Anda di halaman 1dari 103

SASARAN KESELAMATAN PASIEN

di ERA COVID 19

DR.Dr.Sutoto,M.Kes
Hampir 1.200 terjadi KTD peristiwa serius di rumah
sakit di Inggris selama empat tahun terakhir,

April 2012 dan Maret 2013, 290 kasus


Tahun 2013/14 338, kasus
Tahun 2014/15 306 kasus

Pada 2014/15
• 27 kasus gigi yang salah diekstraksi,
• kasus operasi ke mata yang salah
• 102 kasus di mana benda asing tertinggal di dalam
tubuh ketika luka dijahit.
• 4 kasus kesalahan identifikasi pasien.
TELUSUR REGULASI SKP
KONSEP PENINGKATAN MUTU
DALAM SNARS EDISI 1
Indikator
Indikator Mutu • IAK * Input
Nasional • IAM * Proses
* SKP * Output/
Indikato Indikator Mutu Outcome
r Mutu Prioritas RS

Indikator mutu Unit/ Penilaian • Unit kerja di RS : IRJ,


kinerja unit/IKU IRI, dll
(PMKP 6, TKRS 11.1) • Unit yg di
outsourcing (TKRS)

Penilaian • Dokter
kinerja Representasi • Perawat
pemilik • PPA lainnya
Direktur RS • Staf klinis
Penilaian
lainnya
kinerja Staf Klinis
individu/IKI
Staf non Klinis/ Sistem Kinerja
Pegawai
KKS & pegawai RS
TKRS

5
MENGIDENTIFIKASI PASIEN DENGAN BENAR

Standar SKP 1

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk


menjamin ketepatan (akurasi)
identifikasi pasien
1. pemberian obat
2. pemberian darah / produk darah
3. pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
4. Sebelum memberikan pengobatan
5. Sebelum memberikan tindakan
6. Sebelum :

1. Radioterapi,

2. Member Cairan Intravena,

3. Hemodialisis,

4. Pengambilan Darah Atau Pengambilan Spesimen Lain Untuk Pemeriksaan


Klinis,
7
5. Katerisasi Jantung,
IDENTITAS PASIEN SNARS ED 1.1

1. Nama pasien dalam KTP- el


2. Tanggal lahir
3. Nomer rekam medis
4. N.I.K. Nomer Induk
Kependudukan

KARS
GELANG IDENTITAS
• Biru: Laki Laki
• Pink: Perempuan
GELANG PENANDA:
• Merah: Alergi
• Kuning: Risiko Jatuh
• Ungu : Do Not Resucitate

9
1. Secara verbal: Tanyakan nama dan tgl lahir
pasien, untuk pasien yg tidak menggunakan
gelang identitias misal pasien rawat jalan
2. Secara visual: Lihat ke gelang pasien dua dari
empat identitas, (nama dan tgl lahir) cocokkan
dengan perintah dokter, untuk pasien yg
bergelang identitas, contoh pasien rawat inap.

Sutoto.KARS 10
Elemen penilaian SKP 1 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang mengatur R Regulasi tentang pelaksanaan 10 TL
pelaksanaan identifikasi pasien. (R) identifikasi pasien - -
0 TT
2. Identifikasi pasien dilakukan D Bukti pelaksanaan tentang identitas pasien pada 10 TL
semua berkas rekam medis, identitas pasien
dengan menggunakan minimal 2 5 TS
tercetak dengan minimal menggunakan 2 (dua)
(dua) identitas dan tidak boleh dari 4 (empat) identitas: 0 TT
menggunakan nomor kamar pasien 1) nama pasien sesuai KTP-el
atau lokasi pasien dirawat sesuai 2) tanggal lahir
3) nomor rekam medis
dengan regulasi rumah sakit. (D,O,W) 4) nomor induk kependudukan

O Lihat pelaksanaan identitas pasien pada label


obat, rekam medis, resep, makanan, spesimen,
permintaan dan hasil laboratorium/radiologi

W • Staf unit pelayanan


• Staf klinis
• Pasien/keluarga 16
Elemen penilaian SKP 1 Telusur Skor
3. Identifikasi pasien dilakukan O Lihat pelaksanaan identifikasi sebelum 10 TL
sebelum dilakukan tindakan, prosedur tindakan, prosedur diagnostik dan terapeutik. 5 TS
diagnostik, dan terapeutik. (O,W,S) Identifikasi minimal menggunakan 2 (dua) 0 TT
identitas dari 4 (empat) identitas pasien,
identifikasi dilakukan secara verbal atau visual

W • Staf klinis
• Pasien/keluarga

S Peragaan pelaksanaan identifikasi pasien


4. Pasien diidentifikasi sebelum O Lihat pelaksanaan identifikasi sebelum 10 TL
pemberian obat, darah, produk darah, pemberian obat, darah, produk darah, 5 TS
pengambilan spesimen, dan pengambilan spesimen, dan pemberian diet 0 TT
pemberian diet (lihat juga PKPO 6.1; W • Staf Klinis
PAP 3.3 EP 2; AP 5.7; PAP 4 EP 5;). • Pasien/Keluarga
(O,W,S)
S Peragaan pelaksanaan identifikasi pasien
17
Elemen penilaian SKP 1 Telusur Skor
5. Pasien diidentifikasi sebelum O Lihat pelaksanaan identifikasi 10 TL
pemberian radioterapi, sebelum pemberian radioterapi, 5 TS
menerima cairan intravena, menerima cairan intravena, 0 TT
hemodialisis, pengambilan hemodialisis, pengambilan darah
darah atau pengambilan atau pengambilan spesimen lain,
spesimen lain untuk katerisasi jantung, prosedur
pemeriksaan klinis, katerisasi radiologi diagnostik, dan pasien
jantung, prosedur radiologi koma
diagnostik, dan identifikasi
terhadap pasien koma. (O,W,S) W • Staf klinis
• Pasien/keluarga

S Peragaan pelaksanaan
identifikasi pasien 18
MENINGKATKAN KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF

Standar SKP 2

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk


melaksanakan proses meningkatkan
efektivitas komunikasi verbal dan atau
komunikasi melalui telpon antar
profesional pemberi asuhan (PPA).
KARS
• Paralytic agent vs antacid
Pancuronium (Pavulon)
vs Pantoprazole

• Paralytic agent vs antacid


KARS
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
NORUM ( NAMA OBAT RUPA UCAPAN MIRIP)

• hidraALAzine ▪ hidrOXYzine
• ceREBYx ▪ ceLEBRex
• vinBLASTine ▪ vinCRIStine
• chlorproPAMID ▪ chlorproMAZINE
E ▪ glYBURIde
• glipiZIde ▪ dOXOrubicine
• DAUNOrubicine
KARS
Look Alike Sound Alike

LAS LAS
A A

KARS
PEDOMAN KOMUNIKASI EFEKTIF

1. Komunikasi dengan masyarakat/komunitas (MKE 1


Ep1)
2. Komunikasi dengan pasien dan keluarga (MKE 2,3)
3. Komunikasi antar PPA (Profesional Pemberi
Asuhan) di dalam /diluar RS → SKP 2, (MKE 4-8)
• KOMUNIKASI ANTAR PPA HARUS
DISTANDARDISASI KARENA BILA TERJADI
MISKOMUNIKASI → MEMBAHAYAKAN PASIEN

KARS
KOMUNIKASI EFEKTIF ANTAR PPA
(SKP 2)
1. Melakukan “Read Back (TULBAKON)” Terhadap Instruksi Yang
Diterima Secara Lisan Maupun Melalui Telpon Atau Melaporkan
Hasil Pemeriksaan Kritis
2. Buat Standar : Singkatan, Akronim, Simbol Yang Berlaku Di RS dan
singkatan yang dilarang
3. Buat Standar Komunikasi Pada Saat Operan / Hand Overs
Communication (CEKLIS/SOAP/SBAR/ISOBAR/ISOBAR3)
4. Ketepatan waktu Membuat Laporan
KARS
HAL PENTING UNTUK MENGHINDARI KESALAHAN

1) Hindari pemesanaan obat/permintaan obat secara verbal


2) Dalam keadaan darurat karena komunikasi secara tertulis
atau komunikasi elektronik tidak mungkin dilakukan maka
harus ditetapkan panduannya meliputi:
1) Permintaan pemeriksaan,
2) Penerimaan hasil pemeriksaaan dalam keadaan darurat,
3) identifikasi dan penetapan nilai kritis,
4) hasil pemeriksaaan diagnostik,
5) kepada siapa dan oleh siapa hasil pemeriksaaan kritis dilaporkan;
3) prosedur menerima perintah lisan atau lewat telpon :
Elemen penilaian SKP 2 Telusur Skor

1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang komunikasi 10 TL


komunikasi efektif antar efektif antar profesional - -
profesional pemberi asuhan pemberi asuhan, sesuai MKE 0 TT
(lihat juga TKRS 3.2 EP 2). 1 EP 1
(R)
2. Ada bukti pelatihan D Bukti pelaksanaan pelatihan 10 TL
komunikasi efektif antar tentang komunikasi efektif 5 TS
profesional pemberi 0 TT
asuhan. (D,W) W • DPJP
• PPA lainnya
• Staf klinis lainnya
38
Regulasi dan implementasi pertemuan disetiap &
antar tingkat

