Oleh :
WINDA SUSANTI
No. BP. 1511216003
Oleh :
WINDA SUSANTI
No. BP. 1511216003
Oleh :
WINDA SUSANTI
No. BP. 1511216003
Pembimbing I Pembimbing II
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN TIM PENGUJI
WINDA SUSANTI
No. BP. 1511216003
Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Andalas pada tanggal 15 Mei 2018 dan dinyatakan telah
memenuhi syarat untuk diterima
Penguji I
Penguji II
ii
PERNYATAAN PENGESAHAN
DATA MAHASISWA:
Nama Lengkap : Winda Susanti
Nomor Buku Pokok : 1511216003
Tanggal Lahir : 5 Januari 1993
Tahun Masuk : 2015
Peminatan : Administrasi Kebijakan Kesehatan
Nama Pembimbing Akademik : Prof.dr. Nur Indrawaty Lipoeto, M.Sc, PhD, SpGK
Nama Pembimbing I : dr. Adila Kasni Astiena, MARS
Nama Pembimbing II : Isniati, SKM, MPH
Nama Penguji I : Dra. Sri Siswati, Apt, SH, M.Kes
Nama Penguji II : CH. Tuty Ernawati, SKM, M.Kes
JUDUL PENELITIAN:
“ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN
BLUD DI PUSKESMAS LUBUK BUAYA DAN PUSKESMAS LAPAI KOTA
PADANG TAHUN 2017”
Menyetujui, Mengesahkan,
Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Ketua Prodi S1 Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Andalas
Defriman Djafri, SKM, MKM, PhD Ade Suzana Eka Putri, PhD
NIP. 198008052005011004 NIP. 198106052006042001
iii
PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi
saya yang berjudul :
“ANALISIS KESIAPAN PENERAPAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLUD
DI PUSKESMAS LUBUK BUAYA DAN PUSKESMAS LAPAI KOTA PADANG
TAHUN 2017”
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan tindakan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
Winda Susanti
No.BP.1511216003
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Riwayat Pendidikan:
1. TK Tunas Melati, lulus tahun 1999
2. SD Negeri 09 Talawi Hilir, lulus tahun 2005
3. SMP Negeri 3 Sawahlunto, lulus tahun 2008
4. SMA Negeri 2 Sawahlunto, lulus tahun 2011
5. Prodi DIII Kebidanan STIKES Dharmasraya, lulus tahun 2014
6. Prodi Administrasi Kebijakan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Andalas, lulus tahun 2018
v
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ANDALAS
ABSTRAK
Tujuan Penelitian
Puskesmas dalam mendukung perkembangan pengelolaan keuangannya memerlukan
pembentukan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Puskesmas Lubuk Buaya dan
Puskesmas Lapai Kota Padang saat ini sudah menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan
BLUD penuh secara mandiri dimana sebelumnya secara holding. Puskesmas memiliki
pendapatan yang berbeda-beda, seperti Puskesmas Lubuk Buaya dengan kapitasi besar dan
Puskesmas Lapai dengan kapitasi kecil. Tujuan ini adalah menganalisis kesiapan
penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah di Puskesmas Kota
Padang tahun 2017.
Metode
Desain penelitian ini adalah kualitatif. Informan penelitian ditentukan berdasarkan
purposive sampling. Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas
Lapai dengan 4 orang informan. Metode pengumpulan data adalah dengan wawancara
mendalam (Indepth Interview), observasi lapangan dan telaah dokumen.
Hasil
Hasil penelitian didapatkan bahwa kebijakan terhadap penerapan PPK BLUD di
Puskesmas Kota Padang dilakukan berdasarkan Permendagri No.61 tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umun Daerah dan didukung oleh
perubahan peraturan daerah dari holding ke mandiri yaitu berdasarkan Surat Keputusan
dari Walikota Kota Padang No. 482 Tahun 2017 tentang pelaksanaan BLUD Penuh pada
Puskesmas. Sumber daya manusia yang ahli di bidang keuangan belum ada saat ini. Dana
berasal dari kapitasi Puskesmas dan tarif retribusi pasien, Puskesmas Lapai dengan
kapitasi yang rendah memerlukan dukungan ekstra dari pemerintah. Sarana prasarana
masih ada yang belum memenuhi standar Permenkes No 75 tahun 2014. Dilihat dari aspek
komponen persyaratan substantif, teknis dan administratif sudah memenuhi persyaratan
sesuai Permendagri 61 tahun 2007.
Kesimpulan
Kesiapan Penerapan PPK BLUD di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota
Padang belum berjalan dengan maksimal karena terkendala ketenagaan di bidang keuangan
yang belum ada saat ini. Disarankan agar perekrutan tenaga di bidang keuangan segera
diselenggarakan.
vi
FACULTY OF PUBLIC HEALTH
ANDALAS UNIVERSITY
ABSTRACK
Objective
Primary Health Care (PHC) in supporting the development of its financial management
requires the establishment of Regional Public Service Agency. The Primary Health Care in
Lubuk Buaya and Lapai Padang City is currently implementing a fully autonomous Public
Service Management System which previously held by holding. Primary Health Care have
different incomes, such as Lubuk Buaya Health Center with large capitation and Lapai
Puskesmas with small capitation. This objective is to analyze the readiness of the
implementation of the Financial Management System Pattern of the Regional Public Service
Agency at the Primary Health Care of Padang City in 2017.
Method
The design of this study is qualitative. The research informant is determined based on
purposive sampling. This research was conducted at Lubuk Buaya Primary Health Care and
Lapai Primary Health Care with 4 informants. Methods of data collection is by in-depth
interviews (Indepth Interview), field observation and document review.
Result
The result of the research shows that the policy towards the implementation of Financial
Management System of Public Service Agency in Primary Health Care of Padang City is done
based on Regulation number 61 of 2007 concerning Technical Guidance of Financial
Management of Regional Service Board and supported by the change of regional regulation
from holding to independent based on Letter Decision of Mayor of Padang City number 482
year 2017 on the implementation of the Regional Public Service Agency on Primary Health
Care. Human resources who are experts in finance do not exist today. Funds come from
Primary Health Care capitation and patient levy rates, Primary Lapai Health Care with low
capitation require extra support from the government. Infrastructure facilities still exist that
have not met the standard Regulation no.75 years 2014.Viewed from the aspect component of
the substantive, technical and administrative requirements have met the requirements
according to Regulation number 61 of 2007
Conclusion
The readiness of the implementation of the Financial Management System Pattern of the
Regional Public Service Agency at the Primary Health Care of Padang City has not run
maximally due to constrained energy in the field of finance that does not exist today. It is
recommended that recruitment of personnel in the financial field be held immediately.
Reference : 19 (1996-2017)
Keyword : Implementation, Regional Public Service Agency, Primary Health Care
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat,
Puskesmas Lubuk Buaya Dan Puskesmas Lapai Kota Padang Tahun 2017.
Rassulullah SAW beserta para sahabat beliau yang telah menyampaikan risalah
sehingga peneliti menjadi orang yang tercerahkan dalam nikmat iman Islam.
Penulisan hasil penelitian tesis ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk
bimbingan, dorongan, dan petunjuk dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti ingin
1. Bapak Prof. Dr. Tafdil Husni, SE, MBA selaku Rektor Universitas Andalas
2. Bapak Defriman Djafri, SKM, MKM, PhD, selaku Dekan Fakultas Kesehatan
3. Ibu Ade Suzana Eka Putri PhD selaku Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan
ini.
5. Ibu dr. Adila Kasni Astiena, MARS dan Ibu Isniati, SKM, MPH selaku
dengan penuh semangat dan ketulusan pada peneliti selama penelitian ini.
viii
6. Ibu Dra. Sri Siswati, Apt, SH, M.Kes dan Ibu CH. Tuty Ernawati, SKM,
penelitian ini.
7. Ibu Prof.dr. Nur Indrawaty Lipoeto, M.Sc, PhD, SpGK selaku Pembimbing
Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang yang telah
9. Keluarga, teman-teman, dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari skripsi ini, baik dari
penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun. Akhirnya penulis berharap semoga hasil skripsi ini dapat bermanfaat
bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang. Semoga semua
bantuan, bimbingan, semangat, dan amal kebaikan yang telah diberikan dijadikan
Peneliti
ix
DAFTAR ISI
x
2.3.2 Unsur ......................................................... Error! Bookmark not defined.
2.4 Sistem ............................................................... Error! Bookmark not defined.
2.4.1 Pengertian .................................................. Error! Bookmark not defined.
2.4.2 Unsur Sistem ............................................. Error! Bookmark not defined.
2.5 Alur Pikir.......................................................... Error! Bookmark not defined.
2.6 Telaah Sistematis ............................................................................................... 3
BAB 3 : METODE PENELITIAN ........................................................................... 5
3.1 Jenis Penelitian ................................................. Error! Bookmark not defined.
3.2 Waktu dan Tempat ........................................... Error! Bookmark not defined.
3.3 Informan Penelitian .......................................... Error! Bookmark not defined.
3.4 Instrumen Penelitian......................................... Error! Bookmark not defined.
3.4.1 Pedoman Wawancara dan Panduan Observasi dengan Peneliti sebagai
Instrumen Kunci ................................................. Error! Bookmark not defined.
3.5 Metode Pengumpulan Data .............................. Error! Bookmark not defined.
3.5.1 Data Primer ............................................... Error! Bookmark not defined.
3.5.2 Data sekunder ............................................ Error! Bookmark not defined.
3.6 Alat Pengumpulan Data ................................... Error! Bookmark not defined.
3.7 Pengolahan dan Analisis Data.......................... Error! Bookmark not defined.
3.7.1 Pengolahan Data........................................ Error! Bookmark not defined.
3.7.2 Analisis Data ............................................. Error! Bookmark not defined.
3.8 Definisi Istilah .................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB 4 : HASIL PENELITIAN ................................................................................. 6
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................................. 6
4.1.1 Gambaran Puskesmas Lubuk Buaya ........................................................... 6
4.1.1.1 Struktur Organsasi Puskesmas Lubuk Buaya ...................................... 6
4.1.1.2 Sarana ................................................................................................... 8
4.1.1.3 Sumber Daya Manusia ......................................................................... 8
4.1.2 Gambaran Puskesmas Lapai ....................................................................... 8
4.1.2.1 Struktur Organsasi Puskesmas Lapai ................................................... 8
4.1.2.2 Sarana ................................................................................................. 10
4.1.2.3 Sumber Daya Manusia ....................................................................... 10
4.2 Karakteristik Informan ..................................................................................... 10
4.3 Hasil ................................................................................................................. 11
4.3.1 Komponen Input ....................................................................................... 11
xi
4.3.1.1 Kebijakan ........................................................................................... 11
4.3.1.2 Sumber Daya Manusia ....................................................................... 13
4.3.1.3 Dana ................................................................................................... 19
4.3.1.4 Sarana dan Prasarana.......................................................................... 25
4.3.2 Proses ........................................................................................................ 28
4.3.2.1 Persyaratan Substantif ........................................................................ 28
4.3.2.2 Persyaratan Teknis ............................................................................. 30
4.3.2.3 Persyaratan Administratif................................................................... 35
4.3.3 Komponen Output ..................................................................................... 38
BAB 5 : PEMBAHASAN ......................................................................................... 44
5.1 Komponen Input .............................................................................................. 44
5.1.1 Kebijakan .................................................................................................. 44
5.1.2 Sumber Daya Manusia .............................................................................. 46
5.1.3 Dana .......................................................................................................... 47
5.1.4 Sarana dan Prasarana................................................................................. 48
5.2 Komponen Proses ............................................................................................ 49
5.2.1 Persyaratan Substantif ............................................................................... 49
5.2.2 Persyaratan Teknis .................................................................................... 51
5.2.3 Persyaratan Administratif.......................................................................... 52
5.3 Komponen Output ............................................................................................ 53
BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 56
6.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 56
6.2 Saran ................................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR ISTILAH / SINGKATAN
PP : Peraturan Presiden
UU : Undang-undang
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
BAB 1 : PENDAHULUAN
1
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA
2
2.1 Telaah Sistematis
Desain
No Peneliti Judul Tahun Hasil
Penelitian
1 Andry Gustova Analisis Kesiapan 2016 Kualitatif Kebijakan terhadap penerapan PPK-BLUD di Puskesmas Kabupaten
Penerapan Pola Solok Selatan dilakukan berdasarkan Permendagri No.61 tahun 2007
Pengelolaan Keuangan tentang pedoman teknis pengelolaan keuangan badan layanan umum
Badan Layanan Umum daerah, namun untuk peraturan pendukung berupa peraturan daerah
Daerah (PPK-BLUD) di mengenai pelaksanaannya belum ada, sumber daya manusia
Puskesmas Kabupaten berdasarkan Permenkes No 75 tahun 2014 masih terdapat kekurangan
Solok Selatan dan berdasarkan jenis ketenagaan, tenaga akuntan juga masih terdapat
kekurangan, pendanaan persiapan PPK BLUD dikelola oleh dinas
kesehatan, pada tahun 2016 penganggaran berasal dari APBD, sarana
masih ada yang belum memenuhi syarat. Perencanaan pengelolaan
BLUD masih belum optimal. Persyaratan substantif diketahui
puskesmas melakukan penyelenggaraan pelayanan umum. Persyaratan
teknis diketahui kinerja pelayanan di puskesmas telah baik. Penilaian
dokumen persyaratan administratif puskesmas Kab. Solok Selatan
diketahui <60% yang berarti dokumen persyaratan administratif tidak
memuaskan (belum siap).(13)
2 Edlin Shufi Analisis Kesiapan 2017 Kualitatif Puskesmas Ngesrep dan Puskesmas Bandarharjo belum siap dalam
Adam Implementasi Badan penerapan BLUD di Puskesmas. Hal ini berdasarkan keenam variabel
Layanan Umum Daerah menurut teori Van Meter dan Van Horn belum terpenuhi. Kekurangan
Puskesmas Kota Semarang tersebut tentu akan menghambat implementasi BLUD di Puskesmas.(14)
(Studi Kasus pada
Puskesmas Ngesrep
dan Bandarharjo)
3
4
Desain
No. Peneliti Judul Tahun Hasil
Penelitian
3 Albertus Analisis Kesiapan 2014 Kualitatif Penerapan kebijakan BLUD Puskesmas di Kabupaten Kulon Progo
Sunuwata Penerapan Kebijakan belum sepenuhnya siap dilaksanakan. Puskemas di Kabupaten Kulon
Triprasetya Badan Layanan Umum Progo belum sepenuhnya siap dengan persyaratan teknis dalam kesiapan
Daerah (BLUD) Puskesmas penerapan kebijakan BLUD Puskesmas dan telah siap dengan
Di Kabupaten Kulon Progo persyaratan administrative dalam kesiapan penerapan kebijakan BLUD
(Studi Kasus di Puskesmas Puskesmas. Stakeholder di Kabupaten Kulon Progo mendukung
Wates dan Puskesmas kebijakan BLUD Puskesmas tetapi belum sepenuhnya siap dengan
Girimulyo II Kabupaten regulasi kebijakan BLUD Puskesmas.Suasana yang terlihat pada
Kulon Progo) Puskesmas di Kabupaten Kulon Progo kurang mendukung untuk
penerapan kebijakan BLUD, dalam hal dukungan manajemen dan
kerjasama tim puskesmas, komitmen dan pengelolaan keuangan
puskesmas.(15)
4 Muhammad Analisis Persyaratan 2016 Kuantitatif Puskesmas pengusul BLUD di Kabupaten Madiun telah memenuhi
Zakiy Substantif, Teknis Dan syarat sebagai Badan Layanan Umum apabila ditinjau dari aspek
Administratif Dalam yuridis. Secara umum di Kabupaten Madiun, komitmen organisasi,
Rangka Penerapan Pola komitmen pengembangan, komitmen pelayanan, serta komitmen
Pengelolaan Keuangan implementasi BLUD berada pada level yang tinggi (berada pada kisaran
Badan Layanan Umum 3,9 s.d 4,22). Selain itu pemahaman atas BLUD berada pada tingkat
Daerah: Studi Pada 10 77,73%, yang artinya pada level sedang. Hasil penilaian persyaratan
Puskesmas Di Kabupaten administratif diketahui bahwa seluruh puskesmas pengusul PPK-BLUD
Madiun memperolah total skor dengan nilai rentang antara 80-100. Artinya 10
puskesmas pengusul BLUD telah siap dan layak untuk menjadi BLUD
penuh. (16)
5. Teguh Irawan Analisis Existing Dan 2017 Kualitatif Peramalan continue holding dimana adanya kondisi dua puskesmas
Forecasting Puskesmas baru , yaitu : puskesmas medono dan buaran masih memerlukan subsidi
Blud Kota Pekalongan : silang puskesmas yang lainnya. Peramalan pola mandiri adanya
Upaya Menuju penambahan tenaga administrasi khusus dan pada awal penerapan
Kemandirian Pengelolaan konsep “pola mandiri” diperlukan support ekstra dari pemerintah.(17)
Layanan Kesehatan Primer
BAB 3 : METODE PENELITIAN
5
BAB 4 : HASIL PENELITIAN
Padang yang terletak di Jl. Adinegoro, Lubuk Buaya, Koto Tangah, Sumatera Barat.
Puskesmas Lubuk Buaya dibangun pada tahun 1976 dan mulai beroperasi pada tahun
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Buaya pada tahun 2016
sebanyak 104.602 jiwa dan pada Juni 2016 terjadi pemekaran Puskesmas dimana
Pustu Tunggul Hitam dijadikan Puskesmas Tunggul Hitam, secara tidak langsung
jumlah penduduk Puskesmas Lubuk Buaya Tahun 2016 menjadi 72.646 jiwa.
pada Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang 2018. Berikut ini adalah
6
7
KEPALA PUSKESMAS
Penanggung jawab UKM Esensial dan Penanggung jawab UKP, Penanggung jawab jaringan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat kefarmasian dan Laboratorium pelayanan Puskesmas da jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan
Penanggung jawab UKM Esensial 1. Pj. BP. Umum
1. Pj. Promkes 2. Pj. KIA PUSTU
2. Pj. Kesling 3. Pj. KIA Anak PP Tabing
3. Pj. KIA/KB 4. Pj. KB PP Ganting
4. Pj. Gizi UKM 5. Pj. UKP Gizi PP Khatar
5. Pj. P2P 6. Pj. Kefarmasian PP PN3
7. Pj. Laboratorium
Penanggung jawab UKM Pengembangan 8. Pj. Kes.Gigi Bikor/BPS/Klinik Swasta
1. Pj. Kes.Jiwa & Olahraga 9. Pj. IGD
2. Pj. Gigi Masyarakat 10. Pj. Bencana/P3K
3. Pj. Batra 11. Pj. BP Lansia
4. Pj. Kes.Indra
5. Pj. Kes. Lansia
6. Pj. Klinik IMS/HIV Gambar 4.1 Struktur Organisasi Puskesmas Lubuk Buaya
7. Pj. Kelas Ibu Hamil Sumber: Tata Kelola BLUD Puskesmas Lubuk Buaya 2018
8. Pj. UKK
9. Pj. UKS
8
4.1.1.2 Sarana
Sarana Puskesmas Lubuk Buaya sampai Tahun 2016 terdapat 2 apotek,
toko obat 3 buah, praktek dokter swasta 17, dokter spesialis 3 buah dan 84 buah
industri kecil obat tradisional, toga 430 buah dan SBH 2 buah serta UKK 10
buah.
Buaya pada Tahun 2016 sebanyak 66 orang (7 orang medis, 56 orang paramedik,
dan 3 orang non medis) dengan proporsi paling besar adalah tenaga bidan sebesar
24 orang (17 orang PNS dan 7 orang PTT), kemudian tenaga perawat 15 orang.
Puskesmas Lapai pada tahun 2016 sebanyak 24.454 jiwa yang terdiri dari 11.759
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang 2017. Berikut ini adalah
KEPALA PUSKESMAS
Penanggung jawab UKM Esensial dan Penanggung jawab UKP, Penanggung jawab jaringan
Keperawatan Kesehatan Masyarakat kefarmasian dan Laboratorium pelayanan Puskesmas dan jejaring
fasilitas pelayanan kesehatan
Penanggung jawab UKM Esensial 1. Pj. BP. Umum
1. Pj. Promkes 2. Pj. KIA 1. Pustu Tabing Banda Gadang
2. Pj. Kesling 3. Pj. KIA Anak 2. Poskeskel Kp.Lapai
3. Pj. KIA/KB 4. Pj. KB 3. Poskeskel Kp.Olo
4. Pj. Gizi UKM 5. Pj. UKP Gizi
5. Pj. P2P 6. Pj. Kefarmasian
7. Pj. Laboratorium
Penanggung jawab UKM Pengembangan 8. Pj. Kes.Gigi
1. Pj. Kes.Jiwa & Olahraga 9. Pj. IGD
2. Pj. Gigi Masyarakat 10. Pj. Bencana/P3K
3. Pj. Batra 11. Pj. BP Lansia
4. Pj. Kes.Indra
5. Pj. Kes. Lansia
6. Pj. Klinik IMS/HIV Gambar 4.2 Struktur Organisasi Puskesmas Lapai
7. Pj. Kelas Ibu Hamil Sumber: Tata Kelola BLUD Puskesmas Lapai 2018
8. Pj. UKK
9. Pj. UKS
10
4.1.2.2 Sarana
Puskesmas Lapai memiliki 1 Puskesmas, 1 Pustu, 3 Poskeskel. Dari 3
poskeskel hanya 1 yang memiliki gedung sendiri, sisanya menumpang di pustu dan
berjumlah 52 terdiri dari medis 6 orang, bidan 14 orang, perawat 9 orang, perawat
orang, kesling 2 orang, gizi 2 orang, analis kesehatan 2 orang, rekam medis dan
sebanyak 6 orang. Tenaga kesehatan ini tersebar di berbagai unit kerja yaitu Pustu
dan Poskeskel.
mendalam dilakukan kepada Kepala Puskesmas Lubuk Buaya, Kepala Tata Usaha
Puskesmas Lubuk Buaya, Kepala Puskesmas Lapai dan Kepala Tata Usaha
diwawancarai.
4.3 Hasil
4.3.1 Komponen Input
4.3.1.1 Kebijakan
Kebijakan terhadap kesiapan penerapan PPK BLUD di Puskesmas Kota
Padang yaitu:
a. Didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No.61 Tahun 2007 tentang
berdasarkan Surat Keputusan dari Walikota Kota Padang No. 482 Tahun 2017
tentang pelaksanaan BLUD Penuh pada Puskesmas, dapat dilihat dari hasil
“..yaitu pada Pasal 19 Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah dan SK Walikota Padang No. 482 Tahun 2017 tentang pelaksanaan
BLUD Penuh pada Puskesmas..” (Inf-3)
“..kebijakan BLUD saat ini dari SK Walikota Padang No. 482 Tahun 2017
tentang pelaksanaan BLUD Penuh pada Puskesmas..” (Inf-4)
b. Adanya penilaian dan pengesahan dari Pemerintah Kota Padang bahwa sistem
PPK BLUD holding menjadi PPK BLUD mandiri di Puskesmas se-Kota Padang,
“..Karena Puskemas di Kota Padang saat ini tidak lagi BLUD secara holding
maka sudah ada Surat Keputusan dari Walikota Kota Padang No. 482 Tahun
2017 tentang pelaksanaan BLUD Penuh pada Puskesmas. Keputusan
tersebut keluar pada tanggal 29 Desember 2017. Untuk peraturan baru dari
pemerintah kota belum ada, saat ini hanya baru surat keputusan dari Pemko,
untuk yang lain masih proses karena baru dinyatakan awal Januari
kemarin.….” (Inf-1
12
Analisis
Topik Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4
Triangulasi
Kebijakan Kebijakan Kebijakan Kebijakannya Kebijakan Kebijakan PPK
BLUD mengacu Pemko bahwa pada Pasal 19 BLUD saat BLUD di
pada peraturan seluruh Peraturan Menteri ini dari SK Puskesmas Kota
pusat yaitu puskesmas Dalam Negeri No. Walikota Padang
Permendagri harus BLUD 61 Tahun 2007 Padang No. didasarkan pada
No. 61 Tahun mandiri tidak tentang Pedoman 482 Tahun Peraturan Menteri
2007. Kebijakan holding lagi. Teknis 2017 Dalam Negeri
BLUD saat ini Pengelolaan No.61 Tahun
tidak holding Keuangan Badan 2007 dan sistem
lagi yaitu Layanan Umum PPK BLUD
berdasarkan Daerah dan SK holding menjadi
Surat Keputusan Walikota Padang PPK BLUD
dari Walikota No. 482 Tahun mandiri di
Kota Padang 2017. Puskesmas se-
No. 482 Tahun Kota Padang
2017 tentang yaitu berdasarkan
pelaksanaan Surat Keputusan
BLUD Penuh dari Walikota
pada Puskesmas Kota Padang No.
482 Tahun 2017
tentang
pelaksanaan
BLUD Penuh
pada Puskesmas
penerapan PPK BLUD di Puskesmas Kota Padang telah beralih dari holding ke
Hasil telaah dokumen yang peneliti temukan, kebijakan terkait PPK BLUD
Puskesmas untuk BLUD mandiri dan kebijakan dari Walikota Kota Padang yaitu
Surat Keputusan No. 482 Tahun 2017 tentang pelaksanaan BLUD Penuh pada
Puskesmas.
13
yaitu kebijakan PPK BLUD Puskesmas Kota Padang mengacu pada Peraturan
Menteri Dalam Negeri No.61 Tahun 2007dan sistem holding menuju mandiri
BLUD dan telah disahkan oleh Walikota Padang pada Surat Keputusan No. 482
Tahun 2017 tentang pelaksanaan BLUD Penuh pada Puskesmas, dapat dilihat
sebagai berikut:
Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang saat ini yaitu :
laporan keuangan, namun belum satu pun BLUD di Puskesmas Kota Padang yang
14
memiliki tenaga yang profesional di bidang keuangan, dapat dilihat dari hasil
“Jadi untuk SDM ya memang untuk BLUD ini kita yang kurang tenaga di
keuangan yang profesional..”(inf-1)
“...kami kan gak ada SDM yang profesional di bagian keuangan, belum
ada. Kami kan biasanya fungsional tertentu kami tarik, kami jadikan
sebagai petugas tambahan untuk diperbantukan. Itu tidak maksimal sekali.
Mungkin untuk laporan keuangan lebih ahli tenaga dibidang keuangan
seperti akuntan”(inf-2)
“...Ya saat ini kendala kami untuk BLUD memang belum ada tenaga yang
ahli di bidang keuangan/akuntan..”(inf-4)
dibutuhkan tambahan tenaga kontrak yang direkrut melalui BLUD mandiri oleh
“...karena kapitasi kita lumayan banyak yaitu sekarang 30.000 dibagi 7.500
maka kita butuh 4 dokter. Sementara kita yang PNS baru punya 3 orang, jadi
butuh tambahan 1 yaitu yang kita angkat lewat tenaga kontrak BLUD. Jadi
dengan adanya BLUD kita akan menambah tenaga yang tujuannya untuk
meningkatkan pelayanan. Itu ada kita tambah tenaga-tenaga tertentu untuk
BLUD mandiri seperti akuntansi, bagian administrasi untuk membantu
bendahara nanti kan. Jadi bukan bendahara juga karena bendahara harus
PNS tidak boleh tenaga kontrak tapi dia membantu bendahara juga
nantinya”(inf-1)
“...Jadi total SDM yang kita butuhkan untuk BLUD ini 2 orang, karena
sekarang kita punya 1 orang yang telah honor, jadi akan kita angkat untuk
15
Kesehatan Kota Padang yang nantinya tenaga akuntan tersebut bersifat tenaga
kontrak dengan latar belakang pendidikan D3, dapat dilihat dari hasil wawancara
berikut ini:
“...kita merekrutnya tetap di DKK, tapi kita yang mengusulkan. Jadi kita
udah anggarkan di RBA 2018. Untuk spesifikasinya kita butuh 1 orang dari
D3 ahli keuangan..” (Inf-3)
“...Sudah ada di RBA kita. Jadi, di RBA tahun ini sudah kami usulkan untuk
penambahan tenaga kontrak akuntan” (Inf-4)
16
Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang terhadap standar Permenkes No.75 tahun
2014 diketahui:
17
Padang untuk tenaga kesehatan sudah memenuhi kebutuhan namun untuk kebutuhan
Puskesmas Lubuk Buaya dilihat dan Puskesmas Lapai Kota Padang diketahui secara
2014.
18
daya manusia dalam kesiapan penerapan PPK BLUD di Puskesmas Lubuk Buaya
dan Puskesmas Lapai Kota Padang untuk tenaga kesehatan sudah memenuhi
terdapat tenaga yang belum ada. Untuk penerapan PPK BLUD di Puskesmas Lubuk
Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang belum memiliki tenaga yang profesional di
keuangan.. Karena dalam persyaratannya untuk menjadi PPK BLUD penuh masing-
masing puskesmas harus memiliki tenaga ahli bidang keuangan bersifat Non PNS
4.3.1.3 Dana
Pendanaan dalam PPK BLUD Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai
diketahui yaitu :
a. Sumber dana BLUD berasal dari dana kapitasi JKN dan pendapatan Puskesmas
yaitu dari tarif retribusi pasien. Setiap puskesmas memiliki jumlah kapitasi yang
“...Kalau dana kita yaitu dari dana pendapatan kapitasi JKN, ada
pendapatan dari Perda Tarif”(inf-1)
20
“Sumber dana kami itu dari JKN, yang di BLUD kan itu baru dana BPJS,
terus kan ada pasien umum, pasien umum kan bayar itu namanya retribusi,
jadi itu dana yang di BLUD mandiri kan, dana JKN sama retribusi..”(inf-2)
“Dana BLUD itu berasal dari kapitasi itu yang kita olah, dulu kan holding
sekarang kita lagi, jadi sampai ndak sampai di sampaian. Terus ada dari
tarif pasien umum yang dari Perwako”(inf-3)
“Dana kami itu dari kapitasi, itulah kapitasi kami keteknyo. Lalu ada dari
tarif pasien umum. Bisa dilihat dibawah”(inf-4)
b. Puskesmas dengan kapitasi kecil seperti Puskesmas Lapai masih dibantu oleh
Pemda melalui APBD yaitu untuk biaya listrik, bahan bakar ambulans, perawatan
“...tapi kan sekarang ini Puskesmas yang kecil ini alhamdulillah Kepala
Dinas menginstruksikan untuk 5 Puskesmas yang kecil termasuk Lapai yang
kapitasinya kecil masih dibantu oleh APBD. Kalau enggak kolap kita. Jadi
ya itu Alhamdulillah kebijakan dari Kepala Dinas untuk membantu kayak
listrik, minyak ambulans, perawatan ambulans, bayar service cleaning kita,
alhamdulillah masih dibantu DKK dari APBD, terus obat masih dibantu
oleh GFK”(inf-3)
..”Karena kapitasi kami ketek, jadi kami butuh bantuan, kalau ndak kami
bisa kolaps..”(inf-4)
digunakan untuk kegiatan belanja untuk membayar gaji tenaga kontrak yang
disebut dengan belanja jasa dan penganggaran pelatihan untuk SDM, dapat dilihat
mandiri ini ya, tapi kita menganggarkan untuk pelatihan petugas kita, dari
Dinas mungkin ada juga bekerjasama dengan SKPD lainnya”(Inf-1)
“..Dia bukan gaji kami kasih, berupa insentif namanya. Kalau gaji nanti
bunyinya UMR. Di dalam RBA namanya belanja jasa. Dalam bentuk jasa
bukan upah. Kalau bentuk upah, UMR. Kalau belanja kan itu tergantung
kemampuan kami..” (Inf-2)
“Jadi karena kita sudah BLUD, kapitasi kita kecil, kita harus belajar pandai
berhemat dengan kapitasi kita yang segitu. Yang mana kebutuhan yang
urgen, misal obat habis, bahan suntik habis, jadi itu yang kita
utamakan..”(inf-3)
d. Penggunaan dana BLUD menunggu pengesahan dari Pemko dan cara pengelolaan
dan laporan keuangan tetap dilaporkan ke Pemko. dan penggunaan yang telah
“Kalau belanja jasa ada di Pemko.. Ada dalam bentuk buku standar belanja,
misal honor ini berapa, ini berapa. Jadi ada standar harga belanja..”(inf-2)
“...Lalu untuk membeli barang ada standar harganya. Jadi ndak mudah-
mudah sekarang belanja itu..”(inf-3)
22
Hasil telaah dokumen dilakukan peneliti terkait dana APBD dan kapitasi
Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang ditemukan bahwa
jumlah dana APBD dan dana kapitasi JKN Puskesmas Lubuk Buaya lebih besar
Sumber: Profil Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai 2016 dan 2017
dalam kesiapan penerapan PPK BLUD di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas
Lapai Kota Padang diketahui bahwa sumber dana BLUD Puskesmas berasal dari
dana kapitasi JKN dan pendapatan Puskesmas dari tarif retribusi pasien. Setiap
Puskesmas memiliki dana APBD dan dana kapitasi JKN yang berbeda, seperti
kapitasi kecil masih dibantu oleh Pemda melalui APBD. Penggunaan dana BLUD
Perwako tentang Pemanfaatan Dana Pendapatan BLUD dan laporan keuangan tetap
dilaporkan ke Pemko. dan penggunaan yang telah disahkan. Dana BLUD selain
digunakan untuk kegiatan belanja juga digunakan untuk membayar gaji tenaga
kontrak yang disebut belanja jasa dan penganggaran pelatihan untuk SDM, dapat
Telaah
Topik Wawancara Mendalam Observasi Kesimpulan
Dokumen
Dana - Sumber dana BLUD Dana APBD Dana APBD - Sumber dana BLUD
berasal dari dana dan dana dan dana Puskesmas berasal
kapitasi JKN dan Kapitasi JKN kapitasi JKN dari dana kapitasi
pendapatan Puskesmas Puskesmas Puskesmas JKN dan pendapatan
dari tarif retribusi Lubuk Buaya Lubuk Buaya Puskesmas dari tarif
pasien. dan Puskesmas lebih besar retribusi pasien.
- Setiap puskesmas Lapai Kota dibandingkan - Setiap Puskesmas
memiliki jumlah Padang. dengan memiliki dana
kapitasi yang berbeda- Puskesmas APBD dan dana
beda. Lapai. kapitasi JKN yang
- Kegiatan operasional berbeda, seperti
puskesmas tergantung Puskesmas Lubuk
dari jumlah kapitasi Buaya lebih besar
- Puskesmas dengan dibandingkan dengan
kapitasi kecil masih Puskesmas Lapai
dibantu oleh Pemda - Kegiatan operasional
melalui APBD puskesmas
- Penggunaan dana tergantung dari
BLUD menunggu jumlah kapitasi
pengesahan dari Pemko - Puskesmas dengan
- Cara pengelolaan kapitasi kecil masih
keuangannya diatur di dibantu oleh Pemda
Perwako tentang melalui APBD
Pemanfaatan Dana - Penggunaan dana
Pendapatan BLUD dan BLUD menunggu
laporan keuangan tetap pengesahan dari
dilaporkan ke Pemko. Pemko
dan penggunaan yang - Cara pengelolaan
telah disahkan keuangannya diatur
- Dana BLUD selain di Perwako tentang
digunakan untuk Pemanfaatan Dana
kegiatan belanja juga Pendapatan BLUD
digunakan untuk dan laporan
membayar gaji tenaga keuangan tetap
kontrak yang disebut dilaporkan ke
belanja jasa dan Pemko. dan
penganggaran pelatihan penggunaan yang
untuk SDM telah disahkan
- Dana BLUD selain
digunakan untuk
kegiatan belanja juga
digunakan untuk
membayar gaji
tenaga kontrak yang
disebut belanja jasa
dan penganggaran
pelatihan untuk SDM
25
a. Dalam BLUD Puskesmas tidak ada sarana dan prasarana khusus karena masih
sama seperti biasanya, dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini:
“Sebenarnya untuk sarana dan prasarana kita kan sudah berproses dari dulu
juga, jadi kan tidak ada sarana prasarana khusus untuk BLUD kan tidak.
Dengan BLUD harus ada sarana prasarana ini kan tidak. Yang penting di
BLUD kan ada pendapatan kita, ada tenaga SDM yang mengelola, kita ada
pemasukan kan gitu”(inf-1)
b. Secara keseluruhan sarana dan prasarana puskesmas sudah cukup dan ada
yang kurang bisa dilengkapi tapi masih ada bantuan dari Dinas, seperti alat-alat
kesehatan yang mahal, dapat dilihat dari hasil wawancara berikut ini:
Hasil observasi dan telaah dokumen tentang sarana dan prasarana Puskesmas
Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang masih ada yang belum memenuhi
standar Permenkes No. 75 tahun 2014 seperti ruang bersalin di Puskesmas Lubuk
Buaya yang masih rendah 48%. Pada Puskesmas Lapai masih terdapat data yang
Tabel 4.12 Gambaran Standar Alat di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas
Lapai Kota Padang Tahun
Standar
jumlah alat
Frekuensi
No. Puskesmas Ruangan yang harus %
alat yang ada
ada
dan prasarana dalam kesiapan penerapan PPK BLUD di Puskesmas Lubuk Buaya
Dan Puskesmas Lapai Kota Padang diketahui bahwa sarana dan prasarana
Puskesmas dalam penerapan PPK BLUD masih ada yang belum memenuhi standar
perbaikan gedung. Untuk PPK BLUD tidak ada sarana prasarana khusus Dengan
BLUD sarana yang kurang bisa dilengkapi tapi masih ada bantuan dari Dinas, seperti
Wawancara Telaah
Topik Observasi Kesimpulan
Mendalam Dokumen
Sarana dan - Untuk PPK BLUD Kondisi fisik Permenkes - Sarana dan prasarana
Prasarana tidak ada sarana Puskesmas sudah No. 75 Puskesmas dalam
prasarana khusus. bagus dan ada tahun 2014 penerapan PPK BLUD
- Sarana dan prasarana puskesmas yang tentang masih ada yang belum
Puskesmas Lubuk melakukan rehab Puskesmas memenuhi standar
Buaya dan bangunan. Permenkes No 75
Puskesmas Lapai tahun 2014
secara keseluruhan - Untuk PPK BLUD
sudah cukup dan ada tidak ada sarana
puskesmas yang prasarana khusus.
sedang melakukan - Puskesmas Lapai
perbaikan gedung. sedang melakukan
- Dengan BLUD perbaikan gedung.
sarana yang kurang - Dengan BLUD sarana
bisa dilengkapi tapi yang kurang bisa
masih ada bantuan dilengkapi tapi masih
dari Dinas, seperti ada bantuan dari
alat-alat kesehatan Dinas, seperti alat-alat
yang mahal kesehatan yang mahal
4.3.2 Proses
4.3.2.1 Persyaratan Substantif
Komponen substantif dalam PPK BLUD diketahui untuk melakukan
pengadaan barang dan obat karena sistem/jaringan dan puskesmas harus mampu
menyesuaikan kebutuhan dengan keuangan yang dimiliki, dapat dilihat dari hasil
habis, ah itu urgent itu yang harus diutamakan. Lalu untuk membeli barang
ada standar harganya. Jadi ndak mudah-mudah sekarang belanja itu...”
(Inf-3)
“...Karena dana kami juga begitu sedikit jadi kami berharap kami bisa
mengelolanya nanti dan tetap dapat memenuhi kebutuhan kami dan tetap
bisa memberikan pelayanan maksimal ke masyarakat..”(Inf-4)
diketahui bahwa Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai sudah memenuhi
Padang diketahui penyelenggaraan barang dan jasa oleh puskesmas sudah memenuhi
persyaratan substantif dalam PPK BLUD Puskesmas. Namun masih terdapat kendala
seperti sistem pengadaan barang dan sistem jaringan yang mengganggu pelayanan.
30
Wawancara Telaah
Topik Observasi Kesimpulan
Mendalam Dokumen
Persyaratan Dalam melakukan Penyelenggaraa Modul Penyelenggaraan
Substantif penyelenggaraan n pelayanan Persyaratan barang dan jasa oleh
barang dan jasa, yang cukup PPK BLUD puskesmas sudah
puskesmas masih maksimal Puskesmas memenuhi
memiliki kendala namun Kota Padang persyaratan
seperti pengadaan penyelenggaraa tahun 2017 dan substantif dalam
barang dan obat karena n barang masih sudah PPK BLUD
sistem/jaringan dan terdapat memenuhi Puskesmas namun
puskesmas harus kendala. persyaratan masih terdapat
mampu menyesuaikan substantif kendala seperti
kebutuhan dengan dalam PPK sistem pengadaan
keuangan yang dimiliki BLUD barang dan sistem
seperti Puskesmas Puskesmas. jaringan yang
Lapai dengan kapitasi mengganggu
yang sedikit. pelayanan. Bagi
puskesmas dengan
kapitasi rendah
seperti Puskesmas
Lapai harus mampu
menyesuaikan
kebutuhan dengan
dana yang dimiliki.
puskesmas dengan dana kapitasi yang besar maupun yang sedikit dengan sistem
maksimal dan memuaskan terhadap masyarakat dan tidak terdapat kendala pada
“...Ya kita karena BLUDnya baru berjalan, karena dengan BLUD sekarang
kita bisa mengelola keuangan sendiri, tentunya nanti kita harapkan
pelayanan tetap berjalan seperti biasa dan bisa lebih meningkat dan
memuaskan bagi masyarakat..” (Inf-2)
“...Iya kemarin karena kita sistem holding kita masih terbantukan, sekarang
karena kapitasi kita kecil kita harus mampu mengelola keuangan sendiri
dan harus berpandai-pandai, jadi mau tidak kita harus mampu
mengelolanya dan kita tentu tidak mengharapkan kedepannya akan
berdampak buruk pada pelayanan kita. Pelayanan kita harapkan tetap
berjalan maksimal seperti biasa tidak terganggu dan masih bisa
memuaskan bagi masyarakat disini...”(Inf-3)
“...Ya, karena kami belum begitu melaksanakan dan kami masih kekurangan
tenaga ahli di bidang keuangan, jadi kami membutuhkan bantuan, kalau
tidak kami bisa kolaps. Karena dana kami juga begitu sedikit jadi kami
berharap kami bisa mengelolanya nanti dan tetap dapat memenuhi
kebutuhan kami dan tetap bisa memberikan pelayanan maksimal ke
masyarakat..”(Inf-4)
Analisis
Topik Informan 1 Informan 2 Informan 3 Informan 4
Triangulasi
Persyaratan Dengan BLUD Kita Karena Karena dana Kinerja
Teknis pelayanan harapkan kapitasi kita kami juga pelayanan di
puskesmas pelayanan kecil kita begitu sedikit puskesmas
lebih meningkat tetap tentu tidak jadi kami dengan dana
karena lebih berjalan mengharapkan berharap kapitasi yang
meningkatnya seperti biasa kedepannya kami bisa besar maupun
dengan catatan dan bisa akan mengelolanya yang sedikit
penyelenggaraa lebih berdampak nanti dan dengan sistem
n operasional meningkat buruk pada tetap dapat BLUD secara
pendukungnya dan pelayanan memenuhi mandiri
tidak terkendala memuaskan kita. kebutuhan diharapkan tetap
bagi Pelayanan kita kami dan mampu
masyarakat harapkan tetap tetap bisa memberikan
berjalan memberikan pelayanan yang
maksimal pelayanan maksimal dan
seperti biasa maksimal ke memuaskan
dan masih masyarakat. terhadap
bisa masyarakat dan
memuaskan tidak terdapat
bagi kendala pada
masyarakat penyelenggaraan
disini operasional.
Hasil telaah dokumen peneliti tentang indicator kinerja SPM Kota Padang
tahun 2016 diketahui bahwa indikator kinerja pelayanan puskesmas di Kota Padang
masih terdapat pelayanan yang belum mencapai indikator yaitu cakupan komplikasi
kebidanan yang ditangani yaitu 70,01% sementara target 80%, cakupan neonatus
dengan komplikasi yang ditangani yaitu 61,62% sementara target 80%, cakupan
Universal Child yaitu 68,27% sementara target 100%, cakupan pelayanan anak balita
yaitu 89,97% sementara target 90%, cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan
setingkat yaitu 93,85% sementara target 100%, cakupan peserta KB aktif yaitu
65,55% sementara target 75%, penanganan penderita pneumonia balita yaitu 94,26%
sementara target 100%, penemuan pasien baru TB BTA positif yaitu 61,48%
sementara target 70%, cakupan desa siaga aktif yaitu 37,5% sementara target 85%,
penemuan penderita diare yaitu 48,23% sementara target 100%, cakupan pelayanan
33
kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin yaitu 14,18% sementara target 100%,
persyaratan teknis dalam kesiapan penerapan PPK BLUD Puskesmas Kota Padang
puskesmas di Kota Padang masih terdapat pelayanan yang belum mencapai indikator
(Tabel 4.16). Selain itu kinerja pelayanan di puskesmas dengan dana kapitasi yang
besar maupun yang sedikit dengan sistem BLUD secara mandiri diharapkan tetap
dan tidak terdapat kendala pada penyelenggaraan operasional, dapat dilihat sebagai
berikut:
Wawancara Telaah
Topik Observasi Kesimpulan
Mendalam Dokumen
Persyaratan Kinerja pelayanan di Indikator Indikator kinerja Kinerja pelayanan di
Teknis puskesmas dengan Kinerja Stan pelayanan puskesmas berdasarkan
dana kapitasi yang dar puskesmas di indikator kinerja
besar maupun yang Pelayanan Kota Padang pelayanan puskesmas di
sedikit dengan sistem Minimal masih terdapat Kota Padang masih
BLUD secara Puskesmas Kota pelayanan yang terdapat pelayanan yang
mandiri diharapkan Padang Tahun belum mencapai belum mencapai
tetap mampu 2016 indikator indikator (Tabel 4.16).
memberikan (Tabel 4.16) Selain itu kinerja
pelayanan yang pelayanan di puskesmas
maksimal dan dengan dana kapitasi
memuaskan terhadap yang besar maupun yang
masyarakat dan tidak sedikit dengan sistem
terdapat kendala pada BLUD secara mandiri
penyelenggaraan diharapkan tetap mampu
operasional. memberikan pelayanan
yang maksimal dan
memuaskan terhadap
masyarakat dan tidak
terdapat kendala pada
penyelenggaraan
operasional.
“...Oh iya, sudah. 4 itu kita kemaren, tata kelola, RSB, SPM sama keuangan.
Oh iya, itu kan bukan laporan, itu lampiran. Makanya kita udah dapat nilai
kan. Ya itu sebenarnya kan peraturan keuangan, nah dengan BLUD dia
harus memberikan laporan-laporan. Menurut informasi kemaren kalau gak
salah ada 11 macam laporannya. Ibu juga belum hafal sih hehe... karena
kita belum ini ya belum melaksanakan. Itulah yang mau kita kerjakan
nanti..”(Inf-1)
seluruh Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang telah memenuhi
persyaratan untuk BLUD penuh sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri No.61
tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
37
persyaratan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri No.61 tahun 2007 tentang
sebagai berikut:
Wawancara Telaah
Topik Observasi Kesimpulan
Mendalam Dokumen
Persyaratan Kelengkapan Persyaratan Penilaian Kelengkapan dokumen
Administratif dokumen administratif dokumen persyaratan administratif
administratif dalam Peraturan persyaratan seluruh Puskesmas Kota
seluruh Menteri Dalam administratif Padang puskesmas sudah
puskesmas sudah Negeri No.61 Puskesmas sudah lengkap semuanya
lengkap tahun 2007 Lubuk Buaya dan telah mendapatkan
semuanya dan tentang Pedoman dan Puskesmas nilai sesuai dalam
telah Pengelolaan Lapai telah Peraturan Menteri
mendapatkan Keuangan Badan memenuhi Dalam Negeri No.61
nilai. Layanan Umum persyaratan tahun 2007 tentang
Daerah untuk BLUD Pedoman Pengelolaan
penuh. Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah.
38
a. Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai di Kota Padang telah lulus dalam
penilaian BLUD Puskesmas secara penuh, siap tidak siap harus mampu
“Kalau dikata siap, siap tidak siap. Kan gitu. Kalau kita katakan tidak siap,
kita sudah bikin dokumen dan dokumen kita dinilai, dan kita udah diuji,
lulus, ada nilainya kan gitu hehe... masalahnya ya mungkin yang agak kita
tidak siapnya kita belum ada tenaga keuangan yang profesional. Tapi itu
sambil jalan kan bisa kita siapkan. Ya gak mungkin lagi kita bilang gak
siap, udah diuji dan lulus kan, ada nilainya. kan selain dokumen-dokumen
kan sudah, secara kesiapan fisik, pendapatan kan sudah..”(inf-1)
“...Ya karena kita telah lulus penilaian persyaratan untuk BLUD Puskesmas
tidak holding lagi, ya kita harus siap dan kita harapkan puskesmas bisa
menjalankan BLUD ini dengan maksimal. Makanya dengan adanya
bantuan dari tambahan sdm dari ahli keuangan kita berharap bisa
membantu kita dalam mengelola keuangan kita..”(inf-2)
“...Iya kemarin karena kita sistem holding kita masih terbantukan, sekarang
karena kapitasi kita kecil kita harus mampu mengelola keuangan sendiri
dan harus berpandai-pandai, jadi mau tidak kita harus mampu
mengelolanya dan kita tentu tidak mengharapkan kedepannya akan
berdampak buruk pada pelayanan kita”(inf-3)
“...Ya, karena kami belum begitu melaksanakan dan kami masih kekurangan
tenaga ahli di bidang keuangan, jadi kami membutuhkan bantuan..”(inf-4)
b. Pengawasan PPK BLUD dilakukan oleh Pemko dan SKPD terkait, puskesmas
secara langsung diawasi oleh Dinas Kesehatan setiap bulan, dari inspektorat per
triwulan dan pada akhir tahun oleh BPK dan BPKP, sebagaimana hasil
c. Sistem PPK BLUD holding dan mandiri memiliki keunggulan dan kelemahan
yaitu:
kondisi Puskesmas di Kota Padang saat itu belum mampu untuk BLUD
holding, puskesmas memiliki ilmu-ilmu tentang PPK BLUD. Maka dari itu
saat ini PPK BLUD Puskesmas telah beralih penuh secara mandiri,
“...jadi ya itu waktu itu holding memang agak diluar aturan tapi
setelah konsultasi waktu itu dibolehkan karena memang melihat ee..
kondisi di lapangan mungkin, pertimbangannya waktu itu ee..kita
belum memiliki tenaga terlatih, puskesmas belum sanggup, tapi
dengan berjalannya holding kan dapat ilmu-ilmu itu. Makanya kita
pindah lagi ke mandiri gitu”(inf-1)
- Dengan PPK BLUD mandiri saat ini kegiatan belanja bisa langsung
dilakukan dibandingkan pada holding kegiatan belanja masih ada yang tidak
- Dengan holding puskesmas lebih bisa fokus dengan program saja tidak perlu
saat ini tenaga tersebut belum dimiliki oleh Puskesmas, sebagaimana hasil
- Dengan PPK BLUD holding, puskesmas dengan kapitasi kecil dapat terbantu,
karena puskesmas lain dengan kapitasi yang lebih besar dapat membantu
kekurangan keuangan puskesmas kapiatasi yang lebih kecil. Untuk itu dengan
PPK BLUD mandiri saat ini menuntut puskesmas dengan kapitasi kecil agar
41
“...Iya kemarin karena kita sistem holding kita masih terbantukan, sekarang
karena kapitasi kita kecil kita harus mampu mengelola keuangan sendiri
dan harus berpandai-pandai.. Hm..kita kan puskesmasnya kapitasinya kecil.
Kalau yang kecil kan bagusnya memang holding. Cuma holding ini memang
agak melenceng dari Peraturan Menteri Dalam Negeri tadi. Nah kalo yang
lama kita bagusnya di holding. Karena holding itu terbantu, dek yang
gadang tabantu yang ketek. Kalau sekarang enggak, kita yang mengelola
sendiri keuangan yang sedikit ini. Nah, sedangkan kebutuhan obat,
pegawai, belanja modal itu semuanya kita yang bikin RBA sendiri.
Sedangkan kalau kita pikir yang lama itu kita terbantu, misalnya kayak gini,
kita kekurangan di obat, holding membantu karena kapitasinya yang besar
terbantu yang kecil. Mobile, misal kayak kursi ini, lemari, komputer, lalu
budget kita kurang karena kapitasinya kecil dibantu oleh holding lagi. Jadi
enak kalau kita di holding, kalau sekarang enggak harus bisa kita
manfaatkan sendiri sesuai kapitasi kita, tapi kan sekarang ini Puskesmas
yang kecil ini alhamdulillah Kepala Dinas menginstruksikan untuk 5
Puskesmas yang kecil termasuk Lapai yang kapitasinya kecil masih dibantu
oleh APBD. Kalau enggak kolap kita. Jadi ya itu Alhamdulillah kebijakan
dari Kepala Dinas untuk membantu kayak listrik, minyak ambulans,
perawatan ambulans, bayar service cleaning kita, alhamdulillah masih
dibantu DKK dari APBD, terus obat masih dibantu oleh GFK.. Nanti di
dana APBD itu ada peruntukkannya. Tapi puskesmas yang besar yang
pendapatannya lebih dari setahunnya 1M lebih, itu mereka bisa mandiri
dengan PPK BLUD ini, jadi jalan banget dia, bagus. Jadi disitulah
bagusnya yang kecil ini di holding. Yang besar terbantu yang ketek..”(Inf-3)
“...Karena dana kami juga begitu sedikit jadi kami berharap kami bisa
mengelolanya nanti dan tetap dapat memenuhi kebutuhan kami dan tetap
bisa memberikan pelayanan maksimal ke masyarakat...” (Inf-4)
42
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) di Puskesmas Lubuk Buaya
dan Puskesmas Lapai Kota Padang didasari oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri
No.61 Tahun 2007 dan Surat Keputusan dari Walikota Kota Padang No. 482 Tahun
2017 tentang pelaksanaan BLUD Penuh pada Puskesmas. Kebijakan ini sebelumnya
berjalan dengan sistem holding dan saat ini telah berganti menjadi PPK BLUD penuh
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Raymanel (2012) yang
mengelola pelayanan telah berjalan dengan baik dan memperlihatkan suatu pola,
Perubahan kebijakan akan mempengaruhi suatu kegiatan. Hal ini terlihat dari
observasi yang dilakukan oleh peneliti dimana Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) di Puskesmas telah beralih dari holding yang
merupakan sistem kelola keuangan BLUD dipegang oleh satu badan yang tertuang
dalam kebijakan pada Peraturan Walikota Padang Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tata
Kelola pada BLUD Puskesmas beralih ke mandiri secara penuh di Puskesmas yang
tertuang pada Keputusan Walikota Padang Nomor 482 Tahun 2017 tentang
Penerapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah Penuh
Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat. BLUD merupakan
44
45
dan efisien, sehingga dengan demikian tidak dapat disamakan dengan APBD.
jika kebijakan adalah niat, maka prosedur adalah tata cara. Fungsi utama dari
prosedur adalah menyiakan predetermination course of action atau dengan kata lain,
Layanan Umum Daerah. Namun juga didukung oleh peraturan lain yaitu Peraturan
Daerah (Perda) Kota Padang pada Keputusan Walikota Padang Nomor 482 Tahun
2017 tentang Penerapan Status Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah Penuh Pada Unit Pelaksana Teknis Daerah Pusat Kesehatan Masyarakat.
dengan adanya komitmen Kepala Daerah yang tertuang dalam Peraturan Daerah
untuk BLUD Puskesmas. Penetapan kebijakan tertulis menjadi penting karena dalam
pentahapan prosesnya akan memiliki alur yang jelas dan pasti sehingga dapat
menjadi dasar bagi seluruh staf dalam melaksanakan dan mendukung kegiatan dan
BLUD awal yaitu holding, hal ini telah membantu Puskesmas Lubuk Buaya dan
Puskesmas Lapai Kota Padang untuk belajar dalam persiapan BLUD penuh sesuai
dengan aturan yang ada. Namun, bagi beberapa Puskesmas seperti Puskesmas
dengan kapitasi yang rendah memerlukan dukungan ekstra dari pemerintah agar
mampu menjalankan PPK BLUD ini. Kebijakan dapat dijadikan dasar pedoman dan
46
acuan pelaksanaan yang benar bagi tenaga pelaksana. Kebijakan yang telah
puskesmas sudah memenuhi standar Permenkes No.75 tahun 2014. Namun dalam
mendukung penerapan PPK BLUD Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai
di Kota Padang belum memiliki tenaga belum memiliki tenaga yang profesional di
puskesmas harus memiliki tenaga ahli bidang keuangan bersifat Non PNS atau
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Edlin Shufi Adam dkk (2017)
yakni Puskesmas Ngesrep dan Puskesmas Bandarharjo masih belum memiliki tenaga
organisasi adalah sumber daya manusia yang mana merupakan orang-orang yang
Menurutnya unsur manusia merupakan faktor kunci penentu sukses atau gagalnya
PPK BLUD. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan institusi pelayanan kesehatanterus
47
meningkat karena pelayanan yang diberikan juga makin beragam dan canggih.
Walaupun jumlah tenaga mencukupi namun jika tidak disertai dengan disiplin kerja
akan berdampak kepada tidak tercapainya tujuan yang telah ditetapkan (Handoko
,2003)(13).
rekrutmen tenaga dengan status pegawai non PNS. Fleksibelitas ini merupakan
kelebihan dari pelaksanaan PPK BLUD, dimana Puskesmas harus melalui proses
pengajuan ke pemerintah daerah yaitu kepada Dinas Kesehatan Kota Padang karena
5.1.3 Dana
Hasil penelitian diketahui bahwa sumber dana BLUD Puskesmas Kota
Padang berasal dari dana kapitasi JKN dan pendapatan Puskesmas dari tarif retribusi
pasien. Setiap Puskesmas memiliki dana APBD dan dana kapitasi JKN yang
Puskesmas dengan kapitasi kecil masih dibantu oleh Pemda melalui APBD.
laporan keuangan tetap dilaporkan ke Pemko. dan penggunaan yang telah disahkan.
Dana BLUD selain digunakan untuk kegiatan belanja juga digunakan untuk
membayar gaji tenaga kontrak yang disebut belanja jasa dan penganggaran pelatihan
untuk SDM.
48
Hasil penelitian Sugianto (2000) yang dikutip oleh Andri (2016) menyatakan
dan dana dari sumber lain yang dipergunakan untuk operasional maupun penunjang
Pada prinsipnya dana yang tersedia dalam suatu organisasi digunakan untuk
memenuhi kebutuhan modal kerja dan untuk pemenuhan akitiva tetap. Modal kerja
merupakan sumber dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan yang akan
dilakukan. Modal kerja terdiri dari unsur kas (uang tunai) dan persediaan. Dalam
(Tandelillin, 2002).(13)
Berdasarkan analisis peneliti jika dilihat dari hasil penelitian besaran dana
Adanya perbedaan besaran dana kapitasi dana dari pemerintah daerah tersebut pada
masing puskesmas tersebut. Oleh karena itu untuk menyerap anggaran kapitasi
kapitasi tersebut sesuai dengan rencana bisnis anggaran yang telah ditetapkan.
kesiapan penerapan PPK BLUD masih ada yang belum memenuhi standar
gedung.. Untuk PPK BLUD tidak ada sarana prasarana khusus Dengan BLUD sarana
yang kurang bisa dilengkapi tapi masih ada bantuan dari Dinas
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sugianto
(2010) yang dikutip oleh Andri (2016) menyatakan bahwa adanya sarana yang
prasarana yang baik dapat menarik minat kerja dan dapat berakibat pada
produktifitas(13).
Menurut Azwar (2003) yang difasilitas sarana dan prasarana merupakan salah
satu aspek penting dalam kelancaran organisasi. Dalam upaya menjaga kenyamanan
pelayanan. Oleh karena itu pelaksanaan PPK BLUD bermanfaat dalam mengatasi
keterbatasan sarana yang ada agar dapat dipenuhi dan pentingnya peranan
kesiapan penerapan PPK BLUD di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai
jasa sudah memenuhi persyaratan substantif dalam PPK BLUD Puskesmas. Namun
masih terdapat kendala seperti sistem pengadaan barang dan sistem jaringan yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alim
(2015) yang dikutip oleh Muryani (2017) menyatakan bahwa ditinjau dari
untuk menerapkan PPK BLUD karena secara operasional rumah sakit ini
menyelenggarakan layanan umum yang menghasilkan semi barang dan jasa publik(21)
layanan umum dan pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi
mudah. Hal ini karena fleksibilitas pengelolaan keuangan yang diberikan harus
yang ada agar tidak mengganggu terhadap pelayanan seperti dilengkapi dengan
sistem manajemen yang baik, khususnya sistem keuangan dan sistem informasi yang
kesiapam penerapan PPK BLUD di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai
mencapai indikator (Tabel 4.16). Selain itu kinerja pelayanan di puskesmas dengan
dana kapitasi yang besar maupun kecil mengharapkan dengan sistem BLUD secara
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alim
(2015) yang dikutip oleh Andri (2016) menyatakan bahwa ditinjau dari persyaratan
teknis RSUD H Padjonga Daeng Takalar telah memenuhi syarat untuk menerapkan
PPK BLUD karena dari segi kinerja pelayanan meningkat dan dapat dikelola dengan
pendapatan dari layanan yang cenderung meningkat dan efisien dalam membiayai
pengeluaran(13).
pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan tingkatkan
kinerja pelayanan dan keuangan Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota
Layanan Umum Daerah (PPK BLUD) walaupun masih terdapat indikator kinerja
52
pelayanan yang belum tercapai namun hal tersebut tidak terlalu signifikan dan
penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD)
di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang diketahui penilaian
Kota Padang sudah memenuhi persyaratan sesuai Peraturan Menteri Dalam Negeri
No.61 tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alim Jaya
(2015) yang dikutip oleh Muryani (2017) menyatakan bahwa ditinjau dari
kelola yang baik, adanya rencana strategis bisnis, laporan keuangan, pelaksanaan
persyaratan kesanggupan, tata kelola yang baik, adanya rencana strategis bisnis,
Pola tata kelola merupakan peraturan internal SKPD atau unit kerja yang
akan melaksanakan PPK BLUD. Rencana strategis lima tahunan yang mencakup,
antara lain pernyataan visi, misi, program strategis, pengukuran pencapaian kinerja,
rencana pencapaian lima tahunan dan proyeksi keuangan lima tahunan dari SKPD
atau Unit Kerja. Sedangkan Standar Pelayanan Minimal merupakan dokumen yang
53
memuat batasan minimal mengenai jenis dan mutu layanan dasar yang harus
dipenuhi oleh SKPD atau Unit Kerja yang menerapkan PPK BLUD.
tersebut adalah laporan keuangan SKPD/Unit Kerja yang biasanya dibuat untuk
diserahkan ke Pemda dan menjadi bagian dari laporan keuangan Pemda. Biasanya
membuat laporan keuangan ini tidak sulit bagi SKPD/Unit Kerja karena sudah
menjadi laporan rutin yang dibuat pada setiap akhir tahun dan mengikuti standar
Laporan Keuangan Pemda. Kesulitan akan muncul saat SKPD/Unit Kerja sudah
disahkan menjadi PPK BLUD dan harus menghasilkan laporan yang sesuai dengan
standar akuntansi yang dikeluarkan oleh organisasi profesi (IAI). Oleh karena itu,
Puskesmas yang ingin menerapkan PPK BLUD harus menyiapkan sistemnya agar
kelak mampu menghasilkan laporan keuangan yang sesuai dengan standar IAI
tersebut.
melaksanakan PPK BLUD sesuai dengan aturan dan perencanaan yang telah
BLUD di Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai Kota Padang diketahui
Puskesmas Lubuk Buaya dan Puskesmas Lapai telah lulus dalam penilaian BLUD
Puskesmas secara penuh, siap tidak siap harus mampu melakasanakan PPK BLUD
secara mandiri, namun masih terdapat kekurangan yaitu belum adanya ketersediaan
tenaga ahli keuangan untuk membantu penerapan PPK BLUD. Pengawasan PPK
54
BLUD dilakukan oleh Pemko dan SKPD terkait, puskesmas secara langsung diawasi
oleh Dinas Kesehatan setiap bulan, dari inspektorat per triwulan dan pada akhir tahun
Sistem PPK BLUD yang telah terlaksana lebih dulu yaitu holding dengan
BLUD penuh secara mandiri saat ini memiliki keunggulan dan kelemahan bagi
seharusnya PPK BLUD itu dilakukan secara mandiri. Namun mengingat kondisi
Puskesmas di Kota Padang saat itu belum mampu untuk BLUD secara mandiri
memiliki ilmu-ilmu tentang PPK BLUD. Maka dari itu saat ini PPK BLUD
b. Dengan PPK BLUD mandiri saat ini kegiatan belanja bisa langsung dilakukan
dibandingkan pada holding kegiatan belanja masih ada yang tidak terealisasi.
c. Dengan holding puskesmas lebih bias fokus dengan program saja tidak perlu
e. Dengan PPK BLUD holding, puskesmas dengan kapitasi kecil dapat terbantu,
karena puskesmas lain dengan kapitasi yang lebih besar dapat membantu
kekurangan keuangan puskesmas kapiatasi yang lebih kecil. Untuk itu dengan
PPK BLUD mandiri saat ini menuntut puskesmas dengan kapitasi kecil agar bisa
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Andry Gustova 2016 yang
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Teguh Irawan (2017) yang
menyebutkan bahwa adanya kelebihan dan kekurangan sistem holding dengan pola
memenuhi. Namun, jika ditinjau dari aspek sumber daya manusia masih belum
terpenuhi karena ketenagaan ahli di bidang keuangan belum ada saat ini. Kebijakan
mengenai sistem PPK BLUD saat ini memerlukan dukungan ekstra dari pemerintah
6.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian tentang analisis kesiapan penerapan PPK BLUD
1. Komponen Input
oleh peraturan lain yaitu Peraturan Daerah (Perda) Kota Padang pada
Setiap Puskesmas memiliki dana APBD dan dana kapitasi JKN yang
56
57
2. Komponen Proses
barang dan jasa pada saat ini masih terdapat kendala seperti sistem
terhadap masyarakat.
Umum Daerah.
3. Komponen Output
Lapai Kota Padang dilihat dari aspek komponen persyaratan substantif, teknis
Namun, jika ditinjau dari aspek sumber daya manusia masih belum terpenuhi
karena ketenagaan ahli di bidang keuangan belum ada saat ini. Puskesmas
6.2 Saran
1. Bagi Pemerintah Daerah Kota Padang
Puskesmas dengan kapitasi yang rendah dalam penerapan PPK BLUD penuh
saat ini.
6. Peraturan Walikota Padang Nomor 3 Tahun 2016 tentang Tata Kelola pada
BLUD Puskesmas, (2016).
12. Azwar A. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta: Bina Rupa
Aksara; 1996.
14. Adam ES. Analisis Kesiapan Implementasi Badan Layanan Umum Daerah
Puskesmas Kota Semarang (Studi Kasus pada Puskesmas Ngesrep dan
Bandarharjo). 2017.
15. Triprasetya AS. Analisis Kesiapan Penerapan Kebijakan Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) Puskesmas Di Kabupaten Kulon Progo (Studi Kasus di
Puskesmas Wates dan Puskesmas Girimulyo II Kabupaten Kulon Progo). 2014.
17. Irawan T. Analisis Existing Dan Forecasting Puskesmas Blud Kota Pekalongan :
Upaya Menuju Kemandirian Pengelolaan Layanan Kesehatan Primer. 2017.
20. Raymanel F. Analisis Manajemen Piutang Pasien Rawat Inap Jaminan Asuransi
di Rumah Sakit XYZ Tahun 2012. 2012. (Skripsi)