PERHATIKAN:
Isilah di lembar ini Nomor soal dan Nama/NIM
Pelajari dengan seksama data yang saudara terima via email dalam file Excel;
Pilih 7 (tujuh) soal saja;
Simak perintah yang harus dikerjakan;
Copy data tersebut ke SPSS dalam satu folder;
Setiap jawaban harus disertai Hipotesis dan grafik (sesuai perintah di soal)
Tulis jawaban (word) di halaman berikutnya (Append) di file ini, JANGAN membuat
file baru;
Kirim hasil kerja saudara via email sebagai reply dari email soal yang saudara terima.
SETIAP JAWABAN HARUS TERTULIS:
** Hipotesis :
** Uji statistik :
** Hasil Perhitungan statistik:
** Grafik
** Interpretasi hasil Uji statistik dan kesimpulan:
Sheet 3
Buktikan bahwa ada perbedaan Indeks Massa Tubuh (IMT) ketiga kelompok umur tersebut
Hipotesis :
Ho: Tidak ada perbedaan indeks massa tubuh (IMT) diantara ketiga kelompok umur
(12-23, 24-35, 36+)
Ha: Terdapat sepasang kelompok umur yang memiliki indeks massa tubuh (IMT)
berbeda
Uji statistik :
Uji One-Way ANOVA
Hasil Perhitungan statistik & Interpretasi hasil Uji statistik dan kesimpulan:
A. Uji Normalitas
Tests of Normality
Dari hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov (data relative besar ≥ 30), seluruh kelompok
umur memiliki nilai yang relatif lebih besar dari 0,05 (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan
bahwa data berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal sehingga uji beda terhadap
IMT dari 3 kelompok umur tersebut dilakukan dengan uji statistik parametrik yaitu Uji One-
Way ANOVA.
B. Uji One-Way ANOVA
Descriptives
IMT
Dari tabel ‘Descriptives’ terlihat bahwa kelompok umur 12-23 tahun memiliki rata-rata IMT
sebesar 15,557, kelompok umur 24-35 tahun memiliki rata-rata IMT sebesar 15,564, dan
kelompok umur 36+ tahun memiliki rata-rata IMT sebesar 14,809.
Pada tabel ‘Test of Homogeinity of Variances’ terlihat bahwa p=0,404 artinya variance dari
ketiga kelompok tersebut homogen (p>0,05), sehingga uji One-Way ANOVA valid untuk
dilakukan.
ANOVA
IMT
Pembuktian :
Pada tabel ‘ANOVA’ diperoleh nilai p = 0,052, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan yang signifikan (p>0,05) pada indeks massa tubuh (IMT) diantara ketiga kelompok
umur (12-23, 24-35, 36+).
Grafik
C. Grafik IMT
Sheet 4
Hipotesis :
Ho: tidak ada pengaruh yang signifikan dari konsumsi Vitamin A terhadap kadar
serum retinol
Ha: Ada pengaruh yang signifikan dari konsumsi Vitamin A terhadap kadar serum
retinol
Uji statistik :
Uji Regresi Linear Sederhana
Hasil Perhitungan statistik & Interpretasi hasil Uji statistik dan kesimpulan:
Variables Entered/Removeda
Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Konsumsi Vit.
. Enter
Ab
Model Summary
Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Konsumsi Vit.
-.006 .002 -.230 -2.479 .015
A
Hipotesa :
Ho : tidak ada pengaruh yang signifikan dari konsumsi Vitamin A terhadap kadar serum retinol
Ha : ada pengaruh yang signifikan dari konsumsi Vitamin A terhadap kadar serum retinol
Pembuktian :
Hasil ini menunjukan bahwa nilai F (table ANOVA) sebesar 6,148 dan p= 0,015 sehingga
dapat disimpulkan bahwa model regresi bermakna. Data dari table ‘Coeffisients’ berdasarkan
nilai-nilai B.
Persamaan Garis:
Y = 35,553 - 0,006X
Dimana :
X = Konsumsi Vit. A
Y = Serum Retinol
Terlihat dari besaran nilai β1 (variable konsumsi Vit. A) sebesar 0,006 dan standar error = 0,002
dengan nilai t = -2,479 dan p=0,015 (p<0,05). Dapat disimpulkan bahwa setiap kenaikan 1
konsumsi Vit. A menurunkan kadar serum retinol sebesar 0,006. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa konsumsi Vit. A berpengaruh terhadap kadar serum retinol.
Sheet 5
Lakukan uji korelasi hasil pengukuran tinggi badan dan lingkar pinggang, lengkapi hasilnya
dengan grafik dari interpretasi hasil
Hipotesis :
Ho: tidak ada korelasi yang signifikan antara tinggi badan dan lingkar pinggang
Ha: Ada korelasi yang signifikan antara tinggi badan dan lingkar pinggang
Uji statistik :
Uji Korelasi Pearson
Hasil Perhitungan statistik & Interpretasi hasil Uji statistik dan kesimpulan:
A. Uji Normalitas
Dari hasil uji test normalitas Kolmogorov-Smirnov (data relative besar ≥ 30), tinggi badan dan
lingkar pinggang memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal sehingga uji
korelasi antara tinggi badan dan lingkar pinggang dilakukan dengan uji statistik parametrik
yaitu Uji Korelasi Pearson.
Sheet 6
Sepuluh murid dengan kemampuan membaca dibawah rata-rata kelas diberi pelajaran
tambahan selama 1 bulanuntuk meningkatkan kemampuan membaca dapatkah kita
menyatakan bahwa program tersebut sukses meningkatkan kemampuan membaca?
Sajikan grafiknya.
Hipotesis :
Ho: tidak ada perbedaan kemampuan membaca sebelum dan sesudah program
Ha: Ada perbedaan kemampuan membaca sebelum dan sesudah program
Uji statistik :
Uji T Paired
Hasil Perhitungan statistik & Interpretasi hasil Uji statistik dan kesimpulan:
A. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Dari hasil uji test normalitas Shapiro-Wilk (data relative kecil < 30), oral reading score
sebelum dan setelah program memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05),
sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal
sehingga uji beda terhadap oral reading score sebelum dan setelah program dilakukan dengan
uji statistik parametrik yaitu Uji T Paired.
B. Uji T Paired
Paired Samples Statistics
N Correlation Sig.
Paired Differences
95% Confidence
Interval of the
Hipotesa :
Ho : Tidak ada perbedaan kemampuan membaca sebelum dan sesudah program
Ha : Ada perbedaan kemampuan membaca sebelum dan sesudah program
Pembuktian :
Dari tabel ‘Paired Samples Statictics’ tampak nilai rata-rata oral reading score sebelum
program 25,900±6,471 dan oral reading score setelah program 36,200±2,128. Pada tabel
‘Paired Samples Test’ terlihat perbedaan rata-rata oral reading score sebesar -10,300 dengan
standar deviasi 5,945 dan standar error 1,880; nilai t = -5,479, df = 9 dan sig. (2-tailed) = 0,000.
Karena nilai p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan rata-rata oral reading score yang signifikan antara sebelum dan setelah program,
artinya program tersebut sukses meningkatkan kemampuan membaca.
Grafik
Sajikan grafiknya.
Hipotesis :
Ho: Tidak ada perbedaan kadar ‘Aldolase Serum’ diantara ketiga kelompok yang
diteliti
Ha: Terdapat sepasang kelompok yang memiliki kadar ‘Aldolase Serum’ yang
berbeda
Uji statistik :
Uji Kruskall Wallis
Hasil Perhitungan statistik & Interpretasi hasil Uji statistik dan kesimpulan:
A. Uji Normalitas
Tests of Normality
Dari hasil uji test normalitas Shapiro-Wilk (data relative kecil < 30), ada kelompok yang
memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (p<0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
tidak seluruh data berdistribusi normal. Oleh sebab itu uji beda terhadap kadar aldolase serum
dari 3 kelompok tersebut dilakukan dengan uji statistik nonparametrik yaitu Uji Kruskal
Wallis.
Ranks
Total 51
Test Statisticsa,b
Kadar Aldolase
Serum
Chi-Square 19.408
Df 2
Asymp. Sig. .000
Hipotesa :
Ho: Tidak ada perbedaan kadar ‘Aldolase Serum’ diantara ketiga kelompok yang
diteliti
Ha: Minimal ada sepasang kelompok yang memiliki kadar ‘Aldolase Serum’ yang
berbeda
Pembuktian :
Dengan nilai Asymp. Sig. (p value) sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, sehingga dapat
disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan antara kadar aldolase serum diantara ke 3
kelompok tersebut, atau minimal ada satu pasang kelompok yang berbeda secara signifikan.
Grafik
Uji citarasa dilakukan oleh 4 orang penilai terhadap 14 kue yang dibuat oleh mahasiswa
lakukan uji statistik yang sesuai untuk menyatakan adanya perbedaan citarasa tersebut sajikan
pula grafiknya
Hipotesis :
Ho: Tidak ada perbedaan cita rasa kue diantara keempat penilai (A, B, C, D)
Ha: Terdapat sepasang penilai yang menilai cita rasa kue yang berbeda
Uji statistik :
Uji Friedman
Hasil Perhitungan statistik & Interpretasi hasil Uji statistik dan kesimpulan:
A. Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Dari hasil uji test normalitas Shapiro-Wilk (jumlah data relative kecil < 30, df=14), pada penilai
C memiliki nilai signifikansi (sig.) lebih kecil dari 0,05 (p value < 0,05), sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak semua data berdistribusi normal. Karena ada data yang tidak
berdistribusi normal sehingga uji beda terhadap ke 4 penilai tersebut dilakukan dengan uji
statistik nonparametrik yaitu Uji Friedman.
B. Uji Friedman
Ranks
Mean Rank
PENILAI A 2.61
PENILAI B 2.79
PENILAI C 2.54
PENILAI D 2.07
Test Statisticsa
N 14
Chi-Square 2.702
Df 3
Asymp. Sig. .440
a. Friedman Test
Hipotesa :
Ho: Tidak ada perbedaan cita rasa kue diantara keempat penilai (A, B, C, D)
Ha: Minimal ada sepasang penilai yang menilai cita rasa kue yang berbeda
Pembuktian :
Dengan nilai Asymp. Sig. (p value) sebesar 0,440 lebih besar dari 0,05, dapat disimpulkan
bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dari uji citarasa kue yang dilakukan oleh ke 4
penilai tersebut.
C. Grafik Citarasa kue
Sheet 10
Dalam mempelajari pengaruh penghirupan kadmium oksida dalam waktu yang cukup lama
terhadap kandungan hemoglobin, suatu penelitian menggunakan 24 ekor hewan percobaan
yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu yang terpapar untuk menghirup kadmium oksida dan
kelompok kontrol. Dapatkah kita menyatakan bahwa tidak ada perbedaan kadar hemoglobin
antar kedua kelompok
Sajikan grafiknya
Hipotesis :
Ho: tidak ada perbedaan kadar hemoglobin pada kelompok yang menghirup kadmium
oksida dan kelompok kontrol
Ha: Ada perbedaan kadar hemoglobin pada kelompok yang menghirup kadmium
oksida dan kelompok kontrol
Uji statistik :
Uji T Independent
Hasil Perhitungan statistik & Interpretasi hasil Uji statistik dan kesimpulan:
A. Uji Normalitas
Tests of Normality
Dari hasil uji test normalitas Shapiro-Wilk (data relative kecil < 30), kedua kelompok hewan
memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 (p>0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa
data berdistribusi normal. Karena data berdistribusi normal sehingga uji beda terhadap
kandungan hemoglobin dari 2 kelompok hewan tersebut dilakukan dengan uji statistik
parametrik yaitu Uji T Independen.
B. Uji T Independen
Group Statistics
Levene's Test
for Equality of
Variances t-test for Equality of Means
95%
Confidence
Kandungan Equal
Hemoglobin variances .007 .936 -2.672 22 .014 -1.125 .42100 -1.998 -.252
assumed
Equal
variances not -2.672 21.855 .014 -1.125 .42100 -1.998 -.252
assumed
Hipotesa :
Ho : Tidak ada perbedaan kadar hemoglobin pada kelompok yang menghirup kadmium oksida
dan kelompok kontrol
Ha : Ada perbedaan kadar hemoglobin pada kelompok yang menghirup kadmium oksida dan
kelompok kontrol
Pembuktian :
Dari tabel ‘Group Statictics’ tampak nilai rata-rata untuk kelompok hewan yang menghirup
Kadmium Oksida 15,433±0,988 dan kelompok hewan kontrol 16,558±1,072. Pada tabel
‘Independent Samples Test’, kolom ‘Levene’s test for Equality of Variances’ terlihat sig. =
0,936 (p>0,05) sehingga asumsi kehomogenan ragam terpenuhi, maka gunakan baris pertama
‘Equal variances assumed’ terlihat nilai t = -2,672, df = 22 dan sig. (2-tailed) = 0,014 dan rata-
rata perbedaan kedua kelompok = -1,125. Karena nilai p lebih kecil dari 0,05 (p<0,05) dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata nilai kandungan hemoglobin dari kelompok hewan
yang menghirup kadmiun oksida dan kelompok kontrol.