Regulasi dan implementasi komunikasi efektif


antar PPA dan antar unit

KOMUNIKASI EFEKTIF DI RS

Informasi yang tepat waktu, akurat dan relevan di


lingkungan RS

Informasi tentang capaian program sesuai visi, misi


dan rencana strategik kepada staf Rumah Sakit.
Elemen penilaian SKP 2 Telusur Skor
3. Pesan secara verbal atau verbal D Bukti pelaksanaan tentang 10 TL
lewat telpon ditulis lengkap, dibaca penyampaian pesan verbal atau 5 TS
ulang oleh penerima pesan, dan lewat telpon. 0 TT
dikonfirmasi oleh pemberi pesan (lihat Lihat dengan cek silang dokumen
juga AP 5.3.2 EP 1, 2 dan 3). (D,W,S) penyampaian verbal lewat telepon
dari sisi pemberi dan dari sisi
penerima

W • DPJP
• PPJA/Staf Perawat
• Staf klinis lainnya

S Peragaan proses penerimaan pesan


secara verbal atau verbal lewat
telpon
41
Elemen penilaian SKP 2 Telusur Skor
4. Penyampaian hasil D Bukti hasil pemeriksaaan 10 TL
pemeriksaaan diagnostik secara diagnostik secara verbal ditulis 5 TS
verbal ditulis lengkap, dibaca lengkap. 0 TT
ulang, dan dikonfirmasi oleh Lihat dengan cek silang
pemberi pesan secara lengkap. dokumen penyampaian verbal
(D,W,S) lewat telepon dari sisi pemberi
dan dari sisi penerima

W • DPJP
• PPJA/Staf Perawat
• Staf klinis lainnya

S Peragaan penyampaian hasil


pemeriksaan diagnostik 42
Standar SKP 2.1

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk


proses pelaporan hasil pemeriksaaan
diagnostik kritis.
HASIL PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KRITIS

• ANGKA KRITIS (HASIL LAB, HASIL PEMERIKSAAN


TANDA VITAL
• HASIL PEMERIKSAAN (EXPERTISE) KRITIS:
– FOTO RONSEN/CT SCAN/MRI
– HASIL P.A
– HASIL KRITIS PEMBACAAN EKG/EEG/EMG DLL
Elemen penilaian SKP 2.1 Telusur Skor

1. Rumah sakit R Regulasi tentang: 1 T


menetapkan besaran 1) penetapan besaran 0 L
nilai kritis nilai kritis - -
laboratorium/tanda vital laboratorium/tanda vital 0 T
dan hasil pemeriksaan dan hasil pemeriksaan T
diagnostik kritis (lihat diagnostik kritis
juga AP 5.3.2 EP 1). (R) 2) penetapan siapa yang
harus melaporkan dan
siapa yang harus
menerima
51
Elemen penilaian SKP 2.1 Telusur Skor
2. Pelaksanaan pelaporan D Bukti pelaksanaan pelaporan 10 TL
dilaksanakan sesuai regulasi dilaksanakan sesuai regulasi 5 TS
(lihat juga AP 5.3.2). (D,W,S) termasuk staf yang melaporkan 0 TT
dan menerima laporan

W • DPJP
• PPJA/Staf perawat
• Staf klinis lainnya

S Peragaan proses melaporkan


nilai kritis laboratorium/tanda
vital dan hasil pemeriksaan
diagnostik kritis
52
SERAH TERIMA ASUHAN PASIEN (HAND
OVER)

a) Antar-PPA seperti antara staf medis dan staf medis,


antara staf medis dan staf keperawatan atau dengan
staf klinis lainnya, atau antara PPA dan PPA lainnya
pada saat pertukaran shift;
b) Antarberbagai tingkat layanan di dalam RS yang
sama seperti jika pasien dipindah dari unit intensif ke
unit perawatan atau dari unit darurat ke kamar operasi;
dan
c) Dari unit rawat inap ke unit layanan diagnostik
atau unit tindakan seperti radiologi atau unit terapi
METODA SERAH TERIMA ASUHAN PASIEN

