Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SEJARAH ASIA TIMUR

Dosen Pengampu : Yusuf Budi Prasetya Santosa, M.Pd.

JUDUL MAKALAH

Sebab terjadinya: Perang Candu 1839-1842, Pemberontakan Taiping 1850-1864,


Pemberontakan Boxer 1901 dan pengaruhnya bagi Dinasti Manchu dan masyarakat
Tiongkok di aspek politik, sosial dan ekonomi

Disusun oleh :

Kelompok 5

Gian Adistha Sadesa (202015500227)


Muhayya Rifqi Fushilatullah (202015500260)
Rian Eka Fadhlurrohman (202015500271)
Hafizhah Nur Ulasari (202015500351)

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2022
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-
Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah berjudul Sebab terjadinya:
Perang Candu 1839-1842, Pemberontakan Taiping 1850-1864, Pemberontakan Boxer 1901
dan pengaruhnya bagi Dinasti Manchu dan masyarakat Tiongkok di aspek politik, sosial dan
ekonomi
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari berbagai
pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami menyadari bahwa tulisan makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan dan meyakini masih ada kesalahan maupun kekurangan yang ada di
dalamnya. Maka dari itu kami mengharapkan pembaca makalah ini untuk bisa memberikan
kritik serta saran agar nantinya pemahaman kami mengenai topik ini bisa lebih baik lagi dan
karya tulis kami selanjutnya bisa menjadi referensi yang lebih bagus lagi.
Dalam kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak khususnya kepada dosen pengampu mata kuliah Srategi Pembelajaran Sejarah, yakni
Bapak Yusuf Budi Prasetya Santosa, M.Pd yang telah memberikan bimbingan selama proses
belajar. Demikian kata pengantar ini kami buat, apabila terdapat kesalahan maka kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Bogor, 25 September 2022

Penyusun,

Kelompok 05
DAFTAR ISI

D
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa modern di Cina ditandai dengan masuknya pengaruh bangsa barat ke dalam
masyarakat Cina. Perang Candu merupakan peristiwa yang mengawali masa
modern di Cina. Sebelum Perang Candu, Cina mengisolir dirinya dari dunia luar
dan hanya mengadakan hubungan dagang yang sangat terbatas dengan bangsa
asing di Kanton. Hal inilah yang menyebabkan Cina sering disebut Negara Tirai
Bambu.
Perang Candu terjadi dua kali, Perang Candu I merupakan perang antara Cina
dengan Inggris dan Perang Candu II merupakan perang antara Cina dengan
Inggris dan Perancis. Perang Candu merupakan perang besar karena dampaknya
mempengaruhi kehidupan bangsa Cina. Akibat dari perang tersebut Cina
mengalami kekalahan dan harus menandatangani perjanjian yang lebih
menguntungkan pihak asing. Masyarakat Cina berangsur-angsur menjadi semi
feodal dan semi koloni, karena beberapa wilayah Cina diduduki oleh beberapa
bangsa-bangsa asing akibat perjanjian tidak seimbang. Sehingga banyak
bermunculan pemberontakanpemberontakan dari berbagai daerah di Cina Salah
satunya pemberontakan Taiping yang membuat dinasti Qing semakin terpuruk
ketika pemberontakan Taiping berkobar. Pasca berakhirnya Perang Candu Cina
menandatangani perjanjian Nanjing dan Inggris memaksa Cina untuk membuka
pelabuhan agar Inggris dapat mendominasi kekuasaan diwilayahnya. Tindakan
Inggris ini kemudian diikuti oleh negara-negara lain seperti Jerman, Perancis dan
Rusia. Dominasi tersebut menimbulkan perlawanan dari masyarakat lokal.
Pemberontakan Boxer pada dasarnya merupakan gerakan yang mendukung
pemberontakan petani pada 1900-an yang berupaya mengusir bangsa Barat dari
Cina. Nama “Boxer” adalah julukan yang diberikan oleh orang-orang Barat untuk
mereka yang tergabung dalam kelompok militan bernama Yihequan. Faktor utama
pemberontakan ini karena dominasi asing yang dilakukan bangsa Barat yang
dianggap oleh serikat Boxer dapat menghilangkan budaya dan kepercayaan
leluhur.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sebab terjadinya perang candu 1839-1842?
2. Bagaimana sebab terjadinya Pemberontakan Taiping 1850-1864?
3. Bagaimana sebab terjadinya Pemberontakan Boxer 1901?
4. Bagaimana pengaruh perang dan pemberontakan tersebut bagi Dinasti Manchu
dan masyarakat Tiongkok di aspek politik, sosial dan ekonomi

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Asia Timur
2. Untuk mengetahui sebab terjadinya perang candu 1839-1842?
3. Untuk mengatahui sebab terjadinya Pemberontakan Taiping 1850-1864?
4. Untuk mengatahui sebab terjadinya Pemberontakan Boxer 1901?
5. Untuk mengatahui pengaruh perang dan pemberontakan tersebut bagi Dinasti
Manchu dan masyarakat Tiongkok di aspek politik, sosial dan ekonomi?
BAB II

PEMBAHASAN

A. perang candu 1839-1842


1. perang candu 1 1839-1842 M
Sebelum Perang Candu pecah, dalam Dinasti Manchu telah muncul kerichuan-
kerichuan. Dalam suasana yang demikian, bangsa barat (Inggris) datang ke Cina
dengan tujuan antara lain:
a. Negara-negara Eropa menginginkan untuk dapat berdagang di Cina secara
bebas dengan Inggris sebagai pelopornya;
b. Di Eropa telah terjadi revolusi industri yang mengakibatkan Inggris harus
keluar mencari daerah pasar industri. Selain untuk mengambil bahan mentah,
dan penanaman modal yang surplus. Dalam hal ini yang menjadi sasarannya
ialah Cina; Mengadakan hubungan dagang terutama perdagangan candu.
Dalam hal ini Inggris memasukan candu secara besar-besaran ke Cina secara
gelap tanpa bayar bea cukai.
Kita tahu bahwa candu dapat merusak mental atau kesehatan. Hal ini lama
kelamaan diketahui oleh Dinasti Manchu, dan kemudian pemerintah Manchu
berusaha untuk mencegahnya, tetapi Inggris tetap berusaha untuk memasukan
candu sebesar-besarnya ke Cina. Hal ini mengakibatkan hubungan antara Inggris
dan Cina (Manchu) memburuk.
Meletusnya Perang Candu ini diawali dengan tampilnya seorang tokoh bernama
Lin Tse Hsu, yang diangkat sebagai Komisioner pada Canton 1839 M. Dengan
maksud untuk menolak perdagangan candu dan membasmi konsumsi candu.
Dalam mengahadapi pedagang-pedagang Inggris, ia bertindak sangat keras. Lin
Tse Hsu memaksa menyerahkan muatan candu sebanyak 20.000 peti seharga 9
juta dollar, dibuang ke laut.
Tindakan ini mengakibatkan hubungan antara Dinasti Manchu dengan Inggris,
menjadi tegang, dan menimbulkan kecemasan di pihak Dinasti Manchu. Akibat
lebih lanjut, Lin Tse Hsu dipecat dan kemudian digantikan oleh Ch'i shan, dan
diutus ke Canton untuk melakukan perundingan perdamaian dengan Inggris.
Inggris bersedia mengakhiri permusuhan apabila Cina (Manchu) dapat memenuhi
tuntutan Inggris, yakni: (a). menyerahkan Hongkong kepada Inggris; (b). Canton
dijadikan pelabuhan damai; dan (c), mengganti kerugian sebesar 6 juta dollar.
Kaisar Tao Kuang tidak mau menerima syarat-syarat tersebut, sebab dianggap
terlalu berat, sehingga terjadilah perang dan berakhir dengan kemenangan di pihak
Inggris. Perang ini diakhiri dengan Perjanjian Nanking pada 29 Agustus 1842 M
(Latourette, 1949: 346).

Penandatanganan dilakukan di atas kapal perang Inggris "Cornwallis", yang isi


perjanjiannya antara lain:
a. Hongkong diserahkan kepada Inggris,
b. Lima kota pelabuhan dibuka untuk perdagangan asing, yakni Canton, Amoy,
Foochow, Ningpo dan Shanghai. Kelima kota pelabuhan tersebut sering
disebut" Treaty Ports";
c. Cina mengganti kerugian perang sebesar 6 juta dollar;
d. Sistem Co-hong harus dihapuskan;
e. Inggris diperbolehkan mengangkat Konsulnya di tiap-tiap kota pelabuhan

Kekalahan Cina (Manchu) dalam Perang Candu ini menurunkan derajat Cina di
mata dunia internasional. Ditambah dengan persetujuan-persetujuan selanjutnya
menambah suramnya Dinasti Manchu. Selanjutnya Cina menjadi semacam
"Settlement State".

2. Perang Candu II (1856-1858 M)


Sejak 1843 M sampai 1856 M Inggris mulai banyak memiliki pengaruh di Cina
(Manchu). Akan tetapi rupa-rupanya Inggris belum puas dengan apa yang
diperoleh sampai saat itu. Kemudian Inggris memasukkan candu lagi secara besar-
besaran Cina (Manchu), sehingga meletuskan Perang Candu II. Dalam Perang
Candu II ini Inggris dibantu oleh Prancis.
Adapun alasan Prancis membantu Inggris dalam perangin antara lain:
a. Prancis ingin membalas dendam terhadap Cina karena banyak kaum
misionaris Prancis yang dibunuh;
b. Prancis ialah kawan Inggris dalam Perang Krim.

Pecahnya Perang Candu II ini waktunya bersamaan dengan adanya


Pemberontakan T'ai Ping. Perang Candu II berakhir dengan kemenangan di pihak
Inggris dan diakhiri dengan Perjanjian Tien Tsin pada 1858 M. Isinya antara lain:
a. Hak-hak ekstrateritorial Inggris diperluas;
b. Kota-kota pelabuhan yang dibuka untuk perdagangan asing d tambah;
c. Bangsa Barat terutama Inggris dan Prancis diperbolehkan menempatkan
konsulnya di peking
d. Cina harus mengganti kerugian sebesar 4 juta tael kepada Inggris:
e. Kapal-kapal asing boleh masuk di Sungai Yangtse
f. Orang-orang asing boleh masuk ke pedalaman dan boleh menyebarkan agama
Kristen.

3. Pengaruh perang candu bagi Dinasti Manchu dan masyarakat Tiongkok di


aspek politik, sosial dan ekonomi
a. Aspek Politik
Setelah kekalahan memalukan di Perang Candu Pertama, kekaisaran Qing
dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Nanking yang salah satu isinya
adalah memberikan status “negara istimewa” (most-favoured nation) kepada
Inggris, dan mengizinkan dibukanya beberapa pelabuhan Tiongkok untuk
perdagangan dengan negeri itu. Salah satu kota pelabuhan besar yang
dicantumkan dalam perjanjian itu adalah Guangzhou yang berada di muara
Sungai Mutiara. Perang Candu Pertama menghasilkan perjanjian dengan
“Orang Asing atau negara bar-bar” yang berdampak pada kerugian Tiongkok.
b. Aspek Sosial
Setelah Perjanjian Nanjing kekuasaan Dinasti Manchu mulai melemah, dan
mengakibatkan munculnya berbagai macam korupsi, kolusi dan nepotisme
yang membuat rakyat menjadi sengsara. Sifat yang terkesan eksklusif dalam
pemerintahan Qing membuat adanya kesenjangan dengan rakyat sehingga
kurang adanya kedekatan antara pemerintah dengan rakyat hingga
menimbulkan ketidakpercayaan terhadap pemerintah.
c. Aspek Ekonomi
Adanya perjanjian untuk membayar ganti rugi perang sedangkan kurangnya
sumber daya keuangan membuat pemerintah Qing membebankan ganti rugi
dengan menarik pajak dari rakyat secara paksa dan sangat kejam. Kondisi
petani juga kian memburuk sebagai akibat dari perang Candu sehingga terjadi
peningkatan kemiskinan yang menyebabkan adanya perpindahan penduduk ke
tempat lain.x

B. Pemberontakan T'ai Ping (1850-1864 M)


Pemberontakan T'ai Ping ini merupakan pemberontakan besar yang tidak bisa lepas
dari situasi politik pada waktu itu. Pemberontakan ini berasal dari dalam (rakyat Cina)
yang ingin menggulingkan kekuasaan Manchu. Adapun faktor-faktor yang
menyebabkannya ialah:
a. Lenyapnya kepercayaan rakyat Cina terhadap pemerintahan Dinasti Manchu. Hal
ini sebagai akibat adanya kekalahan politik dan diplomasi dalam Perang Candu 1
yang melahirkan Perjanjian Nanking dengan segala akibatnya;
b. Rakyat yang sudah menderita akibat peperangan, masih dibebani pajak yang
tinggi untuk mengganti kerugian perang Hal ini kemudian menimbulkan perasaan
pedih, dan dendam di kalangan rakyat umumnya;
c. Timbulnya kembali semangat nasionalisme Cina. Rakyat Cina sadar bahwa
Dinasti Manchu adalah dinasti asing, maka harus digulingkan.
d. Berkembangnya agama Kristen.

Pemimpin pemberontakan T'ai Ping ialah Hung Hsiu Ch'uan, sedang pemimpin
pemerintahan Manchu dipegang oleh Tseng Kuo Fan. Hung Hsiu Ch'uan adalah
anak seorang petani biasa di Canton, ia adalah seorang Kristen. Dengan paham
Kristennya ini, ia merasa bahwa sebagai utusan Tuhan, Hung Hsiu Chuan
berusaha untuk mendirikan masyarakat kerohanian dengan menghilangkan
penyembahan berhala di kalangan masyaraka Tionghoa. la mendirikan
Perkumpulan Shang Ti Hui (Ruma Sorga Abadi). Bersama dengan seorang
rohaniawan bernama Feng Shan. Pada 1855 M Hung Shiu Ch'uan mendirikan Fa
Shang Ti Hul (Society of God Worshipers) di Kwangsi dengan anggota 2.000
orang. Gerakan ini merupakan gerakan progresif yang menentang kepada
pemerintahan Dinam Manchu yang korup dan bobrok.
Pada 1849 M daerah Kwangsi dilanda bencana kelaparan dan seluruh daerah
menderita kerusakan hebat. Hung Hsu Chuan menyadari bahwa pada waktu itu
merupakan kesempatan yang baik untuk melakukan pemberontakan. Pada 11
Januar 1851 M meletuslah pemberontakan di Kwangsi. Kekuatan kaum
pemberontakan makin lama makin bertambah besar. Kaum pemberontak sedikit
demi sedikit dapat merebut daerah yang dikuasai oleh pemerintah Dinasti, sehinga
lama kelamaan dapat menguasai daerah yang luas. Gerakan T'ai Ping cepat sekali
meluas, dan pada 1852 M berhasil merebut Hankow dan Wuchang, kemudian
1853 M merebut Nanking. Lebih lanjut kaum pemberontak bergerak ke provinsi-
provinsi lain, yakni Anwel Honan, Shansi, Hopei dan daerah-daerah lain, bahkan
di Nanking Hung Hsiu Ch'uan mengangkat dirinya menjadi raja dengan gela Tien
Wong (Raja Langit), Kerajaannya dinamakan "T'ai Ping Tien Kuo" (Heavenly
Kingdom of Great Peace = Kerajan Langit yang Damai) (Latourette, 1949:355).
Kecermelangan kaum pemberontak mulai menurun dalam pertempuran di
Kwangsi dan Anwel yang berlangsung dari 1857-1860 M. Pemerintahan Dinasti
Manchu yang dibantu oleh Inggris dan Prancis dapat dengan cepat merebut
kembali daerah-daerah yang dikuasai kaum pemberontak. Li Hung Chang,
pemimpin Dinsati Manchu yang cakap akhirnya dapat merebut pusat gerakan T'ai
Ping di Nanking pada 19 Juli 1864 Dengan jatuhnya Nanking berarti hancurlah
kekuatan T'ai Ping T'ai Ping jatuh, Hung Hsiu Chuang bunuh diri, berarti jatuhnya
"The Heavenly Kingdom of Great Peace"

pengaruh Pemberatakan T'ai Ping (1850-1864 M bagi Dinasti Manchu dan


masyarakat Tiongkok di aspek politik, sosial dan ekonomi
a. Aspek Politik
Kedudukan Kaisar tidak lagi dianggap sebagai tokoh pusat yang sakral.
Keadaan pemerintah dinasti Qing yang saat itu sudah sangat lemah karena
banyak korupsi, pejabat yang madat, dan moral yang semakin rendah sehingga
kehilangan kredibilitasnya di mata rakyatnya. Penguasa daerah lebih
mementingkan daerah dan kedudukannya daripada kepentingan kerajaan
secara keseluruhan.
b. Aspek Sosial
Agama Kristen dan Katolik mencerahkan bagi kebudayaan Cina pada masa
dinasti Qing. Mulai banyak yang menganut Agama Kristen bahkan sampai
menguasai rakyat Cina. Dari yang sebelumnya seluruh sistem sosial, tata
pemerintahan, dan kenegaraan dijalankan berdasarkan agama Konghucu dan
Budha.
c. Aspek Ekonomi
Dikarenakan Dinasti Qing meminta bantuan terhada bangsa barat untuk
mempertahankan kekuasaannya, membuat perdagangan-perdagnan yang
dilakukan oleh bangsa barat menjai lebih luas wilayah ekspansinya.

C. Pemberontakan Boxer 1901

Kata Boxer ini terjadi berawal dari munculnya organisasi rahasia yang menyebut
diri mereka Yihequan (Harmonious Fist). Bangsa Barat menyebut Yìhéquán dengan
sebutan The Boxer karena ciri khas mereka yang menggunakan ilmu bela diri sejenis
tinju.. Mereka dideskripsikan sebagai bandit yang membawa pedang di
provinsi Shandong, Henan dan Anwei, serta merupakan sebuah serikat rahasia
yang terbentuk pada akhir zaman dinasti Qing yang mayoritas anggotanya berasal
dari golongan petani. Seperti organisai-organisasi rahasia yang sebelumnya, ilmu
bela diri Boxer dipercaya ada kekuatan spiritual dan juga dipercaya kebal terhadap
senjata. Perkumpulan ini bertujuan untuk mempertahankan China dari orang-orang
asing yang “jahat”, khususnya terhadap orang-orang asing yang menjadi emisaris ke
China bahwa ideology dan budaya mereka salah dan ketinggalan zaman.
Pada tahun 1898 perkumpulan Boxer muncul di provinsi Shandong, mereka
menghancurkan dan menjarah property-properti para emisaris dan para penganut
Kristen. Aksi mereka ini berhasil meraih dukungan dan merekrut banyak orang,
karena banyak rakyat China yang membenci para bangsa asing karena bertindak
sewenang wenang.
Setelah dua tahun pelecehan dan pembunuhan yang dilakukan oleh perkumpulan
Boxer terhadap bangsa asing, membuat para bangsa barat protes dan bersiap untuk
melakukan peperangan. Empress Dowager Cixi yang pada waktu itu berkuasa
menyetujui aksi perkumpulan Boxer ini dengan harapan dapat mengusir bangsa barat
dari China dengan menjadikan mereka pasukan resmi pemerintah dan
mendeklarasikan perang melawan tentara-tentara asing. Tetapi peperangan ini sangat
mudah dimenangkan oleh bangsa barat karena senjata yang mereka gunakan yaitu
senjata api sedangkan para rakyat China yang memberontak hanya menggunakan
senjata tradisional dan bela diri tinju untuk melawan.
Empress Cixi kemudian menandatangani perjanjian damai yang dikenal dengan
Perjanjian Xinchou yang isinya Pemerintah Qing diminta ganti rugi peperangan
sebesar 450 juta tael perak selama 39 tahun kepada 8 negara asing yang ikut dalam
pertempuran.

Pengaruh Pemberontakan Boxer bagi Dinasti Manchu dan masyarakat


Tiongkok di aspek politik, sosial dan ekonomi
a. Aspek Politik
Dikarenakan kalah oleh bangsa barat pemerintahan dinasti Qing dikuasai oleh
pemimpin Aliansi Delapan Negara sedangkan Empress Cixi dijadikan sebagai
penguasa boneka.
b. Aspek Sosial
Pada saat terjadinya modernisasi para kaum terpelajar di Dinasti Qing pergi ke
luar negeri untuk mendapatkan ilmu dari barat demi menyelamatkan Tiongkok
yang pada saat itu sedang diaambang kehancuran.
c. Aspek Ekonomi
Kondisi ekonomi Dinasti Qing menjadi sangat terpuruk dikarenakan mereka harus
membayar ganti rugi sebanyak 450 juta silver selama 39 tahun .
BAB III

PENUTUPAN

Kesimpulan
Masa modern di china di tandai dengan masuknya bangsa barat pada awalnya China
menutup dirinya dari dunia luar dan hanya melakukan perdagangan sangat terbatas
dengan luar negeri di daerah kanton oleh karena itu China di sebut juga negeri tirai
bambu, perang candu terjadi dua kali yang pertama perang China melawan Inggris
perang yang ke II China melawan Inggris dan Perancis. perang candu adalah perang
pertama pada masa modern di china,Perang candu adalah perang besar yang
dampaknya terhadap China yaitu China harus mengalami kekalahan dan harus
menandatangani perjanjian yang lebih menguntungkan bangsa luar yaitu Inggris.
Muncul pemberontakan T'ai ping akibat dari pemberontakan itu dinasti Qing semakin
terpuruk, ketika pemberontakan T’ai ping sedang berkobar berakhirnya perang
candu.kekalahan pada china Inggris meminta China untuk menandatangani perjanjian
nanjing di Inggris dan memaksa China agar dapat mendominasi kekuasaan di wilayah
nya, tindakan Inggris kemudian di ikuti oleh Rusia,Dominasi tersebut menimbulkan
perlawanan dari masyarakat lokal yang ingin mengusir bangsa barat dari china yaitu
pemberontakan boxer, Pemberontakan boxer pada dasarnya adalah masyarakat daerah
yang berprofesi sebagai petani penyebab dari pemberontakan boxer karena
kekhawatiran penduduk lokal di China akan dominasi asing dapat menghilangkan
budaya dan leluhur china.
A. Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan kelompok ini meskipun
penulisan ini jauh dari kata sempurna masih banyak kesalahan dalam kelompok. kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata kesempurnaan. Maka penulis sangat
mengharapkan saran bahkan kritikan yang dapat membangun dari para pembaca dan
saran untuk lebih baiknya di masa akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Agung, L. (2012). Sejarah Asia Timur 1. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Danyanti, R. (2012). Pengaruh Pemberontakan Taiping (1851-1864) Terhadap Sosiologis


dan Politis Pemerintahan Dinasti Qing. Jakarta: ABA BSI.

Ebrey, Patricia B. (1996). The Cambrige illustrated history of China. Cambrige: Cambrige
University Press.

Wicaksono, Michael. (2015). Republik Tiongkok. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai