1
Tahapan Penyusunan UU Kesehatan
14 Februari 2023
15 Desember 2022 Desember 2022 7 Februari 2023 Rapat Paripurna 7 Maret 2023
Penetapan Prolegnas Penyusunan draft oleh Pengambilan keputusan pengambilan keputusan DPR mengirimkan draft
RUU Kesehatan Baleg di tingkat Baleg RUU menjadi inisiatif RUU ke Presiden
DPR
6
Hasil Meaningful Participation #1
Ditjen Kesehatan Masyarakat
7
Hasil Meaningful Participation #2
Topik : Transformasi Yankes Primer untuk mendekatkan
Ditjen Kesehatan Masyarakat akses kepada masyarakat termasuk DTPK
Sesi 1: K/L, Asosiasi/Organisasi/Organisasi Masyarakat/Masyarakat, Pakar, Dinkes Topik yang banyak dibahas
Prov, Kab/kota dan Media massa
Jumlah Masukan : 34
Metode : Hybrid, 27 Maret 2023 di Hotel Gran Melia
UKM 8 1 3
Total Peserta: 60 luring, 407 daring via zoom, 611
views youtube UKBM 6 0
Penyelenggaraan Kesehatan 4 0
Hal yang berjalan bagus
Fasyankes 2 3 1
• Pertanyaan dari audience fokus terhadap tema
yang diangkat. Perencanaan SDM 1 0
• Undangan berasal dari pemerintah, organisasi
Tata Kelola SIK 0 1
masyarakat (termasuk DTPK : komunitas Bajau
yang hadir luring). Pelatihan 0 1
• Bahan paparan mudah dimengerti, karena Ketersediaan, pemerataan, dan
0 1
fokus dengan tema. keterjangkauan
partisipasisehat.kemkes.go.id
Hak Masyarakat
Hak untuk mendapatkan penjelasan atau
jawaban atas pendapat yang diberikan
9
UU KESEHATAN
SISTEMATIKA
Metode Omnibus Law (PS 64 UU 13/2022) 20 BAB 458 PASAL
Memuat materi muatan baru; BAB X Teknologi Kesehatan
BAB I Ketentuan Umum
Mengubah materi muatan yang memiliki
BAB II Hak dan Kewajiban BAB XI Sistem Informasi Kesehatan
keterkaitan dan/atau kebutuhan hukum yang
diatur dalam berbagai UU; dan Tanggung Jawab Kejadian Luar Biasa dan
BAB III Pemerintah Pusat dan BAB XII
Wabah
Mencabut UU yang jenis dan hierarkinya sama, Pemerintah Daerah
dengan menggabungkannya ke PUU. BAB XIII Pendanaan Kesehatan
Penyelenggaraan
BAB IV Kordinasi dan Sinkronisasi
Kesehatan
BAB XIV Penguatan Sistem Ketahanan
11 Undang-Undang Dicabut BAB V Upaya Kesehatan Kesehatan
1. UU No 419/1949 tentang Ordonansi Obat Keras BAB XV Partisipasi Masyarakat
Fasilitas Pelayanan
BAB VI
2. UU No 4/1984 tentang Wabah Penyakit Menular Kesehatan BAB XVI Pembinaan dan Pengawasan
3. UU No 29/2004 tentang Praktik Kedokteran BAB VII
Sumber Daya Manusia
Kesehatan BAB XVII Penyidikan
4. UU No 36/2009 tentang Kesehatan
5. UU No 44/2009 tentang Rumah Sakit BAB VIII Perbekalan Kesehatan BAB XVIII Ketentuan Pidana
6. UU No 20/2013 tentang Pendidikan Kedokteran Ketahanan Kefarmasian BAB XIX Ketentuan Peralihan
BAB IX
7. UU No 18/2014 tentang Kesehatan Jiwa dan Alat Kesehatan
Bab XX Ketentuan Penutup
8. UU No 36/2014 tentang Tenaga Kesehatan
9. UU No 38/2014 tentang Keperawatan
10.UU No 6/2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan
Peraturan
11.UU No 4/2019 tentang Kebidanan Pelaksanaan RPP = 100, RPERPRES = 2, RKMK = 5
Kesehatan merupakan hak 1
setiap warga negara Pasal 28H UUD 1945
Indonesia “Setiap orang berhak hidup sejahtera
dan Negara bertanggung lahir batin, bertempat tinggal, dan
jawab untuk mendapatkan lingkungan hidup yang
mewujudkannya baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan”.
2
Pasal 34 ayat 3 UUD 1945
“Negara bertanggung jawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak.”
11
URGENSI TRANSFORMASI
UU KESEHATAN SISTEM KESEHATAN
MASALAH Menciptakan layanan kesehatan yang
KESEHATAN
1 berfokus pada upaya untuk mencegah
ARAH KEBIJAKAN
orang sehat menjadi sakit.
KESEHATAN
memproduksi sediaan farmasi (mis.
obat) dan alat kesehatan.
PERMASALAHAN
4 Meningkatkan efisiensi pembiayaan
kesehatan.
15
HAK DAN KEWAJIBAN #3
Hak dan Kewajiban SDM Kesehatan Hak dan Kewajiban Peserta Didik
❖ Tanggungjawab Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Kemandirian Sediaan Farmasi & Alat Kesehatan
❖ Penelitian dan pengembangan dapat dilakukan oleh industri sediaan
farmasi, industri alat kesehatan, lembaga penelitian, & lembaga pend. ❑ Pemerintah bertanggungjawan terhadap KEMANDIRIAN di bidang sediaan
farmasi & alat kesehatan UNTUK mewujudkan ketahanan sediaan farmasi dan
❖ Memanfaatkan potensi nasional yang tersedia. alat kesehatan.
❖ Dilakukan dengan memperhatikan dan menjaga kelestarian lingkungan ❑ Kemandirian dilakukan melalui pengembangan & penguatan tata kelola
hidup, sumber daya alam, norma agama, dan sosial budaya. rantai pasok dari hulu hingga hilir secara terintegrasi dengan mengutamakan
❖ Dalam mendorong pemanfaatan sumber daya alam guna penelitian dan penggunaan dan pemenuhan sediaan farmasi & alat kesehatan yg
pengembangan Obat Bahan Alam harus menciptakan iklim usaha yang diproduksi dalam negeri untuk ketahanan & kemajuan kesehatan nasional.
sehat bagi masyarakat dan pelaku usaha. ❑ Dilakukan secara bertahap sesuai dengan prioritas nasional.
19
KETAHANAN KEFARMASIAN & ALAT KESEHATAN #2
1. Menerbitkan kebijakan, termasuk memberikan insentif pada PEMERINTAH PUSAT & DAERAH MEMBERIKAN KEMUDAHAN DALAM HAL:
pelaku usaha yang berupaya mewujudkan ketahanan Sediaan
❖ penyelenggaraan hilirisasi penelitian nasional untuk meningkatkan
Farmasi dan Alat Kesehatan; daya saing industri Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
2. Meningkatkan daya saing industri Sediaan Farmasi dan Alat ❖ Pemerintah membangun ekosistem penelitian yang terdiri atas
Kesehatan; infrastruktur penelitian, kemudahan perLinan penelitian dan
3. Memberikan dukungan bagi penguasaan dan pemanfaatan pendukung penelitian, serta sumber daya manusia.
teknologi dan inovasi serta penelitian dan pengembangan ❖ Memberikan kemudahan perizinan penelitian dan pendukung
dalam bidang Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan, termasuk penelitian tanpa mengurangi pelindungan terhadap nilai-nilai
melalui kerja sama luar negeri, yang dilakukan oleh pemerintah penelitian.
dan/atau masyarakat secara multilateral, regional, dan bilateral ❖ Dapat memberikan dukungan bagi institusi dan/ atau masyarakat
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; yang melakukan investasi penelitian kefarmasian dan Alat
Kesehatan.
