Anda di halaman 1dari 8

KONSEP BERPIKIR KRONOLOGIS,DIAKRONIK,SINKRONIK,RUAN

D A N W A K T U D A L A M S E J A R A H

Disusun untuk memenuhi tugas individu mata pelajaran sejarah


Indonesia

Pengampu: Dra.Yenni ernawati

Oleh:

Nama : Maulana Bayu Murti

No.absen :19
Kelas :X- Mipa I
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu syajaratun yang berarti pohon, artinya sebuah
pohon yang terus berkembang dari tingkat yang sederhana ke tingkat yang lebih kompleks atau
lebih maju.Dalam bahasa Inggris, kata sejarah (history) berarti masa lampau umat manusia. Dalam
bahasa Jerman, kata sejarah (geschicht) berarti sesuatu yang telah terjadi. Dalam Kamus Umum
Bahasa Indonesia yang ditulis oleh W.J.S. Poerwadaraminta menyebutkan bahwa sejarah
mengandung tiga pengertian sebagai berikut:
1. Sejarah berarti silsilah atau asal usul.
2. Sejarah berarti kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau.Sejarah
berarti ilmu, pengetahuan, cerita pelajaran tentang kejadian atau peristiwa yang benar-
benar terjadi pada masa lampau.
Dalam kata lain sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa atau
kejadian yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam kehidupan
manusia, peristiwa sejarah merupakan suatu peristiwa yang abadi, unik, dan penting.
Peristiwa yang abadi; peristiwa sejarah tidak berubah-ubah dan tetap dikenang sepanjang
masa.
1. Peristiwa yang unik; peristiwa sejarah hanya terjadi satu kali dan tidak pernah
terulang persis sama untuk kedua kalinya.
2. Peristiwa yang penting; peristiwa sejarah mempunyai arti dalam menentukan
kehidupan orang banyak.
2.Rumusan Masalah
1) Apa definisi dari berpikir sejarah ?
2) Bagaimana konsep dari berpikir sejarah diakronik dan sinkronik ?
3) Bagaimana cara penerapan berpikir diakronik dan sinkronik dalam
pembelajaran sejarah
1.
3.Tujuan dan Manfaat
1) Untuk mengetahui definisi dari berpikir sejarah diakronik dan
sinkronik.2) Untuk mengetahui konsep dari berpikir sejarah diakronik dan
sinkronik.
3) Untuk mengetahui bagaimana cara penerapan berpikir diakronik dan sinkronik
dalam pembelajaran sejarah.

BAB II PEMBAHASAN
Kronologis (Diakronis)
Sejarah mengajarkan kepada kita cara berpikir kronologis, artinya berpikirlah secara runtut,
teratur, dan berkesinambungan. Dengan konsep kronologis, sejarah akan memberikan kepada
kita gambara yang utuh tentang peristiwa atau perjalanan sejarah dari tinjauan aspek tertentu
sehingga dengan mudah kita dapat menarik manfaat dan makna dari hubungan antar peristiwa
yang terjadi. Adapun dalam kehidupan sehari-hari, konsep berfikir diakrnik atau kronologis ini
sangat diperlukan jika kita ingin memecahkan masalah. Tanpa berpikir secara runtut dan
berkesinambungan dalam mengidentifikasi suatu permasalahan, kita akan dihadapkan pada
pemecahan masalah atau pemberian solusi yang tidak tepat. Menurut Galtung, diakronis berasal
dari bahasa Yunani,
dia
artinya melintasi atau melewati dan
khronos
yang berarti perjalanan waktu. Dengan demikian, diakronis dapat diartikan sebagai suatu
peristiwa yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri
atau timbul secara tiba-tiba. Sebab sejarah meneliti gejala-gejala yang memanjang dalam waktu,
tetapi dalam ruang yang terbatas. Konsep diakronis melihat bahwa peristiwa dalam sejarah
mengalami perkembangan dan bergerak sepanjang masa. Melalui proses inilah, manusia dapat
melakukan perbandingan dan melihat perkembangan sejarah kehidupan masyarakatnya dari
jaman ke jaman berikutnya. Suatu peristiwa sejarah tidak bisa lepas dari peristiwa sebelumnya
dan akan mempengaruhi peristiwa yang akan datang. Sehingga, berfikir secara diakronis
haruslah dapat memberikan penjelasan secara kronologis dan kausalita. Contoh : Menjelaskan
peristiwa detik-detik proklamasi harus menjelaskan pula peristiwa-peristiwa yang
melatarbelakanginya, misalnya peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu, reaksi pemuda
Indonesia terhadap berita kekalahan Jepang, peristiwa rengasdengklok, penyusunan teks
proklamasi. Studi diakronis bersifat vertikal, misalnya menyelidiki perkembangan sejarah
Indonesia yang dimulai sejak adanya prasasti di Kutai sampai kini. Adapun ciri diakronik yaitu:
a. Mengkaji dengan berlalunya masa.
b. Menitik beratkan pengkajian peristiwa pada sejarahnya.
c. Bersifat historis atau komparatif.
d. Bersifat vertical.
e. Terdapat konsep perbandingan.
f. Cakupan kajian lebih luas.

B.Sinkronis
Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu tertentu pada saat tertentu, titik tetap pada waktunya.
Ini tidak berusaha untuk membuat kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang
berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu. Contoh:
satu mungkin menggunakan pendekatan sinkronis untuk menggambarkan keadaan ekonomi di
Indonesia pada suatu waktu tertentu, menganalisis struktur dan fungsi ekonomi hanya pada
keadaan tertentu dan pada di saat itu.Penelitian arsip memungkinkan orang untuk meneliti waktu
yang panjang. Istilah memanjang dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam
waktu yang panjang itu. Ada juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti
gejala - gejala yang meluas dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas. Cara berfikir
sinkronik dalam mempelajari sejarah : Sedangkan ilmu sosial itu sinkronik (menekankan
struktur) artinya ilmu sosial meluas dalam ruang. Pendekatan sinkronis menganalisa sesuatu
tertentu pada saat tertentu, tidak tetap pada waktunya. Ini tidak berusaha untuk membuat
kesimpulan tentang perkembangan peristiwa yang berkontribusi pada kondisi saat ini, tetapi
hanya menganalisis suatu kondisi seperti itu. Contoh: suatu saat mungkin menggunakan
pendekatan sinkronis untuk menggambarkan keadaan ekonomi di Indonesia pada suatu waktu
tertentu, menganalisis struktur dan fungsi ekonomi hanya pada keadaan tertentu dan pada di saat
itu.Penelitian arsip memungkinkan orang untuk meneliti waktu yang panjang. Istilah memanjang
dalam waktu itu meliputi juga gejala sejarah yang ada didalam waktu yang panjang itu. Ada
juga yang menyebutkan ilmu sinkronis, yaitu ilmu yang meneliti gejala - gejala yang meluas
dalam ruang tetapi dalam waktu yang terbatas.
Sedangkan contoh penulisan sejarah dengan topik - topik dari ilmu sosial yang disusun dengan
cara sinkronis lainnya misalnya adalah: - Tarekat Naqsyabandiyah - Qodiriyah di pesantren -
pesantren Jawa´; - Kota - kota metropolitan : Jakarta , Surabaya dan Medan´; (metode survey dan
interview hanya memungkinkan topik yang kontemporer dengan jangka waktu yang pendek,
tetapi bisa jadi ruangnya yang sangat luas. Keduailmuinisalingberhubungan(ilmusejarahdanilmu ilmu sosial
). Kita ingin mencatat bahwa ada persilangan antara sejarah yang diakronis dan ilmu sosial lain
yang sinkronis Artinya ada kalanya sejarah menggunakan ilmu sosial, dan sebaliknya, ilmu
sosial menggunakan sejarah Ilmu diakronis bercampur dengan sinkronis Contoh: - Peranan militer
dalam politik,1945-1999 ( yang ditulis seorang ahli ilmu politik ) - Elit Agama dan Politik 1945- 2003 (yang ditulis
ahli sosiologi )

Ruang dan Waktu


Konsep Ruang :Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu.
1. Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa - peristiwa sejarah
dalam perjalanan waktu.
2. Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari
ruang waktu terjadinya peristiwa tersebut.
3. Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang
menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.

Konsep waktu
1. Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa
lampau bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup.
2. Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa
lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan dilupakan begitu saja, sebab
sejarah itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran
bagi kita untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih
baik di masa mendatang.
3. Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk
perencanaan masa yang akan datang Keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah.
1.Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyek atau pelaku sejarah
2.Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersamaan dengan tempat dan waktu kejadian.

BAB III Penutup

Kesimpulan
Dapat kita simpulkan dari keikhasan ilmu sejarah itu jelaslah bahwa harus ada pendekatan khusus
untuk menerangkan gejala sejarah ( peristiwa, tokoh, perbuatan, pikira, dan perkataan).
Pendekatan yang digunakan untuk mempelajari sejarah dengan menggunakan pendekatan
melalui ilmu-ilmu alam (ilmu tentang dunia luar) tidak sesuai dengan hakikat ilmu-ilmu
kemanusiaan. Abrasi pantai, tanah longsor,banjir bandang, dan peristiwa alam yang lain memang
dapat dianalisis tentang sebab akibat yang pasti berdasar teori ilmu yang di dapat secara
kumulatif. Demikian halnya dengan gejala tehnik, kedokteran, astronomis,
peternakan, geologi, dan sebagainya tidak sesuai dengan sejarah. Istilah “penjelasan”
memadai untuk menerangkan gejala sejarah.

DAFTAR PUSTAKA

1. http://bulank2.blogspot.com/2013/10/berpikir-diakronik-sinkronik-kausalita.html
2. http://focussejarah.blogspot.com/2013/08/pengertian-diakronis-dan-sinkronis.html
3. http://akrabsenada.blogspot.com/2013/09/sejarah-sebagai-diakronis.html
4. http://jhonmiduk8.blogspot.com/2014/08/berpikir-kronologi-dan-sinkronik-dalam.html
5. http://pastime-net.blogspot.com/2017/01/makalah-tentang-berfikir-sejarah.htm
Pada tanggal 02-November-2018

Anda mungkin juga menyukai