, jumlah obat, dan
menulis etiket dan alamat pasien ( Pedoman, 1997 ). Penyimpanan stok
(persediaan) yang teratur dengan baik merupakan bagian penting dari
manajemen obat.
Obat yang diterima dicatat dalam buku besar persediaan atau dalam
kartu persediaan (Mc Mahon, 1999).
2. Sistem kartu persediaan (kartu stok) kadang-kadang digunakan untuk
menggantikan buku besar persediaan. Kartu ini berfungsi seperti buku
besar persediaan, yakni neraca diseimbangkan dengan menambahkan
22
4. Pendokumentasian.
Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan
sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional (sp2kp) hal yang
sangat penting menyangkut keberhasilan suatu asuhan keperawatan kepada
pasien sangat ditentukan oleh pemilihan metode pemberian asuhan
keperawatan profesional. Dengan semakin meningkatnya kebutuhan
masyarakat akan pelayanan keperawatan dan tuntutan perkembangan iptek,
maka metode sistem pemberian asuhan keperawatan harus efektif dan
efisien.