Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

CARA BERFIKIR DIAKRONIK

Disusun

Oleh :

Kelompok V

Kelas X.4

1. Fitri Yanti

2. Arni Ana

3. Andi Afahrul Ikhsan

4. Febrian
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan

rahmat dan ridho-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang

“Cara Berfikir Diagronik” dengan tepat waktu. Terima kasih kami sampaikan

kepada kepada teman-teman yang telah banyak membantu dan memberikan

motivasi kepada kami dalam penyelesaian makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini masih banyak kesalahan dan kekurangan,

sehingga kami selaku penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca

yang nantinya akan kami gunakan sebagai perbaikan makalah ini selanjutnya.

Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun pembaca.

Penulis,

Kelompok V
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang..................................................................................1
B. Rumusan masalah.............................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Cara Berfikir Diakronik Dalam Mempelajari Sejarah.............................2
B. Berfikir Diakronik dalam mempelajari Sejarah......................................3

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.......................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa Praaksara adalah masa dimana manusia belum mengenal tulisan

atau disebut masa prasejarah atau nirleka yang artinya tidak adanya tulisan.

Masa praaksara berlangsung dari adanya manusia sampai manusia mengenal

tulisan. Lalu, jika tidak ada tulisan, bagaimana kita mengetahui adanya masa

praaksara? Nah, begini. Kita mengetahui masa praaksara dari sumber-

sumbernya yang bukan berupa tulisan yaitu : fosil, artefak, dan alat-alat yang

digunakan pada masa praaksara.

Salah satu ciri kehidupan masyarakat Indonesia pada masa awal adalah

adanya cara hidup berkelompok. Meskipun masih sangat sederhana, manusia

purba telah mengerti akan pentingnya kerja sama dalam kehidupan mereka.

Generasi penerus sekarang ini sudah banyak yang tidak mengenal

sejarah - sejarah tentang zaman praaksara atau kehidupan awal masyarakat

Indonesia. Padahal hal tersebut sangat penting bagi ilmu pengetahuan. Tanpa

kita mengenal sejarah kita akan kacau karena sejarah merupakan sumber ilmu

kebudayaan yang sangat berguna. Oleh karena itu, penulis bertujuan membuat

makalah ini untuk menjelaskan kehidupan awal maysarakat Indonesia.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari berpikir sejarah ?

2. Bagaimana konsep dari berpikir sejarah Diakronik ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Cara Berfikir Diakronik Dalam Mempelajari Sejarah

Sejarah itu diakronis maksudnya memanjang dalam waktu, sedangkan

ilmu - ilmu sosial itu sinkronis maksudnya melebar dalam ruang. Sejarah

mementingkan proses, sejarah akan membicarakan satu peristiwa tertentu

dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B.

Sejarah berupaya melihat segala sesuatu dari sudut

rentang waktu. Pendekatan diakronis adalah salah satu yang menganalisis

evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan

seseorang untuk menilai bagaimana bahwa sesuatu perubahan itu

terjadisepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini untuk

menganalisis dampak perubahan variabel pada sesuatu, sehingga

memungkinkan sejarawan untuk mendalilkan MENGAPA keadaan tertentu

lahir dari keadaan sebelumnya atau MENGAPA keadaan tertentu

berkembang/berkelanjutan.

Contoh:

- Perkembangan Sarekat Islam di Solo 1911-1920

- Terjadinya Perang diponegaro, 1925-1930;

- Revolusi Fisik di Indonesia, 1945-1949;

- Gerakan Zionisme 1897-1948 dan sebagainya.

2
B. Berfikir Diakronik dalam mempelajari Sejarah

Sejarah itu diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas

dalam ruang, sedangkan ilmu-ilmu sosial itu sinkronis maksudnya melebar

dalam ruang. Sejarah mementingkan proses, sejarah akan membicarakan satu

peristiwa tertentu dengan tempat tertentu, dari waktu A sampai waktu B.

Sejarah berupaya melihat segala sesuatu dari sudut rentang waktu.

Pendekatan diakronis adalah salah satu yang menganalisis

evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang memungkinkan

seseorang untuk menilai bagaimana bahwa sesuatu perubahan itu terjadi

sepanjang masa. Diakronis berasal dari bahasa Yunani, dia artinya

melintasi atau melewati dan khronosyang berarti perjalanan waktu.

Dengan demikian, diakronis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa

yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri

sendiri atau timbul secara tiba-tiba. Sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang

memanjang dalam waktu, tetapi dalam ruang yang terbatas.

Konsep diakronis melihat bahwa peristiwa dalam sejarah mengalami

perkembangan dan bergerak sepanjang masa. Melalui proses inilah, manusia

dapat melakukan perbandingan dan melihat perkembangan sejarah kehidupan

masyarakatnya dari jaman ke jaman berikutnya.

Suatu peristiwa sejarah tidak bisa lepas dari peristiwa sebelumnya dan

akan mempengaruhi peristiwa yang akan datang. Sehingga, berfikir secara

diakronis haruslah dapat memberikan penjelasan secara kronologis dan

kausalita. Studi diakronis bersifat vertikal, misalnya menyelidiki

3
perkembangan sejarah Indonesia yang dimulai sejak adanya prasasti di Kutai

sampai kini.

Adapun ciri diakronik yaitu:

1. Mengkaji dengan berlalunya masa;

2. Menitik beratkan pengkajian pristiwa pada sejarahnya

3. Bersifat historis atau komparatif;

4. Bersifat vertikal;

5. Terdapat konsep perbandingan;

6. Cakupan kajian lebih luas;

Cara Berpikir Diakronik Dalam Mempelajari Sejarah

Diakronik berasal dari kata diachronich; (dia, terdiri dari dua kata,

yaitu dia dalam bahasa latin artinya melalui/ melampaui dan chronicus artinya

waktu. Diakronis artinya memanjang dalam waktu tetapi terbatas dalam

ruang.

Berpikir diakronik adalah berpikir kronologis (urutan) dalam

menganalisis sesuatu. Kronologis adalah catatan kejadian-kejadian yang

diurutkan sesuai dengan waktu kejadiannya. Kronologi dalam peristiwa

sejarah dapat membantu merekonstruksi kembali suatu peristiwa berdasarkan

urutan waktu secara tepat, selain itu dapat juga membantu untuk

membandingkan kejadian sejarah dalam waktu yang sama di tempat berbeda

yang terkait peristiwanya.

Sejarah itu ilmu diakronis, yang mementingkan proses, sejarah akan

membicarakan suatu peristiwa tertentu yang terjadi pada suatu tempat tertentu

4
sesuai dengan urutan waktu terjadinya. Dengan pendekatan diakronis, sejarah

berupaya menganalisis evolusi/perubahan sesuatu dari waktu ke waktu, yang

memungkinkan seseorang untuk menilai bahwa perubahan itu terjadi

sepanjang masa. Sejarawan akan menggunakan pendekatan ini untuk

menganalisis dampak perubahan variabel pada sesuatu, sehingga

memungkinkan sejarawan untuk mendalilkan mengapa keadaan tertentu lahir

dari keadaan sebelumnya atau mengapa keadaan tertentu

berkembang/berkelanjutan.

5
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Priodesasi masa prasejarah berdasarkan ilmu geoligi ini dilakukan untuk

mengetahui terbentuknya bumi dari masa awal sampai seperti saat ini,

melalui lapisan-lapisan bumi. Melalui lapisan-lapisan bumi kita akan

mengetahui usia fosil dan benda-benda purbakala. Semakin dalam dari

permukaan tanah tempat ditemukannya fosil atau benda tersebut maka dpat

disimpulkan bahwa usia benda itu semakin tua dan sebaliknya. Melalui

pemeriksaan laboratorium, akan diketahui berapa kira-kira usia bumi beserta

makhluk yang pernah menghuninya.berikut adalah uraian mngenai tahapan-

tahapan terciptanya bumi.

Pembahasan prasejarah berdasarkan ilmu arkeologi bertujuan untuk

mengetahui usia manusia purba berdasarkan peninggalan purbakala. Benda-

benda tersebut dapat berupa perkakas rumah tangga, patung, coretan di gua,

dan fosil purba. Manusia purba menggunakan alat-alat untuk memenuhi

kebutuhannya seperti mencari dan mengolah makanan dengan menggunakan

perkakas dari batu atau benda-benda alam lainnya yang keras seperti kayu dan

tulang.

Kehidupan masyarakat di Indonesia terus mengalami perkembangan,

yakni dari masa berburu dan mengumpulkan makanan kemudian berkembang

ke masa menetap dan bercocok tanam. Dalam masa menetap dan bercocok

tanam masyarakat kemudian berusaha membuat atau menciptakan berbagai

6
macam peralatan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka maka lahirlah

budaya.

7
DAFTAR PUSTAKA

http:///HistoriaMagistraPengertiandiakronikdansinkronis.html
http:///H:/berpikirsejarah/Caraberfikirsejarahkelompok.html
http:///H:/berpikirsejarah/CaraBerfikirSejarahdalamMengkajiPeristiwa-
peristiwayangDipelajarinyaWawasanPendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai