ARIE RUSMAYANI
I2F 014 025
i
TESIS
ARIE RUSMAYANI
I2F 014 025
ii
ANALISIS DETERMINAN PELAKSANAAN POLA
PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM
DAERAH : STUDI PADA PUSKESMAS DI KABUPATEN
LOMBOK BARAT
TESIS
Untuk memperoleh Gelar Magister
Pada Program Studi Magister Akuntansi
Pascasarjana Universitas Mataram
Oleh:
ARIE RUSMAYANI
I2F014025
iii
Lembar Pengesahan
Oleh
Pembimbing Ketua
Pembimbing Pendamping
iv
Telah diuji pada
Tanggal 19 Mei 2017
PANITIA PEN GU JI TESIS
Anggota :
v
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa tesis dengan judul:
Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 19 Mei 2017 adalah hasil karya saya.
Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam tesis ini
tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil
dengan cara menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol
yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain, yang
saya akui seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian
atau keseluruhan tulisan yang saya salin, tiru atau saya ambil dari tulisan orang
lain tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya.
Apabila saya melakukan hal tersebut di atas, baik sengaja maupun tidak,
dengan ini saya menyatakan menarik tesis yang saya ajukan sebagai hasil tulisan
saya sendiri. Bila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan
menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri,
berarti gelar dan ijazah yang telah diberikan oleh Universitas batal saya terima.
ARIE RUSMAYANI, SE
I2F 014 025
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT,
yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, karena dengan limpahan rahmat dan
karuniaNya sehingga penyusunan Tesis yang berjudul “Analisis Determinan
Pelaksanaan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah:
Studi Pada Puskesmas di Kabupaten Lombok Barat” dapat saya selesaikan
meskipun jauh dari kata sempurna.
Terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada Ibu Dr. Lilik
Handajani,SE.,MSA.,Ak.,CA selaku Pembimbing Ketua dan Ibu Erna Widiastuty,
SE.,M.Si selaku Pembimbing Pendamping atas kesabarannya dalam
membimbing, atas kesediaan meluangkan waktu, atas segala saran, masukan,
penjelasan, serta atas motivasi dan dukungan yang diberikan selama penyusunan
tesis ini.
Saya menyadari dengan sepenuhnya bahwa penyelesaian tesis ini banyak
melibatkan berbagai pihak yang dengan tulus telah meberikan bantuan dan
dukungannya. Dengan segala kerendahan hati, maka perkenankanlah saya untuk
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Mataram, Bapak Prof. Ir. H.Sunarpi, Ph.D atas
kesempatan, waktu, ijin yang diberikan untuk menempuh studi pada Program
Studi Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Mataram.
2. Direktur Pascasarjana Universitas Mataram, Bapak Prof. Ir. I Komang Damar
Jaya, M.Sc.,Agr.,Ph.D atas kesempatan yang diberikan untuk menempuh studi
pada Program Studi Magister Akuntansi.
3. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mataram, Bapak Dr. Muaidy
Yasin, MS., selaku Ketua Majelis Pertimbangan atas kesempatan yang
diberikan untuk menempuh studi pada Program Studi Magister Akuntansi.
4. Ketua Program Studi Magister Akuntansi, Ibu Prof. DR. Rr. Hj.Titiek
Herwanti, Dra.,M.Si atas kesempatan yang diberikan untuk menempuh studi
pada Program Studi Magister Akuntansi.
vii
5. Bapak dan Ibu Dosen Penguji Ujian Tesis yang telah menguji dan telah
memberikan saran serta masukan untuk penyempurnaan tesis ini.
6. Penanggung Jawab Program Beasiswa STAR BPKP beserta seluruh
jajarannya, yang telah memberikan kesempatan dan dukungan moril maupun
materiil guna menempuh dan menyelesaikan pendidikan pada Program
Magister Akuntansi Universitas Mataram.
7. Bapak dan Ibu Dosen pada Program Studi Magister Akuntansi yang telah
memberikan pengetahuan selama menempuh pendidikan pada Program Studi
Magister Akuntansi.
8. Staf administrasi Program Studi Magister Akuntansi Universitas Mataram,
atas bantuan yang diberikan selama menempuh pendidikan.
9. Orang tua dan keluarga untuk dukungan serta do’anya yang tidak pernah
putus.
10. My beloved husband, for all do’a, support, and patient. My sholeha Athifa
Qistina Aribowo, for being my encouragement. Alhamdulillah, finnaly i finish
it.
11. Teman-teman STAR BPKP Batch III B_Best, makasih untuk kebersamaan,
dukungan, keseruan, kekompakan, susah dan senangnya. One day we’ll
remember that.
12. Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Barat, Dinas Kesehatan khususnya
Puskesmas di Kabupaten Lombok Barat, atas bantuan yang diberikan selama
proses pendidikan, penelitian sampai rampungnya penulisan tesis ini.
13. Dan untuk semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih
atas semua bantuan yang diberikan. Semoga Allah membalas dengan
kebaikan.
Akhir kata, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya bila ada
kesalahan dalam penulisan tesis ini dan semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak yang membutuhkan.
viii
Abstrak
ix
Abstract
The aims of this reseacrh are to obtain empirical evidence about the influence of the
quality of human resources, organizational commitment, communication, infrastructure
and internal control over implementation of the BLUDs Financial Management in the
early implementation at public health centres (here after called Puskesmas) in West
Lombok regency. Tests using on 85 respondents, who representing 50 percent of the total
population. Respondents in this study is the management and the fungtionals of
financials BLUDs at the Puskesmas. The research model using the structural model
analysis with smartPLS 3.0. The results show that the quality of human resources and
internal control positive effect on the implementation of BLUDs financial management at
the Puskesmas. Organizational commitment, communication and infrastructure
statistically has no effect to the implementation of the BLUDs financial management, but
in practice the strong organizational commitment, good communication and sufficient
infrastructure has been running at Puskesmas. The implications of this study are
expected to be an input to evaluate the implementation of BLUD finance management
pattern for Puskesmas of West Lombok regency. For BLUDs financial manager at the
Puskesmas to be able to improve the quality of human resources and the establishment of
an internal controling unit BLUDs to run a financial management in accordance with
the expected goals.
x
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Depan ......................................................................................... i
Sampul Dalam ......................................................................................... ii
Prasyarat Gelar ........................................................................................ iii
Lembar Persetujuan ................................................................................. iv
Lembar Penetapan Panitia Penguji .......................................................... v
Pernyataan Keaslian Tesis ..................................................................... vi
Ucapan Terima Kasih .............................................................................. vii
Abstrak..................................................................................................... ix
Abstack .................................................................................................... x
Daftar Isi .................................................................................................. xi
Daftar Tabel ............................................................................................. xiii
Daftar Gambar.......................................................................................... xiv
Daftar Lampiran....................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................... 15
1.3. Tujuan Penelitian ....................................................................... 17
1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................... 17
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 19
2.1. Telaah Riset Terdahulu dan Landasan Teoritis .......................... 19
2.1.1. Telaah Riset Terdahulu ...................................................... 19
2.1.2. Landasan Teoritis ............................................................... 25
2.1.2.1. Teori Implementasi Kebijakan .............................. 25
2.1.2.2. Konsep New Public Management (NPM).............. 28
2.1.2.3. Perubahan Organisasi ............................................. 30
2.1.2.4. Pola Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD) ....... 32
2.1.2.5. Puskesmas .............................................................. 36
2.1.2.6. Faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi
Pola pengelolaan keuangan BLUD ........................ 37
xi
2.2. Rerangka Konseptual Penelitian dan Pengembangan Hipotesis 45
2.2.1. Rerangka Konseptual Penelitian ........................................ 45
2.2.2. Pengembangan Hipotesis Penelitian ................................. 47
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Data SKPD/Unit Kerja Berstatus BLUD di Provinsi NTB
sampai dengan tahun 2014 ..................................................... 7
Tabel 1.2. Jumlah Data Penunjang Kesehatan Fasilitas Kesehatan
Kabupaten Lombok Barat Tahun 2015................................... 9
Tabel 3.1. Jumlah Populasi ..................................................................... 57
Tabel 3.2. Sampel Penelitian ................................................................... 59
Tabel 3.3. Tabel Kategori ....................................................................... 65
Tabel 4.1. Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ........................... 75
Tabel 4.2. Karakteristik Responden ....................................................... 78
Tabel 4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................... 81
Tabel 4.4. Hasil Statistik Deskriptif ....................................................... 83
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Convergent Validity ..................................... 90
Tabel 4.6. Hasil Nilai Crossloading ....................................................... 92
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Composite Reliability ................................... 94
Tabel 4.8. Hasil Nilai R square ............................................................... 95
Tabel 4.9. Hasil Nilai Q square ............................................................... 96
Tabel 4.10. Hasil Nilai Koefisien Jalur .................................................. 97
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Mapping Penelitian ............................................................ 24
Gambar 2.2. Implementasi Kebijakan Edward III ................................. 26
Gambar 2.3. Rerangka Konseptual Penelitian ....................................... 47
Gambar 3.1. Model Penelitian .......................................................... 69
Gambar 4.1. Evaluasi model pengukuran ............................................. 88
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I
PENDAHULUAN
Negara telah menjadi sebuah paradigma baru dalam sistem pengelolaan keuangan
mengandung tiga kaidah manajemen keuangan Negara yaitu orientasi pada hasil,
bidang keuangan ini juga tidak lepas dari berkembangnya konsep New Public
kinerja. Pemerintah juga dapat mendorong organisasi dan pegawai agar lebih
fleksibel dalam menetapkan tujuan serta target organisasi secara lebih jelas
Sanjay, 2003).
1
2
menjadi lebih jelas dan lebih berorientasi pada output, terutama untuk dapat
peluang bagi instansi yang memiliki tugas dan fungsinya adalah memberikan
pelayanan kepada masyarakat untuk dapat menerapkan sebuah pola baru yang
Lebih lanjut dalam konsep New Public Management juga menjelaskan bahwa
manajerial lainnya untuk dapat diterapkan pada sektor publik. Sehingga pada
pemerintah untuk dapat memberikan pelayanan yang lebih baik (Hood (1995)
sektor privat untuk dapat diterapkan pada sektor publik. Akan tetapi pada sektor
dalam hal ini keuntungan yang didapat akan dipergunakan kembali untuk
jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan
ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwa BLU adalah Satuan Kerja (Satker)
yang ada dalam lingkungan pemerintah pusat atau daerah yang mempunyai
dikelola kembali secara lebih efektif dan efisien sehingga tidak menimbulkan
menjalankan pola tata kelola (governance) Badan Layanan Umum Daerah, Satuan
ditetapkan. Persyaratan tersebut harus terpenuhi baik secara substantif, teknis dan
administratif. Lebih lanjut, jika dalam pelaksanaannya apabila dinilai ada syarat
yang sudah tidak terpenuhi bisa saja status pengelolaan keuangan organisasi
tersebut dicabut.
menemui hambatan yang dapat berasal dari internal dan eksternal organisasi.
organisasi antara lain adalah terbatasnya tenaga yang kompeten dalam bidang
keuangan dan pengelolaan asset. Hal ini menjadi penting karena akan
Anggaran) yang berisi program, kegiatan, target kinerja dan anggaran BLU,
kemudian dalam penyusunan laporan berstandar SAP yang digunakan oleh BLU
organisasi itu sendiri yang sulit untuk dirubah, karena mindset yang selama ini
tidak akan berdampak terhadap pendapatan yang akan diterima sebagai pegawai
komitmen yang kuat untuk dapat mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
baik dan sampai kepada kendala dalam sistem pembagian remunerasi pengelolaan
BLU.
Sebagai salah satu bagian dari unit kerja instansi pemerintah di Daerah
sebanyak 2% dari total 9.671 Puskesmas yang ada di Indonesia. Hal ini menjadi
kembali ke Puskesmas diatur dalam rencana kerja yang diusulkan oleh SKPD
pengalokasian yang diperoleh oleh Puskesmas akan tidak sesuai dengan prioritas
yang diinginkan oleh Puskesmas itu sendiri. Masalah lain, terkait dengan
BLUD adalah terkait dengan program jaminan kesehatan yang diluncurkan oleh
dana kapitasi BPJS akan dapat lebih fleksibel direncanakan oleh Puskesmas jika
yang diberikan dan harapannya ini akan berbanding lurus dengan manajemen
yang profesional dari Puskesmas itu sendiri. Pada akhirnya pemberian layanan
yang bermutu dan berkualitas akan menghasilkan kepuasan pasien yang berujung
Provinsi Nusa Tenggara Barat sampai dengan tahun 2014 yang telah menerapkan
pola pengelolaan keuangan BLUD adalah Rumah Sakit. Dari 12 (dua belas)
menampilkan data SKPD/Unit Kerja dalam bidang kesehatan yang telah menjadi
Tabel 1.1. Data SKPD / Unit Kerja Berstatus BLUD di Provinsi NTB
Sampai dengan tahun 2014
dipenuhi oleh Puskesmas untuk dapat menjadi BLUD. Dengan adanya perubahan
ini diharapkan dapat memenuhi harapan Puskesmas untuk menjadi lebih mandiri
dengan pola pengelolaan keuangan BLUD. Seiring dengan hal tersebut Bupati
8
Lombok Barat telah menerbitkan Peraturan Bupati No. 12 tahun 2015 tentang
Kabupaten Lombok Barat. Meskipun telah ditetapkan pada tahun 2015, efektif
oleh Puskesmas. Perubahan pola pengelolaan keuangan ini menjadi bagian dari
kebijakan yang diambil oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat untuk
dapat memberikan dan meningkatkan kinerja pelayanan kesehatan yang lebih baik
Widodo (2013), setidaknya ada beberapa faktor yang perlu dipersiapkan untuk
lain adalah komunikasi, sumber daya, sikap pengelola serta struktur birokrasi dari
daya manusia khususnya yang memiliki keahlian dalam bidang akuntansi dan
Puskesmas masih sedikit, sehingga selama ini untuk pengelolaan dana Puskesmas
lebih banyak dilakukan oleh tenaga yang memiliki latar belakang non akuntansi.
Hal ini tentu akan berdampak pada tugas dan fungsi yang dijalankan oleh
9
pengelola keuangan Puskesmas. Data jumlah tenaga Puskesmas dapat dilihat dari
Staf
No Puskemas Juru Jumlah
Administrasi
1 Puskesmas Sekotong 2 3 5
2 Puskesmas Pelangan 2 2 4
Puskesmas Jembatan
3 6 1 7
Kembar
4 Puskesmas Gerung 6 1 7
5 Puskesmas Dasan Tapen 2 1 3
6 Puskesmas Labuapi 5 - 5
7 Puskesmas Perampuan 1 2 3
8 Puskesmas Kediri 6 1 7
9 Puskesmas Banyumulek 3 - 3
10 Puskesmas Kuripan 4 1 5
11 Puskemas Narmada 8 7 15
12 Puskesmas sedau 8 2 10
13 Puskesmas Lingsar 8 3 11
14 Puskesmas Sigerongan 3 - 3
15 Puskesmas Gunungsari 4 1 5
16 Puskesmas penimbung 4 1 5
17 Puskesmas meninting 7 - 7
Total 79 26 105
Sumber: Profil Dikes Lobar th. 2015
Staf Administrasi : diisi oleh tenaga S1-S2 non kesehatan dan Juru : Diisi oleh tenaga SD-SMA
Standar Akuntasi yang telah ditetapkan. Selain itu, sumber daya manusia yang
memiliki latar belakang akuntansi dan keuangan menjadi penting, karena tenaga
menjadi BLUD tidak menjadi hambatan dan dapat dimanfaatkan oleh Puskesmas
(Apriliyanto, 2015).
suatu kebijakan yang harus dijalankan oleh Puskesmas, dimana kebijakan ini akan
kinerja pegawai yang ada didalamnya. Pada tahap awal berjalannya pola
berupa sosialisasi yang dilakukan baik secara internal melalui mini lokakarya
yaitu dengan Dinas Kesehatan sebagai instansi induk Puskesmas. Koordinasi ini
komitmen dari para pengelola untuk dapat bersikap profesional dalam upaya
11
menjamin bahwa setiap kegiatan yang dilakukan adalah untuk tercapainya tujuan
yang diinginkan.
dalam struktur organisasinya akan terdapat pejabat pengelola yang terdiri dari
pimpinan BLUD, pejabat keuangan dan pejabat teknis. Lebih lanjut dalam Pasal
Intern (SPI). Peran SPI yang merupakan unit kerja yang berada dan bertanggung
jawab langsung kepada pimpinan BLUD menjadi penting sebagai langkah awal
yang terintegrasi juga merupakan suatu hal yang perlu dibenahi dalam proses
penggunaan SIMDA, entry data keuangan dan asset masih dilakukan oleh
serta akan sangat menunjang dalam pelaksanaan transparansi tata kelola BLUD.
hal yang perlu untuk dibenahi oleh Puskesmas dalam proses awal
teori kebijakan yang dikemukakan oleh Edward III (1980), hal-hal tersebut dapat
BLU/BLUD masih terbatas pada kurangnya sumber daya manusia, sarana dan
pihak internal dan eksternal BLUD untuk dapat menerapkan tata kelola BLUD
yang baik.
13
pola pengelolaan BLU memberikan hasil bahwa salah satu kendala yang dihadapi
dalam implementasi BLU adalah belum berperannya SPI. Hasil kesimpulan ini
diperkuat dengan penelitian lain yang dilakukan oleh Sari (2012) dan Hartono
(2015) yang meneliti tentang peran audit internal dan akuntabilitas sumber daya
manusia terhadap good coorporate governance (GCG) pada BLU. Hasil dari
internal berpengaruh terhadap GCG pada BLU. Penelitian yang dilakukan oleh
BLU antara lain kualitas sumber daya manusia, kurangnya regulasi, minimnya
keterbatasan sarana pendukung yang dalam hal ini teknologi dan sistem informasi
keseluruhan.
14
artian bahwa hasil yang diperoleh akan dapat diterapkan dalam lingkup yang
lebih luas.
seperti komunikasi, sumber daya, struktur birokrasi dan sikap pelaksana dapat
oleh Puskesmas yang merupakan bagian dari kebijakan yang diambil oleh Dinas
yang ada pada teori kebijakan Edward III, tetapi penelitian ini ingin menguji
Puskesmas dengan status BLUD baru diterapkan di Kabupaten Lombok Barat, hal
ini merupakan bagian dari kebijakan yang diambil untuk dapat mewujudkan visi
misi Dinas Kesehatan yang salah satunya untuk dapat memberikan pelayanan
evaluasi pola pengelolaan keuangan BLUD yang telah dijalankan oleh beberapa
instansi telah berhasil menggali informasi terkait beberapa hal yang perlu untuk
diperbaiki untuk dapat menjalankan pola pengelolaan BLUD yang sesuai dengan
Lombok Barat baru efektif dijalankan pada tahun 2016. Kebijakan untuk merubah
pola pengelolaan keuangan yang berbeda dari yang dijalankan oleh Puskesmas
pelayanaan yang bermutu dan lebih baik bagi masyarakat. Puskesmas diharapkan
16
Lombok Barat.
1. Manfaat Teoritis, hasil penelitian ini akan dapat menjadi referensi dan data
pemerintah adalah merupakan salah satu ciri dari konsep New Public
17
Management (NPM). Penelitian ini juga akan dapat memberikan bukti empiris
Selain itu, manfaat praktis dari penelitian ini diharapkan akan dapat menjadi
bahan acuan bagi Puskesmas daerah lain untuk dapat menerapkan pola
membuat regulasi yang lebih rinci terkait pola pengelolaan keuangan BLUD
(SOP) dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bagi Puskesmas dengan status
BLUD serta regulasi terkait dengan pembentukan SPI. Hasil penelitian ini
aturan internal terkait dengan tugas pokok dan fungsi dari para pengelola dan
pegawai Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan pola pengelolaan keuangan pada BLU/BLUD baik pada Rumah Sakit
serta Standar Pelayanan Minimal (SPM) belum tersusun dengan baik dan sesuai
kondisi riil yang ada, serta belum berfungsinya Dewan Pengawas dan keberadaan
penelitian yang dilakukan oleh Triprasetya (2014), Dwirista (2014), Putra (2014),
Trianasari (2014) dan Puspadewi (2012). Pentingnya sumber daya manusia yang
19
20
keuangan BLUD. Sumber daya manusia yang berkualitas dalam bidang keuangan
diharapkan dapat menjadi sebuah keuntungan dan bukan malah menjadi sebuah
governance) pada BLU akan dapat terwujud dengan ketersediaan sumber daya
yang ada, hal ini akan dapat dilakukan dengan adanya penempatan sumber daya
manusia sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Hartono (2015) membuktikan
bahwa akuntabilitas sumber daya manusia yang dititik beratkan pada kinerjanya
Hasil penelitian Putra (2014) juga memberikan hasil yang sama. Di mana
integritas yang tinggi akan menjamin bahwa setiap kegiatan yang dilakukan telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku demi tercapainya tujuan yang diinginkan.
informasi melalui media komunikasi yang efektif diperlukan sebagai salah satu
menyimpulkan bahwa komunikasi yang baik oleh pihak Intern dalam tubuh
penelitian Rondonuwu (2013). Komunikasi yang baik dan lancar antara pengelola
dan pelaksana akan sangat dibutuhkan untuk dapat menyamakan persepsi dalam
BLUD. Hal ini dipertegas oleh hasil penelitian Apriliyanto (2015) yang
satunya karena belum adanya sistem yang terintegrasi, dengan belum adanya
sistem yang berjalan dengan baik maka seluruh kegiatan operasional masih
Fungsi Satuan Pengawas Intern pada BLU sangat penting. Fungsi SPI
fungsi dari satuan pengawas intern ini bertanggung jawab langsung kepada
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan dan kinerja pada BLU. Hasil pengujian
empiris Hartono (2015), Sari (2012) membuktikan bahwa dengan audit Internal
akan dapat menciptakan pelaksanaan tata kelola yang baik dalam BLU.
BLU/BLUD yang banyak dilakukan dan menghasilkan kendala yang sama dalam
maupun Puskesmas adalah sebuah kebijakan yang tepat. Hal ini dibuktikan dari
23
pengelolaan keuangan pada BLU tetapi pola pengelolaan BLU telah dapat
Lebih lanjut pada gambar 2.1 disajikan pemetaan (mapping) penelitian terdahulu
yang kemudian akan menjadi variabel yang coba diuji secara empiris.
24
SDM Kmt
1. K
2. B
Kinerja pengelolaan
5. K
3. K keuangan
4. K 6. K
5. K
7. K
1,
9TMK 2,3,4,5,6,
Kom Sarpras
SPI 10. K 7,8,9,10,1
1,12,13
6. K 7. K
M
12. K 10. K
13. K
PPK BLU & Tata Kelola
BLU
2. B 8.K
11. B 3. K
4. K
8. K 1. K 7. K
4. K SPM
A
I Regulasi
Dewas
SI terintegrasi
Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1
Pemetaan (Mapping) Penelitian Terdahulu
25
sebagai ”to provide the means for carrying out” (menyediakan sarana untuk
terhadap sesuatu).
tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan berbagai cara untuk menstruktur
George Edward III (1980). Menurut Edward III (1980:1) mengatakan bahwa
the establishment of a policy - such as the passage of the legiaslative act, the
issuing of an executive order, the handing down of the judicial decision, or the
promulgation of a regulatory rule - and the consequences of the policy for the
jumlah dan mutu tertentu (resources), sikap dan komitment dari pelaksana
structure) atau standar operasi yang mengatur tata kerja dan tata laksana. Keempat
variabel ini berhubungan satu sama lain dalam bekerja secara simultan dan
Hubungan keempat variabel tersebut dapat terlihat dalam gambar 2.2 berikut:
Communication
C
Resources
Implementation
Disposition
Bureaucratic
structure
Gambar 2.2. Implementasi Kebijakan Edward III (1980)
variabel-variabel tersebut
kebijakan Edward III dapat menjelaskan hal-hal yang perlu dipersiapkan guna
perencanaan harus dapat dirumuskan dengan baik sehingga apa yang menjadi
diinginkan.
publik dari sistem manajemen tradisional yang tekesan kaku, birokratis dan
pasar. Perubahan tersebut telah mengubah peran pemerintah dalam hal hubungan
proses reformasi keuangan sektor publik, NPM berakar dari teori manajemen yang
29
beranggapan bahwa praktik bisnis komersial dan manajemen sektor swasta adalah
lebih baik dibandingkan dengan praktek dan manajemen sektor publik. Oleh
karena itu, untuk memperbaiki kinerja sektor publik perlu diadopsi dan teknik
yang menerapkan praktik kerja sektor privat ke sektor publik untuk menciptakan
efisiensi dan efektifitas kinerja pemerintah sehingga akan tercipta welfare society
mendorong organisasi dan pegawai agar lebih fleksibel dan menetapkan tujuan
30
mendorong agar Satker BLU yang ada dapat menerapkan praktik-praktik bisnis
yang sehat. Pengadopsian praktek bisnis yang sehat yang merupakan ciri dari
konsep New Public Management adalah suatu upaya untuk menerapkan prinsip
dan kaidah manajemen yang baik dalam hal pengelolaan keuangan serta
the managers manage and make the managers manage”. Konsep “let the
satuan kerja tersebut telah melakukan pengelolaan dengan efisien dan efektif
faktor, baik dari Intern maupun ekternal. Faktor Intern ini seperti perubahan
perubahan sikap dan prilaku anggota organisasi dan perubahan kegiatan yang
oleh faktor eksternal lebih seperti perubahan kebijakan dan peraturan yang
berlaku, perubahan sikap dan prilaku masyarakat serta trend gaya hidup yang
diartikan sebagai suatu proses dimana organisasi tersebut berpindah dari keadaan
memadai (dalam arti tidak efektif dan efisien) untuk mencapai sasaran dan tujuan
dengan menggunakan struktur organisasi yang ramping dan fit. Seperti yang kita
masyarakat secara optimal dan efisien (Gouillart dan Kelly, 1995 dalam
Aprilianto, 2015).
organisasi, Dinas Kesehatan menjadi Satuan Kerja Perangkat Daerah yang masih
menjadi induk dari Puskesmas dalam hal berkoordinasi terkait dengan masalah
dan program kesehatan. Perbedaan yang ada adalah dalam hal pengelolaan
struktur organisasi sendiri dalam hal tata kelola Badan Layanan Umum Daerah
Dinas Kesehatan.
tidak lagi disetorkan ke rekening Kas Daerah, tetapi dapat langsung dipergunakan
oleh Puskesmas sesuai perencanaan yang telah tertuang dalam Rencana Bisnis
yaitu:
34
masyarakat.
c) Persyaratan Admninstratif,
berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu)
kendala yang ada atau yang mungkin timbul dan memuat visi, misi,
35
dari Sistem Akuntansi Instansi (SAI). Sedangkan untuk satker yang baru
independen.
2.1.2.5 Puskesmas
kecamatan. Hal ini yang kemudian menjadikan Puskesmas sebagai ujung tombak
manusia adalah kesatuan tenaga manusia yang ada dalam suatu organisasi dan
kesatuan, sumber daya manusia harus dipandang sebagai suatu sistem dimana
tiap-tiap karyawan merupakan bagian yang saling berkaitan satu dengan lainnya
merupakan salah satu faktor terpenting dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan
dapat mengelola sumber daya manusia yang ada sehingga dapat menciptakan
menyangkut aspek kualitas fisik dan kualitas non fisik yang menyangkut
Dengan kualitas sumber daya manusia yang ada, organisasi dapat meningkatkan
keuangan. Lebih lanjut terkait kualitas sumber daya manusia diuraikan dalam
38
peraturan.
yang menjadi bagian dari sistem pengelolaan keuangan negara dan perbendahaan
negara.
2. Komitmen Organisasional
kepada seseorang. Komitmen tidak ada hubungannya sama sekali dengan bakat,
seseorang mengeluarkan sumber daya fisik, mental dan spriritual tambahan yang
sulit terlaksana.
karyawan ingin menjadi bagian dari organisasi karena adanya ikatan emosional
(emotional attachment)
39
gaji dan keuntungan lain atau karena karyawan tersebut tidak menemukan
pekerjaan lain
dilakukan.
komitmen bersama dari seluruh anggota organisasi terutama bagi organisasi yang
Tidak jarang dengan kurangnya komitmen dari anggota, proses transformasi yang
terhadap nilai dan sasaran yang ingin dicapai organisasi, yang menggambarkan
organisasi tempatnya bekerja. Komitmen ini merupakan salah satu jaminan untuk
organisasional adalah sesuatu yang penting yang harus dimiliki oleh seseorang
dalam organisasi yang dapat menjadi sarana untuk mendapatkan tujuan bersama.
mengembangkan tiga sikap yang saling berhubungan terhadap organisasi dan atau
loyalitas (loyality), yaitu perasaan bahwa organisasi adalah tempat bekerja dan
tinggal.
kebijakan. Jika implenentasi kebijakan berhasil secara efektif dan efisien, para
pelaksana tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan dan mempunyai
melaksanakan kebijakan tersebut (Edward III (1980: 53& 11) dalam Inayah,
2010).
merupakan sesuatu hal yang baru yang sedang dijalankan oleh Puskesmas.
keseluruhan. Dengan adanya komitmen, sikap intergritas yang tinggi dari para
3. Komunikasi
organisasi).
maka para penggung jawab atau pelaksana implementasi kebijakan tersebut harus
seberapa jauh kebijakan dalam bentuk peraturan telah disampaikan secara jelas
dengan interpretasi yang sama dan dapat dilakukan secara konsisten oleh aparat
kebijakan dapat diukur yaitu dengan melihat aspek transmisi dalam komunikasi,
dalam pelaksana suatu kegiatan. Sarana dan prasarana dapat juga disebut dengan
dalam pelaksanaan kegiatan mereka. Dalam penelitian ini sarana dan prasarana
Menurut Kenneth dan Jane (2005) dalam Azhar (2008) hardware adalah
perlengkapan fisik yang digunakan untuk aktifitas input, proses dan output dalam
perangkat penyimpanan dan perangkat untuk menghasilkan output dan juga media
fisik yang dapat menghubungkan semua unti tersebut. Sedangkan software adalah
43
akrual. Oleh karena itu sistem Informasi yang juga diperlukan adalah sistem
informasi Akuntansi. Pengertian dari sistem informasi akuntansi ini adalah sistem
SKPD/Unit kerja yang masuk dalam kategori BLUD memiliki pengecualian dari
2007. SIA-BLUD ini dibuat untuk dapat mengintegrasikan kedua standar tersebut
BLU dapat dijadikan sebagai suatu cara untuk meningkatkan kinerja pelayanan.
5. Pengendalian Intern
proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
2008 disebutkan bahwa sistem pengendalian intern ini meliputi hal-hal seperti
intern pada BLU merupakan unit kerja yang berkedudukan langsung di bawah
pemimpin BLU. Di dalam tata kelola BLU, pemeriksaan dan pengawaasan Intern
dilakukan oleh Satuan Pengawas Intern (SPI). Sebagaimana yang diatur dalam
pasal 35 PP nomor 23 tahun 2005 satuan pemeriksa internal (SPI) dalam BLU
merupakan unit kerja yang berkedudukan langsung dibawah pimpinan BLU yang
45
mempunyai tugas untuk melaksanakan pemerikasaan intern BLU. SPI ini ditunjuk
oleh pimpinan BLU, sehingga SPI bertanggug jawab langsung kepada pimpinan
BLU. Namun apabila Satker BLU belum memungkinkan untuk pembentukan SPI
bersangkutan atau unit lain yang mendapat kewenangan dari pimpinan BLU untuk
adanya peran SPI yaitu dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan,
sehingga kedepannya peran SPI ini dapat optimal untuk mengawasi perbaikan
kerja dari BLU, sehingga akan menciptakan tata kelola yang baik dalam BLU.
yang sehat. Hal ini sesuai dengan konsep New Public Management (NPM), di
mana praktek bisnis yang sehat adalah suatu bentuk pengadopsian dari prinsip
dan kaidah manajemen yang baik dalam pengelolaan keuangan negara. Fungsi-
fungsi manajemen diadaptasi dengan tujuan agar terciptanya tata kelola organisasi
dalam teori Edward III (1980) antara lain adalah komunikasi, ketersediaan sumber
keuangan BLUD yang sedang dijalankan oleh Puskesmas. Meskipun tidak secara
dapat mewujudkan pola pengelolaan keuangan BLUD yang lebih baik bagi
Kualitas Sumber
Daya Manusia (X1)
Komitmen
Organisasional (X2) Pelaksanaan Pola
Pengelolaan
Keuangan BLUD
Komunikasi (X3)
(Y)
Sarana Prasarana
(X4)
Pengendalian Intern
(X5)
PP No 60 tahun 2008
Medyawati (2010), Sari (2012), dan
Hartono (2015)
kualitas non fisik yang menyangkut kemampuan bekerja, berfikir dan keterampilan-
keterampilan lain yang dimilikinya. Dengan memiliki sumber daya manusia yang
berkualitas yang dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
BLU yang dirujuk oleh peneliti antara lain penelitian yang dilakukan oleh
menyimpulkan bahwa kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu kendala
dalam pelaksanaan pola pengelolaan keuangan BLUD. Sumber daya manusia yang
BLUD. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Hartono (2015) yang menyimpulkan
Puskesmas di Kabupaten Lombok Barat adalah sesuatu yang baru. Oleh karena itu
diperlukan kesiapan terkait dengan sumber daya manusia yang ada, khususnya
sumber daya manusia yang berkualitas dari segi kemampuannya dalam bidang
akuntansi, karena pola pengelolaan keuangan BLUD merupakan salah satu bentuk
49
pola pengelolaan keuangan yang dijalankan sebagai bagian dari sistem keuangan
akuntansi karena terkait dengan sistem akuntansi mulai dari awal proses sampai
dengan tahap pelaporan. Sehingga ketika sumber daya manusia yang melaksanakan
pola pengelolaan keuangan tidak memiliki kualitas yang disyaratkan, maka akan
sebagai berikut :
kebijakan ingin dapat berhasil secara efektif dan efisien, para pelaksana
(implementors) tidak hanya mengetahui apa yang harus dilakukan dan mempunyai
pembuat kebijakan. Demikian pula sebaliknya, jika para pelaksana bersikap apatis
terhadap kebijakan, maka dapat dipastikan bahwa implentasi kebijakan tidak akan
perubahan baik dalam struktur maupun dalam pengelolaannya. Karena tidak jarang
organisasi akan mengalami kendala dalam mencapai tujuan yang diharapkan dan
komitmen terhadap organisasi memerlukan peran aktif dari seluruh karyawan untuk
keuangan yang dilakukan oleh Rondonuwu (2013) dan Putra (2014) menyimpulkan
diperlukan untuk sebuah perubahan dalam organisasi, dalam hal ini Puskesmas
puskesmas merupakan sistem pengelolaan yang berbeda dari yang telah dijalankan
pada tuntutan pemberian imbalan yang sepadan dengan kinerja yang dilakukan.
Oleh karena itu dibutuhkan komitmen organisasi dari setiap orang yang terlibat
sebagai berikut :
karena itu, komunikasi merupakan salah satu faktor penting untuk dapat
komunikasi yang baik para pelaksana dapat mengetahui isi, tujuan, arah dan sasaran
seseorang kepada orang lain dengan maksud mencapai tujuan khusus. Hal yang
paling menonjol dalam proses komunikasi adalah ketika terjadi kejelasan informasi
terkait dengan tugas, kewajiban maupun cara pelaksanaannya yang harus dilakukan
berhasil membuktikan secara empiris bahwa dengan komunikasi yang baik seluruh
sedang dijalankan oleh Puskesmas belum tentu dapat dipahami dengan mudah oleh
rencana kerja yang hendak dicapai dalam pengelolaan keuangan BLUD adalah
atara stakeholder eksternal dengan pihak Intern yang diwakili oleh pengelola.
juga diperkuat dengan hasi penelitian yang dilakukan oleh Gustini (2011)
menyimpulkan bahwa komunikasi baik oleh pihak Intern dalam tubuh BLUD,
BLUD.
menurut Edward III adalah ketersediaan sarana dan prasarana yang merupakan alat
pendukung dan pelaksana suatu kegiatan. Sarana dan prasarana dapat berupa
53
perlengkapan, fasilitas yang dimiliki oleh organisasi dalam membantu para pekerja
pola pegelolaan keuangan BLUD adalah belum adanya sarana prasarana serta
merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan oleh pengelola BLU untuk dapat
komputer akan dapat memfasilitasi berbagai kegiatan yang terjadi pada BLUD
pelayanan yang diberikan, dan ketersediaan perangkat pendukung ini juga dapat
proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus
memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan
bahwa salah satu kendala belum dapat terlaksananya secara optimal pola
(SPI) yang ada dalam organisasi. Pengendalian Intern ini menjadi penting karena
untuk dapat dijadikan sebagai fungsi pengawasan dalam pelaksanaan Satker BLU.
Hal ini juga diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari (2012), dan
Satuan Pengawas Intern pada BLU merupakan unit yang berada langsung
fungsi SPI juga diharapkan sebagai ujung tombak dalam pencapaian tujuan
organisasi.
tersebut dihipotesiskan:
METODOLOGI PENELITIAN
menentukan sifat dari hubungan antara satu atau lebih gejala atau variabel terikat
dengan satu atau lebih variabel bebas (Wiyono, 2011:52). Penelitian ini mencoba
untuk mencari hubungan dari variabel-variabel yang diteliti yaitu kualitas sumber
adalah terkait dengan fenomena yang diangkat oleh peneliti, di mana untuk tahun 2016
56
57
BLUD. Perubahan pola pengelolaan keuangan ini berdasarkan Peraturan Bupati Kabupaten
Lombok Barat Nomor 12 tahun 2015 tentang Pengelolaan Badan Layanan Umum Daerah
Tenggara Barat, baru Puskesmas di Kabupaten Lombok Barat yang menjalankan pola
populasi (Indriantoro dan Bambang, 2014:115). Populasi dalam penelitian ini adalah
Kabupaten Lombok Barat mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan pelaporan.
Adapun jumlah populasi dapat dilihat dalam tabel 3.1 di bawah ini.
dan Bambang (2014:117) menjelaskan bahwa berdasarkan sebagian dari elemen populasi
seluruh elemen populasi. Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
pertimbangan dan kriteria tertentu yang umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah
Kepala Puskesmas, pejabat keuangan yaitu KTU dan pejabat tekhnis yaitu
perseorangan.
652/269.4/DPPKD/2016.
keuangan BLUD di Puskesmas. Oleh karena itu, responden dalam penelitian ini
adalah berjumlah 85 (delapan puluh lima) orang dengan rincian terdapat dalam
tabel 3.2.
59
4 Bendahara BLUD 17
Total 85
Sumber: data diolah (2016)
segala sesuatu yang dapat diukur dengan berbagai macam nilai tergantung pada
kehidupan nyata yang diamati. Jadi nilai variabel dapat berupa angka atau berupa
atribut yang menggunakan ukuran atau skala dalam suatu kisaran nilai. Menurut
Sugiyono (2014:58) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
ditentukan oleh variabel lain dalam suatu model. Variabel eksogen dalam
oleh variabel lain dalam suatu model. Variabel endogen dalam penelitian ini
fisik dan kualitas non fisik. Kualitas sumber daya manusia yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah kemampuan dari sumber daya manusia yang ada
dalam hal ini adalah 1) ketersediaan sumber daya manusia yang memiliki
terhadap peraturan.
2. Komitmen Organisasional
untuk dapat bekerja sebaik mungkin dan bersedia melakukan perubahan demi
3. Komunikasi
4. Sarana Prasarana
Sarana prasarana dapat juga disebut dengan perlengkapan yang dimiliki oleh
mereka Edward III (1980) dalam Inayah (2010). Sarana dan prasarana dalam
5. Pengendalian Intern
dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif
ini dikaitkan dengan visi, misi, tujuan, sasaran, program dan kegiatan
pola tata kelola, rencana strategis bisnis, rencana bisnis anggaran, laporan
setelah proses pemilihan data (Indriantoro dan Bambang, 2014:144). Berikut ini
akan dijelaskan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian dan sumber data
1. Kuisioner yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
(Sugiyono, 2014:119).
dilakukan uji pendahuluan (pilot test). Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh
2. Studi Kepustakaan adalah suatu cara pengumpulan data yang bersumber dari
menggunakan skala penilaian tujuh butir yang menyatakan secara verbal dua
responden sangat positif terhadap objek yang ditanyakan, bila memberi jawaban
pada angka 4 berarti netral dan bila menjawab pada angka 1, maka persepsi
1) Menggunakan profil visual, yaitu diagram ular (snake diagram). Diagram ini
memeberikan skor pada skala, maka skor yang diberikan adalah satu sampai
Skor tertinggi pada skala dalam penelitian ini adalah 7 dan skor terendah
adalah 1, serta akan dibagi menjadi 5 kategori, sehingga dengan demikian akan
7−1
didapatkan: 𝑅𝑆 = = 1,2
5
Kriteria skor untuk kategori lima kelas yang terbentuk, dapat disajikan dalam
tabel kategori yang menunjukkan rentang skala serta interpretasi terhadap hasil
menunjukkan positif.
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber
atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang
macam statistik yang digunakan dalam analisis data dalam penelitian yaitu
Partial Least Square (PLS) menggunakan software SmartPLS 3.0.M. PLS adalah
analisis persamaan struktural (SEM) berbasis varian yang secara simultan dapat
Jogiyanto, 2015:164).
PLS-SEM setidaknya harus melalui lima proses tahapan dimana setiap tahapan
SEM. Pada tahap ini peneliti harus melakukan pengembangan dan pengukuran
konstruk (Ghozali dan Latan, 2015:48). Ada dua permodelan dalam PLS, yaitu :
pengujian outer model, penting bagi seorang peneliti untuk mengetahui arah
indikator suatu konstruk, apakah berbentuk reflektif atau formatif, agar dapat
Arah indikatornya yaitu dari konstruk ke indikator. Pada setiap indikatornya harus
ditambah dengan error terms atau kesalahan pengukuran. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer yang melihat penilaian responden terhadap
dengan jawaban responden dan tidak akan merubah makna konstruk apabila ada
salah satu indikatornya yang tidak valid (Ghozali dan Latan, 2015:60).
SEM program SmartPLS 3.0, metode analisis algorithm yang disediakan hanyalah
68
alogorithm PLS dengan tiga pilihan skema yaitu factorial, centroid, dan path atau
structural weighting. Skema algorithm PLS yang disarankan oleh Wold adalah
path atau structural weighting (Ghozali dan Latan, 2015:51). Penelitian ini
metoda yang digunakan oleh peneliti di bidang SEM untuk melakukan proses
resampling yaitu bootstrapping. Metode ini lebih sering digunakan dalam model
metoda bootstrapping.
menggambar diagram jalur atau path diagram dari model yang akan diestimasi.
Adapun diagram jalur (path diagram) dari model yang akan diestimasi dalam
Gambar 3.1
Model Penelitian
Keterangan :
PPK1 = pola tata kelola, PPK2 = rencana strategis bisnis, PPK3 = rencana
bisnis anggaran, PPK4 = standar pelayanan minimal, PPK5 = laporan
keuangan dan kinerja
Berdasarkan diagram jalur pada gambar 3.1, maka persamaan model
KSD1 = λ1KSD + ε1
KSD2 = λ2KSD + ε2
KSD3 = λ3KSD + ε3
KSD4 = λ4KSD + ε4
KSD5 = λ5KSD + ε5
KO1 = λ6KO + ε6
KO2 = λ7KO + ε7
KO3 = λ8KO + ε8
KM1 = λ9KM + ε9
KM2 = λ10KM + ε10
KM3 = λ11KM + ε11
KM4 = λ12KM + ε12
Keterangan :
γ (Gamma) = Koefisien pengaruh variabel eksogen terhadap variabel
endogen
ζ (Zeta) = Galat model struktural
λ (Lambda) = Koefisien model pengukuran (loading weight)
ε (Epsilon) = Galat model pengukuran
Evaluasi model PLS dilakukan dengan cara menilai outer model dan
inner model. Model pengukuran atau outer model dilakukan untuk menilai
validitas dan reliabilitas model, sedangkan model structural atau inner model
digunakan untuk memprediksi hubungan antar veriabel laten (Ghozali dan Latan,
weight dan melihat signifikasi dari ukuran weight tersebut (Chin 1998, dalam
Ghozali, 2014:39).
Uji pada outer model dengan indikator reflektif dilakukan dengan cara
menilai :
72
dilihat dari nilai loading factor untuk tiap indikator konstruk. Nilai yang
diharapkan > 0.7. Namun untuk penelitian tahap awal nilai loading 0.5 –
0,6 dapat dianggap cukup (Chin 1998 dalam Ghozali dan Latan,
2015:74).
loading untuk setiap variabel harus > 0,70 (Ghozali dan Latan, 2012:78).
Direkomendaikan nilai AVE harus lebih besar 0,50 (Fornell dan Larcker
reliability > 0.7 mempunyai reliabilitas yang tinggi (Ghozali dan Latan,
2015:75).
didapatkan 0.02 (lemah), 0.15 (moderate), dan 0.35 (kuat) (Ghozali dan
dapat diterima jika memiliki nilai t statistics (t hitung) pada tabel Path
Coefficient output Smart PLS 3.0 lebih besar dari t-tabel (1,64).
BAB IV
sebagai unsur pelaksana otonomi daerah. Dinas Kesehatan dipimpin oleh Kepala
Puskesmas. Terhitung mulai tahun 2016 Puskesmas telah menjadi badan layanan
umum daerah sesuai dengan SK Bupati nomor 12 tahun 2015 sehingga Puskesmas
74
75
BLUD tersebut, dalam rangka mewujudkan visi misi Puskesmas dan Dinas
Kesehatan.
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji dan
Puskesmas. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer
yang diperoleh dari daftar pertanyaan (kuesioner) yang telah disebarkan kepada
dengan kuesioner penelitian yang dapat diolah lebih lanjut dapat dilihat pada tabel
4.1 berikut:
Keterangan Jumlah %
Jumlah kuesioner yang disebarkan 85 100%
Jumlah kuesioner yang tidak kembali 8 9%
Jumlah kuesioner yang diterima kembali 77 91%
Jumlah kuesioner yang tidak diisi/cacat 0 0%
Jumlah kuesioner yang dapat diolah lebih lanjut 77 91%
Sumber: Data primer, diolah (2016)
76
terdiri dari pimpinan BLUD yaitu Kepala Puskesmas, pejabat keuangan yang
dijabat oleh Kepala Tata Usaha (KTU). Pejabat tekhis BLUD dijabat oleh 2 orang
yaitu tenaga medis dan tenaga kesehatan lainnya yang bertanggung jawab atas
upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan yang bertanggung jawab atas upaya
pejabat pengelola keuangan BLUD, akan tetapi dalam tugas pokok dan fungsinya
Tabel 4.2 berikut merupakan informasi hasil tabulasi data yang telah
Responden
No Uraian
Jumlah %
1 Gender :
Laki-laki 39 50,65 %
Perempuan 38 49,35 %
Total 77 100 %
2 Pendidikan Terakhir :
SLTA/sederajat 6 7,79 %
Diploma 18 23,38 %
Strata 1 (S1) 47 61,04 %
Strata 2 (Magister) 6 7,79 %
Total 77 100 %
3 Masa Kerja :
< 5 tahun 5 6,50 %
5-10 tahun 15 19,48 %
11-20 Tahun 30 38,96 %
> 20 tahun 27 35,06 %
Total 77 100 %
Sumber: data primer (diolah) 2016
Dari tabel 4.2 di atas, hasil tabulasi data responden berdasarkan jenis
(49,35%). Hal ini mencerminkan bahwa secara umum tidak terdapat perbedaan
gender yang signifikan untuk pejabat pengelola keuangan BLUD. Laki-laki dan
yang mempunyai tingkat pendidikan terakhir pada level strata 1 (S1) yaitu
yang ada di Puskesmas yang mengisi jabatan sebagai pengelola keuangan BLUD
sudah memadai, meskipun jenis pendidikan terakhir yang dimiliki lebih banyak
bahwa pengelola keuangan dengan tingkat pendidikan yang tinggi akan mampu
tugasnya sebagai pengelola keuangan BLUD yang mungkin berbeda dengan latar
responden yang memiliki masa kerja kurang dari 5 tahun sebanyak 5 orang
(6,49%), responden yang memiliki masa kerja 5-10 tahun sebanyak 15 orang
(19,48%). Kemudian responden terbanyak adalah yang memiliki masa kerja 11-20
tahun adalah sebanyak 30 orang (38,96%) dan yang memiliki masa kerja di atas
keuangan BLUD diisi oleh orang-orang yang memiliki masa kerja cukup lama
yaitu antara 11-20 tahun. Jika dilihat dari sisi pengalaman kerja dapat disimpulkan
Tujuan dilakukannya pilot test adalah untuk mengetahui apakah instrumen yang
dipakai dalam penelitian ini dapat diterima, komunikatif serta dapat dipahami oleh
intrumen penelitian.
validitas dapat dilihat dari nilai loading factor untuk tiap indikator konstruk dan
nilai loading factor ini harus lebih besar dari 0,7. Namun untuk penelitian tahap
awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading factor 0,5-0,6 masih
nilai yang lebih rendah sehingga lebih disarankan untuk menggunakan nilai dari
composite reliability yaitu harus lebih besar dari 0,7 (Ghazali dan Latan,
2015:75).
Validitas Reliabilitas
Variabel Indikator Outer Composite Kesimpulan
Loading Reliability
Ketersediaan sumber daya
manusia 0,8555
Penempatan pegawai 0,8691
Pemahaman terhadap Valid dan
KSD 0,8313
pekerjaan 0,5474 reliabel
Penerimaan perubahan 0,5796
Pemahaman terhadap
peraturan 0,6374
Identifikasi 0,6061
Valid dan
KO Keterlibatan 0,7649 0,8100
reliabel
Loyalitas 0,9095
Aspek transmisi 0,8958
Aspek kejelasan 0,7380 Valid dan
KM 0,8791
Aspek konsistensi 0,8059 reliabel
Mekanisme koordinasi 0,7676
Ketersediaan perangkat 0,9318
Valid dan
SP Sistem informasi yang 0,7311
reliabel
terintegrasi 0,5598
Lingkungan pengendalian 0,9533
Penilaian resiko 0,9511
Valid dan
PI Kegiatan pengendalian 0,8567 0,9431
reliabel
Informasi ddan komunikasi 0,8118
Monitoring 0,7998
Pola tata kelola 0,8021
Rencana strategi bisnis 0,8080
Rencana bisnis anggaran 0,8744 Valid dan
PPK 0,9034
Standar pelayanan minimal 0,7148 reliabel
Laporan keuangan dan
laporaan kinerja 0,8316
Sumber: Lampiran 3
Data tabel di atas terlihat bahwa dari indikator kualitas sumber daya
keuangan BLUD (PPK) masing-masing memiliki nilai outer loading di atas (0,5).
Nilai outer loading di atas 0,5 dianggap cukup, sehingga dapat disimpulkan
81
adalah di atas (0,7) dan nilai composite reliability untuk masing-masing konstruk
berdasarkan tabel di atas sudah menunjukkan nilai > 0,7. Hal ini diasumsikan
bahwa instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini juga sudah
reliabel.
deskriptif dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), deviasi standar, nilai maksimum
mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari rata-rata. Nilai
maksimum digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang ada sedangkan
responden terhadap kualitas sumber daya manusia pada tabel 4.6 menunjukkan
bahwa dari jumlah responden sebanyak 77 orang telah diperoleh nilai minimum
1,80 dan nilai maksimum 7,00. Rata-rata jawaban responden diperoleh nilai
sebesar 4,89 dan nilai deviasi standar 1,40. Nilai deviasi standar menunjukkan
bahwa terdapat penyimpangan sebesar 1,40 dari nilai rata-rata yang berarti nilai
kategori pada tabel 3.3, nilai mean sebesar 4,89 menunjukkan kecenderungan
responden menjawab baik terhadap kualitas sumber daya manusia, hal ini
pegawai yang sudah sesuai dengan latar belakang pendidikan yang dimiliki,
83
responden juga menilai bahwa sumber daya manusia yang berada di Puskesmas
telah siap menerima setiap perubahan yang terjadi, dan dapat lebih memahami
telah memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik. Kecenderungan penilaian
responden terhadap kualitas sumber daya manusia dapat pula dilihat pada profil
responden sebanyak 77 orang, diperoleh nilai minimum 2,67 dan nilai maksimum
7,00. Rata-rata jawaban responden diperoleh nilai sebesar 5,64 dan deviasi standar
1,02. Nilai deviasi standar lebih kecil dari nilai rata-ratanya, menunjukkan bahwa
terdapat penyimpangan sebesar 1,02 dari nilai rata-rata yang berarti nilai populasi
tabel kategori 3.3, nilai mean sebesar 5,64 menunjukkan bahwa kecenderungan
jawaban responden adalah baik terhadap komitmen organisasional yang ada. Hal
menjadi lebih baik juga tinggi. Sehingga secara keseluruhan dapat disimpulkan
4.4.3. Komunikasi
komunikasi pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari jumlah responden sebanyak
77 orang telah diperoleh nilai minimum 5,50 dan nilai maksimum 7,00. Rata-rata
jawaban responden diperoleh nilai sebesar 5,11 dengan nilai deviasi standar 1,38.
Nilai deviasi standar yang lebih kecil dari nilai rata-ratanya, menunjukkan bahwa
terdapat penyimpangan sebesar 1,38 dari nilai rata-rata yang berarti nilai populasi
yang telah berjalan di Puskesmas sudah baik dan efektif. Hal ini dapat ditunjukkan
pula dari rata-rata hasil jawaban rensponden yang menilai bahwa komunikasi
antara pimpinan dan staf yang ada telah berjalan dengan baik. Kejelasan terhadap
disampaikan dalam forum internal Puskesmas juga baik. Rata-rata responden juga
menilai bahwa koordinasi internal yang berjalan selama ini sudah merupakan
terhadap komunikasi dapat pula dilihat pada profil visual snake diagram pada
lampiran 7.
indikator reflektif yang terdiri dari ketersediaan perangkat pendukung dan sistem
diperoleh nilai minimum 1,50 dan nilai maksimum 7,00. Rata-rata jawaban
responden diperoleh nilai sebesar 4,60 dengan nilai deviasi standar sebesar 1,34.
Nilai deviasi standar lebih kecil dari nilai rata-ratanya, menunjukkan bahwa
terdapat penyimpangan sebesar 1,34 dari nilai rata-rata yang berarti nilai populasi
tabel 3.3, nilai mean sebesar 4,60 menunjukkan bahwa kecenderungan jawaban
yang diberikan oleh responden dalam menilai sarana prasarana yang ada berada
dalam kategori sedang. Hal ini terlihat atas jawaban dari item pertanyaan yang
diajukan.
responden terhadap sarana prasarana yang dapat pula dilihat pada profil visual
intern pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari jumlah responden sebanyak 77
orang telah diperoleh nilai minimum 2,20 dan nilai maksimum 7,00. Rata-rata
jawaban responden diperoleh nilai sebesar 5,63 dan nilai deviasi standar sebesar
1,08. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat penyimpangan sebesar 1,08 dari nilai
rata-rata. Ini berarti bahwa nilai populasi dominan berkumpul disekitar nilai rata-
ratanya. Berdasarkan nilai kategori pada tabel 3.3, nilai mean sebesar 5,63
terhadap pengendian internal yang ada. Penilaian responden dapat dilihat atas
responden. Rencana kegiatan Puskesmas, SOP yang ada dinilai telah sesuai dan
nilai minimum 2,60 dan nilai maksimum 7,00. Rata-rata jawaban responden
diperoleh nilai sebesar 5,62 dan nilai deviasi standar sebesar 1,01. Hal ini
menunjukkan terdapat penyimpangan sebesar 1,01 dari nilai rata-rata 5,62 yang
Berdasarkan nilai kategori pada tabel 3.3, nilai mean sebesar 5,62 menunjukkan
pengelolaan keuangan BLUD terkait pola tata kelola, rencana strategi bisnis,
rencana bisnis anggaran, standar pelayanan minimal dan laporan keuangan dan
kinerja pada pola pengelolaan keuangan BLUD yang ada di Puskesmas sudah
pengelolaan keuangan BLUD dapat pula dilihat pada profil visual snake diagram
pada lampiran 7.
SmartPLS 3.0. PLS atau component based SEM. Di dalam PLS hubungan linier
yang optimal antar variabel laten dihitung dan diinterpretasikan sebagai hubungan
88
prediktif terbaik yang tersedia dengan segala keterbatasan yang ada, sehingga
kejadian yang ada tidak dapat dikendalikan secara penuh (Ghozali, 2008:6).
pengukuran atau outer model dengan indikator reflektif dievaluasi dengan melihat
nilai convergent dan discriminant validity dari indikatornya dan nilai composite
program smart PLS 3.0 dan diperoleh model sruktural sebagai beriikut:
hubungan teoretis antara variabel laten dengan parameter yang diestimasi atau
first order construct menggunakan repeates indicators approach atau juga dikenal
karena model ini dapat diestimasi dengan algoritma standar PLS. Loading factor
yang nilainya dibawah 0,5 akan di drop dari analisis karena memiliki nilai
Dari gambar 4.1 di atas diketahui bahwa semua variabel yaitu Kualitas
KSD4 dan KSD5, Komitmen organisasional (KO) dengan 3 indikator yaitu KO1,
KO2 dan KO3, Komunikasi (KM) dengan 4 indikator yaitu KM1, KM2, KM3 dan
KM4, Sarana Prasarana (SP0 dengan 2 indikator yaitu SP1 dan SP2,
Pengendalilan Internal (PI) dengan 5 indikator yanitu PI1, PI2, PI3, PI4 dan PI5
serta variabel Pola pengelolaan keuangan BLUD (PPK) dengan 5 indikator yaitu
PPK1, PPK2, PPK3, PPK4 dan PPK5 telah memberikan nilai loading factor di
atas nilai yang disarankan yaitu 0,5, sehingga pada tahap pengujian ini tidak ada
indikator yang di drop dari model. Indikator untuk masing-masing variabel dapat
Nilai loading
No Variabel/Indikator Keterangan
factor
1 Kualitas Sumber Daya Manusia:
KSD1 0,720 Memenuhi convergent validity
KSD2 0,835 Memenuhi convergent validity
KSD3 0,694 Memenuhi convergent validity
KSD4 0,682 Memenuhi convergent validity
KSD5 0,697 Memenuhi convergent validity
2 Komitmen Organisasi:
KO1 0,706 Memenuhi convergent validity
KO2 0,707 Memenuhi convergent validity
KO3 0,896 Memenuhi convergent validity
3 Komunikasi:
KM1 0,869 Memenuhi convergent validity
KM2 0,858 Memenuhi convergent validity
KM3 0,827 Memenuhi convergent validity
KM4 0,814 Memenuhi convergent validity
4 Sarana Prasarana:
SP1 0,926 Memenuhi convergent validity
SP2 0,651 Memenuhi convergent validity
5 Pengendalian Intern:
PI1 0,912 Memenuhi convergent validity
PI2 0,855 Memenuhi convergent validity
PI3 0,901 Memenuhi convergent validity
PI4 0,724 Memenuhi convergent validity
PI5 0,771 Memenuhi convergent validity
Pelaksanaan pola pengelolaan keuangan
6 BLUD:
PPK1 0,831 Memenuhi convergent validity
PPK2 0,857 Memenuhi convergent validity
PPK3 0,887 Memenuhi convergent validity
PPK4 0,799 Memenuhi convergent validity
PPK5 0,837 Memenuhi convergent validity
Sumber: Lampiran 8
reflektif dinilai berdasarkan nilai crossloading. Jika korelasi konstruk dengan item
pengukuran lebih besar lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal ini
menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka lebih
91
baik daripada ukuran pada blok lainnya. Metode lain untuk mengukur
variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan
konstruk lainnya dalam model. Direkomendasikan nilai AVE harus lebih besar
KM KO KSD PI PPK SP
KM1 0,869 0,486 0,572 0,738 0,476 0,632
KM2 0,858 0,497 0,491 0,467 0,384 0,576
KM3 0,827 0,502 0,596 0,644 0,442 0,544
KM4 0,814 0,588 0,451 0,529 0,539 0,532
KO1 0,252 0,706 0,337 0,419 0,258 0,244
KO2 0,469 0,707 0,467 0,446 0,316 0,447
KO3 0,626 0,896 0,458 0,525 0,554 0,547
KSD1 0,303 0,271 0,720 0,487 0,475 0,345
KSD2 0,507 0,361 0,835 0,512 0,552 0,397
KSD3 0,400 0,452 0,694 0,482 0,324 0,482
KSD4 0,451 0,374 0,682 0,405 0,264 0,335
KSD5 0,630 0,570 0,697 0,376 0,422 0,545
PI1 0,660 0,564 0,592 0,912 0,708 0,510
PI2 0,606 0,406 0,541 0,855 0,504 0,536
PI3 0,751 0,576 0,516 0,901 0,557 0,564
PI4 0,527 0,477 0,486 0,724 0,361 0,574
PI5 0,398 0,473 0,461 0,771 0,482 0,526
PPK1 0,387 0,467 0,525 0,619 0,831 0,493
PPK2 0,488 0,394 0,438 0,614 0,857 0,412
PPK3 0,577 0,580 0,565 0,567 0,887 0,474
PPK4 0,480 0,461 0,435 0,399 0,799 0,351
PPK5 0,403 0,283 0,501 0,488 0,837 0,332
SP1 0,670 0,581 0,553 0,615 0,497 0,926
SP2 0,357 0,245 0,322 0,361 0,247 0,651
Sumber: Lampiran 8
92
indikatornya mempunyai nilai korelasi yang lebih tinggi dari pada nilai ke
konstruk lainnya. Sebagai ilustrasi loading faktor KM1 kepada KM adalah sebesar
0,869 yang lebih tinggi daripada loading faktor kepada KO (0,486), KSD (0,572),
PI (0,738), PPK (0,476) dan SP (0, 632). Hal serupa juga tampak pada indikator-
indikator yang lain. Dengan demikian, konstruk laten telah dapat memprediksi
indikator pada blok mereka lebih baik dibandingkan dengan indikator diblok
lainnya.
alat ukur dalam melakukan pengukuran. Composite reliability blok indikator yang
cronbach’s alpha untuk mengukur reliabilitas akan memberikan nilai yang lebih
Hasil pengujian composite reliability dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:
93
semua konstruk adalah di atas 0,7 dengan nilai composite reliability yang terendah
adalah sebesar 0,776 yaitu pada konstruk SP, sedangkan nilai cronbach’s alpha
dibawah 0,7 yaitu pada konstruk KO (0,682) dan SP (0,480). Karena nilai
cronbac’s alpha memberikan nilai yang lebih rendah dari nilai yang disarankan
yaitu 0,7, maka dalam penelitian ini yang digunakan adalah nilai composite
reliability. Maka dapat disimpulkan bahwa semua konstruk pada model yang
bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini telah memenuhi syarat composite
square untuk konstruk dependen, Stone-Geisse test untuk predictive relevance dan
diperoleh dari model penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:
R square
PPK 0,487
Sumber: Lampiran 8
Hasil analisis diperoleh nilai R square sebesar 0,487 atau 48,7%, hal ini
sebesar 0,487 berarti bahwa 48,7% variabel kualitas sumber daya manusia (KSD),
4.5.2.2. Pengujian Q2
dihasilkan oleh model dan juga estimasi parameternya. Nilai Q square > 0
menengah dan besar pada level struktural (Ghozali 2008:26). Hasil analisis
Keterangan Nilai
PPK 0,319
Sumber: Lampiran 9
Hasil tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa nilai Q2 > 0 yaitu 0,319
Nilai Q square diatas nol memberikan bukti bahwa model memiliki predictive
relevance yang moderat untuk model konstruknya. Hasil ini menunjukkan bahwa
model penelitian ini masih belum cukup dapat menjelaskan variabel endogennya
(Abdillah dan Jogiyanto, 2015:211). Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat dari
hasil estimate for path coefficients (nilai koefisien jalur). Diterima atau tidaknya
sebuah hipotesis dapat dilihat melalui beberapa cara diantaranya melalui nilai t-
menggunakan perbandingan nilai t-tabel dan t-statistik. Jika nilai t-statistik lebih
tinggi dibanding dengan t-tabel, berarti hipotesis diterima. P value lebih kecil jika
dibandingkan dengan nilai alpha berarti hipotesis diterima. Hasil analisis estimate
for path coefficients (nilai koefisien jalur) dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut:
96
BLUD (PPK). Hasil pengujian hipotesis untuk variabel kualitas sumber daya
memiliki nilai t-statistik sebesar 1,726. Jika dibandingkan dengan nilai t-tabel
1,64 (alpha 5%), maka nilai ini lebih sehingga kesimpulannya hipotesis diterima.
Nilai P value hubungan antara kualitas sumber daya manusia (KSD) terhadap
pelaksanaan pola pengelolaan keuangan BLUD (PPK) yang diperoleh lebih kecil
dari nilai alpha yaitu sebesar 0,043. Dapat disimpulkan bahwa hubungan kualitas
Nilai koefisien parameter hubungan antara kualitas sumber daya manusia (KSD)
0,250 dengan arah yang positif. Hal ini berarti bahwa semakin baik kualitas
97
sumber daya manusia yang ada di Puskesmas maka akan semakin baik pula
statistik sebesar 0,948. Nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan t-tabel 1,64
lebih besar dari nilai alpha yaitu sebesar 0,172. Hubungan antara variabel
BLUD (PPK) tidak signifikan. Ini menunjukkan bahwa hipotesis kedua ditolak.
pengelolaan keuangan BLUD (PPK) memiliki nilai t-statistik sebesar 0,280. Nilai
ini lebih kecil jika dibandingkan dengan t-tabel 1,64 (alpha 5%). Nilai P value
keuangan BLUD (PPK) yang diperoleh lebih besar dari nilai alpha yaitu sebesar
sebesar 0,093. Nilai ini lebih kecil jika dibandingkan dengan t-tabel 1,64 (alpha
5%). Nilai P value hubungan antara sarana prasarana (SP) terhadap pelaksanaan
pola pengelolaan keuangan BLUD (PPK) yang diperoleh lebih besar dari nilai
alpha yaitu sebesar 0,463, sehingga hubungan antara variabel sarana prasarana
signifikan. Kesimpulan dari hal ini bahwa hipotesis keempat ditolak. Nilai
pengelolaan keuangan BLUD (PPK) adalah sebesar 0,013 dengan arah yang
positif.
(PPK). Hasil pengujian hipotesis untuk variabel pengendalian intern (PI) terhadap
sebesar 2,168. Nilai ini lebih besar jika dibandingkan dengan t-tabel 1,64 (alpha
keuangan BLUD (PPK) yang diperoleh lebih kecil dari nilai alpha yaitu sebesar
(PPK) adalah sebesar 0,437 dengan arah yang positif. Hal ini berarti bahwa
semakin baik pengendalian internal yang dilakukan maka akan semakin baik pula
Puskesmas.
Sumber daya manusia yang berkualitas yaitu suber daya manusia yang
tugas, fungsi dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Hal ini bertujuan
dengan arah yang positif terhadap pelaksanaan pola pengelolaan keuangan BLUD.
Hal ini dapat dilihat dari nilai t penelitian yang lebih besar daripada nilai t tabel
(1,726 > 1,65) dan nilai signifikansi dibawah 0,05. Ini membuktikan bahwa secara
Artinya bahwa kualitas sumber daya manusia mempunyai pengaruh dengan arah
Hasil penelitian ini juga memperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh
kuantitatif penelitian terkait kualitas sumber daya manusia yang menjadi kendala
empiris. Artinya bahwa kualitas sumber daya manusia akan berpengaruh terhadap
sumber daya manusia yang ada maka semakin baik pula pelaksanaan pola
Dari sisi teori, hasil penelitian ini sejalan dengan teori implementasi
sumber daya manusia menjadi salah satu elemen penting yang dapat
manusia yang diharapkan bukan hanya cukup dalam hal jumlah tetapi juga yang
memiliki kecakapan (kualitas). Selain itu kualitas sumber daya manusia yang
mengetahui tugas dan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan
oleh organisasi.
mana Puskesmas di Kabupaten Lombok Barat saat ini memiliki kualitas yang
memadai dalam hal sumber daya manusianya. Ini dapat dilihat melalui rata-rata
menduduki jabatan sebagai pengelola keuangan. Hal ini telah dapat dibuktikan
Puskesmas terhadap kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh Puskesmas.
manusia yang dimiliki oleh Puskesmas sudah baik. Di terimanya hasil hipotesis
pertama dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa sumber daya manusia yang
berlaku, maka hal ini akan dapat berpengaruh terhadap pelaksanaan kebijakan
hubungan positif yang terbentuk juga mengindikasikan, jika semakin baik kualitas
sumber daya manusia maka akan semakin baik pula pelaksanaan kebijakan yang
telah diambil.
terhadap pelaksanaan pola pengelolaan keuangan BLUD. Hal ini dilihat dari nilai
t penelitian yang lebih kecil dari nilai t tabel (0,948 < 1,65) dan nilai signifikansi
Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh
terutama untuk kebijakan baru yang diambil oleh organisasi. Setiap perubahan
yang terjadi dalam organisasi, secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap
bukan hanya ditentukan sejauh mana para pelaku kebijakan mengetahui apa yang
ditunjukkan oleh anggota organisasi akan membuat kebijakan dapat berjalan baik
demikian pula sebaliknya. Sikap positif ini menunjukkan adanya dukungan dari
arahan yang disampaikan. Demikian pula sebaliknya, jika sikap yang ditunjukkan
tidak sejalan dengan apa yang diharapkan, maka akan dapat mempersulit
berdasarkan hasil statistik deskriptif menunjukkan arah yang positif, dan dapat
juga telah menunjukkan sikap yang baik. Rata-rata lamanya masa kerja yang
keterlibatan dan loyalitas yang baik terhadap organisasi tempat mereka berada.
Sehingga apapun yang menjadi kebijakan yang dapat merubah Puskesmas kearah
yang lebih baik, akan mendapatkan dukungan dari para anggota organisasi.
namun pengujian statistik pada penelitian ini justru memberikan hasil yang
gagal diterimanya hipotesis kedua ini. Hal ini diduga disebabkan karena jika
pegawai Puskesmas hanya terkait dengan tuntutan untuk peningkatan kinerja yang
keuangan untuk BLUD itu sendiri. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan pola
pengelolaan keuangan BLUD baru dijalankan pada tahun 2016 oleh Puskesmas,
tidak semua bagian yang ada di Puskesmas ikut terlibat langsung terhadap
dapat di jalankan oleh Pimpinan Puskesmas. Sehingga yang lebih banyak aktif
dimiliki oleh setiap pegawai Puskesmas. Namun karena adanya mutasi yang kerap
akan tetapi pertanyaan dalam kuesioner terlalu bersifat normatif. Hal ini
ingin diungkap secara detail oleh peneliti terkait pola pengelolaan keuangan
ini gagal untuk diterima, hal ini ditunjukkan dari hasil nilai t dalam penelitian ini
lebih kecil dari nilai t tabel (0,280 < 1,65) dan nilai signifikansi di atas 0,05.
Hasil ini tidak sejalan dengan kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh
pola pengelolaan keuangan BLUD. Akan tetapi hasil penelitian tersebut tidak
terbukti jika diuji melalui pendekatan kuantitatif, sehingga hasil penelitian ini
Lombok Barat.
Hasil penelitian ini tidak sejalan jika di lihat dari teori implementasi
diperlukan untuk menyalurkan informasi kepada organisasi dan atau publik terkait
dengan kebijakan yang telah diambil. Lebih lanjut, ada beberapa indikator untuk
mekanisme organisasi.
tersebut dapat dipahami dengan baik oleh para pelaksana kebijakan. Konsistensi
dan kejelasan informasi diperlukan agar tidak terjadi salah penafsiran dari suatu
kebijakan yang dibuat dan harus benar-benar dituangkan dalam bahasa yang jelas
dijalankan. Pada akhirnya, implementasi kebijakan akan dapat berjalan efektif jika
para implementor kebijakan mengetahui tugas dan tanggung jawab yang harus
dikerjakannya.
Penolakan terhadap hasil hipotesis ketiga ini tidak didukung oleh hasil
statistik deskriptif terkait variabel komunikasi yang ada pada Puskesmas. Hasil
Puskesmas selama ini sudah baik. Hal ini terlihat dari kecenderungan jawaban
stafnya, maupun sebaliknya sudah berjalan baik. Kejelasan dan konsistensi dalam
pemberian informasi melalui sarana komuniksi internal juga dinilai sudah baik
108
tetapi hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini memberikan hasil yang
dalam penelitian ini belum berjalan dan memberikan pengaruh nyata terhadap
Lombok Barat.
berjalan dengan baik, akan tetapi belum sepenuhnya dapat dipergunakan oleh
berkaitan dengan pola pengelolaan keuangan BLUD, hal ini terjadi karena belum
Di duga hasil penelitian ini yang secara statistik tidak dapat mendukung
terhadap indikator yang direfleksikan melalui item pertanyaan yang ada dalam
109
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya terkait komunikasi dalam hal pola
diterima, hal ini ditunjukkan dari hasil nilai t dalam penelitian ini lebih kecil dari
nilai t tabel (0,093 < 1,65) dan nilai signifikansi di atas 0,05. Artinya secara
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
dalam penelitian yang dilakukan oleh Apriliyanto (2015). Di mana dengan adanya
teknologi yang dilengkapi dengan sistem informasi yang terintegrasi akan dapat
keuangan BLUD tidak terbukti jika diuji melalui pendekatan kuantitatif. Hasil
Edward III merupakan salah satu sumber daya yang akan dapat mendukung
Ditolaknya hasil hipotesis keempat ini tidak didukung oleh hasil statistik
deskriptif terkait sarana prasarana yang ada pada Puskesmas. Hasil statistik
keuangan BLUD Puskesmas. Di duga hasil penelitian yang secara statistik tidak
yang digunakan oleh peneliti terhadap indikator yang direfleksikan melalui item
dengan arah yang positif terhadap pelaksanaan pola pengelolaan keuangan BLUD.
Hal ini dapat dilihat dari nilai t penelitian yang lebih besar daripada nilai t tabel
(2,168 > 1,65) dan nilai signifikansi dibawah 0,05. Ini membuktikan bahwa secara
pengelolaan keuangan BLUD, sehingga hipotesis kelima ini diterima. Ini berarti
Lombok Barat.
bahwa untuk dapat menjalankan pola pengelolaan keuangan BLUD, penting bagi
menjalankan tugas dan fungsi pengawasan secara optimal. Dan hasil penelitian ini
BLUD. Dengan semakin baik pengendalian internal yang ada maka semakin baik
pengendalian intern yang dimiliki oleh Puskesmas baik. Pengendalian intern yang
yang berlaku.
113
juga mengindikasikan, jika semakin baik pengendlian intern maka akan semakin
lebih baik.
BLUD yang dijalankan oleh Puskesmas di Kabupaten Lombok Barat pada tahap
manusia dan pengendalian internal. Hasil penelitian ini menegaskan bahwa salah
satu dari empat faktor yang ada dalam teori implementasi kebijakan Edward III
yaitu sumber daya khususnya sumber daya manusia menjadi hal yang penting
pengalaman serta keahlian yang dapat menunjang tugas, fungsi dan tanggung
jawab yang dibebankan kepadanya. Hal ini penting dilakukan guna menunjang
Kebijakan yang diambil akan dapat berjalan dengan lebih baik dengan adanya
pengendalian internal yang dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Ini
pelaporan yang mungkin akan muncul akibat pola pengelolaan keuangan yang
keuangan BLUD yaitu dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang
dari para pegawai, meningkatkan pemahaman terhadap uraian tugas pokok dan
pengendalian internal yang telah dijalankan selama ini. Yaitu dengan menjaga
115
bisnis internal atau indikator prioritas dan analisis kebutuhan yang telah
Bupati nomor 12 tahun 2015 sebagai tindak lanjut Permendagri no 61 tahun 2007
BLUD yang dijalankan Puskesmas masih harus dipersiapkan dengan lebih baik
Satuan Pengawas Intern (SPI). SPI merupakan bagian dan langkah awal terhadap
Rencana Bisnis Anggaran (RBA) Puskesmas. Selain itu SPI merupakan satu
Puskesmas yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi para pengelola dan
116
Puskesmas. Hal ini berguna agar semua karyawan, bukan hanya yang menjadi
PENUTUP
5.1. Simpulan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dan memberikan bukti
Lombok Barat. Pengujian ini dilakukan pada semua pejabat pengelola keuangan
dan bendahara BLUD yang ada di 17 Puskesmas yang berjumlah 85 orang dan
square (PLS).
Semakin baik kualitas sumber daya manusia yang dimiliki, maka semakin baik
kesehatan tetapi telah dapat menjalankan tugas, fungsi dan tanggung jawabnya
pemahaman terhadap peraturan yang berlaku, hal ini akan dapat berpengaruh
117
118
dijalankan oleh Puskesmas. Akhirnya dengan kualitas sumber daya manusia yang
kepada masyarakat.
intern yang dilaksanakan di Puskesmas, maka semakin baik pula pelaksanaan pola
yang efektif, informasi dan komunikasi serta monitoring yang telah berjalan baik
sehingga pada akhirnya dengan pengendalian intern ini juga akan dapat
pengelolaan keuangan BLUD ini dengan lebih baik pada tahap awal
implementasinya.
kearah yang lebih baik. Akan tetapi komitmen organisasional yang ditunjukkan
119
sebagai media komunikasi juga dianggap sudah baik dan efektif. Akan tetapi
komunikasi ini ternyata belum secara nyata dapat memberikan pengaruh terhadap
yang digunakan oleh pimpinan dan stafnya telah dapat memberikan kejelasan
Sarana prasarana yang ada di Puskesmas sudah cukup baik, meskipun bukan
pola pengelolaan keuangan BLUD ini benar-benar menjadi sebuah kebijakan yang
akhirnya tujuan yang tercantum dalam visi misi Puskesmas dapat berjalan sesuai
Meskipun secara statistik ada beberapa faktor yang tidak terbukti secara
namun hasil penelitian ini dapat memberikan masukan perbaikan pada Puskesmas.
daerah secara keseluruhan. Peningkatan kualitas ini dapat berupa pelatihan bagi
para pengelola keuangan Puskesmas agar memiliki pemahaman yang lebih baik
sebagai tempat kerjanya agar dapat menjadi lebih baik dalam melaksanakan pola
dan berjalan baik dalam Puskesmas, baik itu komunikasi secara intern maupun
pelayanan.
sistem informasi yang lebih terintegrasi agar dapat menunjang akuntabilitas dan
Kabupaten Lombok Barat. Faktor-faktor ini antara lain kualitas sumber daya
minimum yang digunakan oleh BLUD. Mengingat model penelitian ini hanya
keuangan BLUD pada Puskesmas di Kabupaten Lombok Barat. Hal ini dapat
123
berguna untuk mengetahui apakah kebijakan yang diambil sudah tepat untuk
Barat, penelitian selanjutnya diharapkan agar dapat diperluas pada lokasi yang
lembaga publik.
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Willy dan Jogiyanto. 2015. Partial Least Square (PLS): Alternatif
Structural Equation Modeling (SEM) dalam Penelitain Bisnis.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
125
126
Dinas Kesehatan Kabupaten Lombok Barat. 2016. Profil Dinas Kesehatan Tahun
2015.
Ghozali, Imam dan Hengky Lathan. 2015. Partial Least Squares, Konsep Teknik
dan Aplikasi, Menggunakan Program SmartPLS 3.0 Untuk Penelitian
Empiris, Edisi 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFEB UGM.
Kementrian Dalam Negeri. 2014. Data SKPD BLUD Provinsi Nusa Tenggara
Barat. www.keuda.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 15 Juni 2016.
Kusuma, Tri PV. 2015. Hambatan Pada Awal Transisi Penerapan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
www.rsj.babelprov.go.di. Diakses tanggal 18 April 2016.
Mowday, RT, Richard M Steers and Lyman W Porter. 1979. The Measurement of
Organizational Comittment. Journal of Vocational Behavior 14, 224-
247.
Putra, JJ dan Lena Farida. 2014. Implementasi Badan Layanan Umum Daerah.
Jurnal Administrasi Pembangunan. 2 (2): 115-226.
128
Sari, MP dan Raharja. 2012. Peran Audit Internal Dalam Upaya Mewujudkan
Good Coorporate Governance (GCG) pada Badan Layanan Umum
(BLU) di Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi (SNA) XV.
Banjarmasin.
Sholihah, RA. 2015. Pengaruh Kualtas Sumber Daya Manusia dan Komitmen
Tujuan Terhadap Implementasi Anggaran berbasis Kinerja dengan
Budaya Organisasi Sebagai Variabel Pemoderasi (Studi pada Satuan
Kerja Badan Layanan Umum Perguruan tinggi di Kota Malang. Jurnal
El-Dinar. 3 (1): 41-81.
Trianasari, Ely dan Muhammad Syafiie Idrus. 2013. Evaluasi Strategi RSUD DR,
Saiful Anwar (RSSA) Malang sebelum dan sesudah Badan Layanan
Umum Daerah (BLUD). Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB. 1 (02): 1-10.
Semester genap 2012/2013.
Waluyo, Indarto. 2011. Badan Layanan Umum Sebuah Pola Baru Dalam
Pengelolaan Keuangan di Satuan Kerja Pemerintah. Jurnal
Pendidikan Akuntansi Indonesia. Vol. IX No. 2 – Tahun 2011, Hlm.
1-15.
Widodo, Joko. 2013. Analisis Kebijakan Publik: Konsep dan Aplikasi Analisis
Proses Kebijakan Publik. Malang: Bayumedia Publishing.
Wiyono, Gendro. 2011. Merancang Penelitian Bisnis: dengan Alat Analisis SPSS
17.0 & SmartPLS 2.0. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
LAMPIRAN
Lampiran 1.
Variabel/Fokus
No Judul Penelitian Populasi/Sampel Jenis Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian
2. Pengaruh Audit internal dan - Audit Internal - Seluruh Kuantitatif - Audit internal dan akuntabilitas sumber
akuntabilitas sumber daya jajaran daya manusia berpengaruh terhadap
Manusia terhadap - Akuntabilitas kepegawaian penerapan good governance pada
perwujudan Good Corporate Sumber Daya penerapan BLUD di RSUD Sleman
Governance pada penerapan Manusia - 100 sampel
Badan Layanan Umum
Daerah (BLUD) di RSUD
Sleman (Prawiro Hartono
dan Neni Pancawati, 2015)
3. Analisis Kesiapan Penerapan Kesiapan untuk Puskesmas di Kualitatif Secara keseluruhan kebijakan penerapan
Kebijakan Badan Layanan menjadi BLUD Kabupaten BLUD Puskesmas di Kabupaten Kulon
Umum Daerah (BLUD) Kulon Progo Progo belum sepenuhnya siap
Puskesmas Di Kabupaten dengan Sampel dilaksanakan, perlu segera ditindaklanjuti
Kulon Progo (Studi Kasus di di 2 Puskesmas dengan regulasi yang mendukung dan
Puskesmas Wates dan kecukupan sumber daya.
Puskesmas Girimulyo II
Kabupaten Kulon Progo)
(Albertus Sunuwata
Triprasetya, 2014)
4. Analisis Penerapan Pola Penerapan PPK RSUD Sambas Deskriptif dengan Penerapan PPK BLUD belum dapat
Pengelolaan Keuangan BLUD pada pendekatan berjalan secara optimal karena
Badan Layanan Umum RSUD Sambas wawancara dan terbatasnya SDM yang kompeten
Daerah (PPK-BLUD) Pada studi kepustakaan khususnya tenaga akuntansi, terbatasnya
Rumah Sakit Umum Daerah pengetahuan pejabat terkait mengenai
Sambas Kabuppaten Sambas esensi dan makna PPK BLUD, belum
(Vina Dwirista, 2014) tersedia perangkat sistem informasi,
belum maksimalnya penyusunan regulasi.
5. Implementasi Badan Faktor yang RSUD Kualitatif Secara umum RSUD Rokan Hulu belum
Layanan Umum Daerah mempengaruhi Rokan Hulu dapat mengimplementasikan Permendagri
(Jondra JP dan Lena Farida implementasi 61 tahun 2007 tentang pedoman tekhnis
2014) Permendagri 61 PPK BLUD secara baik tertutama terkait
tahun 2007 dengan pengelolaan keuangan dan
pengelolaan barang dan jasa. Hal ini
karena kurangnya sikap integritas,
kualitas dan kuantitas SDM serta SOP.
6. Manajemen Perubahan Di Proses Pejabat Kualitatif dengan - Manajemen perubahan pada proses
Lembaga Pemerintah: Studi transformasi RSJ eselon II, DPRD rancangan transformasi tidak berjalan maksimal
Kasus Implementasi Provinsi NTB provinsi NTB, deskriptif sehingga implementasi PPK BLUD
Kebijakan Pelaksanaan PPK- dan proses pejabat yang dilaksanakan juga belum
BLUD di Rumah Sakit Jiwa implementasi struktural RSJ terlaksana dengan baik
Provinsi NTB (Julastri PPK BLUD - Pengelola kurang memahami
Rondonuwu dan Laksono pelaksanaan mekanisme kebijakan
Trisnantoro, 2013) PPK-BLUD
- Kurangnya komunikasi terhadap para
stakeholder sehingga menimbulkan
perbedaan persepsi diantara stakeholder
7. Evaluasi Strategi RSUD Dr. Evaluasi RSUD Dr. Deskriptif - Sebagai BLUD masalah yang dihadapi
Saiful Anwar (RSSA) terhadap strategi Saiful Anwar eksploratif RSSA antara lain keefektifan,
Malang Sebelum dan sebelum dan dengan desain keefisienan dan fleksibilitas masih
Sesudah Badan Layanan sesudah menjadi kualitatif terkendala, alur birokrasi/ administrasi
Umum Daerah (BLUD). BLUD (naturalistic) yang lama belum tuntas teratasi;
(Ely Trianasari dan pelanggan mayoritas berasal dari
Muhammad Syafiie Idrus : golongan menengah ke bawah;
2013) keramahan belum diterapkan secara
menyeluruh; evaluasi strategi dilakukan
oleh bagian lain, bukan oleh bagian
yang sama dengan yang melakukan
perencanaan strategi; sarana dan
prasarana serta kuantitas tenaga masih
kurang memadai.
- Kinerja secara keseluruhan
menunjukkan trend yang meningkat
8. Evaluasi Pelaksanaan Pelaksanaan purposive Metode analisis - Pola Tata Kelola, Rencana Strategi
Penerapan Badan Layanan BLUD sampling deskiptif secara Bisnis dan Laporan Keuangan telah
Umum Daerah (BLUD) Di kualitatif dengan dijalankan sesuai standar, sedangan
RSUD Undata Provinsi rancangan studi SPM, Dewan Pengawas belum
Sulawesi Tengah. kasus dijalankan secara optimal sesuai standar
(Surianto, 2013) dan kriteria yang ditetapkan
- Belum terbentuknya Dewan Pengawas
9. Kajian Implementasi Kegiatan Wawancara dan Observatif dengan - Sejak ditetapkan menjadi BLU
Penerapan Badan Layanan implementasi telaah dokumen metode kualitatif pendapatan rumah sakit menjadi
Umum di RS. Dr. Tadjudin BLUD dengan jumlah meningkat dan juga tepat waktu dalam
Chalid Makassar Tahun sampel 13 orang memenuhi seluruh kewajiban jangka
2012 pendeknya, jasa pelayanan telah mampu
(Wildana, Prof. Dr.dr.H.M. membiayai kegiatan operasional.
Alimin Maidin, MPH, Dr. - Sumber daya khususnya dibagian
Syahir A.Pasinringi, MS, keuangan telah mengerjakan tugasnya
2013) sesuai tupoksi,
- kinerja lebih baik ketika dalam
pengawasan
- kurangnya tenaga dokter spesialis.
10. Analisis Implementasi Kegiatan RSUD Nganjuk Kualitatif - Rumah sakit berpotensi mengalami
Pengelolaan Keuangan implementasi Deskriptif pendapatan ditiap tahunnya. Belum
BLUD dan Dampaknya BLUD dan semua karyawan yang mengerti dan
terhadap kinerja pada dampak terhadap faham benar tentang Pengelolaan
Rumah Sakit Umum Daerah kinerja Keuangan BLUD.
Nganjuk - Jumlah sarana dan prasarana belum
(Febriana Puspadewi, memadai untuk mencukupi jumlah
Rosidi, 2012) pasien yang meningkat.
11. Peran Audit Internal dalam - Audit Internal seluruh entitas Kuantitatif Terdapat pengaruh yang signifikan antara
mewujudkan Good BLU di peran audit internal terhadap good
Corporate Governance - GCG Indonesia coorporate governance pada BLU
(GCG) pada badan Layanan
umum (BLU) di Indonesia
(Maylia Pramono Sari dan
Raharja, 2012)
12. Implementasi Kebijakan Kegiatan RSUD Tidar Deskriptif - Faktor yang berhasil diterapkan antara
Pengelolaan Keuangan implementasi Kualitatif dengan lain: pengelolaan kas BLUD,
Badan Layanan Umum BLUD pendekatan studi mekanisme pengadaan barang dan jasa,
Daerah Studi kasus pada kasus penetapan tarif layanan, penerapan
RSUD Tidar Kota Magelang sistem akuntansi dan laporan keuangan
(Sari Gustini dan A dengan SAK. Hal ini disebabkan karena
Dwiyanto, 2011) adanya dukungan dari Pemda,
Komunikasi yang baik pada internal
dan ekternal BLUD, isi kebijakan yang
dapat mengakomodir kepentingan
pihak-pihak terkait.
13. Analisis Implementasi Pola Kegiatan RSSN Bukit Deskriptif Hasil Yang diperoleh dari penelian ini
Pengelolaan Badan Layanan implementasi Tinggi kualitiatif adalah:
Umum (PPK-BLU) Pada BLUD - Rumah Sakit Stroke Nasional Bukit
Rumah Sakit Stroke Tinggi telah menyusun dan
Nasional Bukit Tinggi mengimplementasikan semua
(Medyawati, 2010) persyaratan administratif PPK-
BLUD yang meliputi Pola Tata
Kelola, Rencana Strategis Bisnis,
Rencana Bisnis Anggaran,
Standar Pelayanan Minimal, dan
Laporan Keuangan. Implementasi pola
tata kelola diwujudkan dalam bentuk
organisasi dan tata laksana,
akuntabilitas, serta transparansi.
Nomor
Variabel Konsep Indikator Refferensi
Pertanyaan
Kualitas Sumber Kemampuan dari sumber daya - Ketersediaan sumber daya manusia 1 Ardiansyah (2013)
Daya Manusia manusia yang ada untuk dapat yang memiliki kompetensi berdasarkan
malaksanakan tugas dan tanggung latar belakang pendidikannya
jawab yang diberikan kepadanya
sebagai pengelola keuangan BLUD - Penempatan pegawai 2
- Penerimaan perubahan 4
Komunikasi cara pengelola menyampaikan - Aspek transmisi dalam komunikasi 9 Inayah (2010)
informasi kepada pihak eksternal
dan internal untuk dapat - Aspek kejelasan dalam komunikasi 10
menjelaskan setiap kebijakan yang
dibuat dalam rangka menunjang - Aspek konsistensi dalam komunikasi 11
pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab sebagai pengelola keuangan - Mekanisme koordinasi 12
BLUD.
Pelaksanaan pola Pelaksanaan pola pengelolaan - Pola Tata kelola 20 Permendagri No.61 tahun
pengelolaan keuangan yang memberikan 2007, Meidyawati (2010)
keuangan BLUD fleksibilitas berupa keleluasaan - Rencana Strategi Bisnis (RSB) 21
untuk dapat menerapkan praktek
bisnis yang sehat untuk - Rencana Bisnis Anggaran 22
meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka - Standar Pelayanan Minimal (SPM) 23
memajukan kesejahteraan dan
mencerdaskan kehidupan bangsa, - Laporan keuangan dan laporan kinerja 24
sebagai pengecualian dari
ketentuan pola keuangan negara
pada umumnya
Lampiran 3
Outer Loadings
KM KO KSD PI PPK SP
KM1 0,896
KM2 0,738
KM3 0,806
KM4 0,768
KO1 0,606
KO2 0,765
KO3 0,910
KSD1 0,856
KSD2 0,869
KSD3 0,547
KSD4 0,580
KSD5 0,637
PI1 0,953
PI2 0,951
PI3 0,857
PI4 0,812
PI5 0,800
PPK1 0,802
PPK2 0,808
PPK3 0,874
PPK4 0,715
PPK5 0,832
SP1 0,932
SP2 0,560
Composite Reliability
KM 0,879
KO 0,810
KSD 0,831
PI 0,943
PPK 0,903
SP 0,731
Lampiran 5
TABULASI DATA KUISIONER
Identitas Responden
Jenis
Responden Kelamin Pendidikan Masa kerja
<5 5-10 11- >20
L P SLTA Diploma S1 S2 th th 20 th th
Responden 1 1 1 1
Responden 2 1 1 1
Responden 3 1 1 1
Responden 4 1 1 1
Responden 5 1 1 1
Responden 6 1 1 1
Responden 7 1 1 1
Responden 8 1 1 1
Responden 9 1 1 1
Responden 10 1 1 1
Responden 11 1 1 1
Responden 12 1 1 1
Responden 13 1 1 1
Responden 14 1 1 1
Responden 15 1 1 1
Responden 16 1 1 1
Responden 17 1 1 1
Responden 18 1 1 1
Responden 19 1 1 1
Responden 20 1 1 1
Responden 21 1 1 1
Responden 22 1 1 1
Responden 23 1 1 1
Responden 24 1 1 1
Responden 25 1 1 1
Responden 26 1 1 1
Responden 27 1 1 1
Responden 28 1 1 1
Responden 29 1 1 1
Responden 30 1 1 1
Responden 31 1 1 1
Responden 32 1 1 1
Responden 33 1 1 1
Responden 34 1 1 1
Responden 35 1 1 1
Responden 36 1 1 1
Responden 37 1 1 1
Responden 38 1 1 1
Responden 39 1 1 1
Responden 40 1 1 1
Responden 41 1 1 1
Responden 42 1 1 1
Responden 43 1 1 1
Responden 44 1 1 1
Responden 45 1 1 1
Responden 46 1 1 1
Responden 47 1 1 1
Responden 48 1 1 1
Responden 49 1 1 1
Responden 50 1 1 1
Responden 51 1 1 1
Responden 52 1 1 1
Responden 53 1 1 1
Responden 54 1 1 1
Responden 55 1 1 1
Responden 56 1 1 1
Responden 57 1 1 1
Responden 58 1 1 1
Responden 59 1 1 1
Responden 60 1 1 1
Responden 61 1 1 1
Responden 62 1 1 1
Responden 63 1 1 1
Responden 64 1 1 1
Responden 65 1 1 1
Responden 66 1 1 1
Responden 67 1 1 1
Responden 68 1 1 1
Responden 69 1 1 1
Responden 70 1 1 1
Responden 71 1 1 1
Responden 72 1 1 1
Responden 73 1 1 1
Responden 74 1 1 1
Responden 75 1 1 1
Responden 76 1 1 1
Responden 77 1 1 1
Jumlah 39 38 6 18 47 6 5 15 30 27
Total 77 77 77
Lampiran 6
Outer Loadings
KM KO KSD PI PPK SP
KM1 0,869
KM2 0,858
KM3 0,827
KM4 0,814
KO1 0,706
KO2 0,707
KO3 0,896
KSD1 0,720
KSD2 0,835
KSD3 0,694
KSD4 0,682
KSD5 0,697
PI1 0,912
PI2 0,855
PI3 0,901
PI4 0,724
PI5 0,771
PPK1 0,831
PPK2 0,857
PPK3 0,887
PPK4 0,799
PPK5 0,837
SP1 0,926
SP2 0,651
AVE
AVE
KM 0,710
KO 0,600
KSD 0,530
PI 0,699
PPK 0,710
SP 0,641
Discriminant Validity
Cross Loadings
KM KO KSD PI PPK SP
KM1 0,869 0,486 0,572 0,738 0,476 0,632
KM2 0,858 0,497 0,491 0,467 0,384 0,576
KM3 0,827 0,502 0,596 0,644 0,442 0,544
KM4 0,814 0,588 0,451 0,529 0,539 0,532
KO1 0,252 0,706 0,337 0,419 0,258 0,244
KO2 0,469 0,707 0,467 0,446 0,316 0,447
KO3 0,626 0,896 0,458 0,525 0,554 0,547
KSD1 0,303 0,271 0,720 0,487 0,475 0,345
KSD2 0,507 0,361 0,835 0,512 0,552 0,397
KSD3 0,400 0,452 0,694 0,482 0,324 0,482
KSD4 0,451 0,374 0,682 0,405 0,264 0,335
KSD5 0,630 0,570 0,697 0,376 0,422 0,545
PI1 0,660 0,564 0,592 0,912 0,708 0,510
PI2 0,606 0,406 0,541 0,855 0,504 0,536
PI3 0,751 0,576 0,516 0,901 0,557 0,564
PI4 0,527 0,477 0,486 0,724 0,361 0,574
PI5 0,398 0,473 0,461 0,771 0,482 0,526
PPK1 0,387 0,467 0,525 0,619 0,831 0,493
PPK2 0,488 0,394 0,438 0,614 0,857 0,412
PPK3 0,577 0,580 0,565 0,567 0,887 0,474
PPK4 0,480 0,461 0,435 0,399 0,799 0,351
PPK5 0,403 0,283 0,501 0,488 0,837 0,332
SP1 0,670 0,581 0,553 0,615 0,497 0,926
SP2 0,357 0,245 0,322 0,361 0,247 0,651
Fornell-Larcker Criterium
KM KO KSD PI PPK SP
KM 0,842
KO 0,621 0,775
KSD 0,625 0,542 0,728
PI 0,711 0,599 0,623 0,836
PPK 0,556 0,525 0,588 0,646 0,843
SP 0,678 0,563 0,571 0,636 0,496 0,800
Composite Reliability
Dengan Hormat,
Sehubungan dengan tugas akhir (tesis) pada Program Studi Magister Akuntansi
Pascasarjana Fakultas Ekonomi Universitas Mataram, bersama ini saya
bermaksud mengadakan penelitian pelaksanaan Pola Pengelolaan Keuangan
BLUD pada Puskesmas di Kabupaten Lombok Barat.
Hormat Saya
Arie Rusmayani
KUISIONER PENELITIAN
I. Identitas Responden
Mohon diisi atau diberikan tanda (√) pada kolom yang tersedia:
Jabatan :
Berilah tanda (√) pada salah satu ruang yang tersedia, jawaban yang anda
Sedikit √ Banyak
Sedikit √ Banyak
Sedikit Banyak
3. Saya memahami pekerjaan yang akan atau telah saya selesaikan terutama yang
terkait dengan pengelolaan keuangan di Puskesmas
KOMITMEN ORGANISASIONAL
Pasif Aktif
KOMUNIKASI
11. Saya memahami setiap hasil dari pertemuan yang dilakukan di Puskesmas
terkait dengan pola pengelolaan keuangan BLUD
13. Setiap ruang pelayanan dan administrasi sudah memiliki, dilengkapi dengan
perangkat pendukung yang memadai
Manual Menggunakan
sistem
PENGENDALIAN INTERN
15. Puskesmas sudah memiliki struktur organisasi dan uraian pekerjaan (job
description) yang jelas untuk masing-masing pegawai yang ada
Sesekali Sering
PELAKSANAAN POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU
20. BLUD Puskesmas sudah memiliki organisasi dan tata laksana sesuai dengan
Permendagri 61 tahun 2007
21. Rencana kegiatan BLUD Puskesmas yang tertuang dalam Rencana Strategis
Bisnis (RSB) sudah disesuaikan dengan visi dan misi Puskesmas
22. Rencana anggaran BLUD Puskesmas yang tertuang dalam Rencana Bisnis
Anggaran (RBA) sudah mengakomodir kebutuhan Puskesmas
Sebagian Seluruhnya
Sebagian Seluruhnya
Sebagian Seluruhnya