Anda di halaman 1dari 11

Manajemen Pelayanan Berfokus

Pasien

Dosen : Dr Djoni Darmadjaja,SpB,MARS,FISQua

Nama : Evy silmy abdillah

Nim : 20220309104

Sesi 8

PELAYANAN BERFOKUS PASIEN

PERENCANAAN PEMULANGAN

PASIEN
(DISCHARGE PLANNING)

Definisi :
DISCHARGE PLAN ATAU RENCANA PEMULANGAN PASIEN
• ADALAH RENCANA YANG DIBUAT UNTUK PASIEN SEBELUM DIA MENINGGALKAN RUMAH
SAKIT,
• YANG DIMULAI DENGAN PENGUMPULAN DATA SEBELUM MASUK RS.
• MELIPUTI PENGKAJIAN, RENCANA ASUHAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI (FISBACH
1994)
•SUATU PENDEKATAN INTERDISIPLINER YANG MELIPUTI PENGKAJIAN KEBUTUHAN
PERAWATAN KESEHATAN PASIEN DILUAR RS,
• DISERTAI KERJASAMA DENGAN PASIEN DAN KELUARGA
• DALAM MENGEMBANGKAN RENCANA PERAWATAN SETELAH PULANG DARI RS (Brunner &
Sudarth 2002)
MANFAAT PERENCANAAN PEMULANGAN PASIEN
•HARI RAWAT PASIEN BISA LEBIH PENDEK
• PERSIAPAN PULANG PASIEN LEBIH KOMPREHENSIF
• LATIHAN PERAWATAN MANDIRI OLEH PASIEN SECARA TERSTRUKTUR
• KELUARGA DAPAT MELAKUKAN PERSIAPAN MENERIMA PASIEN DIRUMAH
SASARAN DICHARGE PLANNING
1. PASIEN PULANG DENGAN EFISIEN,AMAN, TERJADWAL, TERKOORDINIR DAN
TERINTEGRASI
2. WALAUPUN TERPISAH DARI RS, KOORDINASI ASUHAN PASIEN TETAP
BERKESINAMBUNGAN DAN DIPELIHARA OLEH RS UNTUK MENDAPATKAN
PEMULIHAN/REHABILITASI YANG OPTIMUM

SIAPA YG TERLIBAT DALAM DISCHARGE PLANNING

DPJP, PERAWAT ,NUTRISIONIS ,FARMASIS ,FISIOTERAPIS ,CASE MANAJER

- APA YG DILAKUKAN DPJP


• PADA SAAT PASIEN MASUK RAWAT, TELAH DIMULAI MEMBERIKAN INFORMASI &
EDUKASI PADA PASIEN TENTANG PERKIRAAN HARI RAWAT DAN HASIL YANG DIDAPAT
SELAMA PERAWATAN.
• DPJP MEMASTIKAN DISCHARGE PLAN SUDAH MULAI DIBUAT SAAT PASIEN MASUK RAWAT
• DPJP MEMASTIKAN RENCANA DAN KOORDINASI PROSES PEMULANGAN
• DPJP UTAMA MEMASTIKAN SEMUA DOKTER YG TERLIBAT MENETAPKAN BAHWA ASUHAN
NYA SUDAH SELESAI
- PERAN PERAWAT DAN PPA LAIN
• PERAWAT DAN PPA LAIN MEREVIEW ASUHAN SETIAP HARI (SOAP)
• PERAWAT DAN PPA LAIN BEKERJA SAMA DALAM MEREVIEW DAN MEREVISI RENCANA
ASUHAN DAN RENCANA PEMULANGAN
• MENGINGATKAN DPJP TENTANG VARIASI ASUHAN YANG BISA MEMPERPANJANG HARI
RAWAT
- PERAN CASE MANAJER
• BERKOORDINASI DENGAN DPJP DAN PPA LAIN DALAM RENCANA PEMULANGAN
DISCHARGE PLAN YANG BAIK AKAN MENGHASILKAN ASUHAN YANG EFISIEN, AMAN,
TERJADWAL DAN TERKOORDINIR. DISCHARGE PLAN DIMULAI SAAT PASIEN MASUK RAWAT
DAN SELAMA PERAWATAN, SERTA SAAT AKAN PULANG. DPJP BERTANGGUNG JAWAB ATAS
DISCHARGE PLAN INFORMASI DAN EDUKASI TERUTAMA TENTANG OBAT ADALAH
KOMPONEN UTAMA DISCHARGE PLAN DISCHARGE PLAN PADA PASIEN KRONIS HARUS
MENGANTISIPASI KEBUTUHAN PELAYANAN LANJUTAN BAGI PASIEN SETELAH PULANG

Sesi 9
ASUHAN GIZI TERINTEGRASI (INTEGRATED NUTRITIONAL CARE)
- STANDAR PELAYANAN BERFOKUS PASIEN YANG TERKAIT GIZI
• ARK (Akses ke Rumah Sakit dan Kontinuitas Pelayanan)
• HPK (Hak pasien dan keluarga)
• AP (Asesmen Pasien)
• Pelayanan dan Asuhan Pasien (PAP)
• MKE (Manajemen Komunikasi)
KETERKAITAN PROSES PELAYANAN MAKANAN DENGAN STANDAR SNARS

Perencanaan - Menu -Anggaran Bahan Makanan -Kontrak Penerima an Bahan Makanan

 Penyimpa nan Bahan Makanan Persiapan Bahan Makanan Pengolahan Bahan

Makanan : 1. Distribusi Makanan: Sentralisasi Pelanggan: Pasien Rawat Inap & Pelanggan

2. Distribusi Makanan: Desentralisasi Pelanggan: Pasien Rawat Inap &

Pelanggan lain

Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Rumah sakit mengurangi risiko infeksi yang terkait dengan operasional pelayanan makanan

TERAPI GIZI

Pasien dengan resiko nutrisi (berisiko malnutrisi) menerima terapi gizi terintegrasi Maksud &
Tujuan : Pada asesment awal di skrining untuk risiko nutrisi. Pasien dikonsultasikan ke ahli gizi untuk
dilakukan asesmen lebih lanjut. Jika ditemukan resiko malnutrisi maka dibuat rencana terapi gizi dan
dilaksanakan. Kemajuan dimonitor dan dicatat. DPJP, perawat, ahli gizi, dan kel pasien bekerjasama
dalam konteks asuhan gizi terintegrasi

Malnutrition Screening Tool (MST) Untuk Dewasa

1.Apakah ada penurunan BB dalam 6 bulan terakhir..? Bila ya, berapa kg penurunan BB nya?

2. Apakah asupan makan menurun karena kurang nafsu makan ? Total skor : ≥ 2 berisiko malnutrisi
Sumber : ADA pocket Guide To Nutrition Assessment 2009

Kondisi Khusus Perlu Asesmen Gizi

Pasien dengan peningkatan dan penurunan zat gizi karena kondisi penyakit
nya diantara nya pasien :
1. Diabetes Melitus
2. Penyakit Ginjal Kronik (pre Dialisis, Dialisis, Transplantasi )
3. Cancer
4. Jantung
5. Stroke
6. Penyakit paru obstuksi menahun
7. Bedah ( post operasi bedah digestif)
8. Penyakit saluran cerna
9. Geriatri, Psikiatri, anak, dll

PERAN DIETESEN & SPESIALIS GIZI KLINIK DI RS

DIETESEN :

• Sebagai PPA anggota tim asuhan pasien dibawah DPJP

• Terlibat dengan pasien tanpa konsul dari DPJP

• Asuhan diintegrasikan oleh DPJP

SPESIALIS GIZI KLINIK :

• Sebagai DPJP patner dari DPJP Utama

• Terlibat dengan pasien atas konsul DPJP

• Sebagai Tim suport Nutrisi pada kasus kasus yang telah ditetapkan oleh

Direktur RS

Standar ARK.3.2

1. Rumah Sakit menetapkan regulasi bahwa setiap pasien harus dikelola oleh dokter
penanggung jawab pelayanan (DPJP) untuk memberikan asuhan kepada pasien.

Maksud dan Tujuan : Asuhan pasien diberikan oleh PPA yang bekerja sebagai TIM interdisiplin
dengan kolaborasi interprofesional dan dokter penanggung jawab pelayanan (DPJP) berperan
sebagai ketua TIM (Clinical Leader)

Dokumen Terkait PAP 5 Asuhan Gizi

Skrining Gizi masuk kedalam asesmen perawat apabila berisiko malnutrisi dan atau
kondisi khusus lanjut asesmen
• Asuhan Gizi Dewasa/ Anak/Neonatus dengan format ADIME dalam Formulir
Asuhan Gizi
• Care Plan Terintegrasi untuk semua profesi dalam formulir careplan terintegrasi
• Re Asesmen/Asuhan Gizi ulang dituliskan pada formulir Catatan Perkembangan
Pasien Terintegrasi (CPPT) dengan format ADIME
• Edukasi Gizi, dituliskan pada formulir edukasi terintegrasi • Edukasi Gizi untuk
Asuhan Gizi & Konseling Gizi di Rawat Jalan, menggunakan formulir rujukan dari dokter ke
Dietisien

Sesi 10
ALUR KLINIS TERINTEGRASI (INTEGRATED CLINICAL PATHWAY)
TATAKELOLA KLINIS YANG BAIK GOOD CLINICAL GOVERNANCE
Adalah penerapan fungsi manajemen klinis yang meliputi kepemimpinan klinis, audit
klinis, data klinis, risiko klinis berbasis bukti, peningkatan kinerja, pengelolaan keluhan,
mekanisme monitor hasil pelayanan, pengembangan profesional dan akreditasi RS.

DEFINISI CLINICAL PATHWAY


Clinical pathway adalah suatu konsep perencanaan pelayanan terpadu yang merangkum
setiap langkah yang dilaksanakan pada pasien mulai masuk sampai keluar rumah sakit
berdasarkan standar pelayanan kedokteran, standar asuhan keperawatan, dan standar
pelayanan tenaga kesehatan lainnya, yang berbasis bukti dengan hasil yang dapat diukur
dan dalam jangka tertentu selama di rumah sakit
Tujuan Clinical Pathway
1. Mengurangi variasi dalam pelayanan, sehingga biaya lebih mudah diprediksi.
2. Pelayanan lebih terstandarisasi, meningkatkan kualitas pelayanan (Quality of Care)
3. Dasar penghitungan “real cost” suatu kasus.
4. Meningkatkan kualitas dari informasi yang telah dikumpulkan.
5. Diharapkan dapat mengurangi biaya dengan menurunkan length of stay, dan tetap
memelihara mutu pelayanan
6. Sebagai pembanding pada CBG cost. Terutama pada kasus-kasus “high cost, high volume

Implementasi dan Kendala

-Rumah sakit masih merupakan “kerajaan-kerajaan” kecil yang agak sulit menyatukan prosedur dari
berbagai disiplin.

-Perbedaan latar belakang pendidikan, pengalaman dan keyakinan profesional, menjadi kendala
penerapan “clinical pathway” yang sudah ditulis.

-Keinginan untuk selalu mengikuti “evidence base medicine” dengan melakukan standar prosedur
terbaik yang dimungkinkan tanpa peduli pada biaya.

-Ketidak pedulian klinisi terhadap biaya pengobatan pasien.

-Keengganan untuk membaca dan menghafal konsensus dalam “clinical pathway” menjadi alasan
penyimpangan.

STANDAR PROFESI & STANDAR PROSEDUR


-UUPK Pasal 51 Dokter atau dokter gigi dalam melaksanakan praktik kedokteran mempunyai
kewajiban : memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar
prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien;
-UU RS (2009) Pasal 32 Hak Pasien menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila
Rumah Sakit diduga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara
perdata ataupun pidana.
KENAPA PERLU STANDAR PELAYANAN KEDOKTERAN/PNPK
- Pelayanan yang seragam (standar Akreditasi RS)

-Kendali mutu (memudahkan audit klinis)

- Kendali biaya (clinical pathway dan InaCBGs)

PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN

-Dibuat oleh pakar (org profesi), disahkan oleh Menkes uSistimatis

-Evidence-based

-Sahih / valid (ditetapkan Level Evidence, rekomendasi, HTA)

-Komprehensif

-Terkini uTerjadwal untuk dilakukan revisi

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK

-Dibuat berdasarkan/mengacu pada PNPK atau sumber lain

-PNPK harus diterjemahkan sesuai dengan kondisi dan fasilitas setempat menjadi PPK

-Bersifat hospital specific

-PPK dapat sama/berbeda di RS yang berbeda;

1.PPK untuk DBD tanpa syok,mungkin sama di RS kelas A,B,C,D

2. Di RS kelas A, PPK untuk PJB dari diagnosa sampai bedah, di RS kelas A yg lain hanya

diagnosa lalu rujuk

3.Di RS kelas B clinical pathway untuk stroke melibatkan bedah saraf, di RS kelas B lain tidak

SESI 11
PELAYANAN BERFOKUS PASIEN KETERLIBATAN PASIEN & KELUARGA DALAM PROSES
ASUHAN
DASAR HUKUM
UNDANG UNDANG RUMAH SAKIT : pasal 37

PASIEN BERHAK MENOLAK : pasal 45

UNDANG UNDANG PRAKTIK KEDOKTERAN UU NO 29 TAHUN 2004

STANDAR AKREDITASI TERKAIT PELIBATAN PASIEN & KELUARGA

1.STANDAR HPK

2.STANDAR ARK

3. STANDAR AP

4.STANDAR PAP

5.STANDAR MKE

Informasi yang diberikan memuat elemen:


a) Diagnosis (diagnosis kerja dan diagnosis banding) dan dasar diagnosis;

b) kondisi pasien;

c) tindakan yang diusulkan;

d) tata cara dan tujuan tindakan;

e) manfaat dan risiko tindakan;

f) nama orang mengerjakan tindakan;

g) kemungkinan alternatif dari tindakan;

h) prognosis dari tindakan;

i) kemungkinan hasil yang tidak terduga;

j) kemungkinan hasil bila tidak dilakukan tindakan. (lihat juga HPK 5.2)

MODEL KOMUNIKASI DENGAN KELUARGA PASIEN


TITIK PENTING WAJIB MELAKUKAN KOMUNIKASI DENGAN KELUARGA PASIEN
• SAAT PASIEN MASUK RS
• PADA PROSES PEMBUATAN DISCHARGE PLANNING & SAAT KELUAR RS
• SEBELUM MELAKUKAN PROSEDUR
• SAAT TERJADI PERUBAHAN YANG BERMAKNA PADA KONDISI PASIEN TERUTAMA YANG
MENGANCAM JIWA
• SAAT PENGAMBILAN KEPUTUSAN DNR
• ATAS PERMINTAAN PASIEN ATAU PERMINTAAN KELUARGA AYAS PERSETUJUAN PASIEN
KESIMPULAN

KOMPONEN PENTING DALAM MODEL KOMUNIKASI


1. TETAPKAN ASUHAN DAN KOMUNIKASI YANG BERPUSAT PADA PASIEN, MAKA MENJAMIN
BAHWA PILIHAN DAN KEINGINAN PASIEN DIHARGAI
2. KELUARGA PASIEN DILIBATKAN DALAM PROSES KOMUNIKASI TERSTRUKTUR DENGAN
MENETAPKAN SIAPA ANGGOTA KELUARGA YANG PALING DIPERCAYA/BERTANGGUNG
JAWAB (MRFM), YANG AKAN BERHADAPAN DENGAN DPJP
3. KOMUNIKASI DENGAN MRFM INI AKAN DILAKSANAKAN DAN DICATAT PADA TITIK TITIK
PELAYANAN YANG DITETAPKAN SEBAGAI TITIK KOMUNIKASI WAJIB
4. ADA SATUAN TUGAS YANG AKAN MENGGALAKKAN PELATIHAN STAF TERKAIT MODEL
KOMUNIKASI DAN PELIBATAN KELUARGA DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN

SESI 12
PELAYANAN BERFOKUS PASIEN KEPEMIMPINAN KLINIS CLINICAL LEADERSHIP
DEFINISI KEPEMIMPINAN KLINIS

Kepemimpinan klinis adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan dokter sebagai
pemimpin dalam pelayanan kesehatan
Kepemimpinan klinis selalu diikuti dengan visi yang ingin membawa perubahan dalam
kepentingan terbaik pasien. Proses klinis yang dimulai dengan pasien, memastikan sistem
bekerja dalam satu set modalitas manajemen klinis
• CIRI CIRI PEMIMPIN KLINIS

• FUNGSI MEMIMPIN KSM

Kepemimpinan klinis berbasis keterampilan, memimpin dengan contoh, inovatif, terlibat secara
klinis, menunjukkan keahlian dan memberikan visi kepada peer group.

SYARAT-SYARAT PEMIMPIN KLINIS

Kepemimpinan efektif mensyaratkan individu-individu untuk bertindak di atas nilainilai,


kekuatan dan kemampuan untuk menyampaikan pelayanan dengan standar tinggi. Untuk
dapat melakukan itu, mereka harus menunjukkan efektivitas dalam:
1.Mengembangkan kesadaran diri, dengan menyadari nilai-nilai, prinsip dan asumsi pribadi
dan mampu untuk belajar dari pengalaman
2.Manajemen diri, dengan mengatur dan melakukan manajemen diri sendiri sambil
memperhitungkan kebutuhan dan prioritas hal lain
3.Pengembangan pribadi berkelanjutan, dengan belajar melalui partisipasi dalam
pengembangan profesionalisme berkelanjutan dan dari pengalaman serta umpan balik
4.Bertindak dengan integritas, dengan berperilaku dalam sikap terbuka, jujur dan beretika
DOMAIN INTI KEPEMIMPINAN KLINIS
1. Menunjukkan kualitas pribadi
2. . Bekerja dengan orang lain
3. Mengelola layanan
4. Meningkatkan pelayanan
5. Menetapkan arah

KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN KLINIS


Keterampilan komunikasi
Keterampilan persuasi
Kredibilitas Klin
SIAPA PEMIMPIN KLINIS ?DPJP, DPJP UTAMA, KETUA KELOMPOK STAF MEDIS, KETUA
KOMITE MEDIS

Anda mungkin juga menyukai