Anda di halaman 1dari 13

PROGRAM PENGELOLAAN

KESELAMATAN DAN KEAMANAN RUMAH SAKIT

TUGAS UJIAN TENGAH SEMESTER


MANAJEMEN FASILITAS KESEHATAN
DOSEN : Dr.dr.Andry,MM,MHKes

APRIYANTO
NIM 20200309001

PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER ADMINISTRSASI RUMAH SAKIT
UNIVERSITAS ESA UNGGUL

1
BAB I
PENDAHULUAN

Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan


kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan
gawat darurat (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit).
Dalam pasal 9 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit disebutkan bahwa bangunan gedung rumah sakit harus memenuhi persyaratan administratif
dan persyaratan teknis bangunan gedung pada umumnya. Persyaratan teknis bangunan rumah
sakit, sesuai dengan fungsi, kenyamanan dan kemudahan dalam pemberian pelayanan serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang cacat, anak-anak, dan
orang usia lanjut. Bangunan Rumah Sakit yang terdiri atas ruang rawat jalan; ruang rawat inap;
ruang gawat darurat; ruang operasi; ruang tenaga kesehatan; ruang radiologi; ruang laboratorium;
ruang sterilisasi; ruang farmasi; ruang pendidikan dan latihan; ruang kantor dan administrasi; ruang
ibadah, ruang tunggu; ruang penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit; ruang menyusui;
ruang mekanik; ruang dapur; laundry; kamar jenazah; taman; pengolahan sampah; dan pelataran
parkir yang mencukupi. Harus dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan
yang paripurna, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan.
Dalam pasal 11 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit disebutkan bahwa Prasarana Rumah Sakit dapat meliputi instalasi air; instalasi mekanikal dan
elektrikal; instalasi gas medik; instalasi uap; instalasi pengelolaan limbah; pencegahan dan
penanggulangan kebakaran; petunjuk, standar dan sarana evakuasi saat terjadi keadaan darurat;
instalasi tata udara; sistem informasi dan komunikasi; dan ambulan. Prasarana harus memenuhi
standar pelayanan, keamanan, serta keselamatan dan kesehatan kerja penyelenggaraan Rumah
Sakit, harus dalam keadaan terpelihara dan berfungsi dengan baik, pengoperasian dan
pemeliharaan prasarana Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang mempunyai kompetensi di
bidangnya, dan harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan berkesinambungan.
Dalam pasal 16 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit disebutkan bahwa persyaratan peralatan meliputi peralatan medis dan nonmedis harus
memenuhi standar pelayanan, persyaratan mutu, keamanan, keselamatan dan laik pakai. Peralatan
medis harus diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh Balai Pengujian Fasilitas Kesehatan dan/atau
institusi pengujian fasilitas kesehatan yang berwenang. Peralatan yang menggunakan sinar pengion

2
harus memenuhi ketentuan dan harus diawasi oleh lembaga yang berwenang. Penggunaan
peralatan medis dan nonmedis di Rumah Sakit harus dilakukan sesuai dengan indikasi medis pasien.
Pengoperasian dan pemeliharaan peralatan Rumah Sakit harus dilakukan oleh petugas yang
mempunyai kompetensi di bidangnya dan harus didokumentasi dan dievaluasi secara berkala dan
berkesinambungan. Ketentuan mengenai pengujian dan/atau kalibrasi peralatan medis, standar
yang berkaitan dengan keamanan, mutu, dan manfaat dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Dalam Pasal 29 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit disebutkan bahwa Rumah Sakit berkewajiban untuk berperan aktif dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada bencana sesuai dengan kemampuan pelayanannya,
memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana dan memberlakukan
seluruh lingkungan Rumah Sakit sebagai kawasan tanpa rokok. Dengan demikian Rumah Sakit itu
dibangun serta dilengkapi dengan sarana, prasarana dan peralatan yang dapat difungsikan serta
dipelihara sedemikian rupa untuk mendapatkan keamanan, mencegah kebakaran / bencana
dengan terjaminnya keamanan, kesehatan dan keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan
lingkungan Rumah Sakit.
Dalam Pasal 43 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit disebutkan bahwa Rumah Sakit wajib menerapkan standar keselamatan pasien (patient
safety), yang dilaksanakan melalui pelaporan insiden, menganalisa, dan menetapkan pemecahan
masalah dalam rangka menurunkan angka kejadian yang tidak diharapkan.

