Anda di halaman 1dari 11

UJIAN AKHIR SEMESTER

MATA KULIAH
MANAGEMENT FASILITAS DAN KESELAMATAN

Nama : Ruth Novia Elnasanti (20210309020)

Kelas :A

Dosen : DR dr Andry MM,MHKes

PRODI MAGISTER ADMINISTRASI RUMAH

SAKIT FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ESA UNGGUL JAKARTA

TAHUN

2022
UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS) – MARS UEU
MATA KULIAH : MANAJEMEN FASILITAS KESELAMATAN PASIEN (MFK)
Dosen : DR dr Andry MM,MHKes
Batas waktu pengiriman : 29 Januari 2022 jam 23.30 WIB

1. Sebagai pimpinan di rumah sakit, anda harus memastikan fasilitas yang berhubungan
dengan keselamatan pasien berjalan dengan baik dan benar. Jelaskan langkah langkah
yang akan anda lakukan ? dan jelaskan mengapa perlu dilakukan langkah langkah
tersebut?

2. Apakah pasien dan pengunjung rumah sakit perlu mengetahui program manajemen
fasilitas dan keselamatan pasien yang dilakukan rumah sakit? Jelaskan ?

3. Kebutuhan pelayanan kesehatan dimasa depan sangat besar. Peningkatan jumlah


penduduk, peningkatan usia harapan hidup, BPJS ( kualitas layanan, biaya, efisiensi) serta
wisata medik. Jelaskan konsep MFK untuk masa depan tersebut?

4. Pemerintah akan membangun Bali International Hospital, bagaimana pendapat anda? Jika
anda ditunjuk sebagai pimpinan di rumah sakit tersebut, konsep apa yang anda akan
ajukan? Jelaskan manfaat dan kendala yang mungkin terjadi?

5. Pada saat ini kasus Covid 19 Kembali meningkat. Bagamana pendapat anda tentang
pandemic Covid 19? Apa yang harus dilakukan rumah sakit agar Covid 19 dapat
terkendali?

KETENTUAN :

1. UAS diupload di sistem dan file dikumpulkan secara kolektif pada ketua kelas
2. Cover file diberi informasi nama dan NIM
3. Ketua kelas mengirimkan tugas kelas ke email : andryhc11@gmail.com

-----------------------SELAMAT MENGERJAKAN-----------------------
1. Langkah-langkah untuk memastikan fasilitas yang berhubungan dengan
keselamatan pasien berjalan dengan baik dan benar.
I. Rumah sakit dalam kegiatannya harus menyediakan fasilitas yang aman,
berfungsi, dan suportif bagi pasien, keluarga, staf, dan pengunjung. Untuk
mencapai tujuan tersebut fasilitas fisik, peralatan medis, dan peralatan
lainnya harus dikelola secara efektif. Secara khusus, manajemen harus
berupaya keras

a. mengurangi dan mengendalikan bahaya dan risiko;


b. mencegah kecelakaan dan cidera; dan
c. memelihara kondisi aman.
Langkah- Langkah Manajemen yang efektif melibatkan multidisiplin dalam
perencanaan, pendidikan, dan pemantauan.

 Pimpinan merencanakan ruangan, peralatan, dan sumber daya yang


dibutuhkan yang aman dan efektif untuk menunjang pelayanan klinis
yang diberikan.
 Seluruh staf dididik tentang fasilitas, cara mengurangi risiko, serta
bagaimana memonitor dan melaporkan situasi yang dapat menimbulkan
risiko.
 Kriteria kinerja digunakan untuk mengevaluasi sistem yang penting dan
mengidentifikasi perbaikan yang diperlukan.
Langkah-Langkah Rumah sakit menyusun program manajemen risiko fasilitas
dan lingkungan yang mencakup enam bidang.

