Anda di halaman 1dari 6

AUDIT MEDIK III

Tanggal 17/4/2018
“EVALUASI CLINICAL PATHWAY TB PARU SELAMA TAHUN 2017
RSD TIDORE KEPULAUAN”
I. Dasar Peraturan
Permenkes no.755/MENKES/PER/IV/2011 tentang Penyelenggaraan Komite Medik Rumah
Sakit tentang
 Definisi audit medis sebagai upaya evaluasi secara professional terhadap mutu
pelayanan medis yang diberikan kepada pasien dengan menggunakan rekam
medisnya yang dilaksanakan oleh profesi medis
 Tujuan audit medis terkait dengan upaya peningkatan mutu dan standarisasi
,adalah tercapainya pelayanan prima di rumah sakit.
 Kegiatan audit medis dilakukan untuk mengevaluasi mutu pelayanan medis, untuk
mengetahui penerapan standar pelayanan medis, untuk melakukan perbaikan-
perbaikan pelayanan medis sesuai dengan kebutuhan pasien dan standar
pelayanan medis
 Pengorganisasian audit medic terdiri dari : Komite medik (sub komite profesi),
tim ad hoc audit medik (tim kerja), Asissten audit medik ( Rekam medik)

II. Latar Belakang


 TB Paru masih merupakan penyebab tertinggi morbiditas dan mortalitas di
Indonesia
 RS Tidore memiliki jumlah penderitadirawat karena TB paru masih tinggi
 Sudah adanya clinical pathway tentang tatalaksana TB paru sederhana tanpa
komplikasi baik dengan hemoptoe maupun tidak
 Makin banyak variasi klinis dan tingkat komplikasikeraguan diagnosis
 Untuk memastikan pelayanan TB paru optimal pada pasien dewasa dilakukan
audit medis
 Audit medis akan menilai apakah clinical pathway tb paru sudah terlaksana
dengan baik atau belum di RSD Tidore Kepulauan
 Jangka waktu penilaian Audit Medik CP TB paru adalah kasus TB paru selama
tahun 2017
 Di RSD Tidore Kepulauan, data yang ada pada tahun 2017 ada kasus TB Paru
sebanyak 154 Kasus
 Dari 154 kasus di skrining didapatkan 17 kasus TB paru tanpa komplikasi
III. Tujuan Audit Medik
1. Tujuan Umum : Meningkatkan Mutu Pelayanan RSD Kota TidoreKepulauan
2. Tujuan Khusus :
a. Mengetahui apakah penanganan TB Paru di RSD Kota Tidore Kepulauan sudah
sesuai dengan clinical pathway atau belum selama tahun 2017 (mengukur
kesesuaian CP dengan pelaksanaan sehari –hari)
b. Melihat penyimpangan yang terjadi selama perawatan
c. Menganalisis hasil audit medik
d. Menyusun rekomendasi perbaikan
e. Melakukan upaya perbaikan pelayanan medis supaya sesuai standar pelayanan
medis

IV. Tahap Audit Medik


1. Penetapan topik
Masalah utama :Apakah semua tatalaksana TB paru di RSD Kota Tidore Kepulauan
sudah sesuai dengan CP yang sudah disusun atau belum
2. Penetapan kriteria
 Sudah sesuai dengan standart (clinical pathway) atau belum
 Menilai mutu pelayanan
 Kriteria potensi Fraud
Berdasarkan hasil diskusi antar anggota kelompok serta memperhatikan pedoman dan
referensi dari dokter Sp. Penyakit Dalam dan Perawat maka diputuskan untuk melakukan
audit dengan kriteria berikut:
o Tidak dinilai status gizi
o Tidak diperiksa sputum BTA
o Tidak diperiksa foto thoraks
o Diberikan obatdiluar CP
o Tidak diberikan antibiotik ceftriaxone
o Tidak dilakukan konseling DOTS
o LOS lebihdari 7 hari
3. Pengumpulan Data
 Rekam medik yang diaudit berasal daripasien yang dating pada periode Januari
2017 s/d Desember 2017 sebanyak 154 pasien
 Jumlah sampel sebanyak 17 pasien ( memenuhi kriteria CP yaitu TB paru tanpa
komplikasi)
 Distribusi sampel :
o Dokter yang merawat selama Januari – Desember 2017 terdiri dari 3
Spesialis Penyakit Dalam
o Cara pembayaran terbanyak adalah 13 BPJS ( 72 %), 5 umum ( 28 % )
o Pasien paling banyak dirawat di VIP 4, bangsal 14 orang
o Jeni santibiotik yang paling banyak digunakan ceftriaxone injeksi,
cefixime tab (di rumah)
o Rata – rata LOS 5,5 hari
o Pulang dalam keadaan perbaikan 17 (100 %)
4. Analisa Data
Kode Hasil Audit terdiridari 3 yaitu :
 Kode 1 : sesuai kriteria
 Kode 2 : tidak sesuai criteria tapi memenuhi perkecualian
 Kode 3 : tidak sesuai criteria dan tidak memenuhi perkecualian

TABEL 1. HASIL AUDIT SETIAP KRITERIA

KRITERIA KODE 1 KODE 2 KODE 3 TOTAL


Tidak dinilai status gizi 9 2 7 18

Tidak diperiksa sputum BTA 4 11 3 18


Tidak diperiksa foto thoraks 2 1 15 18

Diberikan obat diluar CP 2 5 11 18

Tidak diberikan antibiotik ceftriaxone 0 2 16 18

Tidak dilakukan konseling DOTS 11 5 2 18

LOS lebih dari 7 hari 1 1 16 18

TABEL 2.PRESENTASE PENILAIAN KRITERIA


Kriteria %
Tidak dinilai status gizi 50%
Tidak diperiksa sputum BTA 22%
Tidak diperiksa foto thoraks 11%

Diberikan obat diluar CP 11%


Tidak diberikan antibiotik ceftriaxone 0
Tidak dilakukan konseling DOTS 61%
LOS lebihdari 7 hari 5,5%

TABEL 3. PERSENTASE YANG BERMAKNA (>50%)


MASALAH
1. Tidak dinilai status gizi 50%
2. Tidak dilakukan konseling DOTS 61%

HASIL ANALISA KRITERIA TIDAK SESUAI STANDAR


Berdasarkan analisis FISHBONE
Kriteria 1 : TidakMenilai Status Gizi
 Faktor Manusia : Kadang kadang lupa
 Faktor Sistem : Tidak ada alat pengukur Berat Badan dan Tinggi Badan (timbangan dan
meteran )
Kriteria 2 : Tidak dilakukan konseling DOTS
 Faktor Manusia : Dokter lupa menuliskan konsul ke tim DOTS baik TB suspek maupun
TB on treatment (terutama putus obat)
 Faktor Sistem : belum ada alur konseling untuk rawat inap maupun rawat jalan

5. MenetapkanPerubahan

TABEL 4. RENCANA TINDAK LANJUT


Kegiatan Tujuan Indikator Pelaksana Jangka
keberhasilan waktu
Pengadaan alat timbangan Tergantung
dan meteran di setiap pengadaan
ruangan
Bidang pelayanan untuk 1 bulan
koordinasi keinstalasi gizi
tentang briefing para
petugas gizi
Sosialisasi kembali CP TB Rapat
pada DPJP untuk konseling komdik
kepetugas konseling DOTS berikutnya
Tim DOTS membuat Rapat tim
protokol / alur tentang DOTS
konseling DOTS rawat jalan berikutnya
maupun rawat inap

Masukan :Skrining awal gizi dimulai dari UGD (kendala tenaga)


6. Re-audit
Rencanaakan dilakukan re-audit untuk menilai perbaikan mutu pelayanan setelah 1 tahun
berjalan

Tidore, 17 April 2018

Ketua Tim Audit Medik Ketua Komite Medik

Dr. Rahayu Sp.A dr. Fadhilah Sudin Sp.PD

Anda mungkin juga menyukai