Anda di halaman 1dari 78

UNIVERSITAS ANDALAS

ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN


KEUANGAN BLUD DI PUSKESMAS LUBUK BUAYA DAN
PUSKESMAS LAPAI KOTA PADANG TAHUN 2017

Oleh :

WINDA SUSANTI
No. BP. 1511216003

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2018
UNIVERSITAS ANDALAS

ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN


KEUANGAN BLUD DI PUSKESMAS LUBUK BUAYA DAN
PUSKESMAS LAPAI KOTA PADANG TAHUN 2017

Oleh :

WINDA SUSANTI
No. BP. 1511216003

Diajukan Sebagai Pemenuhan Syarat Untuk


Mendapatkan Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG, 2018
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN


BLUD DI PUSKESMAS LUBUK BUAYA DAN PUSKESMAS LAPAI
KOTA PADANG TAHUN 2017

Oleh :

WINDA SUSANTI
No. BP. 1511216003

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing skripsi


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

Padang, Juni 2018


Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

dr. Adila Kasni Astiena, MARS Isniati, SKM, MPH


NIP. 197605302003122001 NIP. 195301181974092001

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI

Skripsi dengan judul :

ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN


BLUD DI PUSKESMAS LUBUK BUAYA DAN PUSKESMAS LAPAI
KOTA PADANG TAHUN 2017

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

WINDA SUSANTI
No. BP. 1511216003

Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Andalas pada tanggal 15 Mei 2018 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk diterima

Penguji I

Dra. Sri Siswati, Apt, SH, M.Kes


NIP. 196403081992032011

Penguji II

CH. Tuty Ernawati, SKM, M.Kes


NIP. 196101611983022001

ii
PERNYATAAN PENGESAHAN

DATA MAHASISWA:
Nama Lengkap : Winda Susanti
Nomor Buku Pokok : 1511216003
Tanggal Lahir : 5 Januari 1993
Tahun Masuk : 2015
Peminatan : Administrasi Kebijakan Kesehatan
Nama Pembimbing Akademik : Prof.dr. Nur Indrawaty Lipoeto, M.Sc, PhD, SpGK
Nama Pembimbing I : dr. Adila Kasni Astiena, MARS
Nama Pembimbing II : Isniati, SKM, MPH
Nama Penguji I : Dra. Sri Siswati, Apt, SH, M.Kes
Nama Penguji II : CH. Tuty Ernawati, SKM, M.Kes

JUDUL PENELITIAN:
“ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN
BLUD DI PUSKESMAS LUBUK BUAYA DAN PUSKESMAS LAPAI KOTA
PADANG TAHUN 2017”

Menyatakan bahwa yang bersangkutan telah melaksanakan proses penelitian


skripsi, ujian usulan skripsi dan ujian hasil skripsi untuk memenuhi persyaratan akademik
dan administrasi untuk mendapatkan Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas.

Padang, Juni 2018

Menyetujui, Mengesahkan,
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Ketua Prodi S1 Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas

Defriman Djafri, SKM, MKM, PhD Ade Suzana Eka Putri, PhD
NIP. 198008052005011004 NIP. 198106052006042001

iii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :

Nama Lengkap : Winda Susanti


Nomor Buku Pokok : 1511216003
Tanggal Lahir : 5 Januari 1993
Tahun Masuk : 2015
Peminatan : Administrasi Kebijakan Kesehatan
Nama Pembimbing Akademik : Prof.dr. Nur Indrawaty Lipoeto, M.Sc, PhD, SpGK
Nama Pembimbing I : dr. Adila Kasni Astiena, MARS
Nama Pembimbing II : Isniati, SKM, MPH
Nama Penguji I : Dra. Sri Siswati, Apt, SH, M.Kes
Nama Penguji II : CH. Tuty Ernawati, SKM, M.Kes

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi
saya yang berjudul :
“ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD
DI PUSKESMAS LUBUK BUAYA DAN PUSKESMAS LAPAI KOTA PADANG
TAHUN 2017”
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Padang, Juni 2018

Materei Rp. 6000

Winda Susanti
No.BP.1511216003

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Winda Susanti


Tempat/ Tanggal Lahir : Talawi, 5 Januari 1993
Alamat : Jl.Prof.M.Yamin, Desa Talawi Hilir, Kecamatan Talawi,
Kota Sawahlunto, Sumatera Barat
Status Keluarga : Belum Menikah
No.Telp/ HP : 085274656859
E-mail : windasusanti93@gmail.com

Riwayat Pendidikan:
1. TK Tunas Melati, lulus tahun 1999
2. SD Negeri 09 Talawi Hilir, lulus tahun 2005
3. SMP Negeri 3 Sawahlunto, lulus tahun 2008
4. SMA Negeri 2 Sawahlunto, lulus tahun 2011
5. Prodi DIII Kebidanan STIKES Dharmasraya, lulus tahun 2014
6. Prodi Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Andalas, lulus tahun 2018

v
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS

Skripsi, Juni 2018

WINDA SUSANTI, NO. BP. 1511216003


ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN
BLUD DI PUSKESMAS LUBUK BUAYA DAN PUSKESMAS LAPAI KOTA
PADANG TAHUN 2017
xii + 82 halaman, 25 tabel, 3 gambar, 7 lampiran

ABSTRAK
Tujuan Penelitian
Puskesmas dalam mendukung perkembangan pengelolaan keuangannya memerlukan
pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Puskesmas Lubuk Buaya dan
Puskesmas Lapai Kota Padang saat ini sudah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
BLUD penuh secara mandiri dimana sebelumnya secara holding. Puskesmas memiliki
pendapatan yang berbeda-beda, seperti Puskesmas Lubuk Buaya dengan kapitasi besar dan
Puskesmas Lapai dengan kapitasi kecil. Tujuan ini adalah menganalisis kesiapan
penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah di Puskesmas Kota
Padang tahun 2017.

Metode
Desain penelitian ini adalah kualitatif. Informan penelitian ditentukan berdasarkan
purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas
Lapai dengan 4 orang informan. Metode pengumpulan data adalah dengan wawancara
mendalam (Indepth Interview), observasi lapangan dan telaah dokumen.

Hasil
Hasil penelitian didapatkan bahwa kebijakan terhadap penerapan PPK BLUD di
Puskesmas Kota Padang dilakukan berdasarkan Permendagri No.61 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umun Daerah dan didukung oleh
perubahan peraturan daerah dari holding ke mandiri yaitu berdasarkan Surat Keputusan
dari Walikota Kota Padang No. 482 Tahun 2017 tentang pelaksanaan BLUD Penuh pada
Puskesmas. Sumber daya manusia yang ahli di bidang keuangan belum ada saat ini. Dana
berasal dari kapitasi Puskesmas dan tarif retribusi pasien, Puskesmas Lapai dengan
kapitasi yang rendah memerlukan dukungan ekstra dari pemerintah. Sarana prasarana
masih ada yang belum memenuhi standar Permenkes No 75 tahun 2014. Dilihat dari aspek
komponen persyaratan substantif, teknis dan administratif sudah memenuhi persyaratan
sesuai Permendagri 61 tahun 2007.

Kesimpulan
Kesiapan Penerapan PPK BLUD di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota
Padang belum berjalan dengan maksimal karena terkendala ketenagaan di bidang keuangan
yang belum ada saat ini. Disarankan agar perekrutan tenaga di bidang keuangan segera
diselenggarakan.

Daftar Pustaka : 19 (1996-2017)


Kata Kunci : Kesiapan, Penerapan, BLUD, Puskesmas

vi
FACULTY OF PUBLIC HEALTH
ANDALAS UNIVERSITY

Undergraduate Thesis, June 2018

WINDA SUSANTI NO.BP. 1511216003

ANALYSIS THE READINESS OF FINANCIAL MANAGEMENT


IMPLEMENTATION REGIONAL PUBLIC SERVICE AGENCY IN PRIMARY
HEALTH CARE LUBUK BUAYA AND LAPAI PADANG CITY 2017
xii + 82 pages, 25 tables, 3 image, 7 attachments

ABSTRACK
Objective
Primary Health Care (PHC) in supporting the development of its financial management
requires the establishment of Regional Public Service Agency. The Primary Health Care in
Lubuk Buaya and Lapai Padang City is currently implementing a fully autonomous Public
Service Management System which previously held by holding. Primary Health Care have
different incomes, such as Lubuk Buaya Health Center with large capitation and Lapai
Puskesmas with small capitation. This objective is to analyze the readiness of the
implementation of the Financial Management System Pattern of the Regional Public Service
Agency at the Primary Health Care of Padang City in 2017.

Method
The design of this study is qualitative. The research informant is determined based on
purposive sampling. This research was conducted at Lubuk Buaya Primary Health Care and
Lapai Primary Health Care with 4 informants. Methods of data collection is by in-depth
interviews (Indepth Interview), field observation and document review.

Result
The result of the research shows that the policy towards the implementation of Financial
Management System of Public Service Agency in Primary Health Care of Padang City is done
based on Regulation number 61 of 2007 concerning Technical Guidance of Financial
Management of Regional Service Board and supported by the change of regional regulation
from holding to independent based on Letter Decision of Mayor of Padang City number 482
year 2017 on the implementation of the Regional Public Service Agency on Primary Health
Care. Human resources who are experts in finance do not exist today. Funds come from
Primary Health Care capitation and patient levy rates, Primary Lapai Health Care with low
capitation require extra support from the government. Infrastructure facilities still exist that
have not met the standard Regulation no.75 years 2014.Viewed from the aspect component of
the substantive, technical and administrative requirements have met the requirements
according to Regulation number 61 of 2007

Conclusion
The readiness of the implementation of the Financial Management System Pattern of the
Regional Public Service Agency at the Primary Health Care of Padang City has not run
maximally due to constrained energy in the field of finance that does not exist today. It is
recommended that recruitment of personnel in the financial field be held immediately.

Reference : 19 (1996-2017)
Keyword : Implementation, Regional Public Service Agency, Primary Health Care

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,

karunia dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Analisis Kesiapan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD Di

Puskesmas Lubuk Buaya Dan Puskesmas Lapai Kota Padang Tahun 2017.

Shalawat serta salam peneliti sampaikan pula pada junjungan baginda

Rassulullah SAW beserta para sahabat beliau yang telah menyampaikan risalah

sehingga peneliti menjadi orang yang tercerahkan dalam nikmat iman Islam.

Penulisan hasil penelitian tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Dalam menyusun skripsi ini, peneliti banyak mendapatkan bantuan,

bimbingan, dorongan, dan petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti ingin

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Tafdil Husni, SE, MBA selaku Rektor Universitas Andalas

2. Bapak Defriman Djafri, SKM, MKM, PhD, selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Andalas

3. Ibu Ade Suzana Eka Putri PhD selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat yang telah membimbing peneliti dalam penulisan skripsi ini.

4. Ibu Syafrawati, SKM, M.Comm Health Sc selaku Ketua Peminatan

Administrasi Kebijakan Kesehatan yang telah membimbing dalam skripsi

ini.

5. Ibu dr. Adila Kasni Astiena, MARS dan Ibu Isniati, SKM, MPH selaku

pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, pemikiran, dan arahan

dengan penuh semangat dan ketulusan pada peneliti selama penelitian ini.

viii
6. Ibu Dra. Sri Siswati, Apt, SH, M.Kes dan Ibu CH. Tuty Ernawati, SKM,

M.Kes selaku penguji yang selalu memberikan bimbingan, pemikiran, dan

arahan dengan penuh semangat dan ketulusan pada peneliti selama

penelitian ini.

7. Ibu Prof.dr. Nur Indrawaty Lipoeto, M.Sc, PhD, SpGK selaku Pembimbing

Akademik yang telah memberikan semangat kepada peneliti.

8. Bapak/Ibu di Dinas Kesehatan Kota Padang, BLUD Puskesmas dan

Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang yang telah

mengizinkan dan membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga, teman-teman, dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak

langsung telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari skripsi ini, baik dari

materi maupun teknik penyajian, mengingat kurangnya pengetahuan dan pengalaman

penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun. Akhirnya penulis berharap semoga hasil skripsi ini dapat bermanfaat

bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Semoga semua

bantuan, bimbingan, semangat, dan amal kebaikan yang telah diberikan dijadikan

amal shaleh dan diridhai Allah SWT. Amin.

Padang, Juni 2018

Peneliti

ix
DAFTAR ISI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERNYATAAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI


PERNYATAAN PENGESAHAN
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
ABSTRAK ................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... xiv
DAFTAR ISTILAH / SINGKATAN ...................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvi
BAB 1 : PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penelitian ............................................. Error! Bookmark not defined.
1.3.1 Tujuan Umum ........................................... Error! Bookmark not defined.
1.3.2 Tujuan Khusus .......................................... Error! Bookmark not defined.
1.4 Manfaat Penelitian ........................................... Error! Bookmark not defined.
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 2
2.1 Badan Layanan Umum (BLU) ......................... Error! Bookmark not defined.
2.1.1 Pengertian .................................................. Error! Bookmark not defined.
2.1.2 Tujuan BLU .............................................. Error! Bookmark not defined.
2.1.3 Azaz BLU.................................................. Error! Bookmark not defined.
2.1.4 Jenis dan Persyaratan BLU ....................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Puskesmas ........................................................ Error! Bookmark not defined.
2.2.1 Fungsi Puskesmas ..................................... Error! Bookmark not defined.
2.2.2 Upaya Pelayanan Puskesmas .................... Error! Bookmark not defined.
2.2.3 Aktuasi Puskesmas .................................... Error! Bookmark not defined.
2.3 Penerapan ......................................................... Error! Bookmark not defined.
2.3.1 Pengertian .................................................. Error! Bookmark not defined.

x
2.3.2 Unsur ......................................................... Error! Bookmark not defined.
2.4 Sistem ............................................................... Error! Bookmark not defined.
2.4.1 Pengertian .................................................. Error! Bookmark not defined.
2.4.2 Unsur Sistem ............................................. Error! Bookmark not defined.
2.5 Alur Pikir.......................................................... Error! Bookmark not defined.
2.6 Telaah Sistematis ............................................................................................... 3
BAB 3 : METODE PENELITIAN ........................................................................... 5
3.1 Jenis Penelitian ................................................. Error! Bookmark not defined.
3.2 Waktu dan Tempat ........................................... Error! Bookmark not defined.
3.3 Informan Penelitian .......................................... Error! Bookmark not defined.
3.4 Instrumen Penelitian......................................... Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Pedoman Wawancara dan Panduan Observasi dengan Peneliti sebagai
Instrumen Kunci ................................................. Error! Bookmark not defined.
3.5 Metode Pengumpulan Data .............................. Error! Bookmark not defined.
3.5.1 Data Primer ............................................... Error! Bookmark not defined.
3.5.2 Data sekunder ............................................ Error! Bookmark not defined.
3.6 Alat Pengumpulan Data ................................... Error! Bookmark not defined.
3.7 Pengolahan dan Analisis Data.......................... Error! Bookmark not defined.
3.7.1 Pengolahan Data........................................ Error! Bookmark not defined.
3.7.2 Analisis Data ............................................. Error! Bookmark not defined.
3.8 Definisi Istilah .................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB 4 : HASIL PENELITIAN ................................................................................. 6
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................................. 6
4.1.1 Gambaran Puskesmas Lubuk Buaya ........................................................... 6
4.1.1.1 Struktur Organsasi Puskesmas Lubuk Buaya ...................................... 6
4.1.1.2 Sarana ................................................................................................... 8
4.1.1.3 Sumber Daya Manusia ......................................................................... 8
4.1.2 Gambaran Puskesmas Lapai ....................................................................... 8
4.1.2.1 Struktur Organsasi Puskesmas Lapai ................................................... 8
4.1.2.2 Sarana ................................................................................................. 10
4.1.2.3 Sumber Daya Manusia ....................................................................... 10
4.2 Karakteristik Informan ..................................................................................... 10
4.3 Hasil ................................................................................................................. 11
4.3.1 Komponen Input ....................................................................................... 11

xi
4.3.1.1 Kebijakan ........................................................................................... 11
4.3.1.2 Sumber Daya Manusia ....................................................................... 13
4.3.1.3 Dana ................................................................................................... 19
4.3.1.4 Sarana dan Prasarana.......................................................................... 25
4.3.2 Proses ........................................................................................................ 28
4.3.2.1 Persyaratan Substantif ........................................................................ 28
4.3.2.2 Persyaratan Teknis ............................................................................. 30
4.3.2.3 Persyaratan Administratif................................................................... 35
4.3.3 Komponen Output ..................................................................................... 38
BAB 5 : PEMBAHASAN ......................................................................................... 44
5.1 Komponen Input .............................................................................................. 44
5.1.1 Kebijakan .................................................................................................. 44
5.1.2 Sumber Daya Manusia .............................................................................. 46
5.1.3 Dana .......................................................................................................... 47
5.1.4 Sarana dan Prasarana................................................................................. 48
5.2 Komponen Proses ............................................................................................ 49
5.2.1 Persyaratan Substantif ............................................................................... 49
5.2.2 Persyaratan Teknis .................................................................................... 51
5.2.3 Persyaratan Administratif.......................................................................... 52
5.3 Komponen Output ............................................................................................ 53
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 56
6.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 56
6.2 Saran ................................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Table 1gggggggggggggg............................................ Error! Bookmark not defined.

1Table 2...................................................................... Error! Bookmark not defined.

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Pikir Penelitian ................................................................................. 2

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Lubuk Buaya ......................................... 7

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Puskesmas Lapai ...................................................... 9

xiv
DAFTAR ISTILAH / SINGKATAN

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

BLUD : Badan Layanan Umum Daerah

PP : Peraturan Presiden

UU : Undang-undang

PPK : Pola Pengelolaan Keuangan

SDM : Sumber Daya Manusia

BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah

BAPPEDA : Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

SAP : Standar Akuntansi Pemerintah

SAK : Standar Akuntansi Keuangan

SPM : Standar Pelayanan Minimal

RKA : Rencana Kerja dan Anggaran

BUMN : Badan Usaha Milik Negara

BUMD : Badan Usaha Milik Daerah

PMK : Peraturan Menteri Keuangan

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 : Permohonan menjadi Informan

Lampiran 3 : Petunjuk Wawancara Mendalam

Lampiran 4 : Panduan Wawancara Mendalam

Lampiran 5 : Lembar Checklist Observasi

Lampiran 6 : Transkip Hasil Wawancara Mendalam

Lampiran 7 : Dokumentasi Penelitian

xvi
BAB 1 : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1 Alur Pikir Penelitian

2
2.1 Telaah Sistematis

Desain
No Peneliti Judul Tahun Hasil
Penelitian
1 Andry Gustova Analisis Kesiapan 2016 Kualitatif Kebijakan terhadap penerapan PPK-BLUD di Puskesmas Kabupaten
Penerapan Pola Solok Selatan dilakukan berdasarkan Permendagri No.61 tahun 2007
Pengelolaan Keuangan tentang pedoman teknis pengelolaan keuangan badan layanan umum
Badan Layanan Umum daerah, namun untuk peraturan pendukung berupa peraturan daerah
Daerah (PPK-BLUD) di mengenai pelaksanaannya belum ada, sumber daya manusia
Puskesmas Kabupaten berdasarkan Permenkes No 75 tahun 2014 masih terdapat kekurangan
Solok Selatan dan berdasarkan jenis ketenagaan, tenaga akuntan juga masih terdapat
kekurangan, pendanaan persiapan PPK BLUD dikelola oleh dinas
kesehatan, pada tahun 2016 penganggaran berasal dari APBD, sarana
masih ada yang belum memenuhi syarat. Perencanaan pengelolaan
BLUD masih belum optimal. Persyaratan substantif diketahui
puskesmas melakukan penyelenggaraan pelayanan umum. Persyaratan
teknis diketahui kinerja pelayanan di puskesmas telah baik. Penilaian
dokumen persyaratan administratif puskesmas Kab. Solok Selatan
diketahui <60% yang berarti dokumen persyaratan administratif tidak
memuaskan (belum siap).(13)

2 Edlin Shufi Analisis Kesiapan 2017 Kualitatif Puskesmas Ngesrep dan Puskesmas Bandarharjo belum siap dalam
Adam Implementasi Badan penerapan BLUD di Puskesmas. Hal ini berdasarkan keenam variabel
Layanan Umum Daerah menurut teori Van Meter dan Van Horn belum terpenuhi. Kekurangan
Puskesmas Kota Semarang tersebut tentu akan menghambat implementasi BLUD di Puskesmas.(14)
(Studi Kasus pada
Puskesmas Ngesrep
dan Bandarharjo)

3
4

Desain
No. Peneliti Judul Tahun Hasil
Penelitian
3 Albertus Analisis Kesiapan 2014 Kualitatif Penerapan kebijakan BLUD Puskesmas di Kabupaten Kulon Progo
Sunuwata Penerapan Kebijakan belum sepenuhnya siap dilaksanakan. Puskemas di Kabupaten Kulon
Triprasetya Badan Layanan Umum Progo belum sepenuhnya siap dengan persyaratan teknis dalam kesiapan
Daerah (BLUD) Puskesmas penerapan kebijakan BLUD Puskesmas dan telah siap dengan
Di Kabupaten Kulon Progo persyaratan administrative dalam kesiapan penerapan kebijakan BLUD
(Studi Kasus di Puskesmas Puskesmas. Stakeholder di Kabupaten Kulon Progo mendukung
Wates dan Puskesmas kebijakan BLUD Puskesmas tetapi belum sepenuhnya siap dengan
Girimulyo II Kabupaten regulasi kebijakan BLUD Puskesmas.Suasana yang terlihat pada
Kulon Progo) Puskesmas di Kabupaten Kulon Progo kurang mendukung untuk
penerapan kebijakan BLUD, dalam hal dukungan manajemen dan
kerjasama tim puskesmas, komitmen dan pengelolaan keuangan
puskesmas.(15)

4 Muhammad Analisis Persyaratan 2016 Kuantitatif Puskesmas pengusul BLUD di Kabupaten Madiun telah memenuhi
Zakiy Substantif, Teknis Dan syarat sebagai Badan Layanan Umum apabila ditinjau dari aspek
Administratif Dalam yuridis. Secara umum di Kabupaten Madiun, komitmen organisasi,
Rangka Penerapan Pola komitmen pengembangan, komitmen pelayanan, serta komitmen
Pengelolaan Keuangan implementasi BLUD berada pada level yang tinggi (berada pada kisaran
Badan Layanan Umum 3,9 s.d 4,22). Selain itu pemahaman atas BLUD berada pada tingkat
Daerah: Studi Pada 10 77,73%, yang artinya pada level sedang. Hasil penilaian persyaratan
Puskesmas Di Kabupaten administratif diketahui bahwa seluruh puskesmas pengusul PPK-BLUD
Madiun memperolah total skor dengan nilai rentang antara 80-100. Artinya 10
puskesmas pengusul BLUD telah siap dan layak untuk menjadi BLUD
penuh. (16)

5. Teguh Irawan Analisis Existing Dan 2017 Kualitatif Peramalan continue holding dimana adanya kondisi dua puskesmas
Forecasting Puskesmas baru , yaitu : puskesmas medono dan buaran masih memerlukan subsidi
Blud Kota Pekalongan : silang puskesmas yang lainnya. Peramalan pola mandiri adanya
Upaya Menuju penambahan tenaga administrasi khusus dan pada awal penerapan
Kemandirian Pengelolaan konsep “pola mandiri” diperlukan support ekstra dari pemerintah.(17)
Layanan Kesehatan Primer
BAB 3 : METODE PENELITIAN

8 Kesiapan Penerapan Pola terpenuhinya persyaratan dalam penerapan PPK BLUD di


Pengelolaan Keuangan Badan Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota
Layanan Umum Daerah Padang
(BLUD) Puskesmas

5
BAB 4 : HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


4.1.1 Gambaran Puskesmas Lubuk Buaya
Puskesmas Lubuk Buaya merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah Kota

Padang yang terletak di Jl. Adinegoro, Lubuk Buaya, Koto Tangah, Sumatera Barat.

Puskesmas Lubuk Buaya dibangun pada tahun 1976 dan mulai beroperasi pada tahun

1977, yang terdiri dari 4 kelurahan dan 4 pustu.

Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya pada tahun 2016

sebanyak 104.602 jiwa dan pada Juni 2016 terjadi pemekaran Puskesmas dimana

Pustu Tunggul Hitam dijadikan Puskesmas Tunggul Hitam, secara tidak langsung

jumlah penduduk Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2016 menjadi 72.646 jiwa.

4.1.1.1 Struktur Organsasi Puskesmas Lubuk Buaya


Struktur organisasi Puskesmas Lubuk Buaya sesudah PPK BLUD mengacu

pada Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang 2018. Berikut ini adalah

struktur organisasinya dalam bentuk bagan:

6
7

KEPALA PUSKESMAS

Kasubag Tata Usaha


PEJABAT TEKNIS

Kepegawaian Rumah Tangga Keuangan SIMPUS


1. Bendahara 1. Perencanaa
Inventaris/Aset Pengeluaran n dan
Umum 2. Bendahara Evaluasi
Penerimaan 2. SP2TP
3. Akuntan

Penanggung jawab UKM Esensial dan Penanggung jawab UKP, Penanggung jawab jaringan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat kefarmasian dan Laboratorium pelayanan Puskesmas da jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan
Penanggung jawab UKM Esensial 1. Pj. BP. Umum
1. Pj. Promkes 2. Pj. KIA PUSTU
2. Pj. Kesling 3. Pj. KIA Anak PP Tabing
3. Pj. KIA/KB 4. Pj. KB PP Ganting
4. Pj. Gizi UKM 5. Pj. UKP Gizi PP Khatar
5. Pj. P2P 6. Pj. Kefarmasian PP PN3
7. Pj. Laboratorium
Penanggung jawab UKM Pengembangan 8. Pj. Kes.Gigi Bikor/BPS/Klinik Swasta
1. Pj. Kes.Jiwa & Olahraga 9. Pj. IGD
2. Pj. Gigi Masyarakat 10. Pj. Bencana/P3K
3. Pj. Batra 11. Pj. BP Lansia
4. Pj. Kes.Indra
5. Pj. Kes. Lansia
6. Pj. Klinik IMS/HIV Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Lubuk Buaya
7. Pj. Kelas Ibu Hamil Sumber: Tata Kelola BLUD Puskesmas Lubuk Buaya 2018
8. Pj. UKK
9. Pj. UKS
8

4.1.1.2 Sarana
Sarana Puskesmas Lubuk Buaya sampai Tahun 2016 terdapat 2 apotek,

toko obat 3 buah, praktek dokter swasta 17, dokter spesialis 3 buah dan 84 buah

industri kecil obat tradisional, toga 430 buah dan SBH 2 buah serta UKK 10

buah.

4.1.1.3 Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan di Puskesmas Lubuk

Buaya pada Tahun 2016 sebanyak 66 orang (7 orang medis, 56 orang paramedik,

dan 3 orang non medis) dengan proporsi paling besar adalah tenaga bidan sebesar

24 orang (17 orang PNS dan 7 orang PTT), kemudian tenaga perawat 15 orang.

Jumlah tersebut penjumlahan dari tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan

langsung kepada masyarakat dengan tenaga kesehatan yang berada di manajemen.

4.1.2 Gambaran Puskesmas Lapai


Puskesmas Lapai terletak di Kecamatan Nanggalo yang memiliki lingkup

wilayah kerja sebanyak 3 kelurahan yaitu: Kelurahan Kampung Lapai, Kelurahan

Kampung Olo dan Kelurahan Tabing Banda Gadang. Jumlah penduduk

Puskesmas Lapai pada tahun 2016 sebanyak 24.454 jiwa yang terdiri dari 11.759

jiwa laki-laki dan 12.695 jiwa perempuan.

4.1.2.1 Struktur Organsasi Puskesmas Lapai


Struktur organisasi Puskesmas Lapai sesudah PPK BLUD mengacu pada

Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang 2017. Berikut ini adalah

struktur organisasinya dalam bentuk bagan:


9

KEPALA PUSKESMAS

Kasubag Tata Usaha


PEJABAT TEKNIS

Kepegawaian Rumah Tangga Keuangan SIMPUS


1. Bendahara 1. Perencanaa
Inventaris/Aset Pengeluaran n dan
Umum 2. Bendahara Evaluasi
Penerimaan 2. SP2TP
3. Akuntan

Penanggung jawab UKM Esensial dan Penanggung jawab UKP, Penanggung jawab jaringan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat kefarmasian dan Laboratorium pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan
Penanggung jawab UKM Esensial 1. Pj. BP. Umum
1. Pj. Promkes 2. Pj. KIA 1. Pustu Tabing Banda Gadang
2. Pj. Kesling 3. Pj. KIA Anak 2. Poskeskel Kp.Lapai
3. Pj. KIA/KB 4. Pj. KB 3. Poskeskel Kp.Olo
4. Pj. Gizi UKM 5. Pj. UKP Gizi
5. Pj. P2P 6. Pj. Kefarmasian
7. Pj. Laboratorium
Penanggung jawab UKM Pengembangan 8. Pj. Kes.Gigi
1. Pj. Kes.Jiwa & Olahraga 9. Pj. IGD
2. Pj. Gigi Masyarakat 10. Pj. Bencana/P3K
3. Pj. Batra 11. Pj. BP Lansia
4. Pj. Kes.Indra
5. Pj. Kes. Lansia
6. Pj. Klinik IMS/HIV Gambar 4.2 Struktur Organisasi Puskesmas Lapai
7. Pj. Kelas Ibu Hamil Sumber: Tata Kelola BLUD Puskesmas Lapai 2018
8. Pj. UKK
9. Pj. UKS
10

4.1.2.2 Sarana
Puskesmas Lapai memiliki 1 Puskesmas, 1 Pustu, 3 Poskeskel. Dari 3

poskeskel hanya 1 yang memiliki gedung sendiri, sisanya menumpang di pustu dan

Kantor Balai Pemuda.

4.1.2.3 Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia khususnya tenaga kesehatan di Puskesmas Lapai

berjumlah 52 terdiri dari medis 6 orang, bidan 14 orang, perawat 9 orang, perawat

gigi 1 orang, teknis kefarmasian 2 orang, apoteker 1 orang, kesehatan masyarakat 3

orang, kesling 2 orang, gizi 2 orang, analis kesehatan 2 orang, rekam medis dan

informasi kesehatan sebanyak 2 orang dan tenaga penunjang/pendukung kesehatan

sebanyak 6 orang. Tenaga kesehatan ini tersebar di berbagai unit kerja yaitu Pustu

dan Poskeskel.

4.2 Karakteristik Informan


Pengambilan data yang dilakukan penelitian ini, salah satunya adalah dengan

data primer yaitu dengan cara melakukan wawancara mendalam. Wawancara

mendalam dilakukan kepada Kepala Puskesmas Lubuk Buaya, Kepala Tata Usaha

Puskesmas Lubuk Buaya, Kepala Puskesmas Lapai dan Kepala Tata Usaha

Puskesmas Lapai. Berikut ini adalah karakteristik untuk informan yang

diwawancarai.

Tabel 4.1 Karakteristik Informan Wawancara Mendalam


Kode Informan Umur Jenis Kelamin Pendidikan Jabatan
Inf -1 42 Thn P S1. Kedokteran Kepala Puskesmas
Lubuk Buaya
Inf-2 38 Thn P S1. Kesehatan Kepala Tata Usaha
Masyarakat Puskesmas Lubuk
Buaya
Inf-3 46 Thn P S1. Kedokteran Kepala Puskesmas
Gigi Lapai
Inf-4 37 Thn P S1. Kesehatan Kepala Tata Usaha
Masyarakat Puskesmas Lapai
Sumber: Wawancara mendalam
11

4.3 Hasil
4.3.1 Komponen Input
4.3.1.1 Kebijakan
Kebijakan terhadap kesiapan penerapan PPK BLUD di Puskesmas Kota

Padang yaitu:

a. Didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No.61 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah dan

berdasarkan Surat Keputusan dari Walikota Kota Padang No. 482 Tahun 2017

tentang pelaksanaan BLUD Penuh pada Puskesmas, dapat dilihat dari hasil

wawancara berikut ini :

“..Kebijakan BLUD itu mengacu pada peraturan pusat yaitu Permendagri


No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah. Karena Puskemas di Kota Padang saat ini tidak
lagi BLUD secara holding maka sudah ada Surat Keputusan dari Walikota
Kota Padang No. 482 Tahun 2017 tentang pelaksanaan BLUD Penuh pada
Puskesmas. Keputusan tersebut keluar pada tanggal 29 Desember
2017..”(Inf-1)

“..yaitu pada Pasal 19 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah dan SK Walikota Padang No. 482 Tahun 2017 tentang pelaksanaan
BLUD Penuh pada Puskesmas..” (Inf-3)

“..kebijakan BLUD saat ini dari SK Walikota Padang No. 482 Tahun 2017
tentang pelaksanaan BLUD Penuh pada Puskesmas..” (Inf-4)

b. Adanya penilaian dan pengesahan dari Pemerintah Kota Padang bahwa sistem

PPK BLUD holding menjadi PPK BLUD mandiri di Puskesmas se-Kota Padang,

dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini:

“..Karena Puskemas di Kota Padang saat ini tidak lagi BLUD secara holding
maka sudah ada Surat Keputusan dari Walikota Kota Padang No. 482 Tahun
2017 tentang pelaksanaan BLUD Penuh pada Puskesmas. Keputusan
tersebut keluar pada tanggal 29 Desember 2017. Untuk peraturan baru dari
pemerintah kota belum ada, saat ini hanya baru surat keputusan dari Pemko,
untuk yang lain masih proses karena baru dinyatakan awal Januari
kemarin.….” (Inf-1
12

“..kebijakan Pemko bahwa seluruh puskesmas harus BLUD mandiri tidak


holding lagi. Persiapannya yaitu dari sekitar Bulan Oktober atau Bulan
November kami dibimbing dalam pembuatan dokumen BLUD yaitu tata
kelola, SPM, Renstra sampai laporan keuangan dan pada bulan Desember
kami diuji oleh Pemko tentang dokumen BLUD kami dan kami dinyatakan
lulus semua untuk BLUD mandiri. Lalu, dikeluarkanlah SK Walikota tanggal
29 Desember 2017 kemaren. Maka, sahlah kami BLUD mandiri dan holding
dibubarkan..”(inf-2)

Tabel 4.2 Matriks Triangulasi Sumber tentang Kebijakan

Analisis
Topik Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4
Triangulasi
Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakannya Kebijakan Kebijakan PPK
BLUD mengacu Pemko bahwa pada Pasal 19 BLUD saat BLUD di
pada peraturan seluruh Peraturan Menteri ini dari SK Puskesmas Kota
pusat yaitu puskesmas Dalam Negeri No. Walikota Padang
Permendagri harus BLUD 61 Tahun 2007 Padang No. didasarkan pada
No. 61 Tahun mandiri tidak tentang Pedoman 482 Tahun Peraturan Menteri
2007. Kebijakan holding lagi. Teknis 2017 Dalam Negeri
BLUD saat ini Pengelolaan No.61 Tahun
tidak holding Keuangan Badan 2007 dan sistem
lagi yaitu Layanan Umum PPK BLUD
berdasarkan Daerah dan SK holding menjadi
Surat Keputusan Walikota Padang PPK BLUD
dari Walikota No. 482 Tahun mandiri di
Kota Padang 2017. Puskesmas se-
No. 482 Tahun Kota Padang
2017 tentang yaitu berdasarkan
pelaksanaan Surat Keputusan
BLUD Penuh dari Walikota
pada Puskesmas Kota Padang No.
482 Tahun 2017
tentang
pelaksanaan
BLUD Penuh
pada Puskesmas

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, kebijakan dalam kesiapan

penerapan PPK BLUD di Puskesmas Kota Padang telah beralih dari holding ke

mandiri secara penuh di Puskesmas.

Hasil telaah dokumen yang peneliti temukan, kebijakan terkait PPK BLUD

yaitu adanya dokumen-dokumen persyaratan BLUD yang harus dipenuhi oleh

Puskesmas untuk BLUD mandiri dan kebijakan dari Walikota Kota Padang yaitu

Surat Keputusan No. 482 Tahun 2017 tentang pelaksanaan BLUD Penuh pada

Puskesmas.
13

Hasil wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen tentang kebijakan

yaitu kebijakan PPK BLUD Puskesmas Kota Padang mengacu pada Peraturan

Menteri Dalam Negeri No.61 Tahun 2007dan sistem holding menuju mandiri

didasarkan atas lulusnya Puskesmas memenuhi dokumen-dokumen persyaratan

BLUD dan telah disahkan oleh Walikota Padang pada Surat Keputusan No. 482

Tahun 2017 tentang pelaksanaan BLUD Penuh pada Puskesmas, dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 4.3 Matriks Triangulasi Metoda tentang Kebijakan


Wawancara
Topik Observasi Telaah Dokumen Kesimpulan
Mendalam

Kebijakan Kebijakan terhadap Pola Pengelolaan Adanya dokumen- Kebijakan PPK


penerapan Pola Keuangan Badan dokumen BLUD Puskesmas
Pengelolaan Keuangan Layanan Umum persyaratan Kota Padang
Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD yang telah mengacu pada
Daerah (PPK BLUD) BLUD) di dipenuhi oleh Peraturan Menteri
di Puskesmas Kota Puskesmas telah Puskesmas untuk Dalam Negeri
Padang didasarkan beralih dari holding BLUD mandiri No.61 Tahun
pada Peraturan ke mandiri secara dan kebijakan dari 2007dan sistem
Menteri Dalam Negeri penuh di Puskesmas Walikota Kota holding menuju
No.61 Tahun 2007 dan Padang yaitu mandiri didasarkan
sistem PPK BLUD Surat Keputusan atas lulusnya
holding menjadi PPK No. 482 Tahun Puskesmas
BLUD mandiri di 2017 tentang memenuhi
Puskesmas se-Kota pelaksanaan dokumen-dokumen
Padang yaitu BLUD Penuh persyaratan BLUD
berdasarkan Surat pada Puskesmas. dan telah disahkan
Keputusan dari oleh Walikota
Walikota Kota Padang Padang pada Surat
No. 482 Tahun 2017 Keputusan No. 482
tentang pelaksanaan Tahun 2017 tentang
BLUD Penuh pada pelaksanaan BLUD
Puskesmas Penuh pada
Puskesmas

4.3.1.2 Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia dalam kesiapan penerapan PPK BLUD di Puskesmas

Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang saat ini yaitu :

a. Dalam persyaratan untuk menjadi PPK BLUD penuh masing-masing puskesmas

harus memiliki tenaga dibidang keuangan untuk membantu pembuatan laporan-

laporan keuangan, namun belum satu pun BLUD di Puskesmas Kota Padang yang
14

memiliki tenaga yang profesional di bidang keuangan, dapat dilihat dari hasil

wawancara berikut ini:

“Jadi untuk SDM ya memang untuk BLUD ini kita yang kurang tenaga di
keuangan yang profesional..”(inf-1)

“...kami kan gak ada SDM yang profesional di bagian keuangan, belum
ada. Kami kan biasanya fungsional tertentu kami tarik, kami jadikan
sebagai petugas tambahan untuk diperbantukan. Itu tidak maksimal sekali.
Mungkin untuk laporan keuangan lebih ahli tenaga dibidang keuangan
seperti akuntan”(inf-2)

“...yang kita butuhkan di bagian keuangan kayak akuntan. Karena 1


Puskesmas butuh 1 orang ahli keuangan. Karena basic kita sekarang semua
kan kesehatan, akuntan gak ada, jadi bikin neraca, laporan keuangan, dll
nya kita butuh”(inf-3)

“...Ya saat ini kendala kami untuk BLUD memang belum ada tenaga yang
ahli di bidang keuangan/akuntan..”(inf-4)

b. Bendahara dalam PPK BLUD haruslah PNS jadi untuk menyisiasatinya

dibutuhkan tambahan tenaga kontrak yang direkrut melalui BLUD mandiri oleh

masing-masing puskesmas, dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini :

“...karena kapitasi kita lumayan banyak yaitu sekarang 30.000 dibagi 7.500
maka kita butuh 4 dokter. Sementara kita yang PNS baru punya 3 orang, jadi
butuh tambahan 1 yaitu yang kita angkat lewat tenaga kontrak BLUD. Jadi
dengan adanya BLUD kita akan menambah tenaga yang tujuannya untuk
meningkatkan pelayanan. Itu ada kita tambah tenaga-tenaga tertentu untuk
BLUD mandiri seperti akuntansi, bagian administrasi untuk membantu
bendahara nanti kan. Jadi bukan bendahara juga karena bendahara harus
PNS tidak boleh tenaga kontrak tapi dia membantu bendahara juga
nantinya”(inf-1)

“...Itu makanya di RBA kami buat perekrutan tenaga untuk menunjang


pengelolaan keuangan BLUD mandiri..Jadi tenaga yang dibutuhkan adalah
tenaga kontrak bukan PNS”(inf-2)

“...Jadi total SDM yang kita butuhkan untuk BLUD ini 2 orang, karena
sekarang kita punya 1 orang yang telah honor, jadi akan kita angkat untuk
15

kontrak. 1 orangnya yang memang untuk di bidang keuangan yang nantinya


dibantukan bersama bendahara..” (Inf-3)

“...Kami merencanakan SDM di bidang ahli keuangan/akuntansi untuk


dibantukan bersama bendahara..”(inf-4)

c. Perekrutan tenaga keuangan tersebut diusulkan oleh Puskesmas sesuai dengan

kebutuhan dan pendapatan masing-masing puskesmas melalui RBA ke Dinas

Kesehatan Kota Padang yang nantinya tenaga akuntan tersebut bersifat tenaga

kontrak dengan latar belakang pendidikan D3, dapat dilihat dari hasil wawancara

berikut ini:

“Ya paling untuk pengelolaan keuangannya kita nambah nanti, di bagian


administrasi. Tapi untuk meningkatkan pelayanan tentu karena kita sudah
bisa merekrut sendiri dan dana kita ada bagaimana pelayanan itu lebih
maksimal, tentu kita tambah orangnya, ada pos-pos tertentu nanti yang kita
tambah seperti rekam medis, karena tenaga rekam medis kita baru 1 orang,
dana kapitasi kita lumayan banyak bisa kita rekrut dari dana itu. Tapi tidak
semua puskesmas juga sama, tergantung pendapatan mereka masing-
masing...Ya, itu kita ajukan kebutuhan ke Dinas tapi nanti yang memberi
gajinya kita sendiri, bukan dinas... D3 rencananya”(inf-1)

“...Itu makanya di RBA kami buat perekrutan tenaga untuk menunjang


pengelolaan keuangan BLUD mandiri..Hm..prosesnya udah kami ajukan ke
Pemko kami butuh ini, kemudian orang Pemko yang mengadakan perekrutan.
Nanti ada pengelolaan penerimaannya itu...Untuk spesifikasi tenaganya itu
tergantung dari dana kami, kalau kami sanggupnya D3 dulu, kalau Sarjana
kurang sanggup kami karena agak mahal bayarnya” (Inf-2)

“...kita merekrutnya tetap di DKK, tapi kita yang mengusulkan. Jadi kita
udah anggarkan di RBA 2018. Untuk spesifikasinya kita butuh 1 orang dari
D3 ahli keuangan..” (Inf-3)

“...Sudah ada di RBA kita. Jadi, di RBA tahun ini sudah kami usulkan untuk
penambahan tenaga kontrak akuntan” (Inf-4)
16

Tabel 4.4 Matriks Triangulasi Sumber tentang Sumber Daya Manusia


Topik Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Analisis Triangulasi

Sumber Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas- Dalam persyaratan


Daya Lubuk Buaya Lubuk Buaya Lapai untuk Lapai untuk menjadi PPK
Manusia membutuhkan butuh SDM sudah merencanakan BLUD penuh masing-
satu tenaga tambahan pas, yang SDM di masing puskesmas
tambahan yang tenaga dibutuhkan di bidang ahli harus memiliki tenaga
diangkat lewat untuk laporan bagian keuangan/aku dibidang keuangan
tenaga kontrak keuangan keuangan ntansi untuk untuk membantu
BLUD, yaitu yang lebih ahli seperti dibantukan pembuatan laporan-
akuntansi, tenaga akuntan untuk bersama laporan keuangan,
bagian dibidang membuat bendahara. namun belum satu pun
administrasi keuangan neraca, Jadi, di RBA BLUD di Puskesmas
untuk seperti laporan tahun ini Kota Padang yang
membantu akuntan. keuangan, dll sudah kami memiliki tenaga yang
bendahara Untuk nya. usulkan untuk profesional di bidang
nanti. Status spesifikasi Perekrutannya penambahan keuangan
tambagan tenaganya itu tetap di DKK, tenaga kontrak - Bendahara dalam PPK
tenaga tersebut tergantung tapi akuntan. BLUD harus PNS jadi
nantinya bukan dari dana puskesmas untuk menyisiasatinya
PNS. puskesmas yang dibutuhkan tambahan
yaitu dari D3. mengusulkan. tenaga kontrak yang
direkrut melalui
BLUD mandiri oleh
masing-masing
puskesmas
- Perekrutan tenaga
keuangan tersebut
diusulkan oleh
Puskesmas sesuai
dengan kebutuhan dan
pendapatan masing-
masing puskesmas
melalui RBA ke Dinas
Kesehatan Kota
Padang yang nantinya
tenaga akuntan
tersebut bersifat tenaga
kontrak dengan latar
belakang pendidikan
D3

Hasil telaah dokumen peneliti terhadap ketenagaan di Puskesmas Lubuk

Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang terhadap standar Permenkes No.75 tahun

2014 diketahui:
17

Tabel 4.5 Ketenagaan Puskesmas Kota Padang


No Jenis Tenaga Jumlah (orang)
1. Dokter spesialis 0
2. Dokter umum 42
3. Dokter gigi 66
4. Dokter gigi spesialis 0
5. Bidan 275
6. Perawat 243
7. Perawat gigi 32
8. Tenaga teknis kefarmasian 56
9. Apoteker 11
10. Kesehatan masyarakat 31
11. Kesehatan lingkungan 41
12. Tenaga gizi 44
13. Tenaga keterapian fisik 0
14. Tenaga keteknisian medis 65
15. Tenaga kesehatan lain 0
16. Tenaga penunjang/pendukung kesehatan
d. Pejabat struktural 46
e. Staf penunjang administrasi 58
f. Staf penunjang teknologi 0
g. Staf penunjang perencanaan 0
h. Tenaga pendidik 0
i. Tenaga kependidikan 0
j. Juru 0
k. Tenaga penunjang kesehatan lainnya 18
Sumber : Profil Kesehatan Kota Padang Tahun 2016

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa jumlah ketenagaan di Puskesmas Kota

Padang untuk tenaga kesehatan sudah memenuhi kebutuhan namun untuk kebutuhan

tenaga penunjang/pendukung kesehatan masih terdapat tenaga yang belum ada.

Hasil telaah dokumen yang peneliti temukan terkait jumlah ketenagaan di

Puskesmas Lubuk Buaya dilihat dan Puskesmas Lapai Kota Padang diketahui secara

keseluruhan sebenarnya sudah memenuhi standar sesuai Permenkes No.75 tahun

2014.
18

Tabel 4.6 Ketenagaan Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai


Kota Padang
Standar Jumlah
No. Jenis Tenaga Rawat Inap Non Puskesmas Puskesmas
Rawat Lubuk Buaya Lapai (Non
Inap (Rawat Inap) Rawat Inap)
1. Tenaga medis 3 2 3 3
2. Tenaga perawat 8 5 26 9
3. Tenaga bidan 7 4 25 11
4. Tenaga kefarmasian 2 1 3 3
5. Tenaga gizi 2 1 1 2
6. Tenaga kesehatan 3 3 3 3
masyarakat dan sanitasi
7. Tenaga teknisi medis 1 1 7 5
8. Tenaga fungsional umum 5 5 9 5
Sumber:Profil Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Tahun 2016

Hasil wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen tentang sumber

daya manusia dalam kesiapan penerapan PPK BLUD di Puskesmas Lubuk Buaya

dan Puskesmas Lapai Kota Padang untuk tenaga kesehatan sudah memenuhi

kebutuhan namun untuk kebutuhan tenaga penunjang/pendukung kesehatan masih

terdapat tenaga yang belum ada. Untuk penerapan PPK BLUD di Puskesmas Lubuk

Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang belum memiliki tenaga yang profesional di

bidang keuangan untuk mmbantu bendahara dalam membuat laporan-laporan

keuangan.. Karena dalam persyaratannya untuk menjadi PPK BLUD penuh masing-

masing puskesmas harus memiliki tenaga ahli bidang keuangan bersifat Non PNS

atau kontrak dengan latar belakang pendidikan minimal D3 yang perekrutannya

diusulkan ke Dinas Kesehatan Kota Padang, dapat dilihat sebagai berikut:


19

Tabel 4.7 Matriks Triangulasi Metoda tentang Sumber Daya Manusia


Wawancara Telaah
Topik Observasi Kesimpulan
Mendalam Dokumen

Sumber - Belum satu pun yang Jumlah Ketenagaan - Jumlah ketenagaan di


Daya memiliki tenaga yang ketenagaan Puskesmas Puskesmas Kota
Manusia profesional di bidang Puskesmas Lubuk Buaya Padang untuk tenaga
keuangan. Lubuk Buaya dan Puskesmas kesehatan sudah
- Dalam persyaratannya dan Puskesmas Lapai sudah memenuhi kebutuhan
untuk menjadi PPK Lapai dalam memenuhi namun untuk
BLUD penuh masing- Profil standar sesuai kebutuhan tenaga
masing puskesmas Puskesmas Permenkes penunjang/pendukung
harus memiliki tenaga Tahun 2016 dan No.75 tahun kesehatan masih
dibidang keuangan Profil Kesehatan 2014. terdapat tenaga yang
untuk membantu Kota Padang belum ada.
pembuatan laporan- 2016 - Untuk penerapan PPK
laporan keuangan. BLUD di Puskesmas
- Bendahara dalam PPK Kota Padang belum
BLUD harus PNS jadi memiliki yang
untuk menyisiasatinya profesional di bidang
dibutuhkan tambahan keuangan untuk
tenaga kontrak yang mmbantu bendahara
direkrut melalui dalam membuat
BLUD mandiri oleh laporan-laporan
masing-masing keuangan.
puskesmas. - Karena dalam
- Perekrutan SDM persyaratannya untuk
tersebut diusulkan menjadi PPK BLUD
oleh Puskesmas penuh masing-masing
melalui RBA ke Dinas puskesmas harus
Kesehatan Kota memiliki tenaga ahli
Padang yang nantinya bidang keuangan
tenaga akuntan bersifat Non PNS atau
tersebut bersifat kontrak dengan latar
tenaga kontrak dengan belakang pendidikan
latar belakang minimal D3 yang
pendidikan D3. perekrutannya
diusulkan ke Dinas
Kesehatan Kota
Padang.

4.3.1.3 Dana
Pendanaan dalam PPK BLUD Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai

diketahui yaitu :

a. Sumber dana BLUD berasal dari dana kapitasi JKN dan pendapatan Puskesmas

yaitu dari tarif retribusi pasien. Setiap puskesmas memiliki jumlah kapitasi yang

berbeda-beda, dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini:

“...Kalau dana kita yaitu dari dana pendapatan kapitasi JKN, ada
pendapatan dari Perda Tarif”(inf-1)
20

“Sumber dana kami itu dari JKN, yang di BLUD kan itu baru dana BPJS,
terus kan ada pasien umum, pasien umum kan bayar itu namanya retribusi,
jadi itu dana yang di BLUD mandiri kan, dana JKN sama retribusi..”(inf-2)

“Dana BLUD itu berasal dari kapitasi itu yang kita olah, dulu kan holding
sekarang kita lagi, jadi sampai ndak sampai di sampaian. Terus ada dari
tarif pasien umum yang dari Perwako”(inf-3)

“Dana kami itu dari kapitasi, itulah kapitasi kami keteknyo. Lalu ada dari
tarif pasien umum. Bisa dilihat dibawah”(inf-4)

b. Puskesmas dengan kapitasi kecil seperti Puskesmas Lapai masih dibantu oleh

Pemda melalui APBD yaitu untuk biaya listrik, bahan bakar ambulans, perawatan

ambulans, membiayai petugas cleaning services, dapat dilihat dari hasil

wawancara berikut ini:

“...tapi kan sekarang ini Puskesmas yang kecil ini alhamdulillah Kepala
Dinas menginstruksikan untuk 5 Puskesmas yang kecil termasuk Lapai yang
kapitasinya kecil masih dibantu oleh APBD. Kalau enggak kolap kita. Jadi
ya itu Alhamdulillah kebijakan dari Kepala Dinas untuk membantu kayak
listrik, minyak ambulans, perawatan ambulans, bayar service cleaning kita,
alhamdulillah masih dibantu DKK dari APBD, terus obat masih dibantu
oleh GFK”(inf-3)

..”Karena kapitasi kami ketek, jadi kami butuh bantuan, kalau ndak kami
bisa kolaps..”(inf-4)

c. Dana BLUD digunakan sesuai dengan kegiatan operasional puskesmas dan

tergantung dari jumlah kapitasi masing-masing puskesmas. Selain itu juga

digunakan untuk kegiatan belanja untuk membayar gaji tenaga kontrak yang

disebut dengan belanja jasa dan penganggaran pelatihan untuk SDM, dapat dilihat

dari hasil wawancara berikut ini:

“...secara umumnya ada untuk operasional dan jasa pelayanan. Jadi


operasionalnya itu bisa beli obat, beli kebutuhan Puskesmas, kemudian beli
alkes, di luar operasional kan jasa pelayanan.. Dari dana operasional juga
masuk didalamnya honor tenaga kontrak. Dari sana kita ambilkan.
Biasanya pelatihan yang untuk keuangan itu yang selama ini, kita kan baru
21

mandiri ini ya, tapi kita menganggarkan untuk pelatihan petugas kita, dari
Dinas mungkin ada juga bekerjasama dengan SKPD lainnya”(Inf-1)

“..Dia bukan gaji kami kasih, berupa insentif namanya. Kalau gaji nanti
bunyinya UMR. Di dalam RBA namanya belanja jasa. Dalam bentuk jasa
bukan upah. Kalau bentuk upah, UMR. Kalau belanja kan itu tergantung
kemampuan kami..” (Inf-2)

“Jadi karena kita sudah BLUD, kapitasi kita kecil, kita harus belajar pandai
berhemat dengan kapitasi kita yang segitu. Yang mana kebutuhan yang
urgen, misal obat habis, bahan suntik habis, jadi itu yang kita
utamakan..”(inf-3)

d. Penggunaan dana BLUD menunggu pengesahan dari Pemko dan cara pengelolaan

keuangannya diatur di Perwako tentang Pemanfaatan Dana Pendapatan BLUD

dan laporan keuangan tetap dilaporkan ke Pemko. dan penggunaan yang telah

disahkan, dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini:

“...Cara pengelolaannya kita atur di Perwako tentang Pemanfaatan Dana


Pendapatan BLUD, disana diatur nanti pendapatan itu untuk apa. Kalau
sekarang sih memang untuk pembelanjaan keuangannya kita belum mulai
karena tetap BLUD harus ikut aturan daerah juga. Uang yang kita
belanjakan harus masuk ke pelaporan daerah, kita belum boleh belanja
sekarang. Karena pengesahan belanja itu belum ada di Pemko, belum keluar
jadi disahkan dulu sama DPR, ditanda tangan Walikota dan Gubernur baru
kita bisa belanja. Jadi kita menunggu itu, jadi bulan Januari kita belum bisa
melaksanakan belanja gitu. Istilahnya anggaran Pemko belum disahkan. Jadi
kita menunggu itu dulu, tetap ikut kita. Jadi BLUDnya tidak lepas dari APBD
juga. Jadi kita BLUD mandiri tetap laporan keuangannya Dinas harus tahu,
Pemko harus tahu dan ikut aturan proses keuangannya itu ada juga Pemko
yang ikut kita dalam prosesnya itu”(Inf-1)

“Kalau belanja jasa ada di Pemko.. Ada dalam bentuk buku standar belanja,
misal honor ini berapa, ini berapa. Jadi ada standar harga belanja..”(inf-2)

“...Lalu untuk membeli barang ada standar harganya. Jadi ndak mudah-
mudah sekarang belanja itu..”(inf-3)
22

Tabel 4.8 Matriks Triangulasi Sumber tentang Dana

Topik Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Analisis Triangulasi


Dana Dana BLUD Sumber Dana BLUD Dana BLUD - Sumber dana BLUD
berasal dari dana BLUD itu berasal dari berasal dari berasal dari dana
dana itu dari kapitasi. Terus kapitasi, kapitasi JKN dan
pendapatan JKN, dan ada dari tarif karena pendapatan
kapitasi JKN, ada dari pasien umum kapitasi dan Puskesmas dari tarif
ada pendapatan pasien yang dari tarif pasien. retribusi pasien.
dari Perda Tarif. umum Perwako. Jadi - Setiap puskesmas
Pengesahan namanya karena kapitasi memiliki jumlah
belanja belum retribusi. Puskesmas kapitasi yang
ada di Pemko Dana BLUD Lapai kecil, berbeda-beda.
jadi belum bisa juga maka masih
melakukan digunakan dibantu oleh
- Kegiatan operasional
puskesmas
belanja saat ini. untuk APBD.
tergantung dari
Cara membayar
jumlah kapitasi
pengelolaannya belanja jasa
diatur di tenaga - Puskesmas dengan
Perwako kontrak. kapitasi kecil masih
tentang dibantu oleh Pemda
Pemanfaatan melalui APBD
Dana - Penggunaan dana
Pendapatan BLUD menunggu
BLUD. pengesahan dari
Pemko
- Cara pengelolaan
keuangannya diatur
di Perwako tentang
Pemanfaatan Dana
Pendapatan BLUD
dan laporan
keuangan tetap
dilaporkan ke
Pemko. dan
penggunaan yang
telah disahkan
- Dana BLUD selain
digunakan untuk
kegiatan belanja juga
digunakan untuk
membayar gaji
tenaga kontrak yang
disebut belanja jasa
dan penganggaran
pelatihan untuk SDM

Hasil telaah dokumen dilakukan peneliti terkait dana APBD dan kapitasi

Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang ditemukan bahwa

jumlah dana APBD dan dana kapitasi JKN Puskesmas Lubuk Buaya lebih besar

dibandingkan dengan Puskesmas Lapai.


23

Tabel 4.9 Dana APBD dan Kapitasi Puskesmas Kota Padang


APBD Kapitasi/bulan
Puskesmas
(2016) (2017)
Lubuk Buaya Rp. 44.355.643 Rp. 111.174.000

Lapai Rp. 17.716.473 Rp. 25.320.000

Sumber: Profil Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai 2016 dan 2017

Hasil wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen tentang dana

dalam kesiapan penerapan PPK BLUD di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas

Lapai Kota Padang diketahui bahwa sumber dana BLUD Puskesmas berasal dari

dana kapitasi JKN dan pendapatan Puskesmas dari tarif retribusi pasien. Setiap

Puskesmas memiliki dana APBD dan dana kapitasi JKN yang berbeda, seperti

Puskesmas Lubuk Buaya lebih besar dibandingkan dengan Puskesmas Lapai.

Kegiatan operasional puskesmas tergantung dari jumlah kapitasi Puskesmas dengan

kapitasi kecil masih dibantu oleh Pemda melalui APBD. Penggunaan dana BLUD

menunggu pengesahan dari Pemko. Cara pengelolaan keuangannya diatur di

Perwako tentang Pemanfaatan Dana Pendapatan BLUD dan laporan keuangan tetap

dilaporkan ke Pemko. dan penggunaan yang telah disahkan. Dana BLUD selain

digunakan untuk kegiatan belanja juga digunakan untuk membayar gaji tenaga

kontrak yang disebut belanja jasa dan penganggaran pelatihan untuk SDM, dapat

dilihat sebagai berikut:


24

Tabel 4.10 Matriks Triangulasi Metoda tentang Dana

Telaah
Topik Wawancara Mendalam Observasi Kesimpulan
Dokumen
Dana - Sumber dana BLUD Dana APBD Dana APBD - Sumber dana BLUD
berasal dari dana dan dana dan dana Puskesmas berasal
kapitasi JKN dan Kapitasi JKN kapitasi JKN dari dana kapitasi
pendapatan Puskesmas Puskesmas Puskesmas JKN dan pendapatan
dari tarif retribusi Lubuk Buaya Lubuk Buaya Puskesmas dari tarif
pasien. dan Puskesmas lebih besar retribusi pasien.
- Setiap puskesmas Lapai Kota dibandingkan - Setiap Puskesmas
memiliki jumlah Padang. dengan memiliki dana
kapitasi yang berbeda- Puskesmas APBD dan dana
beda. Lapai. kapitasi JKN yang
- Kegiatan operasional berbeda, seperti
puskesmas tergantung Puskesmas Lubuk
dari jumlah kapitasi Buaya lebih besar
- Puskesmas dengan dibandingkan dengan
kapitasi kecil masih Puskesmas Lapai
dibantu oleh Pemda - Kegiatan operasional
melalui APBD puskesmas
- Penggunaan dana tergantung dari
BLUD menunggu jumlah kapitasi
pengesahan dari Pemko - Puskesmas dengan
- Cara pengelolaan kapitasi kecil masih
keuangannya diatur di dibantu oleh Pemda
Perwako tentang melalui APBD
Pemanfaatan Dana - Penggunaan dana
Pendapatan BLUD dan BLUD menunggu
laporan keuangan tetap pengesahan dari
dilaporkan ke Pemko. Pemko
dan penggunaan yang - Cara pengelolaan
telah disahkan keuangannya diatur
- Dana BLUD selain di Perwako tentang
digunakan untuk Pemanfaatan Dana
kegiatan belanja juga Pendapatan BLUD
digunakan untuk dan laporan
membayar gaji tenaga keuangan tetap
kontrak yang disebut dilaporkan ke
belanja jasa dan Pemko. dan
penganggaran pelatihan penggunaan yang
untuk SDM telah disahkan
- Dana BLUD selain
digunakan untuk
kegiatan belanja juga
digunakan untuk
membayar gaji
tenaga kontrak yang
disebut belanja jasa
dan penganggaran
pelatihan untuk SDM
25

4.3.1.4 Sarana dan Prasarana


Sarana dan prasarana untuk PPK BLUD diketahui :

a. Dalam BLUD Puskesmas tidak ada sarana dan prasarana khusus karena masih

sama seperti biasanya, dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini:

“Sebenarnya untuk sarana dan prasarana kita kan sudah berproses dari dulu
juga, jadi kan tidak ada sarana prasarana khusus untuk BLUD kan tidak.
Dengan BLUD harus ada sarana prasarana ini kan tidak. Yang penting di
BLUD kan ada pendapatan kita, ada tenaga SDM yang mengelola, kita ada
pemasukan kan gitu”(inf-1)

b. Secara keseluruhan sarana dan prasarana puskesmas sudah cukup dan ada

puskesmas yang sedang melakukan perbaikan gedung. Dengan BLUD sarana

yang kurang bisa dilengkapi tapi masih ada bantuan dari Dinas, seperti alat-alat

kesehatan yang mahal, dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini:

“Jadi untuk sarana prasarana Puskesmas, rata-rata semua puskesmas kan


sudah hampir lengkap juga semua sarana prasarananya. Dengan adanya
BLUD mungkin hm..dia bisa mengelola sendiri lagi. Kalau yang
puskesmasnya khusus untuk Lubuk Buaya dia bisa membeli kan alkes, sarana
yang kurang bisa dilengkapi tapi masih ada bantuan dari Dinas, misalnya
ada rehab gedung, boleh. Dinas masih membantu. Kan kita tidak lepas dari
Dinas, kita masih dibawah Dinas Kesehatan. Kalau Puskesmas Lubuk Buaya
dari sarana fisik kan sudah bagus, gak ada sih, hm..dapat dari Dinas
sekarang mungkin alkes kita minta yang mahal-mahal, alkes yang ratusan
juta misalnya itu pengadaan dari DKK, gak sanggup kita belinya kan, kita
yang kecil-kecil bisa....” (Inf-1)

“...Sarana prasarana sudah cukup semuanya. Tempat, sarana penunjang,


udah.....” (Inf-2)

“...Alhamdulillah sudah. Kita untuk sarana prasarana, sarana kita gedung


sedang rehab di belakang. insyaAllah besok februari rehab bawah. Jadi
pertengahan tahun ini kita pindah kebelakang...” (Inf-3)

“...Sarana prasarana kami sudah cukup. Alat-alatnya lengkap sih. Karena


kami sedang rehab, ya mungkin IGD kami akan pindah. Yang lain-lainnya
dirasa sudah cukup...” (Inf-4)
26

Tabel 4.11 Matriks Triangulasi Sumber tentang Sarana dan Prasarana


Analisis
Topik Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4
Triangulasi
Sarana dan Sarana dan Sarana Untuk sarana Sarana - Untuk PPK
Prasarana prasarana prasarana prasarana prasarana BLUD tidak
Puskesmas Puskesmas Puskesmas Puskesmas ada sarana
Lubuk Buaya Lubuk Buaya Lapai sudah Lapai sudah prasarana
sudah sudah cukup cukup. Saat cukup. Alat- khusus.
berproses dari semuanya. ini gedung alatnya - Sarana dan
dulu juga, jadi ada yang lengkap. prasarana
tidak ada sedang Puskesmas
sarana direhab. Lubuk Buaya
prasarana dan Puskesmas
khusus untuk Lapai secara
BLUD, jika keseluruhan
dilihat dari sudah cukup
sarana fisik dan ada
sudah bagus. puskesmas
Sarana yang yang sedang
kurang bisa melakukan
dilengkapi tapi perbaikan
masih ada gedung.
bantuan dari
Dinas, seperti
- Dengan BLUD
sarana yang
alat-alat
kurang bisa
kesehatan yang
dilengkapi tapi
mahal
masih ada
bantuan dari
Dinas, seperti
alat-alat
kesehatan yang
mahal

Hasil observasi dan telaah dokumen tentang sarana dan prasarana Puskesmas

Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang masih ada yang belum memenuhi

standar Permenkes No. 75 tahun 2014 seperti ruang bersalin di Puskesmas Lubuk

Buaya yang masih rendah 48%. Pada Puskesmas Lapai masih terdapat data yang

belum lengkap dan kondisi Puskesmas sedang melakukan rehab gedung.