1. TERTULIS
2. VERBAL
3. DIREKAM
4. DI SAMPING PASIEN
CONTOH
FORMULIR
HAND OVER
Standar SKP 2.2

Rumah sakit menetapkan dan melaksanakan


proses komunikasi “Serah Terima” (hand
over).
Elemen penilaian SKP 2.2 Telusur Skor
1. Ada bukti catatan tentang hal-hal D Bukti catatan pelaksanaan serah 10 TL
kritikal dikomunikasikan di antara terima, ditandatangani oleh yang 5 TS
profesional pemberi asuhan pada menyerahkan dan yang menerima 0 TT
waktu dilakukan serah terima pasien
(hand over) (lihat juga MKE 5 EP 6). W • DPJP
(D,W) • PPJA dan staf Perawat
• Staf klinis lainnya
2. Proses serah terima pasien D Bukti formulir serah terima, memuat 10 TL
(operan/hand over) menggunakan alat, metode serah terima pasien 5 TS
formulir dan metode sesuai regulasi, (operan/hand over), bila mungkin 0 TT
bila mungkin melibatkan melibatkan pasien/keluarga
pasien/keluarga. (D,W)
W • Dokter
• PPJA dan staf Perawat
• Staf klinis lainnya
60
Elemen penilaian SKP 2.2 Telusur Skor

3. Ada bukti dilakukan D Bukti tentang evaluasi 1 T


evaluasi tentang catatan catatan komunikasi yang 0 L
komunikasi yang terjadi terjadi saat (operan/hand 5 T
waktu serah terima over) untuk memperbaiki 0 S
pasien (operan/hand proses T
over) untuk T
memperbaiki proses. W • Dokter
(D,W) • PPJA dan staf Perawat
• Staf klinis lainnya

61
MENINGKATNYA KEAMANAN OBAT YANG PERLU
Standar SKP 3
DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATIONS)

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk


melaksanakan proses meningkatkan
keamanan terhadap obat-obat yang
perlu diwaspadai.
OBAT YANG PERLU DIWASPADAI
(HIGH ALLERT MEDICATION)

1. Obat HIGH RISK/RISIKO TINGGI, obat yang bila


terjadi kesalahan (error) dapat menimbulkan kematian
atau kecacatan seperti, insulin, heparin, atau
kemoterapeutik;
2. Obat LASA seperti Xanax dan Zantac atau
hydralazine dan hydroxyzine
3. Elektrolit konsentrat:
4. Elektrolit dengan konsentrasi tertentu:
CONTOH OBAT LASA (LOOK ALIKE SOUND
ALIKE)

• hidralazine ▪ hidroxyzine
• cerebyx ▪ celebrex
• vinblastine ▪ vincristine
• chlorpropamide ▪ chlorpromazine

• glipizide ▪ glyburide
▪ doxorubicine
• daunorubicine

Sutoto.KARS 65
Look Alike Sound Alike

LAS LAS
A A

Sutoto.KARS 66
LASA

LOOK ALIKE

Sutoto.KARS 67
LASA

LASA
DOSIS BERTINGKAT

Sutoto.KARS 68
ELEKTROLIT KONSENTRAT
1. Kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml
2. Kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml !
HIGH
3. Natrium/sodium klorida > 0.9% ALERT

4. Magnesium sulfat : => 50% atau lebih


pekat

ELEKTROLIT DENGAN KONSENTRASI TERTENTU


1. Kalium/potasium klorida < 2 mEq/ml
2. magnesium sulfat : 20 sd 40 %

Sutoto.KARS 70
Elemen penilaian SKP 3 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang obat yang 10 TL
penyediaan, penyimpanan, perlu di waspadai - -
penataan, penyiapan, dan 0 TT
penggunaan obat yang perlu di
waspadai (R)
2. Rumah sakit D Bukti pelaksanaan tentang 10 TL
mengimplementasikan regulasi penyediaan, penyimpanan, 5 TS
yang telah dibuat (D,W) penataan, penyiapan, dan 0 TT
penggunaan obat yang perlu
diwaspadai

W • Apoteker/TTK
• PPJA dan staf perawat
• Staf klinis
77
Elemen penilaian SKP 3 Telusur Skor
3. Di rumah sakit tersedia daftar semua obat D Bukti tentang daftar obat yang perlu 10 TL
yang perlu diwaspadai, yang disusun berdasar diwaspadai. 5 TS
data spesifik sesuai kebijakan dan prosedur 0 TT
(D,O,W) O Lihat pelaksanaan penggunaan daftar obat
di unit terkait

W • PPA
• Staf unit pelayanan (Apoteker/TTK)
• Staf klinis
4. Tempat penyimpanan, pelabelan, D Bukti tentang daftar obat yang perlu 10 TL
penyimpanan obat yang perlu diwaspadai, diwaspadai di tempat penyimpanan obat. 5 TS
termasuk obat “look-alike/sound-alike” semua 0 TT
diatur di tempat aman (D,O,W) O Lihat pelaksanaan tempat penyimpanan
obat yang perlu diwaspadai

