Anda di halaman 1dari 21

GAMBARAN PROGRAM MENJAGA MUTU DI UNIT POLI KIA(KESEHATAN IBU

DAN ANAK) DI PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUKTAHUN 2018

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Mery Frisca (20170301142)


2. Deliyanti Kora (20170301091)
3. Kusniarti (20170301208)
4. Lirna Okta R. Afendi (20170301184)
5. Friskania Devi Rosanti (20170301161)

UNIVERSITAS ESA UNGGUL

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Puskesmas merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan masyarakat
yang amat penting di indonesia. puskesmas adalah satu unit pelaksanaan fungsional
yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan serta pusat pelayanan
kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatanya secara menyeluruh,
terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam
suatu wilayah tertentu, dimana pendekatan yang digunakan memperhatikan berbagai
aspek kehidupan dari para pemakai jasa pelayanan kesehatan tersebut.
Pembangunan sektor kesehatan oleh pemerintah telah lama dipandang
sebagai ilmu yang penting dan utama untuk ditangani secara maksimal, sebab sektor
pembangunan ini secara tidak langsung bersentuhan dengan hajat hidup dan kualitas
hidup rakyat. Menurut sudiono pemerintah tidak hanya berupaya meningkatkan,
meratakan pelayanan kesehatan tetapi juga sudah mulai mengupayakan peningkatan
kualitas pelayanan.
Menurut Undang-undang Republik indonesia No 25 Tahun 2009 Tentang
Pelayanan Publik pasal 1 ayat 1 yakni pelayanan publik adalah kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi
setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan
administrative yang dosediakan oleh penyelenggaraan pelayanan publik.
Bidang kesehatan telah menjadi kegiatan yang sangat mendapat perhatian
di Indonesia karena bidang kesehatan merupakan kegiatan yang dapat neningkatkan
kesejahteraan sosial dan juga dapat mendatangkan keuntungan apabila pihak-pihak
yang mengelola dari kegiatan ini melaksanakannya secara profesional.
Aspek pelayanan (service) kesehatan sering dianggap sebagai aspek
paling penting dalam meningkatkan derajat kesehatan manusia. Hal ini dapat
dipahami karena fungsi pelajaran secara langsung bersentuhan dengan kepentingan
masyarakat. Mengedepankan aspek pelayanan kesehatan medis, maka keberadaan
puskesmas dinilai aspek paling penting , sebab fungsi puskesmas pada umumnya
yang dikenal oleh masyarakat adalah pelayanan kesehatan (medis). Fungsi ini secara
langsung dapat dirasakan manfaatnya dalam peningkatan kesehatan mereka
(masyarakat).
Sementara itu semakin kompleksnya kebijakan pembangunan dibidang
kesehatan, sangat mendukung mekanisme kerja sebuah puskesmas untuk mengelola
semua usaha usaha kesehatan dengan cara terutur dan profesional sehingga tujuan
pelayanan kesehatan dapat mencapai sasaranya. Hal ini sangat ditentukan oleh
penyelenggaraan sistem pelayanan yang baik terhadap peningkatan kesehatan yang
memadai.
Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 tentang kesehatan,
menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,mental, spiritual
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis sumberdaya bidang kesehatan adalah segala bentuk fasilitas dalam
sistematis, sebab apabila dicermati secara mendalam maka sistem pelayanan perlu
didukung oleh manajemen yang baik, sumberdaya manusia yang memadai demi
tercapainya tujuan pelayanan yang berdaya guna dan berhasil guna.
Salah satu usaha yang termasuk dalam bidang kesehatan adalah jasa
puskesmas yang saat ini menunjukan adanya perkembangan. Pembangunan dibidang
kesehatan ini dilakukan dengan memadukan berbagai kombinasi baik teknologi,
sumberdaya, modal yang memadai, serta sistem pengendalian yang digunakan.
Kualitas pelayanan berhasil dibangun, apabila pelayanan yang diberikan kepada
pelanggan mendapatkan pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani. Pengakuan
terhadap keprimaan sebuah ppelayanan, bukan datang dari aparatur yang memberikan
pelayanan, melainkan datang dari pengguna jasa layanan (pelanggan).
Pelayanan prima adalah pelayanan yang diberikan kepada pelanggan
(masyarakat) minimal sesuai dengan standart pelayanan prima. Bagi organisasi atau
instansi yang belum mempunyai standar pelayanan prima, mengacu pada
terpenuhinya keinginan pelanggan (cepat,tepat,murah,ramah,dll).
Puskesmas Kebon Jeruk merupakan salah satu puskesmas yang berada di
Kebon Jeruk Jakarta Barat, dan menjadi alternatif yang dipilih oleh masyarakat
sebagai tempat pelayanan kesehatan bagi warga masyarakat yang membutuhkanya.
Untuk itu sebagai pelayanan kesehatan warga masyarakat, utamnya lebih
mengedepankan kesehatan pasien (masyarakat) yang datang berobat secara langsung
meskipun dengan cara bertahap.
Dengan kata lain perhatian dan ketulusan hati dari pelayanan kesehatan
sanagt berarti bagi kesembuhan dan pemulihan kesehatan pasien baik yang berasal
dari golongan atas, menengah, utamanya pada golongan ekonomi lemah. Dengan
adanya puskesmas lampasio pelayanan kesehatan kepada masyarakat dapat lebih
mudah dan cepat sehingga kualiatas atau mutu pelayanan kesehatan kepada
masyarakat bisa meningkat dan dapat memenuhi tuntutan pelayanan bagi
masyarakat.
II. Tujuan Laporan
2.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran secara umum pelaksanaan manajemen mutu suatu
unit Poli KIA di Puskesmas Kecamatan Kebon Jeruk Tahun 2018
2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui Gambaran Unit, Strukur organisasi Puskesmas Kecamatan
Kebon Jeruk dan unit Poli KIA, jenis dan jumlah SDM dalam melaksanakan
Mutu, Sarana Prasarana dalam melaksanakan dan menjaga mutu, indikator
mutu/sasaran mutu, metode dalam menjaga mutu , SOP apa saja yang,
Standar, Kriteria dan Indikator
2. Mengetahui Gambaran Program Menjaga Mutu di Unit Poli KIA (Program
Kerja), kegiatan pokok dalam menjamin Mutu Unit Poli KIA.
3. Mengetahui Bagaimana bagaimana pelaksanaan PDCA (Plan, Do, Check,
Action) dari Progam Mutu yang telah dijalankan oleh Unit Poli KIA, dan cara
melaksanakan kegiatan PDCA/menjamin mutu Unit.
4. Mengetahui Bagaimana Unit mengukur outcome dari hasil pelayanan yang
telah diperoleh pasien terhadap Unit, alat atau tools/7 tools apa saja yang
digunakan dalam pengukuran mutu di Unit (cth: bagaimana penggunaan dan
penerapan serta monitoring dan evaluasi dari survey kepuasan pelanggan),
adakah RS/Puskesmas/Klinik melaksanakan konsep Pengalaman pasien
Jika RS/Puskesmas/Klinik memiliki form Survey Kepuasan Pelanggan,
lampirkan
5. Mengetahui bagaimana gambaran peran pimpinan Unit dalam melaksanakan
dan menjaga mutu pelayanan di Unit dan peran staf/pegawai di bagian mutu
di RS (menanyakan/wawancara terhadap Manager PMKP/Mutu atau yang
terlibat langsung)
6. Mengetahui apa saja kendala dan tantangan yang dihadari oleh Unit dalam
program menjaga mutu di Unit
7. Mengetahui apa saja solusi yang sudah dilakukan oleh Unit dalam upaya
perbaikan atau continuous quality improvement
8. Eksplorasi Jika Puskesmas/RS/Klinik sudah mendapatkan Sertifikat ISO
Manajemen Mutu danatau Akreditasi dan analisislah kaitannya dengan upaya
menjaga mutu.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Puskesmas


Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap orang yang dijamin dalam Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus diwujudkan dengan
upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Berdasarkan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 tahun 2014 Pusat Kesehatan
Masyarakat yang selanjutnya disebut dengan Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah
kerjanya.
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana pelayanan
kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia. Puskesmas adalah unit pelaksana
teknis dinas kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatau wilayah kerja (Depkes, 2011).

2.2 Tujuan Pembangunan Kesehatan

Kemudian adapun tujuan pembangunan kesehatan yang di selenggarakan


puskesmas yang tertera pada peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75
tahun 2014 Pasal 2 yang mana tujuan tersebut yaitu :
a) Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang meliputi
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
b) Untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan kesehatan
bermutu
c) Untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat
d) Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang optimal,
baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

2.3 Fungsi Pelayanan Kesehatan

Sesuaidengan Keputusan Menteri Kesehatan No.128 tahun 2004 tentangKebijakan


Dasa Puskesmas, Puskesmassebagaifasilitaspelayanankesehatantingkatpertamamempunyai
3 (tiga) fungsisebagaiberikut:
1. Pusat penggerakpembangunanberwawasankesehatan.
Puskesmas selalu berupay amenggerakkan dan memantau penyelenggaraan
pembangunan lintas sektorte rmasuk oleh masyarakat dan dunia usaha
diwilayahkerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan.
Disamping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari
penyelenggaraan setiap program pembangunan diwilayah kerjanya Khusus untuk
pembangunan kesehatan, upaya yang
dilakukanpuskesmasadalahmengutamakanpemeliharaankesehatan dan
pencegahanpenyakittanpamengabaikanpenyembuhanpenyakit dan pemulihankesehatan.
2. Pusat pemberdayaanmasyarakat.
Puskesmasselaluberupaya agar peroranganterutamapemukamasyarakat, keluarga
dan masyarakattermasuk dunia usahamemilikikesadaran, kemauan, dan
kemampuanmelayanidirisendiri dan masyarakatuntukhidupsehat,
berperanaktifdalammemperjuangkankepentingankesehatantermasukpembiayaannya,
sertaikutmenetapkan, menyelenggarakan dan memantaupelaksanaan program
kesehatan. Pemberdayaanperorangan, keluarga dan
masyarakatinidiselenggarakandenganmemperhatikankondisi dan situasi, khususnya
social budayamasyarakatsetempat.
2.3 Pusat pelayanankesehatan strata pertama.
Puskesmasbertanggungjawabmenyelenggarakanpelayanankesehatantingkatpertama
secaramenyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanankesehatantingkatpertama
yang menjaditanggungjawabpuskesmasmeliputi:
a) Pelayanankesehatanperorangan
Pelayanankesehatanperoranganadalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods)
dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan,
tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan
perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu
ditambahdenganrawatinap.
b) Pelayanan kesehatan masyarakat
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods)
dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah
penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan.
Pelayanan kesehatan masyaraka ttersebut antara lain promosi kesehatan,
pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan
kesehatankeluarga, keluarg aberencana, kesehatan jiwa serta berbagai program
kesehatan masyarakat.
Sebagai pusat pelayanan tingkat pertama di wilayah kerjanya, puskesmas
merupakan sarana pelayanan kesehatan pemerintah yang wajib dalam
menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan merata.
Sehingga Puskesmas menjadi tempat pertama masyarakat untuk mendapatkan .

2.4 Visi dan MisiPuskesmas


Visipuskesmasadalahtercapainya kecamatan sehatmenuju Indonesia sehat.
Indikatorutamayakni:
Program kesehatanmasyarakatlainnya.
1. Lingkungan sehat.
2. Perilaku sehat.
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu.
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan.
Misi puskesmas, yaitu:

1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.


2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
berserta lingkungannya.
2.5 Kegiatan Pokok Puskesmas
Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda, maka kegiatan
pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah puskesmas akan berbeda pula. Namun
demikian kegiatan pokok Puskesmas yang seharusnya dilaksanakan adalah sebagai
berikut: KIA, Keluarga Berencana, Usaha Perbaikan Gizi, Kesehatan Lingkungan,
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, Pengobatan termasuk pelayanan
darurat karena kecelakaan, penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Sekolah,
Kesehatan Olah Raga, Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan dan keselamatan
Kerja, Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata, Laboratorium
Sederhana, Pencatatan Laporan dalam rangka Sistem Informasi Kesehatan, Kesehatan
Usia Lanjut dan PcmbinaanPengohatanTradisional.

Fungsi puskesmas
Puskesmas diharapkan dapat bertindak sebagai motivator, fasilitator dan turut
serta memantau terselenggaranya proses pembangunan di wilayah kerjanya agar
berdampak positif terhadap kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hasil yang
diharapkan dalam menjalankan fungsi ini antara lain adalah terselenggaranya
pembangunan di luar bidang kesehatan yang mendukung terciptanya lingkungan dan
perilaku sehat. Upaya pelayanan yang diselenggarakan meliputi :
1. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif dan
preventif, dengan kelompok masyarakat serta sebagian besar diselenggarakan bersama
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas.

2. Pelayanan medik dasar yang lebih mengutamakan pelayanan,kuratif dan rehabilitatif


dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui upaya rawat jalan
dan rujukan ( Depkes RI, 2007).

Fungsi dari Puskesmas adalah:

1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya.

2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka kemampuan untuk
hidup sehat.

3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan masyarakat di wilayah


kerjanya.
Jangkauan Pelayanan Puskesmas

Sesuai dengan keadaan geografi, luas wilayah, sarana perhubungan, dan


kepadatan penduduk dalam wilayah kerja Puskesmas. Agar jangkauan pelayanan
Puskesmas lebih merata dan meluas, Puskesmas perlu ditunjang dengan Puskesmas
pembantu, penempatan bidan di desa yang belum terjangkau oleh pelayanan yang ada,
dan Puskesmas keliling. Disamping itu pergerakkan peran serta masyarakat untuk
mengelola posyandu. (depkes, 2011)

Organisasi puskesmas

 Puskesmas merupakan UPT Dinkes Kab/Kota


 Organisasi Puskesmas disusun oleh Dinkes Kab/Kota, berdasarkan kategori,
upaya kesehatan dan beban kerja puskesmas
 Organisasi puskesmas paling sedikit terdiri atas :
a) Kepala Puskesmas
b) Kasubag TU
c) Penanggung jawab UKM, dan Puskesmas
d) Penanggungjawab UKP, Kefarmasian dan laboratorium
e) Penanggung jawab jaringan pelayanan dan jejaring fasyankes

Kriteria Kepala puskesmas

Kepala puskesmas merupakan seorang nakes dengan kriteria :

a) Tingkat pendidikan paling rendah sarjana dan punya kompetensi


manajemen kesmas
b) Masa kerja di puskesms minimal 2 tahun
c) Telah mengikuti pelatihan manajemen puskesmas

UKM tingkat pertama di puskesmas

a) Upaya kesmas esensial meliputi :


