Anda di halaman 1dari 31

21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Bangladesh merupakan salah satu negara muslim terbesar yang terletak di
Asia Selatan. Sebelum merdeka negara ini memiliki perjalanan yang berliku. Mulai
dari menjadi satu dengan India di bawah pemerintah kolonial Inggris, hingga menjadi
bagian dari Negara Pakistan. Meskipun sebagai salah negara muslim terbesar, negara
ini tidak pernah lepas dari bencana dan konflik, sehingga kemiskinan pun tidak
terhindarkan. Sejarah politik Bangladesh dapat dikatakan selalu diwarnai dengan
gejolak, penindasan militer dan peraturan oleh otoritas yang jauh telah meninggalkan
bekas luka di negara tersebut, namun akar demokrasi tumbuh lebih dalam setiap
tahunnya. Hingga saat ini semangat kemerdekaan manusia dan pencarian kebebasan
tetap terus hidup di tengah situasi yang sulit.
Korea Utara dan Korea Selatan juga memiliki sejarah hitam dalam masa
perjuangan mereka menuju kemerdekaan kedua negara. Daratan Korea pada awalnya
merupakan satu kawasan yang tidak terpisahkan, dan merupakan satu kerajaan yang
dipimpin oleh dinasti Yi. Pada tahun 1910 daratan Korea dijajah oleh Jepang sampai
pada tahun 1945, setelah Jepang mengakui kekalahannya dari Amerika Serikat akibat
Perang Dunia-II, maka daratan Korea pun terbagi menjadi dua wilayah yaitu Korea
Selatan dan Korea Utara.
Selain dari wilayah Korea,kemunculan paham komunis di Tiongkok
menambah daftar konflik di Asia Timur. Kemunculan paham komunis di Tiongkok
berawal dari kemenangan Partai Komunis Tiongkok dalam konflik politik di
Tiongkok. Hal itu meyebabkan perang saudara dan terjadi konflik di Tiongkok

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, maka dari
itu terdapat 3 rumusan masalah, yaitu:
21

 Bagaimana latar belakang kemerdekaan Bangladesh?


 Konflik apa yang terjadi antara JBC dan pemerintahan Bangladesh?
 Bagaimana akhir dari konflik di Bangladesh?
 Apa penyebab konflik yang terjadi di Asia Timur?
 Bagaimana latar belakang terjadinya konflik di Asia Timur?
 Bagaimana akhir dari konflik di Asia Timur?
1.3 Tujuan
 Untuk memenuhi syarat menyelesaikan tugas Sejarah Peminatan kelas XII
semester satu.
 Untuk menganalisis lebih mendalam mengenai konflik-konflik yang
terjadi di berbagai belahan dunia khususnya di Bangladesh dan di Asia
Timur.
 Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini diharapkan informasi terkait
konflik-konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia khususnya di
Bangladesh dan di Asia Timur dapat menjadi sebuah pemahaman dan
informasi.
1.4 Manfaat
 Dapat meningkatkan pemahaman serta pengetahuan pembaca dalam
bidang sejarah khususnya konflik di Bangladesh dan di Asia Timur.
 Diharapkan pembaca dapat juga berkontribusi dalam pengembangan ilmu
sejarah khususnya konflik-konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia
seperti yang terjadi di Bangladesh dan di Asia Timur.
 Diharapkan menjadi bahan pertimbangan sumbangan pemikiran terkait
konflik-konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia khususnya di
Bangladesh dan di Asia Timur.
21

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Latar belakang kemerdekaan Bangladesh

Republik Rakyat Bangladesh adalah negara kecil yang memiliki luas 144.000
kilometer persegi, sebuah wilayah yang sedikit lebih kecil dari negara bagian
Wisconsin. Negara ini terletak di Teluk Bengal dan hanya berbatasan dengan dua
negara, India dan Myanmar. Secara luar biasa, hampir 150 juta orang – setengah dari
populasi Amerika Serikat, atau sekitar lima kali lebih banyak orang yang tinggal di
seluruh Kanada – hidup di wilayah kecil ini. Kondisi ini menciptakan kepadatan
penduduk tertinggi di dunia, 2.600 orang per mil persegi.

Pemerintah Bangladesh menyadari bahwa penduduknya terlalu tinggi dan telah


bekerja untuk mengatasi situasi ini. Dengan tingkat kenaikan populasi alami 2 persen
per tahun, situasinya jauh lebih baik daripada di masa lalu. Tiga dekade yang lalu,
tingkat kelahiran hampir dua kali lebih tinggi. Pada tahun 1970, rata-rata wanita akan
melahirkan sekitar enam anak; sekarang, angka tersebut telah turun menjadi tiga.

Bangladesh juga merupakan negara Islam, dengan populasi Muslim terbesar


keempat di dunia. Islam dibawa ke negara itu oleh orang-orang Turki dari Asia
Tengah pada abad ke-13. Sejak diperkenalkan beberapa abad yang lalu, Islam terus
berkembang. Hingga saat ini, tercatat 83 persen penduduknya beragama Islam.
Sementara umat Hindu membentuk 16 persen populasi.

Kondisi alam Bangladesh tidak begitu bersahabat dengan penduduk setempat.


Terlebih jika angin muson yang membawa hujan tiba, penduduk Bangladesh sangat
rawan terjadi banjir. Kondisi diperparah karena sebagian besar petani dan lainnya
tinggal di dataran rendah yang rentan banjir, sehingga dampak muson bisa sangat
21

menghancurkan. The United Nations Environment Programme (UNEP)


memperkirakan bahwa 80 juta orang Bangladesh berada dalam bahaya akibat banjir.
Jika iklim bumi terus menghangat dan permukaan air laut naik, kerentanan negara
terhadap banjir akan menjadi jauh lebih buruk.

Siklon adalah bahaya alam lain yang dapat berdampak pada tanah dan
penduduk Bangladesh. Siklon tropis terbentuk di ujung selatan Teluk Benggala
selama musim panas dan kemudian bergerak ke utara menuju pantai Bangladesh.
Siklon ini menyebabkan banjir dan gelombang pasang yang sering terjadi yang
mempengaruhi dataran rendah.

Habitat manusia juga menimbulkan sejumlah ancaman terhadap lingkungan


bangsa ini. Di antaranya adalah polusi air, penggundulan hutan, kekurangan air
(selama musim kemarau), degradasi tanah, dan sejumlah masalah tambahan yang
disebabkan oleh kelebihan populasi dan kemiskinan.

Pada awal abad ke-20,wilayah Bengal merupakan salah satu wilayah Asia
Selatan yang masuk dalam kolonialisasi Inggris. Bengal pada tahun 1905 dibagi
menjadi dua wilayah; Bengal Barat dan Timur (Bangladesh sekarang ini). Bengal
Barat yang beribukota di Calcutta lebih banyak didominasi oleh orang Hindu.
Sementara Bengal Timur yang beribukita di Dhaka lebih didominasi muslim. Akan
tetapi pada tahun 1912, Inggris kembali menyatukan wilayah Bengal akibat desakan
dari orang-orang Hindu. Konflik pun tidak dapat dihindarkan dan semakin memuncak
ketika wilayah-wilayah muslim di India meminta untuk dipisahkan dari India dan
menjadi negara independen. Gagasan itu mendapatkan dukungan kuat dari Liga
Muslim India.

Sementara muslim India mulai menyampaikan gagasan pemisahan wilayah,


orang-orang Hindu tetap bersikukuh untuk bersatu. Mahatma Gandhi sempat
mencoba meredakan ketegangan antara kedua golongan, namun karena perbedaan
21

yang terlampau curam usaha tersebut gagal. Akhirnya pemerintah Inggris


mengeluarkan Undang-Undang Kemerdekaan India pada tanggal 14 Juli 1947.
Undang-undang itu memisahkan wilayah kolonial India menjadi dua wilayah
independen yaitu India dan Pakistan.

Pakistan merdeka pada tanggal 14 Agustus 1947, dan India merdeka pada
tanggal 15 Agustus 1947. Kekacauaan pun tidak dapat dihindarkan. Setelah
kemerdekaan, ketakutan untuk masa depan segera menghantui jutaan umat Hindu
yang pindah ke tanah yang kini terpisah dari India. Di sisi lain, jutaan muslim
melarikan diri dari rumah mereka di India untuk mencari keamanan di tanah negara
baru Pakistan.

Kekerasan, kerusuhan, penganiayaan, genosida, dan penculikan terjadi segera


setelah kemerdekaan untuk dua negara baru. Diperkirakan 12 sampai 14 juta orang
melarikan diri dari wilayah Pakistan atau India, dan lebih dari setengah juta orang
meninggal.

Setelah Pakistan merdeka, wilayah Bengal Timur disebut sebagai Pakistan


Timur. Pakistan adalah sebuah negara yang terbagi menjadi dua bagian di sisi
berlawanan di benua India. Dua bagian itu terpisah sejauh 1.000 mil (1.600
kilometer). Ibukota negara berada di Karachi dan sekitar 90 persen kekayaan negara
dipusatkan di Pakistan Barat. Sementara itu, 90 persen penduduk negara tinggal di
Pakistan Timur yang relatif miskin dan tidak berdaya.

Keputusan politik dan ekonomi yang dibuat oleh pemerintah Muhammad Ali
Jinnah secara alamiah lebih menguntungkan Pakistan Barat. Di antara keduanya juga
terdapat perbedaan kebudayaan yang cukup menonjol. Salah satu perbedaan paling
menojol adalah bahasa yang digunakan di masing-masing wilayah. Bahasa Urdu
disarankan oleh Pakistan Barat untuk dijadikan sebagai bahasa nasional dan bahasa
Bengali yang merupakan bahasa dominan Pakistan Timur menjadi bahasa kedua.
21

Permasalah pun muncul, karena kebanyakan orang di Pakistan Timur tidak bisa
mengerti bahasa Urdu. Mereka sangat marah atas keputusan politik yang dibuat
pemerintah untuk mengangkat bahasa Urdu sebagai bahasa resmi negara tersebut.

Pada tahun 1952, demonstrasi mahasiswa di Pakistan Timur berakhir dengan


kekerasan saat polisi membunuh dua pengunjuk rasa. Dua tahun kemudian, Pakistan
Timur berhasil menekan pemerintah Karachi untuk mengakui bahasa Bengali dan
bahasa Urdu sebagai bahasa resmi negara tersebut. Namun, benih pemisahan antara
Pakistan Timur dan Barat sudah tertanam dengan kokoh karena masalah bahasa.

Liga Muslim menjadi partai politik setelah Pakistan mengamankan


kemerdekaannya. Namun, dalam pemilihan 1954, Pakistan Timur menolak Liga
Muslim dan memilih mendukung partai lokal seperti Partai Sosialis Petani dan
Pekerja, serta Liga Awami (Liga Rakyat). Partai-partai ini lalu membentuk sebuah
koalisi yang bekerja sama untuk menentang dominasi Pakistan Barat.

Isu baru yang semakin memanaskan pemisahan Pakistan Timur dan Barat
muncul, setelah bantuan luar negeri yang dikirim ke negara itu kebanyakan diberikan
ke Pakistan Barat dan sedikit sekali untuk Pakistan Timur. Pada tahun 1966,
pemimpin Liga Awami, Sheikh Mujibur Rahman (yang biasanya dipanggil Mujib),
mengeluarkan enam point program politik dan ekonomi untuk Pakistan Timur.
Gagasan utama dalam agendanya adalah untuk meningkatkan otonomi Pakistan
Timur.

Sementara itu, Presiden Mohammad Ayub Khan dari Pakistan meresponnya


dengan mendorong negara tersebut ke arah yang berlawanan, menuju integrasi
Pakistan Timur dan Barat. Mujib ditangkap oleh pemerintah pada tahun 1968.
Akibatnya kekerasan, pemogokan, dan demonstrasi berlanjut. Pada tahun 1969, Ayub
mengundurkan diri dan Jenderal Agha Mohammad Yahya Khan mengambil alih
21

kendali pemerintah Pakistan. Ia menerapkan darurat militer untuk memadamkan


kekacauan dan kekerasan.

Peristiwa berubah tak terduga pada tanggal 12 November 1970, ketika sebuah
topan yang menghancurkan menghantam Pakistan Timur. Seperempat juta orang
meninggal. Dua hari setelah topan tersebut, Jenderal Yahya datang dari Karachi untuk
melihat situasinya. Ia tampak acuh tak acuh terhadap masalah, sehingga membuat
rakyat Pakistan Timur semakin marah.

Keretakan politik terlihat jelas pada pemilihan bulan Desember tahun 1970 dan
Pakistan Barat mulai memindahkan lebih banyak tentara ke Timur. Pada masa ini
keretakan politik, ekonomi, dan sosial antara Timur dan Barat telah mencapai titik
puncak. Jenderal Yahya telah memutuskan untuk menundukkan Pakistan Timur
dengan penggunaan militer. Tindakan keras yang merusak menggunakan militer
dimulai pada tanggal 25 Maret 1971.

Keesokan harinya pada 26 Maret 1971, Bangladesh mengumumkan


kemerdekaannya dari sebuah radio Stasiun yang disita di Chittagong. Militer Pakistan
terus memaksa Pakistan Timur untuk tunduk pada kekuasaan pemerintah pusat
Pakistan. Bahkan mereka telah menyiapkan daftar pemimpin Pakistan Timur yang
harus dilenyapkan. Ratusan orang meninggal pada malam pertama pertempuran
sengit.

Di sisi lain, masyarakat lokal Pakistan Timur menyadari ini sebagai awal perang
untuk pembebasan. Perang tersebut membawa banyak korban di Pakistan Timur.
Tidak hanya tanah, infrastruktur, dan alam yang rusak atau hancur, tetapi juga
diperkirakan satu juta orang meninggal dalam sembilan bulan pertempuran.

2.2 Konflik yang terjadi antara JBC dan pemerintahan Bangladesh


21

Konflik Jalur Bukit Chittagong adalah konflik politik dan perjuangan bersenjata
antara Pemerintah Bangladesh dan Parbatya Chattagram Jana Sanghati Samiti
(PCJSS) (Partai Rakyat Bersatu Jalur Bukit Chittagong) dan sayap bersenjatanya,
Shanti Bahini, atas isu otonomi dan hak-hak suku Jumma yang beragama Buddha dan
Hindu, suku Chakma, dan suku-suku di Jalur Bukit Chittagong.

Pada masa awal kemerdekaan, Bangladesh menghadapi masalah internal, yaitu


pemberontakan dari suku minoritas Jumma atau orang Jumma, yang bermukim di
Jalur Bukit Chittagong (JBC). Orang Jumma menutut otonomi luas dari Bangladesh
setelah Negara itu dianggap gagal menegakkan keadilan dan perdamaian di tanah
mereka. Eskalasi konflik telah diredam setelah berbagai pihak mematuhi
komitmennya untuk menghargai perjanjian damai pada 1997. Meskipun demikian,
ketegangan antar suku, warga etnis Benggala, dan pemerintah tetap terjadi secara
sporadic.

Sebelum kedatangan Bangsa Inggris, Orang Jumma hidup relative terisolasi di


JBC, dengan struktur politik dan identitas budaya mereka sendiri. Pada 1860, Inggris
secara resmi menganeksasi wilayah JBC dan membentuk suatu kabupaten, yaitu
Kabupaten JBC. Untuk mengatasi ketegangan dengan penduduk setempat, Inggris
mengeluarkan CHT Regulation 1990, sebuah peraturan yang dibuat untuk melindungi
hak-hak dan kepentingan suku asli JBC. Poin kunci dari peraturan iniadalah melarang
siapapun masyarakat luar JBC untuk memasuki atau tingga di wilayah JBC. Peraturan
itu sengaja dibuat sangat ketat agar identitas orang Jumma tetap terjaga. Pada 1930,
Inggris mengizinkan orang-orang luar memasuki JBC hanya untuk berdagang.

Setelah Bangladeshnmerdeka dari Pakistan pada 1971, JBC menjadi bagian dari
Bangladesh. Penderitaan masyarakat JBC semakin terasa. Pada masa pemerintahan
presiden Syeikh Mujibur Rahman, sebagian besar peraturan yang ada dalam CHT
Regulattion 1900 dihapus dan akses orang luar ke JBC dibuka. Orang Jumma
memprotes dengan keras, namun tidak diindahkan. Pemerintah Bngladesh bahkan
21

menyikapi demonstrasi dan protes rakyat JBC dengan mengirim polisi dan tentara
agar orang-orang Non Jumma bisa masuk dengan aman dan leluasa di wilayah itu.

