Penyusunan
Program PMKP dan
Manajemen Risiko
dr. Luwiharsih,MSc
5 - 6 JULI 2023
dr. Luwiharsih, MSc
JABATAN :
• Ka Divisi Diklat KARS
• Surveior akreditasi, sejak 1995 - sekarang
• Pembimbing akreditasi, sejak 1995 - sekarang
• Dewan Penilai, sejak 2015 - sekarang
PENDIDIKAN
• S-I Fakultas Kedokteran Unair
• S-II Pasca Sarjana UI, Manajemen RS
PENGALAMAN KERJA
3. Penutup
5 - 6 JULI 2023
KARS
Oversiew
PMKP
STARKES 2022
5 - 6 JULI 2023
Fokus Area
PMKP KARS
a. Pengelolaan Kegiatan
e. Sistem pelaporan dan
Peningkatan Mutu c. Analisis dan Validasi Data
pembelajaran keselamatan
Keselamatan Pasien dan
pasien RS
Manajemen Risiko (PMKPMR)
b. Pemilihan dan
Pengumpulan data Indikator d. Pencapaian dan g. Penerapan Manajemen
Mutu mempertahankan perbaikan Risiko
5 - 6 JULI 2023
Pengelolaan Kegiatan
Peningkatan Mutu
Keselamatan Pasien
dan Manajemen
Risiko (PMKPMR)
5 - 6 JULI 2023
Hierarki kepemimpinan dalam Standar TKRS sbb:
5 - 6 JULI 2023
c. Para Wakil direktur (Pimpinan RS): beberapa orang yang dipilih untuk
membantu Direktur. Apabila RS tidak mempunyai Wakil direktur, maka
kepala bidang / manajer dapat dianggap sebagai pimpinan RS.
a) Menyusun program kerja setiap tahun, yg termasuk di dalamnya ada kegiatan PMKP (TKRS 9)
b) Berpartisipasi dalam meningkatkan mutu dan keselamatan pasien dng melakukan pengukuran INM,
Kepala IMP_RS dan IMP_unit dan memantau serta memperbaiki yan pasien di unit layanannya (TKRS 10)
Unit Klinis
dan c) Menyediakan data utk mengevaluasi kinerja para dokter, perawat dan tenaga kesehatan profesional lainnya
non Klinis menggunakan indikator mutu yang diukur di unit tsb (TKRS 11)
Tugas dan fungsi Komite Mutu, lihat di Sub komite Sub Komite
Sub Komite Mutu Keselamatan pasien Manajemen Risiko
pasal 10 ayat 2), 3), 4), 5)
5 - 6 JULI 2023
Tugas Komite Mutu sesuai STARKES 2022
5 - 6 JULI 2023
Tugas Komite Mutu sesuai STARKES 2022
8. Membuat daftar risiko RS berdasarkan daftar risiko unit-unit di rumah sakit (PMKP 11 EP 2)
9. Membuat profil risiko dan rencana penanganan (PMKP 11 EP 3)
10.Membuat pemantauan terhadap rencana penanganan dan melaporkan kepada direktur dan
representatif pemilik/dewan pengawas setiap 6 (enam) bulan (PMKP 11 EP 4)
11.Menyusun Program manajemen risiko tingkat RS untuk ditetapkan Direktur (PMKP 11 EP 5)
12.Memandu pemilihan minimal satu analisa secara proaktif proses berisiko tinggi yang
diprioritaskan untuk dilakukan Analisa FMEA setiap tahun (PMKP 11 EP 6)
5 - 6 JULI 2023
Komite Medik
Pasal 15 ayat (3)
K
Tata hubungan kerja sebagaimana
O dimaksud pada ayat (2) meliputi:
Komite Keperawatan
O a) tata hubungan kerja dalam
R penerapan peningkatan mutu
Komite D Komite Pencegahan dan Rumah Sakit;
Mutu I pengendalian Infeksi b) tata hubungan kerja dalam
5 - 6 JULI 2023
Tata hubungan kerja Komite Mutu dan Komite PPI
Kegiatan PPI diintegrasikan dng program PMKP Komite/Tim mutu mendukung proses pemilihan
dengan menggunakan indikator yang secara indikator dan melaksanakan koordinasi serta
epidemiologik penting bagi RS. (PPI 12) integrasi kegiatan pengukuran data indikator
mutu dan keselamatan pasien di RS (PMKP 2)
• Regulasi system manajemen data terintegrasi
• Komite mutu melaksanakan koordinasi dan
antara data surveilans & IM
integrasi kegiatan pengukuran serta
• Pertemuan berkala Komite Mutu & Komite PPI
melakukan supervisi ke unit layanan.
