Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

DEMAM TANPA PENYABAB YANG JELAS


Demam Tanpa penyabab yang jelas adalah gejala demam akut dengan penyebab yang tidak
1. PENGERTIAN jelas sesudah anamnesis dan pemeriksaan fisis secara teliti dalam periode demam kurang
dari 7 hari. Demam adalah keadaan dimana suhu rektal >38 C.

 Riwayat imunisasi
 Adanya paparan terhadap infeksi
2. ANAMNESIS  Adanya gejala : nyeri menelan, nyeri telinga, batuk, sesak nafas, muntah,diare,
nyeri/menangis waktu buang air kecil

1. Ukuran suhu tubuh


2. Tentukan derajat sakitnya
3. Subjektif
- Kualitas tangis
- Reaksi terhadap orang tua
- Tingkat kesadaran
- Warna kulit/selaput lendir
3.
- Darajat hidrasi
PEMERIKSAN
- Interaksi
FISIS
4. Objektif
- Tidak tampak sakit
- Tampak sakit
- Sakit berat/toksik

1. Infeksi saluran kemih


- Setiap pemeriksaan urinalisis dianggap sebagai tersangka ISK yang
merupakan indikasi untuk memulai pengobatan dengan antibiotik.
- Diagnostik pasti ditegakkan bila hasil biakan urin positif
4. ETIOLOGI
- Pada pemeriksaan urinalisis terdapat nitrit (+), leukosit esterase (+)
- Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat leukosit > 10/LPB atau
bakteri ; atau pewarnaan gram
2. Pneumonia
Pneumonia bakterial bila demam 39 C atau leukosit > 20.000/ UL
Catatan :
- Pada anak dengan suhu 39 C disertai hitung jenis leukosit tidak terlalu
tinggi, tidak disertai distress respirasi, takipnea, ronkhi atau suara
nafas melemah maka kemungkinan pneumonia dapat disingkirkan
- Umur dapat dipakai sebagai predileksi penyebab pneumonia
- Penumonia oleh virus paling banyak dijumpai pada umur 2 tahun
pertama
- Foto dada sering kali tidak selalu membantu dalam menentukan
diagnosis pneumonia
- Pneumonia dan bakteremia jarang terjadi bersamaan <3%
3. Gastroenteritis (GE) bakterial
- Umumnya ditandai dengan muntah dan diare
- Penyebab terbanyak rotavirus
- Buang air besar darah lendir biasanya karena GE bakterial
4. Meningitis
- Bayi/anak tampak sakit berat
- Pemeriksaan fisis : letargik, kaku kuduk, dan muntah. Diagnosis
ditegakkan dengan pungsi lumbal

1. Malaria
2. Pneumonia
5.DIFERENSIAL 3. GEA
DIAGNOSIS
- Bila anak terlihat sakit berat diperlukan pemeriksaan laboratorium termasuk darah
lengkap, urinalisis, dan biakan urin
- Leukosit > 15.000 uL meningkatkan risiko bekteremia menjadi 3-5% bila > 20.000/
uL risiko menjadi 8-10%
- Untuk mendeteksi bakteremia tersembunyi hitung neutrofil absolut lebih sensitif
6.PEMERIKSAAN dari hitung leukosit atau batang absolut
PENUNJANG - Hitung absolut neutrofil > 10.000 uL meningkatkan risiko bekteremia menjadi 8-
10%\
- Pemeriksaan biakan darah dianjurkan karena 6-10% anak dengan bakteremia dapat
berkembang menjadi infeksi bakteri yang berat, terutama pada anak yang terlihat
sakit berat

1. Medikamentosa
- Anak yang tidak tampak sakit tidak perlu pemeriksaan laboratorium
maupun dirawat dan tidak perlu diberikan antibiootik
- Apabila dari anamnesis , pemeriksaan fisik, dan laboratorium
menunjukkan hasil riiko tinggi untuk terjadinya bakteremia tersembunyi,
7. TERAPI
harus segera diberikan antibiotik setelah pengambilan sedian untuk
pakaian
- Catatan terutama bila hitung lekosit > 15.000uL atau hitung total neutofil
absolut > 10.000/uL
- Pemberian antibiotik secara empirik harus mempertimbangkan
kemungkinan peningkatan resistensi bakteri
2. Antibiotik pilihan
Secara empirik antara lain :
- Amoksisilin 60-100 mg/ kgbb/hari
- Ceftriakson 5—75 mg/ kgbb/hari maksimum 2g/hr

8. EDUKASI Nutrisi dan sanitasi lingkungan


Ad vitam : dubia ad bonam
9. PROGNOSIS Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
10. Pedoman Pelayanan Medis. Jilid 1. H. Pudjiadi, A., Hegar, B., et al. Ikatan Dokter
KEPUSTAKAAN Anak Indonesia 2010
PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

GASTROENTERITIS AKUT (GEA) PADA ANAK


Gastroenteritis akut (GEA) atau diare masih menjadi salah satu penyebab
utama morbiditas dan mortalitas pada anak di negara berkembang.
Berdasarkan penelitian, terdapat 2 terapi yang dapat mengurangi angka
kematian pada kasus GEA, yaitu :
1. PENGERTIAN - Cairan rehidrasi oral (CRO), dengan formula baru dimana
konsentrasi glukosa dan garam yang lebih rendah diindikasikan
untuk mencegah dehidrasi dan mengurangi kebutuhan pemberian
cairan intravena;
- Suplementasi Zinc, diindikasikan untuk mempersingkat durasi,
meringankan perkembangan penyakit, serta mengurangi
kemungkinan berulangnya penyakit dalam waktu 2 – 3 bulan
mendatang
- Pola pemberian makanan (komponen penting dalam manajemen
diare)
- Frekuensi Buang Air Besar (BAB)
- Lama diare
- Adanya darah di tinja
2. ANAMNESIS
- Adanya kejadian kolera di lingkungan
- Riwayat pemberian antibiotik sebelum diare
- Adanya rasa nyeri yang menyertai
- Keadaan fisik anak : tampak pucat

- Penilaian dehidrasi dan derajatnya


- Status gizi
- Darah di tinja
- Massa intra abdomen
- Distensi abdomen
3. PEMERIKSAN FISIS - Penurunan kesadaran
- Sesak napas
- Hematuria

- Diare akut (berair) :


4. KRITERIA DIAGNOSIS  3 buang air besar per hari
 Tidak ada darah di tinja
- Disentri : Darah bercampur dengan feses (terlihat atau dilaporkan).
- Diare Persisten :Diare yang bertahan> 14 hari.
- Diare dengan gizi buruk : Setiap diare dengan tanda-tanda
kekurangan gizi akut.
- Diare terkait dengan penggunaan antibiotik baru-baru ini : Kursus
terbaru oral spektrum luas.
- Intususepsi
 Darah dan lendir dalam tinja
 Massa perut
 Serangan menangis dengan pucat pada bayi

Darah perifer, kadar haemoglobin, leukosit, dan hitung jenis,


5. .PEMERIKSAAN hematokrit, trombosit
PENUNJANG
Manajemen muntah dan diare pada anak:

1. Prinsip utama penanganan mual mintah pada anak :


- Rehidrasi oral dengan memberikan CRO yang tepat.
- Rehidrasi harus dilakukan secepatnya (kurang dari 4 jam).
- Rehidrasi oral dimulai di UGD untuk kemudian dilanjutkan
di rumah oleh orang tuanya. Kecuali hasil penilaian
menunjukkan perlunya rawat inap (plan C). Rehidrasi oral
yang berhasil meliputi 3 fase: (1) Rehidrasi; (2) Menjaga dan
6.TERAPI
mencegah agar tidak dehidrasi; dan (3) Realimentasi
2. Pemeriksaan laboratorium umumnya tidak dibutuhkan
3. Medikasi/obat-obatan, umumnya tidak dibutuhkan
4. Setelah rehidrasi, realimentasi dilakukan dengan memberikan
makanan sesuai usia si anak; tidak ada pantangan atau batasan diet
dan harus diberikan sesegera mungkin. Baik bayi ASI maupun bayi
dengan PASI, harus segera kembali ke pola makan biasanya. PASI
tidak perlu diencerkan dan tidak perlu diberikan rendah laktosa.

1. Konstipasi
2. Meckel’s diverticulum
3. Bowel obstruction
7. DIAGNOSIS BANDING
4. Gastritis
5. Appendisitis

8. EDUKASI Nutrisi dan sanitasi lingkungan


Ad vitam : dubia ad bonam
9. PROGNOSIS Ad sanationam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Dr. Purnamawati Sujud Pujiarto, Sp.A(K), MMPed .Gastroenteritis
10. KEPUSTAKAAN
akut (gea) pada anak. Gazette. In health. 2015

Anda mungkin juga menyukai