Anda di halaman 1dari 46

UNDANG-UNDANG TENTANG KESEHATAN

Jakarta, 08 September 2023

Dr. Sundoyo, S.H., M.K.M., M.Hum.


Staf Ahli Menteri Bidang Hukum Kesehatan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

1
Tahapan Penyusunan UU Kesehatan

14 Februari 2023
15 Desember 2022 Desember 2022 7 Februari 2023 Rapat Paripurna 7 Maret 2023
Penetapan Prolegnas Penyusunan draft oleh Pengambilan keputusan pengambilan keputusan DPR mengirimkan draft
RUU Kesehatan Baleg di tingkat Baleg RUU menjadi inisiatif RUU ke Presiden
DPR

9 Maret-4 April 2023 9 Maret 2023


19 Juni 2023 10 April-18 Juni 2023 5 April 2023
Penyusunan DIM Surpres penunjukan
Raker pengambilan Pembahasan Panja- Penyerahan DIM
Pemerintah dibarengi wakil pemerintah
keputusan Tingkat I Timus-Timsin Pemerintah ke DPR
public hearing untuk membahas RUU

11 Juli 2023 8 Agustus 2023


Raker Pengambilan UU No 17/ 2023
Keputusan Tingkat II Kesehatan
Proses Penyusunan PUBLIC HEARING
UU Kesehatan
(Omnibus Law) di DPR PUBLIC HEARING

Partisipasi masyarakat sudah


PROLEGNAS 2020-2024 dilakukan pada tahap Penyusunan
Kutipan dokumen Prolegnas:
RUU dan dipublikasikan oleh
DPR secara online
(https://www.dpr.go.id/uu/prolegnas)
UU Kesehatan dengan metode Omnibus masuk dalam
Prolegnas Prioritas tahun 2023. Meaningful Participation :

Perencanaan penyusunan RUU prioritas 2023 ❖ Kementerian/Lembaga terkait bidang


(Pasal 42A UU 13/2022) Kesehatan;
❖ Perkumpulan Konsultan Hukum
Medis dan Kesehatan (PKHMK);
❖ Organisasi Profesi Tenaga Kesehatan
(IDI; PDGI; IBI; PPNI; IAI: IAKMI;
❖ Perhimpunan (Persakmi; PAFI) dan
Asosiasi (AIPKI; ARSPI; PERSI);
❖ Forum Masyarakat/Badan
Hukum/Kelompok Pemerhati
Kesehatan/dll.
PENYUSUNAN DIM Dasar Kebijakan Meaningful Participation
PEMERINTAH dalam pembentukan UU:
Pasal 96 ayat (1) dan ayat (3) UU 13/2022 menyatakan :
Meaningful (1) Masyarakat berhak memberikan masukan secara lisan dan/atau tertulis
Participation dalam Pembentukan Peraturan Perundang-undangan.”
(3) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah orang
perseorangan atau kelompok orang yang mempunyai kepentingan atas
substansi Rancangan Peraturan Perundang-undangan.
PENYUSUNAN DIM PEMERINTAH

Partisipasi dilakukan secara tertib dan bertanggung jawab dengan memenuhi


tiga prasyarat yaitu :
1. hak untuk didengarkan pendapatnya (right to be heard);
2. hak untuk dipertimbangkan pendapatnya (right to be considered); dan
3. hak untuk mendapatkan penjelasan atau jawaban atas pendapat yang
diberikan (right to be explained).

Partisipasi publik tersebut terutama diperuntukan bagi kelompok


masyarakat yang terdampak langsung atau memiliki perhatian terhadap
rancangan undang undang yang sedang dibahas; seperti dari Organisasi
Profesi, Serikat Pekerja, dll.
5
Meaningful PESERTA MEANINGFUL PARTICIPATION
Participation
Kementerian/Lembaga terkait bidang
1 Kesehatan;
Telah dilakukan

Meaningful Organisasi Profesi Tenaga Kesehatan


115 kali 2 (IDI; PDGI; IBI; PPNI; IAI; IAKMI);
Participation

Perhimpunan (Persakmi; PAFI) dan


Dalam bentuk FGD maupun 3 Asosiasi (AIPKI; ARSPI; PERSI);
seminar.

Dihadiri 1.200 pemangku Forum Masyarakat/ Badan Hukum/


kepentingan dan 72.000 peserta, 4 Kelompok Pemerhati Kesehatan/dll.
serta menerima setidaknya 2.700
masukan secara lisan maupun
melalui portal partisipasisehat.

6
Hasil Meaningful Participation #1
Ditjen Kesehatan Masyarakat

7
Hasil Meaningful Participation #2
Topik : Transformasi Yankes Primer untuk mendekatkan
Ditjen Kesehatan Masyarakat akses kepada masyarakat termasuk DTPK

Sesi 1: K/L, Asosiasi/Organisasi/Organisasi Masyarakat/Masyarakat, Pakar, Dinkes Topik yang banyak dibahas
Prov, Kab/kota dan Media massa
Jumlah Masukan : 34
Metode : Hybrid, 27 Maret 2023 di Hotel Gran Melia
UKM 8 1 3
Total Peserta: 60 luring, 407 daring via zoom, 611
views youtube UKBM 6 0

Penyelenggaraan Kesehatan 4 0
Hal yang berjalan bagus
Fasyankes 2 3 1
• Pertanyaan dari audience fokus terhadap tema
yang diangkat. Perencanaan SDM 1 0
• Undangan berasal dari pemerintah, organisasi
Tata Kelola SIK 0 1
masyarakat (termasuk DTPK : komunitas Bajau
yang hadir luring). Pelatihan 0 1
• Bahan paparan mudah dimengerti, karena Ketersediaan, pemerataan, dan
0 1
fokus dengan tema. keterjangkauan

Alokasi anggaran kesehatan 0 1 0


Catatan
Pro Kontra Netral
• Tidak ada narasumber utama tetapi para Kesimpulan
pakar memberikan masukan yang konstruktif
melalui hasil telaah dan kajian. o Sebagian besar topik mendapatkan respon sentimen positif pada
• Beberapa masukan dari peserta sosialisasi kegiatan sosialisasi Sesi 1.
masih dalam bentuk perubahan atau o Topik terbanyak yaitu Upaya Kesehatan masyarakat (UKM) pada
tema integrasi layanan primer) memiliki mayoritas sentimen positif.
penambahan klausul pasal.
8
Masukan masyarakat

partisipasisehat.kemkes.go.id
Hak Masyarakat
Hak untuk mendapatkan penjelasan atau
jawaban atas pendapat yang diberikan

9
UU KESEHATAN
SISTEMATIKA
Metode Omnibus Law (PS 64 UU 13/2022) 20 BAB 458 PASAL
Memuat materi muatan baru; BAB X Teknologi Kesehatan
BAB I Ketentuan Umum
Mengubah materi muatan yang memiliki
BAB II Hak dan Kewajiban BAB XI Sistem Informasi Kesehatan
keterkaitan dan/atau kebutuhan hukum yang
diatur dalam berbagai UU; dan Tanggung Jawab Kejadian Luar Biasa dan
BAB III Pemerintah Pusat dan BAB XII
Wabah
Mencabut UU yang jenis dan hierarkinya sama, Pemerintah Daerah
dengan menggabungkannya ke PUU. BAB XIII Pendanaan Kesehatan
Penyelenggaraan
BAB IV Kordinasi dan Sinkronisasi
Kesehatan
BAB XIV Penguatan Sistem Ketahanan
11 Undang-Undang Dicabut BAB V Upaya Kesehatan Kesehatan
1. UU No 419/1949 tentang Ordonansi Obat Keras BAB XV Partisipasi Masyarakat
Fasilitas Pelayanan
BAB VI
2. UU No 4/1984 tentang Wabah Penyakit Menular Kesehatan BAB XVI Pembinaan dan Pengawasan
3. UU No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran BAB VII
Sumber Daya Manusia
Kesehatan BAB XVII Penyidikan
4. UU No 36/2009 tentang Kesehatan
5. UU No 44/2009 tentang Rumah Sakit BAB VIII Perbekalan Kesehatan BAB XVIII Ketentuan Pidana

6. UU No 20/2013 tentang Pendidikan Kedokteran Ketahanan Kefarmasian BAB XIX Ketentuan Peralihan
BAB IX
7. UU No 18/2014 tentang Kesehatan Jiwa dan Alat Kesehatan
Bab XX Ketentuan Penutup
8. UU No 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
9. UU No 38/2014 tentang Keperawatan
10.UU No 6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
Peraturan
11.UU No 4/2019 tentang Kebidanan Pelaksanaan RPP = 100, RPERPRES = 2, RKMK = 5
Kesehatan merupakan hak 1
setiap warga negara Pasal 28H UUD 1945
Indonesia “Setiap orang berhak hidup sejahtera
dan Negara bertanggung lahir batin, bertempat tinggal, dan
jawab untuk mendapatkan lingkungan hidup yang
mewujudkannya baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan”.

2
Pasal 34 ayat 3 UUD 1945
“Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak.”

11
URGENSI TRANSFORMASI
UU KESEHATAN SISTEM KESEHATAN
MASALAH Menciptakan layanan kesehatan yang
KESEHATAN
1 berfokus pada upaya untuk mencegah

ARAH KEBIJAKAN
orang sehat menjadi sakit.

UNDANG-UNDANG NO 17/2023 TENTANG


2 Mempermudah masyarakat
mendapatkan layanan kesehatan yang
berkualitas.

3 a. Meningkatkan kemandirian dalam

KESEHATAN
memproduksi sediaan farmasi (mis.
obat) dan alat kesehatan.

b. Mempersiapkan masyarakat untuk


menghadapi krisis kesehatan di masa
kini dan yang akan datang.

PERMASALAHAN
4 Meningkatkan efisiensi pembiayaan
kesehatan.

Meningkatkan produksi tenaga medis


5 dan tenaga kesehatan yang berkualitas.

Mewujudkan digitalisasi sistem kesehatan


6 dan inovasi teknologi kesehatan. 12
PENYELENGARAAN KESEHATAN

UPAYA KESEHATAN PENGELOLAAN KESEHATAN


Mewujudkan derajat Kesehatan yang setinggi-tingginya bagi
masyarakat dalam bentuk Upaya Kesehatan perseorangan dan Dilakukan terhadap Upaya Kesehatan dan Sumber Daya
Upaya Kesehatan masyarakat. Kesehatan.
1. Upaya Kesehatan Perseorangan:
bersifat promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif yang Diselenggarakan oleh:
berdampak hanya kepada individu. Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah
2. Upaya Kesehatan Masyarakat: Desa yang dilakukan secara terpadu dan saling mendukung
bersifat promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, dan/atau paliatif yang guna menjamin tercapainya derajat Kesehatan yang
berdampak pada masyarakat. setinggi-tingginya.

SUMBER DAYA KESEHATAN


Mendukung penyelenggaraan Upaya Kesehatan. Dilakukan secara:
Meliputi: Berjenjang di pusat dan daerah dalam suatu
a. Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
b. Sumber Daya Manusia Kesehatan;
c. Perbekalan Kesehatan; Sistem Kesehatan Nasional
d. Sistem Informasi Kesehatan;
e. Teknologi Kesehatan;
f. pendanaan Kesehatan; dan
g. sumber daya lain yang diperlukan. 13
HAK DAN KEWAJIBAN #1

Hak dan Kewajiban Setiap Orang KEWAJIBAN:

HAK: Mewujudkan, mempertahankan,


dan meningkatkan derajat
Menentukan sendiri Pelayanan Kesehatan masyarakat yang
Memperoleh kerahasiaan data dan setinggitingginya;
Kesehatan yang diperlukan bagi
informasi Kesehatan pribadinya;
dirinya secara mandiri dan
Menjaga dan meningkatkan
bertanggung jawab; Tidak berlaku dalam hal:
a. pemenuhan permintaan aparat penegak hukum dalam
derajat Kesehatan bagi orang lain
Dikecualikan untuk Pelayanan Kesehatan yang rangka penegakan hukum; yang menjadi tanggung
diperlukan dalam keadaan Gawat Darurat dan/atau b. penanggulangan KLB, Wabah, atau bencana; jawabnya;
penanggulangan KLB atau Wabah. c. kepentingan pendidikan dan penelitian secara terbatas;
d. upaya pelindungan terhadap bahaya ancarnan Menghormati hak orang lain
Menerima atau menolak sebagian keselamatan orang lain secara individual atau
masyarakat;
dalam upaya memperoleh
atau seluruh tindakan pertolongan
e. kepentingan pemeliharaan Kesehatan, pengobatan, lingkungan yang sehat;
yang akan diberikan kepadanya
penyembuhan, dan perawatan Pasien;
setelah menerima dan memahami f. permintaan Pasien sendiri; Menerapkan perilaku hidup
informasi mengenai tindakan tersebut g. kepentingan administratif, pembayaran asuransi, atau sehat dan menghormati hak
secara lengkap; jaminan pembiayaan Kesehatan; dan/ atau
h. kepentingan lain yang diatur dalam peraturan
Kesehatan orang lain;
Tidak berlaku pada: perundang-undangan.
a. seseorang yang penyakitnya dapat secara cepat Mematuhi kegiatan
menular kepada masyarakat secara lebih luas; penanggulangan KLB atau
b. penanggulangan KLB atau Wabah; Wabah; dan
c. seseorang yang tidak sadarkan diri atau dalam
keadaan Gawat Darurat; dan Mengikuti program jaminan
d. seseorang yang mengalami gangguan jiwa berat kesehatan dalam sistem jaminan
yang dianggap tidak cakap dalam membuat sosial nasional.
keputusan dan tidak memiliki pendamping serta
dalam keadaan kedaruratan. 14
HAK DAN KEWAJIBAN #2

Hak dan Kewajiban Pasien


KEWAJIBAN:

HAK: Memberikan informasi yang lengkap dan


jujur tentang masalah kesehatannya;
Mendapatkan Pelayanan Kesehatan
Mematuhi nasihat dan petunjuk Tenaga
sesuai dengan kebutuhan medis,
Medis dan Tenaga Kesehatan;
standar profesi, dan pelayanan yang
bermutu; Mematuhi ketentuan yang berlaku pada
Fasilitas Pelayanan Kesehatan; dan
Menolak atau menyetujui tindakan
medis; Memberikan imbalan jasa atas pelayanan
yang diterima.
Dikecualikan untuk tindakan medis yang diperlukan
dalam rangka pencegahan penyakit menular dan
penanggulangan KLB atau Wabah;
Rahasia Kesehatan Pasien
Mendapatkan akses terhadap
informasi yang terdapat di dalam ❖ Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
rekam medis; dalam melaksanakan Pelayanan
Kesehatan wajib menyimpan rahasia
Kesehatan pribadi Pasien.

❖ Pembukaan rahasia Kesehatan pribadi


Pasien dapat dilakukan untuk kepentingan
tertentu.

15
HAK DAN KEWAJIBAN #3

Hak dan Kewajiban SDM Kesehatan Hak dan Kewajiban Peserta Didik

HAK: KEWAJIBAN: HAK:


Memperoleh bantuan hukum dalam hal
Mendapatkan pelindungan Memberikan pelayanan kesehatan terjadinya sengketa medik selama mengikuti
hukum sepanjang sesuai dengan standar, dan etika proses pendidikan;
melaksanakan tugas sesuai profesi serta kebutuhan Kesehatan Memperoleh waktu istirahat;
dengan standar dan etika Pasien.
profesi, serta kebutuhan Mendapatkan jaminan kesehatan.
Memperoleh persetujuan dari
Kesehatan Pasien. Mendapat pelindungan dari kekerasan lisik,
Pasien atau keluarganya atas
Mendapatkan pelindungan mental, dan perundungan.
tindakan yang akan diberikan.
atas keselamatan, Kesehatan Mendapat imbalan jasa pelayanan dari
Menjaga rahasia Kesehatan
kerja, dan keamanan. fasyankes sesuai dengan Pelayanan
Pasien.
Mendapatkan pelindungan Kesehatan yang dilakukan.
atas perlakuan yang tidak Dalam menjalankan praktik pada
sesuai dengan harkat dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan KEWAJIBAN:
martabat. WAJIB:
Menjaga keselamatan Pasien;
Dapat menghentikan Pelayanan ❖ Memberikan pertolongan pertama kepada
Kesehatan apabila memperoleh Pasien dalam keadaan Gawat Darurat dan/ Menghormati, melindungi, dan memenuhi
perlakuan yang tidak sesuai atau pada bencana. hak Pasien;
dengan harkat dan martabat, ❖ Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang
Menjaga etika profesi dan disiplin praktik
termasuk tindakan kekerasan, memberikan Pelayanan Kesehatan dalam
rangka tindakan penyelamatan nyawa atau Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan; dan
pelecehan, dan perundungan.
pencegahan kedisabilitasan seseorang pada
Menjaga etika Fasyankes & mengikuti tata
keadaan Gawat Darurat dan/ atau pada
bencana dikecualikan dari tuntutan ganti tertib yang berlaku di penyelenggara
16
rugi. pendidikan serta fasyankes.
UPAYA KESEHATAN 1. Kesehatan ibu, bayi dan anak, remaja,
dewasa, dan lanjut usia;
14.
15.
Kesehatan lingkungan;
Kesehatan matra;
2. Kesehatan penyandang disabilitas; 16. Kesehatan bencana;
3. Kesehatan reproduksi; 17. pelayanan darah;
4. keluarga berencana; 18. transplantasi organ dan/atau jaringan
5. gizi; tubuh, terapi berbasis sel dan/atau sel
6. Kesehatan gigi dan mulut; punca, serta bedah plastik rekonstruksi
Upaya
24 Kesehatan
7. Kesehatan
pendengaran;
8. Kesehatan jiwa;
penglihatan dan
19.
dan estetika;
pengamanan dan penggunaan Sediaan
Farmasi, Alat Kesehatan, dan PKRT;
20. pengamanan makanan dan minuman;
9. penanggulangan penyakit menular
dan penanggulangan penyakit tidak 21. pengamanan zat adiktif;
menular; 22. pelayanan kedokteran untuk kepentingan
10. Kesehatan keluarga; hukum;
11. Kesehatan sekolah; 23. Pelayanan Kesehatan tradisional; dan
12. Kesehatan kerja; 24. Upaya Kesehatan lainnya
13. Kesehatan olahraga;

Upaya Kesehatan dalam 1. Pelayanan Kesehatan primer 2. Pelayanan Kesehatan Lanjutan


bentuk pelayanan
diselenggarakan melalui: ❑ Pelayanan Kesehatan yang terdekat ❑ Pelayanan spesialis dan/atau subspesialis yang
dengan masyarakat sebagai kontak mengedepankan pelayanan kuratif, rehabilitatif, dan
pertama Pelayanan Kesehatan. paliatif tanpa mengabaikan promotif dan preventif.
❑ Diselenggarakan melalui suatu sistem ❑ Diselenggarakan oleh Tenaga Medis dan Tenaga
jejaring Pelayanan Kesehatan yang saling Kesehatan sesuai dengan kompetensi dan
berkoordinasi dan bekerja sama. kewenangan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
tingkat lanjut.
17
PERBEKALAN KESEHATAN PENGELOLAAN PERBEKALAN KESEHATAN
untuk Pelayanan Kesehatan dilaksanakan dengan memperhatikan keamanan, kemanfaatan/khasiat, mutu,
dan harga.

01 PERENCANAAN: 02 PENYEDIAAN: 03 PENDISTRIBUSIAN:


- Pemerintah Pusat dan Pemerintah - Bertujuan untuk memenuhi - Dilakukan oleh fasilitas pengelolaan
Daerah merencanakan kebutuhan kebutuhan Pelayanan kefarmasian, produsen, atau
Perbekalan Kesehatan. Kesehatan. distributor Perbekalan Kesehatan.
- Mengacu pada norma, standar, - Dapat dilaksanakan melalui - harus dilakukan sesuai dengan
prosedur, dan kriteria yang pengadaan. cara distribusi yang baik.
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. - Pemerintah pusat Menyusun
TANGGUNGJAWAB - Fasilitas pengelolaan kefarmasian,
- Dapat menggunakan teknologi daftar & jenis obat esensial, produsen, atau laporan kegiatan
PEMERINTAH informasi yang terintegrasi dengan serta bertanggungjawab pendistribusian seuai UU.
Sistem Informasi Kesehatan agar tersedia secara merata
Nasional. & terjangkau.
Pemerintah Pusat & Daerah
bertanggung jawab terhadap
ketersediaan, pemerataan, & OBAT:
keterjangkauan Perbekalan
Kesehatan yg dibutuhkan OBAT DENGAN RESEP OBAT TANPA RESEP OBAT BAHAN ALAM
untuk menyelenggarakan a. Obat keras; a. Obat bebas; dan digolongkan menjadi:
Upaya Kesehatan. b. narkotika; dan b. Obat bebas terbatas. a. jamu;
c. psikotropika. ▪ Selain Obat bebas dan Obat b. obat herbal
bebas terbatas, Obat keras terstandar;
Obat dengan resep
tertentu dapat diserahkan oleh c. fitofarmaka; dan
diserahkan oleh
Dapat membentuk fasilitas apoteker di fasilitas
apoteker tanpa resep.
d. Obat Bahan Alam
▪ Obat tanpa resep diperoleh dari
pengelolaan kefarmasian pelayanan kefarmasian
fasilitas pelayanan kefarmasian lainnya.
sesuai UU.
atau fasilitas lain
18
KETAHANAN KEFARMASIAN & ALAT KESEHATAN #1

SUMBER SEDIAAN FARMASI & ALAT KESEHATAN


PENELITIAN & PENGEMBANGAN
❖ Berasal dari alam semesta & sudah terbukti berkhasiat, memenuhi Penelitian & pengembangan Obat Bahan Alam bertujuan untuk:
ketentuan jaminan produk halal sesuai dengan UU, dan arnan a. mewujudkan kemandirian industri farmasi nasional guna mendukung
digunakan dalampencegahan, pengobatan, dan/atau perawatan, ketahanan kefarmasian;
serta pemeliharaan Kesehatan tetap harus dijaga kelestariannya.
b. memanfaatkan sumber daya alam & ramuan tradisional secara berkelanjutan
❖ MASYARAKAT diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk meneliti, dalam peningkatan ilmu pengetahuan & penyelenggaraan Pelayanan
mengembangkan, memproduksi, mengedarkan, meningkatkan, dan Kesehatan;
menggunakan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan yang dapat c. menjamin pengelolaan potensi alam sehingga mempunyai daya saing yg
dipertanggungiawabkan manfaat dan keamanannya. tinggi sebagai sumber ekonomi masyarakat;
❖ Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah menjamin pelaksanaan d. menyediakan Obat Bahan Alam untuk memelihara Kesehatan yg terjamin
penelitian dan pengembangan Sediaan Farmasi dan bahan baku mutu, khasiat, & keamanannya serta teruji secara ilmiah & dimanfaatkan
Alat Kesehatan yang berasal dari alam dengan tetap menjaga secara luas untuk pencegahan, pengobatan, perawatan, dan/atau
kelestariannya. pemeliharaan Kesehatan.
e. Untuk menjamin ketahanan nasional, Obat generic intematianal
nonpropietary name yang dipasarkan di Indonesia hanya boleh dibuat oleh
Penelitian, Pengembangan. Pemanfaatan, & Pemerliharaan industri farmasi dalam negeri.

❖ Tanggungjawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Kemandirian Sediaan Farmasi & Alat Kesehatan
❖ Penelitian dan pengembangan dapat dilakukan oleh industri sediaan
farmasi, industri alat kesehatan, lembaga penelitian, & lembaga pend. ❑ Pemerintah bertanggungjawan terhadap KEMANDIRIAN di bidang sediaan
farmasi & alat kesehatan UNTUK mewujudkan ketahanan sediaan farmasi dan
❖ Memanfaatkan potensi nasional yang tersedia. alat kesehatan.
❖ Dilakukan dengan memperhatikan dan menjaga kelestarian lingkungan ❑ Kemandirian dilakukan melalui pengembangan & penguatan tata kelola
hidup, sumber daya alam, norma agama, dan sosial budaya. rantai pasok dari hulu hingga hilir secara terintegrasi dengan mengutamakan
❖ Dalam mendorong pemanfaatan sumber daya alam guna penelitian dan penggunaan dan pemenuhan sediaan farmasi & alat kesehatan yg
pengembangan Obat Bahan Alam harus menciptakan iklim usaha yang diproduksi dalam negeri untuk ketahanan & kemajuan kesehatan nasional.
sehat bagi masyarakat dan pelaku usaha. ❑ Dilakukan secara bertahap sesuai dengan prioritas nasional.
19
KETAHANAN KEFARMASIAN & ALAT KESEHATAN #2

Pengembangan dan penguatan tata kelola rantai pasok


Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan: KEMUDAHAN PENYELENGGARAAN

1. Menerbitkan kebijakan, termasuk memberikan insentif pada PEMERINTAH PUSAT & DAERAH MEMBERIKAN KEMUDAHAN DALAM HAL:
pelaku usaha yang berupaya mewujudkan ketahanan Sediaan
❖ penyelenggaraan hilirisasi penelitian nasional untuk meningkatkan
Farmasi dan Alat Kesehatan; daya saing industri Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
2. Meningkatkan daya saing industri Sediaan Farmasi dan Alat ❖ Pemerintah membangun ekosistem penelitian yang terdiri atas
Kesehatan; infrastruktur penelitian, kemudahan perLinan penelitian dan
3. Memberikan dukungan bagi penguasaan dan pemanfaatan pendukung penelitian, serta sumber daya manusia.
teknologi dan inovasi serta penelitian dan pengembangan ❖ Memberikan kemudahan perizinan penelitian dan pendukung
dalam bidang Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, termasuk penelitian tanpa mengurangi pelindungan terhadap nilai-nilai
melalui kerja sama luar negeri, yang dilakukan oleh pemerintah penelitian.
dan/atau masyarakat secara multilateral, regional, dan bilateral ❖ Dapat memberikan dukungan bagi institusi dan/ atau masyarakat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; yang melakukan investasi penelitian kefarmasian dan Alat
Kesehatan.
4. Memproduksi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dalam
negeri untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan ekspor
serta meningkatkan kegiatan industri/utilisasi kapasitas industri; MITIGASI RESIKO
5. Memastikan penggunaan Bahan Obat dan bahan baku Alat
❑ Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukan mitigasi
Kesehatan produksi dalam negeri oleh industri farmasi dan Alat
risiko terhadap Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Perbekalan
Kesehatan dalam negeri; Kesehatan lainnya yang diperlukan dalam kondisi darurat,
6. Mengoptimalkan peran akademisi, pelaku usaha, Pemerintah bencana, KLB, atau Wabah.
Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat; dan ❑ Dalam rangka melakukan mitigasi risiko Pemerintah Pusat dan
7. Menjamin keberlangsungan rantai pasok melalui lisensi sukarela, Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan, standar, sistem dan
tata kelola Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Perbekalan
lisensi wajib, atau pelaksanaan paten oleh pemerintah,
Kesehatan lainnya.
terutama dalam kondisi bencana, KLB, atau Wabah.
20
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN #1 KEWAJIBAN FASILITAS PELAYANAN:

1. memberikan akses yang luas bagi kebutuhan


pelayanan, pendidikan, penelitian, dan
Menyelenggarakan: Dapat berupa: pengembangan pelayanan di bidang
a. Puskesmas; Kesehatan;
Pelayanan Kesehatan
b. klinik pratama; dan 2. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan
primer.
yang bermutu dan mengutamakan
c. praktik mandiri Tenaga Medis keselamatan Pasien;
Fasilitas Pelayanan atau Tenaga Kesehatan 3. menyelenggarakan rekam medis;
Kesehatan tingkat 4. mengirimkan laporan hasil pelayanan,
pertama Menyelenggarakan: Dapat berupa: pendidikan, penelitian, dan pengembangan
Pelayanan Kesehatan kepada Pemerintah Pusat dengan tembusan
a. Rumah Sakit;
lanjutan yang meliputi kepada Pemerintah Daerah melalui Sistem
Fasilitas Pelayanan b. klinik utama; Informasi Kesehatan;
pelayanan spesialistik
Kesehatan tingkat dan/atau pelayanan c. balai Kesehatan; dan 5. melakukan upaya pemanfaatan hasil
lanjut subspesialistik. d. praktik mandiri Tenaga Medis pelayanan, pendidikan, penelitian, dan
atau Tenaga Kesehatan. pengembangan di bidang Kesehatan;
6. mengintegrasikan pelayanan, pendidikan,
Fasilitas Pelayanan penelitian, dan pengembangan dalam suatu
Kesehatan Menyelenggarakan: Dapat berdiri sendiri atau dapat sistem sebagai upaya mengatasi
penunjang. Pelayanan Kesehatan bergabung dengan Fasilitas permasalahan Kesehatan di daerah;
yang menunjang Pelayanan Kesehatan tingkat 7. membuat standar prosedur operasional
Pelayanan Kesehatan pertama dan Fasilitas Pelayanan dengan mengacu pada standar Pelayanan
primer dan Pelayanan Kesehatan tingkat lanjut. Kesehatan;
Kesehatan lanjutan. 8. memberikan Pelayanan Kesehatan bagi
seseorang yang berada dalam kondisi Gawat
Darurat untuk mendahulukan penyelamatan
nyawa dan pencegahan kedisabilitasan; dan
Fasyankes berdasarkan Bentuknya: Fasyankes dapat memberikan pelayanan: 9. Pimpinan Fasyankes dilarang
1. Fasyankes Statis 1. Telekesehatan mendayagunakan Tenaga Medis atau Tenaga
2. Fasyankes Berkerak 2. Telemedisin Kesehatan yang tidak memiliki SIP untuk
melakukan praktik pada Fasyankes tersebut.
21
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN #2 KEWAJIBAN HAK

RUMAH SAKIT Rumah Sakit Pendidikan 20


Kewajiban
Rumah Sakit
1. Menggugat pihak
yang mengakibatkan
kerugian.
Menyelenggarakan fungsi: Pelanggaran atas 2. Mendapatkan
Fungsi: Sebagai tempat pendidikan, penelitian,
dan Pelayanan Kesehatan secara terpadu kewajiban dikenai perlindungan hukum
1. Pelayanan Kesehatan perseorangan
dalam
dalam bentuk spesialistik dan/atau dalam bidang pendidikan Tenaga Medis dan
melaksanakan
subspesialistik. Tenaga Kesehatan serta pendidikan Pelayanan
2. Dapat memberikan Pelayanan berkelanjutan secara multiprofesi. Kesehatan.
Kesehatan dasar. Sanksi Administratif
3. Dapat menyelenggarakan fungsi Penyelenggaraan:
Pendidikan dan penelitian di bidang Sanksi administratif dapat
❑ Bekerja sama dengan perguruan tinggi
Kesehatan. berupa:
dalam menyelenggarakan pendidikan
4. Harus menyelenggarakan tata kelola a. teguran lisan;
program akademik, program vokasi, dan
Rumah Sakit dan tata kelola klinis
program profesi, termasuk program b. peringatan tertulis;
yang baik.
spesialis/subspesialis. c. denda administratif;
❑ Dapat menyelenggarakan program d. pencabutan izin.
WAJIB : spesialis/subspesialis sebagai
• RS WAJIB memberikan informasi yang penyelenggara utama pendidikan dengan
benar, jelas, dan jujur mengenai hak dan tetap bekerja sama dengan perguruan tinggi.
kewajiban Pasien. ❑ Dapat dibentuk jejaring Rumah Sakit
• RS WAJIB menghormati dan melindungi pendidikan.
hak-hak Pasien.
• RS WAJIB melindungi dan memberikan Harus memenuhi persyaratan, standar,
bantuan hukum bagi semua petugas dan akreditasi sesuai dengan perannya.
Rumah Sakit dalam melaksanakan tugas.
Penyusunan persyaratan dan standar dilakukan
Penyelenggara Fasilitas Pelayanan oleh Menteri Kesehatan dan menteri yang
Kesehatan DILARANG mempekerjakan menyelenggarakan urusan pemerintahan di
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan bidang pendidikan dengan melibatkan
Kolegium. 22
yang TIDAK MEMILIKI IZIN PRAKTIK.
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN #3 Jejaring
a. struktur jejaring berbasis
Peran wilayah administratif;
Puskesmas mewujudkan wilayah kerja yang sehat b. struktur jejaring berbasis satuan
dengan masyarakat yang: pendidikan;
Tugas 1. berperilaku hidup sehat;
c. struktur jejaring berbasis
Menyelenggarakan dan 2. mudah mengakses Pelayanan Kesehatan tempat kerja;
mengoordinasikan Pelayanan bermutu;
Kesehatan promotif, preventif, d. struktur jejaring sistem rujukan;
3. hidup dalam lingkungan sehat; dan
kuratif, rehabilitatif, dan/atau dan
paliatif dengan mengutamakan 4. memiliki derajat Kesehatan yang setinggi-
promotif dan preventif di wilayah tingginya, baik individu, keluarga, e. struktur jejaring lintas sektor.
kerjanya. kelompok, maupun masyarakat.

Puskesmas melakukan
Fungsi Penyelenggaraan pembinaan terhadap jejaring
Penyelenggaraan Pelayanan Pelayanan Kesehatan primer di
Kesehatan primer di wilayah ❑ Didukung oleh sumber daya manusia yang wilayah kerjanya.
kerjanya. kompeten dan profesional berupa Tenaga
Medis, Tenaga Kesehatan, dan tenaga Pimpinan Puskesmas harus
❑ Dilakukan melalui pendukung atau penunjang Kesehatan. memiliki kompetensi dalam
pengoordinasian Sumber Daya ❑ Pimpinan Puskesmas harus memiliki mengoordinasikan Sumber Daya
Kesehatan di wilayah kerja kompetensi dalam mengoordinasikan Kesehatan dan jejaring
Puskesmas. Sumber Daya Kesehatan dan jejaring Pelayanan Kesehatan primer di
Pelayanan Kesehatan primer di wilayah wilayah kerja Puskesmas.
❑ melakukan pembinaan kerja Puskesmas.
terhadap jejaring Pelayanan
Kesehatan primer di wilayah ❑ Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
menjamin pemenuhan jumlah, jenis, dan
kerjanya.
mutu sumber daya manusia di Puskesmas. 23
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN #4
wajib
Melakukan peningkatan mutu
Pelayanan Kesehatan secara:
Peningkatan Mutu
Internal Eksternal
Dilakukan melalui: Dilakukan melalui:
a. pengukuran dan pelaporan a. Registrasi;
PELINDUNGAN HUKUM indikator mutu;
b. Lisensi; dan
b. pelaporan insiden
keselamatan Pasien; dan c. Akreditasi.
c. manajemen risiko. Dilaksanakan dengan berorientasi
pada pemenuhan standar mutu,
pembinaan dan peningkatan
kualitas layanan, serta proses yang
Dalam rangka peningkatan akses dan mutu cepat, terbuka, dan akuntabel.
Pelayanan Kesehatan, Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dapat mengembangkan: Penyelenggaraan akreditasi:
a. jejaring pengampuan Pelayanan Kesehatan; oleh Menteri atau lembaga
b.kerja sama 2 (dua) atau lebih Fasilitas penyelenggara akreditasi
Pelayanan Kesehatan; yang ditetapkan oleh
c. pusat unggulan; dan Menteri.
d.Pelayanan Kesehatan terpadu. 24
Tenaga Medis Tenaga Kesehatan
SUMBER DAYA MANUSIA a. Dokter: KELOMPOK JENIS
KESEHATAN #1 - Dokter a. tenaga psikologi klinis ➢ terdapat 1 jenis
- Dokter spesialis
b. tenaga keperawatan ➢ terdapat 3 jenis
- Dokter subspesialis
b. Dokter Gigi: c. tenaga kebidanan ➢ terdapat 2 jenis
- Dokter gigi d. tenaga kefarmasian ➢ terdapat 3 jenis
- Dokter gigi spesialis
e. tenaga kesehatan masyarakat ➢ terdapat 5 jenis
- Dokter gigi subspesialis
f. tenaga kesehatan lingkungan ➢ terdapat 2 jenis
g. tenaga gizi ➢ terdapat 2 jenis
Kualifikasi Pendidikan Paling h. tenaga keterapian fisik ➢ terdapat 4 jenis
rendah Pendidikan profesi i. tenqga keteknisian medis ➢ terdapat 8 jenis
j. tenaga teknik biomedika ➢ terdapat 4 jenis
h. tenaga kesehatan tradisional ➢ terdapat 3 jenis
i. tenaga Kesehatan lain

Tenaga Pendukung/ Kualifikasi Pendidikan Paling rendah diploma tiga

Penunjang Kesehatan
Bekerja pada Fasyankes atau Antara lain berupa:
institusi lain di bidang kesehatan a. Tenaga Biologi d. Tenaga keuangan
Contoh: Pengambilan dan e. Petugas pemulasaran
pengiriman material dalam bentuk jenazah
spesimen klinik dan materi biologi f. petugas ambulans
b. Tenaga administratif
c. Pramusaji
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN #2
UJI KOMPETENSI
PENDIDIKAN SDM KESEHATAN Dalam rangka menilai pencapaina standar kompetensi
Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan.
PERENCANAAN TENAGA MEDIS DAN TENAGA KESEHATAN
• Perencanaan secara nasional ditetapkan Menteri. Tenaga Medis/Tenaga Kesehatan, MAHASISWA pada
• Menteri dalam Menyusun perencanaan melibatkan fasyankes, Pemda kab/kota, PROGRAM VOKASI dan PROGRAM PROFESI, harus
Pemda Prov, dan pihak terkait.
mengikuti UJI KOMPETENSI secara nasional.

❖ diselenggarakan oleh penyelenggara pendidikan


PENGADAAN TENAGA MEDIS DAN TENAGA KESEHATAN bekerja sama dengan Kolegium.
DILAKSANAKAN SESUAI PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN ❖ Mahasiswa PROGRAM VOKASI yang lulus uji
PENDIDIKAN PROFESI BIDANG KESEHATAN diselenggarakan oleh: kompetensi memperoleh SERTIFIKAT KOMPETENSI.
❖ Mahasiswa PROGRAM PROFESI yang lulus uji
PERGURUAN TINGGI dan bekerja sama dgn Fasyankes,
Kemendikbudristek, dan Kemenkes dengan melibatkan peran kompetensi memperoleh SERTIFIKAT PROFESI dan
Kolegium. SERTIFIKAT KOMPETENSI.

RUMAH SAKIT PENDIDIKAN sebagai penyelenggara utama & bekerja


sama dengan perguruan tinggi, Kemendikbudristek Kemenkes dgn SUMPAH PROFESI
melibatkan peran Kolegium.

Mahasiswa Pend. Program Sarjana Tenaga Medis


Mahasiswa Program Vokasi atau Profesi yang telah lulus
uji kompetensi WAJIB DIANGKAT SUMPAH PROFESI.
▪ Mendapatkan IJAZAH.
▪ Melakukan praktik setalah lulus Pend. Profesi & diberi sertifikat profesi.

Mahasiswa Tenaga Kesehatan program diploma, sarjana, & sarjana terapan PENYELENGGARA PENDIDIKAN SESUAI DENGAN ETIKA
• Mendapatkan IJAZAH. PROFESI.
• Program sarjana hanya dapat melakukan praktik profesi setelah menyelesaikan
pend. Profesi & diberi sertifikat profesi. 26
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN #3

PENDAYAGUNAAN TENAGA MEDIS DAN TENAGA KESEHATAN PELATIHAN TENAGA MEDIS DAN TENAGA KESEHATAN

❖ DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN PERENCANAAN dalam rangka DILAKUKAN DALAM RANGKA MENJAGA DAN
pemenuhan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan MENINGKATKAN MUTU
❖ Dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dan.atau Masyarakat. Pelatihan dan kegiatan peningkatan
❖ Dilakukan dengan memperhatikan aspek pemerataan,
kompetensi diselenggarakan oleh:
pemanfaatan, dan/atau pengembangan a. Pemerintah Pusat
b. Lembaga pelatihan yang terakreditasi oleh
MACAM PENDAYAGUNAAN TENAGA MEDIS DAN TENAGA KESEHATAN Pemerintah Pusat
a. Pendayagunaan Tenaga Medis dan tenaga kesehatan di Dalam
Negeri. Upaya menjaga dan peningkatan mutu dilaksanakan
b. Pendayagunaan Tenaga Cadangan Kesehatan untuk
sesuai dengan:
Penanggulangan KLB, Wabah, dan Darurat Bencana. a. Standar profesi;
b. Standar kompetensi;
c. Pendayagunaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Warga
c. Setandar pelayanan; serta
Negara Indonesia ke Luar Negeri.
d. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Pendayagunaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Warga
Negara Indonesia Lulusan Luar Negeri.
Pelatihan dan/atau kegiatan peningkatan
e. Pendayagunaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Warga
kompetensi dapat digunakan untuk proses
Negara Asing Lulusan Dalam Negeri.
sertifikasi melalui konversi ke dalam satuan
f. Pendayagunaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Warga
Negara Asing Lulusan Luar Negeri kredit profesi.

27
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN #4

NAKES WNA
LULUSAN LUAR
NEGERI

28
SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN LISENSI #1 TANGGUNGJAWAB MORAL Tenaga Medis
& Tenaga Kesehatan

Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Bertanggungjawab


Secara MORAL untuk:
❖ Mengabdikan diri sesuai dengan bidang keilmuan yang dimiliki.
❖ Bersikap dan berperilaku sesuai dengan ETIKA PROFESI.
❖ Mengutamakan kepentingan pasien dan masyarakat di atas
kepentingan pribadi atau kelompok.
❖ Menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi

BERPRAKTIK SESUAI KEWENANGAN

❖ Tenaga medis & tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik


harus dilakukan sesuai dengan kewenangan yg didasarkan pada
kompetensi yang dimilik.
❖ Tenaga Medis & Tenaga Kesehatan yang memiliki lebih dari satu
jenjang pendidikan memiliki kewenangan sesuai dengan lingkup
dan tingkat kompetensi dan kualifikasi tertinggi.
❖ Dalam keadaan tertentu, Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
dapat memberikan pelayanan di luar kewenangannya
a. ketiadaan Tenaga Medis dan/atau Tenaga Kesehatan di suatu
Pelanggaran atas Sanksi administratif dapat berupa:
a. teguran lisan; wilayah tempat Tenaga Medis/Tenaga Kesehatan bertugas.
kewajiban dikenai
b. peringatan tertulis; b. kebutuhan program pemerintah;
c. denda administratif; dan/atau
c. penanganan kegawatdaruratan medis;
Sanksi Administratif d. pencabutan izin. 29
d. KLB, Wabah, dan/ atau darurat bencana.
SERTIFIKASI, REGISTRASI
Memberikan kepastian hukum
DAN LISENSI #2 Surat Edaran terhadap STR dan SIP sebelum
Penyelenggaraan STR DITETAPKANNYA PERATURAN
dan SIP Pasca Terbitnya PELAKSANAAN UU Kesehatan.
UU Kesehatan

REGISTRASI
PERIZINAN
STR, STR Sementara, dan STR Bersyarat, yang sudah terbit dan masih Persyaratan permohonan STR baru
berlaku sebelum Undang-Undang Kesehatan diundangkan a) ijazah dan/atau sertifikat profesi; SIP yg sudah terbit sebelum UU Kesehatan diundangkan,
Dinyatakan tetap berlaku sampai dengan berakhirnya masa berlaku b) sertifikat kompetensi; dinyatakan tetap berlaku hingga berakhirnya masa berlaku SIP.
Dapat dilakukan pembaharuan STR menjadi STR seumur hidup sebelum c) pas foto terbaru; dan
atau setelah berakhirnya masa berlaku STR, melalui tahapan: d) Kartu Tanda Penduduk. Mengajukan kepada kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota atau
a) mengajukan permohonan kepada KKI bagi Tenaga Medis dan Kepala Dinas Penanaman Modan & PTSP Daerah Kab/Kota,
kepada KTKI bagi Tenaga Kesehatan dengan melampirkan STR lama; dengan melampirkan STR dan Surat Keterangan Tempat
b) Berdasarkan permohonan, KKI dan KTKI menerbitkan STR yang KKI atau KTKI menerbitkan STR yang berlaku Praktik. Dalam hal:
berlaku seumur hidup. seumur hidup
a. Permohonan SIP BARU dengan STR yang sudah terbit &
masih berlkau sebelum UU Kesehatan diundangkan.
STR yang sudah terbit sebelum UU Kesehatan diundangkan dan telah Dikecualikan dari ketentuan masa berlaku,
b. Permohonan SIP dengan STR seumur hidup yg diperoleh
habis masa berlaku kurang dari 3 (tiga) bulan pada saat permohonan bagi penerbitan STR untuk kepentingan
berdasarkan pemenuhan kecukupan SKP/ sertifikat
pembaharuan evaluasi kompetensi, praktik profesi bagi
kompetensi
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan warga
Mengajukan permohonan pembaharuan STR seumur hidup negara asing, dan pendidikan, masa berlaku c. Permohonan perpanjang SIP dengan STR yang masih
Berlaku ketentuan:: sesuai dengan ketentuan peraturan berlaku atau STR seumur hidup selain yg diperoleh
a) Memiliki SKP: dapat mengajukan permohonan dengan melampirkan perundangundangan berdasarkan pemenuhan kecukupan SKP/ sertifikat
ijazah dan/atau sertifikat profesi dan surat bukti pemenuhan kompetensi, Tenaga Medis & Tenaga Kesehatan dengan
kecukupan SKP; melampirkan juga bukti pemenuhan kecukupan SKP.
b) tidak memenuhi kecukupan SKP: harus melakukan uji kompetensi Proses penerbitan STR
yang dilaksanakan oleh kemkes bekerja sama dengan kolegium Melalui aplikasi registrasi STR online yang
terintegrasi dengan SATUSEHAT paling lama 15 SIP diterbitkan dengan masa berlaku selama 5 tahun
dan/atau pihak lain yang terkait. Dapat mengajukan permohonan
STR seumur hidup dengan melampirkan ijazah dan/atau sertifikat (lima belas) hari kerja setelah persyaratan
profesi dan sertifikat kompetensi setelah lulus uji kompetensi; diunggah secara lengkap. Dikecualikan dari ketentuan masa berlaku, bagi penerbitan SIP
c) KKI atau KTKI menerbitkan STR yang berlaku seumur hidup bagi untuk kepentingan evaluasi kompetensi, praktik profesi bagi
Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang memenuhi persyaratan warga negara asing, dan pendidikan, masa berlaku sesuai
permohonan dengan ketentuan UU 30
KONSIL, KOLEGIUM, & MAJELIS DISIPLIN

Membantu pemerintah pusat dalam


pelaksanaan pembinaan, pengawasan , serta peningkatan mutu dan kompetensi named dan nakes

Kedudukan MAJELIS DISIPLIN


KONSIL berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden melalui
Menteri.
lembaga yang melaksanakan ▪ Dibentuk oleh
tugas secara independen Peran Menteri dalam
dalam rangka meningkatkan a. merumuskan kebijakan internal dan standardisasi pelaksanaan tugas
mutu praktik dan kompetensi
Konsil; rangka penegakan
teknologi keprofesian Tenaga
Medis dan Tenaga Kesehatan
b. melakukan Registrasi named dan nakes; dan disiplin profesi.
serta memberikan c. melakukan pembinaan teknis keprofesian named dan nakes.
pelindungan dan kepastian Keanggotaan ▪ Bertugas
hukum kepada masyarakat
Pemerintah Pusat, profesi Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan, Kolegium, menentukan ada
dan masyarakat. tidaknya
pelanggaran disiplin
KOLEGIUM Kedudukan profesi yang
Merupakan alat kelengkapan konsil.
kumpulan ahli dari setiap
dilakukan Tenaga
disiplin ilmu Kesehatan Peran Medis dan Tenaga
yang mengampu cabang a. menyusun standar kompetensi Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan.
disiplin ilmu tersebut yang b. menyusun standar kurikulum pelatihan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan.
menjalankan tugas dan Kesehatan.
fungsi secara independen ▪ Dapat bersifat
Keanggotaan
dan merupakan alat
kelengkapan Konsil Para guru besar dan ahli bidang ilmu Kesehatan.
permanen atau ad
hoc.
MAJELIS DISIPLIN

PENEGAKAN DISIPLIN PROFESI


01 Pengaduan 03 Putusan
Pelanggaran disiplin Tenaga Medis atau Tenaga
Pasien atau keluarganya Kesehatan diberikan sanksi disiplin berupa:
yang kepentingannya a. peringatan tertulis;
Penegakan Disiplin Tenaga dirugikan atas Tindakan
b. kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di
Medis dan Tenaga Kesehatan Tenaga Medis atau Tenaga penyelenggara pendidikan di bidang Kesehatan
Kesehatan dalam atau Rumah Sakit pendidikan terdekat yang
memberikan pelayanan memiliki kompetensi untuk melakukan pelatihan
kesehatan dapat tersebut;
mengadukan kepada c. penonaktifan STR untuk sementara waktu;
Menteri membentuk majelis yang majelis. dan/atau
dapat bersifat permanen atau d. rekomendasi pencabutan SIP.
ad hoc untuk melaksanakan
tugas di bidang disiplin profesi.

02 Pemeriksaan 04 Upaya Hukum


Majelis menetukan ada tidaknya
pelanggaran disiplin profesi yang Hasil pemeriksaan bersifat a. Putusan majelis dapat diajukan peninjauan kembali
diilakukan Tenaga Medis dan mengikat Tenaga Medis kepada Menteri.
Tenaga Kesehatan. dan Tenaga Kesehatan. b. Persyaratan Peninjauan Kembali:
1. ditemukan bukti baru;
2. kesalahan penerapan pelanggaran disiplin; atau
3. terdapat dugaan konflik kepentingan pada diri majelis
terhadap yang diperiksa.
ORGANISASI PROFESI
UU Kesehatan tidak menghilangkan Pembinaan, pengawasan, serta
organisasi profesi peningkatan mutu dan kompetensi akan
menjadi tanggung jawab bersama
Pasal 28E UUD 1945 pemerintah pusat, pemerintah daerah,
Setiap orang berhak atas konsil, dan kolegium
Pasal 311 kebebasan berserikat, berkumpul,
Pemerintah pusat dan pemerintah
Tenaga Medis dan Tenaga dan mengeluarkan pendapat. daerah bertanggung jawab
Kesehatan dapat membentuk terhadap pengaturan,
organisasi profesi. ❑ Jelas tegas disampaikan bahwa pembinaan, pengawasan, serta
setiap orang memiliki hak untuk peningkatan mutu dan kompetensi
berserikat berkumpul dan tenaga medis dan tenaga
mengeluarkan pendapat. kesehatan.
• Pemerintah tidak menghilangkan OP,
tapi pemerintah juga tidak akan ❑ UU Kesehatan tidak Mengatur dan
mengatur OP menetapkan nama OP, akan tetapi
UU Kesehatan hanya menghilangkan Organisasi Profesi memiliki peran
• OP adalah bentuk dari, oleh, dan nama Organisasi Profesi karena membantu pemerintah dalam
untuk anggota. Para anggota berhak dapat menciptkan monopoli dan hal:
menentukan OP yang terbaik bagi tidak sesuai dengan Pasal di dalam
mereka UUD 1945 yang mengatur kebebasan menghadirkan layanan
berserikat. kesehatan yang lebih bermutu
• Intervensi Pemerintah (dalam PP),
apalagi negara (dalam UU), untuk dan aksesnya lebih terjangkau
memilih OP yang sesuai bagi para UU No 17 /2013 oleh masyarakat.
anggotanya, merupakan bentuk Dasar Pembentukan ttg Organisasi
intervensi yang terlalu jauh merambah
Kemasyarakatan
hak dari para anggotanya 33
PELINDUNGAN HUKUM SDM KESEHATAN #1

Pelindungan hukum bagi SDM merupakan HAK PELINDUNGAN HUKUM DALAM PENERAPAN
yang diberikan kepada tenaga medis dan DISIPLIN
tenaga kesehatan sepanjang tenaga medis Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dalam menjalankan
dan tenaga kesehatan melaksanakan tugas praktik berhak mendapatkan pelindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi, standar
sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan profesi, dan standar prosedur operasional, dan etika
pelayanan profesi, standar operasional profesi serta kebutuhan kesehatan Pasien.
prosedur.
PELINDUNGAN UNTUK PESERTA DIDIK
Peserta didik yang memberikan pelayanan kesehatan berhak
PELINDUNGAN YANG DIBERIKAN OLEH RS memperoleh bantuan hukum dalam hal terjadinya sengketa
medik selama mengikuti proses pendidikan.
1. RS WAJIB melindungi dan memberikan bantuan
hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam
melaksanakan tugas. ANTI-BULLYING
• Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dapat menghentikan
2. Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum
pelayanan kesehatan apabila memperoleh perlakuan yang
terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral,
kelalaian yang dilakukan oleh Sumber Daya kesusilaan, serta nilai-nilai sosial budaya, termasuk tindakan
Manusia Kesehatan Rumah Sakit. kekerasan, pelecehan, dan perundungan.
• Peserta didik yang memberikan pelayanan kesehatan
mendapat perlindungan dari kekerasan fisik, mental, dan
perundungan.

34
PELINDUNGAN HUKUM SDM KESEHATAN #2
PELINDUNGAN HUKUM ATAS TINDAKAN ABORSI
KETENTUAN PASAL 60 UU KESEHATAN
PELINDUNGAN DALAM KEADAAN DARURAT Aborsi dilarang dilakukan bagi setiap aorang KECUALI dengan
• Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang melaksanakan kriteria yang diperbolehkan dan HANYA DAPAT DILAKUKAN oleh:
upaya Penanggulangan KLB dan Wabah berhak atas a. Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan.
pelindungan hukum dan keamanan serta jaminan kesehatan
dalam melaksanakan tugasnya.
b. Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
c. Dengan Persetujuan perempuan yang bersangkutan.
• termasuk pelindungan yang diberikan kepada Tenaga Medis
dan Tenaga Kesehatan dalam melaksanakan kegiatan
Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang
investigasi dan memasuki wilayah atau mendapatkan akses
melakukan aborsi karena indikasi kedaruratan
kepada masyarakat tertentu yang diduga sakit akibat penyakit
medis atau terhadap korban tindak pidana
atau masalah Kesehatan yang berpotensi menimbulkan KLB,
perkosaan atau tindak pidana kekerasan
atau akibat penyakit yang berpotensi menimbulkan Wabah.
seksual lain yang menyebabkan kehamilan
TIDAK DIPIDANA.
PELINDUNGAN HUKUM DALAM PELAYANAN BENCANA
• Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab PELINDUNGAN HUKUM PELAYANAN DI LUAR
atas ketersediaan sumber daya, fasilitas, dan pelaksanaan
Pelayanan Kesehatan pada bencana secara menyeluruh dan KEWENANGANNYA
berkesinambungan. Dalam keadaan tertentu, Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
• Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang memberikan dapat memberikan pelayanan di luar kewenangannya.
Pelayanan Kesehatan dalam rangka Tindakan penyelamatan
nyawa atau pencegahan kedisabilitasan seseorang pada
keadaan Gawat Darurat dan/atau pada bencana PELINDUNGAN HUKUM DALAM PELAPORAN
DIKECUALIKAN DARI TUNTUTAN GANTI RUGI.
DUGAAN TINDAK PIDANA
PELINDUNGAN HUKUM TIDAK MEMILIKI SIP Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang mengetahui atau
Dalam kondisi tertentu, Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan patut menduga adanya tindak pidana pada Pasien yang diberi
yang memberikan Pelayanan Kesehatan tidak memerlukan SIP Pelayanan Kesehatan, Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
di tempat tersebut. berhak melaporkannya kepada aparat penegak hukum, dan
wajib mendapatkan pelindungan hukum. 35
PELINDUNGAN HUKUM SDM KESEHATAN #3
PELINDUNGAN HUKUM Alternatif Penyelesaian Sengketa
SDM KESEHATAN #4 Penyelesaian Sengketa Alternatif (ADR) merupakan mekanisme
penyelesaian sengketa diluar pengadilan dengan
mempertimbangkan segala bentuk efisiensiya dan untuk tujuan
yang akan datang sekaligus menguntungkan bagi para pihak
PENYELESAIAN SENGKETA
yang bersengketa.
MEDIS SECARA NON LITIGASI
Alternatif Penyelesaian Sengketa
A. KONSULTASI D. KONSILIASI
B. NEGOSIASI E. PENILAIAN AHLI
C. MEDIASI

Perselisihan yang timbul akibat Kelebihan Alternatif Penyelesaian Sengketa


kesalahan Tenaga Kesehatan
yang menimbulkan kerugian LEMBAGA MEDIASI ❑ Proses yang relative cepat.
diselesaikan terlebih dahulu ❑ Penyelesaian sengketa secara damai yang
melalui alternatif penyelesaian
tepat, efektif, dan dapat membuka akses yang
sengketa di luar pengadilan.
lebih luas kepada para pihak untuk
memperoleh penyelesaian yang memuaskan
serta berkeadilan.
❑ Bersifat rahasia sehingga baik untuk karir
dokter maupun untuk pasien.
PELINDUNGAN HUKUM
SDM KESEHATAN #5
Penerapan restorative justice adalah untuk mereformasi criminal justice
sistem yang masih mengedepankan hukuman penjara. Perkembangan
RESTORATIVE JUSTICE sistem pemidanaan, bukan lagi bertumpu pada pelaku melainkan telah
mengarah pada penyelarasan kepentingan pemulihan korban dan
pertanggungjawaban pelaku tindak pidana.

Perkara pidana yang dapat diselesaikan dengan restorative justice adalah


perkara tindak pidana ringan dengan ancaman pidana sebagaimana diatur
dalam pasal 364, 373, 379, 384, 407 dan pasal 482 KUHP dengan nilai
kerugian tidak lebih dari Rp 2.500.000 (dua juta lima ratus ribu rupiah).
PASAL 306 ayat (3)

Tenaga Medis atau Tenaga Prinsip Restoratif Justice dapat diterapkan


Kesehatan yang telah dalam:
melaksanakan sanksi disiplin, yang
dijatuhkan terdapat dugaan tindak
a. Perkara tindak pidana ringan;
pidana, aparat penegak hukum
mengutamakan penyelesaian b. Perkara pada anak;
perselisihan dengan mekanisme c. Perkara Perempuan yang berhadapan
keadilan RESTORATIF. hukum;
d. Perkara narkotika/
PELINDUNGAN HUKUM FASILITAS KESEHATAN

Perlindungan hukum bagi Rumah Sakit

Pasal 191 huruf e dan f


Dasar Perlindungan:
UU No 17/2023 tentang Kesehatan

Rumah Sakit mempunyai hak:


e. menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian.
f. mendapatkan pelindungan hukum dalam
melaksanakan Pelayanan Kesehatan.

Rumah Sakit tidak dapat dituntut

Dalam hal:

Rumah Sakit tidak bertanggung jawab secara hukum apabila


Pasien dan/atau keluarganya menolak atau menghentikan
pengobatan yang dapat berakibat kematian Pasien setelah
adanya penjelasan medis yang komprehensif.
Rumah Sakit tidak dapat dituntut dalam melaksanakan tugas
dalam rangka menyelamatkan nyawa manusia
39
TEKNOLOGI KESEHATAN

40
SISTEM INFORMASI Penyelenggara 1. Pemerintah Pusat;
2. Pemerintah Daerah;
Sumber Data dan Informasi
KESEHATAN 3. Fasilitas Pelayanan 1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
Kesehatan; dan 2. instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
4. masyarakat, baik 3. badan/lembaga yang menyelenggarakan program jaminan sosial
perseorangan nasional;
maupun kelompok. 4. badan/lembaga lain yang menyelenggarakan kegiatan di bidang
Kewajiban:
Kesehatan;
Wajib mengintegrasikan Sistem Informasi Kesehatan
UU Kesehatan mengakomodir: dengan Sistem Informasi Kesehatan Nasional. 5. kegiatan masyarakat selain Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
Melaksanakan tata kelola Sistem Informasi Kesehatan 6. pelaporan mandiri perseorangan; dan
Kepastian terkait kewajiban
penyelenggara sistem informasi yang mendukung pelayanan di bidang Kesehatan. 7. sumber lainnya
kesehatan untuk melindungi data Wajib memastikan keandalan Sistem Informasi
individu kesehatan seseorang. Kesehatan. Pelindungan Data Dan Informasi
Prinsip dasar pemprosesan data Meliputi: Dilaksanakan dengan cara:
pribadi. • Ketersediaan • Menguji kelaikan sistem; Penyelenggara SIK wajib
• Keamanan • Menjaga kerahasiaan data; 1. Menjamin pelindungan data dan informasi Kesehatan setiap
ketentuan di dalam UU No 27 • Pemeliharaan • Menetukan kebijakan hak akses data; individu.
Tahun 2022 yaitu tentang: • Integrasi • Memiliki sertifikasi keandalan sistem; dan
• Melakukan audit secara berkala. 2. Data Kesehatan individu wajib mendapatkan persetujuan dari
1. Adanya kepastian bahwa pemilik data.
setiap penyelenggra sistem Wajib menyediakan data dan informasi Kesehatan 3. Menginformasikan kepada pemilik data apabila terdapat kegagalan
infomasi kesehatan wajib yang berkualitas. pelindungan data dan informasi kesehatan individu.
melindungi data individu Wajib melaksanakan pemrosesan data dan informasi
kesehatan seseorang terhadap Kesehatan Pemilik data berhak:
Upaya pemprosesan dari data Wajib menjamin pelindungan data dan informasi 1. mendapatkan informasi mengenai tuiuan pengumpulan data
tersebut, sehingga tidak ada Kesehatan setiap individu Kesehatan individu;
kekhawatiran akan bocornya
data;
2. mengakses dan melakukan perbaikan data dan informasi melalui
penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan;
2. Terdapat prinsip-prinsip dasar Pengelolaan dan Penyediaan Data 3. meminta penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan mengirimkan
dari suatu pemprosesan data dan Informasi datanya ke penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan lainnya;
pribadi termasuk salah 4. meminta penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan menghapus
satunya adalah persetujaun 1. Masyarakat dapat mengakses data yang bersifat
public dan/atau data kesehatan dirinya. data yang tidak benar atas persetuiuan pemilik data; dan
dari pemilik data yang 5. mendapatkan hak subjek data pribadi lain sesuai dengan
bersangkutan. 2. Pemrosesan data dan informasi Kesehatan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pelindungan
perundangundangan. data pribadi. 41
PENDANAAN KESEHATAN #1 PENDANAAN
PEMANTAUAN RUMAH SAKIT
TUJUAN PENDANAAN
▪ Mendanai pembangunan ▪ Pemerintah Pusat melakukan pemantauan Dapat bersumber dari
Kesehatan secara pendanaan Kesehatan secara nasional dan regional. penerimaan Rumah Sakit,
berkesinambungan dengan anggaran Pemerintah Pusat,
▪ Pengembangan sistem informasi pendanaan
jumlah yang mencukupi, anggaran Pemerintah Daerah,
Kesehatan yang terintegrasi dengan Sistem dan/ atau sumber lain yang
teralokasi secara adil, dan Informasi Kesehatan Nasional.
termanfaatkan secara berhasil sah sesuai dengan ketentuan
guna dan berdaya guna. ▪ Fasyankes, instansi pemerintah, BPJS, BUMN, BUMD, peraturan perundang-
Lembaga swasta dan mitra pembangunan yang undangan.
▪ Meningkatkan derajat
menjalankan fungsi Kesehatan melaporkan realisasi
Kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya. belanja Kesehatan dan hasil capaian setiap tahun
melalui sistem informasi pendanaan Kesehatan.
Unsur:
▪ Sumber Pendanaan
1. APBN
2. APBD
3. Sumber lain
▪ Alokasi
▪ Pemanfaatan
PENDANAAN KESEHATAN #2
Pengaturan Mandatory Spending

Mandatory
Berdasarkan hasil evaluasi dana kesehatan belum digunakan secara efektif, sehingga dibutuhkan satu inovasi yang
dilakukan sesuai dengan performance based yaitu Penganggaran Berbasis Kinerja.

Spending Memberikan keleluasaan penganggaran karena pengalokasian berdasarkan kebutuhan berbasis kinerja.

Kelebihan Mandatory Spending Tidak Diatur dalam UU


Dengan tidak dilakukan mandatory spending maka tidak akan ada kekhawatiran, karena terlebih dahulu dibuat
Mandatory spending tidak rencana induk kesehatan sebagai acuan pusat dan daerah dalam menuju transformasi kesehatan yang akan
diatur dalam UU, tidak dilakukan mulai dari transformasi primer hingga transformasi digital.
serta merta membuat Setelah Penyusunan program selesai dilakukan maka tahap selanjutnya adalah dilakukannya penganggaran,
pembiayaan kesehatan sehingga tidak terjadi disparitas alokasi dana di daerah-daerah.
menjadi berkurang namun Rencana induk kesehatan sebagai acuan untuk meghitung anggaran sesuai kebutuhan dan berbasis kinerja.
dana kesehatan akan
digunakan sesuai dengan Kelebihan SISTEM anggaran berbasi kinerja
program yang dibutuhkan.
Berdasarkan Kinerja;
Dihitung sesuai dengan kebutuhan;
Alokasi anggaran di lakukan dengan tepat.

Penganggaran Berbasis Kinerja:


Penganggaran yang memperhatikan keterkaitan antara pendanaan dengan hasil kinerja berupa keluaran (output)
dan hasil (outcome) dari program dan kegiatan yang dilakukan.
Alokasi anggaran disesuaikan dengan kebutuhan prioritas, value for money sehingga menimbulkan efisensi,
efektivitas dan rasionalitas dalam penganggaran.
Dalam perumusan bersarnya alokasi anggaran diperlukan: input, program dan kegiatan, output, dan outcome.
43
KOORDINASI DAN SINKROSISASI
PENGUATAN SISTEM KESEHATAN

Dalam rangka KOORDINASI DAN PELAKSANAAN, melalui


SINKRONISASI KEBIJAKAN di bidang
❑ penelaahan terhadap berbagai informasi dan
Kesehatan antarkementerian/lembaga
data yang relevan atau berpengaruh terhadap
dan pihak terkait. proses akselerasi pembangunan Kesehatan;
❑ penyusunan strategi pencapaian dan prioritas
TUJUAN program dan kegiatan pembangunan Kesehatan;
a. melaksanakan pencegahan dan ❑ penetapan kriteria dan indikator untuk penilaian
penanganan permasalahan kebijakan; pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan Kesehatan;
b. menyinergikan dan mengonsolidasikan
pelaksanaan kebijakan antar ❑ penilaian terhadap kondisi stabilitas dan
ketahanan sistem Kesehatan;
kementerian/lembaga dan pihak terkait; dan
c. mengakselerasikan pembangunan dan ❑ penetapan langkah koordinasi untuk mencegah
menguatkan sistem Kesehatan. krisis Kesehatan dan memperkuat ketahanan sistem
Kesehatan; dan
DILAKUKAKAN DENGAN MEMPERHATIKAN ❑ koordinasi peningkatan program Kesehatan
masyarakat, terutama yang bersifat promotif dan
• Transparansi • Keprofesionalan preventif.
• Kontinuitas • keterpaduan pelayanan
• akuntabilitas serta mengedepankan
kepentingan masyarakat 44
KETENTUAN PIDANA

Dalam
Sanksi
Sanksi Pidana Tidak Diatur dalam KUHP
15 Pidana
Undang-Undang Kesehatan
Tidak Diatur dalam KUHP

Diatur di dalam UU Kesehatan & KUHP


Berlaku sampai dengan diberlakukannya
Pasal 427
UU No 1/2023 tentang KUHP
Setiap perempuan yang melakukan aborsi tidak sesuai dengan
kriteria yang dikecualikan dalam pelaksanaan aborsi. pada Tahun 2026
Pasal 428
Setiap Orang yang melakukan aborsi tidak sesuai dengan ketentuan
dalam pelaksanaan aborsi baik dengan persetujuan ataupun tanpa
One Criminal Law Policy
persetujuan,
Pasal 429
Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang melakukan tindak
pidana aborsi tidak sesuai dengan ketuan dalam pelaksanaan aborsi.
Pasal 431
Setiap Orang yang memperjualbelikan darah manusia dengan alasan
apa pun.
Pasal 432
Setiap Orang yang mengomersialkan atas pelaksanaan transplantasi
organ atau jaringan tubuh. 45
TERIMA KASIH

46

Anda mungkin juga menyukai