Anda di halaman 1dari 16

Ujian Tengan Semester

Organisasi dan Manajemen RS dan


Manajemen

Kelas B
Dosen :  Dr. ROKIAH KUSUMAPRADJA , SKM, MHA
NAMA : dr. Evy silmy abdillah
NIM : 20220309104
1.Dalam Perkembangan teori organisasi dikenal teori organisasi klasik (classical design
organi zation ) dan teori organisasi modern yang disebut system 4 organization,jelaskan
secara singkat apa prinsip2 organisasi klasik dan organisasi modern serta jelas kan persamaan
nya dan perbedaan nya

Jawab :
Teori Organisasi
Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi menjalankan fungsinya dan
bagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-orang yang bekerja di
dalamnya ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka. Teori organisasi adalah suatu
konsefsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan tentang pemecahan masalah
organisasi agar lebih berhasil dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Masalah adalah
segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan organisasi yang memerlukan
pemecahan dan pengambilan keputusan.

1. Teori Organisasi Klasik


Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”.
Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah
lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk
mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
Dikatakan teori mesin karena organisasi ini menganggap manusia bagaikan sebuah onderdil
yang setiap saat bisa dipasang dan digonta-ganti sesuai kehendak pemimpin.
Definisi organisasi menurut Teori Klasik:
Organisasi merupakan struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan, tujuan-tujuan, peranan-
peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain apabila orang bekerja sama.

Teori organisasi klasik sepenuhnya menguraikan anatomi organisasi formal.


Empat unsur pokok yang selalu muncul dalam organisasi formal:
a.Sistem kegiatan yang terkoordinasi
b Kelompok orang
c. Kerjasama
d. Kekuasaan dan kepemimpinan

Sedangkan menurut penganut teori klasik suatu organisasi tergantung pada empat kondisi
pokok: kekuasaan, saling melayani, doktrin, disiplin, sedangkan yang dijadikan tiang dasar
penting dalam organisasi formal adalah:
a.Pembagian kerja (untuk koordinasi)
b.Proses skalar dan fungsional (proses pertumbuhan vertikal dan horizontal)
c.Struktur (hubungan antar kegiatan)
d.Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan)

2.      Teori Neoklasik
Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan
Manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori neoklasik
merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek
psikologis dan sosial karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”.
Hugo Munsterberg
Salah satu tokoh neoklasik pencetus “Psikologi Industri”. Hugo menulis sebuah buku
“Psychology and Industrial Effeciency” tahun 1913. Buku tersebut merupakan jembatan
antara manajemen ilmiah dan neoklasik. Inti dari pandangan Hugo adalah menekankan
adanya perbedaan karakteristik individu dalam organisasi dan meningkatkan adanya
pengaruh faktor sosial dan budaya terhadap organisasi.
Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di Pabrik
Howthorne tahun1924 milik perusahaan Western Electric di Cicero yang disponsori oleh
Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan Elton Mayo seorang riset dari
Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan kondisi
kerja karyawan dipandang sebagai faktor penting peningkatan produktifitas.
3. Teori Modern
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu
klasik dan neoklasik. Teori modern sering disebut dengan teori “Analisa Sistem” atau “Teori
Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neoklasik. Teori organisasi modern
melihat bahwa semua unsur organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan
tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan sistem tertutup yang berkaitan dengan lingkungan
yang stabil akan tetapi organisasi merupakan sistem terbuka yang berkaitan dengan
lingkungan dan apabila ingin bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan
lingkungan.

Perbedaan antara Teori Modern dan Teori Klasik


a.Teori klasik memusatkan pandangan pada analisa dan deskripsi organisasi sedangkan teori
modern menekankan pada perpaduan dan perancangan sehingga terlihat lebih menyeluruh.
b Teori klasik membicarakan konsep koordinasi, skalar, dan vertikal sedangkan teori modern
lebih dinamis, sangat komplek, multi level, multi dimensi dan banyak variabel yang
dipertimbangkan.
Menyangkut hal itu pengertian organisasi juga merupakan sekumpulan orang-orang yang
disusun dalam kelompok-kelompok yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi adalah sistem kerjasama antara dua orang atau lebih, atau organisasi adalah setiap
bentuk kerjasama untuk pencapaian tujuan bersama. James D. Mooney dan Allen Reilly
(1931) Menerbitkan sebuah buku “ONWARD INDUSTRY” inti dari pendapat mereka adalah
“koordinasi merupakan faktor terpenting dalam perencanaan organisasi”.
Tiga prinsip yang harus diterapkan dalam sebuah organisasi menurut mereka adalah:
1.      Prinsip koordinasi
2.      Prinsip skalar dan hirarkis
3.      Prinsip fungsional

Menurut saya perbedaan teori organisasi kalsik dan modern memiliki perbedaan
sebagaiberikut , Teori Klasik memusatkan pandangan pada analisa dan deskripsi
organisasisedangkan Teori Modern menekankan pada perpaduan & perancangan sehingga
terlihatlebih menyeluruh.Teori Klasik membicarakan konsep koordinasi, scalar, dan vertical
sedangkan Teori Modernlebih dinamis, sangat komplek, multilevel, multidimensi dan banyak
variable yangdipertimbangkan.Teori organisasi adalah studi tentang bagaimana organisasi
menjalankan fungsinya danbagaimana mereka mempengaruhi dan dipengaruhi oleh orang-
orang yang bekerja didalamnya ataupun masyarakat di lingkup kerja mereka. Teori organisasi
adalah suatukonsefsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau pendekatan tentang
pemecahanmasalah organisasi agar lebih berhasil dalam mencapai sasaran yang telah
ditetapkan.Masalah adalah segala sesuatu yang ada hubungannya dengan kepentingan
organisasi yangmemerlukan pemecahan dan pengambilan keputusan

Teori klasik dengan teori modern memiliki persamaan yakni keduanya membahas mengenai
cara memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumber daya yang terbatas.
2. Pada saat penyususnan desain organisasi rumah sakit ada system utama yang harus
menjadi pertimbangan ,jelas kan apa yang disebut 5 sistem utama dan bandingkan dengan
usur pokok dalam organisasi RS sesuai perpres RI No 77 th 2015 dan UU no.44 tahun 2009
tentang rumah sakit

Jawab
Unsur Unsur di Rumah Sakit

Unsur organisasi Rumah Sakit selain kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit dapat
berupa direktorat, departemen, divisi, instalasi, unit kerja, komite dan/atau satuan sesuai
dengan kebutuhan dan beban kerja Rumah Sakit.

Unsur organisasi Rumah Sakit dapat digabungkan sesuai kebutuhan, beban kerja, dan/atau
klasifikasi Rumah Sakit.

a. Kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit Kepala Rumah Sakit atau direktur
Rumah Sakit adalah pimpinan tertinggi dengan nama jabatan kepala, direktur utama,
atau direktur.
b. Kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit bertugas memimpin penyelenggaraan
Rumah Sakit.c.
c. Dalam melaksanakan tugas kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit
menyelenggarakan fungsi :
1. koordinasi pelaksanaan tugas dan fungsi unsur organisasi
2. penetapan kebijakan penyelenggaraan Rumah Sakit sesuai dengan
kewenangannya
3. penyelenggaraan tugas dan fungsi Rumah Sakit;
4. pembinaan, pengawasan, dan pengendalian pelaksanaan tugas dan fungsi unsur
organisasi; dan evaluasi pencatatan dan pelaporan

A . 1.Unsur pelayanan medis


a. Unsur pelayanan medis merupakan unsur organisasi di bidang pelayanan medis yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Rumah Sakit atau direktur
Rumah Sakit
b. Unsur pelayanan medis dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala bidang, atau
manajer (sesuai bentuk struktur organisasi dalam peraturan internal rumah sakit atau
Hospital by Law)
c. Unsur pelayanan medis unsur pelayanan medis menyelenggarakan fungsi
1.penyusunan rencana pemberian pelayanan medis
2. koordinasi dan pelaksanaan pelayanan medis
3.pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien di bidang
pelayanan medis
4.pemantauan dan evaluasi pelayanan medis

2.Unsur pelayanan medis meliputi

pelayanan rawat jalan,


rawat inap, dan
gawat darurat
Unsur keperawatan
B.Unsur keperawatan
1. merupakan unsur organisasi di bidang pelayanan keperawatan yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit
2. Unsur keperawatan dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala bidang, atau manajer.
Unsur keperawatan bertugas melaksanakan pelayanan keperawatan
3. Dalam melaksanakan tugas unsur keperawatan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan rencana pemberian pelayanan keperawatan
b.koordinasi dan pelaksanaan pelayanan keperawatan
c.pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien di bidang keperawatan
d. pemantauan dan evaluasi pelayanan keperawatan.