W • PPA
• Staf unit pelayanan (Apoteker/TTK)

78
Standar SKP 3.1

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk


melaksanakan proses mengelola penggunaan
elektrolit konsentrat dan elektrolit dengan
konsetrasi tertentu.
ELEKTROLIT KONSENTRAT
1. Kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml
2. Kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml !
HIGH
3. Natrium/sodium klorida > 0.9% ALERT

4. Magnesium sulfat : => 50% atau lebih


pekat

ELEKTROLIT DENGAN KONSENTRASI TERTENTU


1. Kalium/potasium klorida < 2 mEq/ml
2. magnesium sulfat : 20 sd 40 %

Sutoto.KARS 80
Elemen penilaian SKP 3.1 Telusur Skor
1. Rumah sakit menetapkan R Regulasi tentang pengelolaan elektrolit 10 TL
regulasi untuk melaksanakan konsentrat dan elektrolit dengan konsetrasi - -
proses mencegah kekurang tertentu 0 TT
hati-hatian dalam mengelola
elektrolit konsentrat dan
elektrolit dengan konsetrasi
tertentu. (R)
2. Elektrolit konsentrat dan D Bukti tentang daftar elektrolit konsentrat dan 10 TL
elektrolit dengan konsetrasi elektrolit dengan konsetrasi tertentu di 5 TS
tertentu hanya tersedia di semua tempat penyimpanan yang 0 TT
instalasi farmasi/depo farmasi. diperbolehkan
(D,O,W)
O Lihat pelaksanaan tempat penyimpanan

W • PPA
• Staf unit pelayanan
81
TERLAKSANANYA PROSES TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR,

Standar SKP 4
TEPAT-PASIEN YANG MENJALANI TINDAKAN DAN PROSEDUR

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk


melaksanakan proses memastikan Tepat-
Lokasi, Tepat-Prosedur dan Tepat-
Pasien yang menjalani tindakan dan
prosedur.
MAKSUD TUJUAN

MENCEGAH TIGA KESALAHAN DALAM


TINDAKAN/PROSEDUR
• SALAH ORANG
• SALAH LOKASI
• SALAH PROSEDUR
REGINA
TURNER (52)
“LEFT SIDED
CRANIOTOM
Y BYPASS”
DIOPERASI
SISI KANAN,
KARENA TIM
OPERASI
TAK
MELAKUKAN
TIME OUT
KARS
SIGN IN TIME OUT SIGN OUT

Sutoto.KARS 93
PANDUAN SIGN IN
Sebelum Induksi Anestesi:

1. Identifikasi pasien, prosedur, informed consent sudah


dicek ?
2. Sisi operasi sudah ditandai ?
3. Mesin anestesi dan obat-obatan lengkap ?
4. pulse oxymeter terpasang dan berfungsi ?
5. Allergi ?
6. Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau aspirasi
7. Risiko kehilangandarah >= 500ml
Sutoto.KARS 94
PANDUAN TIME OUT
Sebelum Insisi Kulit (Time-out):Apakah
…….
1. Konfirmasi anggota tim (nama dan peran)
2. Konfirmasi nama pasien , prosedur dan lokasi incisi
3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60 menit
sebelumnya
4. Antisipasi kejadian kritis:
1. Dr Bedah: apa langkah, berapa lama, kmk blood lost ?
2. Dr anestesi: apa ada patients spesific corcern ?
3. Perawat : Sterilitas , instrumen ?
5. Imaging yg diperlukan sdh dipasang ?
Sutoto.KARS 95
PANDUAN
SEBELUM PASIEN MENINGGALKAN KAMAR OPERASI

1. Perawat melakukan konfirmasi secara


verbal, bersama dr dan anestesi
1. Nama prosedur,
2. Instrumen, gas verband, jarum dihitung
harus lengkap
3. Speciment telah di beri label identitas
4. Apa ada masalah peralatan yang harus
ditangani
2. Dokter kpd perawat dan anesesi, apa
Sutoto.KARS 96
yang harus diperhatikan dalam recovery
KARS
PENANDAAN DAERAH OPERASI
1. Di Tempat Dilakukan Operasi/Prosedur Invasif
2. Melibatkan pasien dan
3. Dilakukan dengan tanda yang tepat serta dapat dikenali.
4. Tanda yang dipakai harus konsisten digunakan di semua
tempat di rumah sakit,
5. Harus dilakukan oleh individu yang melakukan prosedur
operasi,
6. Saat melakukan pasien sadar dan terjaga jika mungkin,
serta harus masih terlihat jelas setelah pasien sadar.
7. Pada semua kasus, lokasi tempat operasi harus diberi
Sutoto.KARS 99
Elemen penilaian SKP 4 Otelusur Skor
1. Ada regulasi untuk R Regulasi tentang pelaksanaan 10 TL
melakukan penandaan lokasi penandaan lokasi operasi atau - -
operasi atau tindakan invasif tindakan 0 TT
(site marking). (R)
2. Ada bukti rumah sakit O Bukti pelaksanaan tentang 10 TL
menggunakan satu tanda di penandaan satu tanda yang 5 TS
tempat sayatan operasi seragam dan mudah dikenali 0 TT
pertama atau tindakan invasif
yang segera dapat dikenali D Lihat form dan bukti penandaan
dengan cepat sesuai kebijakan (SURGICAL SAFETY CHECK LIST)
dan prosedur yang ditetapkan
rumah sakit. (D,O)
108
Elemen penilaian SKP 4 Telusur Skor