4. Memproduksi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan dalam
negeri untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri dan ekspor
serta meningkatkan kegiatan industri/utilisasi kapasitas industri; MITIGASI RESIKO
5. Memastikan penggunaan Bahan Obat dan bahan baku Alat
❑ Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukan mitigasi
Kesehatan produksi dalam negeri oleh industri farmasi dan Alat
risiko terhadap Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Perbekalan
Kesehatan dalam negeri; Kesehatan lainnya yang diperlukan dalam kondisi darurat,
6. Mengoptimalkan peran akademisi, pelaku usaha, Pemerintah bencana, KLB, atau Wabah.
Pusat, Pemerintah Daerah, dan masyarakat; dan ❑ Dalam rangka melakukan mitigasi risiko Pemerintah Pusat dan
7. Menjamin keberlangsungan rantai pasok melalui lisensi sukarela, Pemerintah Daerah menetapkan kebijakan, standar, sistem dan
tata kelola Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Perbekalan
lisensi wajib, atau pelaksanaan paten oleh pemerintah,
Kesehatan lainnya.
terutama dalam kondisi bencana, KLB, atau Wabah.
20
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN #1 KEWAJIBAN FASILITAS PELAYANAN:
Puskesmas melakukan
Fungsi Penyelenggaraan pembinaan terhadap jejaring
Penyelenggaraan Pelayanan Pelayanan Kesehatan primer di
Kesehatan primer di wilayah ❑ Didukung oleh sumber daya manusia yang wilayah kerjanya.
kerjanya. kompeten dan profesional berupa Tenaga
Medis, Tenaga Kesehatan, dan tenaga Pimpinan Puskesmas harus
❑ Dilakukan melalui pendukung atau penunjang Kesehatan. memiliki kompetensi dalam
pengoordinasian Sumber Daya ❑ Pimpinan Puskesmas harus memiliki mengoordinasikan Sumber Daya
Kesehatan di wilayah kerja kompetensi dalam mengoordinasikan Kesehatan dan jejaring
Puskesmas. Sumber Daya Kesehatan dan jejaring Pelayanan Kesehatan primer di
Pelayanan Kesehatan primer di wilayah wilayah kerja Puskesmas.
❑ melakukan pembinaan kerja Puskesmas.
terhadap jejaring Pelayanan
Kesehatan primer di wilayah ❑ Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
menjamin pemenuhan jumlah, jenis, dan
kerjanya.
mutu sumber daya manusia di Puskesmas. 23
Fasilitas Pelayanan Kesehatan
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN #4
wajib
Melakukan peningkatan mutu
Pelayanan Kesehatan secara:
Peningkatan Mutu
Internal Eksternal
Dilakukan melalui: Dilakukan melalui:
a. pengukuran dan pelaporan a. Registrasi;
PELINDUNGAN HUKUM indikator mutu;
b. Lisensi; dan
b. pelaporan insiden
keselamatan Pasien; dan c. Akreditasi.
c. manajemen risiko. Dilaksanakan dengan berorientasi
pada pemenuhan standar mutu,
pembinaan dan peningkatan
kualitas layanan, serta proses yang
Dalam rangka peningkatan akses dan mutu cepat, terbuka, dan akuntabel.
Pelayanan Kesehatan, Fasilitas Pelayanan
Kesehatan dapat mengembangkan: Penyelenggaraan akreditasi:
a. jejaring pengampuan Pelayanan Kesehatan; oleh Menteri atau lembaga
b.kerja sama 2 (dua) atau lebih Fasilitas penyelenggara akreditasi
Pelayanan Kesehatan; yang ditetapkan oleh
c. pusat unggulan; dan Menteri.
d.Pelayanan Kesehatan terpadu. 24
Tenaga Medis Tenaga Kesehatan
SUMBER DAYA MANUSIA a. Dokter: KELOMPOK JENIS
KESEHATAN #1 - Dokter a. tenaga psikologi klinis ➢ terdapat 1 jenis
- Dokter spesialis
b. tenaga keperawatan ➢ terdapat 3 jenis
- Dokter subspesialis
b. Dokter Gigi: c. tenaga kebidanan ➢ terdapat 2 jenis
- Dokter gigi d. tenaga kefarmasian ➢ terdapat 3 jenis
- Dokter gigi spesialis
e. tenaga kesehatan masyarakat ➢ terdapat 5 jenis
- Dokter gigi subspesialis
f. tenaga kesehatan lingkungan ➢ terdapat 2 jenis
g. tenaga gizi ➢ terdapat 2 jenis
Kualifikasi Pendidikan Paling h. tenaga keterapian fisik ➢ terdapat 4 jenis
rendah Pendidikan profesi i. tenqga keteknisian medis ➢ terdapat 8 jenis
j. tenaga teknik biomedika ➢ terdapat 4 jenis
h. tenaga kesehatan tradisional ➢ terdapat 3 jenis
i. tenaga Kesehatan lain
Penunjang Kesehatan
Bekerja pada Fasyankes atau Antara lain berupa:
institusi lain di bidang kesehatan a. Tenaga Biologi d. Tenaga keuangan
Contoh: Pengambilan dan e. Petugas pemulasaran
pengiriman material dalam bentuk jenazah
spesimen klinik dan materi biologi f. petugas ambulans
b. Tenaga administratif
c. Pramusaji
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN #2
UJI KOMPETENSI
PENDIDIKAN SDM KESEHATAN Dalam rangka menilai pencapaina standar kompetensi
Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan.
PERENCANAAN TENAGA MEDIS DAN TENAGA KESEHATAN
• Perencanaan secara nasional ditetapkan Menteri. Tenaga Medis/Tenaga Kesehatan, MAHASISWA pada
• Menteri dalam Menyusun perencanaan melibatkan fasyankes, Pemda kab/kota, PROGRAM VOKASI dan PROGRAM PROFESI, harus
Pemda Prov, dan pihak terkait.
mengikuti UJI KOMPETENSI secara nasional.
Mahasiswa Tenaga Kesehatan program diploma, sarjana, & sarjana terapan PENYELENGGARA PENDIDIKAN SESUAI DENGAN ETIKA
• Mendapatkan IJAZAH. PROFESI.
• Program sarjana hanya dapat melakukan praktik profesi setelah menyelesaikan
pend. Profesi & diberi sertifikat profesi. 26
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN #3
PENDAYAGUNAAN TENAGA MEDIS DAN TENAGA KESEHATAN PELATIHAN TENAGA MEDIS DAN TENAGA KESEHATAN
❖ DILAKSANAKAN SESUAI DENGAN PERENCANAAN dalam rangka DILAKUKAN DALAM RANGKA MENJAGA DAN
pemenuhan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan MENINGKATKAN MUTU
❖ Dilakukan oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
dan.atau Masyarakat. Pelatihan dan kegiatan peningkatan
❖ Dilakukan dengan memperhatikan aspek pemerataan,
kompetensi diselenggarakan oleh:
pemanfaatan, dan/atau pengembangan a. Pemerintah Pusat
b. Lembaga pelatihan yang terakreditasi oleh
MACAM PENDAYAGUNAAN TENAGA MEDIS DAN TENAGA KESEHATAN Pemerintah Pusat
a. Pendayagunaan Tenaga Medis dan tenaga kesehatan di Dalam
Negeri. Upaya menjaga dan peningkatan mutu dilaksanakan
b. Pendayagunaan Tenaga Cadangan Kesehatan untuk
sesuai dengan:
Penanggulangan KLB, Wabah, dan Darurat Bencana. a. Standar profesi;
b. Standar kompetensi;
c. Pendayagunaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Warga
c. Setandar pelayanan; serta
Negara Indonesia ke Luar Negeri.
d. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Pendayagunaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Warga
Negara Indonesia Lulusan Luar Negeri.
Pelatihan dan/atau kegiatan peningkatan
e. Pendayagunaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Warga
kompetensi dapat digunakan untuk proses
Negara Asing Lulusan Dalam Negeri.
sertifikasi melalui konversi ke dalam satuan
f. Pendayagunaan Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan Warga
Negara Asing Lulusan Luar Negeri kredit profesi.
27
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN #4
NAKES WNA
LULUSAN LUAR
NEGERI
28
SERTIFIKASI, REGISTRASI DAN LISENSI #1 TANGGUNGJAWAB MORAL Tenaga Medis
& Tenaga Kesehatan
REGISTRASI
PERIZINAN
STR, STR Sementara, dan STR Bersyarat, yang sudah terbit dan masih Persyaratan permohonan STR baru
berlaku sebelum Undang-Undang Kesehatan diundangkan a) ijazah dan/atau sertifikat profesi; SIP yg sudah terbit sebelum UU Kesehatan diundangkan,
Dinyatakan tetap berlaku sampai dengan berakhirnya masa berlaku b) sertifikat kompetensi; dinyatakan tetap berlaku hingga berakhirnya masa berlaku SIP.
Dapat dilakukan pembaharuan STR menjadi STR seumur hidup sebelum c) pas foto terbaru; dan
atau setelah berakhirnya masa berlaku STR, melalui tahapan: d) Kartu Tanda Penduduk. Mengajukan kepada kepala Dinas Kesehatan Kab/Kota atau
a) mengajukan permohonan kepada KKI bagi Tenaga Medis dan Kepala Dinas Penanaman Modan & PTSP Daerah Kab/Kota,
kepada KTKI bagi Tenaga Kesehatan dengan melampirkan STR lama; dengan melampirkan STR dan Surat Keterangan Tempat
b) Berdasarkan permohonan, KKI dan KTKI menerbitkan STR yang KKI atau KTKI menerbitkan STR yang berlaku Praktik. Dalam hal:
berlaku seumur hidup. seumur hidup
a. Permohonan SIP BARU dengan STR yang sudah terbit &
masih berlkau sebelum UU Kesehatan diundangkan.
STR yang sudah terbit sebelum UU Kesehatan diundangkan dan telah Dikecualikan dari ketentuan masa berlaku,
b. Permohonan SIP dengan STR seumur hidup yg diperoleh
habis masa berlaku kurang dari 3 (tiga) bulan pada saat permohonan bagi penerbitan STR untuk kepentingan
berdasarkan pemenuhan kecukupan SKP/ sertifikat
pembaharuan evaluasi kompetensi, praktik profesi bagi
kompetensi
Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan warga
Mengajukan permohonan pembaharuan STR seumur hidup negara asing, dan pendidikan, masa berlaku c. Permohonan perpanjang SIP dengan STR yang masih
Berlaku ketentuan:: sesuai dengan ketentuan peraturan berlaku atau STR seumur hidup selain yg diperoleh
a) Memiliki SKP: dapat mengajukan permohonan dengan melampirkan perundangundangan berdasarkan pemenuhan kecukupan SKP/ sertifikat
ijazah dan/atau sertifikat profesi dan surat bukti pemenuhan kompetensi, Tenaga Medis & Tenaga Kesehatan dengan
kecukupan SKP; melampirkan juga bukti pemenuhan kecukupan SKP.
b) tidak memenuhi kecukupan SKP: harus melakukan uji kompetensi Proses penerbitan STR
yang dilaksanakan oleh kemkes bekerja sama dengan kolegium Melalui aplikasi registrasi STR online yang
terintegrasi dengan SATUSEHAT paling lama 15 SIP diterbitkan dengan masa berlaku selama 5 tahun
dan/atau pihak lain yang terkait. Dapat mengajukan permohonan
STR seumur hidup dengan melampirkan ijazah dan/atau sertifikat (lima belas) hari kerja setelah persyaratan
profesi dan sertifikat kompetensi setelah lulus uji kompetensi; diunggah secara lengkap. Dikecualikan dari ketentuan masa berlaku, bagi penerbitan SIP
c) KKI atau KTKI menerbitkan STR yang berlaku seumur hidup bagi untuk kepentingan evaluasi kompetensi, praktik profesi bagi
Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang memenuhi persyaratan warga negara asing, dan pendidikan, masa berlaku sesuai
permohonan dengan ketentuan UU 30
KONSIL, KOLEGIUM, & MAJELIS DISIPLIN
Pelindungan hukum bagi SDM merupakan HAK PELINDUNGAN HUKUM DALAM PENERAPAN
yang diberikan kepada tenaga medis dan DISIPLIN
tenaga kesehatan sepanjang tenaga medis Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dalam menjalankan
dan tenaga kesehatan melaksanakan tugas praktik berhak mendapatkan pelindungan hukum sepanjang
melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi, standar
sesuai dengan standar profesi dan standar pelayanan profesi, dan standar prosedur operasional, dan etika
pelayanan profesi, standar operasional profesi serta kebutuhan kesehatan Pasien.
prosedur.
PELINDUNGAN UNTUK PESERTA DIDIK
Peserta didik yang memberikan pelayanan kesehatan berhak
PELINDUNGAN YANG DIBERIKAN OLEH RS memperoleh bantuan hukum dalam hal terjadinya sengketa
medik selama mengikuti proses pendidikan.
1. RS WAJIB melindungi dan memberikan bantuan
hukum bagi semua petugas Rumah Sakit dalam
melaksanakan tugas. ANTI-BULLYING
• Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan dapat menghentikan
2. Rumah Sakit bertanggung jawab secara hukum
pelayanan kesehatan apabila memperoleh perlakuan yang
terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas tidak sesuai dengan harkat dan martabat manusia, moral,
kelalaian yang dilakukan oleh Sumber Daya kesusilaan, serta nilai-nilai sosial budaya, termasuk tindakan
Manusia Kesehatan Rumah Sakit. kekerasan, pelecehan, dan perundungan.
• Peserta didik yang memberikan pelayanan kesehatan
mendapat perlindungan dari kekerasan fisik, mental, dan
perundungan.
34
PELINDUNGAN HUKUM SDM KESEHATAN #2
PELINDUNGAN HUKUM ATAS TINDAKAN ABORSI
KETENTUAN PASAL 60 UU KESEHATAN
PELINDUNGAN DALAM KEADAAN DARURAT Aborsi dilarang dilakukan bagi setiap aorang KECUALI dengan
• Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang melaksanakan kriteria yang diperbolehkan dan HANYA DAPAT DILAKUKAN oleh:
upaya Penanggulangan KLB dan Wabah berhak atas a. Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan.
pelindungan hukum dan keamanan serta jaminan kesehatan
dalam melaksanakan tugasnya.
b. Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
c. Dengan Persetujuan perempuan yang bersangkutan.
• termasuk pelindungan yang diberikan kepada Tenaga Medis
dan Tenaga Kesehatan dalam melaksanakan kegiatan
Tenaga Medis atau Tenaga Kesehatan yang
investigasi dan memasuki wilayah atau mendapatkan akses
melakukan aborsi karena indikasi kedaruratan
kepada masyarakat tertentu yang diduga sakit akibat penyakit
medis atau terhadap korban tindak pidana
atau masalah Kesehatan yang berpotensi menimbulkan KLB,
perkosaan atau tindak pidana kekerasan
atau akibat penyakit yang berpotensi menimbulkan Wabah.
seksual lain yang menyebabkan kehamilan
TIDAK DIPIDANA.
PELINDUNGAN HUKUM DALAM PELAYANAN BENCANA
• Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah bertanggung jawab PELINDUNGAN HUKUM PELAYANAN DI LUAR
atas ketersediaan sumber daya, fasilitas, dan pelaksanaan
Pelayanan Kesehatan pada bencana secara menyeluruh dan KEWENANGANNYA
berkesinambungan. Dalam keadaan tertentu, Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
• Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang memberikan dapat memberikan pelayanan di luar kewenangannya.
Pelayanan Kesehatan dalam rangka Tindakan penyelamatan
nyawa atau pencegahan kedisabilitasan seseorang pada
keadaan Gawat Darurat dan/atau pada bencana PELINDUNGAN HUKUM DALAM PELAPORAN
DIKECUALIKAN DARI TUNTUTAN GANTI RUGI.
DUGAAN TINDAK PIDANA
PELINDUNGAN HUKUM TIDAK MEMILIKI SIP Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan yang mengetahui atau
Dalam kondisi tertentu, Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan patut menduga adanya tindak pidana pada Pasien yang diberi
yang memberikan Pelayanan Kesehatan tidak memerlukan SIP Pelayanan Kesehatan, Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan
di tempat tersebut. berhak melaporkannya kepada aparat penegak hukum, dan
wajib mendapatkan pelindungan hukum. 35
PELINDUNGAN HUKUM SDM KESEHATAN #3
PELINDUNGAN HUKUM Alternatif Penyelesaian Sengketa
SDM KESEHATAN #4 Penyelesaian Sengketa Alternatif (ADR) merupakan mekanisme
penyelesaian sengketa diluar pengadilan dengan
mempertimbangkan segala bentuk efisiensiya dan untuk tujuan
yang akan datang sekaligus menguntungkan bagi para pihak
PENYELESAIAN SENGKETA
yang bersengketa.
MEDIS SECARA NON LITIGASI
Alternatif Penyelesaian Sengketa
A. KONSULTASI D. KONSILIASI
B. NEGOSIASI E. PENILAIAN AHLI
C. MEDIASI
Dalam hal:
40
SISTEM INFORMASI Penyelenggara 1. Pemerintah Pusat;
2. Pemerintah Daerah;
Sumber Data dan Informasi
KESEHATAN 3. Fasilitas Pelayanan 1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
Kesehatan; dan 2. instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
4. masyarakat, baik 3. badan/lembaga yang menyelenggarakan program jaminan sosial
perseorangan nasional;
maupun kelompok. 4. badan/lembaga lain yang menyelenggarakan kegiatan di bidang
Kewajiban:
Kesehatan;
Wajib mengintegrasikan Sistem Informasi Kesehatan
UU Kesehatan mengakomodir: dengan Sistem Informasi Kesehatan Nasional. 5. kegiatan masyarakat selain Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
Melaksanakan tata kelola Sistem Informasi Kesehatan 6. pelaporan mandiri perseorangan; dan
Kepastian terkait kewajiban
penyelenggara sistem informasi yang mendukung pelayanan di bidang Kesehatan. 7. sumber lainnya
kesehatan untuk melindungi data Wajib memastikan keandalan Sistem Informasi
individu kesehatan seseorang. Kesehatan. Pelindungan Data Dan Informasi
Prinsip dasar pemprosesan data Meliputi: Dilaksanakan dengan cara:
pribadi. • Ketersediaan • Menguji kelaikan sistem; Penyelenggara SIK wajib
• Keamanan • Menjaga kerahasiaan data; 1. Menjamin pelindungan data dan informasi Kesehatan setiap
ketentuan di dalam UU No 27 • Pemeliharaan • Menetukan kebijakan hak akses data; individu.
Tahun 2022 yaitu tentang: • Integrasi • Memiliki sertifikasi keandalan sistem; dan
• Melakukan audit secara berkala. 2. Data Kesehatan individu wajib mendapatkan persetujuan dari
1. Adanya kepastian bahwa pemilik data.
setiap penyelenggra sistem Wajib menyediakan data dan informasi Kesehatan 3. Menginformasikan kepada pemilik data apabila terdapat kegagalan
infomasi kesehatan wajib yang berkualitas. pelindungan data dan informasi kesehatan individu.
melindungi data individu Wajib melaksanakan pemrosesan data dan informasi
kesehatan seseorang terhadap Kesehatan Pemilik data berhak:
Upaya pemprosesan dari data Wajib menjamin pelindungan data dan informasi 1. mendapatkan informasi mengenai tuiuan pengumpulan data
tersebut, sehingga tidak ada Kesehatan setiap individu Kesehatan individu;
kekhawatiran akan bocornya
data;
2. mengakses dan melakukan perbaikan data dan informasi melalui
penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan;
2. Terdapat prinsip-prinsip dasar Pengelolaan dan Penyediaan Data 3. meminta penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan mengirimkan
dari suatu pemprosesan data dan Informasi datanya ke penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan lainnya;
pribadi termasuk salah 4. meminta penyelenggara Sistem Informasi Kesehatan menghapus
satunya adalah persetujaun 1. Masyarakat dapat mengakses data yang bersifat
public dan/atau data kesehatan dirinya. data yang tidak benar atas persetuiuan pemilik data; dan
dari pemilik data yang 5. mendapatkan hak subjek data pribadi lain sesuai dengan
bersangkutan. 2. Pemrosesan data dan informasi Kesehatan
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pelindungan
perundangundangan. data pribadi. 41
PENDANAAN KESEHATAN #1 PENDANAAN
PEMANTAUAN RUMAH SAKIT
TUJUAN PENDANAAN
▪ Mendanai pembangunan ▪ Pemerintah Pusat melakukan pemantauan Dapat bersumber dari
Kesehatan secara pendanaan Kesehatan secara nasional dan regional. penerimaan Rumah Sakit,
berkesinambungan dengan anggaran Pemerintah Pusat,
▪ Pengembangan sistem informasi pendanaan
jumlah yang mencukupi, anggaran Pemerintah Daerah,
Kesehatan yang terintegrasi dengan Sistem dan/ atau sumber lain yang
teralokasi secara adil, dan Informasi Kesehatan Nasional.
termanfaatkan secara berhasil sah sesuai dengan ketentuan
guna dan berdaya guna. ▪ Fasyankes, instansi pemerintah, BPJS, BUMN, BUMD, peraturan perundang-
Lembaga swasta dan mitra pembangunan yang undangan.
▪ Meningkatkan derajat
menjalankan fungsi Kesehatan melaporkan realisasi
Kesehatan masyarakat
setinggi-tingginya. belanja Kesehatan dan hasil capaian setiap tahun
melalui sistem informasi pendanaan Kesehatan.
Unsur:
▪ Sumber Pendanaan
1. APBN
2. APBD
3. Sumber lain
▪ Alokasi
▪ Pemanfaatan
PENDANAAN KESEHATAN #2
Pengaturan Mandatory Spending
Mandatory
Berdasarkan hasil evaluasi dana kesehatan belum digunakan secara efektif, sehingga dibutuhkan satu inovasi yang
dilakukan sesuai dengan performance based yaitu Penganggaran Berbasis Kinerja.
Spending Memberikan keleluasaan penganggaran karena pengalokasian berdasarkan kebutuhan berbasis kinerja.
Dalam
Sanksi
Sanksi Pidana Tidak Diatur dalam KUHP
15 Pidana
Undang-Undang Kesehatan
Tidak Diatur dalam KUHP
46