Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH JURNALISTIK

BERITA, NILAI BERITA, SUMBER BERITA BERITA, BERITA HOAX

OLEH KELOMPOK 5 :
1 DELI MEI SAPUTRI E1C021136
2 DETA KELANA PAMUNKAS E1C021138
3 FITRIA ROLIANSYAH E1C021146
4 KHUSNUL KHATIMAH E1C021158
5 LAELA RIZKA FITRI E1C021161

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunianya. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah kepada Rasulullah
SAW semoga kelak kita semua mendapatkan syafaat dari beliau di yaumul akhir,
aamiin. Kami mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bapak/ibu dosen
pengampu mata kuliah Bahasa Arab. Sehingga penulisan makalah berjudul
“Penggolongan Kata dalam Bahasa Arab” dapat diselesaikan tepat waktu. Penulis
berharap makalah ini dapat menambah wawasan pembaca.
Kami sebagai Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan
penyempurnaan, terutama pada bagian isi. Kami siap menerima segala bentuk
keritik dan saran pembaca demi menyempurnakan makalah ini. Apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini, kami mohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Akhir kata semoga makalah
jurnalistik ini dapat bermanfaat
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mataram, 8 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB 1...................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
BAB II .................................................................................................................... 6
PEMBAHASAN .................................................................................................... 6
A. Pengertian Berita ...................................................................................... 6
B. Jenis-Jenis Berita ...................................................................................... 7
C. Nilai berita ................................................................................................ 8
D. Sumber Berita ........................................................................................ 17
E. Berita Hoax............................................................................................. 17
BAB III ................................................................................................................. 20
PENUTUP ............................................................................................................ 20
kesimpulan ………………………………...……………………………………20
Daftar Pustaka..................................................................................................... 21
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berita diartikan sebagai sajian informasi tentang suatu kejadian yang
berlangsung atau kejadian yang sedang terjadi. Penyajian berita dapat
dilakukan melalui informasi berantai dari mulut ke mulut atau secara
langsung. Ada juga yang menggunakan media, baik media cetak seperti
koran dan majalah, maupun media elektronik seperti televisi, radio, dan
internet. Penulisan berita di media cetak harus memperhatikan 5W+1H
(What, Why, Where, Who, When, dan How). Berita menjadi menarik dan
memiliki kualitas apabila ditulis berdasarkan fakta dan peristiwa yang telah
terjadi sehingga disebut dengan fakta. Kemenarikan berita yang terdapat
dalam media cetak dapat dilihat dari judul yang digunakan. Judul berita
sangat penting untuk mengantarkan pembaca masuk ke dalam berita. Judul
berita digunakan untuk merangkum isi berita kepada pembaca mengenai isi
berita. Penulisan judul dalam sebuah berita harus menggunakan bahasa
yang mudah dipahami, jelas dan tidak ambigu. Penggunaan singkatan dapat
diterapkan dalam penulisan judul, akan tetapi singkatan yang digunakan 2
merupakan singkatan yang sudah biasa digunakan dan dipahami oleh
pembacanya. Judul berita yang baik harus memenuhi delapan syarat : (1)
provokatif, (2) singkat-padat, (3) relevan, (4) fungsional, (5) formal, (6)
representatif, (7) menggunakan bahasa baku, dan (8) spesifik. Dalam
penulisan di media massa singkatan merupakan unsur bahasa yang sering
digunakan. Ada beberapa hal yang menyebabkan singkatan menjadi penting
digunakan di media massa. Pertama, singkatan dapat menghemat ruang,
kedua tulisan menjadi ringkas dan lebih luwes karena tidak perlu
menuliskan kata yang panjang berkali-kali dalam tulisan. Penulisan bahasa
singkat yang digunakan dalam judul-judul berita pada media cetak surat
kabar harian Jawa Pos menarik untuk diteliti dalam kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Dalam bidang bahasa, surat kabar atau media
cetak ikut berperan dalam perkembangan teknologi komunikasi. Surat kabar
merupakan salah satu ragam dari ruang lingkup jurnalisme cetak. Surat
kabar adalah lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di
masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodik, bersifat umum, isinya
termasa dan aktual mengenai apa saja dan di mana saja di seluruh dunia
untuk diketahui pembaca. Judul berita harus ditulis dengan bahasa yang
singkat, lugas, dan menarik. Tidak ada ketentuan baku beberapa kata
sebaiknya untuk sebuah judul berita. Fungsi sebuah judul berita menurut
judul ingin menarik perhatian, judul ingin menggambarkan kandungan
berita, judul ingin 3 meringkas isi berita, judul ingin mengesankan pembaca
judul ingin menyentakkan pembaca. Judul berita yang terdapat dalam surat
kabar harian Jawa Pos bertujuan agar penulis dapat menulis judul berita
dengan baik dan benar serta dapat mengetahui karakterisitik yang akan
ditulis. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti membuat judul
“Analisis Penggunaan Singkatan pada Judul Berita di Harian Jawa Pos Edisi
Oktober-November 2013”.

B. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian berita?
b. Apa saja jenis-jenis berita?
c. Apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam berita?
d. Apa saja sumber berita berita?
e. Apa itu berita hoax?

C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian berita
b. Mengetahui jenis-jenis berita
c. Mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam berita
d. Mengetahui sumber berita
e. Mengetahui ap aitu berita hoax
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Berita
Berita adalah suatu masa yang dipilih wartawan untuk dimuat dalam surat
kabar karena menarik minat atau mempunyai makna bagi pembaca surat
kabar tersebut. berita sudah pasti sebuah informasi, tetapi sebuah informasi
belum tentu sebuah berita , hal itu dikarenakan informasi dikatakan berita
apabila informasi memiliki unsur yang mempunyai nilai berita atau nilai
jurnalistik yang disebar luaskan ke khalayak.
Berita adalah suatu fakta atau ide atau opini aktual yang menarik dan akurat
serta dianggap penting bagi sejumla penonton, pembaca, dan pendengar dan
disebarluaskan oleh media massa
Unsur-Unsur Berita
Unsur-Unsur Berita Berit aitu mengandung 5W+1H, yaitu:
1. Who; Berita harus mengandung unsur “siapa”, ini dapat ditarik
ekuivalensinya dengan unsur prominence; harus menyebutkan sumber
yang jelas. Dengan kata lain, berita harus mempunyai sumber yang jelas.
Jadi, penekanannya adalah sumber berita itu. “siapa” bisa mengacu pada
individu, kelompok, atau lembaga. Tidak diperbolehkan membuat berita
yang tidak jelas sumbernya. Sebuah berita yang tidak jelas sumbernya
akan diragukan kebenarannya, kecermatan, dan ketelitiannya
2. What; Setelah mengetahui sumber berita, selanjutnya penting untuk
mengetahui “apa” yang dikatakannya: who to say what. Dengan kata lain,
“apa” adalah mencari tahu hal yang menjadi topik berita tersebut. Jika
menyangkut suatu peristiwa atau kejadian, yang menjadi “apa” adalah
kejadian atau peristiwa itu
3. Where; Berita juga harus menunjuk pada tempat kejadian; “dimana”
terjadinya
peristiwa atau fakta itu. ini merupakan bagian dari unsur “jarak”
(proximity) jika kita merujuk pada McDougall. Jadi, “dimana”
menyangkut tentang masalah jauh dekatnya jarak peristiwa dalam arti
geografis ataupun batin/emosional
4. When; Unsur penting berikutnya yang harus dikandung sebuah berita
adalah “kapan” terjadinya peristiwa tersebut. Unsur “kapan” inilah yang
juga dimaksudkan dengan unsur baru terjadinya (timeliness) demi
mengejar aktualitas seperti dipersyaratkan oleh McDougall
5. Why; Kelengkapan unsur sebuah berita harus dapat menjelaskan
“mengapa” peristiwaitu sampai terjadi. Hal itu berkaitan dengan tujuan
untuk memenuhi rasa ingin tahu pembaca mengenai penyebab terjadinya
suatu peristiwa. Setiap peristiwa tidak pernah terjadi begitu saja dan
selalu punya alasan mengapa bisa terjadi. Alasan mengapa sampai terjadi
juga perlu di sampaikan atau dijelaskan kepada pembaca demi memenuhi
rasa ingin tahunya
6. How; “Bagaimana” terjadinya suatu peristiwa juga sangat dinantikan oleh
pembaca. Masyarakat yang sudah mengetahui mengapa suatu peristiwa
terjadi tentu akan menuntut lebih jauh tentang “bagaimana” persisnya
peristiwa terjadi. Keingintahuan mengenai “bagaimana terjadinya” ini
bisa mencakup gabungan unsur-unsur berita lainnya seperti daya
tariknya, cuatannya, akibat yang ditimbulkannya, kedekatan emosi, dan
bahkan kehangatannya dengan pengalaman pribadi atau kelompok yang
mengetahui berita dimaksud

B. Jenis-Jenis Berita
Jenis-jenis berita yang dikenal dalam dunia jurnalistik antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Straight News (Berita langsung); Apa adanya, ditulis secara singkat dan
lugas. Sebagian besar halaman depan surat kabar atau yang menjadi
berita utama (headline) merupakan berita jenis ini
2. Depth News; Berita mendalam, dikembangkan dengan pendalaman hal-
hal yang ada di bawah suatu permukaan
3. Investigation News; Berita yang dikembangkan berdasarkan penelitian
atau penyelidikan dari berbagai sumber
4. Interpretative News; Berita yang dikembangkan dengan pendapat atau
penilaian wartawan berdasarkan fakta yang ditemukan
5. Opinion News; Berita mengenai pendapat seseorang, biasanya pendapat
para cendekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat mengenai suatu hal,
peristiwa, kondisi dan sebagainya

C. Nilai berita
Nilai berita (news value) artinya kegunaan berita. Jadi nilai berita bagi
khalayak sangat ditentukan oleh kegunaan berita itu bagi mereka. Berita
memiliki nilai beria kalau merupakan laporan tentang fakta peristiwa dan
atau pendapat yang menarik atau penting bagi khalayak.
Unsur utama yang terdapat pada nilai berita yaitu:
1. Timeliness (Aspek waktu)
Yaitu kejadian yang menyangkut hal-hal yang baru terjadi, atau baru
dikemukakan (Siregar, 1998: 28). Peristiwa/kejadian dikatakan
memiliki nilai berita, jika relative baru terjadi. Artinya, peristiwa atau
kegiatan itu baru saja berlangsung (Eriyanto, 2005: 105). Dalam surat
kabar yang terbit setiap hari, berita yang dapat dinilai baru adalah
peristiwa yang diberitakan itu terjadi sehari sebelumnya. Bagi
pembaca yang haus akan informasi tentunya menginginkan informasi
yang baru.
2. Proximity (Aspek kedekatan)
Yaitu kejadian yang dekat bagi pembaca (Siregar, 1998: 28). Jarak
antara peristiwa/kegiatan berlangsung dengan pembaca, ikut
menentukan layak atau tidaknya suatu berita. Peristiwa/kejadian itu
akan diberitakan adalah yang jaraknya relatif dekat dengan pembaca.
Kedekatan peristiwa dengan pembaca, bisa relatif secara geografis
maupun emosional (Eriyanto, 2005: 105). Tentunya kedekatan ini
sangat mempengaruhi bagi pembaca sendiri, peristiwa lokallebih
berefek dibandingkan peristiwa yang jauh dari pembaca.
3. Prominence (Aspek penting/ternama)
Yaitu hal-hal yang terkenal atau sangat dikenal oleh pembaca, seperti
orang, benda atau tempat (Siregar, 1998: 28). Suatu berita dikatakan
mempunyai nilai berita prominence jika menggunakan tokoh
terkenal, Lembaga terkenal atau tempat terkenal.
4. The significance (Aspek penting)
Yaitu kejadian yang berkemungkinan mempengaruhi orang banyak,
atau kejadian yang mempunyai akibat terhadap kehidupan pembaca
(Siregar, 1998: 28). Suatu berita dikatakan mempunyai nilai berita
significance jika dalam pemberitaannya mempengaruhi cara pandang
masyarakat terhadap suatu peristiwa atau mengungkapkan suatu hal
tang penting terhadap kehidupan masyarakat.
5. Conflict/controversy (Aspek/konflik)
Masalah yang bersifat pertentangan atau konflik akan layak
diberitakan untuk memenuhi keingintahuan dan perhatian
masyarakat. Yang termasuk memiliki aspek pertentangan ini adalah
peperangan, perkelahian, pertarungan, pertandingan, dan pertikaian.
Semua ini memiliki nilai berita. Peristiwa yang mengandung
konflik/kontrofersi lebih potensial di sebut sebagai berita
dibandingkan dengan peristiwa biasa-biasa saja (Eriyanto, 2005:
107).
6. Human interest (Aspek manusiawi)
Peristiwa kehidupan manusia yang memiliki daya tarik manusiawi
(human interest) juga aka memiliki nilai berita. Hal ini menyentuh
lubuk hati manusia, mungkin berupa kekaguman, iba, ketakjuban,
atau mungkin rasa haru (Eriyanto, 2005: 108), kejadian yang
memberi sentuhan perasaan bagi pembaca, kejadian yang menyakut
oramng biasa dalam situasi luar biasa, atau orang besar dalam situasi
biasa (Siregar, 1998: 28).

D. Sumber Berita
Sumber berita adalah tempat atau dari mana asalnya berita itu
diperoleh. Bagi seorang pencari berita atau wartawan, kegiatan pertama
yang mereka lakukan ialah mencari dan menemukan sumber berita. Sumber
berita juga merupakan tempat atau dari mana Reporter/koresponden
mengumpulan fakta peristiwa dan fakta pendapat untuk dijadikan berita.
Sumber Berita bagi Reporter tersebut bisa merupakan Sumber Pertama,
Sumber Kedua, dan seterusnya.
Wartawan memperoleh berita dari Sumber Pertama, jika dia melihat
peristiwa dan atau mendengar pendapat dari sumber berita secara langsung.
Jika wartawan mengutip dari orang/media lain, maka wartawan tersebut
memperoleh bahan beritanya dari Sumber Kedua. Jika wartawan mengutip
dari seseorang/media yang yang mengutip dari media lain, maka wartawan
tersebut memperoleh bahan berita dari Sumber Ketiga. Jadi, meskipun
Reporterter/Koresponden datang ke tempat peristiwa, tapi keterangan
tentang peristiwa itu ia peroleh dari orang lain (misalnya dari temannya
sesama wartawan), maka Reporter/Koresponden tersebut memperoleh
bahan berita dari sumber kedua.
Banyak sumber berita yang dapat ditemukan. Pada kenyataannya
sumber berita selalu berpangkal pada manusia dan alam sekitar manusia.
Manusia sebagai sumber berita tidak terbatas hanya pada para pejabat dari
instansi pemerintah atau swasta, tetapi juga mereka yang tidak memiliki
kedudukan tertentu seperti abang becak, tukang sayur, sopir, kondektur, dan
sebagainya. Sumber berita selalu berpangkal pada manusia dan alam sekitar
manusia. Kegiatan atau kejadian yang berpangkal pada manusia dan alam
sekitar manusia, serta pendapat yang dinyatakan manusia tentang suatu
masalah/peristiwa, adalah wujud dari sumber berita. Secara singkat dapat
dinyatakan bahwa wujud dari sumber berita terdiri atas peristiwa dan
pendapat.
a. Sumber Berita Peristiwa
Yang dimaksud sumber berita peristiwa adalah segala sesuatu kegiatan
atau kejadian. Peristiwa yang berpangkal pada manusia terdiri atas:
1. Kegiatan yang dilakukan manusia.
Contoh: perlombaan olahraga renang, perampokan, pembunuhan, dan
sebagainya.
2. Kejadian yang menimpa/dialami manusia.
Contoh: korban bencana alam, korban kecelakaan, dan sebagainya.
3. Kegiatan atau kejadian yang diamati/dipelajari manusia.
Contoh: penelitian ruang angkasa, penelitian kehidupan di bawah air,
dan sebagainya.
Di samping peristiwa yang berpangkal pada manusia, ada peristiwa yang
berpangkal pada alam sekitar manusia. Yang tergolong alam sekitar
manusia yaitu segala makhluk yang bukan manusia dan benda-benda di
sekitar manusia seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, gunung, laut, dan
sebagainya. Peristiwa yang berpangkal pada alam sekitar manusia dapat
dijadikan sumber berita, apabila peristiwa tersebut diketahui oleh
manusia.
a. Sumber Berita Pendapat/Manusia
Yang dimaksud dengan pendapat ialah hasil pemikiran dan perasaan
manusia tentang suatu masalah/peristiwa. Contoh: pendapat X tentang
tenggelamnya kapal Tampomas II, adalah hasil pemikiran dan perasaan
X tentang peristiwa tenggelamnya kapal Tampomas II. Suatu pendapat,
dapat juga disebut sebagai pemahaman dan penilaian manusia tentang
suatu masalah/peristiwa.Meskipun demikian tidak semua manusia tepat
untuk dijadikan sumber berita. Manusia tepat untuk dijadikan sumber
berita, apabila manusia tersebut:
1. Terlibat langsung di dalam suatu masalah atau peristiwa yang
dijadikan berita (manusia tersebut mengalami sendiri peristiwa atau
masalahnya).
2. Tidak terlibat langsung di dalam suatu masalah atau peristiwa yang
dijadikan berita, tetapi mempunyai hubungan erat secara formal,
persahabatan, persaudaraan, atau keluarga dengan manusia yang
terlibat langsung pada masalah/peristiwa tersebut.
3. Menyaksikan jalannya atau terjadinya suatu peristiwa yang
dijadikan berita (manusia tersebut biasa dinamakan saksi mata).
4. Memiliki wewenang dan menangani secara langsung suatu masalah
atau peristiwa yang dijadikan berita (misalnya, polisi yang bertugas
menangani langsung suatu peristiwa kejahatan).
5. Ahli di dalam bidangnya. (Misalnya seorang ahli pelayaran dapat
diminta pendapatnya, sehubungan dengan terjadinya peristiwa kapal
yang tenggelam).
Dalam sumber berita Manusia/pendapat dapat digolongkan menjadi:
Sumber Berita konvensional dan Non Konvensional. Menurut Strentz
dalam Kurnia (2005:213) membagi menjadi dua jenis sumber berita,
yakni sumber berita konvensional dan non konvensioal.
a. Sumber Berita Konvensional
Sumber konvensioal biasa juga disebut sebagai tokoh formal adalah
sumber resmi yang berbicara atas nama jabatannya di pemerintahan
atau organisasi. Biasanya sumber konvensional dipilih karena
berkaitan dengan kebijakan yang telah dan akan dikeluarkannya.
yakni tempat-tempat dimana biasa wartawan mencari dan
memperoleh berita. Tempat-tempat yang dimaksud seperti kantor
pemerintahan, humas atau sumber promosi, berbagai peristiwa yang
bernilai berita dan catatan publik.
b. Sumber Berita Nonkonvensional
Sumber non konvensional atau biasa disebut sebagai tokoh informal
dipilih karena pengetahuannya yang mendalam tentang suatu hal dan
atau karena kedekatan serta kepopulerannya di mata khalayak.
Sumber berita non konvensional biasanya ditemukan dari cara
pengumpulan berita baru atau kurang sering dipergunakan, seperti
teknik precicion journalism, peliputan ke kelompok minoritas
(AIDS, misalnya) dan terorisme.

E Berita Hoax
Pemberitaan palsu diolah sedemikian rupa agar menarik minat pembaca.
Para netizan turut serta dalam kolom komentar untuk membahas suatu berita
dengan anggapan mereka dapat meluruskan berita tersebut melalui
opininya. Padahal belum tentu apa yang mereka sampaikan dapat
dimengerti orang lain, sehingga semakin banyak yang ikut serta baik
mengomentari berita itu sendiri maupun argumen orang lain. Oleh karena
itu, berita hoax banyak yang lebih populer sehingga menutupi keberadaan
berita aslinya. Wabah hoax telah menjadi masalah nasional antara lain
perpecahan, instabilitas politik dan gangguan keamanan yang berpotensi
menghambat pembangunan nasional
Ketentuan tentang penyebaran berita bohong atau hoax yang dapat
menerbitkan keonaran diatur dalam dua ketentuan melalui Undang-Undang
a. Nomor 1 Tahun 1946 tentang Hukum Pidana. Pasal 14 Undang-Undang
ayat 1 “barangsiapa, dengan menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong,
dengan sengaja menerbitkan keonaran dikalangan rakyat, dihukum dengan
penjara setinggi-tingginya sepuluh tahun;
b. ayat 2 “barangsiapa mengeluarkan pemberitahuan yang dapat menerbitkan
keonaran dikalangan rakyat, sedangkan dia patut dapat menyangka bahwa
berita atau pemberitahuan itu bohong, dihukum dengan penjara setinggi-
tingginya tiga tahun.
Berikut beberapa penjabaran singkat terkait pasal-pasal di dalam Undang-
Undang yang mengatur tentang berita palsu atau hoax:
a. KUHP 1. Pasal 311 KUHP : “jika yang melakukan kejahatan
pencemaran atau pencemaran tertulis dibolehkan untuk membuktikan
apa yang dituduhkan itu benar, tidak membuktikannya, dan tuduhan
dilakukan bertentangan dengan apa yang diketahui, maka dia diancam
melakukan fitnah dengan pidana penjara paling lama empat tahun.”
b. 2. Pasal 378 KUHP: “barang siapa dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum,
dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu muslihat,
ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain untuk
menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberikan
hutang maupun menghapuskan piutang diancam karena penipuan
dengan pidana penjara paling lama empat tahun.”
c. Undang-Undang No.1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana 1.
Pasal 14 ayat (1) dan (2): Ayat 1 “barangsiapa, dengan menyiarkan
berita atau pemberitahuan bohong , dengan sengaja menerbitkan
keonaran dikalangan rakyat, dihukum dengan hukuman penjara
setinggi-tingginya sepuluh tahun.”
d. Ayat 2 “barangsiapa menyiarkan suatu berita atau mengeluarkan suatu
pemberitahuan yang dapat menerbitkan keonaran dikalangan rakyat,
sedangkan ia patut dapat menyangka bahwa berita atau pemberitahuan
itu adalah bohong, dihukum dengan penjara setinggi-tingginya adalah
tiga tahun.”
e. 2. Pasal 15 : “barang siapa menyebarkan kabar yang tidak pasti atau
kabar yang berkelebihan atau yang tidak lengkap, sedangkan ia
mengerti setidak-tidaknya patut dapat menduga bahwa kabar demikian
akan atau sudah dapat menerbitkan keonaran dikalangan rakyat,
dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya dua tahun.
f. Undang-Undang No.19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik.1
g. Pasal 27 ayat (3): “setiap orang dengan sengaja, dan tanpa hak
mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat
diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang
memiliki muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.”
h. 2. Pasal 28 ayat (1) dan (2): Ayat 1 “setiap orang yang dengan sengaja
dan tanpa hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi elektornik.” Ayat
2 “setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi
yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau pemusuhan
individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku,
agama, ras, dan antar golongan (SARA).
i. Dalam pasal 27 ayat ayat (1), (2), dan (4) tentang setiap orang yang
dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau
mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi
elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan yang
melanggar kesusilaan, perjudian,dan pemerasan dan/atau pengancaman
dipidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda
Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah). Sedangkan pada ayat (3),
setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan
dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya
informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki
muatan muatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik dipidana
penjara paling lama 4 (empat) dan/atau denda paling banyak
Rp750.000.000,00 (tujuh ratus lima puluh juta rupiah).
Dalam Undang-Undang 1 Tahun 1946 pasal 14 ayat 1 pelaku
penyebaran berita/pemberitahuan bohong sehingga menimbulkan keonaran
di kalangan rakyat dipidana dengan hukuman penjara setinggitingginya 10
(sepuluh) tahun. Sedangkan dalam ayat (2) pelaku yang menyiarkan suatu
berita atau mengeluarkan suatu pemberitahuan yang dapat menerbitkan
keonaran dikalangan rakyat, sedangkan ia patut dapat menyangka bahwa
berita atau pemberitahuan itu adalah bohong, dihukum dengan penjara
setinggi-tingginya adalah tiga tahun. Dalam pasal 15 penyebar kabar yang
tidak pasti atau kabar yang berkelebihan atau yang tidak lengkap,
sedangkan ia mengerti setidak-tidaknya patut dapat menduga bahwa kabar
demikian akan atau sudah dapat menerbitkan keonaran dikalangan rakyat,
dihukum dengan hukuman penjara setinggi-tingginya dua tahun.
Sedangkan dalam pasal 311 dan 378 KUHP masing-masing diancam
dengan pidana paling lama 4 (empat) tahun.
Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Pihak-Pihak Terkait Penyebaran
Berita Palsu atau Hoax menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008
yang telah dirubah menjadi Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik serta beberapa ketentuan
pidana lainnya. Dalam Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 yang
sekarang telah di perbaharui menjadi Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2016 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik telah diatur mengenai
tindak pidana yang dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan berita
bohong atau hoax yang menyebabkan kerugian konsumen transaksi
elektronik dan menyebarkan informasi untuk menimbulkan rasa kebencian
atau permusuhan (lihat: pasal 28 jo pasal 45 A) ika pasal 28 jo pasal 45 A
Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik dirumuskan dalam
satu naskah, selengkapnya adalah sebagai berikut:10 ”setiap orang dengan
sengaja dan tanpa hak menyebarkan menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan yang mengakibatkan kerugian konsumen dalam transaksi
elektronik, dipidana dengan denda penjara paling lama 6 (enam) tahun
dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”

a. Membedakan berita hoax dan fakta dalam media social


Dalam menggunakan media sosial, pengguna memiliki kebebasan
agar bisa berkomunikasi dengan siapa saja. Namun kebebasan tersebut
sering disalah artikan, bebas bukan berarti tanpa etika. Tidak sedikit
permasalahan sosial yang terjadi akibat kurangnya kesadaran masyarakat
dalam beretika dalam sosial media. Justru para pengguna terkadang
dibutakan oleh berita yang tidak benar (hoax) akibat dari hasutan yang
beredar pada media sosial. Beberapa hal penting mengenai etika dalam
menggunakan media sosial: (a) Hindari penggunaan kata-kata kasar dan
bahasa yang kurang sopan, (b) Hindari penyebaran SARA, pornografi
dan aksi kekerasan, (c) Kroscek kebenaran berita, (d) Menghargai hasil
karya orang lain, dan (e) Jangan terlalu mengumbar informasi pribadi
(Anis, 2018).
Cara mengetahui berita hoax atau tidak, ternyata dapat kita lakukan
dengan mudah. Semakin bertambah banyak pengguna internet semakin
bertambah banyak juga berita dan informasi yang bisa kita peroleh.
Semakin cepat pula sebuah berita dapat menyebar. Berita yang dikirim
oleh seseorang cepat sekali sampai pada orang lain karena ada orang
lain yang membagikannya dengan segera.
Sayangnya masyarakat selalu menyebarkan berita tanpa mencari
terlebih dahulu kebenaran dari berita yang telah ia baca. Kebanyakan
orang menyebarkan sebuah berita hanya untuk terlihat update dimata
orang lain seolah bisa mengirimkan informasi terbaru. Ini tentu perilaku
yang tidak benar dan tidak baik. Semakin mudahnya akses internet dan
kemajuan teknologi komunikasi membuat kita bisa saling berinteraksi
satu sama lain menembus batas antarwilayah.
Berbagai berita dapat dengan mudahnya kita dapatkan melalui
sosial media maupun internet yang terdapat dalam gadget kita. Berita
tersebut mulai dari berita olahraga, ekonomi, informasi bencana hingga
berita politik, bahkan beragam tips gaya hidup sehat mewarnai lalu
lintas informasi.
Diantara berita yang tersebar, ada berita yang positif yaitu berita
yang mengedukasi publik, tetapi tidak sedikit pula berita yang isinya
hanyalah untuk kepentingan sensasi semata. Informasi tersebut
terkadang bahkan melibatkan nama sejumlah pejabat negara untuk
meyakinkan pembaca bahwa beritanya valid.
Berita hoax alias berita bohong yang tidak jelas kebenarannya
memang semakin parah tersebar belakangan ini. Saat ini pengguna
sosial media seperi facebook mengalami peningkatan, dimana semakin
banyak pula media ‘abal-abal’ atau tidak jelas begitu mudahnya
menyebarkan berita palsu tentang berbagai hal.
b. Ciri-Ciri Berita Hoax
Hoax definisikan sebagai informasi palsu yang dibuat seolah-olah
sebagai informasi yang benar oleh pembuatnya.
1. Tidak masuk akal
Informasi atau berita yang tak masuk akal umumnya dijadikan
sebagai jurus paling ampuh untuk menyebarkan berita hoax (palsu).
Konten artikel, gambar dan video mereka format sedemikian rupa
agar target penerima berita hoax memiliki rasa penasaran yang tinggi
dan akhirnya terdorong ingin menyebarkan ulang informasi tersebut
dari mulut ke mulut dan dari media sosial ke media sosial lainnya.
Yang sering terjadi, masyarakat tidak sadar turut serta berkontribusi
dengan cara menyebarkan ulang konten hoax tanpa menganalisa
lebih jauh informasi yang beredar luas di internet.
2. Tidak menyertakan link sumber terpercaya
Link sumber bukan sembarang link sumber informasi, tapi harus link
sumber dari situs web/blog terpercaya. Media online besar dan
terpercaya selalu memiliki struktur kepengurusan seperti
penanggung jawab konten, halaman kontak dan redaksi.
Pada umumnya, informasi palsu atau berita palsu (hoax) di internet
disebarkan ulang dengan cara copy dan paste. Setelah di copas,
konten diedit sedemikian rupa dan di sisipi dengan ideologi palsu
tanpa menyertakan link sumber.
3. Referensi Palsu
Untuk meyakinkan para pembaca, sering kali penulis berita tersebut
mencantumkan nama ahli atau profesor dengan berita yang
ditulisnya. Sehingga kita sebagai pembaca, terkadang terkecoh
dengan berita hoax tersebut dan menganggapnya adalah berita asli
karena yakin berasal dari seorang ahli atau profesor yang dituliskan.
4. Seringkali Bernada Negatif
Berita hoax seringkali bernada negatif, entah itu membeberkan
pemerintahan, menghujat suatu kaum, atau menjelek-jelekkan
sesuatu dengan dalih keagamaan. Tapi, berita tidak selalu bernada
negatif. Ada juga berita hoax yang tersebar dengan melebih-lebihkan
suatu peristiwa tertentu yang sedang booming.
c. Cara Mengetahui Berita Hoax atau Bukan
Agar Anda tidak terjebak dengan berita hoax yang bisa tersebsar
dengan begitu mudah, ketahui cara membedakan berita benar dan hoax,
antara lain sebagai berikut.
1. Cek Alamat Situs Berita
Pertama cek URL atau alamat situs beritanya. Banyak berita hoax
yang model penyebaran beritanya dengan menggunakan nama
sebuah perusahaan media yang sudah dikenal. Tampilan halaman
mukanya pun dibuat sedemikian rupa hingga terlihat mirip asli.
Untuk mengetahuinya dapat dengan memperhatikan URL-nya.
Apakah alamat situs beritanya betul atau ternyata berbeda.
2. Melakukan Pengecekan di Google
Melakukan pengecekan adalah cara paling ampuh untuk
membuktikan kebenaran suatu berita. Hal ini dapat dilakukan dengan
mudah menggunakan mesin pencari Google.
Saat ini google dapat melakukan pengecekan foto, caranya hanya
dengan men-drag foto tersebut ke halaman google images untuk
mencari informasi lebih dalam kebenarannya secara online.
3. Membaca artikel tersebut dengan cermat
Cara yang paling mudah untuk mengenali ciri-ciri konten hoax
adalah dengan membaca secara cermat dan menyeluruh pada setiap
bangunan kata dan kalimat yang disusun, bukan hanya pada judul.
Kemudian menandai apakah ada kejanggalan-kejanggalan yang
ditemukan.
d. Berikut adalah tips mengenali kejanggalan konten hoax:

1. Apakah sumber berita dari media yang jelas dan kredibel atau
bukan
2. Apakah isinya bertentangan dengan logika umum dan ilmu
pengetahuan atau terdapat kontradiksi dengan fakta yang sudah
umum diketahui
3. Konten hoax umumnya menggunakan istilah yang terkesan ilmiah,
seringkali membawa nama-nama organisasi besar, ilmuan fiktif,
tanpa disertai bukti yang kuat, yang tujuannya memanfaatkan
keawaman pembaca
4. Penggunaan kata-kata paranoid atau konstruksi kalimat yang
mendorong pembaca untuk menyebarluaskan pesan tersebut
e. Contoh berita Hoax dan fakta yang terkandung di dalam berita Hoax
1. Diduga tidak meledak, Mesin Masih Hidup Terekamnya data
sampai ketinggian 250 kaki, mengidikasikan bahwa sistem pesawat
masih berfungsi dan mampu mengirim data. Dan penemuan mesin
turbine disc dengan fanblade yang mengalami kerusakan.
faktanya ini maka muncul praduga bahawasanya mesin masih hidup.
2. Kemungkinan Elevator Copot Elevator merupakan kompartemen
penting dalam penerbangan. Elevator merupakan sirip yang terdapat
pada bagian belakang pesawat, yang berfungsi untuk mengarahkan
badan pesawat naik dan turun. Lalu ada lagi berita dengan narasi
“bayi selamat dari kecelakaan sriwijaya Air SJ 182”, Berita ini
sempat menghebohkan, namun setelah ditelusuri bahwa
faktanya bayi itu adalah bayi yang selamat dari kapal KM Maju
lestari ang tenggelam di Perairan Selayar Sulawesi pada Juli 2018
lalu.
3. Dan Hoax ini juga pernah muncul pada saat kecelakaan LionAir JT
610 di oktober 2018..Klaim rekaman jatuhnya pesawat sriwijaya Air
SJ 182 Tersebar video dengan durasi 2 menit 54 detik yang salah
satunya diunggah oleh Channel Youtube Liarno Pieter pada 9
Januari 2021. Namun
faktanya video ini adalah pendaratan darurat oelh Eithopian Airlines
pada 1996 di perariran pulau grand comore

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Berita adalah laporan terkini tentang fakta atau pendapat yang penting atau
menarik bagi khalayak dan disebarluaskan melalui media massa waktu sangat
berarti atau sangat diperlukan dalam proses penyebaran atau penyampaian
berita selain waktu kejadian atau peristiwa yang menarik juga sangat
berpengaruh terhadap berita untuk menarik perhatian khalayak ramai untuk
mengetahui tentang berita tersebut. Berita membahas tentang orang-orang,
tapi tidak semua orang bisa di angkat sebagai berita Berita terbagi menjadi
beberapa jenis berita yaitu : Straight News, Depth News, Opinion News,
Investigation News, Interpretative News. Berita merupakan informasi baru
mengenai suatu kejadian yang baru saja atau sedang terjadi. Berita merupakan
segala hal yang terjadi di dunia. Berita adalah apa yang ditulis disurat kabar,
apa yang disiarkan diradio, dan apa yang ditayangkan ditelevisi. Berita
menampilkan fakta, tetapi tidak semua fakta disajikan dalam bentuk berita.
Berita juga biasanya membahas tentang orang-orang, tapi tidak semua
orang bisa di angkat sebagai berita Berita terbagi menjadi beberapa jenis
berita yaitu : Straight News, Depth News, Opinion News, Investigation News,
Interpretative News.

Daftar Pustaka
Zike marhta , Indria Flowerina  2019, Proses Produksi Siaran Program Berita
Pada Media
Eric Persadanta Bangun, Ferry V.I. A Koagouw, J.S. Kalangi Analisis Isi Unsur
Kelengkapan Berita Pada Media Online
JURNAL PEMILU DALAM PEMBERITAAN DI TRIBUN JOGJA (Studi
Analisis Isi Kuantitatif Kelengkapan Nilai Berita Pemilu 2014 di Surat Kabar
Harian Tribun Jogja Periode 1 Desember 2013 – 31 Januari 2014) http://e-
journal.uajy.ac.id/6453/1/JURNAL%20SKRIPSI.pdf
Aksara, Maya.”Sumber Berita, Fakta Berita, dan Berita(2)”. 17 Maret, 2013.
https://mayaaksara.com/sumber-berita-fakta-dan-berita-2/
“Narasumber dan Sumber Berita” https://123dok.com/article/narasumber-dan-
sumber-berita-tinjauan-pustaka.6zkk75mz
Nur Aisyah Siddiq 2017 Penegakan Hukum Pidana Dalam Penanggulangan Berita
Palsu (Hoax) Menurut Undang-Undang No.11 Tahun 2008 Yang Telah
Dirubah Menjadi Undang-Undang No.19 Tahun 2016 Tentang Informasi Dan
Transaksi Elektronik1
Anissa Rahmadhany Anggi Aldila Safitri, Dr. Irwansyah, 2021 Fenomena
Penyebaran Hoax dan Hate Speech pada Media Sosial
Luki H, 2019 Cara Membedakan Hoax Dan Fakta

Anda mungkin juga menyukai