3. Ada bukti bahwa D Bukti pelaksanaan 10 TL


penandaan lokasi operasi penandaan dilakukan oleh 5 TS
atau tindakan invasif (site staf medis yang melakukan 0 TT
marking) dilakukan oleh operasi atau tindakan invasif
staf medis yang melakukan dengan melibatkan pasien
operasi atau tindakan bila mungkin
invasif dengan melibatkan
pasien bila mungkin. O Lihat pelaksanaan
(D,O,W) penandaan site marking

W • DPJP
• Pasien/keluarga 109
Standar SKP 4.1

Rumah sakit melaksanakan prosedur bedah yang


aman dengan menggunakan “surgical safety check
list” (WHO Safety Checklist terkini) serta
memastikan terlaksananya proses Time-out di
kamar operasi sebelum operasi dimulai, untuk
memastikan Tepat-Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-
Pasien yang menjalani tindakan dan prosedur.
Elemen penilaian SKP 4.1 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang pengunaan R Regulasi tentang penggunaan surgical 10 TL
“surgical safety check list” (WHO safety check list untuk prosedur bedah - -
Safety Checklist terkini) untuk aman 0 TT
prosedur bedah aman. (R)
2. Sebelum operasi atau tindakan D Bukti pelaksanaan tentang form 10 TL
invasif dilakukan, rumah sakit surgical safety check list 5 TS
menyediakan “check list“ atau proses 0 TT
lain untuk mencatat, apakah O Lihat form surgical safety check list
informed consent sudah benar dan untuk mencatat
lengkap, apakah tepat lokasi, tepat
prosedur dan tepat pasien sudah
terindentifikasi, apakah semua
dokumen dan peralatan yang
dibutuhkan sudah siap tersedia
dengan lengkap dan berfungsi
dengan baik. (D,O) 111
Elemen penilaian SKP 4.1 Telusur Skor
3. Rumah sakit menggunakan D Bukti tentang hasil pelaksanaan Time- 10 TL
Komponen Time-Out terdiri dari Out 5 TS
identifikasi Tepat-Pasien,Tepat 0 TT
Prosedur dan tepat Lokasi, O Lihat pelaksanaan Time -Out
persetujuan atas operasi dan
konfirmasi bahwa proses verifikasi W • DPJP
sudah lengkap dilakukan. (D,O,W,S) • Tim operasi

S Peragaan proses time-out


4. Rumah sakit menggunakan D Bukti pelaksanaan Time-Out di luar 10 TL
ketentuan yang sama tentang Tepat- kamar operasi 5 TS
Lokasi, Tepat-Prosedur, Tepat-Pasien, 0 TT
Jika operasi dilakukan, termasuk O Lihat form terkait Tepat-Lokasi, Tepat-
prosedur tindakan medis dan gigi, di Prosedur, Tepat-Pasien
luar kamar operasi. (D,O,W)
W DPJP 112
Standar SKP 5
DIKURANGINYA RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk


menggunakan dan melaksanakan “evidence-
based hand hygiene guidelines” untuk
menurunkan risiko infeksi terkait layanan
kesehatan.
ANGKA INFEKSI PELAYANAN KESEHATAN
YANG HARUS DIKUMPULKAN

1.Infeksi Saluran kemih terkait penggunaan kateter


2.Infeksi Luka/Daerah Operasi
3.Infeksi Saluran Pernapasan terkait penggunaan ventilator
4.Infeksi aliran darah primer terkait pemasangan Central
Venous Pressure (CVP)
5.Infeksi aliran darah Perifer

