Anda di halaman 1dari 5

MODUL

MANAJEMEN OBAT RUMAH SAKIT


(ARS 306)

MODUL SESI 8

EVALUASI LOGISTIK FARMASI

DISUSUN OLEH
Dr. Dra. AGUSDINI BANUN SAPTANINGSIH, Apt., MARS
7858

UNIVERSITAS ESA UNGGUL


2020

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
0/5
Evaluasi Logistik Farmasi

A. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan


Setelah mempelajari modul ini, diharapkan mahasiswa mampu:
1. Memahami Month Stock
2. Memahami Turn Over
3. Memahami metode-metode lain untuk evaluasi logistik

B. Uraian dan Contoh


Evaluasi Pengendalian Persediaan
Untuk dapat mengetahui kinerja pengendalian persediaan perlu
dilakukan evaluasi beberapa parameter di bawah ini secara periodik:
1. Month Stock (MS)

MS = x 1 bulan

Semakin kecil nilai MS yang didapat maka semakin efisiensi


persediaan.

2. Turn Over (TO)


Efisiensi persediaan diukur dengan besaran nilai Turn Over Ratio
(TOR) yaitu besarnya perputaran dana untuk tiap-tiap jenis obat dalam
satu periode. Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi
pengelolaan persediaan barang dagang. Rasio ini merupakan indikasi
yang cukup popular untuk menilai efisiensi operasional,
yangmemperlihatkan seberapa baiknya manajemen mengontrol modal
yang ada pada persediaan Adapun rumus perhitungan TOR adalah
sebagai berikut:

TO =

Semakin besar nilai TO yang didapat maka semakin efisiensi


persediaan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
1/5
3. Safety Stock
Safety stock adalah inventori yang harus ada atau ditinggalkan dalam
gudang untuk mengantisipasi fluktuasi demand (Ristono, 2013).
Adapun rumus safety stock adalah sebagai berikut:

Safety Stock = Z *

Safety stock ditetapkan bukanlah untuk menghilangkan seluruh stock


out, tapi hanya yang mayoritas saja. Apabila dibandingkan jumlah
safety stock lebih kecil daripada buffer stock, hal tersebut yang
membuat setiap tahunnya terjadi penumpukan sisa obat.

4. Economic Order Quantity (EOQ)


Economic Order Quantity (EOQ) adalah model kontrol inventori paling
sederhana namun digunakan paling luas (Ristono, 2013). Adapun
rumus perhitungan EOQ adalah sebagai berikut :

Keterangan :
A = biaya pemesanan/setiap kali pesan
D = jumlah permintaan/pemakaian
h = ongkos simpan/unit/satuan waktu

EOQ penerapannya sangat tepat dalam kaitannya kurangnya stok


akhir. Dengan menerapkan kebijaksanaan EOQ maka dalam setiap
tahun dapat ditentukan banyaknya order sehingga dapat mengatasi
kemungkinan kehabisan stok.

5. Reorder Point (ROP)


Reorder Point (ROP) adalah metode untuk memutuskan kapan
mengajukan pemesanan kembali agar terciptanya keseimbangan
antara persediaan dengan permintaan sedangkan buffer stook adalah

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
2/5
persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi dan menjaga
kemungkinan terjadinya kekurangan bahan (John dan Harding,
2001:71). Rumus yang digunakan menurut John dan Harding (2001)
adalah :

ROP = (d X L) + SS

Keterangan :
ROP = Reorder Point
d = Permintaan harian
L = Lead Time (waktu tunggu)
SS =Persediaan pengaman (Safety Stock)/Buffer Stock

6. Tingkat Pelayanan (TP)


% TP = Jumlah item yang dapat dilayani x 100%

7. Selisih stok fisik dengan stok administrasi


Pengawasan persediaan dapat dilakukan menggunakan 3 metode,
diantaranya adalah metode visual, metode periodic, dan metode
perpetual.
a. Metode Visual
Merupakan sistem yang paling murah dan efektif serta dapat
dilakukan oleh karyawan tanpa pendidikan khusus. Metode ini
dilakukan dengan cara petugas farmasi memeriksa sisa stok yang
masih ada dan membandingkannya dengan jumlah stok yang harus
ada.

b. Metode Periodik
Kuantitas stok dihitung pada setiap interval waktu tertentu,
dibandingkan dengan stok minimal menggunakan kartu stok.
Metode ini dilakukan dengan cara menghitung sisa stok yang ada
pada setiap interval waktu yang telah ditentukan biasanya dilakukan

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
3/5
seminggu sekali dan pemeriksaan tanggal kadaluarsa obat setiap
satu bulan sekali.

c. Metode Perpetual
Pada sistem ini kuantitas dan mutasi barang dapat diketahui dengan
akurat dan termonitor setiap saat dengan menggunakan komputer.

8. Jumlah barang farmasi yang kadaluarsa dan/atau rusak

C. Latihan Soal

Apoteker di sebuah RS X melaporkan bahwa RS X pada akhir tahun


lalu memiliki stok opname sebesar Rp. 50.000.000. Sepanjang tahun
ini, RS X melakukan pengadaan obat dan alat kesehatan sebesar Rp.
375.000.000 dan pada akhir tahun ini, hasil stok opname yang
dilakukan sebesar Rp. 70.000.000. Berapakah Turn Over Ratio (TOR)
dari RS X tersebut?

D. Daftar Pustaka

Kencana, G.G. (2016). Analisis Perencanaan dan Pengendalian


Persediaan Obat Antibiotik di RSUD Cicalengka Tahun 2014.
Jurnal ARSI/Oktober 2016.
Ristono, Agus. (2013). Manajemen Persediaan. Penerbit Graha Ilmu,
Yogyakarta.

Universitas Esa Unggul


http://esaunggul.ac.id
4/5

Anda mungkin juga menyukai