27

Tabel 4.12 Gambaran Standar Alat di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas
Lapai Kota Padang Tahun
Standar
jumlah alat
Frekuensi
No. Puskesmas Ruangan yang harus %
alat yang ada
ada

1. Lubuk Buaya Pemeriksaan 44 35 79,5


(Rawat Inap) umum
UGD 69 76 110,1
KIA (Ibu) 44 36 81,8
Anak 11 11 100
KB 3 3 100
Imunisasi 2 3 150
Ruang 157 76 48,4
bersalin
Ruang Pasca 10 17 170
Persalinan

2. Lapai Pemeriksaan 33 25 75,8


(Non Rawat Inap) umum
UGD 72 88 122,2
KIA (Ibu) 44 44 100
Anak 11 9 81,8
KB 3 4 133,3
Imunisasi 2 18 900
Ruang 157 . .
bersalin
Ruang Pasca 10 . .
Persalinan
Sumber: Profil Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai 2016

Hasil wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen tentang sarana

dan prasarana dalam kesiapan penerapan PPK BLUD di Puskesmas Lubuk Buaya

Dan Puskesmas Lapai Kota Padang diketahui bahwa sarana dan prasarana

Puskesmas dalam penerapan PPK BLUD masih ada yang belum memenuhi standar

Permenkes No 75 tahun 2014 dan Puskesmas Lapai yang sedang melakukan

perbaikan gedung. Untuk PPK BLUD tidak ada sarana prasarana khusus Dengan

BLUD sarana yang kurang bisa dilengkapi tapi masih ada bantuan dari Dinas, seperti

alat-alat kesehatan yang mahal, dapat dilihat sebagai berikut:


28

Tabel 4.13 Matriks Triangulasi Matriks Triangulasi Metoda tentang Sarana


dan Prasarana

Wawancara Telaah
Topik Observasi Kesimpulan
Mendalam Dokumen
Sarana dan - Untuk PPK BLUD Kondisi fisik Permenkes - Sarana dan prasarana
Prasarana tidak ada sarana Puskesmas sudah No. 75 Puskesmas dalam
prasarana khusus. bagus dan ada tahun 2014 penerapan PPK BLUD
- Sarana dan prasarana puskesmas yang tentang masih ada yang belum
Puskesmas Lubuk melakukan rehab Puskesmas memenuhi standar
Buaya dan bangunan. Permenkes No 75
Puskesmas Lapai tahun 2014
secara keseluruhan - Untuk PPK BLUD
sudah cukup dan ada tidak ada sarana
puskesmas yang prasarana khusus.
sedang melakukan - Puskesmas Lapai
perbaikan gedung. sedang melakukan
- Dengan BLUD perbaikan gedung.
sarana yang kurang - Dengan BLUD sarana
bisa dilengkapi tapi yang kurang bisa
masih ada bantuan dilengkapi tapi masih
dari Dinas, seperti ada bantuan dari
alat-alat kesehatan Dinas, seperti alat-alat
yang mahal kesehatan yang mahal

4.3.2 Proses
4.3.2.1 Persyaratan Substantif
Komponen substantif dalam PPK BLUD diketahui untuk melakukan

penyelenggaraan barang dan jasa, puskesmas masih memiliki kendala seperti

pengadaan barang dan obat karena sistem/jaringan dan puskesmas harus mampu

menyesuaikan kebutuhan dengan keuangan yang dimiliki, dapat dilihat dari hasil

wawancara berikut ini:

“...Kalau penyelenggaraan pelayanan yang berkaitan dengan keuangan


paling masalah pengadaan barang dan obat. Hm..misalnya masalah obat,
masalah obat karena sistem juga. Sistemnya kan sistem e-katalog,
barangnya sering lama datang, barang yang e-katalog lah rata-rata sering
lama datang kemudian akhirnya kita kekosongan misalnya...” (Inf-1)

“...Di pelayanan mungkin sistem jaringan, internetnya sering, lelet. Sehingga


mempengaruhi jam pelayanan, satu pasien aja lama jadinya. Paling itu
yang paling dominan nampak. Orang-orang dipelayanan sering mengeluh
disana......” (Inf-2)

“...pimpinan sebagai leader harus dia menempatkan yang mana kebutuhan


yang urgent, nah itu yang diutamakan. Misal obat habis, bahan suntik
29

habis, ah itu urgent itu yang harus diutamakan. Lalu untuk membeli barang
ada standar harganya. Jadi ndak mudah-mudah sekarang belanja itu...”
(Inf-3)

“...Karena dana kami juga begitu sedikit jadi kami berharap kami bisa
mengelolanya nanti dan tetap dapat memenuhi kebutuhan kami dan tetap
bisa memberikan pelayanan maksimal ke masyarakat..”(Inf-4)

Tabel 4.14 Matriks Triangulasi Sumber tentang Persyaratan Substantif


Informan
Topik Informan 1 Informan 3 Informan 4 Analisis Triangulasi
2
Persyaratan Penyelenggara Kendala di Kegiatan Dengan dana Dalam melakukan
Substantif an pelayanan pelayanan belanja itu yang sedikit penyelenggaraan
barang dan barang dan tidak mudah, Kami barang dan jasa,
jasa yang jasa di pimpinan berharap puskesmas masih
berkaitan pelayanan sebagai dana kami memiliki kendala
dengan mungkin leader harus yang sedikit seperti pengadaan
keuangan sistem dia dapatmemen barang dan obat
yaitu masalah jaringan, menempatka uhi karena
pengadaan internetnya n yang mana kebutuhan sistem/jaringan dan
barang dan sering, kebutuhan dan tetap puskesmas harus
obat karena lelet. yang urgent bisa mampu
sistemnya Sehingga itu yang memberikan menyesuaikan
adalah sistem mempenga diutamakan. pelayanan kebutuhan dengan
e-katalog. ruhi jam maksimal. keuangan yang
pelayanan. dimiliki seperti
Puskesmas Lapai
dengan kapitasi yang
sedikit.

Hasil obervasi terkait persyaratan substantif dalam PPK BLUD Puskesmas

Kota Padang diketahui penyelenggaraan pelayanan yang cukup maksimal namun

penyelenggaraan barang masih terdapat kendala.

Hasil telaah dokumen persyaratan PPK BLUD Puskesmas Kota Padang

diketahui bahwa Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai sudah memenuhi

persyaratan substantif dalam PPK BLUD Puskesmas.

Hasil wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen tentang

persyaratan substantive dalam kesiapan penerapan PPK BLUD Puskesmas Kota

Padang diketahui penyelenggaraan barang dan jasa oleh puskesmas sudah memenuhi

persyaratan substantif dalam PPK BLUD Puskesmas. Namun masih terdapat kendala

seperti sistem pengadaan barang dan sistem jaringan yang mengganggu pelayanan.
30

Bagi puskesmas dengan kapitasi rendah harus mampu menyesuaikan kebutuhan

dengan dana yang dimiliki, dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.15 Matriks Triangulasi Metoda tentang Persyaratan Substantif

Wawancara Telaah
Topik Observasi Kesimpulan
Mendalam Dokumen
Persyaratan Dalam melakukan Penyelenggaraa Modul Penyelenggaraan
Substantif penyelenggaraan n pelayanan Persyaratan barang dan jasa oleh
barang dan jasa, yang cukup PPK BLUD puskesmas sudah
puskesmas masih maksimal Puskesmas memenuhi
memiliki kendala namun Kota Padang persyaratan
seperti pengadaan penyelenggaraa tahun 2017 dan substantif dalam
barang dan obat karena n barang masih sudah PPK BLUD
sistem/jaringan dan terdapat memenuhi Puskesmas namun
puskesmas harus kendala. persyaratan masih terdapat
mampu menyesuaikan substantif kendala seperti
kebutuhan dengan dalam PPK sistem pengadaan
keuangan yang dimiliki BLUD barang dan sistem
seperti Puskesmas Puskesmas. jaringan yang
Lapai dengan kapitasi mengganggu
yang sedikit. pelayanan. Bagi
puskesmas dengan
kapitasi rendah
seperti Puskesmas
Lapai harus mampu
menyesuaikan
kebutuhan dengan
dana yang dimiliki.

4.3.2.2 Persyaratan Teknis


Persyaratan teknis dalam PPK BLUD diketahui kinerja pelayanan di

puskesmas dengan dana kapitasi yang besar maupun yang sedikit dengan sistem

BLUD secara mandiri diharapkan tetap mampu memberikan pelayanan yang

maksimal dan memuaskan terhadap masyarakat dan tidak terdapat kendala pada

penyelenggaraan operasional, dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini:

“...untuk meningkatkan pelayanan tentu karena kita sudah bisa merekrut


sendiri dan dana kita ada bagaimana pelayanan itu lebih maksimal. kita
berharap dengan BLUD pelayanan puskesmas lebih meningkat karena lebih
meningkatnya dengan catatan penyelenggaraan ee..operasional
pendukungnya tidak terkendala kan gitu. Tahun kemarin kita masih
menemukan belanja kita tidak terealisasi karena aturan yang mengikat,
kemudian obat ada yang kosong misalnya gitu. Dengan BLUD itu mungkin
bisa kita ee..selesaikan misalnya kan..”(Inf-1)
31

“...Ya kita karena BLUDnya baru berjalan, karena dengan BLUD sekarang
kita bisa mengelola keuangan sendiri, tentunya nanti kita harapkan
pelayanan tetap berjalan seperti biasa dan bisa lebih meningkat dan
memuaskan bagi masyarakat..” (Inf-2)

“...Iya kemarin karena kita sistem holding kita masih terbantukan, sekarang
karena kapitasi kita kecil kita harus mampu mengelola keuangan sendiri
dan harus berpandai-pandai, jadi mau tidak kita harus mampu
mengelolanya dan kita tentu tidak mengharapkan kedepannya akan
berdampak buruk pada pelayanan kita. Pelayanan kita harapkan tetap
berjalan maksimal seperti biasa tidak terganggu dan masih bisa
memuaskan bagi masyarakat disini...”(Inf-3)

“...Ya, karena kami belum begitu melaksanakan dan kami masih kekurangan
tenaga ahli di bidang keuangan, jadi kami membutuhkan bantuan, kalau
tidak kami bisa kolaps. Karena dana kami juga begitu sedikit jadi kami
berharap kami bisa mengelolanya nanti dan tetap dapat memenuhi
kebutuhan kami dan tetap bisa memberikan pelayanan maksimal ke
masyarakat..”(Inf-4)

Tabel 4.16 Matriks Triangulasi Sumber tentang Persyaratan Teknis


32

Analisis
Topik Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4
Triangulasi
Persyaratan Dengan BLUD Kita Karena Karena dana Kinerja
Teknis pelayanan harapkan kapitasi kita kami juga pelayanan di
puskesmas pelayanan kecil kita begitu sedikit puskesmas
lebih meningkat tetap tentu tidak jadi kami dengan dana
karena lebih berjalan mengharapkan berharap kapitasi yang
meningkatnya seperti biasa kedepannya kami bisa besar maupun
dengan catatan dan bisa akan mengelolanya yang sedikit
penyelenggaraa lebih berdampak nanti dan dengan sistem
n operasional meningkat buruk pada tetap dapat BLUD secara
pendukungnya dan pelayanan memenuhi mandiri
tidak terkendala memuaskan kita. kebutuhan diharapkan tetap
bagi Pelayanan kita kami dan mampu
masyarakat harapkan tetap tetap bisa memberikan
berjalan memberikan pelayanan yang
maksimal pelayanan maksimal dan
seperti biasa maksimal ke memuaskan
dan masih masyarakat. terhadap
bisa masyarakat dan
memuaskan tidak terdapat
bagi kendala pada
masyarakat penyelenggaraan
disini operasional.

Hasil telaah dokumen peneliti tentang indicator kinerja SPM Kota Padang

tahun 2016 diketahui bahwa indikator kinerja pelayanan puskesmas di Kota Padang

masih terdapat pelayanan yang belum mencapai indikator yaitu cakupan komplikasi

kebidanan yang ditangani yaitu 70,01% sementara target 80%, cakupan neonatus

dengan komplikasi yang ditangani yaitu 61,62% sementara target 80%, cakupan

kunjungan bayi yaitu 92,73% sementara target 95%, cakupan desa/kelurahan

Universal Child yaitu 68,27% sementara target 100%, cakupan pelayanan anak balita

yaitu 89,97% sementara target 90%, cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan

setingkat yaitu 93,85% sementara target 100%, cakupan peserta KB aktif yaitu

65,55% sementara target 75%, penanganan penderita pneumonia balita yaitu 94,26%

sementara target 100%, penemuan pasien baru TB BTA positif yaitu 61,48%

sementara target 70%, cakupan desa siaga aktif yaitu 37,5% sementara target 85%,

penemuan penderita diare yaitu 48,23% sementara target 100%, cakupan pelayanan
33

kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin yaitu 14,18% sementara target 100%,

dapat dilihat pada tabel di bawah ini:


34

Tabel 4.17 Indikator Kinerja Kesehatan Puskesmas Lubuk Buaya dan


Puskesmas Lapai Kota Padang Tahun 2016
Situasi Upaya Kesehatan
Pelayanan Kesehatan
No. Nama Indikator Target 2016 (%) Realisasi 2016 (%)
1. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 95 96,29
2. Cakupan komplikasi kebidanan 80 70,01
yang ditangani
3. Cakupan pertolongan persalinan 95 95,23
oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan
4. Cakupan pelayanan nifas 90 90,68
5. Cakupan neonatus dengan 80 61,62
komplikasi yang ditangani
6. Cakupan kunjungan bayi 95 92,73
7. Cakupan desa/kelurahan Universal 100 68,27
Child
8. Cakupan pelayanan anak balita 90 89,97
9. Cakupan pemberian makanan 100 100
pendamping ASI pada anak usia 6-
24 bulan
10. Cakupan balita gizi buruk 100 100
mendapat perawatan
11. Cakupan penjaringan kesehatan 100 93,85
siswa SD dan setingkat
12. Cakupan peserta KB aktif 75 65,55
13. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
a. AFP rate per 100.000 penduduk 100 100
<15 tahun
b. Penanganan penderita 100 94,26
pneumonia balita
c. Penemuan pasien baru TB BTA 70 61,48
positif
d. Penderita DBD yang ditangani 100 100
e. Penemuan penderita diare 100 48,23
14. Cakupan pelayanan kesehatan 100 141,45
dasar pasien masyarakat miskin
15. Cakupan pelayanan kesehatan 100 14,18
rujukan pasien masyarakat miskin
16. Cakupan pelayanan gawat darurat 100 100
level 1 yang harus diberikan sarana
kesehatan RS di kab/kota
17. Cakupan desa/kelurahan 100 100
mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi <24 jam
18. Cakupan desa siaga aktif 85 37,5
35

Hasil wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen tentang

persyaratan teknis dalam kesiapan penerapan PPK BLUD Puskesmas Kota Padang

diketahui kinerja pelayanan di puskesmas berdasarkan indikator kinerja pelayanan

puskesmas di Kota Padang masih terdapat pelayanan yang belum mencapai indikator

(Tabel 4.16). Selain itu kinerja pelayanan di puskesmas dengan dana kapitasi yang

besar maupun yang sedikit dengan sistem BLUD secara mandiri diharapkan tetap

mampu memberikan pelayanan yang maksimal dan memuaskan terhadap masyarakat

dan tidak terdapat kendala pada penyelenggaraan operasional, dapat dilihat sebagai

berikut:

Tabel 4.18 Matriks Triangulasi Metoda tentang Persyaratan Teknis

Wawancara Telaah
Topik Observasi Kesimpulan
Mendalam Dokumen
Persyaratan Kinerja pelayanan di Indikator Indikator kinerja Kinerja pelayanan di
Teknis puskesmas dengan Kinerja Stan pelayanan puskesmas berdasarkan
dana kapitasi yang dar puskesmas di indikator kinerja
besar maupun yang Pelayanan Kota Padang pelayanan puskesmas di
sedikit dengan sistem Minimal masih terdapat Kota Padang masih
BLUD secara Puskesmas Kota pelayanan yang terdapat pelayanan yang
mandiri diharapkan Padang Tahun belum mencapai belum mencapai
tetap mampu 2016 indikator indikator (Tabel 4.16).
memberikan (Tabel 4.16) Selain itu kinerja
pelayanan yang pelayanan di puskesmas
maksimal dan dengan dana kapitasi
memuaskan terhadap yang besar maupun yang
masyarakat dan tidak sedikit dengan sistem
terdapat kendala pada BLUD secara mandiri
penyelenggaraan diharapkan tetap mampu
operasional. memberikan pelayanan
yang maksimal dan
memuaskan terhadap
masyarakat dan tidak
terdapat kendala pada
penyelenggaraan
operasional.

4.3.2.3 Persyaratan Administratif


Persyaratan administratif dalam PPK BLUD diketahui bahwa kelengkapan

dokumen administratif seluruh puskesmas sudah memenuhi sesuai persyaratan, dapat

dilihat dari hasil wawancara berikut ini:


36

“...Oh iya, sudah. 4 itu kita kemaren, tata kelola, RSB, SPM sama keuangan.
Oh iya, itu kan bukan laporan, itu lampiran. Makanya kita udah dapat nilai
kan. Ya itu sebenarnya kan peraturan keuangan, nah dengan BLUD dia
harus memberikan laporan-laporan. Menurut informasi kemaren kalau gak
salah ada 11 macam laporannya. Ibu juga belum hafal sih hehe... karena
kita belum ini ya belum melaksanakan. Itulah yang mau kita kerjakan
nanti..”(Inf-1)

“...Sudah. Bisa dilihat di dokumen-dokumen ini. silahkan dilihat...” (Inf-2)

“...Sudah. Ada semua di dokumen ini. silahkan dilihat...” (Inf-3)

“...Oh sudah, bisa adek lihat di dokumen kami ini...” (Inf-4)

Tabel 4.19 Matriks Triangulasi Sumber tentang Persyaratan Administratif


Analisis
Topik Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4
Triangulasi
Persyaratan Dengan BLUD Sudah lengkap Ada semua Sudah lengkap Kelengkapan
Administratif kita harus Dan bisa dokumen dan dan bisa dokumen
memberikan dilihat di bisa dilihat di dilihat di administratif
laporan-laporan dokumen- dokumen- dokumen- seluruh
dan sudah dokumen ini. dokumen ini. dokumen ini. puskesmas
mendapatkan silahkan dilihat. silahkan sudah lengkap
nilai dan itu dilihat. semuanya dan
yang mau kita telah
kerjakan mendapatkan
nantinya. nilai.

Hasil observasi dan telaah dokumen yang dilakukan peneliti tentang

persyaratan administratif diketahui penilaian dokumen persyaratan administratif

seluruh Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang telah memenuhi

persyaratan untuk BLUD penuh sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri No.61

tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
37

Tabel 4.20 Bobot Persyaratan Administratif Puskemas Lubuk Buaya dan


Puskesmas Lapai Kota Padang
Dokumen Persyaratan Puskesmas Lubuk Puskesmas
No. Bobot
Administratif Buaya Lapai
Pernyataan kesanggupan
1. 5% 2% 2%
meningkatkan kinerja
2. Pola tata kelola 20% 20 % 18,4 %
3. Rencana strategi bisnis 30% 30 % 30 %
Laporan keuangan pokok
4. atau prognosa/proyeksi 20% 20 % 20 %
laporan keuangan
5. Standar pelayanan minimal 20% 20 % 10 %
Laporan audit terakhir atau
6. 5% 5% 5%
pernyataan bersedia diaudit
Total 100% 97% 85 %
Sumber : Penilaian Final BLUD Puskesmas Kota Padang

Keterangan Hasil Penilaian :


a. 80%-100%= Memuaskan = BLUD Penuh
b. 60%-79% = Belum terpenuhi = BLUD Bertahap
c. < 60% = Tidak memuaskan = Ditolak

Hasil wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen tentang

persyaratan administratif dalam kesiapan penerapan PPK BLUD Puskesmas Lubuk

Buaya dan Puskesmas Lapai diketahui kelengkapan dokumen persyaratan

administratif Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai sudah memenuhi

persyaratan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri No.61 tahun 2007 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, dapat dilihat

sebagai berikut:

Tabel 4.21 Matriks Triangulasi Metoda tentang Persyaratan Administratif

Wawancara Telaah
Topik Observasi Kesimpulan
Mendalam Dokumen
Persyaratan Kelengkapan Persyaratan Penilaian Kelengkapan dokumen
Administratif dokumen administratif dokumen persyaratan administratif
administratif dalam Peraturan persyaratan seluruh Puskesmas Kota
seluruh Menteri Dalam administratif Padang puskesmas sudah
puskesmas sudah Negeri No.61 Puskesmas sudah lengkap semuanya
lengkap tahun 2007 Lubuk Buaya dan telah mendapatkan
semuanya dan tentang Pedoman dan Puskesmas nilai sesuai dalam
telah Pengelolaan Lapai telah Peraturan Menteri
mendapatkan Keuangan Badan memenuhi Dalam Negeri No.61
nilai. Layanan Umum persyaratan tahun 2007 tentang
Daerah untuk BLUD Pedoman Pengelolaan
penuh. Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah.
38

4.3.3 Komponen Output


Komponen output dalam kesiapan penerapan PPK BLUD di Puskesmas Lubuk

Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang diketahui:

a. Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai di Kota Padang telah lulus dalam

penilaian BLUD Puskesmas secara penuh, siap tidak siap harus mampu

melakasanakan PPK BLUD secara mandiri, namun masih terdapat kekurangan

yaitu belum adanya ketersediaan tenaga ahli keuangan untuk membantu

penerapan PPK BLUD, sebagaimana hasil wawancara berikut ini :

“Kalau dikata siap, siap tidak siap. Kan gitu. Kalau kita katakan tidak siap,
kita sudah bikin dokumen dan dokumen kita dinilai, dan kita udah diuji,
lulus, ada nilainya kan gitu hehe... masalahnya ya mungkin yang agak kita
tidak siapnya kita belum ada tenaga keuangan yang profesional. Tapi itu
sambil jalan kan bisa kita siapkan. Ya gak mungkin lagi kita bilang gak
siap, udah diuji dan lulus kan, ada nilainya. kan selain dokumen-dokumen
kan sudah, secara kesiapan fisik, pendapatan kan sudah..”(inf-1)

“...Ya karena kita telah lulus penilaian persyaratan untuk BLUD Puskesmas
tidak holding lagi, ya kita harus siap dan kita harapkan puskesmas bisa
menjalankan BLUD ini dengan maksimal. Makanya dengan adanya
bantuan dari tambahan sdm dari ahli keuangan kita berharap bisa
membantu kita dalam mengelola keuangan kita..”(inf-2)

“...Iya kemarin karena kita sistem holding kita masih terbantukan, sekarang
karena kapitasi kita kecil kita harus mampu mengelola keuangan sendiri
dan harus berpandai-pandai, jadi mau tidak kita harus mampu
mengelolanya dan kita tentu tidak mengharapkan kedepannya akan
berdampak buruk pada pelayanan kita”(inf-3)

“...Ya, karena kami belum begitu melaksanakan dan kami masih kekurangan
tenaga ahli di bidang keuangan, jadi kami membutuhkan bantuan..”(inf-4)

b. Pengawasan PPK BLUD dilakukan oleh Pemko dan SKPD terkait, puskesmas

secara langsung diawasi oleh Dinas Kesehatan setiap bulan, dari inspektorat per

triwulan dan pada akhir tahun oleh BPK dan BPKP, sebagaimana hasil

wawancara berikut ini :


39

“Pengawasannya nanti tetap di Dinas, SKPD yang terkait, kalau keuangan


mungkin BPKAD, inspektorat. Kan kita dibentuk BLUD mandiri itu atas SK
Walikota. Yang menilai adalah orang dari BPKAD, orang inspektorat,
orang Pemko, dan DKK. Tetap kita tidak akan dilepas. Mungkin kalau
untuk pengawasan secara internal, DKK mungkin setiap bulan kita tetap
akan melaporkan keuangan ke DKK setiap bulan. Jadi laporan keuangan
kita lewat DKK dulu, baru DKK nanti ke Pemko. Jadi tetap ke induk kita
dulu. Nanti kalo inspektorat biasanya per triwulan ada mereka turun,
pemantauan. Baru nanti setiap akhir tahun ada BPK, BPKP, nah tetap itu
ada aturannya.” (Inf-1)

Dewan pengawasan BLUD dari Kepala Daerah, pejabat pembina, juga


oleh Dinas Kesehatan. Iya.. kalau eksternal tentu BPK. Karena kita
bawahannya Dinas, tentu dari Dinas.....” (Inf-2)

c. Sistem PPK BLUD holding dan mandiri memiliki keunggulan dan kelemahan

yaitu:

- Sistem holding dalam PPK BLUD sebenarnya menyelahi aturan dimana

seharusnya PPK BLUD itu dilakukan secara mandiri. Namun mengingat

kondisi Puskesmas di Kota Padang saat itu belum mampu untuk BLUD

secara mandiri maka aturan holding diperbolehkan. Dengan berjalannya

holding, puskesmas memiliki ilmu-ilmu tentang PPK BLUD. Maka dari itu

saat ini PPK BLUD Puskesmas telah beralih penuh secara mandiri,

sebagaimana hasil wawancara berikut ini :

“...jadi ya itu waktu itu holding memang agak diluar aturan tapi
setelah konsultasi waktu itu dibolehkan karena memang melihat ee..
kondisi di lapangan mungkin, pertimbangannya waktu itu ee..kita
belum memiliki tenaga terlatih, puskesmas belum sanggup, tapi
dengan berjalannya holding kan dapat ilmu-ilmu itu. Makanya kita
pindah lagi ke mandiri gitu”(inf-1)

- Dengan PPK BLUD mandiri saat ini kegiatan belanja bisa langsung

dilakukan dibandingkan pada holding kegiatan belanja masih ada yang tidak

terealisasi, sebagaimana hasil wawancara berikut ini :

“...Tahun kemarin kita masih menemukan belanja kita tidak


terealisasi karena aturan yang mengikat, kemudian obat ada yang
kosong misalnya gitu. Dengan BLUD itu mungkin bisa kita
40

ee..selesaikan misalnya kan. Karena tidak ikut proses keuangan


daerah misalnya gitu. Kalau dengan holding kemaren kan sudah
BLUD juga, tapi karena banyak yang dikelola oleh holding, kadang
ada yang tercecer-cecer juga. Karena ada 22 Puskesmas kan direkap
belanjanya, baru holding belanja. Kalau ini sekarang kan bisa
langsung kita yang belanjakan”(inf-1)

- Dengan holding puskesmas lebih bisa fokus dengan program saja tidak perlu

memikirkan laporan keuangan. Puskesmas hanya perlu melakukan

perencanaan karena proses belanja dilakukan oleh holding.

“...Plusnya dengan holding, puskesmas lebih fokus dengan program


saja, dengan laporan keuangan kita tidak memikirkan kan, ada
holding yang menginikan, cuma kita tinggal minta, kita bikin
perencanaan, kita lihat dana kita, kita tetap bikin rencana kerja kan,
rencana belanja kita setahun, tapi prosesnya kan BLUD holding yang
menghandel. Kita Cuma taunya bikin perencanaan, masukkan
permintaan, nanti barang datang. Paling kita mencatat barang yang
kita terima gitu untuk aset. Itu plusnya dengan holding. Kita bisa
fokus dengan program. Tapi dengan ini, dengan mandiri sekarang,
kita semua yang kerja kan, sementara kita belum terbiasa..”(inf-1)

- PPK BLUD mandiri membutuhkan tenaga ahli di bidang keuangan yang

kompeten dalam membantu pembuatan laporan-laporan keuangan, namun

saat ini tenaga tersebut belum dimiliki oleh Puskesmas, sebagaimana hasil

wawancara berikut ini :

“...Terus tenaga bendahara belum terlatih untuk membuat laporan


keuangan misalnya itu kendala disana. Tapi untuk kedepannya
mungkin akan kita adakan pelatihan-pelatihan untuk mengatasi itu.
Makanya kita rekrut tenaga-tenaga profesional akuntansi”(inf-1)

- Dengan PPK BLUD holding, puskesmas dengan kapitasi kecil dapat terbantu,

karena puskesmas lain dengan kapitasi yang lebih besar dapat membantu

kekurangan keuangan puskesmas kapiatasi yang lebih kecil. Untuk itu dengan

PPK BLUD mandiri saat ini menuntut puskesmas dengan kapitasi kecil agar
41

bisa berhemat dan mampu mengelola keungannya sesuai kebutuhan,

sebagaimana hasil wawancara berikut ini :

“...Iya kemarin karena kita sistem holding kita masih terbantukan, sekarang
karena kapitasi kita kecil kita harus mampu mengelola keuangan sendiri
dan harus berpandai-pandai.. Hm..kita kan puskesmasnya kapitasinya kecil.
Kalau yang kecil kan bagusnya memang holding. Cuma holding ini memang
agak melenceng dari Peraturan Menteri Dalam Negeri tadi. Nah kalo yang
lama kita bagusnya di holding. Karena holding itu terbantu, dek yang
gadang tabantu yang ketek. Kalau sekarang enggak, kita yang mengelola
sendiri keuangan yang sedikit ini. Nah, sedangkan kebutuhan obat,
pegawai, belanja modal itu semuanya kita yang bikin RBA sendiri.
Sedangkan kalau kita pikir yang lama itu kita terbantu, misalnya kayak gini,
kita kekurangan di obat, holding membantu karena kapitasinya yang besar
terbantu yang kecil. Mobile, misal kayak kursi ini, lemari, komputer, lalu
budget kita kurang karena kapitasinya kecil dibantu oleh holding lagi. Jadi
enak kalau kita di holding, kalau sekarang enggak harus bisa kita
manfaatkan sendiri sesuai kapitasi kita, tapi kan sekarang ini Puskesmas
yang kecil ini alhamdulillah Kepala Dinas menginstruksikan untuk 5
Puskesmas yang kecil termasuk Lapai yang kapitasinya kecil masih dibantu
oleh APBD. Kalau enggak kolap kita. Jadi ya itu Alhamdulillah kebijakan
dari Kepala Dinas untuk membantu kayak listrik, minyak ambulans,
perawatan ambulans, bayar service cleaning kita, alhamdulillah masih
dibantu DKK dari APBD, terus obat masih dibantu oleh GFK.. Nanti di
dana APBD itu ada peruntukkannya. Tapi puskesmas yang besar yang
pendapatannya lebih dari setahunnya 1M lebih, itu mereka bisa mandiri
dengan PPK BLUD ini, jadi jalan banget dia, bagus. Jadi disitulah
bagusnya yang kecil ini di holding. Yang besar terbantu yang ketek..”(Inf-3)

“...Karena dana kami juga begitu sedikit jadi kami berharap kami bisa
mengelolanya nanti dan tetap dapat memenuhi kebutuhan kami dan tetap
bisa memberikan pelayanan maksimal ke masyarakat...” (Inf-4)
42

Tabel 4.22 Matriks Triangulasi Sumber Komponen Output

Topik Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4 Analisis Triangulasi


Komponen - Dengan BLUD siap tidak - Dengan BLUD - Dengan adanya Dengan adanya - Secara keseluruhan puskesmas di Kota Padang telah
Output siap harus mampu Puskesmas BLUD ini, kita BLUD kami lulus dalam penilaian BLUD Puskesmas secara
melakasanakan PPK puskesmas harus belajar lagi berharap kami bisa penuh.
BLUD secara mandiri. siap Makanya berhemat. Kemarin mengelolanya nanti - Siap tidak siap Puskesmas dengan kapitasi besar
Masalahny mungkin yang dengan adanya karena kita sistem dan tetap dapat maupun kecil harus mampu mengelola keuangannya
agak kita tidak siapnya bantuan dari holding kita masih memenuhi sendiri. Dalam mendukung penerapan BLUD ini,
kita belum ada tenaga tambahan sdm dari terbantukan, kebutuhan kami dan puskesmas masih terkendala karena belum adanya
keuangan yang ahli keuangan kita sekarang karena tetap bisa tenaga profesional di bidang keuangan. Puskesmas
profesional. berharap bisa kapitasi kita kecil memberikan berharap dengan adanya BLUD ini pelayanan tetap
- Pengawasan PPK BLUD membantu kita dan pelayanan bisa pelayanan bisa lebih maksimal dan memuaskan masyarakat.
dilakukan oleh Pemko dan dalam mengelola maksimal seperti maksimal ke
masyarakat dan
- Pengawasan PPK BLUD dilakukan oleh Pemko dan
SKPD terkait, puskesmas keuangan kita biasa tidak SKPD terkait, puskesmas secara langsung diawasi
secara langsung diawasi - Dewan pengawasan terganggu dan bisa membutuhkan
oleh Dinas Kesehatan setiap bulan, dari inspektorat
oleh Dinas Kesehatan BLUD dari Kepala memuaskan bagi tambahan tenaga di
per triwulan dan pada akhir tahun oleh BPK dan
setiap bulan, dari Daerah, pejabat masyarakat disini. bidang keuangan.
BPKP.
inspektorat per triwulan pembina, juga oleh - Dengan PPK - Terdapat keunggulan dan kelemahan sistem PPK
dan pada akhir tahun oleh Dinas Kesehatan. BLUD holding, BLUD holding dan mandiri yaitu:
BPK dan BPKP Iya.. kalau eksternal puskesmas dengan
tentu BPK. Karena kapitasi kecil dapat
- Sistem holding dalam PPK BLUD sebenarnya
- Sistem holding dalam menyelahi aturan dimana seharusnya PPK BLUD itu
PPK BLUD sebenarnya kita bawahannya terbantu, karena
dilakukan secara mandiri. Namun mengingat kondisi
menyelahi aturan dimana Dinas, tentu dari puskesmas lain
Puskesmas di Kota Padang saat itu belum mampu
seharusnya PPK BLUD Dinas. dengan kapitasi
untuk BLUD secara mandiri maka aturan holding
itu dilakukan secara yang lebih besar
diperbolehkan. Dengan berjalannya holding,
mandiri. Namun dapat membantu
puskesmas memiliki ilmu-ilmu tentang PPK BLUD.
mengingat kondisi kekurangan
Maka dari itu saat ini PPK BLUD Puskesmas telah
Puskesmas di Kota keuangan
beralih penuh secara mandiri.
Padang saat itu belum puskesmas
mampu untuk BLUD kapiatasi yang lebih - Dengan PPK BLUD mandiri saat ini kegiatan belanja
kecil. bisa langsung dilakukan dibandingkan pada holding
secara mandiri maka
kegiatan belanja masih ada yang tidak terealisasi.
aturan holding
diperbolehkan. Dengan - Dengan holding puskesmas lebih bias fokus dengan
43

berjalannya holding, program saja tidak perlu memikirkan laporan


puskesmas memiliki ilmu- keuangan. Puskesmas hanya perlu melakukan
ilmu tentang PPK BLUD. perencanaan karena proses belanja dilakukan oleh
Maka dari itu saat ini PPK holding.
BLUD Puskesmas telah - PPK BLUD mandiri membutuhkan tenaga ahli di
beralih penuh secara bidang keuangan yang kompeten dalam membantu
mandiri. pembuatan laporan-laporan keuangan, namun saat ini
- Dengan PPK BLUD tenaga tersebut belum dimiliki oleh Puskesmas.
mandiri saat ini kegiatan - Dengan PPK BLUD holding, puskesmas dengan
belanja bisa langsung kapitasi kecil dapat terbantu, karena puskesmas lain
dilakukan dibandingkan dengan kapitasi yang lebih besar dapat membantu
pada holding kegiatan kekurangan keuangan puskesmas kapiatasi yang
belanja masih ada yang lebih kecil. Untuk itu dengan PPK BLUD mandiri
tidak terealisasi. saat ini menuntut puskesmas dengan kapitasi kecil
- Dengan holding agar bisa berhemat dan mampu mengelola
puskesmas lebih bias keungannya sesuai kebutuhan
fokus dengan program
saja tidak perlu
memikirkan laporan
keuangan. Puskesmas
hanya perlu melakukan
perencanaan karena proses
belanja dilakukan oleh
holding.
- PPK BLUD mandiri
membutuhkan tenaga ahli
di bidang keuangan yang
kompeten dalam
membantu pembuatan
laporan-laporan keuangan,
namun saat ini tenaga
tersebut belum dimiliki
oleh Puskesmas.
BAB 5 : PEMBAHASAN

5.1 Komponen Input


5.1.1 Kebijakan
Hasil penelitian didapatkan bahwa kebijakan penerapan Pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) di Puskesmas Lubuk Buaya

dan Puskesmas Lapai Kota Padang didasari oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri

No.61 Tahun 2007 dan Surat Keputusan dari Walikota Kota Padang No. 482 Tahun

2017 tentang pelaksanaan BLUD Penuh pada Puskesmas. Kebijakan ini sebelumnya

berjalan dengan sistem holding dan saat ini telah berganti menjadi PPK BLUD penuh

secara mandiri di Puskesmas Kota Padang dengan dinyatakannya Puskesmas telah

lulus penilaian untuk memenuhi dokumen-dokumen persyaratan BLUD. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Raymanel (2012) yang

menyatakan regulasi/kebijakan yang ada dalam pelayanan kesehatan untuk

mengelola pelayanan telah berjalan dengan baik dan memperlihatkan suatu pola,

rangkaian kegiatan yang saling berurutan dan saling berkaitan(20).

Perubahan kebijakan akan mempengaruhi suatu kegiatan. Hal ini terlihat dari

observasi yang dilakukan oleh peneliti dimana Pola Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) di Puskesmas telah beralih dari holding yang

merupakan sistem kelola keuangan BLUD dipegang oleh satu badan yang tertuang

dalam kebijakan pada Peraturan Walikota Padang Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tata

Kelola pada BLUD Puskesmas beralih ke mandiri secara penuh di Puskesmas yang

tertuang pada Keputusan Walikota Padang Nomor 482 Tahun 2017 tentang

Penerapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Penuh

Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat. BLUD merupakan

suatu bentuk kemampuan Puskesmas dalam mengelola pendapatannya yang dapat

44
45

dipergunakan untuk kepentingan puskesmas, prinsip pengggunaannya harus efektif

dan efisien, sehingga dengan demikian tidak dapat disamakan dengan APBD.

Tedjakusnadi (2002) berpendapat yang dikutip oleh Raymanel (2012) bahwa

jika kebijakan adalah niat, maka prosedur adalah tata cara. Fungsi utama dari

prosedur adalah menyiakan predetermination course of action atau dengan kata lain,

sebuah solusi pada masalah yang membutuhkan keputusan yang terus-menerus(20).

Kebijakan penerapan PPK BLUD Puskesmas dilakukan berdasarkan

Permendagri No.61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Badan

Layanan Umum Daerah. Namun juga didukung oleh peraturan lain yaitu Peraturan

Daerah (Perda) Kota Padang pada Keputusan Walikota Padang Nomor 482 Tahun

2017 tentang Penerapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Daerah Penuh Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat.

Berdasarkan kebijakan yang ada realisasi pelaksanaan kebijakan ini tertuang

dengan adanya komitmen Kepala Daerah yang tertuang dalam Peraturan Daerah

untuk BLUD Puskesmas. Penetapan kebijakan tertulis menjadi penting karena dalam

pentahapan prosesnya akan memiliki alur yang jelas dan pasti sehingga dapat

menjadi dasar bagi seluruh staf dalam melaksanakan dan mendukung kegiatan dan

terlaksananya suatu perencanaandan perlu adanya sosialisasi kebijakan agar sampai

kepada pegawai untuk dapat dilaksanakan(20).

Berdasarkan analisis peneliti jika dilihat dari pelaksanaan kebijakan PPK

BLUD awal yaitu holding, hal ini telah membantu Puskesmas Lubuk Buaya dan

Puskesmas Lapai Kota Padang untuk belajar dalam persiapan BLUD penuh sesuai

dengan aturan yang ada. Namun, bagi beberapa Puskesmas seperti Puskesmas

dengan kapitasi yang rendah memerlukan dukungan ekstra dari pemerintah agar

mampu menjalankan PPK BLUD ini. Kebijakan dapat dijadikan dasar pedoman dan
46

acuan pelaksanaan yang benar bagi tenaga pelaksana. Kebijakan yang telah

ditetapkan dapat dijadikan bahan evaluasi dalam penatalaksanaan operasional

kegiatan dan pelayanan.

5.1.2 Sumber Daya Manusia


Hasil penelitian diketahui bahwa jika dilihat berdasarkan ketenagaan

puskesmas sudah memenuhi standar Permenkes No.75 tahun 2014. Namun dalam

mendukung penerapan PPK BLUD Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai

di Kota Padang belum memiliki tenaga belum memiliki tenaga yang profesional di

bidang keuangan untuk membantu bendahara dalam membuat laporan-laporan

keuangan. Padahal ketenagaan tersebut penting dalam pelaksanaan PPK BLUD

Puskesmas. Dalam persyaratannya untuk menjadi PPK BLUD penuh masing-masing

puskesmas harus memiliki tenaga ahli bidang keuangan bersifat Non PNS atau

kontrak dengan latar belakang pendidikan minimal D3 yang perekrutannya diusulkan

ke Dinas Kesehatan Kota Padang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Edlin Shufi Adam dkk (2017)

yang menyebutkan bahwa ketersediaan sumber daya manusia di kedua puskesmas

yakni Puskesmas Ngesrep dan Puskesmas Bandarharjo masih belum memiliki tenaga

administrasi yang memadai(14).

Menurut Handoko (2003) sumber daya yang terpenting dalam suatu

organisasi adalah sumber daya manusia yang mana merupakan orang-orang yang

memberikan tenaga, bakat, kreatifitas dan usaha mereka pada organisasi.

Menurutnya unsur manusia merupakan faktor kunci penentu sukses atau gagalnya

pencapaian tujuan organisasi(13).

Keterbatasan jumlah sumber daya manusia seringkali dijumpai dalam

organisasi pelayanan kesehatan, termasuk tenaga SDM untuk mendukung penerapan

PPK BLUD. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan institusi pelayanan kesehatanterus
47

meningkat karena pelayanan yang diberikan juga makin beragam dan canggih.

Walaupun jumlah tenaga mencukupi namun jika tidak disertai dengan disiplin kerja

akan berdampak kepada tidak tercapainya tujuan yang telah ditetapkan (Handoko

,2003)(13).

Berdasarkan analisis peneliti penambahan tenaga di bidang keuangan maupun

tenaga operasional lainnya perlu dilakukan sesuai kebutuhan masing-masing

puskesmas dalam mendukung PPK BLUD secara penuh. Penyediaan tenaga

tambahan dalam pelaksanaan PPK BLUD Puskesmas dapat dilakukan melalui

rekrutmen tenaga dengan status pegawai non PNS. Fleksibelitas ini merupakan

kelebihan dari pelaksanaan PPK BLUD, dimana Puskesmas harus melalui proses

pengajuan ke pemerintah daerah yaitu kepada Dinas Kesehatan Kota Padang karena

Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Daerah dan rekrutmennya tergantung

dari kebijakan daerah dalam melakukannya.

5.1.3 Dana
Hasil penelitian diketahui bahwa sumber dana BLUD Puskesmas Kota

Padang berasal dari dana kapitasi JKN dan pendapatan Puskesmas dari tarif retribusi

pasien. Setiap Puskesmas memiliki dana APBD dan dana kapitasi JKN yang

berbeda, seperti Puskesmas Lubuk Buaya lebih besar dibandingkan dengan

Puskesmas Lapai. Kegiatan operasional puskesmas tergantung dari jumlah kapitasi

Puskesmas dengan kapitasi kecil masih dibantu oleh Pemda melalui APBD.

Penggunaan dana BLUD menunggu pengesahan dari Pemko. Cara pengelolaan

keuangannya diatur di Perwako tentang Pemanfaatan Dana Pendapatan BLUD dan

laporan keuangan tetap dilaporkan ke Pemko. dan penggunaan yang telah disahkan.

Dana BLUD selain digunakan untuk kegiatan belanja juga digunakan untuk

membayar gaji tenaga kontrak yang disebut belanja jasa dan penganggaran pelatihan

untuk SDM.
48

Hasil penelitian Sugianto (2000) yang dikutip oleh Andri (2016) menyatakan

bahwa pendanaan pelayanan kesehatan didukung oleh pendanaan dari pemerintah

dan dana dari sumber lain yang dipergunakan untuk operasional maupun penunjang

dalam pelayanan. Sesungguhnya pendanaan yang baik akan menunjang operasional

yang baik juga.(13)

Pada prinsipnya dana yang tersedia dalam suatu organisasi digunakan untuk

memenuhi kebutuhan modal kerja dan untuk pemenuhan akitiva tetap. Modal kerja

merupakan sumber dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan yang akan

dilakukan. Modal kerja terdiri dari unsur kas (uang tunai) dan persediaan. Dalam

mengelola modal kerja perlu memperhatikan masing-masing unsur tersebut

(Tandelillin, 2002).(13)

Berdasarkan analisis peneliti jika dilihat dari hasil penelitian besaran dana

kapitasi dan dari pemerintah daerah pada masing-masing puskesmas berbeda-beda.

Adanya perbedaan besaran dana kapitasi dana dari pemerintah daerah tersebut pada

puskesmas mempengaruhi kegiatan belanja maupun pengelolaan pada masing-

masing puskesmas tersebut. Oleh karena itu untuk menyerap anggaran kapitasi

sepenuhnya puskesmas perlu pengelolaan yang terkendali dalam penerapan PPK

BLUD, sehingga puskesmas mampu mengganggarkan dan membelanjakan dana

kapitasi tersebut sesuai dengan rencana bisnis anggaran yang telah ditetapkan.

Pendanaan yang lancar dapat mendukung pelaksanaan kegiatan dan tentunya

berdampak kepada kesiapan dalam penerapan PPK BLUD.

5.1.4 Sarana dan Prasarana


Hasil penelitian diketahui bahwa sarana dan prasarana Puskesmas dalam

kesiapan penerapan PPK BLUD masih ada yang belum memenuhi standar

Permenkes No 75 tahun 2014 dan Puskesmas Lapai sedang melakukan perbaikan


49

gedung.. Untuk PPK BLUD tidak ada sarana prasarana khusus Dengan BLUD sarana

yang kurang bisa dilengkapi tapi masih ada bantuan dari Dinas

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugianto

(2010) yang dikutip oleh Andri (2016) menyatakan bahwa adanya sarana yang

mendukung dalam bekerja berhubungan dengan kinerja pegawai. Sarana dan

prasarana yang baik dapat menarik minat kerja dan dapat berakibat pada

produktifitas(13).

Menurut Azwar (2003) yang difasilitas sarana dan prasarana merupakan salah

satu aspek penting dalam kelancaran organisasi. Dalam upaya menjaga kenyamanan

perlu adanya sarana dan prasarana yang mendukung terlaksananya kegiatan(13).

Berdasarkan analisa peneliti sarana dan prasarana dalam mendukung

pelaksanaan PPK BLUD berkontribusi dalam aspek penilaian kesiapan pemberi

pelayanan. Oleh karena itu pelaksanaan PPK BLUD bermanfaat dalam mengatasi

keterbatasan sarana yang ada agar dapat dipenuhi dan pentingnya peranan

Pemerintah dalam membantu mengatasi kekurangan tersebut.

5.2 Komponen Proses


5.2.1 Persyaratan Substantif
Hasil penelitian diketahui bahwa komponen substantif dalam mendukung

kesiapan penerapan PPK BLUD di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai

Kota Padang diketahui puskesmas dalam melakukan penyelenggaraan barang dan

jasa sudah memenuhi persyaratan substantif dalam PPK BLUD Puskesmas. Namun

masih terdapat kendala seperti sistem pengadaan barang dan sistem jaringan yang

mengganggu pelayanan. Bagi puskesmas dengan kapitasi rendah harus mampu

menyesuaikan kebutuhan dengan dana yang dimiliki


50

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alim

(2015) yang dikutip oleh Muryani (2017) menyatakan bahwa ditinjau dari

persyaratan substantif RSUD H Padjonga Daeng Takalar telah memenuhi syarat

untuk menerapkan PPK BLUD karena secara operasional rumah sakit ini

menyelenggarakan layanan umum yang menghasilkan semi barang dan jasa publik(21)

Puskesmas agar dapat menjadi sebuah BLU, maka harus memenuhi

persyaratan substantif apabila menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan

dengan penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum, pengelolaan

wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian masyarakat atau

layanan umum dan pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi

dan/atau pelayanan kepada masyarakat (Permendagri No.61 tahun 2007).

Puskesmas untuk menjadi lembaga yang menerapkan PPK BLUD tidak

mudah. Hal ini karena fleksibilitas pengelolaan keuangan yang diberikan harus

diimbangi dengan kemampuan lembaga yang bersangkutan untuk

mempertanggungjawabkan segala sumber daya yang dikelolanya tersebut secara

transparan dan sesuai dengan target kinerja yang telah ditetapkan.

Berdasarkan analisa peneliti puskesmas harus mampu meminimalisir kendala

yang ada agar tidak mengganggu terhadap pelayanan seperti dilengkapi dengan

sistem manajemen yang baik, khususnya sistem keuangan dan sistem informasi yang

akan mendukung untuk menghasilkan laporan-laporan pertanggungjawaban kinerja

yang diperlukan. Hal ini diperlukan agar Puskesmas mampu memberikan

penyelenggaraan pelayanan umum bidang kesehatan dan mampu menjadi PPK

BLUD dan kendala yang dihadapi puskesmas tidak terjadi lagi.


51

5.2.2 Persyaratan Teknis


Hasil penelitian diketahui bahwa komponen teknis dalam mendukung

kesiapam penerapan PPK BLUD di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai

Kota Padang diketahui kinerja pelayanan di puskesmas berdasarkan indikator kinerja

pelayanan puskesmas di Kota Padang masih terdapat pelayanan yang belum

mencapai indikator (Tabel 4.16). Selain itu kinerja pelayanan di puskesmas dengan

dana kapitasi yang besar maupun kecil mengharapkan dengan sistem BLUD secara

mandiri tetap mampu memberikan pelayanan yang maksimal dan memuaskan

terhadap masyarakat dan tidak terdapat kendala pada penyelenggaraan operasional.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alim

(2015) yang dikutip oleh Andri (2016) menyatakan bahwa ditinjau dari persyaratan

teknis RSUD H Padjonga Daeng Takalar telah memenuhi syarat untuk menerapkan

PPK BLUD karena dari segi kinerja pelayanan meningkat dan dapat dikelola dengan

baik dan berdasarkan kinerja keuangan secara keseluruhan memiliki kemampuan

pendapatan dari layanan yang cenderung meningkat dan efisien dalam membiayai

pengeluaran(13).

Persyaratan teknis untuk menjadi Badan Layanan Umum yaitu kinerja

pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan tingkatkan

pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/pimpinan

kembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya dan kinerja keuangan satuan

kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat sebagaimana ditunjukkan dalam

dokumen usulan penetapan BLU (Permendagri No.61 tahun 2007).

Berdasarkan analisis peneliti persyaratan teknis secara keseluruhan baik dari

kinerja pelayanan dan keuangan Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota

Padang telah memenuhi persyaratan dalam Pola Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) walaupun masih terdapat indikator kinerja
52

pelayanan yang belum tercapai namun hal tersebut tidak terlalu signifikan dan

diharapkan Puskesmas tetap mampu memberikan pelayanan yang maksimal dan

memuaskan terhadap masyarakat.

5.2.3 Persyaratan Administratif


Hasil penelitian diketahui bahwa komponen administratif dalam mendukung

penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD)

di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang diketahui penilaian

dokumen persyaratan administratif Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai

Kota Padang sudah memenuhi persyaratan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri

No.61 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Daerah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alim Jaya

(2015) yang dikutip oleh Muryani (2017) menyatakan bahwa ditinjau dari

persyaratan administratif RSUD H Padjonga Daeng Takalar telah memenuhi syarat

untuk menerapkan PPK BLUD karena memenuhi persyaratan kesanggupan, tata

kelola yang baik, adanya rencana strategis bisnis, laporan keuangan, pelaksanaan

pelayanan berdasarkan standar pelayanan minimum, dan dilakukannya audit internal.

Komponen administratif untuk menjadi Badan Layanan Umum yaitu

persyaratan kesanggupan, tata kelola yang baik, adanya rencana strategis bisnis,

laporan keuangan, pelaksanaan pelayanan berdasarkan standar pelayanan minimum,

dan audit internal maupun eksternal (Permendagri No.61 tahun 2007).

Pola tata kelola merupakan peraturan internal SKPD atau unit kerja yang

akan melaksanakan PPK BLUD. Rencana strategis lima tahunan yang mencakup,

antara lain pernyataan visi, misi, program strategis, pengukuran pencapaian kinerja,

rencana pencapaian lima tahunan dan proyeksi keuangan lima tahunan dari SKPD

atau Unit Kerja. Sedangkan Standar Pelayanan Minimal merupakan dokumen yang
53

memuat batasan minimal mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang harus

dipenuhi oleh SKPD atau Unit Kerja yang menerapkan PPK BLUD.

Laporan keuangan pokok yang dimaksud pada pasal 11 Permendagri 61/2007

tersebut adalah laporan keuangan SKPD/Unit Kerja yang biasanya dibuat untuk

diserahkan ke Pemda dan menjadi bagian dari laporan keuangan Pemda. Biasanya

membuat laporan keuangan ini tidak sulit bagi SKPD/Unit Kerja karena sudah

menjadi laporan rutin yang dibuat pada setiap akhir tahun dan mengikuti standar

Laporan Keuangan Pemda. Kesulitan akan muncul saat SKPD/Unit Kerja sudah

disahkan menjadi PPK BLUD dan harus menghasilkan laporan yang sesuai dengan

standar akuntansi yang dikeluarkan oleh organisasi profesi (IAI). Oleh karena itu,

Puskesmas yang ingin menerapkan PPK BLUD harus menyiapkan sistemnya agar

kelak mampu menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan standar IAI

tersebut.

Berdasarkan hasil analisa peneliti jika Puskesmas telah memenuhi

kelengkapan dalam persyaratan administratif, diharapkan Puskesmas mampu

melaksanakan PPK BLUD sesuai dengan aturan dan perencanaan yang telah

ditetapkan. Hal ini penting karena pelaksanaan PPK BLUD memiliki

pertanggungjawaban yang sangat besar termasuk secara tertulis.

5.3 Komponen Output


Hasil penelitian diketahui bahwa dalam mendukung kesiapan penerapan PPK

BLUD di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang diketahui

Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai telah lulus dalam penilaian BLUD

Puskesmas secara penuh, siap tidak siap harus mampu melakasanakan PPK BLUD

secara mandiri, namun masih terdapat kekurangan yaitu belum adanya ketersediaan

tenaga ahli keuangan untuk membantu penerapan PPK BLUD. Pengawasan PPK
54

BLUD dilakukan oleh Pemko dan SKPD terkait, puskesmas secara langsung diawasi

oleh Dinas Kesehatan setiap bulan, dari inspektorat per triwulan dan pada akhir tahun

oleh BPK dan BPKP.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Muhammad Zakiy (2016) tentang Analisis Persyaratan Substantif, Teknis Dan

Administratif Dalam Rangka Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum Daerah: Studi Pada 10 Puskesmas Di Kabupaten Madiun yang menyatakan

bahwa Puskesmas pengusul BLUD di Kabupaten Madiun telah memenuhi syarat

sebagai Badan Layanan Umum apabila ditinjau dari aspek yuridis(16).

Sistem PPK BLUD yang telah terlaksana lebih dulu yaitu holding dengan

BLUD penuh secara mandiri saat ini memiliki keunggulan dan kelemahan bagi

Puskesmas, yaitu seperti :

a. Sistem holding dalam PPK BLUD sebenarnya menyelahi aturan dimana

seharusnya PPK BLUD itu dilakukan secara mandiri. Namun mengingat kondisi

Puskesmas di Kota Padang saat itu belum mampu untuk BLUD secara mandiri

maka aturan holding diperbolehkan. Dengan berjalannya holding, puskesmas

memiliki ilmu-ilmu tentang PPK BLUD. Maka dari itu saat ini PPK BLUD

Puskesmas telah beralih penuh secara mandiri.

b. Dengan PPK BLUD mandiri saat ini kegiatan belanja bisa langsung dilakukan

dibandingkan pada holding kegiatan belanja masih ada yang tidak terealisasi.

c. Dengan holding puskesmas lebih bias fokus dengan program saja tidak perlu

memikirkan laporan keuangan. Puskesmas hanya perlu melakukan perencanaan

karena proses belanja dilakukan oleh holding.


55

d. PPK BLUD mandiri membutuhkan tenaga ahli di bidang keuangan yang

kompeten dalam membantu pembuatan laporan-laporan keuangan, namun saat ini

tenaga tersebut belum dimiliki oleh Puskesmas.

e. Dengan PPK BLUD holding, puskesmas dengan kapitasi kecil dapat terbantu,

karena puskesmas lain dengan kapitasi yang lebih besar dapat membantu

kekurangan keuangan puskesmas kapiatasi yang lebih kecil. Untuk itu dengan

PPK BLUD mandiri saat ini menuntut puskesmas dengan kapitasi kecil agar bisa

berhemat dan mampu mengelola keungannya sesuai kebutuhanHasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andry Gustova 2016 yang

menyatakan untuk menjadi PPK BLUD penuh masing-masing puskesmas harus

memiliki tenaga akuntan, sementara ketenagaan tersebut masih belum terpenuhi.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Teguh Irawan (2017) yang

menyebutkan bahwa adanya kelebihan dan kekurangan sistem holding dengan pola

mandiri seperti dari aspek tenaga, pengelolaan keuangan, kefleksibelan BLUD

hingga pengelolaan keuangan Puskesmas.

Berdasarkan analisis peneliti dalam mendukung kesiapan penerapan PPK

BLUD di Puskesmas Kota Padang dilihat dari aspek komponen persyaratan

substantif, teknis dan administratif sesuai Permendagri 61 tahun 2007 sudah

memenuhi. Namun, jika ditinjau dari aspek sumber daya manusia masih belum

terpenuhi karena ketenagaan ahli di bidang keuangan belum ada saat ini. Kebijakan

mengenai sistem PPK BLUD saat ini memerlukan dukungan ekstra dari pemerintah

terutama bagi Puskesmas dengan kapitasi rendah.


BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian tentang analisis kesiapan penerapan PPK BLUD

di Puskesmas Kota Padang tahun 2017 adalah:

1. Komponen Input

a. Kebijakan kesiapan penerapan PPK BLUD Puskesmas dilakukan

berdasarkan Permendagri No.61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis

Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah. Namun juga didukung

oleh peraturan lain yaitu Peraturan Daerah (Perda) Kota Padang pada

Keputusan Walikota Padang Nomor 482 Tahun 2017 tentang

Penerapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Daerah Penuh Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan

Masyarakat yang merupakan peralihan dari system holding yaitu

dipegang oleh satu badan yang tertuang dalam kebijakan pada

Peraturan Walikota Padang Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tata Kelola

pada BLUD Puskesmas.

b. Sumber daya manusia dalam kesiapan penerapan PPK BLUD perlu

penambahan tenaga di bidang keuangan yang bersifat kontrak atau

Non PNS perlu dilakukan sesuai kebutuhan masing-masing

puskesmas. proses pengajuannya ke pemerintah daerah yaitu kepada

Dinas Kesehatan Kota Padang

c. Pendanaan dalam kesiapan penerapan PPK BLUD berasal dari dana

kapitasi JKN dan pendapatan Puskesmas dari tarif retribusi pasien.

Setiap Puskesmas memiliki dana APBD dan dana kapitasi JKN yang

berbeda, seperti Puskesmas Lubuk Buaya lebih besar dibandingkan

56
57

dengan Puskesmas Lapai. Kegiatan operasional puskesmas tergantung

dari jumlah kapitasi Puskesmas dengan kapitasi kecil masih dibantu

oleh Pemda melalui APBD. Penggunaan dana BLUD menunggu

pengesahan dari Pemko. Cara pengelolaan keuangannya diatur di

Perwako tentang Pemanfaatan Dana Pendapatan BLUD dan laporan

keuangan tetap dilaporkan ke Pemko. dan penggunaan yang telah

disahkan. Dana BLUD selain digunakan untuk kegiatan belanja juga

digunakan untuk membayar gaji tenaga kontrak yang disebut belanja

jasa dan penganggaran pelatihan untuk SDM.

d. Sarana dan prasarana dalam penerapan penerapan Pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) di Puskesmas

Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai masih terdapat yang belum

memenuhi standar Permenkes No. 75 tahun 2014 dan Puskesmas

Lapai diketahui sedang melakukan rehab gedung.

2. Komponen Proses

a. Komponen substantif diketahui puskesmas melakukan

penyelenggaraan pelayanan umum namun untuk penyelenggaran

barang dan jasa pada saat ini masih terdapat kendala seperti sistem

informasi dan sistem pengadaan barang.

b. Komponen teknis diketahui secara keseluruhan baik dan diharapkan

tetap mampu memberikan pelayanan yang maksimal dan memuaskan

terhadap masyarakat.

c. Komponen administratif diketahui penilaian dokumen persyaratan

administratif Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai sudah

memenuhi persyaratan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri No.61


58

tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Badan Layanan

Umum Daerah.

3. Komponen Output

Kesiapan penerapan PPK BLUD di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas

Lapai Kota Padang dilihat dari aspek komponen persyaratan substantif, teknis

dan administratif sesuai Permendagri 61 tahun 2007 sudah memenuhi.

Namun, jika ditinjau dari aspek sumber daya manusia masih belum terpenuhi

karena ketenagaan ahli di bidang keuangan belum ada saat ini. Puskesmas

Lapai dengan kapitasi yang rendah memerlukan dukungan ekstra dari

pemerintah agar mampu menjalankan PPK BLUD.

6.2 Saran
1. Bagi Pemerintah Daerah Kota Padang

Pemerintah menyelenggarakan perekrutan tenaga ahli keuangan dalam untuk

pengelolaan keuangan sesuai dengan kebutuhan dan kelancaran puskesmas.

Diharapkan pemerintah juga memberikan dukungan ekstra terutama bagi

Puskesmas dengan kapitasi yang rendah dalam penerapan PPK BLUD penuh

saat ini.

2. Bagi Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang

Puskesmas lebih meningkatkan pelayanan dan kepuasan bagi masyarakat dan

dengan adanya PPK BLUD mampu memenuhi kekurangan kebutuhannya

seperti sarana dan prasarana yang masih belum lengkap.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti menyarankan agar melakukan penelitian terhadap penerapan PPK

BLUD pada puskesmas daerah lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2014


Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat, (2014).

2. Sunuwata A. Analisis Kesiapan Penerapan Kebijakan Badan Layanan Umum


Daerah (BLUD) Puskesmas di Kabupaten Kulon Progo (Studi Kasus di
Puskesmas Wates dan Puskesmas Girimulyo II Kabupaten Kulon Progo).
Kebijakan Kesehatan Indonesia. 2014;03:137.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 Tentang


Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, (2005).

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 Tentang Pedoman


Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah, (2007).

5. Negeri DJBKDKD. Implementasi PPK-BLUD dan Peningkatan Kualitas


Pelayanan Publik Jakarta2013 [cited 2017 8 Desember]. Available from:
http://keuda.kemendagri.go.id/artikel/detail/28-implementasi-ppk-blud-dan-
peningkatan-kualitas-pelayanan-publik.

6. Peraturan Walikota Padang Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tata Kelola pada
BLUD Puskesmas, (2016).

7. Keuangan DJPK. Tinjauan Perkembangan Fiskal Regional Triwulanan


(Quarterly Flash Report) Provinsi Sumatera Barat Triwulan II Tahun 2016.
Sumatera Barat: Kanwil DJPB Provinsi Sumatera Barat; 2016.

8. Padang DKK. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2016.


Padang2016.

9. Indrayathi d. Mutu Pelayanan Puskesmas Perawatan yang Berstatus Badan


Layanan Umum Daerah. 2013:170.

10. Sulaeman ES. Manajemen Kesehatan. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press; 2009.

11. Maria K. Kajian Teori Penerapan. 2012.

12. Azwar A. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta: Bina Rupa
Aksara; 1996.

13. Gustova A. Analisis Kesiapan Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan


Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) di Puskesmas Kabupaten Solok Selatan.
2016. (Skripsi)

14. Adam ES. Analisis Kesiapan Implementasi Badan Layanan Umum Daerah
Puskesmas Kota Semarang (Studi Kasus pada Puskesmas Ngesrep dan
Bandarharjo). 2017.
15. Triprasetya AS. Analisis Kesiapan Penerapan Kebijakan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) Puskesmas Di Kabupaten Kulon Progo (Studi Kasus di
Puskesmas Wates dan Puskesmas Girimulyo II Kabupaten Kulon Progo). 2014.

16. Zakiy M. Analisis Persyaratan Substantif, Teknis Dan Administratif Dalam


Rangka Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah:
Studi Pada 10 Puskesmas Di Kabupaten Madiun 2016.

17. Irawan T. Analisis Existing Dan Forecasting Puskesmas Blud Kota Pekalongan :
Upaya Menuju Kemandirian Pengelolaan Layanan Kesehatan Primer. 2017.

18. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta; 2010.

19. Satori Da. Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: Alfabeta; 2010.

20. Raymanel F. Analisis Manajemen Piutang Pasien Rawat Inap Jaminan Asuransi
di Rumah Sakit XYZ Tahun 2012. 2012. (Skripsi)

21. Dhatri M. Analisis Pelaksanaan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) di


RSUD dr. Achmad Darwis Kabupaten Lima Puluh Kota. 2017. (Tesis)

Anda mungkin juga menyukai