C. Unsur Penunjang Medis


1. Unsur penunjang medis merupakan unsur organisasi di bidang pelayanan penunjang medis
yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala Rumah Sakit atau direktur
Rumah Sakit.
2. Unsur penunjang medis dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala bidang, atau
manajer.
3. Unsur penunjang medis unsur penunjang medis menyelenggarakan fungsi
a. penyusunan rencana pemberian pelayanan penunjang medis;
b. koordinasi dan pelaksanaan pelayanan penunjang medis;
c. pelaksanaan kendali mutu, kendali biaya, dan keselamatan pasien di bidang pelayanan
penunjang medis;
d.pengelolaan rekam medis; dan
e.pemantauan dan evaluasi pelayanan penunjang medis
4. Rumah Sakit dapat membentuk unsur pelayanan penunjang non medis sesuai dengan
kebutuhan.
5. Kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit menetapkan lingkup pelayanan atau
bidang yang masuk dalam unsur pelayanan penunjang medis dan unsur pelayanan penunjang
non medis.

D. Unsur Administrasi Umum dan Keuangan


1. Unsur administrasi umum dan keuangan merupakan unsur organisasi di bidang pelayanan
administrasi umum dan keuangan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
kepala Rumah Sakit atau direktur Rumah Sakit.
2. Unsur administrasi umum dan keuangan dipimpin oleh direktur, wakil direktur, kepala
bidang, atau manajer
3. Unsur administrasi umum dan keuangan bertugas melaksanakan administrasi umum dan
keuangan.
4. tugas administrasi umum dan keuangan menyelenggarakan fungsi pengelolaan :
a.ketatausahaan;
b.kerumahtanggaan;
c.pelayanan hukum dan kemitraan;
d.pemasaran;
e.kehumasan;
f.pencatatan, pelaporan, dan evaluasi;
g.penelitian dan pengembangan;
h.sumber daya manusia; dan
i.pendidikan dan pelatihan.
5.Dalam melaksanakan tugas keuangan unsur administrasi umum dan keuangan
menyelenggarakan fungsi :
a.perencanaan anggaran;
b.perbendaharaan dan mobilisasi dana; dan
c.akuntansi.
6.Dalam hal diperlukan, penyelenggaraan fungsi dalam unsur administrasi umum dan
keuangan dapat menjadi unsur tersendiri.

E.Komite Medis
1. Komite Medis merupakan unsur organisasi yang mempunyai tanggung jawab untuk
menerapkan tata kelola klinis yang baik (good clinical governance).
2. Komite Medis dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada kepala Rumah Sakit atau
direktur Rumah Sakit.
3. Komite Medis bertugas meningkatkan profesionalisme staf medis yang bekerja di rumah
sakit dengan cara :
a.melakukan kredensial bagi seluruh staf medis yang akan melakukan pelayanan medis di
rumah sakit;
b.memelihara mutu profesi staf medis; dan
c.menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis.
4.Dalam melaksanakan tugas kredensial Komite Medis menyelenggarakan fungsi :
a.penyusunan dan pengkompilasian daftar kewenangan klinis sesuai dengan masukan dari
kelompok staf medis berdasarkan norma keprofesian yang berlaku;
b.penyelenggaraan pemeriksaan dan pengkajian kompetensi, kesehatan fisik dan mental,
perilaku, dan etika profesi;
c.evaluasi data pendidikan profesional kedokteran atau kedokteran gigi berkelanjutan;
d.wawancara terhadap pemohon kewenangan klinis;
e.penilaian dan pemutusan kewenangan klinis yang adekuat;
f.pelaporan hasil penilaian kredensial dan menyampaikan rekomendasi kewenangan klinis
kepada komite medik;
g.pelaksanaan proses rekredensial pada saat berakhirnya masa berlaku surat penugasan
klinis dan adanya permintaan dari komite medik; dan
h.rekomendasi kewenangan klinis dan penerbitan surat penugasan klinis
5.Dalam melaksanakan tugas memelihara mutu profesi staf medis Komite Medis
menyelenggarakan fungsi:
a.pelaksanaan audit medis;
b.rekomendasi pertemuan ilmiah internal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi
staf medis;
c.rekomendasi kegiatan eksternal dalam rangka pendidikan berkelanjutan bagi staf
medis rumah sakit tersebut; dan
d.rekomendasi proses pendampingan (proctoring) bagi staf medis yang membutuhkan.
6.Dalam melaksanakan tugas menjaga disiplin, etika, dan perilaku profesi staf medis Komite
Medis menyelenggarakan fungsi :
a.pembinaan etika dan disiplin profesi kedokteran;
b.pemeriksaan staf medis yang diduga melakukan pelanggaran disiplin;
c.rekomendasi pendisiplinan pelaku profesional di rumah sakit; dan
d.pemberian nasehat atau pertimbangan dalam pengambilan keputusan etis pada asuhan
medis pasien.
Komite Komite lain
Rumah Sakit dapat dibentuk komite lain untuk penyelenggaraan fungsi tertentu di Rumah
Sakit sesuai kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka
meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Komite lain dapat berupa komite :
a.keperawatan;
b.farmasi dan terapi;
c.pencegahan dan pengendalian infeksi;
d.pengendalian resistensi antimikroba;
f.etika dan hukum;
g.koordinasi pendidikan; dan
h.manajemen risiko dan keselamatan pasien.

3.Apa peran menejer dan metodenya dalam melakukan pengorganisasian rumah sakit?

Jawab
Management is how to work with others (manajemen adalah kerja sama untuk mencapai
tujuan bersama) Adanya pendekatan ini, fungsi manajemen akan dapat dipelajari dari proses
kerja sama yang berkembang antara pimpinan dengan stafnya dalam mencapai tujuan
organisasi. Sumber daya lain yang penting adalah dana dan material. Manajemen harus
mampu mengelola sumberdaya tersebut untuk mencapai tujuan organisasi. Aplikasi
pendekatan ini dibidang kesehatan misalnya: Seorang bidan puskesmas akan mampu
memberikan pertolongan persalinan untuk ibu-ibu hamil di wilayah kerjanya jika ibu hamil
memilih fasilitas kesehatannya dan dia memiliki staf pembantu bidan yang akan menjaga
ibu–ibu selama perawatan masa nifas. Bidan dan staf pembantu bidan adalah SDM penting
dalam melaksankan program KIA. Pengembangan tugas Bidan Puskesmas mempunyai arti
penting dalam manajemen puskesmas

Adapun prinsip-prinsip dasar menurut Taylor


mendekati ilmiah adalah (Dalimunthe RF,2005):
1. Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja
yang asal-asalan.
2. Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
3. Adanya kerja sama sesama pekerja dan bukan bekerja
secara individual.
4. Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5. Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf
yang setinggi-tingginya, untuk tingkat kesejahteraan
maksimum para kaayawan itu sendiri dan perusahaan

4.Gambarkan struktur organisasi dan tata kerjanya (SOTK) di rumah sakit saudara dan
berikan tanggapan terhadap permasalahan yang dihadapi saat ini ?

Jawab

Kebetulan saya bekerja di puskesmas bu jadi saya bikin struktur organisasi SOTK yang ada
di puskesmas saya
Kepala Puskesmas selaku Penanggung Jawab mempunyai tugas dan fungsi :
1. Pengkoordinir pelaksanaan tugas Penanggung jawab UKM Esensial dan Keperawatan
Kesehatan Masyarakat, Penanggung jawab UKM Pengembangan, Penanggung jawab
UKP Kefarmasian dan laboratorium, Penanggung jawab Jaringan  Pelayanan
Puskesmas dan Jejaring Puskesmas, Penanggung jawab Bangunan, Prasarana dan
Peralatan Puskesmas serta Penanggung jawab Mutu;
2. Penyusunan program dan pelaporan pengelolaan sistem informasi, pemantauan dan
evaluasi program;
3. Pelaksanaan pembinaan, pengelolaan dan pengendalian administrasi umum,
keuangan, sarana dan prasarana, ketenagaan, kerumahtanggaan dan kelembagaan;
4. Pengelolaan urusan rumah tangga, surat menyurat, kearsipan, hubungan masyarakat,
dokumentasi dan perpustakaan;
5. Pelaksanaan analisis jabatan dan beban kerja;
6. Mengesahkan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Surat Keputusan
Kepala Puskesmas;
7. Penyusunan profil Puskesmas;
8. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program dan mutu Puskesmas.
 
Kepala Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas dan fungsi :
1. Koordinator tim manajemen puskesmas,  sistem informasi Puskesmas kepegawaian,
rumah tangga dan keuangan;
2. Melakukan urusan surat menyurat, pelaksanaan kearsipan dan ekspedisi, pengelolaan
rumah tangga dan perlengkapan, pengelolaan aset, penyelenggaraan urusan
perpustakaan serta pengelolaan urusan administrasi kepegawaian, pembinaan jabatan
fungsional dan evaluasi kinerja pegawai;
3. Melakukan pengelolaan dan penyiapan bahan pelaksanaan verikasi, penatausahaan
dan penyiapan bahan pelaksanaan verifikasi, penatausahaan, perbendaharaan dan
pembukuan keuangan, urusan akutansi dan pelaporan keuangan serta penyiapan bahan
tanggapan pemeriksaan;
4. Melakukan penyiapan bahan penyusunan program dan anggaran, pemantauan,
pengelolaan sistem informasi, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program dan
anggaran.
 