6.PMK 27 Thn 2017 ttg PPI


KARS
Elemen penilaian SKP 5 Telusur Skor
1. Ada regulasi tentang R Regulasi tentang kebersihan 10 TL
pedoman kebersihan tangan tangan (hand hygiene) - -
(hand hygiene) yang mengacu 0 TT
pada standar WHO terkini (lihat
juga PPI 9 EP 1). (R)

2. Rumah sakit melaksanakan D Bukti pelaksanaan program 10 TL


program kebersihan tangan kebersihan tangan (hand 5 TS
(hand hygiene) di seluruh hygiene) di seluruh rumah sakit 0 TT
rumah sakit sesuai regulasi
(lihat juga PPI 9 EP 3). (D,W) W Staf RS

122
Elemen penilaian SKP 5 Telusur Skor
3. Staf rumah sakit dapat O Lihat pelaksanaan cuci tangan di 10 TL
melakukan cuci tangan sesuai seluruh rumah sakit 5 TS
dengan prosedur. (lihat juga PPI 0 TT
9 EP 3). (W,O,S) W Staf RS

S Peragaan cuci tangan


4. Ada bukti staf melaksanakan W Staf RS 10 TL
lima saat cuci tangan. (W,O,S) 5 TS
O Lihat pelaksanaan fasilitas untuk 0 TT
cuci tangan (1 tempat tidur satu
handrub), lihat kepatuhan staf
pada lima saat cuci tangan.
123
S Peragaan cuci tangan
Elemen penilaian SKP 5 Telusur Skor
5. Prosedur disinfeksi di rumah W Staf RS 10 TL
sakit dilakukan sesuai dengan 5 TS
regulasi. (lihat juga PPI 9 EP 1 O Lihat pelaksanaan fasilitas untuk 0 TT
dan EP 3). (W,O) disinfeksi dan pelaksanaan
disinfeksi

6. Ada bukti rumah sakit D Bukti pelaksanaan tentang 10 TL


melaksanakan evaluasi evaluasi upaya menurunkan 5 TS
terhadap upaya menurunkan angka infeksi 0 TT
angka infeksi terkait pelayanan
kesehatan (lihat juga PMKP 7 EP W • Komite/Tim PMKP
3).(D,W) • Komite/Tim PPI
• IPCN 124
• IPCLN
Contoh: PENGGGUNAAN JEMBATAN KELEDAI, UNTUK MEMUDAHKAN
MENGINGAT URUTAN ENAM AREA DALAM HAND-WASH/RUB
• TELAPAK TANGAN
• PUNGGUNG TANGAN TEPUNG SELACI PUPUT
• SELA- SELA JARI LAMA CUCI TANGAN:
• PUNGGUNG JARI-JARI HAND RUB : 20-30 DETIK
(GERAKAN KUNCI) HAND WASH 40-60 DETIK
• SEKELILING IBU JARI
(PUTAR- PUTAR)
• KUKU DAN UJUNG JARI
(PUTAR-PUTAR)
Sutoto.KARS 129
Acknowledgement : WHO World Alliance for Patient Safety
CUCI TANGAN DAN PENGGUNAAN SARUNG TANGAN

• Penggunaan sarung tangan tidak menggantikan cuci tangan.


• Cuci tangan harus dilakukan pada saat yang tepat tanpa harus ada
indikasi untuk pemakaian sarung tangan.
• Lepaskan sarung tangan untuk cuci tangan, ketika indikasi terjadi
saat mengenakan sarung tangan.
• Buang sarung tangan setelah setiap selesai tugas dan cuci tangan
karena sarung tangan dapat membawa kuman.
•Pemakaian sarung tangan hanya bila diindikasikan menurut Standard
dan Precaution contact jika tidak anda menjadi berisiko tertular
kuman.

(Sumber : WHO. Hand hygine WHY,HOW , WHEN?)

KARS
PEMAKAIAN
SARUNG TANGAN STERIL

• Prosedur bedah
• Pemeriksaan vagina
• prosedur radiologi invasif
• melakukan akses vaskular dan
prosedur (central line)
• Menyiapkan/mencampur total
parenteral nutrition
• Menyiapkan/mecampur kemoterapi.
KARS
(Sumber : WHO. Hand hygine WHY,HOW , WHEN?)
PEMAKAIAN
SARUNG TANGAN PEMERIKSAAN

DALAM SITUASI KLINIK


Potensi menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan item
yang terlihat kotor oleh cairan tubuh.

DIRECT PATIENTS EXPOSURE:


Kontak dengan darah; kontak dengan selaput lendir dan kulit yang
tidak utuh; potensi adanya organisme sangat menular dan berbahaya;
situasi darurat atau epidemi, memasang dan melepas infus,
mengambil darah; menghentian venous line; Pemeriksaan panggul
dan vagina; suctioning non-closed systems of endotracheal tubes.

INDIRECT PATIENT EXPOSURE:


Mengosongkan pot tumpahan; Menangani dan mencuci instrumen;
penanganan limbah; membersihkan tumpahan cairan tubuh.

KARS
(Sumber : WHO. Hand hygine WHY,HOW , WHEN?)
PEMAKAIAN SARUNG TANGAN TIDAK DI INDIKASIKAN
(kecuali KONTAK untuk tindakan pencegahan)

• Tidak ada potensi terpapar darah atau cairan tubuh, atau


lingkungan yang terkontaminasi, mengukur tekanan darah, suhu
dan denyut nadi; melakukan suntikan IM maupun SC ;
memandikan dan memakaikan pakaian pasien; mengangkut
pasien; merawat mata dan telinga (tanpa sekresi); manipulasi
vasculas line tanpa ada kebocoran darah.
• TIDAK KONTAK LANGSUNG DENGAN PASIEN; Menggunakan
telepon; menulis rekam medis; memberikan obat oral;
mendistribusikan atau mengumpulkan nampan makanan pasien ;
menghapus dan mengganti linen untuk tempat tidur pasien;
menempatkan peralatan ventilasi non-invasif dan kanula oksigen;
memindahkan perabotan pasien

(Sumber : WHO. Hand hygine WHY,HOW , WHEN?)

KARS
MENGURANGI RISIKO CEDERA KARENA PASIEN JATUH
Standar SKP 6

Rumah sakit menetapkan regulasi untuk


melaksanakan proses mengurangi
risiko pasien jatuh.
Elemen penilaian SKP 6 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang mengatur tentang R Regulasi tentang mencegah pasien 10 TL
mencegah pasien cedera karena jatuh. cedera karena jatuh 5 TS
(R) 0 TT

2. Rumah sakit melaksanakan suatu D Bukti dalam rekam medis tentang 10 TL


proses asesmen awal risiko jatuh pelaksanaan asesmen awal dapat berupa 5 TS
asesmen cepat (rapid assessment) risiko
untuk pasien gawat darurat dan rawat jatuh untuk pasien gawat darurat dan rawat
0 TT
jalan dengan kondisi, diagnosis, lokasi jalan serta dilakukan asesmen lanjutan bila
terindikasi berisiko tinggi jatuh sesuai pasien akan masuk rawat inap
regulasi (lihat juga AP 1.4.1). (D,O,W)
O Lihat pelaksanaan asesmen cepat (rapid
assessment) risiko jatuh untuk pasien gawat
darurat dan rawat jalan serta pelaksanaan
asesmen lanjutan bila pasien akan masuk
rawat inap

W • PPJA 145
• Staf klinis
Elemen penilaian SKP 6 Telusur Skor
3. Rumah sakit melaksanakan proses D Bukti dalam rekam medis tentang 10 TL
asesmen awal dan asesmen ulang dari pelaksanaan asesmen awal dan 5 TS
pasien rawat inap yang berdasar asesmen ulang risiko jatuh 0 TT
catatan teridentifikasi risiko jatuh
(D,W) W • PPJA
• Staf klinis
4. Langkah-langkah diadakan untuk D Bukti pelaksanaan tentang langkah- 10 TL
mengurangi risiko jatuh bagi pasien langkah untuk mengurangi risiko jatuh 5 TS
dari situasi dan lokasi yang 0 TT
menyebabkan pasien jatuh (D,O,W) O Lihat pelaksanaan langkah-langkah
mengurangi risiko jatuh (manajemen
jatuh)

W • PPJA
• Staf klinis
• Pasien/keluarga 146
Intervensi
RISTI Edukasi
Sutoto.KARS 151
Pediatric Patient Falls Scale
Scale Characteristics
General Risk Humpty-Dumpty CHAMPS Pediatric Pediatric Fall Risk
Assessment of Scale- Inpatient Fall Risk Assessment Scale
Pediatric Inpatient Assessment Tool (PFRA)
Falls (GRAF-PIF) Used at NCH

Physical & physiological All types of falls except All types of falls All types of falls
falls (not developmental) when child is “dropped”

5 items 7 items 4 items 10 items

Scale 0 to 5+ Scale 7 to 23 Scale 0 to 4 Scale 0 to 30

Cut-off score = 2 Cut-off score = 12 Cut-off score = 1 Cut-off score = 5


Sutoto.KARS 152
CONTOH:
ASESMEN
RISIKO JATUH
MORSE FALL
SCALE

Sutoto.KARS 158
OBAT YANG MENINGKATKAN
RISIKO JATUH
163
Sutoto.KARS 164
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai