Anda di halaman 1dari 2

ARS103-MFK- Tugas Sesi 13

Indra Permana Sugina/20190309109

1. Bagaimana perkembangan MFK di era digital?

Transformasi digital telah berperan dalam hal revolusi berbagai industri, khususnya
dalam bidang kesehatan. Teknologi di bidang kesehatan memungkinkan seorang
individu untuk mendapatkan hidup yang lebih sehat, usia harapan hidup yang lebih
panjang, dan kehidupan yang lebih produktif. Sebagai contoh, telemedicine banyak
diakses pada saat ini ketika masyarakat dunia dilanda wabah Covid19, dan akan
semakin meningkat secara signifikan dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan
bahwa teknologi telah memberdayakan pasien bahkan sampai di area terpencil
sekalipun untuk mengakses pelayanan kesehatan yang berkualitas. 
Selain telemedicine, beberapa teknologi kesehatan lainnya di era industri 4.0 yang
sudah berkembang dan dimanfaatkan oleh berbagai fasilitas pelayanan antara lain
adalah artificial intelligence/ kecerdasan artifisial, blockchain, IoT (internet of
things), dan pelayanan robotic.1 Seiring berbagai kemajuan yang ada, semakin banyak
perusahaan kesehatan yang memandang bahwa teknologi bukan hanya dimanfaatkan
sebagai sarana prasarana tapi juga sebagai aset strategis. Dari fakta ini, muncul
pemikiran bahwa teknologi yang dimanfaatkan secara optimal akan memberikan
insight atau masukan yang sangat berguna terhadap kemajuan bisnis. Analisis data
yang tepat dapat digunakan untuk meningkatkan akses pelayanan kepada masyarakat,
meningkatkan efektifitas sumber daya manusia, meningkatkan kualitas pelayanan, dan
mengurangi biaya layanan kesehatan. 
Pemanfaatan teknologi kesehatan di kalangan konsumen juga turut membuka
kesempatan kepada pasien maupun keluarga pasien, agar semakin mudah
mendapatkan informasi dan pemahaman mengenai penyakit, pilihan pengobatan, serta
dengan mudah mengakses maupun memilih rumah sakit ataupun sarana kesehatan
yang sesuai dengan kebutuhannya. 
Dengan menyadari manfaat transformasi digital tersebut, semakin banyak perusahaan
yang bergerak dalam bidang kesehatan termasuk rumah
sakit, berinisiatif untuk mengadopsi transformasi digital ini ke dalam sistem
manajemen mereka guna menghasilkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik.
2. Persiapan apa yang harus dilakukan?

Berbagai kendala terkait sumber daya manusia, sumber dana, business


process, regulasi pemerintah dan peraturan, serta tidak adanya sistem integrasi data
kerapkali menjadi tantangan dalam mewujudkan hal tersebut
Dalam hal ini, diperlukan komitmen bersama dari berbagai pihak seperti manajemen
rumah sakit, pemerintah dalam hal ini kementerian terkait, asosiasi profesi, dan dokter
pelaksana untuk dapat senantiasa melakukan kolaborasi dan terbuka terhadap proses
pembaruan serta pembelajaran. Kementerian kesehatan senantiasa mendukung
upaya digitalisasi rumah sakit, dimana ditunjukkan dalam berbagai inovasi yang sudah
ada antara lain konsep smart e-health seperti telemedicine dan SIMRS (Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit), SISRUTE (Sistem Informasi Rujukan
Terintegrasi), aplikasi SehatPedia, sistem JKN (Jaminan Kesehatan Nasional), dan e-
medical record. Tentunya digitalisasi ini tidak lepas dari perlunya regulasi yang jelas dan
mendukung pertumbuhan sistem dengan satu tujuan yaitu peningkatan kualitas layanan
kesehatan masyarakat Indonesia.
Beberapa persiapan yang perlu dilakukan yaitu :
1. Peran pemerintah dalam mempromosikan sistem transformasi digital di pelayanan
kesehatan
2. Perlunya regulasi baru yang jelas dalam mengatur sistem transformasi digital.
3. Sistem pelayanan kesehatan perlu berfokus kepada kebutuhan pasien
4. Peningkatakan manajemen pengetahuan sumber daya manusia
5. Investasi jangka panjang dibutuhkan untuk kesuksesan pembangunan transformasi
digital
6. Modernisasi sistem informasi teknologi (IT) dalam organisasi
7. keamanan dan proteksi data, penyimpanan data serta kepatuhan sistem terhadap
regulasi yang ada

Anda mungkin juga menyukai