utk berkoordinasi
• Komite Mutu mengintegrasikan lap insiden
• Penyampaian hasil analisis data surveilans dari KP, pengukuran budaya keselamatan, &
Komite PPI ke Komite Mutu per 3 bulan lainnya untuk mendapatkan solusi dan
perbaikan terintegrasi
5 - 6 JULI 2023
TATA HUBUNGAN KERJA KOMITE MUTU DNG KOMITE MEDIK
• Direktur bersama-sama dengan pimpinan medis, ketua Komite medik dan Kelompok staf medis terkait
menetapkan paling sedikit 5 (lima) evaluasi pelayanan prioritas standar pelayanan kedokteran.
• Penerapan standar pelayanan kedokteran di RS berdasarkan panduan praktik klinis (PPK) dievaluasi
menggunakan alur klinik/clinical pathway (CP).
• Evaluasi standar pelayanan kedokteran dapat dilakukan melalui audit medis dan atau audit klinis
serta dapat menggunakan indikator mutu.
Komite Mutu
• mengumpulkan data evaluasi standar pelayanan kedokteran yang dilaksanakan dengan
menggunakan indicator mutu, menganalisa dan melakukan interpretasi hasil analisis Bersama-sama
dng komite medis dan atau Kelompok Staf Medis terkait
5 - 6 JULI 2023
Pemilihan
dan
Pengumpulan
data
Indikator Mutu
5 - 6 JULI 2023
PMKP 2
Terlibat dalam pemilihan indikator mutu prioritas
baik ditingkat rumah sakit maupun tingkat unit
layanan
5 - 6 JULI 2023
PMKP 3 INM → RS hanya mengumpulkan, melakukan
Pengukuran Mutu
5 - 6 JULI 2023
Indikator Mutu
Prioritas RS (IMP RS) Pemilihan IM
a) Judul Indikator.
k) Target Pencapaian.
b) Dasar pemikiran.
l) Kriteria inklusi dan eksklusi.
c) Dimensi Mutu. m) Formula.
n) Metode pengumpulan data.
d) Tujuan.
o) Sumber data.
e) Definisi Operasional.
p) Instrumen pengambilan data.
f) Jenis Indikator. q) Populasi / Sampel (Besar sampel dan
5 - 6 JULI 2023
PMKP
Dilakukan staf yg 4 & 4.1
kompeten/terlatih
Pengumpulan data
Menggunakan metode Run Chart, Control Chart, dll
statistik
Agregasi data
Dampak Primer → hasil capaian
Dampak primer & dampak
sekunder Dampak sekunder → Efisiensi
Analysis data
Proses pembelajaran a) RS sendiri dari waktu ke waktu,
menggunakan data base
Informasi peluang- eksternal, b) RS setara, melalui database referensi.
peluang perbaikan c) Standar2 yang diakui
Keamanan & kerahasiaan
d) Praktik-praktik terbaik yang diakui
tetap dijaga saat berkontri-
Rekomendasi perbaikan busi pd database eksternal. • INM → e-report ke Kemenkes
• IKP → e-report ke Kemenkes
• Direktur RS
Hasil analisis dilaporkan • Dewas/representasi pemilik
5 - 6 JULI 2023 • Feedback data ke unit
PMKP 5
a) Pengukuran Indikator mutu baru;
b) Bila data akan dipublikasi ke masyarakat baik melalui website rumah
sakit atau media lain
c) Ada perubahan pada pengukuran yang selama ini sudah dilakukan,
misalnya perubahan profil indikator, instrumen pengumpulan data,
proses agregasi data, atau perubahan staf pengumpul data atau
Validasi
validator
Data
d) Bila terdapat perubahan hasil pengukuran tanpa diketahui sebabnya
e) Bila terdapat perubahan sumber data, misalnya terdapat perubahan
sistem pencatatan pasien dari manual ke elektronik;
f) Bila terdapat perubahan subyek data seperti perubahan umur rata rata
pasien, perubahan protokol riset, panduan praktik klinik baru
diberlakukan, serta adanya teknologi dan metodologi pengobatan baru.
5 - 6 JULI 2023
Pencapaian Dan
Upaya
Mempertahankan
Perbaikan Mutu
5 - 6 JULI 2023
PMK
P
6
Susun
Analysis factor Rencana
Tidak tercapai Perbaikan dilaksanakan
penyebab Perbaikan
5 - 6 JULI 2023
Peningkatan mutu prioritas RS
Memilih
topik
b. Pelayanan Klinis Prioritas
Menerap
Menetap
kan
kan
perbai
Indikator Mutu standar
PPK-CP Audit klinis kan
Prioritas dan atau
RS prioritas
audit medis
5 - 6 JULI 2023
Judul Indikator Kepatuhan Terhadap Alur Klinis (Clinical Pathway)
Dasar 1. Undang-Undang mengenai Praktik Kedokteran
Pemikiran 2. Permenkes mengenai Standar Pelayanan Kedokteran. Utk menjamin kepatuhan dokter atau
dokter gigi di RS terhadap standar pelayanan maka perlu dilakukan monitor kepatuhan
penggunaan clinicalpathway.
3. Kepatuhan terhadap alur klinis/clinical pathway adalah kepatuhan seluruh Profesional Pemberi
Asuhan terhadap alur klinis/clinical pathway yang telah ditetapkan.
4. Pemilihan penyakit yang akan dilakukan pengukuran kepatuhan terhadap alur klinis/clinical
pathway sesuai dengan prioritas nasional adalah:
a. Hipertensi
b. Diabetes melitus
c. TB
d. HIV
e. Keganasan
5. Pemilihan penyakit yg akan dilakukan pengukuran kepatuhan thd alur klinis/clinical pathway utk
RS khusus disesuaikan dng program
5 - 6prioritas
JULI 2023 nasional yg ada & yan prioritas di RS tsb .
Dimensi Mutu Efektif, integrasi
Tujuan Untuk menjamin kepatuhan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) di rumah sakit terhadap
standar pelayanan dan untuk meningkatkan mutu
pelayanan klinis di rumah sakit.
Definisi Operasional 1. Clinical Pathway adalah suatu perencanaan pelayanan terpadu/terintegras yang
merangkum setiap langkah yang diberikan pada pasien, berdasarkan standar
pelayanan medis, standar pelayanan keperawatan dan standar pelayanan Profesional
Pemberi Asuhan (PPA) lainnya yang berbasis bukti dengan hasil terukur, pada jangka
waktu tertentu selama pasien dirawat di Rumah Sakit.
Kepatuhan terhadap clinical pathway adalah proses pelayanan secara terintegrasi yang
diberikan Profesional Pemberi Asuhan (PPA) kepada pasien yang sesuai
dng clinical pathway yang ditetapkan Rumah Sakit.
Jenis Indikator Proses
Satuan Persentase
Pengukuran
5 - 6 JULI 2023
Numerator Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan
(pembilang) clinical pathway
Denominator Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada clinical
(penyebut) pathway yang diobservasi
Target ≥ 80%
Pencapaian
Kriteria: Kriteria Inklusi :
Pasien yang menderita penyakit sesuai batasanruang lingkup clinical pathway
yang diukur
Kriteria Eksklusi :
1. Pasien yang pulang atas permintaan sendiriselama perawatan.
2. Pasien yang meninggal
3. Variasi yang terjadi sesuai dengan indikasiklinis pasien dalam perkembangan
pelayanan.
5 - 6 JULI 2023
Formula Jumlah pelayanan oleh PPA yang sesuai dengan clinical pathway
x 100 %
Jumlah seluruh pelayanan oleh PPA pada
clinical pathway yang diobservasi
Metode Pengumpulan Retrospektif
Data
Sumber Data Data sekunder dari rekam medis pasien
Instrumen Pengambilan Formulir Kepatuhan Clinical Pathway
Data
Besar Sampel 1. Total sampel (apabila jumlah populasi ≤ 30)
2. Rumus Slovin (apabila jumlah populasi > 30)
Cara Pengambilan Probability Sampling – Stratified Random Sampling
Sampel (berdasarkan masing-masing Clinical Pathway)
5 - 6 JULI 2023
Periode Bulanan
Pengumpulan Data
Penyajian Data Tabel
Run chart
Periode Analisis Bulanan, Triwulanan, Tahunan
dan Pelaporan Data
PenanggungJawab Bidang Pelayanan Medik, Komite Medik, Komite Keperawatan dan Komite Tenaga
Kesehatan lain
5 - 6 JULI 2023
Sistem Pelaporan
dan
Pembelajaran
Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
(SP2KP-RS)
5 - 6 JULI 2023
5 - 6 JULI 2023
a) Kejadian tidak diharapkan (KTD) adalah insiden keselamatan pasien yang menyebabkan cedera pada
pasien.
b) Kejadian tidak cedera (KTC) adalah insiden keselamatan pasien yang sudah terpapar pada pasien namun
tidak menyebabkan cedera.
c) Kejadian nyaris cedera (near-miss atau hampir cedera) atau KNC adanya insiden keselamatan pasien yang
belum terpapar pada pasien.
d) Suatu kondisi potensial cedera signifikan (KPCS) adalah suatu kondisi (selain dari proses penyakit atau
kondisi pasien itu sendiri) yang berpotensi menyebabkan kejadian sentinel
e) Kejadian Sentinel adalah suatu kejadian yang tidak berhubungan dengan perjalanan penyakit pasien atau
penyakit yang mendasarinya yang terjadi pada pasien.
PMKP 8
Laporan
Internal &
Eksternal
Sentinel Bentuk Tim Investigator
Merah
KTD RCA
(45 hari) Pimpinan RS
melakukan
KNC RISK
Kuning
Correction
GRA Investigasi
Action
DING Hijau sederhana
KTC (14 hari) Dan
Investigasi memantau
a) Bunuh diri oleh pasien yg sedang dirawat, ditatalaksana, menerima pelayanan di unit yg selalu memiliki staf
sepanjang hari atau dalam waktu 72 jam setelah pemulangan pasien, termasuk dari UGD RS;
d) Penculikan pasien yang sedang menerima perawatan, tata laksana, dan pelayanan;
Kaburnya pasien (atau pulang tanpa izin) dari unit perawatan yg selalu dijaga oleh staf sepanjang hari
e) (termasuk UGD), yg menyebabkan kematian, cedera permanen, atau cedera sementara derajat berat bagi
pasien tersebut;
Reaksi transfusi hemolitik yang melibatkan pemberian darah atau produk darah dengan inkompatibilitas
f) golongan darah mayor (ABO, Rh, kelompok darah lainnya);
5 - 6 JULI 2023
Kejadian juga dapat digolongkan sebagai kejadian sentinel jika terjadi salah satu dari berikut ini:
Pemerkosaan, kekerasan (yg menyebabkan kematian, cedera permanen, atau cedera sementara derajat
g) berat) atau pembunuhan pasien yg sedang menerima perawatan, tata laksana, & layanan ketika berada
dalam lingkungan RS;
Pemerkosaan, kekerasan (yang menyebabkan kematian, cedera permanen, atau cedera sementara derajat
h) berat) atau pembunuhan anggota staf, praktisi mandiri berizin, pengunjung, atau vendor ketika berada dalam
lingkungan RS
i) Tindakan invasif, termasuk operasi yang dilakukan pada pasien yang salah, pada sisi yang salah, atau
menggunakan prosedur yang salah (secara tidak sengaja);
Tertinggalnya benda asing dlm tubuh pasien secara tdk sengaja setelah suatu tindakan invasif, termasuk
j) operasi;
Fluoroskopi berkepanjangan dengan dosis kumulatif >1.500 rad pada satu medan tunggal atau pemberian
l) radioterapi ke area tubuh yang salah atau pemberian radioterapi >25% melebihi dosis radioterapi yang
direncanakan;
Kebakaran, lidah api, atau asap, uap panas, atau pijaran yg tidak diantisipasi selama satu episode perawatan
m) pasien;
Morbiditas ibu derajat berat (terutama tidak berhubungan dengan perjalanan alamiah penyakit pasien atau
o) kondisi lain yang mendasari) terjadi pada pasien dan menyebabkan cedera permanen atau cedera
sementara derajat berat.
5 - 6 JULI 2023
PMKP 9
a). Semua reaksi transfusi yang sudah dikonfirmasi,
b). Semua kejadian serius akibat reaksi obat (adverse drug reaction) yang serius sesuai
yang ditetapkan oleh rumah sakit
c). Semua kesalahan pengobatan (medication error) yang signifikan sesuai yang
ditetapkan oleh rumah sakit
d). Semua perbedaan besar antara diagnosis pra- dan diagnosis pascaoperasi; misalnya Pengumpulan data IKP a) sd h)
diagnosis praoperasi adalah obstruksi saluran pencernaan dan diagnosis
pascaoperasi adalah ruptur aneurisme aorta abdominalis (AAA)
Analysis data IKP
e). Kejadian tidak diharapkan atau pola kejadian tidak diharapkan selama sedasi
prosedural tanpa memandang cara pemberian Pelaporan IKP
f). Kejadian tidak diharapkan atau pola kejadian tidak diharapkan selama anestesi tanpa
memandang cara pemberian
Budaya Keselamatan
Di Rumah Sakit
(TKRS 14 – PMKP 10
5 - 6 JULI 2023
BUDAYA KESELAMATAN RS
• Merupakan suatu lingkungan kolaboratif di mana para dokter saling menghargai satu sama lain, para
pimpinan mendorong kerja sama tim yang efektif dan menciptakan rasa aman secara psikologis serta
anggota tim dapat belajar dari insiden keselamatan pasien, para pemberi layanan menyadari bahwa
ada keterbatasan manusia yang bekerja dalam suatu sistem yang kompleks dan terdapat suatu proses
pembelajaran serta upaya untuk mendorong perbaikan
• Merupakan hasil dari nilai-nilai, sikap, persepsi, kompetensi, dan pola perilaku individu maupun
kelompok yang menentukan komitmen terhadap, serta kemampuan mengelola pelayanan
kesehatan maupun keselamatan
• Budaya keselamatan pasien juga dikenal sebagai budaya yang aman, yakni sebuah budaya organisasi
yang mendorong setiap individu anggota staf (klinis atau administratif) melaporkan hal-hal yang
menghawatirkan tentang keselamatan atau mutu pelayanan tanpa imbal jasa dari RS.
5 - 6 JULI 2023
Perilaku yang tidak mendukung budaya keselamatan
• Perilaku yang tidak layak seperti kata-kata atau bahasa tubuh yang
merendahkan atau menyinggung perasaan sesama staf, misalnya
mengumpat dan memaki.
5 - 6 JULI 2023
Perlakuan yang adil (just culture) ketika terjadi Kesalahan yang dapat diminta
kesalahan, dimana ada saatnya staf tidak pertanggungjawabannya ketika staf dengan
disalahkan ketika terjadi kesalahan, misalnya sengaja melakukan perilaku yang tidak
pada kondisi: diinginkan (perilaku sembrono) misalnya
a) Komunikasi yang kurang baik antara pasien a) Tidak mau melakukan kebersihan tangan.
5 - 6 JULI 2023
RS harus meminta pertanggungjawaban perilaku yang tidak diinginkan
(perilaku sembrono) dan tidak mentoleransinya. Pertanggungjawaban
dibedakan atas:
a) Kesalahan manusia (human error) adalah tindakan yang tidak disengaja yaitu
melakukan kegiatan tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan.
b) Perilaku berisiko (risk behaviour) adalah perilaku yang dapat meningkatkan risiko
(misalnya, mengambil langkah pada suatu proses layanan tanpa berkonsultasi dengan
atasan atau tim kerja lainnya yang dapat menimbulkan risiko).
c) Perilaku berisiko (risk behaviour) adalah perilaku yang dapat meningkatkan risiko
(misalnya, mengambil langkah pada suatu proses layanan tanpa berkonsultasi dengan
atasan atau tim kerja lainnya yang dapat menimbulkan risiko).
5 - 6 JULI 2023
TKRS 13
PMKP 10
a) Perilaku memberikan pelayanan yang aman secara konsisten untuk mencegah terjadinya kesalahan
pada pelayanan berisiko tinggi.
b) Perilaku di mana para individu dapat melaporkan kesalahan dan insiden tanpa takut dikenakan
sanksi atau teguran dan diperlakuan secara adil (just culture)
c) Kerja sama tim dan koordinasi untuk menyelesaikan masalah keselamatan pasien.
d) Komitmen pimpinan RS dalam mendukung staf seperti waktu kerja para staf, pendidikan, metode yg
Program
aman utk melaporkan masalah dan hal lainnya untuk menyelesaikan masalah keselamatan → K-3
Budaya RS .
Keselamatan e) Identifikasi & mengenali masalah akibat perilaku yang tidak diinginkan (perilaku sembrono).
f) Evaluasi budaya secara berkala dng metode seperti kelompok fokus diskusi (FGD), wawancara
dengan staf, dan analisis data.
g) Mendorong kerja sama & membangun sistem, dalam mengembangkan budaya perilaku
yg aman.
h) Menanggapi perilaku yg tidak diinginkan pada semua staf pada semua jenjang di RS,
termasuk manajemen, staf administrasi, staf klinis dan nonklinis, dokter praktisi mandiri,
representasi pemilik dan anggota Dewan pengawas.
5 - 6 JULI 2023
PMKP
10
Program Budaya
Keselamatan Penerapan sesuai Starkes
(f. Evaluasi budaya secara
berkala )
TKRS 14 EP 1
a) Edukasi semua staf di rumah sakit tentang budaya
keselamatan
b) Penyediaan informasi (kepustakaan) terkait budaya
Pengukuran Budaya keselamatan
Keselamatan c) Penyediaan sistem pelaporan bila ada insiden
(PMKP 10 EP 1) terkait budaya keselamatan/perilaku yang tidak
diinginkan
d) IT untuk sistem pelaporan, perpustakaan budaya
Hasil pengukuran budaya keselamatan)
sebagai acuan dalam
e) Menerapkan budaya adil (just culture) terhadap
menyusun program
peningkatan budaya staf yang terkait laporan budaya keselamatan
keselamatan di RS. tersebut.
(PMKP 10 EP 2)
5 - 6 JULI 2023
PMKP 10
Penerapan
Manajemen
Risiko
5 - 6 JULI 2023
Menyusun Program Manajemen
Risiko Tingkat RS utk ditetapkan
Direktur RS (PMKP 11 EP 5)
R
f) PENANGANAN RISIKO I
Pengendalian/control risiko Pembiayaan Risiko
S
Hindari risiko Reduksi Risiko (D) Retensi Risiko I
Segregasi Cegah Risiko (P)
Tranfer Risiko K
Transfer Risiko non asuransi O
5 - 6 JULI 2023
KATAGORI RISIKO
a) RISIKO OPERASIONAL adalah risiko yang terjadi saat RS memberikan pelayanan kepada pasien
baik klinis maupun non klinis.
• Risiko klinis yaitu risiko operasional yg terkait dgn pelayanan kpd pasien (patient safety) meliputi risiko
yg berhubungan dng perawatan klinis & pelayanan penunjang seperti kesalahan diagnostik, bedah atau
pengobatan.
• Risiko non klinis adalah risiko operasional meliputi antara lain risiko PPI (terkait PPI misalnya
sterilisasi, laundry, gizi, kamar jena-zah dll), risiko MFK (terkait dng fasilitas dan lingk, seperti kondisi
bangunan yg membahayakan, risiko yg terkait dng ketersediaan sumber air & listrik, dll. Unit klinis
maupun non klinis dapat memiliki risiko yg lain sesuai dengan proses bisnis / kegiatan yg dilakukan di
unitnya. Misalnya unit humas dapat mengidentifikasi risiko reputasi dan risiko keuangan
5 - 6 JULI 2023
b) Risiko Keuangan; risiko kepatuhan (terhadap hukum dan peraturan yang
berlaku);
5 - 6 JULI 2023
Program manajemen risiko RS harus disusun a) Komunikasi dan konsultasi.
setiap tahun berdasarkan Daftar risiko yang b) Menetapkan konteks.
diprioritaskan dalam profil risiko meliputi:
c) Identifikasi risiko sesuai kategori risiko pd poin a - e
d) Analisa risiko.
e) Evaluasi risiko.
