Anda di halaman 1dari 33

1.

Model Pelayanan Keperawatan Profesional


Model Pelayanan Keperawatan Profesional (MPKP) diartikan sebagai suatu
sistem (struktur, proses dan nilai-nilai profesional) yang memungkinkan perawat
profesional mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan yang
diperlukan untuk menopang pemberian asuhan keperawatan tersebut.
Model pelayanan keperawatan profesional merupakan suatu model yang
memberi kesempatan kepada perawat profesional untuk menerapkan otonominya
dalam mendesain, melaksanakan dan mengevaluasi pelayanan/asuhan keperawatan
yang diberikan pada pasien. Model PKP terdiri lima subsistem yaitu: nilai-nilai
profesional yang merupakan inti dari model MKP, hubungan antar profesional,
metode pemberian asuhan keperawatan, pendekatan manajemen terutama dalam
perubahan pengambilan keputusan, system kompensasi dan penghargaan (Hoffart &
Woo8u8ds, 1996, dalam Sudarsono, 2000).
Pengembangan model PKP merupakan hal yang sangat penting dalam
mewujudkan kontribusi profesi keperawatan untuk meningkatkan mutu
pelayanan/asuhan keperawatan. Melalui pengembangan model PKP, masyarakat dapat
melihat secara konkrit pemberian pelayanan keperawatan secara profesional.
Jenis Model Praktek Keperawatan Profesional :
Menurut Sudarsono (2000), berdasarkan pengalaman mengembangkan model PKP
dan masukan dari berbagai pihak perlu dipikirkan untuk mengembangkan suatu model
PKP yang disebut Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula (PKPP).
Ada beberapa jenis model PKP yaitu:
1. Model Praktek Keperawatan Profesional III
Melalui pengembangan model PKP III dapat berikan asuhan keperawatan
profesional tingkat III. Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan
kemampuan doktor dalam keperawatan klinik yang berfungsi untuk
melakukan riset dan membimbing para perawat melakukan riset serta
memanfaatkan hasil-hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan
2. Model Praktek Keperawatan Profesional II
Pada model ini akan mampu memberikan asuhan keperawatan profesional
tingkat II. Pada ketenagaan terdapat tenaga perawat dengan kemampuan
spesialis keperawatan yang spesifik untuk cabang ilmu tertentu. Perawat
spesialis berfungsi untuk memberikan konsultasi tentang asuhan keperawatan
kepada perawat primer pada area spesialisnya. Disamping itu melakukan riset
dan memanfaatkan hasil-hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan.
Jumlah perawat spesialis direncanakan satu orang untuk 10 perawat primer
pada area spesialisnya. Disamping itu melakukan riset dan memanfaatkan
hasil-hasil riset dalam memberikan asuhan keperawatan. Jumlah perawat
spesialis direncanakan satu orang untuk 10 perawat primer (1:10).
3. Model Praktek Keperawatan Profesional I.
Pada model ini perawat mampu memberikan asuhan keperawatan profesional
tingkat I dan untuk itu diperlukan penataan 3 komponen utama yaitu:
ketenagaan keperawatan, metode pemberian asuhan keperawatan yang
digunakan pada model ini adalah kombinasi metode keperawatan primer dan
metode tim disebut tim primer.
4. Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula
Model Praktek Keperawatan Profesional Pemula (MPKPP) merupakan tahap
awal untuk menuju model PKP. Model ini mampu memberikan asuhan
keperawatan profesional tingkat pemula. Pada model ini terdapat 3
komponen utama yaitu: ketenagaan keperawatan, metode pemberian asuhan
keperawatan dan dokumentasi asuhan keperawatan.
METODE ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL
Dalam sistem pemberian asuhan keperawatan ada beberapa teori mengenai
metode asuhan keperawatan. Menurut Gillies (1989) metode asuhan keperawatan
terdiri dari:
a) Metode kasus (Total Care Methode)
Metode ini merupakan metode tertua (tahun, 1880) dimana seorang klien
dirawat oleh seorang perawat selama 8 jam perawatan. Setiap perawat
ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan pasien saat perawat dinas.
Pasien akan dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap pergantian shift
dan tidak ada jaminan pasien akan dirawat oleh orang yang sama pada hari
berikutnya. Metode penugasan kasus biasa diterapkan satu pasien satu perawat
dan umumnya dilaksanakan untuk perawat privat atau keperawatan khusus
seperti perawatan intensif.
Kelebihan dari metode ini adalah:
a) Sederhana dan langsung
b) Garis pertanggung jawaban jelas
c) Kebutuhan klien cepat terpenuhi
d) Memudahkan perencanaan tugas
Kekurangan dari metode ini adalah:
a) Belum dapat diidentifikasi perawat penanggung jawab
b) Perlu tenaga yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dasar yang
sama
c) Tidak dapat dilakukan oleh perawat baru atau kurang pengalaman
d) Mahal, perawat professional termasuk melakukan tugas non professional
b) Metode fungsional (Functional Methode)
Metode ini dilakukan pada kelompok besar klien. Pelayanan
keperawatan dibagi menurut tugas yang berbeda dan dilaksanakan oleh
perawat yang berbeda dan tergantung pada kompleksitas dari setiap tugas.
Misalnya fungsi membagi obat, melakukan injeksi, dan merapikan TT. Metode
ini merupakan manajemen klasik yang menekankan pada efisiensi, pembagian
tugas yang jelas, dan pengawasan yang lebih mudah. Semua prosedur
ditentukan untuk dipakai sebagai standart. Perawat senior menyibukkan diri
dengan tugas manajerialnya sedangkan asuhan keperawatan klien diserahkan
kepada perawat junior.
Meskipun sistem ini efisien namun penugasan secara fungsi tidak
memberikan kepuasan kepada klien dan perawat karena asuhan keperawatan
yang diberikan kepada klien terfragmentasi menurut tugas atau perasat yang
dilakukan. Cara kerja yang diawasi membosankan perawat karena berorientasi
pada tugas, sistem ini baik dan berguna untuk situasi dimana rumah sakit
kekurangan tenaga perawat, namun disisi lain asuhan ini tidak professional dan
tidak berdasar pada masalah klien.
Keuntungan dari metode ini adalah:
a) Lebih sedikit membutuhkan perawat
b) Tugas mudah dijelaskan dan diberikan
c) Staf mudah menyesuaikan dengan tugas
d) Tugas cepat selesai
Kekurangan dari metode ini adalah:
a) Tidak efekttif
b) Fragmentasi pelayanan
c) Membosankan
d) Komunikasi minimal
e) Tidak holistik
f) Tidak professional
g) Tidak memberikan kepuasan kepada klien dan perawat
c) Metode tim (Team Methode)
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-
beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap sekelompok klien.
Ketua tim bertanggung jawab membuat perencanaan dan evaluasi asuhan
keperawatan untuk semua klien yang ada dibawah tanggung jawab timnya.
Anggota tim melaksanakan asuhan keperawatan kepada klien sesuai
perencanaan yang telah dibuat oleh ketua tim. Tujuan keperawatan ini adalah
memberikan asuhan keperawatan yang lebih baik dengan menggunakan
sejumlah staff yang tersedia.
Keuntungan dari metode ini adalah:
a) Memberikan kepuasan bagi perawat dan klien
b) Kemampuan anggota tim dikenal dan dimanfaatkan secara optimal
c) Komprehensif dan holistik
d) Produktif, kerjasama, komunikasi dan moral
Kekurangan dari metode ini adalah:
a) Tidak efektif bila pengaturan tidak baik
b) Membutuhkan banyak kerjasama dan komunikasi
c) Membingungkan bila komposisi tim sering diubah
d) Banyak kegiatan keperawatan dilakukan oleh perawat non professional
d) Metode primer (Primary Methode)
Metode ini merupakan suatu metode penugasan kerja terbaik dalam
suatu pelayanan dengan semua staf keperawatan yang professional. Pada
metode ini setiap perawat primer memberikan tanggung jawab penuh secara
menyeluruh terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi keperawatan
mulai dari pasien masuk sampai keluar dari rumah sakit, mendorong praktek
kemandirian perawat, ada kejelasan antara pembuat rencana asuhan dan
pelaksana. Metode primer ditandai dengan adanya keterkaitan kuat dan terus
menerus antara pasien dan perawat yang ditugaskan untuk merencanakan,
mengimplementasikan, dan mengkoordinasikan asuhan keperawatan selama
pasien dirawat.
Kelebihan dari model primer ini adalah model ini bersifat continue dan
komprehensif dalam melakukan proses keperawatan kepada klien dan perawat
primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil dan
memungkinkan pengembangan diri. Keuntungan yang dirasakan adalah pasien
merasa dimanusiakan kerena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain
itu asuhan yang diberikan bermutu tinggi dan tercapai pelayanan yang efektif
terhadap perawatan, dukungan, proteksi, informasi dan advokasi.
Kelemahan dari model ini adalah model ini hanya dapat dilaksanakan
oleh perawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang memadai
dengan kriteria asertif, mampu mengatur diri sendiri, kemampuan
pengambilan keputusan yang tepat, penguasaan klinik, akuntabel, mampu
berkomunikasi dan berkolaborasi dengan berbagai disiplin.
Diagram model keperawatan primer ada dalam gambar (Marquis dan
Huston, 1998):
Dokter Kepala ruang Sarana RS

Perawat primer

Klien

Perawat pelaksana PerawatKlien


pelaksana Perawat pelaksanaan

a. Metode Manajemen Kasus (Case Management Methode)


Pada metode ini ada seorang perawat yang menjalankan sekumpulan
aktivitas, mengerahkan, memantau dan mengevaluasi semua sumber yang
digunakan oleh pasien secara total selama sakit
Empat hal penting dalam manajemen kasus :
1) Pencapaian berdasar waktu yang ditentukan tim yang terlibat
2) Yang bertindak sebagai case manager adalah orang yang memberi
pelayanan langsung
3) Seorang perawat/ dokter yang terlibat bisa melampau batas
4) Perlu pastisipasi aktif pasien dan keluarga untuk menyusun evaluasi
pelaksanaan kegiatan.
SISTEM PENGELOLAAN PELAYANAN KEPERAWATAN PROFESIONAL
(SP2KP)
DI RSMS

TAHUN 2004 : Pelatihan MPKP dengan Narasumber Luar


Ditetapkan 2 ruang model MPKP denga n metode Primer Modifikasi

TAHUN 2006 : MPKP diterapkan di semua ruang perawatan


Ruang Rawat Inap dan IMP menggunakan metode Moduler
Ruang ICU dan IGD menggunakan metode Tim

EALUASI
Dilakukan evaluasi dan bimbingan pada saat Pelaksanaan Praktek Mahasiswa Stase
Manajemen.
Paparan hasil pelatihan, workshop, dll

KENDALA
Kurangnya pemahaman perawat tentang SP2KP/MPKP
Kesibukan Perawat (BOR tinggi, non nursing job)
Budaya kerja
2. Uraian, tugas, wewenang dan tanggung Jawab dari PP dan PA
Pelaksanaan Tugas KaRu
N Kadang Tidak
Tugas Kepala Ruangan Selalu Sering
o -kadang pernah
a. Melaksanakan fungsi perencanaan
dengan cara :
1. Merencanakan jumlah, jenis dan 3
mutu tenaga lainnya sesuai
kebutuhan ruang rawat yang
berada di bawah tanggung
jawabnya 3
2. Merencanakan jumlah dan jenis
peralatan keperawatan yang
diperlukan sebagai penunjang
tercapainya pelayanan di ruang
rawat yang berada di wilayah
tanggung jawabnya
3. Merencanakan perawatan pasien 2
oleh sejumlah tenaga
keperawatan yang berada di
wilayah tanggung jawabnya
secara berkesinambungan
4. Merencanakan pengelolaan 2
ruang perawatan dan lingkungan
sekitar ruang perawatan di
wilayah
b. Melaksanakan fungsi penggerakan dan
pelaksana dengan cara :
1. Mengatur dan mengkoordinir
seluruh kegiatan pelayanan di 3
ruang rawat yang berada di
wilayah tanggung jawabnya
melalui pertemuan pagi setiap
akan memulai kegiatan setiap
harinya
2. Menyusun dan mengatur daftar 3
dinas tenaga perawatan dan
tenaga lainnya di ruang
perawatan yang berada di
bawah tanggung jawabnya ,
sesuai kebutuhan dan ketentuan
yang berlaku (ulanan,
mingguan, harian, dan lain-lain
3. Memberikan program orientasi 3
kepada tenaga perawatan baru
atau tenaga lainnya yang akan
bekerja di ruang rawat yang
menjadi tanggung jawabnya.
4. Memberikan pengarahan dan
motivasi kepada tenaga 3
perawatan untuk melaksanakan
tugasnya sesuai ketentuan
standar.
5. Mengkoordinasi seluruh 3
kegiatan yang ada dengan cara
kerja sama dengan berbagai
pihak yang terlibat dalam
pelayanan di ruang rawat
tersebut.
6. Mengadakan pertemuan berkala 3
dengan pelaksanan keperawatan
dan tenaga lainnya yang berada
di wilayah tanggung jawabnya
7. Meningkatkan pengetahuan dan
2
keterampilan di bidang
keperawatan, antara lain melalui
pertemuan rutin.
8. Mengenal jenis dan kegunaan 3
barang atau peralatan serta
mengusahakan pengadaanya
sesuai kebutuhan pasien di
ruang perawat agar tercapai
perawatan optimal
9. Menyususn permintaan
3
kebutuhan rutin , alat, obat dan
bahan yang diperlukan di ruang
perawatan
10. Mengatur dan 3
mengkoordinasikan
pemeliharaan peralatan agar
selalu siap pakai.
11. Memepertanggung jawabkan
pelaksanaan inventarisasi dalam 3
unit kerjanya.
12. Memberikan program orientasi
terhadap pasien dan 3
keluarganya yang meliputi
penjelasan tentang peraturan
Rumah Sakit, tata tertib,
keadaan ruang rawat, fasilitas
yang ada dan cara
penggunaanya serta kegiatan
rutin sehari-hari di ruangan.
13. Mendampingi dokter selama
kunjungan keliling (visite) 2
untuk memeriksa pasien dan
mencatat program pengobatan
serta menyampaikannya kepada
staf untuk melaksanakannya.

