Anda di halaman 1dari 15

KEPUTUSAN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM CUT MEUTIA ACEH UTARA


NOMOR : 445/
/2016
TENTANG
INDIKATOR AREA KLINIS
RSU CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA
DIREKTUR RSU CUT MEUTIA KABUPATEN ACEH UTARA
Menimbang

: a. bahwa dalam rangka upaya meningkatkan mutu pelayanan RSU


Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara, diperlukan Indikator Area
Klinis yang dijadikan sebagai tolak ukur peningkatan mutu
pelayanan RSU Cut Meutia Kabupaten aceh Utara;
b. bahwa untuk maksud tersebut diatas, maka perlu ditetapkan
dengan Keputusan Direktur Rumah Sakit Umum Cut Meutia
Kabupaten Aceh Utara.

Mengingat

: 1. Undang Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran;
3. Undang Undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh;
4. Undang Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 012 Tahun 2012 tentang
Akreditasi Rumah Sakit;
6. Peraturan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010
tentang
Standar
Pelayanan
Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290 Tahun 2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran;
8. Permenkes Nomor 1691/Menkes/VIII/2011 tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit;
9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 1994 tentang
Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit;
10.Peraturan Gubernur Nanggroe Aceh Darussalam Nomor 46 Tahun
2008 tentang Rincian Tugas Pokok dan Fungsi Pemangku Jabatan
Struktural di Lingkungan Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit
Khusus Daerah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam;
11.Qanun Kabupaten Aceh Utara Nomor 03 Tahun 2008 tentang
susunan organisasi dan Tata Kerja Rumah Sakit Umum Daerah
Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara;
12.Keputusan Bupati Aceh Utara Nomor 499 Tahun 2001 tentang
Teknik dan Prosedur Penetapan Produk Hukum di Lingkungan
Pemerintahan Kabupaten Aceh Utara.

MEMUTUSKAN

Menetapkan

Pertama

: Keputusan Direktur RSU Cut Meutia tentang Indikator Area Klinis


RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara;
: Indikator Area Klinis RSU Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara
sebagaimana tercantum dalm lampiran keputusan ini;
: Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan Indikator Area Klinis RSU
Cut Meutia Kabupaten Aceh Utara dilaksanakan oleh Wakil Direktur
Penunjang Pelayanan RSU Cut Meutia;
: Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan
disampaikan kepada pihak terkait untuk diketahui dan dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab dengan ketentuan apabila terdapat
kekeliruan dalam keputusan ini, maka akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.

Kedua
Ketiga

Ketujuh

Ditetapkan di
Pada tanggal

: Lhokseumawe
: 21 Januari 2016

Direktur RSUD Cut Meutia


Kabupaten Aceh Utara

Drg. NURHAIDA, MPH


Pembina Utama Muda
Nip. 196103251988122001

Lampiran :

SK Direktur RSUD Cut Meutia Aceh Utara


Nomor 445 /
/2016
Tanggal 21 Januari 2016

IAK 1.
ASSESMEN PASIEN

NO PENGUKURAN/
INDIKATOR
1 DIMENSI MUTU

ANGKA KELENGKAPAN PENGKAJIAN AWAL MEDIS


PASIEN DI IGD
Ketepatan waktu. Kesinambungan

TUJUAN

DEFINISI
OPERASIONAL

DASAR
PEMIKIRAN

Frekuensi
PENGUMPULAN
DATA
METODOLOGI
Melalui sensus harian
PENGUMPULAN
DATA
PERIODE ANALISA Triwulan

NUMERATOR

DENOMINATOR

10

SUMBER DATA
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi

Jumlah pengkajian awal medis pasien baru di IGD yang


lengkap pada periode waktu tertentu.
Jumlah seluruh pengkajian awal medis pasien baru di
IGD pada periode waktu yang sama.
Dokumen Rekam Medik Pasien
Semua pasien baru di IGD
-

11

TIPE INDIKATOR

Struktur

Mengetahui
kepatuhan
dokter
dalam
melakukan
dokumentasi pengkajian awal pasien baru di IGD.
Kelengkapan pengkajian awal medis adalah keterisian
semua unsur dalam format pengkajian awal medis pada
pasien baru di IGD secara lengkap mulai tanggal, jam,
anamnese, diagnosis, pemeriksaan fisik / penunjang
sampai tanda tangan dan nama dokter jaga dan DPJP.
Pengkajian awal medis sebagai dasar penentuan
diagnostik dan atau terapi yang akan diberikan pada
pasien selanjutnya.
Bulanan

Proses

Outcome

Proses dan

outcome
12

STANDAR

90 %

13

PJ PENGUMPUL
DATA
FORMAT
PENCATATAN

Ka. Instalasi Gawat Darurat

14

CHECK LIST
ANGKA KELENGKAPAN PENGKAJIAN AWAL MEDIS
PASIEN DI IGD
TG
L

NO.
REKAM
MEDIK

PENGKAJIAAN AWAL MEDIS PASIEN DI


IGD
LENGKAP
TIDAK LENGKAP

IAK 2.
PELAYANAN LABORATORIUM

NO
1

PENGUKURAN/
INDIKATOR
DIMENSI MUTU

ANGKA TIDAK TERJADINYA KERUSAKAN


DARAH
Ketepatan waktu, manfaat dan efektifitas

TUJUAN

DEFINISI
OPERASIONAL

DASAR
PEMIKIRAN

Frekuensi
PENGUMPULAN
DATA
METODOLOGI
PENGUMPULAN
DATA
PERIODE
ANALISA
NUMERATOR

Mencegah dilakukannya pemeriksaan laboratorium ulang


karena kerusakan sampel darah sebelum dilakukan
pemeriksaan laboratorium.
Kerusakan sampel darah adalah terjadinya kerusakan
sampel darah yang diambil sebelum dilakukan pemeriksaan
laboratorium.
Kerusakan sampel menyebabkan pengambilan ulang
spesimen
pada
pasien
yang
dapat
menyebabkan
ketidaknyamanan pasien. Pencegahan diperlukan untuk
pengendalian mutu pelayanan laboratorium.
Bulanan

DENOMINATOR

SAMPEL

Metode dengan cek dokumen

Triwulan
Jumlah sampel darah yang tidak rusak sebelum dilakukan
pemeriksaan laboratorium pada periode tertentu.
Jumlah sampel darah yang dilakukan pemeriksaan
laboratorium pada periode waktu yang sama.

10

SUMBER DATA
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi

Metode dengan cek dokumen


Semua sampel darah yang
laboratorium
-

11

TIPE INDIKATOR

Struktur
outcome

12

STANDAR

90 %

13

PJ PENGUMPUL
DATA
FORMAT
PENCATATAN

Ka. Instalasi Laboratorium

14

Proses

dilakukan

pemeriksaan

Outcome

Proses dan

CHECK LIST
ANGKA TIDAK TERJADINYA KERUSAKAN SAMPEL
DARAH
NO

TG
L

JUMLA
H
SAMPEL
DARAH
YANG DI
AMBIL

SAMPEL DARAH YANG RUSAK


JENIS
SAMPEL

JENIS
PEMERIKSAA
N

RUANGAN

NAMA
PASIEN

KET
NO
RM

IAK 3.
PELAYANAN RADIOLOGI

N
O
1

PENGUKURAN/
INDIKATOR
DIMENSI MUTU

ANGKA KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN


PEMERIKSAAN RADIOLOGI CITO
Efektifitas dan efesiensi

TUJUAN

Tergambarnya kecepatan pelayanan radiologi cito

DEFINISI
OPERASIONAL

DASAR
PEMIKIRAN

Frekuensi
PENGUMPULAN
DATA
METODOLOGI
PENGUMPULAN

Waktu penyerahan hasil pemeriksaan radiologi cito adalah


tenggang waktu mulai penerimaan surat permintaan foto
cito sampai dengan penyerahan hasil dengan standar waktu
30 menit.
Ketepatan waktu penyerahan hasil pemeriksaan radiologi
cito menunjukkan kualitas pelayanan radiologi dalam
memberikan pelayanan .
Bulanan

HASIL

Metode dengan cek dokumen penyerahan hasil pemeriksaan


radiologi

DATA
PERIODE
ANALISA
NUMERATOR

DENOMINATOR

10

SUMBER DATA

Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi

Triwulan
Jumlah penyerahan hasil pemeriksaan radiologi cito yang
tepat ( < 30 menit ) pada periode waktu tertentu.
Jumlah seluruh pemeriksaan radiologi cito pada periode
waktu yang sama.
Metode dengan cek dokumen penyerahan hasil pemeriksaan
radiologi cito.
Permintaan pemeriksaan radiologi dengan indikasi cito
-

11

TIPE INDIKATOR Struktur


outcome

12

STANDAR

90 %

13

PJ PENGUMPUL
DATA
FORMAT
PENCATATAN

Ka. Instalasi Radiologi

14

Proses

Outcome

Proses dan

CHECK LIST
KETEPATAN WAKTU PENYERAHAN HASIL
PEMERIKSAAN RADIOLOGI CITO
NO

TG
L

NAMA
PASIEN

NO
RM

NO
FOTO

JENIS
PEMERIK
SAAN

JAM TERIMA
PERMINTAAN
FOTO (PK...)

JAM
PENYERAHAN
HASIL FOTO
(PK...)

RENTANG
WAKTU
KOLOM
7&8
(MENIT)

KET

10

IAK 4.
PROSEDUR BEDAH

NO

ANGKA KETEPATAN WAKTU PELAKSANAAN OPERASI

PENGUKURAN/
INDIKATOR
DIMENSI MUTU

TUJUAN

DEFINISI
OPERASIONAL

DASAR
PEMIKIRAN

Terlaksananya operasi sesuai dengan jadwal yang


direncanakan, menghindari penundaan operasi
Ketepatan
waktu
pelaksanaan
operasi
adalah
terlaksananya operasi sesuai dengan jadwal yang
direncanakan.
Ketepatan waktu pelaksanaan operasi menunjukkan
kualitas
pelayanan
operasi
di
kamar
operasi,

Ketepatan waktu, efektifitas

meningkatkan utilisasi dan menghindari pembatalan


pelaksanaan operasi pada pasien bukan karena alasan
medic.
Bulanan

Frekuensi
PENGUMPULAN
DATA
METODOLOGI
Metode dengan cek dokumen pelaksanaan operasi
PENGUMPULAN
DATA
PERIODE ANALISA Triwulan

NUMERATOR

DENOMINATOR

10

SUMBER DATA
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi

11

TIPE INDIKATOR

Struktur
outcome

12

STANDAR

90 %

13

PJ PENGUMPUL
DATA
FORMAT
PENCATATAN

Ka. Kamar Operasi

14

Jumlah pasien yang pelaksanaan operasinya sesuai


dengan jadwal yang direncanakan pada periode waktu
tertentu.
Jumlah seluruh pasien yang dilakukan operasi pada
periode waktu yang sama.
Metode dengan cek dokumen pelaksanaan operasi
Semua pasien yang tepat pelaksanaan operasi
Pasien operasi yang masih dalam perbaikan keadaan
umum / perlu penatalaksanaan / konsultasi khusus
Proses

Outcome

Proses dan

CHECK LIST
KETEPATAN WAKTU PELAKSANAAN OPERASI
NO

TG
L

NAMA
PASIEN

RUANG

NO.RM

PELAKSANAAN
OPERASI
PK
TEPAT /
TIDAK
TEPAT

ALASAN
TIDAK
TEPAT
JADWAL
OPERASI

KET

IAK 5.
PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA DAN MEDIKASI LAIN

NO

PENGUKURAN/
INDIKATOR

ANGKA PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS LEBIH


DARI 7 HARI PADA PASIEN TB PARU DIRUANG RAWAT
INAP

DIMENSI MUTU

Keselamatan pasien

TUJUAN

DEFINISI
OPERASIONAL

DASAR
PEMIKIRAN

Untuk menggambarkan lama pemberian antibiotika


empiris pada pasien TB paru di ruang rawat inap.
Dianggap suatu kejadian apabila ada pasien TB Paru yang
mendapatkan antibiotika empiris tidak berdasarkan hasil
kultur selama lebih dari 7 hari.
Sesuai nilai nilai akreditasi rumah sakit ada kebijakan
Automatic Stop Order terhadap penggunaan antibiotika.
Apabila sudah digunakan selama 7 hari, antibiotika dapat
dilanjutkan sesuai hasil kultur, hal ini untuk
meminimalkan resistensi antibiotika.
Bulanan

Frekuensi
PENGUMPULAN
DATA
METODOLOGI
Concurrent
PENGUMPULAN
Sampel 20 % dari populasi
DATA
PERIODE ANALISA Triwulan

NUMERATOR

9
10

DENOMINATOR
SUMBER DATA
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi

Jumlah pasien TB Paru yang mendapat antibiotika


empiris selama lebih dari 7 hari
Jumlah pasien TB Paru yang menjadi sampel
Dokumen Rekam Medik Pasien
Pasien TB Paru di ruang rawat inap yang mendapat
antibiotika
Pasien TB Paru di ruang rawat inap yang tidak mendapat
antibiotik

11

TIPE INDIKATOR

Struktur
outcome

12

STANDAR

< 10 %

13

PJ PENGUMPUL
DATA
FORMAT
PENCATATAN

Ka. Instalasi Farmasi

14

Proses

Outcome

Proses dan

CHECK LIST
ANGKA PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA
PASIEN TB PARU LEBIH DARI 7 HARI DI RUANG
RAWAT INAP
TG
L

NAMA
PASIEN

LAMA PEMBERIAN ANTIBIOTIKA


EMPIRIS
KURANG 7
LEBIH 7 HARI
HARI

KETERANGAN
( DIISI NAMA
ANTIBIOTIKA
YANG LEBIH
DARI 7 HARI )

IAK 6.
KESALAHAN MEDIKASI ( MEDICATION ERROR ) DAN KEJADIAN NYARIS
CIDERA ( KNC )
NO
1

PENGUKURAN/
INDIKATOR
DIMENSI MUTU

ANGKA KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN


ANTIBIOTIKA PADA PASIEN RAWAT INAP
Keselamatan pasien

TUJUAN

DEFINISI
OPERASIONAL

DASAR
PEMIKIRAN

Meningkatkan kepatuhan petugas dalam pemberian


injeksi antibiotika secara tepat waktu
Ketepatan waktu pemberian injeksi antibiotika adalah
ketepatan petugas yang merawat pasien dalam
memberikan injeksi antibiotika .
Ketepatan waktu pemberian injeksi antibiotika sangat
mempengaruhi tingkat kesembuhan pasien dalam proses
perawatan.
Bulanan

Frekuensi
PENGUMPULAN
DATA
METODOLOGI
Concurrent
PENGUMPULAN
Sampel 20 % dari populasi
DATA
PERIODE ANALISA Triwulan

NUMERATOR

DENOMINATOR

10

11

SUMBER DATA
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi
TIPE INDIKATOR

12

STANDAR

100 %

13

PJ PENGUMPUL
DATA

Ka Instalasi Rawat inap

INJEKSI

Jumlah pasien rawat inap yang tepat waktu pada


pemberian injeksi antibiotika dalam periode waktu
tertentu.
Jumlah pasien rawat inap yang mendapatkan injeksi
antibiotika pada periode waktu yang sama.
Dokumen keperawatan
Pasien yang mendapat injeksi antibiotika tepat waktu
Struktur
Proses
Outcome
Proses dan
outcome

14

CHECK LIST
ANGKA KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN INJEKSI
ANTIBIOTIKA PADA PASIEN RAWAT INAP

FORMAT
PENCATATAN

TG
L

NAMA
PASIEN

NO.RM

NAMA
ANTIBIOTIK
A

WAKTU INJEKSI
TEPAT

KET

TIDAK
TEPAT

IAK 7.
PENGGUNAAN ANASTESI DAN SEDASI
NO
1

PENGUKURAN/
INDIKATOR
DIMENSI MUTU

ANGKA KELENGKAPAN ASSESMEN


OLEH DOKTER AHLI ANASTESI
Ketepatan waktu. Kesinambungan

TUJUAN

DEFINISI
OPERASIONAL

DASAR
PEMIKIRAN

Frekuensi
PENGUMPULAN
DATA
METODOLOGI
PENGUMPULAN
DATA
PERIODE
ANALISA
NUMERATOR

Mengetahui kepatuhan dokter ahli anastesi dalam


melakukan dokumentasi assesmen pre anastesi pasien.
Kelengkapan assesmen pre anastesi adalah keterisian
semua unsur dalam format assesmen anastesi sebelum
dilakukan proses anastesi pada pasien mulai dari tanggal,
nilai fungsi nafas, satus fisik, analisa operasi, jenis tehnik
anastesi dan tanda tangan dokter anastesi.
Assesmen pre anastesi yang lengkap menggambarkan
kualitas pendokumentasian rekam medic laporan anastesi
dan sebagai komunikasi antar tim kesehatan.
Bulanan

DENOMINATOR

10

SUMBER DATA
Kriteria inklusi

PRE ANASTESI

Metode cek dokumen laporan anastesi

Triwulan
Jumlah laporan anastesi yang terisi lengkap pada periode
waktu tertentu.
Jumlah pasien yang dilakukan operasi
pada periode
waktu yang sama.
Dokumen Rekam Medik Pasien
Semua pasien operasi

Kriteria eksklusi

11

TIPE INDIKATOR

Struktur
outcome

12

STANDAR

100 %

13

PJ PENGUMPUL
DATA
FORMAT
PENCATATAN

Ka. Kamar operasi

14

Proses

Outcome

Proses dan

CHECK LIST
ANGKA KELENGKAPAN ASSESMEN ANASTESI OLEH
DOKTER AHLI ANASTESI
NO

TGL

NAMA
PASIEN

NO.RM

LAPORAN ASSESMEN PRE


ANASTESI
LENGKAP
TIDAK
LENGKAP

KET

IAK 8.
PENGGUNAAN DARAH DAN PRODUK DARAH
N
O
1

PENGUKURAN/
INDIKATOR
DIMENSI MUTU

ANGKA KEJADIAN REAKSI TRANSFUSI DARAH

TUJUAN

DEFINISI
OPERASIONAL

DASAR
PEMIKIRAN

Frekuensi
PENGUMPULAN
DATA
METODOLOGI

Tergambarnya manajemen resiko pada proses transfusi


darah.
Reaksi transfuse darah adalah kejadian tidak diharapkan
( KTD ) yang terjadi akibta transfusi darah, dalam bentuk
reaksi alergi, infeksi akibat transfuse, hemolisis akibat
golongan darah tidak sesuai, atau gangguan system imun
sebagai dampak pemberian transfuse darah.
Kejadian
reaksi
karena
transfuse
darah
dapat
menghambat
penatalaksanaan
dan
pengobatan
selanjutnya pada pasien tersebut dan merupakan salah
satu dari insiden keselamatan pasien.
Bulanan

Efektifitas

Metode cek dokumen pencatatan transfuse dan reaksi

PENGUMPULAN
DATA
PERIODE
ANALISA
NUMERATOR

DENOMINATOR

10 SUMBER DATA
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi

transfuse darah
Triwulan
Jumlah kejadian pasien yang mengalami reaksi transfusi
pada periode waktu tertentu.
Jumlah pasien yang mendapatkan transfusi pada periode
waktu yang sama.
Metode cek dokumen pencatatan transfuse dan reaksi
transfuse darah
Jumlah darah donor yang cocok / compatible dengan
darah resipien tidak tersedia
-

11 TIPE INDIKATOR Struktur


outcome

Proses

Outcome

Proses dan

12 STANDAR

< 0.01 %

13 PJ PENGUMPUL
DATA
14 FORMAT
PENCATATAN

Ka. Rawat inap, Ka. IGD, Ka. Kamar operasi,


Ka. Haemodialisa
CHECK LIST
KEJADIAN REAKSI TRANSFUSI DARAH
NO

TG NAMA NO.
L PASIENRM

JENISDARAH
/
KOMPONEN
DARAH
YANG
DIPESAN

JENIS DARAH/
KOMPONEN
DARAH YANG
MENYEBABKAN
REAKSI
TRANSFUSI

NO
BAG
DARAH

BENTUK
REAKSI
TRANSF
USI
DARAH
YANG
DITIMBU
LKAN

KET

IAK 9.
KETERSEDIAAN, ISI DAN PENGGUNAAN REKAM MEDIK
NO

ANGKA KELENGKAPAN CATATAN LAPORAN OPERASI

PENGUKURAN/
INDIKATOR
DIMENSI MUTU

TUJUAN

DEFINISI
OPERASIONAL

DASAR

Untuk menghindari penundaan laporan operasi yang terisi


lengkap sesuai dengan prosedur pembedahan.
Kelengkapan catatan operasi adalah sudah adanya
laporan operasi yang terisi lengkap sebelum pasien
meninggalkan ruang pulih sadar.
Sudah adanya laporan pelaksanaan operasi dan

Efektifitas, Ketepatan waktu.

PEMIKIRAN

kelengkapannya sebelum pasien pindah dari ruang pulih


sadar akan memberikan informasi dan instruksi yang
jelas dari operator kepada petugas kesehatan lain.
Bulanan

Frekuensi
PENGUMPULAN
DATA
METODOLOGI
PENGUMPULAN
DATA
PERIODE
ANALISA
NUMERATOR

DENOMINATOR

10

SUMBER DATA
Kriteria inklusi
Kriteria eksklusi

11

TIPE INDIKATOR

Struktur
outcome

12

STANDAR

100 %

13

PJ PENGUMPUL
DATA
FORMAT
PENCATATAN

Ka. Kamar operasi

14

Metode cek dokumen laporan operasi

Triwulan
Jumlah pasien yang belum lengkap laporan operasinya
pada periode waktu tertentu.
Jumlah pasien yang dilakukan operasi
pada periode
waktu yang sama.
Metode cek dokumen laporan operasi
Semua pasien operasi
Proses

Outcome

Proses dan

CHECK LIST
ANGKA KELENGKAPAN CATATAN LAPORAN OPERASI
NO

TGL

NAMA
PASIEN

NO.RM

LAPORAN OPERASI
LENGKAP

KET

TIDAK
LENGKAP

IAK 10.
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI, SURVEILANS DAN PELAPORAN
NO

PENGUKURAN/

ANGKA KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI ( ILO )

INDIKATOR
DIMENSI MUTU

PADA OPERASI BERSIH


Keselamatan pasien

TUJUAN

DEFINISI
OPERASIONAL

Terlindungnya pasien dari kejadian infeksi akibat


peralatan yang tidak disterilkan.
ILO adalah infeksi pada luka operasi bersih yang
dilaksanakan di Rumah Sakit ditandai dengan rasa panas,
kemerahan, pengerasan dan keluarnya pus dalam waktu
lebih dari 3 x 24 jam.
Operasi bersih adalah semua jenis operasi yang tidak
mengenai daerah yang dapat menyebabkan terjadinya
infeksi misalnya daerah pencernaan makanan, daerah
ginjal dan saluran kencing, daerah mulut dan tenggorokan
serta daerah saluran kelamin perempuan.
Operasi bersih yang dimaksud disini adalah operasi yang
dipersiapkan lebih dahulu ( bedah elektif ).

DASAR
PEMIKIRAN

Frekuensi
PENGUMPULAN
DATA
METODOLOGI
PENGUMPULAN
DATA
PERIODE
ANALISA
NUMERATOR

DENOMINATOR

Jumlah seluruh operasi bersih dalam periode waktu yang


sama

10

SUMBER DATA
Kriteria inklusi

Dokumen rekam medic


Pasien yang dilakukan operasi bersih di Rumah Sakit
Umum Cut Meutia.
Pasien yang dilakukan operasi di rumah sakit lain
sebelumnya.
Struktur
Proses
Outcome
Proses dan
outcome

Kriteria eksklusi

Infeksi luka operasi merupakan salah satu jenis infeksi


nosokomial yang menunjukkan mutu keperawatan /
pelayanan bedah. Infeksi luka operasi dapat menimbulkan
komplikasi yang dapat menghambat proses penyembuhan
dan bisa memperburuk kondisi pasien
Bulanan

Metode cek dokumen rekam medik pasien

Triwulan
Jumlah infeksi luka operasi bersih dalam periode waktu
tertentu

11

TIPE INDIKATOR

12

STANDAR

< 1,5 %

13

PJ PENGUMPUL

Ka. Kamar operasi

14

DATA
FORMAT
PENCATATAN

ANGKA KEJADIAN INFEKSI LUKA OPERASI ( ILO )


PADA OPERASI BERSIH
NO

TGL

NAMA
PASIEN

NO.RM

LUKA INFEKSI

KET

Anda mungkin juga menyukai