 Pelayanan promosi kesehatan
 Pelayanan kesehatan lingkungan
 Pelayanan KIA-KB
 Pelayanan Gizi
 Pelayanan Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Upaya Kesehatan masyarakat esensial harus diselenggarakan oleh setiap
puskesmas untuk mendukung pencapaian SPM Kabupaten/Kota bidang
kesehatan
b) Upaya kesehatan masyarakat pengembangan merupakan uoaya kesehatan
masyarakat yang kegiatannya memerlukan upaya yang sifatnya inovatif dan atau
bersifat ekstensifikasi dan intensifikasi pelayanan, disesuaikan dengan prioritas
masalah kesehatan kekhususan wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia di masing-masing puskesmas.
UKP Tingkat pertama dipuskesmas dilaksanakan dalam bentuk :

- Rawat jalan
- Pelayanan gawat darurat
- Pelayanan satu hari (one day care)
- Home care dan atau
- Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan
- Akreditasi rumah sakit

Pasal 39 permenkes No. 75/2014 tentang puskesmas

1. Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan, puskesmas wajib diakreditasi secara


berkala paling sedikit 3 tahun sekalo
2. Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh lembaga
independen penyelenggara akreditasi yang ditetapkan menteri

Mutu pelayanan kesehatan adalah derajat kesempurnaan pelayanan akan pelayanan


kesehatan yang sesuai dengan standar pelayanan dengan menggunakan potensi sumber
daya yang tersedia di rumah sakit atau puskesmas secara wajar, etika, efisiensi, dan
efektif serta diberikan sescara aman dan memuaskan norma,etika, hukum, dan sosial
budaya dengan memperhatikan keterbatasan dan kemampuan pemerintan dan
masyarakat konsumen (Herlambang,2016)

Menurut Zimmerman Mary dalam herlambang (2016) mutu elayanan kesehatan


memenuhi dan melebihi kebutuhan dan harapan pelanggan melalui peningkatan yang
berkelanjutan atas seluruh proses. Pelanggan meliputi pasien, keluarga dan lainnya
yang datang untuk mendapatkan pelayanan atau lainnya.

Menurut Donabedian (1980) dalam Bustami (2011), mengemukakan bahwa


komponen pelayanan tersebut dapat terdiri dari masukan (input, disebut juga structure,
proses dan hasil (outcome).

1. Masukan (input)
Masukan (input) yang dimaksud disini adalah sarana fisik, perlengkapan
dan peralatan, organisasi dan manajemen, keuangan, serta sumber daya manusia
dan sumber daya (resource) lainnya dipuskesmas dan rumah sakit. Beberapa aspek
penting yang harus mendapat perhatian dalam hal ini adalah kejujuran, efektifitas
dan efisiensi serta kuantitas dan kualitas dari masukan yang ada.
2. Proses yang dilakukan
Proses adalah semua kegiatan atau aktivitas dari seluruh karyawan dan
tenaga profesi dalam interaksinya dengan pelanggan, baik pelanggan internal
(sesama petugas atau karyawan) maupun pelanggan eksternal (pasien, pemasok
barang, masyarakat yang datang ke puskesmas atau rumah sakit untuk maksud
tertentu). Baik atau tidaknya proses yang dilakukan di puskesmas atau di rumah
sakit dapat diukur dari :
a) Relevan atau tidaknya proses yang diterima oleh pelanggan
b) Efektof atau tidaknya proses yang dilakukan
c) Mutu proses yang dilakukan

Variabel proses merupakan pendekatan langsung terhadap mutu pelayanan


kesehatan. Semakin patuh petugas (profesi) terhadap standar pelayanan, maka
semakin bermutu pula pelayanan kesehatan yang diberikan.

3. Hasil yang dicapai


Hasil (outcome) yang dimaksud disini adalah tindak lanjut dari keluaran
berupa hasil akhir kegiatan dan tindakan tenaga profesi seta seluruh karyawan
terhadap pelanggan. Hasil yang diharapkan dapt berupa perubahan yang terjadi
pada pelanggan, baik secara fisik fisiologis maupun sosiologis tidak langsung,
namun sangat bermanfaat untuk mengukur mutu pelayanan di puskesmas, rumah
sakit, atau institusi pelayanan kesehatan lainnya.

A. Mengukur Mutu Pelayanan Kesehatan


Menurut pohan, I (2003) dalam Prastiwi (2010), langkah pengukuran mutu tersebut
dapat dipilah-pilah menjadi beberapa langkah sebagai berikut:
1. Pembentukan kelompok jaminan mutu pelayanan kesehatan
2. Penyusunan standar pelayanan kesehatan
3. Pemilihan tehnik pengukuran mutu
4. Pengukuran mutu dengan cara membandingkan standar pelayanan kesehatan dengan
kenyataan yang tercapai.
Donabedian, A (1982) dalam Prastiwi (2010), menganjurkan agar standar dan kriteria
diklasifikasikan kedalam tiga kelompok, hal ini pada prinsipnya sama dengan yang
dianjurkan oleh World Health Organitation (WHO) yaitu:
1. Standar struktur/input
Standar struktur atau masukan menentukan tingkat sumber daya yang diperlukan
agar standar pelayanan kesehatan dapat dicapai. Contohnya antara lain ialah: personel,
pasien, peralatan, bahan gedung, pencatatan, keuangan, singkatnya semua sumber daya
yang digunakan untuk dapat melakukan pelayanan kesehatan seperti yang tersebut dalam
standar pelayanan kesehatan.
Standar struktur antara lain ialah tenaga kesehatan yang kompeten, peralatan
pemeriksaan, obat, kamar pemeriksaan, pasien dan waktu konsultasi harus ditentukan.
2. Standar proses/process
Standar proses menentukan kegiatan apa yang harus dilakukan agar standar
pelayanan kesehatan dapat dicapai, proses akan menjelaskan apa yang dikerjakan, untuk
siapa, siapa yang mengerjakan, kapan dan bagaimana standar pelayanan kesehatan dapat
dicapai.
Dalam contoh standar pelayanan ISPA, maka sebagai proses adalah, petugas
kesehatan memeriksa balita yang batuk, dengan melakukan anamnesis dan pemeriksaan
fisik seperti apa yang telah ditentukan dalam standar pelayanan kesehatan. Semua hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik tersebut dicatat dengan lengkap dan akurat dalam rekam
medik.
3. Standar keluaran atau output
Standar keluaran atau output atau hasil pelayanan kesehatan ialah hasil pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan sesuai standar pelayanan kesehatan dan ini sangat penting.
Kriteria ‘outcome’ yang umum digunakan antara lain:
a. Kepuasan pasien
b. Pengetahuan pasien
c. Fungsi pasien
d. Indikator kesembuhan, kematian, komplikasi dll.
Menurut pohan, I (2003) dalam Prastiwi (2010), Salah satu pengukuran mutu
pelayanan kesehatan dengan membandingkan terhadap standar pelayanan kesehatan yang
telah ditetapkan. Pengertian standar pelayanan kesehatan ialah suatu pernyataan tentang
mutu yang diharapkan, yang menyangkut input/masukan, proses dan keluaran/output.
Standar pelayanan kesehatan merupakan suatu alat organisasi untuk menjabarkan
mutu kedalam terminologi operasional. Standar, indikator dan nilai ambang batas
merupakan unsur–unsur yang akan membuat jaminan mutu pelayanan kesehatan dapat
diukur. Indikator didefinisikan sebagai tolok ukur untuk mengetahui adanya perubahan
yang dikaitkan dengan target/standar yang telah ditentukan sebelumnya. Jenis-jenis
indikator bisa dikelompokkan berdasarkan; Input (berkaitan dengan man, money, material,
method dan management), process (berkaitan dengan proses yang dilakukan untuk
menghasilkan sesuatu baik barang maupun jasa), output (berkaitan dengan sesuatu yang
dihasilkan bisa dalam bentuk barang ataupun selesainya pekerjaan jasa), outcome
(berkaitan dengan ukuran yang dirasakan pelanggan, biasanya merupakan persepsi
pelanggan terhadap pemanfaatan layanan), benefit (berkaitan dengan ukuran terhadap
manfaat bagi pelanggan atau bagi pemberi pelayanan) dan impact (berkaitan dengan
ukuran dampak dari suatu produk secara luas dan biasanya jangka panjang).
Menurut Pohan, I (2003) dalam Prastiwi (2010), pengukuran mutu pelayanan
kesehatan dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu:
1. Pengukuran mutu prospektif
Pengukuran mutu prospektif yaitu pengukuran mutu pelayanan kesehatan yang
dilakukan sebelum pelayanan kesehatan diselengarakan. Oleh sebab itu, pengukurannya
ditujukan terhadap struktur atau masukan pelayanan kesehatan dengan asumsi bahwa
pelayanan kesehatan harus memiliki sumber daya tertentu agar dapat menghasilkan
pelayanan kesehatan yang bermutu, seperti:
a. Pendidikan profesi kesehatan
Pendidikan profesi pelayanan kesehatan ditujukan agar menghasilkan profesi
pelayanan kesehatan yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang
dapat mendukung pelayanan kesehatan yang bermutu.
b. Perizinan atau ‘Licensure’
Perizinan merupakan salah satu mekanisme untuk menjamin mutu pelayanan
kesehatan. SID (Surat Izin Dokter) dan SIP (Surat Izin Praktek) yang diberikan
merupakan suatu pengakuan bahwa dokter tersebut memenuhi syarat untuk
melakukan profesi dokter. Demikian pula halnya degan profesi kesehatan lain, harus
mempunyai izin kerja sesuai dengan profesinya. Mekanisme perizinan belum
menjamin sepenuhnya kompetensi tenaga kesehatan yang ada atau mutu pelayanan
kesehatan fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
c. Standardisasi
Dengan menerapkan standardisasi, seperti standardisasi peralatan, tenaga,
gedung, sistem, organisasi, anggaran, dll, maka diharapkan fasilitas pelayanan
kesehatan menjadi bermutu. Standardisasi akan membangun klasifikasi pelayanan
kesehatan. Contohnya standardisasi pelayanan rumah sakit akan dapat
mengelompokkan atau mengklasifikasikan rumah sakit dalam berbagai kelas
tertentu, misalnya rumah sakit umum kelas A, kelas B, kelas C dan kelas D. Rumah
sakit jiwa kelas A dan kelas B.
d. Sertifikasi (certification)
Sertifikasi adalah langkah selanjutnya dari perizinan. Misalnya, pengakuan
sebagai dokter spesialis adalah sertifikasi. Di Indonesia perizinan itu dilakukan oleh
departemen kesehatan atau dinas kesehatan sedang sertifikasi oleh pendidikan
profesi (Dpdikbud, CHS, Organisasi Profesi).
e. Akreditasi
Akreditasi adalah pengakuan bahwa suatu instuisi pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit telah memenuhi beberapa standar pelayanan kesehatan tertentu.
Indonesia telah melakukan akreditasi rumah sakit umum yang dilakukan oleh
Departemen Kesehatan.
Pengukuran mutu prospektif terfokus pada penilaian sumber daya, bukan kinerja
penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Ini merupakan salah satu kekurangan
pengukuran mutu dengan cara prospektif (Prastiwi, 2010).
2. Pengukuran mutu konkuren
Pengukuran mutu konkuren yaitu pengukuran pengukuran mutu pelayanan
kesehatan yang dilakukan selama pelayanan kesehatan sedang berlangsung, yaitu
dengan melakukan pengamatan langsung dan kadang-kadang perlu dilengkapi dengan
melihat rekam medik, wawancara dengan pasien/keluarga/petugas kesehatan, dan
melakukan pertemuan dengan pasien/keluarga/petugas kesehatan.
3. Pengukuran mutu retrospektif
Pengukuran mutu retrospektif yaitu pengukuran mutu pelayanan kesehatan yang
dilakukan sesudah pelayanan kesehatan selesai dilaksanakan dan biasanya merupakan
gabungan beberapa kegiatan yang berikut:
a. Menilai rekam medik
Memeriksa dan kemudian menilai catatan rekam medik atau catatan lain dan
kegiatan ini disebut sebagai audit.
b. Wawancara
Wawancara dengan pasien dan keluarga/teman/petugas kesehatan.
c. Membuat Kuisioner
Membuat kuisioner yang dibagikan kepada pasien dan keluarga/teman/petugas
kesehatan.
d. Melakukan pertemuan
Melakukan pertemuan dengan pasien dan petugas kesehatan terkait.

B. Manfaat Program Jaminan Mutu Kesehatan


Program menjaga mutu adalah suatu upaya yang dilakukan secara berkesinambungan,
sistematis, objektif dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu
pelayanan kesehatan berdasarkan standar yang telah ditetapkan, menetapkan dan
melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta
menilai hasil yang dicapai dan menyusun saran-saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan
mutu pelayanan kesehatan (Herlambang, 2016).
Menurut Herlambang (2016), menyatakan bahwa manfaat dari program jaminan mutu
adalah:
1. Dapat Meningkatkan Efektifitas Pelayanan Kesehatan
Peningkatan efektifitas pelayanan kesehatan ini erat hubungannya dengan dapat
diatasinya masalah kesehatan secara tepat, karena pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan telah sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi ataupun standar yang
telah ditetapkan.
2. Dapat Meningkatkan Efisiensi Pelayanan Kesehatan
Peningkatan efisiensi yang dimaksudkan ini erat hubungannya dengan dapat
dicegahnya pelayanan kesehatan yang dibawah standar ataupun yang berlebihan. Biaya
tambahan karena harus menangani efek samping atau komplikasi karena pelayanan
kesehatan dibawah standar dapat dihindari. Demikian pula halnya mutu pemakaian
sumber daya yang tidak pada tempatnya yang ditemukan pada pelayanan yang
berlebihan.
3. Dapat Meningkatkan Penerimaan Masyarakat Terhadap Pelayanan Kesehatan
Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah sesuainya pelayanan
kesehatan dengan kebutuhan dan tuntutan pemakai jasa pelayanan. Apabila peningkatan
penerimaan ini dapat diwujudkan, pada gilirannya pasti akan berperan besar dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara keseluruhan.
4. Dapat Melindungi Penyelenggara Pelayanan Kesehatan dan Kemungkinan Timbulnya
Gugatan Hukum
Pada saat ini sebagai akibat makin baiknya tingkat pendidikan masyarakat, maka
kesadaran hukum masyarakat juga telah semakin meningkat. Untuk mencegah
kemungkinan gugatan hukum terhadap penyelenggara pelayanan kesehatan, antara lain
karena ketidakpuasan terhadap pelayanan kesehatan, perlulah diselenggarakan pelayanan
kesehatan yang sebaik-baiknya.
Dari uraian tersebut, mudah dipahami bahwa terselenggaranya program menjaga mutu
pelayanan kesehatan mempunyai peranan yang besar dalam melindungi penyelenggara
pelayanan kesehatan dan kemungkinan timbulnya gugatan hukum, karena memang
pelayanan kesehatang yang diselenggarakan telah terjamin mutunya.
BAB III
HASIL KUNJUNGAN
I. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KECAMATAN KEBON JERUK
A. Topografi dan Geografi
Puskesmas kecamatan kebon jeruk merupakan puskesmas percontohan di darerah
Jakarta Barat yang tepatnya beralamat di Jl. Raya Kb. Jeruk No.2, RT.9/RW.1, Kb. Jeruk,
Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 11510. Puskesmas yang berdiri kokoh
setinggi 4 lantai ini berdiri sejak tahun 1965 dan di pimpin oleh seorang pemimpin wanita
yang luar biasa yaitu drg. Junaidah sejak 26 april 2014 sampai sekarang dengan dana
APBD dengan luas tanah 3000 m2 dan luas bangunan 1500 m2.
Batas- batas wilayah kecamatan kebon jeruk :
a. Utara berbatsan dengan wilayah Duri Kepa
b. Barat berbatasan dengan wilayah Kelapa Dua dan Srengseng
c. Selatan berbatasan dengan wilayah Kedoya
d. Timur berbatasan dengan wilayah Tanjung Duren

Puskesmas kecamatan kebon jeruk ini membawahi 8 Puskesmas kelurahan di wilayah


Kebon jeruk Jakarta Barat yaitu terdiri dari :

1. Puskesmas Kelurahan Duri Kepa


2. Puskesmas Kelurahan Kedoya Selatan
3. Puskesmas Kelurahan Kedoya Utara
4. Puskesmas Kelurahan Kebon Jeruk
5. Puskesmas Kelurahan Sukabumi Utara
6. Puskesmas Kelurahan Kelapa Dua
7. Puskesmas Kelurahan Sukabumi Selatan
B. Demografi
Puskesmas kecamatan kebon jeruk dengan jumlah penduduk 138.247 jiwa. Dengan
kepadatan penduduk rata-rata 56,13 jiwa/ha terdiri dari jumlah kepala keluarga 36.090
dan 62 RW dan 604 RT dengan luas wilayah 2.463,18 Ha.
C. Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Motto Pukesmas Kecamatan Kebon Jeruk
1. Visi
Terwujudnya Puskesmas yang selalu memberikan pelayanan prima menuju
masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat
2. Misi
 Mengembangkan mutu pelayanan yang berorientasi kepada kebutuhan
masyarakat secara menyeluruh
 Mengembangkan sumber daya manusia secara kualitas dan kuantitas
 Melengkapi saranan dan prasarana untuk menunjang pelayanan kesehatan secara
kualitas dan kuantitas
 Mengembangkan sisitem manajemen puskesmas secara terpadu
 Mengembangkan system kemitraan dan kemandirian masyarakat untuk hidup
sehat
 Mengembangkan system kemitraan
3. Budaya Kerja Dan Nilai Organisasi
Bertanggung jawab, kreatif dan inovatif, disiplin, setia, simpati, pengabdian dengan
kasih saying, ikhlas
4. Motto
Ramah, nyaman, dan peduli
D. Struktur Organisasi

KEPALA PUSKESMAS

DRG JUNAIDAH
TIM BAGIAN TATA USAHA

BD SRI INDRISARI

KEUANGAN KEPEGAWAIAN UMUM PERENCAN


WAKIL MANAJEMEN MUTU DAN AAN DAN
PERLENG EVALUASI
KAPAN

KEPALA KEPALA
KEPALA PELAKSANA UKP
PELAKSANA UKM JABATAN
FUNGSIONAL

E. Jenis Pelayanan
Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dan
pelayanan kesehatan masyarakat dengan menyeimbangkan upaya pencegahan dengan
upaya kuratif atau pengobatan. Dan jenis pelayanan yang tersedia di Puskesmas
kecamatan Kebon Jeruk adalah :
a. klinik umum
b. pelayanan ruang bersalin (RB)
c. Poli kesehatan manula one stop service (POKEMONSS)
d. Klinik penyakit tidak menular
e. Klinik manajemen terpadu balita sakit (MTBS)
f. Klinik gigi, klinik keluarga berencana
g. Klinik konsultasi gizi, klinik TB dan kusta
h. Klinik pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR)
i. Klinik infeksi menular seksual (IMS)
j. Klinik pratical approach to lung health (PAL)
k. Pemeriksaan laboratorium
l. Pemeriksaan radiologi
m. Pemeriksaan EKG
n. Klinik sanitasi
o. Klinik TB
p. Poli rujukan
q. Pelayanan kegawatdaruratan 24 jam
F. Manajemen
 Manajemen mutu
 Manajemen kepegawaian
 Manajemen keuangan
 Manajemen umum dan pelengkapan
 Manajemen perencanaan dan evaluasi

II. Pogram Menjaga Mutu di Puskesmas Kebon Jeruk

III. Pelaksanaan PDCA (Plan, Do, Check, Action) dari Progam Mutu yang telah
dijalankan oleh Unit Poli KIA, dan cara melaksanakan kegiatan PDCA/menjamin
mutu Unit.

IV. Cara unit mengukur outcome dari hasil pelayanan yang telah diperoleh pasien
terhadap Unit, alat atau tools/7 tools apa saja yang digunakan dalam pengukuran
mutu di Unit KIA

V. Gambaran peran pimpinan Unit KIA dalam melaksanakan dan menjaga mutu
pelayanan di Unit KIA dan peran staf/pegawai di bagian mutu di Puskesmas

VI. Kendala dan tantangan yang dihadari oleh Unit dalam program menjaga mutu di Unit

VII. Solusi yang sudah dilakukan oleh Unit dalam upaya perbaikan atau continuous
quality improvement

VIII. Eksplorasi Jika Puskesmas/RS/Klinik sudah mendapatkan Sertifikat ISO Manajemen


Mutu danatau Akreditasi dan analisislah kaitannya dengan upaya menjaga mutu.

BAB IV

PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Berdasarakan hasil tinjauan tim kami di Puskesmas Kecamatan Kebunjeruk diketahui bahwa
puskesmas tersebut sudah mendapatkan akreditasi dengan nilai Paripurna. Dimana Puskesmas
tersebut dapat mempertahankan pelayanan yang memuaskan terhadap konsumennya.

2. Puskesmas tersebut dalam penanganan pengendalian mutunya menggunakan sistem PDCA.


3. Di Unit kamar bersalin Puskesmas Kecamatan Kebun Jeruk dalam evaluasi kinerja bidan
dilakukan oleh kepala unit setiap 1 bulan sekali.

4. Pertemuan antar lintas sector masyarakat dilakukan 6 bulan sekali antara pihak Kecamatan,
Kelurahan, RT dan RW serta perwakilan masyarakat. Hal tersebut dilakukan untuk mengevaluasi
hasil kinerja dari Puskesmas Kecamatan Kebun Jeruk tersebut, dari hasil musyawarah tersebut
dapat sekligus memecahkan masalah kesehatan yang ada di daerah wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Kebun Jeruk tersebut.

5. Agar dapat menambahkan kualitas kinerja para staf ( perawat, bidan, dokter dan yang lainnya)
dilakukan pelatihan dan penambahan pendidikan pada staf tersebut untuk menjaga kualitas
kinerja para pegawai tersbut.

6. Dalam pendaftaran pasien BPJS, dipuskesmas ini memiliki kelebihan tersendiri yaitu dapat
melakukan pendaftaran untuk berobat dengan menggunakan aplikasi pendaftaran Online yang
dapat dilakukan dirumah tanpa harus datang lebih dulu ke Puskesmas Kecamatan Kebun Jeruk
untuk melakukan pendaftaran. Dan berdasarkan info yang kami dapat banyak pasien yang
merasa terbantu dengan adanya layanan online dari puskesmas Kecamatan Kebun Jeruk tersebut.

7. Untuk menilai tingkat kepuasan pasien Puskesmas Kebun Jeruk menyediakan sebuah aplikasi
dari computer yang di letakkan di poli rawat jalan lantai 1 dekat pintu keluar, yang mana aplikasi
tersebut digunakan untuk menilai tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan yang ada di
puskesmas tersebut.

8. Selain itu juga ada kotak saran yang diletakan di letakkan di lantai 1 depan pintu masuk dan 1
lagi berada di lantai 2 disebelah tangga, guna kotak saran tersebut untuk menampung keluhan
dari pasien dan akan di jawab sebulan sekali langsung oleh Kepala Puskesmas Kecamatan Kebun
Jeruk.

9. Puskesmas Kecamatan Kebunjeruk juga memberikan nomor telephone yang digunakan untuk
menampung semua keluhan serta masukan dari pasien yang mana sms atau telephone yang
masuk ke nomor tersebut dapat langsung di jawab oleh Kepala Puskesmas Kebun Jeruk.Dengan
banyaknya layanan yang bermutu yang diberikan oleh Puskesmas Kebun Jeruk maka tidak heran
jika Puskesmas ini selalu di banjiri oleh pengunjung dari luar Kecamatan Kebun Jeruk ataupun
dari luar kota.

2.Saran

Dalam menjaga mutu pelayanan Kesehatan Puskesmas Kecamatan Kebun Jeruk diharapkan
dapat terus menjaga kualitas mutu pelayanan yang sudah sangat baik tersebut dan selain itu dapat
pula menciptakan inovasi – inovasi terbaru guna memberikan pelayanan yang lebih mutakhir
sehingga dapat terus menjadi contoh untuk puskesmas – puskesmas yang lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

1.Gde Muninjaya, A.A. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan,Ed.2.Jakarta :EGC, 2015.

2. Samsi Jacobalis. Menjaga Mutu Pelayanan Rumah Sakit, PT Citra Windu Satria,
Jakarta, 1989.

3.Azrul Azwar. Standar Dalam Program Menjaga Mutu, MKMI, 2000.

4.Anna Kurniati, Ferry Efendi (2011) : Kajian SDM Kesehatan di Indonesia,


Jakarta.
5.Imbalo, P.2007. Jaminan Mutu Layanan Kesehatan. Dasar – Dasar Pengertian
dan Penerapan,Jakarta.Penerbit Buku Kedokteran EGC.

6.Departemen Kesehatan RI. Standar Pelayanan Rumah Sakit, Depkes, Jakarta,


2012

Lampiran

Anda mungkin juga menyukai