14. Mengadakan pendekatan 2


kepada setiap pasien yang di
rawat, untuk mengetahui
keadaannya dan menampung
keluhan serta membantu
memecahkan masalah yang
dihadapinya.
15. Menjaga perasaan pasien agar 3
merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan
berlangsung.
16. Memberi penyuluhan kesehatan
terhadap pasien dalam batas 2
kewenangannya.
17. Menjaga perasaan petugas agar 3
merasa aman dan terlindungi
selama pelaksanaan pelayanan
berlangsung
18. Mempertahankan dan
meningkatkan sistem pencatatan 3
dan pelaporan tentang
perkembangan pasien dan
kegiatan lain yang dilakukan
secara cepat dan benar. Hal ini
sangat penting untuk tindakan
perawatan selanjutnya.
19. Mengadakan kerja sama dan
hubungan baik dengan kepala 3
ruwat lainnnya, seluruh kepala
bidang, kepala bagian, kepala
instalasi dan staf medis
fungsional rumah sakit.
20. Menciptakan dan memelihara
lingkungan kerja dan suasana 3
kerja yang baik antara petugas,
pasien, dan keluarganya
sehingga memberikan
ketenangan.
21. Memotivasi tenaga penunjang 3
dan tenaga non perawatan
dalam mempersiapkan serta
memelihara kebersihan ruang
rawat dan lingkungan.
22. Memeriksa dan meneliti 2
pengisian formulir sensus
harian di ruang rawat secara
tepat dan benar.
23. Memeriksa dan meneliti 3
pengisisan daftar permintaan
makanan, berdasarkan macam
dan jenis makanan.
24. Memelihara buku register dan 2
berkas catatan medik.
3
25. Membuat laporan harian dan
bulanan mengenai pelaksanaan
kegiatan pelayanan keperawatan
serta kegiatan lain di ruang
rawat. Selanjutnya
menyampaikannya kepada
kepala instalasi dengan
tembusan kepada kepala seksi
keperawatan/ kepala bidang
keperawatan.
3
26. Melakukan verifikasi kepada
seluruh dokumentasi asuhan
keperawatan yang dibuat oleh
PP dalam wilayah tanggung
jawabnya.
27. Memegang teguh rahasia 3
jabatan.
c. Melaksanakan fungsi pengawasan,
pengendalian dan penilaian dengan
cara :
1. Mengawasi, mengoreksi dan
menilai pelaksanaan pelayanan 3
keperawatan yang telah
ditentukan.
2. Melaksanakan penilaian
terhadap upaya peningkatan 3
pengetahuan dan keterampilan
dibidang keperawatan
3. Mengawasi dan mengendalikan
pendaya gunaan peralatan 3
keperewatan serta obat-obatan
secara efektif dan efisien.
4. Mengawasi pelaksanaan sistem
pencatatan pelaporan kegiatan 3
pelayanan keperawatan serta
mendokumentasikan kegiatan
lainnya di ruang rawat.
Pelaksanaan Tugas PP

SLL SRG KDG TDK


NO PERNYATAAN
(3) (2) (1) (0)
1 Bertugas pada pagi hari 3
Memberi informasi dan orientasi kepada
2 2 1
setiap pasien baru atau keluarga.
Memberi penjelasan tentang perawatan di
3 rumah atau lanjutan bagi pasien/keluarga 2 1
yang akan pulang
Bersama PA menerima operan tugas dari
4 3
PA tugas malam
Bersama PA melakukan konfirmasi atau
supervise tentang kondisi pasien segera
5 3
setelah selesai operan tugas jaga setiap
pasien
Melakukan conference dengan semua PA
6 yang ada dalam grupnya pada setiap awal 3
dinas pagi
Membagi tugas atau pasien kepada PA
7 3
sesuai kemampuan dan beban kerja
Melakukan pengkajian, menetapkan
masalah atau dx dan perencanaan
8 keperawatan kepada semua pasien yang 3
menajdi tanggungjawabnya dan ada bukti
di Rekam keperawatan
9 Memonitor pelaksanaan tugas PA 3
Membimbing PA dalam melaksanakan
10 3
tugasnya
Membantu tugas PA untuk kelancaran
11 3
pelaksanaan asuhan pasien
Mengoreksi, merevisi dan melengkapi
catatan askep pada rekam keperawatan
12 1 1 1
yang dilakukan oleh PA yang ada di bawah
tanggungjawabnya
Perencanaan askep dan ada bukti dalam
13 3
rekam keperawatan
Melaksanakan post conference pada setiap
akhir dinas dan menerima laporan akhir
14 3
tugas jaga dari PA untuk perisapan operan
tugas jaga berikutnya
Mendampingi PA dalam operan tugas jaga
15 3
kepada PA yang tugas jaga berikutnya

Memperkenalkan PA yang ada dalam satu


16 grup atau yang akan merawat selama 3
pasien dirawat kepada pasien baru
17 Mendelegasikan tugas kepada PA 3
Melaksanakan pendelegasian tugas karu
18 3
bila pagi hari tidak bertugas
Menyelenggarakan diskusi kasus atau
19 conference dengan dokter atau tim 2 1
kesehatan lain setiap minggu sekali
Menyelenggarakan diskusi kasus atau
conference dalam pertemuan rutin
20 1 2
keperawatan di ruangan minimal sebulan
sekali
Menyelenggarakan diskusi kasus atau
21 3
conference sesuai prosedur
Melaksanakan tugas lain sesuai uraian
22 3
tugas.
Pelaksanaan Tugas PA

Observasi
NO PERNYATAAN
PA I PA II PA III
Melaksanakan operan tugas
setiap awal dan akhir jaga dari
1 3 3 3
dan kepada PA yang ada dalam
satu grup
Melakukan konfirmasi atau
supervise tentang kondisi pasien
2 3 3 3
segera setelah selesai operan
setiap pasien
Melakukan doa bersama setiap
awal dan akhir tugas yang
3 dilakukan setelah selesai serah 3 3 3
terima operan tugas jaga

Mengikuti pre conference yang


4 dilakukan PP setiap awal jaga 0 0 0
pagi
Melaksanakan asuhan
keperawatan kepada pasien yang
5 3 3 3
menjadi tanggungjawabnya dan
ada bukti di rekam keperawatan
Melakukan monitoring respon
6 pasien dan ada bukti di rekam 2 2 2
keperawatan
Melakukan konsultasi tentang
7 masalah pasien atau keluarga 1 2 1
kepada PP
Membimbing dan melakukan
penkes pada pasien yang menjadi
8 1 1 0
tanggungjawabnya dan ada bukti
di rekam keperawtaan
Menerima keluhan pasien atau
9 keluarga dan berusaha untuk 2 2 2
mengatasinya
Melengkapi catatan asuhan
10 keperawatan pada semua pasien 2 2 3
yang menjadi tanggungjawabnya
Melakukan evaluasi askep setiap
akhir tugas yang menjadi
11 2 2 2
tanggungjawabnya dan ada bukti
di rekam keperawtan
Mengikuti post conference yang
diadakan PP pada setiap akhir
tugas dan melaporkan kondisi
12 0 0 0
atau perkembangan semua psien
yang menjadi tanggungjawabnya
kepada PP
Bila PP tidak ada wajib
mengenalkan PA yang ada dalam
13 satu grup yang akan memberikan 1 1 2
askep pada jaga berikutnya pada
pasien baru/keluarga
Melaksanakan pendelegasian
14 2 1
tugas PP pada S/M/HL
Hubungan Profesional antara Staf Keperawatan dengan Pasien

Hubungan Profesional Perawat Dengan Sll Srg Kdg Tdk


No
Pasien/Keluarga (3) (2) (1) (0)
Kepala ruang melakukan supervisi seluruh
1 pasien yang ada di ruangan setiap awal 3
tugasnya
PP/PA mensupervisi seluruh pasien yang
3
2 menjadi tanggung jawabnya segera setelah
menerima operan tugas setiap pasien
PP menginformasikan peraturan dan tata
3 tertib RS yang berlaku kepada pasien atau 2
keluarga baru
PP memperkenalkan perawat dalam satu
4 group yang akan merawat pasien selama 1
pasien dirawat di RS
PP/PA melakukan visit/monitoring ke pasien
3
5 untuk mengetahui perkembangan atau
kondisi pasien
PP memberikan penjelasan setiap rencana
3
6 tindakan atau program pengobatan sesuai
wewenang dan tanggung jawabnya
Setiap akan melakukan tindakan keperawatan
PP/PA memberikan penjelasan atas tindakan
7 2
yang akan dilakukan kepada pasien atau
keluarga
Kesediaan PP/PA untuk menerima konsultasi
8 atau keluhan pasien atau keluarga dan 3
berupaya mengatasinya
Pasien atau keluarga mengetahui PP atau
9 perawat yang bertanggung jawab dan ditulis 0
pada papan nama pasien
PP/PA memberitahu dan mempersiapkan
10
pasien yang akan pulang 3
Hubungan Profesional/ Kemitraan
Antara Staf Keperawatan Dengan Dokter/ Tim Kesehatan Lain