1. Keselamatan dan Keamanan


• Keselamatan adalah keadaan tertentu karena gedung, lantai, halaman,
dan peralatan rumah sakit tidak menimbulkan bahaya atau risiko bagi
pasien, staf, dan pengunjung.
• Keamanan adalah perlindungan terhadap kehilangan, pengrusakan dan
kerusakan, atau penggunaan akses oleh mereka yang tidak berwenang.
2. Bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbahnya meliputi
penanganan, penyimpanan, dan penggunaan bahan radioaktif serta bahan
berbahaya lainnya harus dikendalikan dan limbah bahan berbahaya dibuang
secara aman.
3. Manajemen Penanggulangan Bencana meliputi risiko kemungkinan terjadi
bencana diidentifikasi, juga respons bila tejadi wabah, serta bencana dan
keadaan emergensi direncanakan dengan efektif termasuk evaluasi lingkungan
pasien secara terintegrasi.
4. Sistem Proteksi Kebakaran meliputi properti dan penghuninya dilindungi dari
kebakaran dan asap.
5. Peralatan Medis meliputi peralatan dipilih, dipelihara, dan digunakan
sedemikian rupa untuk mengurangi risiko.
6. Sistem Penunjang meliputi listrik, air, dan sistem pendukung lainnya dipelihara
untuk meminimalkan risiko kegagalan pengoperasian.

Bila di rumah sakit ada tenant/penyewa lahan (seperti sebuah restauran,


kantin, café, dan toko souvenir) maka rumah sakit memiliki kewajiban untuk
memastikan bahwa tenant/penyewa lahan tersebut mematuhi program
manajemen dan keselamatan fasilitas sebagai berikut:

a. program keselamatan dan keamanan;


b. program penanganan B3 dan limbahnya;
c. program manajemen penanggulangan bencana;
d. program proteksi kebakaran.
Peraturan perundang-undangan dan pemeriksaan/inspeksi oleh yang
berwenang di daerah banyak menentukan bagaimana fasilitas dirancang,
digunakan, dan dipelihara. Seluruh rumah sakit tanpa memperdulikan ukuran
dan sumber daya yang dimiliki harus mematuhi ketentuan yang berlaku sebagai
bagian dari tanggung jawab mereka terhadap pasien, keluarga, staf, dan para
pengunjung.

Rumah sakit harus mematuhi peraturan perundang-undangan termasuk


mengenai bangunan dan proteksi kebakaran. Rumah sakit memahami fasilitas
fisik yang dimiliki dan secara proaktif mengumpulkan data serta membuat
strategi untuk mengurangi risiko dan meningkatkan keamanan lingkungan
pasien.

Selanjutnya Program manajemen risiko fasilitas/lingkungan, baik dalam


rumah sakit besar maupun kecil, perlu menugaskan seorang atau lebih untuk
memimpin dan mengawasi. Di rumah sakit kecil, satu orang bisa ditugaskan
paruh waktu. Di rumah sakit yang lebih besar bisa ditugaskan beberapa teknisi
atau petugas dengan pelatihan khusus. Apapun penugasannya, semua aspek dari
program harus dikelola dengan efektif dan konsisten secara terus-menerus.
Program pengawasan meliputi :
a. merencanakan semua aspek dari program;
b. melaksanakan program;
c. mendidik staf;
d. memonitor dan melakukan uji coba program;
e. melakukan evaluasi dan revisi program secara berkala;
f. memberikan laporan tahunan ke badan pengelola tentang pencapaian program
g. menyelenggarakan pengorganisasian dan pengeleloaan secara konsisten dan terus-
menerus

Berdasar ukuran dan kompleksitas rumah sakit, dapat dibentuk komite risiko
fasilitas/lingkungan dan diberi tanggung jawab mengawasi pelaksanaan dan
kesinambungan program
Monitoring seluruh aspek dari program dan memberikan data yang
berharga dalam rangka perbaikan program dan untuk mengurangi lebih lanjut
risiko di rumah sakit.

ii. Perlu dilakukan langkah langkah tersebut agar dapat mengelola risiko di
lingkungan rumah sakit , Mencegah kecelakaan dan cidera dimana pasien dirawat
dan staf bekerja sehingga dapat Memelihara kondisi aman baik di Rawat Jalan
maupun Rawat inap.

2. Pasien dan pengunjung rumah sakit Berhak mengetahui program manajemen fasilitas
dan keselamatan pasien yang dilakukan rumah sakit karena pasien memiliki Hak yaitu
i. Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di
Rumah Sakit
ii. Mendapatkan informasi yang meliputi Informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit.
iii. Mendapatkan informasi mengenai Penanggulangan Bencana, dan
kesiapsiagaan seperti Letak Emergency Exit, Tangga darurat, Green Area /
Titik Kumpul ( Gempa), Letak Pemadam Kebakaran
iv. Mendapatkan Informasi mengenai Letak Fasilitas-Fasilitas yang ada di
Rumah Sakit
v. Mendapatkan Informasi mengenai cara penggunaan Alat Kesiapsiagaan
bencana dengan misal Leaflet dan gambar-gambar yang ditempelkan di
fasilitas-fasilitas rumah sakit
vi. Hak atas kenyamanan, dalam menggunakan perawatan di Rumah Sakit

3. Untuk mendukung dan mesukseskan pelayanan kesehatan yang berkulitas,efisien dan


murah perlu didukung pula dengan sarana dan prasarana serta fasilitas pelayanan
kesehatan yang memadai di semua wilayah agar pelayanan kesehatan dapat merata
dan maksimal dan perlu didukung pula dengan tenaga kesehatan yang memadai dan
berkualitas.
Untuk itu dalam rangka menjawab tantangan kebutuhan pelayanan yang
semakin meningkat dimasa depan, setidaknya ada beberapa rencana ataupun
konsep yang bisa dilakukan antara lain :
a. Menigkatkan akreditasi rumah sakit
Akreditasi rumah sakit merupakan salah satu faktor yang menarik para calon
pasien ataupun masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan dimasa
depan. Meraih akreditasi internasional dari ISO (International Standars
Organization) dan JCI ( Joint Comission International) adalah salah satu
rencana strategis yang wajib dicanangkan guna mendukung proses
penyelenggaraan fasilitas pelayanan kesehatan dimasa depan.
b. Kredensialisasi Dokter
Staf medis dan tenaga kesehatan yang bekerja harus memiliki sertifikat profesi
bertaraf internasional. Hal ini menjadi penting untuk mendukung berjalannya
proses pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan dimasa depan.
c. Menjalin kerjasama antar rumah sakit
Rumah sakit harus memilki kerja sama internasional yang luas. Sehingga
proses pertukaran ataupun transfer teknologi dan pengetahuan bisa dilakukan,
untuk meningkatkan kemampuan dan pengalaman dalam hal penyelenggaraan
proses pelayanan kesehatan yang semakin baik.
D. Keunggulan Produk
Rumah sakit harus memilki kualitas paling baik dalam produk yang
ditawarkan. Bila rumah sakit menawarkan pelayanan berteknologi maka RS
harus memilki diagnostic equipment termutakhir, bila rumah sakit
menawarkan prosedur non bedah seperti yoga, meditasi, akupuntur maka
rumah sakit harus harus benar benar menjamin kualitas yang ditawarkan.
e. Electronic Medical Records
Teknologi informasi adalah gerbang dalam komunikasi antar profersional, staf
medis dan pasien.  Terkait dengan teknologi informasi, dapat dimanfaatkan
LIS (Laboratorium information system), CPOE (Computerized Physician
Order Entry) , dan sebagainya.
f. Komunitas online
Tujuannya yaitu agar terdapat interaksi sesama pengguna jasa medis yang
disediakan rumah sakit. Ekspektasi pasien terhadap sistem pelayanan
kesehatan kian meningkat. Ketika pasien tidak puas akan suatu pelayanan,
maka mereka dapat segera mengutarakannya di akun sosial media. Adanya
fakta bahwa masih minimnya sarana umpan balik dalam teknologi kesehatan,
dapat menjadi pertimbangan bagi kita untuk mengadaptasi hal tersebut di era
digital 4.0 ini.
g. Adanya transparansi keuangan di sektor kesehatan
Saat ini, masih banyak kegelisahan dari segi biaya kesehatan yang harus
ditanggung konsumen. Kegelisahan yang dimaksud adalah bahwa masyarakat
kerapkali tidak mengetahui secara jelas berapa biaya yang harus mereka
keluarkan untuk mendapatkan suatu akses fasilitas pelayanan. Perbedaan nilai
biaya pelayanan antar fasilitas juga menjadi suatu masalah. Dengan teknologi
digitalisasi, diharapkan permasalahan transparansi biaya kesehatan
bisa diminimalisir. 
h. Interaksi harmonis yang terjadi antara dokter dengan pasien
Interaksi pasien dengan dokter yang berkualitas sangat jarang terjadi.
Menurut sebuah survey, hanya sekitar 20-30% pasien yang memiliki akses
digital untuk konsultasi medis atau pengingat elektronik (electronic
reminder). Industri kesehatan membutuhkan pendekatan yang berpusat pada
pasien. Transformasi digital diharapkan dapat menjadi solusi agar dokter
dapat menggali informasi yang lebih dalam mengenai pasien mereka.
4. Pendapat :
Sangat Bahagia mendengar berita pembangunan Rumah Sakit Bali International
Hospital yang nantinya akan bekerja sama dengan Mayo Clinic dari Amerika. Kita
harapkan Sanur menjadi KEK kesehatan dan kita harapkan tidak ada lagi masyarakat
kita yang pergi ke luar negeri untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

Konsep :
Konsep yang akan diajukan yaitu manejemen lingkungan Rumah Sakit dalam
Green Hospital dimana konsep ini adalah bahwa rumah sakit bisa menerapkan
prinsip-prinsip ramah lingkungan untuk mewujudkan green hospital, dengan
keunggulan pendidikan ramah lingkungan (green education) serta adanya
taman terapi dan releksasi yang dikenal sebagai taman penyembuhan
(Healing Gardens). Karena Bali terkenal dengan Pantai yang memiliki iklim
Panas. Alangkah baiknya dengan ada Konsep Green Hospital akan menambah
nilai Value terhadap rumah sakit disamping alat-alat dan fasilitas yang sudah
canggih.

Ruang Lingkup Program.


Ruang lingkup program Green Hosital RS International Bali mengacu pada
ketentuan (standarisasi) baik nasional maupun internasional. Ketentuan
internasional mengacu pada penerapan green hospital di beberapa Negara
maju seperti Amerika Serikat, Australia, Singapura, dan Lembaga
International seperti WHO (World Health Organization), LEED (Leadership
in Energy and Environmental Design).

Dari standar/ketentuan tersebut, maka lingkup program Green Hosital RS


International Bali meliputi:
a. Pengembangan lokasi (Sitting)
b. Efisiensi air (Water Efficiency)
c. Effisiensi energy dan pencegahan pencemaran udara (Energy and Air
Pollution)
d. Material dan sumber daya Rumah Sakit (Material and Resources)
e. Kualitas Udara Indoor (Indoor Environmental Quality)
f. Makanan sehat (Health Hospital Food)
g. Pendidikan ramah lingkungan (GreenEducation)
h. Pengadaan barang ramah lingkungan (Procurement)
i. Pencegahan kontaminan (Contaminant)
j. Kebersihan ramah lingkungan (Green Cleaning)
k. Pengurang Limbah 3 R (Waste Reduction)
l. Taman Penyembuhan (Healing Gardens) Strategi
m. Menyusun master plan berbasis green healthcare dan green building dan
pemenuhan peraturan Lingkungan Hidup.
n. Menyusun strategi marketing nilai jual lingkungan hijau Rumah Sakit.
o. Mempertahankan ruang terbuka hijaumaksimal 80%
p. Sosialisasi budaya green hospital secara berkelanjutan
q. Pemanfaatan sumber daya energy air, kertas dan sumber daya lainnya
secara efisien.
r. Penyediaan fasilitas pengplahan limbah rumah sakit.
s. Merancang inovasi dalam pemulihan mutu lingkungan hidup rumah
sakit.
t. Menyusun system informasi lingkungan/green hospital di rumah sakit
dan kemitraan program.
u. Penyiapan sumber daya manusia yang professional dalam
mengimplementasikan
program green hospital.

Tujuan program Green Hosital RS International Bali yang ingin dicapai


adalah:
 Menciptakan model rumah sakit yang dibangun, dikembangkan dan
dioperasikan dengan menempatkan”kepentingan ekologi” sebagai salah
satu isu strategi dalam kebijakan rumah sakit
 Mewujudkan rumah sakit yang memnuhi standar “green
building”/Bangunan Ramah Lingkungan.
 Menciptakan sisi baru bisnis rumah sakit yang unik melalui kebijakan
pemanfaatan ruang dan lahan “green” secara efisien sebagai nilai jual
bagi kepentingan peningktan mutu pelayanan yang berbasis kenyamanan
dan keamanan lingkungan.
 Menciptakan rumah sakit yang efisien dalam pemanfaatn sumber daya
(energy, air bahan dll)
 Menciptakan rumah sakit yang bebas dari pencemaran dan kontaminasi
lingkungan.
 Menciptakan rumah sakit dengan masyarakat yang berbudaya”green”.

Manajemen Lingkungan
Manajemen lingkungan sangat dibutuhkan untuk dipelajari dan diterapkan
dalam kehidupan saat ini karena banyaknya dampak lingkungan yang dapat
menjadikan lingkungan berkurang atau bahkan rusak dalam segi
peruntukkannya. Dalam manajemen lingkungan perlu diidentifikasi terlebih
dahulu agar dapat memahami sehingga mampu menerapkan dalam kehidupan
sehari-hari dalam rangka mencegah terjadinya kerusakan lingkungan. Made
menjelaskan dalam bukunya ”Konsep-konsep dasar Ekologi dalam berbagai
aktivitas lingkungan”, mengidentifikasi
beberapa alasan sebagai berikut
1) ”Pragmatic reason”: akal sehat masyarakat atau administrator menuntut
untuk menghindari masalah.
2) ’Desire to save cost” lebih baik menghindari masalah atau
menghadapinya (counter them) dari pada menderita karena
konsekuensinya,
misalnya pencemaran , kepunahan spesies langka dsb.
3) ”Compliance”: individu, pemerintah, perusahaan-perusahaan mengkin
memerlukan aturan-aturan agar mereka peduli terhadap lingkungan

Kebijakan dan Strategi Green Hosital RS International Bali


Hasil penelusuran dokumen yang ada didapatkan Kebijakan dan Strategi
Green Hospital dengan Visi dan misi adalah
 Visi Green Hosital RS International Bali adalah “Menjadi Percontohan
Pendidikan Green Hospital di Indonesia”
 Misi Green Hosital RS International Bali adalah
a) Menyiapkan tenaga yang handal dan professional bidang green hospital
b) Mengelola penggunaan dan pemberdayaan sumber daya rumah sakit
berbasis green.
c) Menyediakan sarana, prasarana dan fasilitas pendidikan green hospital
secara
komprehensif.
d) Melakukan layanan pendidikan, penelitian dan pengembangan konsep
green hospital dengan pengetahuan dan teknologi kekinian secara
berkelanjutan.
e) Melakukan proses edukasi kepada masyarakat akan pentingnya hidup dan
berbudaya green
Kebijakan
1) Pemenuhan kriterian dan ketentuan green building dan green healthcare
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Pemanfaatan potensi hijau lingkungan rumah sakit sebagai ciri khas dan
nilai jual pelayanan rumah sakit.
3) Memaksimalkan pemanfaatan ruang terbuka hijau dalam setiap
pengembangan fisik rumah sakit.
4) Penerapan budaya “green hospital “ pada seluruh lapisan masyarakat
rumah sakit.
5) Penerapan kaidah efisien dalam setiap pemanfatan sumber daya.
6) Penyiapan teknologi pengolahan limbah rumah sakit dengan menerapkan
prinsip zero waste (minimalisasi limbah)
7) Menciptakan lingkungan rumah sakit sebagai lumbung oksigen dan air
tanah guna pemulihan lingkungan.
8) Membangun manajemen, system informasi dan kemitraan dengan pihak
luar.
Manfaat:
1. Upaya untuk menyelamatkan dan melestarikan lingkungan serta upaya
untuk menyebarkan pendidikan ramah lingkungan bagi masyarakat
rumah sakit
2. Upaya mengurangi pemanasan global.
Untuk mewujudkan tujuan green hospital RS International Bali , maka
diperlukan program strategis guna menjadi acuan dalam pencapaian visi
dan misi green hospital RS International Bali. Rumah sakit ramah
lingkungan dalam perancangan pembangunan, pengoperasiannya dan
pemeliharaannya akan senantiasa menerapkan prinsip keberlanjutan dan
praktik-praktik ramah lingkungan
Kendala:
1. Biaya Investasi yang tinggi
2. Cuaca Iklim yang Ekstrim di Bali

5. Pendapat:
Sangat menyayangkan terkait semakin bertambahnya kasus-kasus baru sampai
per hari ini dan juga varian terbaru juga muncul.
Kebanyakan Masyarakat tidak percaya COVID-19 atau percaya COVID-19
namun menganggap gejalanya tak parah adalah mereka menganggap COVID-19
sebagai flu biasa yang dilebih-lebihkan oleh media dan tenaga kesehatan
Hal inilah yang dapat menimbulkan semakin tinggi angka peningkatan kasus
positive Covid 19 akibat penyangkalan terhadap COVID-19. Penyangkalan bisa
berwujud dalam menolak masker atau tetap melakukan pertemuan besar. Hal
yang tentunya dapat meningkatkan risiko penyebaran COVID-19 dan berlawanan
dengan upaya mengendalikan pandemi.

Yang harus dilakukan rumah sakit agar Covid 19 dapat terkendali adalah
Memastikan mutu layanan, keselamatan pasien dan staf dapat terlaksana dengan
baik pada Pandemi Covid

a. Perlu dibuat regulasi Rapid Test COVID -19 untuk semua pasien, staf dan
pengunjung sebagai penunjang diagnostic.
b. Screening dan triase wajib dilaksanakan
c. Perlu Gedung perawatan khusus bagi pasien positif COVID- 19 termasuk
bagi ODP dan OTG. Perubahan atau pengalihan ruangan yang sudah ada
ditambah untuk perawatan pasien COVID-19 dapatmenampung semaksimal
mungkin.
d. Ruang public wajib dilengkapi fasilitas cuci tangan, distancing dan seluruh
pengunjung/tamu wajib menggunakan masker
e. Penyediaan Hepa Filter dan Ventilasi Mekanik lainnya perlu segera
diupayakan untuk seluruh ruang tindakan.
f. Peningkatan system informasi / teknologi informasi sebagai sarana
komunikasi wajib dan menghindari kontak langsung.
g. Optimalisasi kapasitas penerimaan dan penanganan pasien, dan
h. Pengorganisasian kerja secara profesional, sehingga korban/pasien tetap
dapat ditangani secara individu, termasuk pasien yg sudah dirawat sebelum
bencana terjadi.

i. Penanganan korban di luar RS, bantuan medis diberikan dalam bentuk


pengiriman tenaga medis maupun logistik medis yang diperlukan.
j. Seluruh alat medis dan alat habis pakai yang khusus untuk COVID-19 wajib
untuk selalu tersedia.
Apapun risiko yang diterima RS harus diatasi sehingga pelayanan tidak
sampai dihentikan.

Anda mungkin juga menyukai