X 1000
Jumlah hari rawat pasien pada bulan tersebut
4. Angka Kejadian HAP Karena Tirah Baring
Jumlah kumulatif kejadian infeksi HAP karena tirah baring
dalam 1 bulan
X 1000
Jumlah hari rawat pasien pada bulan tersebut
5. Angka Kejadian Infeksi Daerah Operasi
Jumlah kumulatif kejadian infeksi daerah operasi bersih dalam
1 bulan
X 1000
Jumlah operasi pada bulan tersebut
NUMERATOR 1. Angka Kejadian Plebitis Karena Pemasangan IV Line
Jumlah kumulatif kejadian plebitis karena pemasangan IV line
dalam 1 bulan
2. Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih Karena Pemasangan
Kateter Di Ruangan
Jumlah kumulatif kejadian ISK karena pemasangan kateter di
ruangan dalam 1 bulan
3. Angka Kejadian Infeksi Dekubitus Karena Tirah Baring
Jumlah kumulatif kejadian infeksi dekubitus karena tirah baring
dalam 1 bulan
4. Angka Kejadian HAP Karena Tirah Baring
Jumlah kumulatif kejadian infeksi daerah operasi bersih dalam
1 bulan
5. Angka Kejadian Infeksi Daerah Operasi
Jumlah kumulatif kejadian infeksi HAP karena tirah baring
dalam 1 bulan
DENOMINATOR 1. Angka Kejadian Plebitis Karena Pemasangan IV Line
Jumlah hari pemasangan IV line pada bulan tersebut
2. Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih Karena Pemasangan
Kateter Di Ruangan
Jumlah hari pemasangan kateter pada bulan tersebut
3. Angka Kejadian Infeksi Dekubitus Karena Tirah Baring
Jumlah hari rawat pasien pada bulan tersebut
4. Angka Kejadian HAP Karena Tirah Baring
Jumlah hari rawat pasien pada bulan tersebut
5. Angka Kejadian Infeksi Daerah Operasi
Jumlah operasi pada bulan tersebut
TARGET 1. Angka Kejadian Plebitis Karena Pemasangan IV Line < 20%
2. Angka Kejadian Infeksi Saluran Kemih Karena Pemasangan
Kateter Di Ruangan < 20%
3. Angka Kejadian Infeksi Dekubitus Karena Tirah Baring < 20%
4. Angka Kejadian HAP Karena Tirah Baring < 20%
5. Angka Kejadian Infeksi Daerah Operasi < 20%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, yaitu dengan
melihat rekam medis pasien di unit rawat inap, unit kebidanan dan
perinatologi, dan unit bedah sentral
KRITERIA 1. Pasien yang rawat inap, kebidanan, dan operasi di RSU Bhakti
INKLUSI Rahayu Denpasar.
2. Tanda-tanda klinis infeksi baru muncul setelah penderita
dirawat hari ke 3 di RSU Bhakti Rahayu Denpasar.
3. Sudah terdapat tanda-tanda klinis infeksi dan terbukti diperoleh
3
PMKP 3.1 Indikator Area Klinik
INDIKATOR KLINIS
Verifikasi/Validasi
3
PMKP 3.1 Indikator Area Klinik
INDIKATOR KLINIS
Verifikasi/Validasi
3
PMKP 3.1 Indikator Area Klinik
INDIKATOR KLINIS
Verifikasi/Validasi
3
PMKP 3.1 Indikator Area Klinik
INDIKATOR KLINIS
Verifikasi / Validasi
3
PMKP 3.1 Indikator Area Klinik
INDIKATOR KLINIS
Verifikasi/Validasi
6. Standar PMKP 3.1 Klinik 6: Kesalahan Obat dan Kejadian Nyaris Cedera
JUDUL Kesalahan Penulisan Resep (Prescription Errors)
PENCATATAN Setiap hari oleh Apoteker dan Asisten Apoteker yang bertugas di
Instalasi Farmasi
ANALISA DAN Rekapitulasi dan analisa dilaksanakan oleh Kepala Instalasi
PELAPORAN Farmasi, kemudian setiap bulannya data akan dilaporkan kepada
Komite PMKP. Secara umum data akan dievaluasi serta
dideseminasikan setiap tiga bulan yang dikoordinasikan oleh
Komite PMKP
AREA Instalasi Farmasi
PIC Kepala Instalasi Farmasi
FORMAT Nama Jenis Kesalahan
PENCATATAN Dokter
N Penulis
Tgl
o Resep
Verifikasi / Validasi
KETERANGAN:
ALG : ALERGI OBAT
KJNP : KETIDAKJELASAN NAMA / PARAF DOKTER
KJTD : KETIDAKJELASAN TULISAN DOKTER
KJBSO : KETIDAKJELASAN BENTUK SEDIAAN OBAT
KJDO : KETIDAKJELASAN DOSIS OBAT
KJAPO : KETIDAKJELASAN ATURAN PAKAI OBAT
7. Standar PMKP 3.1 Klinik 7: Anestesi dan Sedasi
JUDUL Angka Pasien Pasca Anestesi Ditransfer Dari Recorvery
Room UBS Ke Rawat Inap Sesuai Dengan Aldrette Score
DIMENSI MUTU Safety TIPE INDIKATOR Proses
TUJUAN Tergambarnya pelayanan pasca anastesi yang aman
DEFINISI Ruang pulih adalah ruang yang tempat pemulihan pasien setelah
OPERASIONAL dilakukan pembiusan.
Skore aldrette adalah nilai skor yang disyaratakan pemindahan
pasien ke rawat inap dengan menilai respon terhadap
stimulus,jalan napas,ventilasi spontan dan fungsi kardiovaskuler
yang bernilai skor 10
ALASAN / Skor aldrete merupakan salah satu syarat pemindahan pasien
IMPLIKASI/ dari ruang pulih pasca operasi ke rawat inap dengan menilai
RASIONALISASI respon terhadap stimulus, jalan napas, ventilasi spontan dan
fungsi kardiovaskular . skor aldrete harus mencapai nilai 10
FORMULA Jumlah pasien post operasi yang dipindahkan ke rawat
Inap dengan nilai aldrete 10
x100 %
Jumlah pasien yang dipindah ke rawat inap
NUMERATOR Jumlah pasien post operasi yang dipindahkan ke rawat inap
dengan nilai aldrette 10
DENOMINATOR Jumlah pasien operasi yang di pindah ke rawat inap.
TARGET 100%
SAMPLING Pengumpulan data dilakukan dengan total sampling, dengan
mengidentifikasi score aldrete post operasi, data diukur dengan
melihat rekam medis pasien.
KRITERIA Semua pasien yang dilakukan tindakan operasi dengan general
INKLUSI anestesi dan anastesi spinal
CRITERIA Tidak termasuk pasien yang dikerjakan di kamar operasi dengan
EKSKLUSI anastesi lokal
3
PMKP 3.1 Indikator Area Klinik
INDIKATOR KLINIS
Verifikasi/Validasi
3
PMKP 3.1 Indikator Area Klinik
INDIKATOR KLINIS
Verifikasi / Validasi
9. Standar PMKP 3.1 Klinik 9: Ketersediaan, Isi Dan Penggunaan Catatan Medis
Verifikasi / Validasi
10. Standar PMKP 3.1 Klinik 10: Pencegahan Dari Kontrol Infeksi, Surveilans
Dan Pelaporan
Judul Insiden Rate Hospital Healthcare Associated Infection
(HHAIs)/ Infeksi Nosokomial
DIMENSI MUTU Safety TIPE INDIKATOR Outcome
TUJUAN Mengetahui angka kejadian infeksi nosokomial yang terkait
dengan pemberian pelayanan kesehatan di rumah sakit
DEFINISI Hospital Healthcare Associated Infections (HHAIs) adalah
OPERASIONAL infeksi nososkomial yang terkait pemberian pelayanan
kesehatan di rumah sakit. HAIs didefinisikan sebagai infeksi
local dan sistemik yang dihasilkan dari reaksi yang merugikan
keberadaan agen menular atau toksin,yang muncul ≥48 jam
masa perawatan. HAIs terdiri dari IADP, VAP, HAP, IDO dan
ISK ( penjelasan masing – masing terlampir).
ALASAN / Infeksi Nosokomial merupakan infeksi yang didapat pasien
IMPLIKASI/ dirumah sakit terkait pelayanan kesehatan dirumah sakit yang
RASIONALISASI menunjukkan kurangnya mutu pelayanan klinis dirumah sakit
tersebut. Kejadian infeksi nosokomial membawa implikasi
bertambahnya hari perawatan pasien , bertambahnya biaya
pengobatan pasien, berkurangnya kesempatan pasien baru untuk
dapat dirawat di rumah sakit (karena LOS yang tinggi), yang
pada akhirnya menunjukkan in efisiensi pengelolaan rumah
sakit.
FORMULA Jumlah kejadian infeksi nosokomial
X 100 %
Jumlah seluruh pasien yang dirawat inap ≥48 jam
3
PMKP 3.1 Indikator Area Klinik
INDIKATOR KLINIS
Verifikasi / Validasi
3
PMKP 3.1 Indikator Area Klinik