Sll Srg Kdg Tdk


No Aspek yang di nilai
(3) (2) (1) (0)
PP/AN melakukan visite bersama
2
1 dengan dokter/tim kesehatan lain yang
merawat pasien
PP melakukan diskusi kasus dengan
2 dokter/tim kesehatan lain minimal satu 2
kali seminggu
Hubungan profesional/ kemitraan
dengan dokter/tim kesehatan lain
3 2
tercermin dalam dokumentasi Rekam
Medis
PP/PA menggunakan rekam medik
sebagai sarana hubungan profesional 3
4
dalam rangka pelaksanaan program
kolaborasi
Dokter/ tim kesehatan lain
menggunakan rekam keperawatan
5 sebagai sarana hubungan profesional 2
dalam rangka pelaksanaan program
kolaborasi
Dokter/ timkes lain mengetahui setiap 1
6
pasien siapa PP-nya
PP memfasilitasi pelaksanaan
7. konsultasi pasien/keluarga dengan 3
dokter/tim kesehatan lain
Hubungan Profesional Antara Staf
Keperawatan / Keperawatan Dengan Peserta Didik

Observasi
SLL SR KD TP
No VARIABEL YANG DINILAI
3 2 1 0
Kepala Ruang menerima dan mengarahkan 2
1
peserta didik
Pembimbing klinik mengorientasikan peserta 3
2
didik
Pembimbing klinik membagi pasien kelolaan 3
3
peserta didik
Pembimbing klinik mengikutkan peserta didik 3
4
dalam kegiatan pelayanan keperawatan
Pembimbing klinik/perawat memfasilitasi 3
kelengkapan dan bahan yang akan digunakan
5
peserta didik dalam memberikan asuhan
keperawatan
Peserta didik mengkomunikasikan kepada 3
pembimbing klinik
6 sesuai\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\\
\\\\\\\\\ kompetensi yang akan dicapai
Pembimbing klinik membimbing peserta didik 3
7
dengan metode pre-post conference
Pembimbing Klinik membimbing peserta didik 0
8
dengan metode ronde keperawatan
Pembimbing Klinik membimbing peserta didik 1
9
dengan metode bed side teaching
Pembimbing klinik memantau pelaksanaan 3
10
praktek klinik peserta didik
Pembimbing klinik mengecek dokumentasi 3
11 rekam medik pasien yang menjadi kelolaan
peserta didik
Pembimbing klinik mengarahkan dan 3
12 membimbing peserta didik dalam rangka
pencapaian target kompetensi yang diharapkan
Memotivasi minat dan semangat belajar untuk 3
13
meningkatkan kemampuan peserta didik
Pembimbing klinik/perawat memantau 2
14
kedisiplinan peserta didik
Pembimbing klinik mengesahkan pencapaian 2
15
kompetensi
Pelaksanaan Morning Meeting

No Variabel yang dinilai Sll Srg Kdg Tdk


(3) (2) (1) (0)
KaRu menyiapkan tempat untuk
1 3
melakukan meeting morning
KaRu memberikan pengarahan pada
2 staf dengan materi yang telah disiapkan 3
sebelumnya
KaRu melakukan klarifikasi apa yang
3 3
telah disampaikan kepada staf
Memberikan kesempatan pada staf
4 untuk mengungkapkan permasalahan 3
yang muncul di ruangan
Bersama staf mendiskusikan
5 pemecahan masalah yang dapat 2
ditempuh
KaRu memberi motivasi dan
6 2
reinforcement pada staf

Pelaksanaan Discharge Planning

Observasi dan Wawancara


No Kegiatan
SLL SR KD TP
3 2 1 0
A. Pre Interaksi
1. Mengumpulkan data tentang pasien 3
2. Membuat rencana pertemuan dengan 1
pasien
A. Orientasi
1. Memberi salam dan tersenyum kepada 2
pasien
2. Memperkenalkan nama diri 1
3. Menanyakan nama panggilan kesukaan 1
pasien
4. Menanyakan perasaan pasien 1
5. Menjelaskan tujuan kegiatan 2
6. Menjelaskan kerahasiaan 3
C. Kerja
1. Menanyakan keluhan utama pasien 3
2. Memberi kesempatan bertanya 3
3. Memulai dengan ajakan untuk 1
berkonsentrasi
4. Menjelaskan informasi mengenai 3
penyakit
5. Menjelaskan informasi mengenai 2
penyebab penyakit
6. Menjelaskan informasi mengenai tanda 1
dan gejala penyakit
7. Menjelaskan informasi mengenai cara 3
perawatan di rumah
8. Menjelaskan informasi mengenai cara 2
pemberian obat
9. Menjelaskan informasi mengenai cara 3
pencegahan penyakit dan infeksi
10. Menjelaskan informasi mengenai 2
program pengobatan lanjutan
11. Menjelaskan informasi mengenai nutrisi 3
yang sesuai dengan program diet
12. Menjelaskan informasi mengenai 2
aktifitas dan istirahat
13. Menjelaskan informasi mengenai 3
control : waktu, tempat, cara control,
persiapan control
D. Terminasi
1. Menyimpulkan hasil kegiatan 3
2. Memberikan pujian positif 1
3. Merencanakn tindak lanjut kepada 3
pasien 2
4. Melakukan kontrak selanjutnya 1
5. Mengakhiri pertemuan dengan cara
yang baik dan tersenyum
Jumlah 33 14 8

Pelaksanaan Orientasi Pasien Baru

No. Kegiatan Nilai


2 1 0
1. Perawat memberikan informasi tentang ruang 2
perawat
2. Perawat memberikan informasi hak-hak dan 0
kewajiban pasien
3. Perawat memberikan informasi tentang kontrak 0
waktu untuk orientasi
4. Perawat memberikan informasi tentang fasilitas 1
ruangan dan cara penggunaan
5. Perawat memberikan informasi tentang tata tertib 2
kunjungan rumah sakit
6. Perawat memberikan informasi tentang orientasi 1
dengan petugas yang terkait
7. Perawat memberikan informasi tarif pelayanan 2
8. Perawat memberikan informasi peraturan dan tata 2
tertib rumah sakit

9. Perawat memberikan informasi syarat pengurusan 2


administrasi, informasi persiapan pasien pulang
10. Perawat memberikan informasi tentang hak-hak 0
dan kewajiban perawat
Jumlah 10 2 0

Evaluasi Pelaksanaan Ronde Keperawatan

N PERNYATAAN SLL SRG KDG TDK


O (3) (2) (1) (0)
1 Pra ronde : 0
Menentukan kasus dan topic
2 Menentukan tim ronde 0
3 Menentukan literature 0
4 Membuat proposal 0
5 Mempersiapkan pasien 0
6 Diskusi pelaksanaan 0
7 Pembukaan : 0
Salam pembuka
8 Memperkenalkan tim ronde 0
9 Menyampaikan identitas dan masalah 0
pasien
10 Menjelaskan tujuan ronde 0
11 Penyajian masalah 0
Memberi salam dan memperkenalkan
pasien dan keluarga kepada tim ronde
12 Menjelaskan riwayat penyakit dan 0
keperawatan pasien
13 Menjelaskan masalah pasien dan rencana 0
yang telah dilaksanakan dan serta
menetapkan prioritas yang perlu
didiskusikan
14 Validasi data 0
Mencocokan dan menjelaskan kembali
data yang telah di sampaikan
15 Diskusi antar anggota tim dan pasien 0
tentang masalah keperawatan tersebut
16 Pemberian justifikasi oleh PP atau 0
konselor atau kepala ruang tentang
masalah pasien serta rencana tindakan
yang akan dilakukan
17 Menentukan tindakan keperawatan pada 0
masalah prioritas yang telah ditetapkan
18 Evaluasi dan rekomendasi intervensi 0
keperawatan
19 Penutup 0
Jumlah 0

Evaluasi Pelaksanaan Pre dan Post Conference

No Variabel yang dinilai Sll Srg Kdg Tdk


(3) (2) (1) (0)
PP membagikan pasien yang menjadi
1 0
tanggung jawab PA
PP menjelaskan tentang karakteristik
2 0
pasien
PP mengkaji kembali persiapan PA
untuk menghadapi dan memberikan
3 asuhan keperawatan kepada klien baik 0
aspek perencanaan sampai ke rencana
evaluasi
PP membahas tentang perkembangan
klien dan rencana tindakan untuk hari
4 0
kedua (termasuk cara penulisan catatan
perkembangan klien)
Menyiapkan pasien baru untuk PA yang
5 0
pasiennya sudah pulang
PP menanyakan apakah
Dx.keperawatan hari 1 masih berlaku
6 0
dan rencana dan tindakan keperawatan
yang akan dilakukan pada hari ini
Jumlah 0
Post Conference
melakukan diskusi dengan PA untuk
membahas masalah keperawatan klien
1 dan pelaksanaan asuhan yang telah 0
dilakukan selam merawat klien pada
hari pertama
2 PP menggali kejelasan asuhan-asuhan
yang telah diberikan, membagi
pengalaman antar PA dan menggali 0
kualitas PA dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada pasien
Jumlah 0
PRE CONFERENCE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PT. 01 1/1
RSUD. PROF. Dr.
Tanggal Terbit Ditetapkan :
MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Direktur

1. 1 Desember 2011

PROSEDUR TETAP Dr. Chairuddin Nur, MM

NIP. 19570430 198503 1 010

2. Pre Conference adalah metode bimbingan yang dilaksanakan pada hari


pertama mahasiswa masuk ke ruang rawat/ tempat praktek ,yang berisi
PENGERTIAN
tentang orientasi ruangan,profil ruangan, kegiatan rutin/ yang biasa
dilakukan di dalam ruangan, pembagian kasus dan pembagian jadwal.

TUJUAN Menyiapkan mahasiswa agar bisa melaksanakan praktek klinik di suatu ruangan

KEBIJAKAN Semua mahasiswa yang akan memulai praktek di suatu ruangan

1. Mahasiswa diterima oleh kepala ruangan dan diberikan orientasi tentang


:

 Profil ruang rawat

 Kegiatan rutin/ yang biasa dilakukan di dalam ruangan

PROSEDUR 2. Mahasiswa dibuatkan jadwal praktek dan kasus kelolaan

3. Mahasiswa diorientasikan ke seluruh tempat di ruang rawat

4. Mahasiswa diserahkan kepada pembimbing klinik yang ditunjuk untuk


dikelola

5. Kegiatan dilaksanakan selama 20 menit

DIKLIT, BIDWAT, RUANG RAWAT


UNIT TERKAIT
POST CONFERENCE

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PT. 01 1/1
RSUD. PROF. Dr.
Tanggal Terbit Ditetapkan :
MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Direktur

1 Desember 2011

PROSEDUR TETAP
Dr. Chairuddin Nur, MM

NIP. 19570430 198503 1 010

Post Conference adalah metode bimbingan klinik yang dilaksanakan pada akhir
minggu mahasiswa praktik, meliputi pembahasan atau respon asuhan
PENGERTIAN
keperawatan,monitoring dan evaluasi kegiatan dan pencapaian target
kompetensi.

Mengetahui dan mengevaluasi proses bimbingan klinik dan pencapaian target


TUJUAN
kompetensi mahasiswa

KEBIJAKAN Semua mahasiswa yang telah melaksanakan praktek di suatu ruangan

1. Kegiatan pre Conference dipimpin oleh pembimbing klinik yang


ditunjuk dan telah melaksanakan bimbingan

2. Pembimbing klinik melakukan responsi dan pembahasan laporan

PROSEDUR Asuhan keperawatan yang telah dibuat oleh mahasiswa

3. Pembimbing klinik melakukan evaluasi dan pembahasan pencapaian


target kompetensi ole mahasiswa

4. Waktu yang dibutuhkan adalah 15 menit setiap mahasiswa

DIKLIT, BIDWAT, RUANG RAWAT


UNIT TERKAIT
BEDSIDE TEACHING

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PT. 01 1/1
RSUD. PROF. Dr.
Tanggal Terbit Ditetapkan :
MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Direktur

1 Desember 2011

PROSEDUR TETAP
Dr. Chairuddin Nur, MM

NIP. 19570430 198503 1 010

Bedside teaching adalah metode bimbingan klinik yang merupakan metode


mengajar kepada mahasiswa/praktikan, dilakukan di samping tempat tidur
PENGERTIAN
pasien meliputi kegiatan mempelajari kondisi klien dan asuhan keperawatan
yang dibutuhkan oleh klien

Mahasiwa/praktikan dapat menguasai ketrampilan prosedural, menumbuhkan

TUJUAN sikap profesional, mempelajari perkembangan biologos/fisik, melakukan


komunikasi melalui pengamatan langsung

KEBIJAKAN Semua mahasiswa yang sedang melaksanakan praktek di suatu ruangan

1. Pembimbing klinik melaksanakan prosedur keperawatan kepada


pasien sambil memberi penjelasan kepada mahasiswa

2. Pembimbing klinik memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk

PROSEDUR melaksanakan prosedur keperawatan kepada pasien dengan


pembimbingan

3. Pembimbing klinik melakukan evaluasi terhadap mahasiswa

4. Waktu yang dibutuhkan 30 menit

DIKLIT, BIDWAT, RUANG RAWAT


UNIT TERKAIT
RONDE KEPERAWATAN

No. Dokumen No. Revisi Halaman

PT. 01 1/1
RSUD. PROF. Dr.
Tanggal Terbit Ditetapkan :
MARGONO SOEKARJO
PURWOKERTO
Direktur

1 Desember 2011

PROSEDUR TETAP
Dr. Chairuddin Nur, MM

NIP. 19570430 198503 1 010

Ronde keperawatan adalah metode bimbingan ketahuan teoritis ke dalam

PENGERTIAN praktek keperawatan langsung. Ronde keperawatan dilaksanakan sekali


selama 1 minggu mahasiswa praktek dalam 1 ruang rawat

TUJUAN Mahasiwa mampu melaksanakan kegiatan ronde keperawatan kepada paasien

KEBIJAKAN Semua mahasiswa yang sedang melaksanakan praktek di suatu ruangan

1. 1 hari sebelumnya mahasiswa melakukan kontrak dengan pasien


disertai informed conssent

2. Mahasiswa menjelaskan tentang :

 Data demografi

 Masalah keperawatan utama


PROSEDUR
 Intervensi yang dilakukan

 Hasil yang didapat

 Menentukan tindakan selanjutnya

 Alasan ilmiah tindakan yang diambil

3. Pembimbing klinik melakukan klarifikasi tentang data-data yang


disampaikan kepada pasien

4. Melakukan diskusi sesuai pertanyaan pasien

DIKLIT, BIDWAT, RUANG RAWAT


UNIT TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai