Anda di halaman 1dari 10

SEJARAH INTELEKTUAL

“NASIONALISME”

DISUSUN OLEH :
Kelompok 1
Anggota Kelompok : Arifin Silaban (3183121020)
Aliya Sabrina (18046057)
Namira Lubis (31933210040)
Qoriatul Kahfi
Kelas : Reguler C 2018
Mata Kuliah : Sejarah Intelektual
Dosen Pengampu : Syahrul Nizar Saragih, M.A.

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Pertama sekali kami memanjatkan puji dan syukur kehadiran Tuhan Yang Maha esa
karena masih memberikan kesehatan rohani dan jasmani dan masih memberikan waktu dan
kesempatan kepada kami untuk menyelesaikan tugas Makalah ini.

Kami juga berterimakasih kepada Bapak/Ibu Dosen Pengampu mata kuliah Sejarah
Intelektual yang telah menugaskan kami menyusun makalah tentang “Nasionalisme”.
Sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan kami.

Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan dapat
diterapkan didalam kehidupan kita sehari-hari dan pastinya kami berharap makalah ini dapat
membantu kita dalam proses perkuliahan.

Demikianlah hasil dari tugas kami, segala kritik dan saran yang membangun dapat
kami terima dan sangat diharapkan demi kesempurnaan tugas kami ini. Akhir kata kami
ucapkan Terima kasih.

Medan, Februari 2021

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Nasionalisme
B. Sejarah Nasionalisme
C. Bentuk-Bentuk Nasionalisme
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Nasionalisme merupakan sesuatu hal yang dimiliki oleh setiap warga negara, dimana
setiap warga negara pasti memiliki rasa cinta kepada tanah air nya. Setiap orang memiliki
pemahaman yang berbeda-beda terhadap pengertian Nasionalisme itu sendiri, ada beberapa
orang yang salah paham terhadap nasionalisme itu sendiri. Banyak warga negara yang
menganggap nasionalisme itu adalah rasa cinta kepada tanah air sendiri tanpa memerdulikan
negara lain atau dengan kata lain membenci negara lain.
Setiap tokoh juga memiliki pendapat sendiri-sendiri terhadap Nasionalisme, dalam
makalah ini akan dibahas pengertian nasionalisme dari beberapa tokoh, kemudian juga
terdapa beberapa ciri-ciri dari Nasionalisme. Sejarah perkembangan dari nasionalisme
dimulai pada tahun 1776 dimulai dari Eropa dan Amerika. Kemudian perkembangan
nasionalisme di Indonesia dimulai dengan ditandainya adanya organisasi pergerakan seperti
Budi Utomo yang sangat berperan dalam menambahkan nasionalisme.
Nasionalisme memilik beberapa bentuk seperto nasionalisme kewarganegaraan, nasionalisme
romantik atau organik atau identitas, nasionalisme budaya, nasionalisme etnis, nasionalisme
agama dan juga nasionalisme kenegaraan.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil berdasarkan latar belakang tersebut
adalah sebagai berikut.
A. Apa pengertian Nasionalisme?
B. Bagaimana Sejarah Nasionalisme?
C. Bagaimana Bentuk-Bentuk Nasionalisme?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah
A. Menjelaskan pengertian nasionalisme.
B. Menjelaskan sejarah nasionalisme.
C. Menjelaskan bentuk-bentuk nasionalisme.
BAB II
PEMBAHASAN

Setiap warga negara harus memiliki rasa nasionalime kepada bangsanya sendiri. Ini
sebagai bentuk kesadaran dan cinta tanah air yang ditunjukan melalui sikap dan tingkah laku
atau masyarakat. Sebenarnya apa itu nasionalisme dan bagaimana penerapannya ?

A. PENGERTIAN NASIONALISME
Nasionalisme merupakan suatu sikap politik atau pemahaman dari masyarakat suatu
bangsa yang memiliki keselarasan kebudayaan dan wilayah, yang juga memiliki kesamaan
cita-cita dan tujuan sehingga timbul rasa ingin mempertahankan negaranya, baik dari internal
maupun eksternal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), nasionalisme adalah paham (ajaran) untuk
mencintai bangsa dan negara sendiri.
Kesadaran keanggotaan dalam suatu bangsa yang secara potensial atau aktual bersama-sama
mencapai, mempertahankan, dan mengabadikan identitas, integritas, kemakmuran, dan
kekuatan bangsa. Sikap dan perilaku nasionalisme yang harus dimiliki warga negara. Itu
meliputi harus mematuhi aturan yang berlaku, mematuhi hukum negara, melestarikan budaya
Indonesia.
Menurut Para Ahli, yakni :
1) Soekarno
Nasionalisme Indonesia menurut Soekarno (dalam Irwan, 2001), bukanlah jingo
nasionalisme atau chauvinisme, dan bukan pula suatu tiruan atau kopi dari nasionalisme
barat. Nasionalisme adalah nasionalisme yang menerima rasa hidupnya sebagai wahyu.
2) Stoddart
Nasionalisme merupakan suatu kesadaran atau keinsyafan rakyat sebagai suatu bangsa.
Stoddart menegaskan bahwa nasionalisme merupakan keyakinan yang teguh sejumlah
besar orang, yang merupakan suatu nasionalitas (Abdulgani, 1964)
3) Ben Anderson
Dalam pidatonya berjudul Nasionalisme Kini dan Esok, Ben Anderson
mengatakan,"Nasionalisme, atau semangat kebangsaan, merupakan suatu proyek
bersama yang senantiasa harus diperjuangkan. Bangsa Indonesia harus mampu
mengambil pelajaran dari beberapa negara yang hancur akibat warganya berjiwa kerdil

Ciri-ciri Nasionalisme

Ada beberapa ciri yang menunjukkan suatu negara memiliki nasionalisme yang kuat yakni:
1. Adanya kesatuan dan persatuan bangsa
2. Adanya organisasi modern dan bersifat nasional
3. Segala bentuk perjuangan yang dilakukan sifatnya nasional
4. Bertujuan untuk mendirikan dan memerdekakan negara dan kekuasaan tertinggi ada
pada rakyat
5. Nasionalisme memiliki pikiran dan pendidikan yang berperan penting untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa.
B. Sejarah Nasionalisme
Nasionalisme sebagai ide, baru muncul antara tahun 1776 hingga 1830 khususnya di
benua Eropa dan Amerika ketika terjadi proses integrsi dari kerajaan-kerajaan sampai
terbentuknya negara nasional. Dalam proses transisi itu lahir apa yang disebut masyarakat
kelas menengah. Perkembangan nasionalisme di Barat khususnya di Eropa berjalan melalui
tiga fase demikian: pertama, bermula pada saat hancurnya kerajaan yang dimulai pada zaman
akhir abad pertengahan dan mulai berdirinya negara-negara nasional dengan ciri pokok dalam
fase ini ialah identifikasi bangsa dalam perorangan yang berkuasa. Fase kedua dari
perkembangan nasionalisme di Eropa bermula sejak kekacauan perang Napoleon dan
berakhir dalam tahun 1914. Gerakan nasionalisme di Perancis tidak hanya melahirkan negara
nasional baru tetapi juga sistem kekuasaan yang baru dan modern yaitu demokrasi Barat. Roh
revolusi Perancis yang sangat terkenal yaitu leberte (kemerdekaan), egalite (persamaan) dan
fraternite (persaudaraan). Fase ketiga, perkembangan nasionalisme di Eropa merupakan
ungkapan dari tuntutan massa untuk ikut berperan sedemikian rupa hingga nasionalisme taraf
ketiga ini dapat disebut sebagai ”sosialisasi dari pada bangsa”.
Pada pertengahan abad ke 18 nasionalisme modern mendapat landasan intelektual yang
kokoh pada teori Rousseau tentang bangsa dan teori Hegel tentang negara. Rousseau
mengatakan bahwa seorang individu tidak punya makna sama sekali dalam negara nasional.
Ide nasionalisme yang didasari warisan Yunani kuno dibangkitkan kembali. Sementara itu
Hegel mengatakan fungsi negara sebagai Tuhan. Negara memiliki kualitas spritual sehingga
seorang individu hanya mengadili, merealisasikan dirinya, mencapai kesempurnaan, menjadi
bebas bila tunduk secara total kepada negara, negara adalah gagasan ketuhanan sebagaimana
“ia berwujud dimuka bumi”.
Bangkitnya nasionalisme di Indonesia sejak awal abad ke-20 merupakan awal
terbukanya wawasan baru yang muncul dari elit-elit intelektual. Awal pergerakan nasional
dapat dikatakan sebagai awal terbukanya suatu pandangan atau wawasan kebangsaan di
kalangan kaum elit intelektual. Konsep wawasan kebangsaan pada masa pergerakan nasional
dihubungkan dengan kolonialisme/imperialisme menimbulkan kemiskinan, kebodohan dan
penderitaan rakyat. Munculnya elit-elit intelektual yang berpendidikan barat ini menjadi
pengungkit/pendorong lahirnya kesadaran berbangsa di kalangan rakyat pribumi pada awal
abad XX. Berbagai organisasi dimulai dari munculnya Budi Utomo 1908 sampai organisasi
yang lahir sesudahnya mengisi kegiatan yang bertujuan untuk mengangkat harkat dan
martabat rakyat dari kemiskinan, kebodohan dan kemelaratan akibat penjajahan bangsa
Eropa.
Perhimpunan Indonesia (Indonesische Vereeniging) yang merupakan wadah
perhimpunan mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang ada di Belanda berhasil menjadi sebuah
kawah candradimuka yang pada akhirnya membentuk nasionalisme bagi orang-orang
Indonesia yang dikemudian hari menjadi tokoh-tokoh pergerakan nasional, sebagai contoh
seperti Soewardi Soerjaningrat, Tjipto Mangoenkosumo, Muhammad Hatta, Sutan Sahjrir,
Sutomo, dan Sartono. Kemudian Perhimpunan Indonesia juga mempunyai sebuah peran yang
sangat besar terhadap terselenggaranya kongres pemuda ke II pada tanggal 28 Oktober 1928
di mana kesadaran untuk menyatukan negara, bangsa dan bahasa ke dalam satu negara,
bangsa dan bahasa Indonesia, telah disadari oleh para pemuda yang sudah mulai terkotak-
kotak dengan organisasi kedaerahan seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatera dan lain
sebagainya.
C. Bentuk-bentuk Nasionalisme
Nasionalisme merupakan suatu paham yang dibentuk untuk mempetahankan
kedaulatan dalam suatu negara yang memiliki tujuan bersama bagi kepentingan nasional.
Yang dimana rasa nasionalisme memiliki kandungan didalam makna persatuan dan juga
kesatuan untuk mempertahankan kedaulatan dai sebuah negara. Sifat nasionalisme ini
merupakan sebuah bukti kesetiaan dan kecintaan seseorang terhadap bangsanya sendiri.
Nasionalisme sangatlah berperan penting dalam memperjuangkan dan juga mempertahankan
kemerdekaan suatu negara.
Nasionalisme ada memiliki beberapa bentuk, yaitu nasionalisme kewarganegaraan,
nasionalisme romantik atau organik atau identitas, nasionalisme budaya, nasionalisme etnis,
nasionalisme agama dan juga nasionalisme kenegaraan. Berikut adalah penjelasan dari
masing-masing bentuk nasionalisme tersebut.

1. Nasionalisme kewarganegaraan, dalam bentuk nasionalisme ini memliki kebenaran


politik dan juga ikut serta aktifnya masyarakat sebagai perwakilan dalam dunia
politik.
2. nasionalisme romantik, yang dimana negara mendapat kebenaran politik sebagai
yang alamiah dan juga dapat mengekspresikan dari suatu bangsa atau ras.
nasionalisme romantik ini yang menitik beratkan kepada budaya etnis dengan
mnyesuaikan dengan idealisme romantik.
3. Nasionalisme budaya, merupakan negara yang dimana memperoleh kebenaran
politik dan juga budaya bersama, tidak memiliki sifat turun menurun.
4. Nasionalisme etnis, dimana hal ini terjadi didalam negara yang memperoleh
kebenaran politik dan juga budaya dalam sebuah masyarakat. Yang dimana
keanggotaan suatu bangsa memiliki sifat yang turun temurun.
5. Nasionalisme agama, yang dimana hal ini dapat memperoleh legitimasi politik dari
persamaan agama dan juga kerukunan antar agama dalam bernegara.
6. Nasionalisme kenegaraan, ialah dimana masyarakatnya memiliki perasaan
nasionalistis yang sangat kuat dan juga memiliki kebebasan dalam berbangsa dan
bernegara. Nasionalisme kenegaraan ialah suatu perkumpulan yang memberi
kontribusi tentang pemeliharaan dan kekuatan negara. Selain itu, Nasionalisme
kenegaraan merupakan variasi nasionalisme kewarganegaraan, yang selalu
digabungkan dengan nasionalisme etnis.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nasionalisme merupakan suatu sikap politik atau pemahaman dari masyarakat
suatu bangsa yang memiliki keselarasan kebudayaan dan wilayah, yang juga memiliki
kesamaan cita-cita dan tujuan sehingga timbul rasa ingin mempertahankan negaranya, baik
dari internal maupun eksternal. Nasionalisme sebagai ide, baru muncul antara tahun 1776
hingga 1830 khususnya di benua Eropa dan Amerika ketika terjadi proses integrsi dari
kerajaan-kerajaan sampai terbentuknya negara nasional. Dalam proses transisi itu lahir apa
yang disebut masyarakat kelas menengah. Nasionalisme merupakan suatu paham yang
dibentuk untuk mempetahankan kedaulatan dalam suatu negara yang memiliki tujuan
bersama bagi kepentingan nasional. Yang dimana rasa nasionalisme memiliki kandungan
didalam makna persatuan dan juga kesatuan untuk mempertahankan kedaulatan dai sebuah
negara.

B. Saran
Nasionalisme merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki setiap warga negara,
namun nasionalisme kita janganlah menjadi nasionalisme yang berlebihan atau dalam kata
lain sampai bersikap chauvanisme dan menganggap negara lain rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Mifdal Zusron Alfaqi. Melihat sejarah nasionalisme Indonesia untuk memupuk sikap
kebangsaan generasi muda. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan. Vol 13, No 2
(2016). Dalam https://journal.uny.ac.id/index.php/civics/article/view/12745/0 diakses pada
tanggal 22 februari 2021.

Aman. Kesadaran Sejarah dan Nasionalisme: Pengalaman Indonesia. Jurnal Informasi Vol
35, No 2 (2009). Dalam https://journal.uny.ac.id/index.php/informasi/article/view/6386
diakses pada tanggal 22 februari 2021.

Yosaphat Haris Nusarastriya. Sejarah Nasionalisme Dunia dan Indonesia. Dalam


https://ris.uksw.edu/jurnal diakses pada tanggal 22 februari 2021.

https://www.fimela.com/lifestyle-relationship/read/4412104/pengertian-tujuan-dan-bentuk-
nasionalisme-yang-harus-dipahami

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/08/pengertian-nasionalisme-dan-bentuk-
nasionalisme-lengkap.html

Anda mungkin juga menyukai