Anda di halaman 1dari 27

MAPEL SEJARAH

DESY SINAY, S.Pd


MATERI
MANUSIA RUANG DAN WAKTU DALAM
SEJARAH
Aspek Penting dalam Ilmu Sejarah



Manusia sebagai penggerak, pelaku, dan saksi sejarah

Manusia dalam kajian ilmu sejarah adalah subjek dan


objek, yaitu manusia dengan segenap gagasan dan
tindakannya adalah penggerak sejarah yang membawa
perubahan di masyarakat.


Di samping itu, dalam memahami manusia dalam
rentang sejarah, Kartodirjo (2017) memaparkan bahwa
ketika biografi dan individu menjadi unit sejarah, maka
individu sebagai manusia harus dipahami secara utuh
mengenai latar belakangnya, lingkungan sosial-budaya,
watak, dan pandangan hidupnya.
Ketika belajar tentang manusia sebagai penggerak,
pelaku, saksi sejarah, kalian mengetahui manusia
memiliki suasana kebatinan dan pemikiran. Kalian
dapat belajar dari berbagai biografi termasuk biografi
tentang orang-orang biasa yang berkontribusi bagi
sejarah umat manusia. Selain itu manusia juga
dipahami dari ruang atau tempat peristiwa di mana
mereka berada

Ruang atau tempat yang dimaksud adalah kondisi
lingkungan, baik secara sosial, budaya, geografis,
maupun ekonomi. Manusia dalam waktu adalah
bagaimana sejarah manusia dipelajari baik
perkembangan, perubahan, keberlanjutan, dan
keberulangannya
Sejarah dalam Dimensi Ruang dan Waktu


Dalam ilmu sejarah, dimensi ruang atau spasial merujuk pada
tempat suatu peristiwa terjadi. Dimensi ruang menjelaskan
tentang kondisi dan situasi suatu peristiwa terjadi. Dimensi
ruang sejarah dapat berdasarkan skala lokal, nasional, maupun
global. Lokasi atau wilayah kalian tinggal, selalu memiliki
sejarah lokal. Walaupun terjadi pada tingkat lokal, peristiwa
tersebut seringkali berkaitan dengan berbagai kejadian di
tingkat nasional maupun global. Sebagai contoh, tumbuhnya
kesadaran nasionalisme dalam pergerakan nasionalisme
Indonesia pada masa 1908-1945 di suatu daerah dipengaruhi
atau terinspirasi dari berbagai perjuangan melawan
kolonialisme dan imperalisme di dunia.
Dimensi waktu merujuk pada kapan suatu peristiwa
terjadi. Dimensi waktu dapat berupa detik, jam, hari,
minggu, bulan, tahun, bahkan abad pada masa lampau
yang menunjukkan kapan suatu peristiwa terjadi.
Waktu juga ditandai oleh peristiwa lain yang terjadi
bersamaan dengan peristiwa itu sendiri.

Misalnya, ada orang menandai waktu kelahirannya
dengan peristiwa lain yang bersamaan terjadinya
seperti peristiwa bencana, misalnya gunung meletus.
Ringkasnya, ilmu sejarah mengkaji berbagai peristiwa
dan manusia berdasarkan aspek waktu.
Berdasarkan Kuntowijoyo (2013), terdapat empat hal
yang dipelajari dalam sejarah dari segi waktu yaitu


1. Perkembangan; Ilmu sejarah mempelajari
bagaimana suatu peristiwa
2. Kesinambungan; berkembang dan
3. Pengulangan; dan berkesinambungan dalam
kurun waktu tertentu,
4. Perubahan. kemungkinan terdapat
pengulangan
kejadian/peristiwa, serta
peristiwa bersejarah yang
menimbulkan perubahan di
suatu masyarakat atau pun
negara.
Dalam ilmu sejarah terdapat periodisasi atau
pembabakan waktu dengan tujuan untuk
menjelaskan ciriciri tertentu yang terdapat
dalam suatu periode sejarah. Sebagai contoh,
berdasarkan periodisasi, sejarah Indonesia
dibagi dalam empat periode, yaitu Indonesia
pada masa prasejarah, pada zaman kuno,
pada zaman Islam, dan pada zaman modern.
Cara berfikir sejarah Diakronis (Kronologi)
- Sinkronis dalam Sejarah
Menurut Galtung, diakronis berasal dari bahasa Yunani
“diachronich” yang terdiri atas kata dia, artinya melalui
atau melampaui dan kata “chronicus” artinya waktu.

1. Diakronis

Diakronis adalah kemampuan dalam memahami peristiwa


bukan sebagai kejadian tunggal dengan menekankan pada
penelusuran waktu. Diakronis dapat diartikan memanjang
dalam waktu, tetapi terbatas dalam ruang.
Menurut Kuntowijoyo (2008), diakronis adalah ilmu yang
mempelajari gejala-gejala yang memanjang dalam wakti,
tetapi terbatas dalam ruang.
Berpikir Diakronis
Berpikir diakronis adalah berpikir kronologi (urutan)
dalam menganalisis sesuatu dan mementingkan proses
terjadinya suatu peristiwa.


Melalui pendekatan diakronis, sejarah berusaha
menganalisis evolusi atau perubahan sesuatu dari
waktu ke waktu, yang memungkinkan seseorang
mengira perubahan itu berlaku sepanjang masa.
Ciri-Ciri Diakronis
Adapun ciri-ciri berpikir diakronis adalah sebagai
berikut.


1. Menitikberatkan pengkajian peristiwa pada
sejarahnya.
2. Terdapat konsep perbandingan.
3. Mengkaji dengan berlalunya masa.
4. Bersifat historis atau komperatif dan vertikal.
5. Memiliki cakupan kajian yang lebih luas.
CONTOH DIAKRONIK
1. Pembangunan tol laut
Sama halnya dengan pembangunan gedung. Ide
pembangunan sebuah tol laut muncul karena
sebelumnya sudah ada peristiwa semacam itu.
Sehingga hal ini melanjutnya proses perkembangan
yang sudah ada hingga menjadi sesuatu yang lebih

baru lagi.
Dengan demikian maka pembangunan tol laut bisa
dibangun karena ada proses pemikiran yang mendalam
mengenai manfaat atau dampak yang bisa diperoleh
dengan didirikannya sebuah tol laut berdasarkan
pengalaman yang sudah ada sebelumnya.
2. Kegiatan belajar mengajar
Kegiatan belajar mengajar adalah proses belajar yang
dilakukan antara peserta didik dengan guru untuk


memperoleh hasil belajar tertentu yaitu berupa
pemahaman suatu materi.

Hal ini juga termasuk proses diakronik


karena memikirkan hal secara lebih
mendalam dan berlangsung selama seumur
hidup, karena belajar adalah hal yang tidak
hanya bisa dilakukan dibangku sekolah
melainkan dari kehidupan sehari-hari.
BERPIKIR SINKRONIS
Sinkronis adalah kemampuan dalam mempelajari atau
memahami gejala-gejala yang meluas dalam ruang,
tetapi dala waktu yang terbatas.

Konsep sinkronis dalam sejarah adalah kajian yang
lebih menitikberatkan penelitian gejala-gejala yang
meluas dari sebuah peristiwa.
Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani
“synchronoss“, dimana kata syin artinya dengan, dan
kata chronoss artinya waktu.
Berpikir Sinkronis
Berpikir sinkronis adalah mementingkan
struktur yang ada pada sebuah peristiwa.
Berpikir kritis hanya menganalisis suatu
peristiwa tertentu saja.

Selain itu berpikir sinkronis dituntut untuk


menerangkan secara mendalam yang dikaji
dari segi politik, ekonomi, atau sosial
budaya.
Ciri-Ciri Sinkronis

Adapun ciri-ciri berpikir sinkronis adalah


sebagai beirkut.

•Mengkaji pada masa tertentu.
•Menitikberatkan pengkajian pada strukturnya
(karakternya).
•Tidak ada konsep perbandingan.
•Bersifat horizontal.
•Cakupan kajian lebih sempit.
•Memiliki sistematis yang tinggi, serta bersifat lebih
serius dan sulit.
CONTOH SINKRONIK
1.MENGERJAKAN TUGAS DARI GURU

Mengerakan tugas atau PR dari guru merupakan suatu hal yang
memiliki batas waktunya. Sehingga, contoh ini masuk dalam
proses sinkronik.

Selain itu, ketika mengerjakan tugas itu sendiri juga akan


dijabarkan secara lengkap.

Ini artinya, pada proses tersebut memerlukan pemikiran yang


mendalam dengan batasan waktu karena tugas tersebut karena
harus segera dikumpulkan agar bisa memperoleh nilai dari
guru.
2. BEROLAHRAGA UNTUK PERSIAPAN
PERTANDINGAN


Melakukan olahraga secara rutin sebelum pertandingan
dimulai juga merupakan salah satu contoh proses sinkronik.
Mengingat proses latihan ini harus dilakukan dalam jangka
waktu tertentu.
Jika seseorang semakin giat berlatih maka pertandingan
nantinya akan lebih mudah dihadapi karena sudah memiliki
pengalaman dan kemampuan yang maksimal.
3. Kronologi


Kronologi adalah ilmu yang mempelajari waktu
atau sebuah kejadian pada waktu tertentu.
Kronologi berasal dari bahasa Yunani “chronos”
yang berarti waktu dan “logos” yang berarti
ilmu.
Menurut Zed, ilmu sejarah diakronis
disampaikan secara kronologis. Ilmu sejarah
menjelaskan perubahan dalam lintasan waktu yang
disampikan berurutan dari waktu yang paling awal
hingga akhir.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
kronologi adalah ilmu pengukuran berdasarkan
kesatuan waktu dan urut-urutan waktu dari
sejumlah kejadian atau peristiwa tertentu.
Menurut kamus Merriam-webster, kronologi adalah
pengaturan atau pengorganisasian setiap peristiwa
dalam urutan kejadian.

Jika kalian memperhatikan berita-berita di televisi,


koran, majalah, atau bahkan buku-buku sejarah,
peristiwa bersejarah disampaikan secara kronologis.
Dalam konten tersebut kronologi memaparkan urutan
berbagai kejadian penting yang membentuk suatu peristiwa
bersejarah.

Oleh karena iti, dalam mempelajari sejarah harus


memperhatikan urutan-urutan waktu kejadiannya atau
kronologinya agar kita mendapatkan pemahaman yang
baik, bukan dengan melompat-lompat urutan
waktunya.
CONTOH KRONOLOGI
Peristiwa Rengasdengklok

Rengasdengklok adalah perwistiwa yang
terjadi pada tanggal 16 Agustus tahun 1945
tepatnya pada pukul 3 dini hari terjadi suatu
kejadian atau peristiwa penculikan Soekarno
dan Hatta yang dilakukan oleh golongan
pemuda. Peristiwa ini pada akhirnya diberi
nama dengan sebutan peristiwa
Rengasdengklok karena penculikan Soekarno
dan Hatta dibawa ke tempat yang bernama
daerah Rengasdengklok di Karawang.
Kejadian ini pada dasarnya memiliki tujuan
yaitu untuk mendesak golongan tua agar
pelaksanaan proklamasi dapat dilakukan
tanggal 16 Agustus 1945. Akan tetapi
permintaan yang diajukan ol,eh kaum pemuda
ini ditolak oleh Soekarno dan Hatta hingga
akhirnya terjadilah penculikan tersebut.
Masih bertepatan dengan tanggal 16 Agustus
malam hari, Ahmad Soebardjo menjemput
Soekarno dan Hatta untuk dibawa ke Jakarta.
Kemudian tepat keesokan harinya, yaitu tanggal
17 Agustus tahun 1945, pelaksanaan proklamasi
kemerdekaan Indonesia dibacakan Soekarno
dengan bertempat di kediaman pribadinya.
Covid 19


Kronologi sejarah banyak terjadi bahkan yang
melanda Indonesia dan juga seluruh dunia
tepatnya pada Tahun 2020 ada istilah Pandemi
COVID-19 yang akhirnya mempengaruhi
kehidupan sehari-hari seperti ekonomi dan
sistem kesehatan. Virus ataupun penyakit ini
muncul pertamakali di China kemudian
menyebar ke berbagai belahan dunia.
KRONOLOGIS SEJARAH INDONESIA


PERIODISASI


Periodisasi atau pembabakan waktu adalah
proses strukturisasi waktu dalam sejarah dengan
pembagian atas beberapa babak, zaman, atau
periode. Periodisasi dalam sejarah dilakuakn
dengan cara menghubungkan berbagai peristiwa
sesuai dengan masanya dalam satu periode.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),


periodisasi adalah pembagian menurut
zamannya, seperti penzamanan atau
pembabakan.
Periodisasi dalam sejarah berdasarkan kriteria
tertentu yang ditentukan oleh sejarawan.
Sebagai contoh periodisasi berdasarkan waktu adalah
masa praaksara yakni zaman ketika manusia belum
mengenal tulisan, dan masa aksara yakni manusia
telah mengenal tulisan.

Periodisasi mempunyai tujuan untuk melakukan


penyederhanaan, memudahkan klasifikasi dalam
ilmu sejarah, mengetahui sejarah secara kronologis,
memudahkan pengertian, dan untuk memenuhi
persyaratan sistematika ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai