Anda di halaman 1dari 27

CURRICULUM VITAE

• Pendidikan Dokter Umum FK UNS


• Pendidikan Spesialis BTKV FKUI
• Konsultan Vaskular Endovaskular, Kolegium BTKV
• Fakultas Hukum STIH IBLAM
• Magister Hukum Kesehatan UPN Veteran
• Doktor Hukum Universitas Borobudur
• LEMHANAS RI Angkatan II / 2022
• Sekretaris Jendral HBTKVI
• Ketua Komnas Kesehatan
• Ketua IVAA
• Ketua MKDKI 4
MAJELIS
KEHORMATAN
DISIPLIN
KEDOKTERAN
INDONESIA

Penegakan Disiplin Profesi dan Sabtu 20 Agustus 2022 @Aula RS Panti Nirmala

Pengadilan Medis
di Era UU no. 17 tahun 2023
Dr. dr. Prasetyo Edi, Sp. BTKV, Subsp. VE (K), FIHA,. M.H.

Ketua MKDKI 4
Dalam UU Existing, RUU
Kesehatan
Diatur selalu didasari;
“KESALAHAN”
“KELALAIAN”
• Ps 58 ayat 1 UU 36 / 2009
• Ps 84 UU 36 / 2014
• Ps 359 dan 360 KUHP
• Ps 46 UU 44 /2009
• Ps 440 UU 17 / 2023
Undang Undang no. 17 tahun 2023
Pasal 440

(1) Setiap Tenaga Media atau Tenaga Kesehatan yang melakukan kealpaan
yang mengakibatkan Pasien luka berat dipidana dengan pidana paling
lama 3 (tiga) tahun atau pidana denda paling banyak Rp. 250.000.000,-
(dua ratus lima puluh juta rupiah)
(2) Jika kealpaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mengakibatkan
kematian, setiap Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling
banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
Jumlah Pengaduan yang masuk ke MKDKI
2019-2022
Tidak Bersalah Bersalah
25
kompetensi =19

11
Non kompetensi = 6
Dokter Umum
Dokter Spesialis

23

94
DATA PENGADUAN MKDKI TAHUN 2022 DAN TAHUN 2023
Sampai september 2023

DATA TAHUNAN

MELANGGAR DISIPLIN TOTAL PENGADUAN YANG


JUMLAH PENGADUAN SUDAH
TAHUN BERPROSES BERPROSES
MASUK DIBACAKAN
YA TIDAK
DITAHUN 2023

2022 34
34 13 21 0
20
2023 22
2 0 2 20

Dari 36 pengaduan yang sudah dibacakan terdiri dari:


13 pengaduan ditemukan pelanggaran disiplin pada tahun 2022
21 pengaduan tidak ditemukan pelanggaran disiplin pada tahun 2022
34 pengaduan tahuan 2022 sudah selesai dibacakan
2 pengaduan tidak ditemukan pelanggaran disiplin tahun 2023
20 pengaduan tahun 2023 masih berproses

Total pengaduan yang masih berproses di tahun 2023 berjumlah 20 pengaduan


13 pengaduan pada tahun 2022 yang MELANGGAR KAIDAH
ditemukan pelanggaran disiplin terhadap
Teradu Perkonsil 4 Tahun 2011 tentang Disiplin Profesional
Dokter dan Dokter Gigi

1. dr. Sp.OT Pasal 3 ayat 2 huruf h KOMPETENSI DILUAR HURUF


2. dr. Sp.B.KBD Pasal 3 ayat (2) huruf a, c, d, f, h, i, o dan r HURUF A - F A-F
TERADU
3. dr. Sp.B Pasal 3 ayat (2) huruf a, i dan z
4. dr. Sp.B.KBD Pasal 3 ayat (2) huruf a, f, i dan o DOKTER UMUM 3 4
5. dr. Sp.An, Pasal 3 ayat (2) huruf a, b, f, i dan o
6. dr. Sp.JP, Pasal 3 ayat (2) huruf a, b, f dan h SP. OG 3 3
7. dokter umum Pasal 3 ayat (2) huruf a, e, f dan h
8. dokter umum Pasal 3 ayat (2) huruf a, e, f dan h SP. B 2 1
9. dokter gigi Pasal 3 ayat (2) huruf r
10. dokter umum Pasal 3 ayat (2) huruf r SP. AN 2 1
11. dr. Sp. N Pasal 3 ayat (2) Huruf r
12. dr. Sp. N Pasal 3 ayat (2) Huruf f SP. B 2 1
13. dr. Sp.PD Pasal 3 ayat (2) huruf e
SP. JP 1 1
14. Dokter umum Pasal 3 ayat (2) huruf b dan f
15. Dokter umum Pasal 3 ayat (2) huruf b dan f SP. N 2
16. Dr. Sp.A Pasal 3 ayat (2) huruf e
17. dr. Sp. B Pasal 3 ayat (2) huruf a dan f SP. OT 1
18. dr. Sp.PD Pasal 3 ayat (2) huruf a dan f
19. dr. Sp.OG Pasal 3 ayat (2) huruf b dan h DRG 1
20. dr. Sp.An Pasal 3 ayat (2) huruf b
21. dr. Sp.OG Pasal 3 ayat (2) huruf h SP. A 1
22. dr. Sp.OG Pasal 3 ayat (2) huruf f dan h
Rekomendasi
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TENAGA KESEHATAN

• Tenaga Medis dan Tenaga kesehatan dapat menghentikan


pelayanan kesehatan apabila memperoleh perlakukan
yang tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia, • Termasuk perlindungan hukum yang diberikan
moral, kesusilaan, serta nilai nilai sosial budaya, termasuk kepada Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
tindakan kekerasan, pelecehan, dan perundungan dalam melaksanakan kegiatan investigasi dan
memasuki wilayah atau mendapatkan akses
• Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang melaksanakan kepada masyarakat tertentu yang diduga sakit
upaya penanggulangan KLB dan Wabah berhak atas akibat penyakit atau masalah kesehatan yang
perlindungan hukum dan keamanan serta jaminan berpotensi menimbulkan KLB, atau akibat
kesehatan dalam melaksanakan tugasnya penyakit yang berpotensi menimbulkan wabah

• Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung Jawab atas ketersediaan sumber daya, fasilitas dan
pelaksanaan pelayanan kesehatan pada bencana secara menyeluruh dan berkesinambungan.

• Tenaga medis dan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan dalam rangka Tindakan penyelamatan
nyawa atau pencegahan kedisabilitasan seseorang pada keadaan Gawat Darurat dan/atau pada bencana
DIKECUALIKAN DARI TUNTUTAN GANTI RUGI
PERLINDUNGAN HUKUM BAGI RS
DASAR PERLINDUNGAN PASAL 191 Huruf e dan f:
Rumah Sakit mempunyai hak :
e. Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian
f. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan pelayanan kesehatan

RUMAH SAKIT TIDAK DAPAT DITUNTUT

DALAM HAL :
• Rumah Sakit tidak bertanggung jawab secara hukum apabila pasien dan/atau keluarganya
menolak atau menghentikan pengobatan yang dapat berakibat kematian Pasien setelah adanya
penjelasan medis yang komprehensif
• Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas dalam rangka menyelamatkan
nyawa manusia
Logika Koherensi-Korespondensi-Pragmatis Penegakkan
Disiplin Dalam UU Pradok
Terminologi “Pembinaan dan Sosialisasi”
Pasal 55 ayat (1) UU Pradok
Untuk menegakkan disiplin dokter dan dokter gigi dalam penyelenggaraan praktik
kedokteran, dibentuk Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.
Ayat (1)
Yang dimaksud dengan “penegakan disiplin” dalam ayat
ini adalah penegakan aturan-aturan dan/atau ketentuan
penerapan keilmuan dalam pelaksanaan pelayanan
1. Mendirikan
yang harus diikuti oleh dokter dan dokter gigi.
2. Menaruh (meletakkan) tegak lurus
3. Menjadikan (menyebabkan) tegak
4. Mengusahakan supaya tetap berdiri; mempertahankan, memelihara dan
mempertahankan, mewujudkan atau melaksanakan cita-cita
5. Memegang teguh atau mempertahankan
6. Mengukuhkan atau memperteguh
(KBBI)
Bab VII Perkonsil 50/2017 : Pemeriksaan Awal
KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA memeriksa persyaratan pengadu dan pengaduan
MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN K E D O K T E R A N INDONESIA
^ ' ' " ^ ^ ^ " ^ " ^ " ' ^ * * ^ / / V D O / V £ S / A N MEDICAL DISCIPLINARY BOARD ^ ^ ^ ^ w ^ ^ Ps 37 - 43 Perkonsil 50/2017 : Verifikasi & Laporan Verifikasi
ALUR PENANGANAN PENGADUAN PELANGGARAN DISIPLIN mengunjungi fasyankes, wawancara, pulbaket
DOKTER DAN DOKTER GIGI laporan verifikasi bersifat rahasia dan hanya dipergunakan dalam persidangan
Perkonsil 50 tahun 2017
NOMOR1056/U/MKDKI/VII/2018
Ps 44 Perkonsil 50/2017 : Pemeriksaan Pengadu
I. MENERIMA
PENGADUAN
alasan pengadu, alat bukti & saksi yang diajukan
II. MEMERIKSA
PENGADUAN MPD berwenang menggali diluar pokok aduan
TIDAK
PUTUSAN SELA Pasal 52
1) Pengadu atau Kuasa Pengadu dapat mencabut Pengaduan sebelum atau pada
saat sidang Pemeriksaan Pengadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (1).
2) Pencabutan Pengaduan setelah sidang Pemeriksaan Pengadu tidak dapat diterima
dan pemeriksaan Pengaduan tetap dilanjutkan.
PEMERIKSAAN
PENGADU

Ps 63 Perkonsil 50/2017 : Saksi yang berprofesi sbg dr/drg


TIDAK
PUTUSAN SELA

kewajiban untuk datang memenuhi panggilan sidang


sanksi apabila tidak datang setelah 2x panggilan
t ''MHiillillliiyii ' 1 Ps 64-68 Perkonsil 50/2017 : Pemeriksaan Ahli dari MPD
PEMERIKSAAN TERADU
USULAN AHLI
Bebas konflik kepentingan, saksi apabila tidak memenuhi panggilan sidang
10 DAN/ATAU
TANGGAPAN AKH
DARI TERADU
MPD berhak memanggil ahli ‘ketiga’ setelah pemeriksaan Ahli dari Teradu
Ps 69-76 Perkonsil 50/2017 : Pemeriksaan Teradu
11
Apabila Teradu lebih dari satu, diperiksa sendiri2
III. MEMUTUSKAN
PENGADUAN 12 PUTUSAN AKHIR
Teradu berhak didampingi kuasa/pendamping
13 BACA PUTUSAN
Teradu berhak mengajukan ahli
Teradu berhak menyampaikan tanggapan akhir (paling lambat 14 hari pasca sidang)
Teradu berhak meminta sidang pemeriksaan ulang
LAMPIRAN PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011
TENTANG DISIPLIN PROFESIONAL DOKTER DAN DOKTER GIGI
1. melakukan Praktik Kedokteran dengan tidak kompeten;
2. tidak merujuk pasien kepada Dokter atau Dokter Gigi lain yang memiliki kompetensi yang sesuai;
Terkait dengan 3. mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga kesehatan tertentu yang tidak memiliki kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut;
pelanggaran Disiplin 4. menyediakan Dokter atau Dokter gigi pengganti sementara yang tidak memiliki kompetensi dan kewenangan yang sesuai atau tidak melakukan pemberitahuan perihal
penggantian tersebut;
Profesional Dokter dan 5. menjalankan Praktik Kedokteran dalam kondisi tingkat kesehatan fisik ataupun mental sedemikian rupa sehingga tidak kompeten dan dapat membahayakan pasien;
Dokter Gigi, maka pada
6. tidak melakukan tindakan/asuhan medis yang memadai pada situasi tertentu yang dapat membahayakan pasien;
hakikatnya dapat 7. melakukan pemeriksaan atau pengobatan berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien;
dikelompokkan dalam 3 8. tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis, dan memadai (adequate information) kepada pasien atau keluarganya dalam melakukan Praktik Kedokteran;
9. melakukan tindakan/asuhan medis tanpa memperoleh persetujuan dari pasien atau keluarga dekat, wali, atau pengampunya;
(tiga) hal, yaitu: 10. tidak membuat atau tidak menyimpan rekam medis dengan sengaja;
11. melakukan perbuatan yang bertujuan untuk menghentikan kehamilan yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
1.melaksanakan Praktik 12. melakukan perbuatan yang dapat mengakhiri kehidupan pasien atas permintaan sendiri atau keluarganya;
13. menjalankan Praktik Kedokteran dengan menerapkan pengetahuan, keterampilan, atau teknologi yang belum diterima atau di luar tata cara Praktik Kedokteran yang layak;
Kedokteran dengan 14. melakukan penelitian dalam Praktik Kedokteran dengan menggunakan manusia sebagai subjek penelitian tanpa memperoleh persetujuan etik (ethical
tidak kompeten; clearance) dari lembaga yang diakui pemerintah;
15. tidak melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, padahal tidak membahayakan dirinya, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan
2.tugas dan tanggung mampu melakukannya;
16. menolak atau menghentikan tindakan/asuhan medis atau tindakan pengobatan terhadap pasien tanpa alasan yang layak dan sah sesuai dengan ketentuan
jawab profesional etika profesi atau peraturan perundang-undangan yang berlaku;
17. membuka rahasia kedokteran;
pada pasien tidak 18. membuat keterangan medis yang tidak didasarkan kepada hasil pemeriksaan yang diketahuinya secara benar dan patut;
dilaksanakan dengan 19. Turut serta dalam perbuatan yang termasuk Tindakan penyiksaan (torture) atau eksekusi hukuman mati;
20. meresepkan atau memberikan obat golongan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya yang tidak sesuai dengan ketentuan etika profesi atau peraturan perundang-
baik; dan undangan yang berlaku;

3.berperilaku tercela
yang merusak 21. melakukan pelecehan seksual, tindakan intimidasi, atau tindakan kekerasan terhadap pasien dalam penyelenggaraan Praktik Kedokteran;
22. menggunakan gelar akademik atau sebutan profesi yang bukan haknya;
martabat dan 23. menerima imbalan sebagai hasil dari merujuk, meminta pemeriksaan, atau memberikan resep obatlalat kesehatan;
kehormatan profesi 24. mengiklankan kemampuan/pelayanan atau kelebihan kemampuanl pelayanan yang dimiliki baik lisan ataupun tulisan yang tidak benar atau menyesatkan;
25. adiksi pada narkotika, psikotropika, alkohol, dan zat adiktif lainnya;
kedokteran / 26. berpraktik dengan menggunakan surat tanda registrasi, surat izin praktik, dan/atau sertifikat kompetensi yang tidak sah atau berpraktik tanpa memiliki surat izin praktik
kedokteran gigi. sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
27. tidak jujur dalam menentukan jasa medis;
28. tidak memberikan informasi, dokumen, dan alat bukti lainnya yang diperlukan MKDKI I MKDKI-P untuk pemeriksaan atas pengaduan dugaan pelanggaran Disiplin Profesional
Dokter dan Dokter Gigi;
Pasal 305
ayat 1

Pasal 304 ayat 2


&4

Pasal 304 Pasal


ayat 3 307
Kaidah Kompetensi Kaidah Irisan Hukum dan Displin
1. Melakukan Praktik Kedokteran dengan tidak
kompeten 7. Melakukan perbuatan yang bertujuan untuk
2. Tidak melakukan tindakan/asuhan medis yang menghentikan kehamilan yang tidak sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang
memadai pada situasi tertentu yang dapat
berlaku;
membahayakan pasien;
8. Melakukan perbuatan yang dapat mengakhiri
3. Menjalankan Praktik Kedokteran dalam kondisi kehidupan pasien atas permintaan sendiri atau
tingkat kesehatan fisik ataupun mental sedemikian keluarganya;
rupa sehingga tidak kompeten dan dapat 9. Turut serta dalam perbuatan yang termasuk tindakan
membahayakan pasien; penyiksaan (torture) atau eksekusi hukuman mati;
4. Tidak merujuk pasien kepada Dokter atau Dokter 10. Meresepkan atau memberikan obat golongan
Gigi lain yang memiliki kompetensi yang sesuai; narkotika, prsikotropika, dan zat adiktif lainnya yang
5. Mendelegasikan pekerjaan kepada tenaga tidak sesuai dengan ketentuan etika profesi atau
peraturan perundang-undangan yang berlaku;
kesehatan tertentu yang tidak memiliki kompetensi
untuk melaksanakan pekerjaan tersebut; 11. Melakukan pelecehan seksual, tindakan intimidasi,
atau tindakan kekerasan terhadap pasien dalam
6. Menyediakan Dokter atau Dokter gigi pengganti penyelenggaraan Praktik Kedokteran
sementara yang tidak memiliki kompetensi dan
12. Adiksi pada narkotika, psikotropika, alkohol dan zat
kewenangan yang sesuai atau tidak melakukan
adiktif lainnya.
pemberitahuan perihal penggantian tersebut.
Kaidah Irisan Tenaga Medis, Tenaga Kesehatan Dan Fasyankes Kaidah Kompetensi
Sebagai Dasar Utama Putusan MPD (Majelis Pemeriksa Disiplin) Kedokteran

13. Melakukan pemeriksaan atau pengobatan berlebihan yang tidak 20. Menolak atau menghentikan tindakan/asuhan medis atau tindakan
sesuai dengan kebutuhan pasien; pengobatan terhadap pasien tanpa alasan yang layak dan sah sesuai
14. Tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis, dan memadai dengan ketentuan etika profesi atau peraturan perundang-undangan
(adequate information) kepada pasien atau keluarganya dalam yang berlaku
melakukan Praktik Kedokteran 21. Membuka rahasia kedokteran
15. Melakukan tindakan/asuhan medis tanpa memperoleh persetujuan 22. Membuat keterangan medis yang tidak didasarkan kepada hasil
dari pasien atau keluarga dekat, wali, atau pengampunya; 1 pemeriksaan yang diketahuinya secara benar dan patut;
16. Tidak membuat atau tidak menyimpan rekam medis dengan 23. Menerima imbalan sebagai hasil dari merujuk, meminta pemeriksaan,
sengaja atau memberikan resep obat/alat kesehatan
17. Menjalankan Praktik Kedokteran dengan menerapkan 24. Menggunakan gelar akademik atau sebutan profesi yang bukan haknya
pengetahuan, keterampilan, atau teknologi yang belum diterima
25. Mengiklankan kemampuan/pelayanan atau kelebihan
atau di luar tata cara Praktik Kedokteran yang layak;
kemampuan/pelayanan yang dimiliki baik lisan ataupun tulisan yang
18. Melakukan penelitian dalam praktik kedokteran dengan tidak benar atau menyesatkan
menggunakan manusia sebagai subjek penelitian tanpa
26. Berpraktik dengan menggunakan surat tanda registrasi, surat izin
memperoleh persetujuan etik (ethical clearance) dari lembaga yang
praktik, dan/atau sertifikat kompetensi yang tidak sah atau berpraktik
diakui pemerintah;
tanpa memiliki surat izin praktik sesuai dengan ketentuan peraturan
19. Tidak melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusian, perundangundangan yang berlaku;
padahal tidak membahayakn dirinya, kecuali bila ia Kaidah
27. Tidak jujur dalam menentukan jasa medis;
Kompetensi Sebagai Dasar Utama Putusan MPD (Majelis Pemeriksa
Disiplin) Kedokteran 196 yakin ada orang lain yang bertugas dan 28. Tidak memberikan informasi, dokumen, dan alat bukti lainnya yang
mampu melakukannya diperlukan MKDKI I MKDKI-P untuk pemeriksaan atas pengaduan
dugaan pelanggaran Disiplin Profesional Dokter dan Dokter Gigi.
Penegakan Hukum SDM Kesehatan Lingkup Pidana dan Perdata
PIDANA Alur Ketentuan
Tenaga Medis atau tenaga Penyidik PNS/penyidik Kepolisian mengukan permohonan secara tertulis
kesehatan yang diduga kepada MAJELIS
melakukan perbuatan yang
Dasar
melanggar hukum dalam
Rekomendasi Majjelis memberi rekomendasi paling lama 14 hari kerja
pelaksanaan pelayanan
Pelaksanaan
kesehatan
praktik keprofesian
yang dilakukan Rekomendasi Majelis dapat Berupa :
Dapat dikenai oleh tenaga medis - Dapat dilakukan penyidikan
SANKSI PIDANA atau tenaga - Tdak dapat dilakukan penyidikan
kesehatan atau
tidak sesuai Alur Ketentuan
PERDATA dengan standar
Tenaga Medis dan Tenaga profesi dan standar Tenaga medis, tenaga kesehatan atu orang yang diberikan kuasa
Kesehatan yang dimintai pelayanan mengajukan permohonan secara tertulis atas gugatan yang diajukan
pertanggungjawaban atas prosedur Kepada MAJELIS
tindakan/ perbuatan operasional
berkaitan dengan Majjelis memberi rekomendasi paling lama 14 hari kerja
pelaksanaan pelayanan
kesehatan yang merugikan
pasien Apabila MAJELIS TIDAK MEMBERIKAN REKOMENDASI DALAM JANGKA
WAKTU 14 HARI, Majelis dianggap telah memberikan rekomendasi untuk
Dapat diproses secara PERDATA
dapat dilakukan penyidikan atas tindak pdana
Alur Permohona Surat
Rekomendasi MKDKI
MAJELIS
KEHORMATAN
DISIPLIN
KEDOKTERAN
INDONESIA

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai