Monitoring pelaksanaan • DPJP kurang peduli • Sosialisasi ulang di pertemuan dengan KSM,
Komite Medik, Siang Klinik
• Peningkatan peran dokter ruangan dalam
pelaporan di Morning Meeting
• Resistensi almamater • Melibatkan mitra bestari dari berbagai alma
dalam menyusun regulasi
1. Pada kasus yang sering, tebanyak varian (terutama) : Beberapa kasus perlu dilengkapi
dengan
Clinical Pathway
- Pemberian Terapi
- Lama Rawat
Varian
ALASAN PEMILIHAN KASUS
No. KASUS Paling sering Resiko Tinggi Biaya Tinggi Varian
dijumpai
1. Diare Akut √ √
(Terapi & Lama
rawat)
2. Hiperbilirubinemia √ √
(Lama rawat)
3. Partus Spontan √ √
(Terapi & Lama
rawat)
4. Sectio Caesaria √ √
(Lama rawat)
5. Apendisitis Akut √ √
(Lama rawat)
VI. HASIL IMPLEMENTASI CLINICAL
PATHWAY
Clinical Pathway
No. KASUS SEBELUM SESUDAH TINDAK LANJUT
1. Diare Akut
- Penggunaan antibiotik • Sosialisasi hasil di rapat KSM
a. Tanpa Antibiotik 64% anak dan Komite Medik
85%
b. Dengan Antibiotik 36% 15% • Penyegaran ilmu tentang diare
- Lama Rawat dengan melibatkan dr anak sub
gastroenterologi anak sebagai
a. ≤ 3 hari 73% 87% narasumber saat rapat KSM anak.
b. > 3 hari 27% 13%
2. Hiperbilirubinemia • Sosialisasi hasil di rapat KSM
anak dan Komite Medik
- Lama Rawat • Penyegaran ilmu tentang
a. ≤ 3 hari 75% 97% hiperbilirubinemia dengan
melibatkan dr anak sub
b. > 3 hari 25% 3% perinatologi anak sebagai
narasumber saat rapat KSM anak
berikutnya.
Clinical Pathway
No. KASUS SEBELUM SESUDAH TINDAK LANJUT
3. Partus Spontan • Sosialisasi hasil di rapat KSM obgyn
dan Komite Medik
- Penggunaan antibiotik • Pendekatan persuasif kepada
a. Tanpa Antibiotik 73% 97% dokter terkait yang masih tidak
sesuai PPK dalam terapi
b. Dengan Antibiotik 27% 3%
- Lama Rawat • Sosialisasi hasil di rapat KSM obgyn
dan Komite Medik
a. ≤ 3 hari 58% 95% • Pendekatan persuasif kepada
b. > 3 hari 42% 5% dokter terkait yang merawat lama
hari tidak sesuai PPK.