Nama Unit :
Tgl Supervisi. :
Pelaksana Supervisi :
AKAR MASALAH
N KATAGORI PERNYATAAN DAMPAK PROBABILITAS CONTROLLABIL SCORIN RANKIN
(PENYEBAB UTAMA
O RISIKO RISIKO (D) (P) ITY (C) G G
RISIKO)
1 2 3 4 5 6 7 8= 9
(5X6X7)
1 2 3 4 5 6 7 8 9
5 - 6 JULI 2023
PROGRAM
PENINGKATAN MUTU
RUMAH SAKIT
- Mutu,
- Keselamatan Pasien
- Manajemen Risiko
5 - 6 JULI 2023
PENJELASAN
1. Dengan adanya sub komite mutu, sub komite keselamatan pasien, sub komite manajemn risiko,
apakah program peningkatan mutu, keselamatan pasien dan manajemen risiko dapat dijadikan
satu program atau merupakan program yang terpisah → RS YANG MENETAPKAN.
2. ALTERNATIF PENYUSUNAN:
2.1. Program Peningkatan Mutu, Keselamatan Pasien dan Manajemen Risiko menjadi satu
program
2.2. Program Peningkatan Mutu & Keselamatan Pasien menjadi satu program, sedangkan
Manajemen Risiko merupakan program terpisah/sendiri → 2 program
2.3. Program Peningkatan Mutu, Program Keselamatan Pasien dan Program Manajemen
Risiko merupakan program yang terpisah (sendiri-2) → 3 program
5 - 6 JULI 2023
Sistematika program
1. Pendahuluan
2. Latar belakang
3. Tujuan umum dan tujuan khusus
4. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
5. Cara melaksanakan kegiatan
6. Sasaran
7. Jadwal pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
9. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Contoh sistematika Program mutu RS yg meliputi mutu,
keselamatan pasien (KP) dan manajemen risiko (MR)
1. Pendahuluan
2. Latar belakang → justifikasi kenapa perlu program mutu yg meliputi mutu, KP,
MR, bila RS mempunyai data capaian mutu, data IKP dan manrisk, dll baik data
internal RS naupun data eksternal RS (data Kab/Kota/Propinsi/Indonesia/Luar
negeri)
3. Tujuan umum & khusus → utk mutu, KP dan MR → Mengingat untuk mencapai
tujuan diperlukan Langkah-2 kegiatan maka dalam Menyusun Tujuan Umum dan
khusus harus sudah memikirkan Langkah-Langkah kegiatan yg akan dilakukan
(Lihat poin nomer 4)
5 - 6 JULI 2023
Contoh sistematika Program mutu RS yg meliputi mutu,
keselamatan pasien (KP) dan manajemen risiko (MR)
4.2. Keselamatan Pasien RS (PMKP 1) manajemen risiko dijadikan satu, untuk memudahkan
sub komite mutu, keselamatan pasien dan manajemen
4.3. Manajemen Risiko RS (PMKP 12) risiko melaksanakan kegiatan sesuai tupoksinya maka
kegiatan pokok dan rincian kegiatan dapat dipisah
menjadi sub program dapat juga tetap menjadi satu,
Komite Mutu yang menetapkan pilihan
5 - 6 JULI 2023
4. Kegiatan pokok program PMKP meliputi tapi tidak terbatas
(lihat maksud dan tujuan PMKP 1)
a) Pengukuran mutu indikator termasuk Indikator nasional mutu (INM), indikator mutu prioritas
RS (IMP RS) & indikator mutu prioritas unit (IMP-Unit). → PMKP 3 & TKRS 4 & 5
c) Mengurangi varian dalam praktek klinis dengan menerapkan PPK / Algoritme / Protokol dan
melakukan pengukuran dengan clinical pathway. → PMKP 7
d) Mengukur dampak efisiensi dan efektivitas prioritas perbaikan terhadap keuangan dan
sumber daya mis. SDM. → TKRS 5
4. Kegiatan pokok program PMKP meliputi tapi tidak terbatas
(lihat maksud dan tujuan PMKP 1)
i) Mengkomunikasikan hasil pengukuran mutu meliputi masalah mutu dan capaian data
kepada staf. TKRS 4
Rincian Kegiatan
a) Pengukuran mutu indikator termasuk • Pemilihan Prioritas perbaikan RS& Unit Sub Komite Mutu
Indikator nasional mutu (INM), indikator • Pemilihan IMP RS & unit
mutu prioritas RS (IMP RS) & indikator • Penyusunan Profil IMP RS & unit
mutu prioritas unit (IMP-Unit). → PMKP • Pengumpulan data INM, IMP RS & unit
3 & TKRS 4 & 5 • Agregasi data
• Analisis data
• E-report INM ke Kemenkes
5 - 6 JULI 2023
Rincian Kegiatan
No Kegiatan Rincian Kegiatan PJ
b) Meningkatkan perbaikan mutu &n - Mengidentifikasi peluang perbaikan dari Sub Komite Mutu
mempertahankan perbaikan hasil analisis data
berkelanjutan. → PMKP 8 - Menyusun rencana perbaikan
- Melakukan PDSA
- Melakukan monitoring pelaksanaan
perbaikan
c) Mengurangi varian dalam praktek klinis • Menetapkan PPK prioritas Sub Komite Mutu
dengan menerapkan PPK / Algoritme / • Menyusun Clinical Pathway
Protokol dan melakukan pengukuran • Edukasi implementasi CP
dengan clinical pathway. → PMKP 7 • Evaluasi CP dang IM
• Melakukan audit medis dan atau audit
klinis
5 - 6 JULI 2023
Rincian Kegiatan
No Kegiatan Rincian Kegiatan PJ
d) Mengukur dampak efisiensi dan Melakukan analisis dampaak primer dan Sub Komite Mutu
efektivitas prioritas perbaikan terhadap dampak sekunder
keuangan dan sumber daya mis. SDM.
→ TKRS 5
e) Pelaporan dan Analisa Insiden Menyusun laporan ke direktur RS dan ke Sub Komite Mutu
Keselamatan pasien → PMKP 9 representasi pemilik/pemilik
f) Penerapan Sasaran keselamatan • Memilih IM_SKP (lihat Prioritas Sub Komite Mutu
pasien. → bab SKP perbaikan)
• Melalukan pengukuran
• Analisis data
• Pelaporan
5 - 6 JULI 2023
Rincian Kegiatan
No Kegiatan Rincian Kegiatan PJ
g) Evaluasi kontrak klinis dan kontrak • Menetapkan IM untuk evaluasi kontrak Sub Komite Mutu
manajemen. TKRS 6 klinis dan kontrak manajemen
• Pengumpulan data
• Analisis data
• RTL
h) Pelatihan semua staf sesuai perannya • Pelatihan anggota Komite Mutu Sub Komite Mutu
dalam program PMKP. • Pelatihan PJ Mutu unit
• Pelatihan Staf pengumpul data dan
validator
k) Pelaporan IKP
l) Analisis IKP
o) Penyusunan laporan
5 - 6 JULI 2023
Rincian Kegiatan
No Kegiatan Rincian Kegiatan PJ
Penanganan risiko
5 - 6 JULI 2023
Contoh sistematika Program mutu RS yg meliputi mutu,
keselamatan pasien dan manajemen risiko
2. Pengumpulan data indicator mutu harus dilakukan oleh staf yang kompeten dan sudah
mengikuti pelatihan.
3. Edukasi staf terkait dengan pelaporan IKP dan insiden terkait manajemen risiko, perlu
dilakukan
4. Hasil analisis perlu ditindaklanjuti dengan rencana perbaikan yang dilaksanan dan
dilakukan monitoring.
dr Luwiharsih,MSc
WA 0811151142
5 - 6 JULI 2023