3
BAB II
LATAR BELAKANG

Rumah sakit memiliki kewajiban dalam menjamin kondisi dan fasilitas yang kegiatannya
aman, nyaman dan sehat bagi sumber daya Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit melalui pengelolaan fasilitas fisik peralatan medis
dan peralatan lainnya, teknologi medis secara efektif dan efisien. Secara khusus, manajemen
Rumah Sakit harus berusaha keras untuk mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko,
mencegah kecelakaan dan cidera, dan memelihara kondisi aman, dengan melibatkan multidisiplin
dalam merencanakan ruangan, peralatan dan sumber daya yang dibutuhkan, yang aman dan
efektif untuk menunjang pelayanan klinis yang diberikan, mendidik seluruh staf tentang fasilitas,
cara mengurangi risiko, dan bagaimana memonitor dan melaporkan situasi yang dapat
menimbulkan risiko serta menggunakan kriteria kinerja untuk mengevaluasi sistem yang penting
dan untuk mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan.
Peraturan perundangan dan pemeriksaan/inspeksi oleh yang berwenang di daerah banyak
menentukan bagaimana fasilitas dirancang, digunakan dan dipelihara. Seluruh rumah sakit, tanpa
memperdulikan ukuran dan sumber daya yang dimiliki, harus mematuhi ketentuan yang berlaku
sebagai bagian dari tanggung jawab mereka terhadap Sumber Daya Manusia Rumah Sakit, pasien,
pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.
Rumah Sakit harus mematuhi peraturan perundangan termasuk mengenai bangunan dan
proteksi kebakaran. Rumah sakit memahami fasilitas fisik yang dimiliki dan secara proaktif
mengumpulkan data dan membuat strategi untuk mengurangi risiko dan meningkatkan
keamanan lingkungan pasien.
Atas dasar pertimbangan diatas Rumah Sakit harus menyusun Program Manajemen Risiko
Fasilitas dan Lingkungan yang mencakup enam bidang , salah satunya adalah Keselamatan dan
Keamanan
Keselamatan adalah suatu keadaan tertentu dimana gedung, lantai, halaman dan peralatan
rumah sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi pasien, staf dan pengunjung. Sedangkan
Keamanan adalah Perlindungan dari kehilangan, pengrusakan dan kerusakan, atau penggunaan
akses oleh mereka yang tidak berwenang.
Berdasarkan hal-hal diatas maka disusunlah suatu Panduan program Keselamatan dan
Keamanan Fasilitas Kesehatan Rumah Sakit ini.

4
BAB III
TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

1. Tujuan Umum
Menyediakan fasilitas yang aman, berfungsi dan mendukung bagi Sumber Daya Manusia
Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien, pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.
2. Tujuan Khusus
Meminimalkan risiko pada tahap yang tidak bermakna sehingga tidak menimbulkan efek buruk
terhadap keberadaan Sumber Daya Manusia Rumah Sakit, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Rumah Sakit.

5
BAB IV
KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

a. Kegiatan Pokok :
1. Mengamankan dan memonitor area yang diidentifikasi sebagai risiko keamanan
2. Menjaga keselamatan dan keamanan kepada semua pasien, staf, pengunjung dan
pedagang / vendor 

3. Melakukan pencegahan cedera dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien,
keluarga, staf dan pengunjung 

4. Menjaga keselamatan dan keamanan selama masa pembangunan dan renovasi 

5. Memanfaatkan sumber daya sesuai rencana yang disetujui 

b. Rincian Kegiatan :
Rincian Kegiatan Pokok meliputi :
a. Identifikasi risiko :
b. Analisa risiko
c. Evaluasi risiko
d. Tata kelola risiko
e. Pelaporan insiden
f. Monitoring dan review insiden dan kegiatan
g. Edukasi staf tentang risk register

6
BAB V
CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

1. Mengamankan dan memonitor area yang diidentifikasi sebagai risiko keamanan 



a. Membuat daftar area yang diidentifikasi sebagai resiko keamanan
b. Memberikan tanda pada area yang beresiko keamanan 

c. Pemasangan CCTV di area beresiko dan monitoring 

2. Menjaga keselamatan dan keamanan kepada semua pasien, staf, 
pengunjung dan
pedagang / vendor melalui kegiatan ;
a. Penggunaan identitas pada semua staf 

b. Pemberian kartu identitas penunggu pasien 

c. Pemberian kartu identitas penunggu pasien 

d. Pemberian kartu identitas tamu 

e; Memberlakukan jam besuk dengan tertib 

3. Melakukan pencegahan cedera dan mempertahankan kondisi aman bagi pasien,
keluarga, staf dan pengunjung
a. Memasang gelang resiko jatuh pada pasien yang beresiko jatuh 

b. Memasang penghalang tempat tidur pasien 

c. Pemasangan arah / jalur evakuasi 

d. Penyediaan APAR dan pemeliharaannya 

e. Menertibkan pedagang yang masuk ke lingkungan rumah sakit 

4. Menjaga keselamatan dan keamanan selama masa pembangunan 
dan renovasi
a. Menyediakan tanda pada area yang sedang dibangun dan direnovasi 

b. Menyediakan perlengkapan untuk meminimalisir dampak selama pembangunan dan
renovasi 

c Memonitor serta mengevaluasi kegiatan selama masa pembangunan dan renovasi

 5. Memanfaatkan sumber daya sesuai rencana yang disetujui
a. Menyediakan kebutuhan untuk keselamatan dan keamanan 
fasilitas 

b. Melakukan pemeliharaan secara berkala terhadap perlengkapan keamanan dan
keselamatan 


7
BAB VI
SASARAN

1. Melalui pemanfaatan sumber daya rumah sakit, fasilitas rumah sakit 
dapat dipastikan aman,
efektif dan efisien. 

2. Pencegahan kecelakaan dan cidera, menjaga kondisi bagi 
keselamatan dan keamanan pasien,
keluarga, staf dan pengujung; 

3. Rumah sakit mampu mengurangi dan mengendalikan bahaya serta 
risiko. 


8
BAB VII

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

N Bulan Anggaran
Kegiatan
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Mengamankan dan memonitor area yang Alokasi dana
diidentifikasi sebagai risiko keamanan
Rumah Sakit
a.Membuat daftar area yang diidentifikasi
sebagai resiko keamanan
b.Memberikan tanda pada area yang beresiko
keamanan
c.Pemasangan CCTV di area beresiko dan
monitoring
2 Menjaga keselamatan dan keamanan kepada
semua pasien, staf, pengunjung dan pedagang
/ vendor
a. Penggunaan identitas pada semua staf
b. Pemberian kartu identitas penunggu
pasien

c. Pemberian kartu identitas tamu

d. Memberlakukan jam besuk dengan


tertib

9
N Bulan Anggaran
Kegiatan
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
3 Melakukan pencegahan cedera dan
mempertahankan kondisi aman bagi pasien,
keluarga, staf dan pengunjung

a. Memasang gelang resiko jatuh pada pasien


yang beresiko jatuh

b. Memasang penghalang tempat tidur psn.

c. Pemasangan arah / jalur evakuasi

d. Penyediaan APAR dan pemeliharaannya

e. Menertibkan pedagang yang masuk ke


lingkungan rumah sakit

4 Menjaga keselamatan dan keamanan selama


masa pembangunan dan renovasi

a. Menyediakan tanda pada area yang sedang


dibangun dan direnovasi

b. Menyediakan perlengkapan untuk


meminimalisir dampak selama
pembangunan/renovasi

c. Memonitor serta mengevaluasi kegiatan

10
N Bulan Anggaran
Kegiatan
o
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
selama masa pembangunan dan renovasi

5. Memanfaatkan sumber daya sesuai rencana


yang disetujui

a. Menyediakan kebutuhan untuk keselamatan


dan keamanan fasilitas

b. Melakukan pemeliharaan secara berkala


terhadap perlengkapan keamanan dan
keselamatan

11
BAB VIII
EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Ketua Panitia K3RS berkoordinasi dengan Kepala Unit PSP2RS secara berkesinambungan
melakukan evaluasi terhadap semua hal yang direncanakan dalam jadwal pelaksanaan
kegiatan Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan.
Hasil evaluasi dilaporkan secara berkala kepada Direktur Rumah Sakit dengan
mengadakan koordinasi kerja dengan Kepala Bidang Penunjang Medik dan Non Medik.
Ketua Panitia K3RS melakukan review Program Manajemen Risiko Fasilitas dan
Lingkungan per tahun dan hasil review akan diteruskan ke Direktur Rumah Sakit untuk tindak
lanjut.

12
BAB IX
PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Ketua Panitia K3RS melakukan pencatatan dan pelaporan hasil dari evaluasi atas semua
rencana kegiatan secara rutin dalam Program Manajemen Risiko Fasilitas dan Lingkungan
untuk memberikan informasi yang dapat membantu rumah sakit, mencegah masalah,
menurunkan risiko, membuat keputusan tentang sistem perbaikannya, dan membuat rencana
untuk meningkatkan fungsi (upgrade) tekhnologi medik, peralatan dan sistem utilitas.

13

Anda mungkin juga menyukai