Penanggung jawab UKM Esensial dan Keperawatan Kesehatan Masyarakat mempunyai
tugas dan fungsi :
1. Pengkoordinir pelaksanaan kegiatan program atau pelayanan promosi kesehatan,
kesehatan lingkungan, kesehatan keluarga yang bersifat UKM, gizi yang bersifat
UKM, pencegahan dan pengedalian penyakit dan keperawatan kesehatan masyarakat;
2. Pengkoordinir identifikasi masalah, analisis, prioritas masalah, membuat tindak lanjut
dan mengevaluasi capaian target program ;
3. Pendamping pelaksana program dalam menyiapkan dokumen program UKM esensial
dan keperawatan kesehatan masyarakat;
4. Pengkoordinir dalam pembuatan RUK program dan mendokumentasikan menjadi
RUK UKM esensial dan keperawatan kesehatan masyarakat untuk diserahkan kepada
Tim Manajemen Puskesmas;
5. Melaporkan perkembangan pelaksaan kegiatan kepada Kepala Puskesmas.

 
Penanggung jawab UKM Pengembangan mempunyai tugas dan fungsi :
1. Pengkoordinir pelaksanaan kegiatan program atau pelayanan kesehatan gigi
masyarakat, kesehatan tradisional dan komplementer, kesehatan olah raga, kesehatan
kerja dan lainnya;
2. Pengkoordinir, identifikasi masalah, analisis, prioritas masalah, membuat tindak lanjut
dan mengevaluasi capaian target program UKM Pengembangan ;
3. Pendamping pelaksana program dalam menyiapkan dokumen program;
4. Pengkoordinir dalam pembuatan RUK program dan mendokumentasikan menjadi
RUK UKM pengembangan untuk diserahkan kepada Tim Manajemen Puskesmas;
5. Melaporkan perkembangan pelaksaan kegiatan kepada Kepala Puskesmas.
 
Penanggung jawab UKP, kefarmasian dan laboratorium mempunyai tugas dan fungsi :
1. Pengkoordinir pelaksanaan kegiatan pelayanan pemeriksaan umum, kesehatan gigi
dan mulut, kesehatan keluarga yang bersifat UKP, gawat darurat, gizi yang bersifat
UKP, persalinan, kefarmasian dan laboratorium;
2. Pengkoordinir dalam identifikasi masalah, analisis, prioritas masalah, membuat tindak
lanjut dan mengevaluasi capaian target UKP, kefarmasian dan laboratorium ;
3. Pendamping koordinator pelayanan dalam menyiapkan dokumentasi kegiatan;
4. Pengkoordinir dalam pembuatan RUK pelayanan dan mendokumentasikan menjadi
RUK UKP, kefarmasian dan laboratorium untuk diserahkan kepada Tim Manajemen
Puskesmas;
5. Melaporkan perkembangan pelaksaan kegiatan dan pelayanan kepada Kepala
Puskesmas.
 
Penanggung jawab Jaringan Pelayanan Puskesmas dan Jejaring Puskesmas mempunyai tugas
dan fungsi :
1. Pengkoordinir pelaksanaan pelayanan di Puskemas Pembantu, Puskesmas Keliling,
Praktek Bidan Desa, Bidan Praktek Mandiri, Perawat Praktek Mandiri, Dokter
Praktek Mandiri dan Klinik;
2. Pengkoordinir dalam identifikasi masalah, analisis, prioritas masalah, membuat tindak
lanjut dan mengevaluasi pelayanan jejaring dan jaringan;
3. Pengkoordinir dalam pembuatan MOU jejaring dan memastikan out put sesuai MOU
yang disepakati;
4. Pengkoordinir dalam pembuatan RUK pelayanan dan mendokumentasikan menjadi
RUK jejaring dan jaringan untuk diserahkan kepada Tim Manajemen Puskesmas;
5. Melaporkan perkembangan pelaksaan kegiatan dan pelayanan kepada Kepala
Puskesmas.
 
Penanggung jawab bangunan, prasarana dan Peralatan Puskesmas  mempunyai tugas dan
fungsi :
1. Pengkoordinir pelaksanaan manajemen bangunan, prasarana dan peralatan
Puskesmas;
2. Pengkoordinir dalam identifikasi masalah, analisis, prioritas masalah, membuat tindak
lanjut dan mengevaluasi pengadaan dan perawatan bangunan, prasarana dan peralatan
Puskesmas;
3. Pengkoordinir dalam pembuatan RUK bangunan, prasarana dan peralatan Puskesmas
untuk diserahkan kepada Tim Manajemen Puskesmas;
4. Melaporkan perkembangan pelaksaan kegiatan dan pelayanan kepada Kepala
Puskesmas.
 
Penanggung jawab Mutu  mempunyai tugas dan fungsi :
1. Pengkoordinir pelaksanaan manajemen mutu UKM, UKP dan Administrasi
Manajemen Puskesmas;
2. Pengkoordinir dalam identifikasi masalah, analisis, prioritas masalah, membuat tindak
lanjut dan mengevaluasi manajemen mutu UKM, UKP dan Administrasi Manajemen
Puskesmas;
3. Pengkoordinir pelaksanaan kegiatan Tim Survei, Tim Manajemen Komplain, Tim
Kesehatan dan Keselamatan Kerja dan Tim Keselamatan Pasien Puskesmas;
4. Pengkoordinir dalam identifikasi masalah, analisis, prioritas masalah, membuat tindak
lanjut dan mengevaluasi mutu Puskesmas
5. Pengkoordinir dalam Rapat Tinjauan Manajemen Puskesmas dan pembuatan laporan
tim beserta RUK untuk diajukan ke Tim Manajemen Puskesmas;
6. Melaporkan perkembangan pelaksaan kegiatan dan pelayanan kepada Kepala
Puskesmas;
Koordinator Pelayanan atau Program  mempunyai tugas dan fungsi :
1. Pengkoordinir pelaksanaan kegiatan pelayanan dan program yang diemban sesuai
dengan perencanaan dan instruksi dari Dinas Kesehatan;
2. Melaksanakan pelayanan kepada masyarakat sesuai tugas pokok dan fungsinya baik
pelayanan di dalam maupun di luar gedung Puskesmas;
3. Melaksanakan identifikasi masalah, analisis, prioritas masalah, membuat tindak lanjut
dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pelayanan dan program yang diemban;
4. Mendokumentasikan kegiatan termasuk visualisasi data sesuai pelayanan atau
program yang diemban; 
5. Membuat rencana kerja bulanan dan RUK tahunan dilaporan ke Penanggung jawab
untuk diajukan ke Tim Manajemen Puskesmas

5.Jelaskan pelaksanaan budaya organisasi / budaya keselamatan pasien yang dikembangkan


di rumah sakit sodara ,bagaimana budaya tersebut ditanaman kan pada seluruh
karyawan,berikan tanggapan apa faktor kunci yang membuat keberhasilan atau kurang
berhasil menanam kan budaya organisasi tersebut ?

Jawab
Keselamatan pasien Rumah Sakit adalah suatu sistem Dimana rumah sakit membuat asuhan
pasien lebih aman yang meliputi asesmen risiko, Identifikasi dan pengolahan hal yang
berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari
insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
dan mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (Peraturan Menteri
Kesehatan RI nomor 1691, 2011). Budaya keselamatan pasien merupakan hal pokok dan
mendasar dalam pelaksanaan keselamatan pasien di rumah sakit. Budaya keselamatan pasien
merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi keselamatan pasien. Budaya pasien
yang baik akan membuat implementasi keselamatan pasien menjadi baik. Menurut Cahyono
(2008) budaya keselamatan pasien merupakan pondasi keselamatan pasien. Membangun
budaya keselamatan pasien merupakan kata kunci terwujudnya pelayanan yang bermutu dan
aman. Setiap rumah sakit harus menjamin penerapan keselamatan pasien pada pelayanan
kesehatan yang diberikan kepada pasien (Fleming & Wentzel, 2008). Hal ini dikarenakan
fokus pada budaya keselamatan pasien akan menghasilkan penerapan keselamatan pasien
yang lebih baik dibanding jika hanya berfokus pada program keselamatan pasien saja
(Eljadali, Dimassi, Jamal, jaafar, & Hemadeh, 2011). Budaya keselamatan pasien sebagai
pondasi dalam usaha penerapan keselamatan pasien yang merupakan prioritas utama dalam
pemberian layanan kesehatan. Fondasi keselamatan pasien yang baik akan meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan khususnya asuhan keperawatan.
Mengacu pada hal tersebut maka Rumah Sakit harus merancang proses baru atau
memperbaiki proses yang ada memonitor dan mengevaluasi kinerja melalui pengumpulan
data, menganalisis secara intensif KTD dan melakukan perubahan untuk meningkatkan
kinerja serta keselamatan pasien. Proses perancangan tersebut harus mengacu pada visi misi
dan tujuan rumah sakit, kebutuhan pasien, petugas pelayanan kesehatan, kaidah klinis terkini,
praktek bisnis yang sehat dan faktor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi pasien sesuai
dengan "Tujuh langkah keselamatan pasien Rumah Sakit" yaitu: (DepkesRI, 2008).
1. Bangun kesadaran akan nilai keselamatan pasien. Ciptakan kepemimpinan dan budaya
yang terbuka dan adil.
2. Pimpin dan dukung staf anda. Bangunlah komitmen dan fokus kuat dan jelas tentang
keselamatan pasien di rumah sakit.
3. Integrasikan aktivitas pengelolaan risiko. Kembangkan sistem dan proses pengolahan
risiko, serta Lakukan identifikasi dan asesmen hal yang berpotensial.
4. Kembangkan sistem pelaporan. Pastikan staf Anda agar dapat mudah dalam melaporkan
kejadian atau insiden serta Rumah Sakit mengatur pelaporan kepada komite keselamatan
pasien rumah sakit (KKPRS)
5. Libatkan dan berkomunikasi dengan pasien. Kembangkan cara-cara komunikasi yang
terbuka dengan pasien
6. Belajar dan berbagi sebuah pengalaman tentang keselamatan pasien. Dorong staf anda
untuk melakukan analisis Akar masalah untuk belajar bagaimana dan mengapa kejadian itu
timbul
7. Mencegah cedera melalui implementasi sistem keselamatan pasien. Gunakan informasi
yang ada tentang kejadian atau masalah untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.
Ada beberapa hal yang berhubungan dengan upaya peningkatan penerapan budaya
keselamatan pasien rumah sakit yaitu: Ada hubungan kerjasama tim dengan budaya
keselamatan pasien. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien, Perawat akan
selalu membutuhkan bantuan dari perawat maupun tenaga kesehatan yang lainnya, korelasi
antara unit kerja/kerjasama dengan penerapan patient safety adalah bermakna, Kerjasama
yang dilakukan di dalam unit kerja masing-masing. Kerjasama yang baik tentu akan
menghasilkan penerapan budaya keselamatan pasien yang baik. Penerapan budaya
keselamatan pasien yang adekuat harus ditunjang oleh seluruh unit di rumah sakit tersebut.
Kesimpulan Dalam upaya peningkatan penerapan budaya keselamatan pasien terdapat ada
hubungan kerjasama tim, komunikasi, iklim kerja, no blaming culture, pelaporan insiden,
Pendidikan dan Pelatihan dengan budaya keselamatan pasien. Budaya keselamatan pasien
akan tercipta apabila tenaga kesehatan memiliki pemimpin yang bersedia bekerjasama demi
terlaksananya patient safety. Selain itu pengetahuan dan komunikasi di berpengaruh
terhadap pelaksanaannya patient safety. Salah satu aspek yang penting dalam terlaksananya
patient safety yaitu aspek etika. Etika sangatlah penting karena akan menyangkut tentang
prosedur dalam melaksanakan asuhan keperawatan atau melaksanakan tugas dalam
melayani kesehatan titik dalam pelayanan kesehatan maka tenaga medis harus selalu
dengan kode etik dan hukum kesehatan. Hal ini untuk menghindari atau mengurangi
praduga terjadinya malpraktik dan terjadinya kelalaian

6.Identifikasi konflik yang sering terjadi di rumah sakit sodara dan bagaimana cara
mengatasinya,jelas kan tujuh elemen negoisasi dan lima gaya negoisasi ,dan menurut
pengalaman sodara gaya negoisasi mana yang dianggap paling efektif ,gunakan landasan
teori?

Jawab
Ada tiga penyebab utama konflik,
yang pertama derbedaan karakteristik individu seperti perbedaan nilai budaya dan demografi.
Yang kedua adanya faktor interpersonal di antara para pekerja yang membuat kurangnya
kepercayaan, ketidakadilan dan ketidakhormatan serta lemahnya komunikasi antar personal.
Yang ketiga faktor organisasi yang termasuk di dalamnya keadaan saling tergantungnya
antara perbedaan profesi, perubahan organisasi dikarenakan pembentukan struktur dan
kekuasaan di institusi kesehatan.
Konflik antara perawat dengan pihak manajemen biasanya terjadi berupa, kurangnya
komunikasi, ketidakseimbangan autoritas dan tanggung jawab, ketidakjelasan
pengdeskripsian pekerjaan, kurangnya kesempatan untuk promosi kerja, lemahnya apresiasi
akan pencapaian, kekurangpuasan akan pekerjaan, penghasilan yang tidak mencukupi dan
ketidakcocokan antara pekerjaan, pelatihan serta kemampuan (skill) yang dimiliki.
Untuk menghindari konflik yang disebabkan oleh komunikasi baiknya dilakukan oleh
manajemen adalah memberikan tekanan dalam komunikasi tertulis untuk hal-hal yang
dianggap sensitif dan komunikasi verbal digunakan untuk penyelesaian permasalah yang
memerlukan kecepatan dalam penyelesainya". Dialog juga dapat dijadikan cara komunikasi
oleh pemimpin dalam menyelesaikan konflik. Dialog diyakini sebagai salah satu cara
pemimpin untuk memengaruhi tingkah laku pegawainya dalam bertindak dan
bertingkahlaku dalam pekerjaannya. Proses interaksi antara pimpinan dengan bawahan
melalui dialog akan membentuk hubungan kerja yang baik, dimana terbukanya
kesempatan untuk bertukar pikiran dan peningkatan pertumbuhan organisasi dan juga
memberikan kesempatan kepada para pegawai untuk bersosialisasi Didalam berdialog
baik pegawai maupun serta pemimpin manajemen akan merasa lebih dekat secara personal,
dan merasa di hargai dan menyadari arti penting mereka di dalam organisasi tersebut.
Ada lima cara gaya negoisasi utama dalam penyelesaian konflik:
1) .Penghindaran atau penyangkalan dari keadaan konflik,
Keadaan ini dilakukan jika masalah yang memicu konflik tidak terlalu penting dengan
akibat yang akan di timbulkan. Metode ini berguna jika menghadapi situasi yang tekanan
ataupun permasalahan yang tidak terlalu besar dan biasanya untuk jangka pendek, dimana
hal-hal yang dapat menyebabkan perpecahan di hindari sehingga untuk sementara keadaan
menjadi kondusif. Akan tetapi strategi ini tidak dapat berlaku jangka panjang, dimana akan
menimbulkan permasalahan permasalahan baru yang lebih besar.
2) Mengakomodasi memutuskan, atau membiarkan pihak lain untuk Membiarkan pihak
lain memutuskan sesuatu berdasarkan keinginannya, merupakan cara kurang bijaksana
dikarenakan hal ini tidak memungkin menimbulkan suatu perubahan yang kita inginkan
terjadi.

3) Kompetisi atau berusaha sekuat tenaga mencapai tujuan, Kompetisi merupakan cara
penyelesaian konflik yang jauh dari kata kerjasama dimana di dalam kompetisi setiap orang
berusaha untuk menang. Hal ini biasanya berhasil jika hasil yang lebih diutamakan akan
tetapi sumber daya sedikit.
4) Kolaborasi atau terus menerus berusaha mencari sesuatu secara bersama-sama dengan
yang lain (biasanya sesuatu yang berbeda dari kebiasaan di lingkungan organisasi).
Pemecahan masalah dengan cara ini dapat dilakukan dengan dua cara: pemecahan sama-
sama menang dimana anggota tim yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama;
perlu menyatukan komitmen dari semua pihak yang terlibat untuk saling mendukung dan
saling memerhatikan satu sama lainnya.
5) Kompromi atau negosiasi, Masing-masing memberikan dan menawarkan sesuatu pada
saat yang bersamaan, saling member dan menerima serta meminimalkan kekurangan semua
pihak yang dapat menguntungkan semua pihak.
7 elemen negoisasi
1.Hubungan
2.Komunikasi
3.Kepentingan
4.pilihan – pilihan
5.Standar
6.alternatif
7.Komitmen

Penyelesaian konflik diharapkan bersifat sealami mungkin dengan tujuan meningkatkan


proses belajar dan pemahaman individu atau organisasi dalam menyelesaikan konflik saat ini
ataupun yang akan datang (Shetach, 2012). Menurut Rahim (2002), gaya kepemimpinan
(demokratis, autokratis, dan Laissez
faire) sangat mempengaruhi pemilihan strategi penyelesaian konflik (integrating (problem
solving), obliging, compromising, dominating (forcing), avoiding), dimana setiap strategi
tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing tergantung pada batasan dan
sumber konflik, serta tujuan yang ingin dicapai apakah berorientasi pada hubungan antar
anggota (concern for others) atau berorientasi pada diri sendiri (concern for self). Oleh karena
itu seorang pemimpin perlu memiliki pemahaman yang cukup tentang pengaruh gaya
kepemimpinan terhadap penyelesaian konflik individu ataupun organisasi.

Anda mungkin juga menyukai