Pada 1972, penduduk orang Jumma mendirikan Parbatya Chattagram Jana


Sanghati Samiti (PCJSS) atau Partai Rakyat Bersatu JBC. Gerakan ini dibentuk
sebagai reaksi atas diabaikannya hak-hak pribumi dalam konstitusi baru Bangladesh.
Gerakan itu diikuti dengan pembentukan Shanti Bahini (SB) pada 1973, sayap
bersenjata PCJSS. Sejak saat itu, angkatan bersenjata Bangladesh terlibat kontak
senjata dengan SB.

Mendapat tekanan dan penindasan dari rezim yang berkuasa, Shanti Bahini
melakukan serangan pertama terhadap pasukan pemerintah pada 1977. Sebagai
alasannya, presiden yang baru menambah pasukan di JBC dan aktif mendukung
migrasi kaum etnis Benggala ke wilayah orang Jumma, melalui program yang disebut
transfer penduduk. Dalam program ini, pemerintah menyediakan uang tunai dan
beberapa bentuk insentif kepada kaum etnis Benggala yang ingin pindah ke JBC.
Militer Bangladesh kemudian memaksa penggunaan identitas dan bahasa Benggala
ke wilayah JBC.

Selama dua puluh tahun berikutnya, kontak senjata antara tentara Bangladesh
dan SB sering terjadi. Misalnya, pada April 1986, SB menyerang markas tentara
pemerintah dan pemukiman-pemukiman etnis Benggala di JBC. Tentara dan milisi
Ansars (etnis Benggala) membalas dengan membumihanguskan pemukiman
penduduk asli dari utara sampai ke timur. Negara bagian di India, yaitu Tripura,
menjadi tempat pengungsian orang Jumma.

2.3 Akhir dari konflik di Bangladesh

Pada maret 1989, pemerintah Bangladesh mengesahkan empat undang-


undang untuk menyelesaikan konflik, salah satunya memberikan otonomi terbatas
bagi kabupaten, yaitu Rangamati, Khgrachari, dan Bandarban, serta memberikan
21

amnesti kepada semua milisi JBC. Meskipun demikian, sedikit sekali perubahan yan
terjadi dan konflik tetap terjadi.

Pada 1994, pemerintah mengumumkan beberapa langkah untuk merepratiasi


pengungsi JBC di India memperpanjang jangka waktu berlakunya amnesti sampai 30
Juni 1994. Para pengungsi dijanjikan uang, mkanan, pekerjaan, serta pengembalian
lahan-lahan pertanian.

Pada Agustus 1991, JBC masuk dalam orgasisasi PBB yang disebut dengan The
Unrepresented Nation and People Organization. (UNPO) atau Organisasi Rakyat dan
Bangsa Tidak Terwakili. UNPO merupakan suatu organisasi internasional yang
demokratis, yang terdiri dari penduduk asli, kelompok minoritas, Negara berdaulat,
atau teritori yang kurang terwakili aspirasinya dalam lembaga-lembaga atau forum-
forum internasional . UNPO bertujuan intuk melindungi HAM dan hak budaya dari
anggotanya, menjaga lingkungan mereka, dan memastikan adanya solusi tanpa
kekerasan atas konflik yang dialaminya, entah dengan pihak luar/ Negara lain
ataupun dengan pemerintahnya sendiri.

Pada 2 Desember 1997 , PCJSS yang mewakili penduduk asli JBC dan
pemerintah Bangladesh mendatagani perjanjian damai Chittagong. Negosiasi damai
sebenarnya telah dimulai setelah pulihnya demokrasi di Bangladesh pada 1991,
namun sedikit sekali perubahannya. Inti perjanjian adalah pemerintah mengakui
otonomi khusus dan kekhasan identitas budaya orang Jumma dengan diberi status
istimewa. Perjanjian juga menyepakati demiliterisasi wilayah Chittagong, dan
pembentukan Dewan Regional JBC.

Dewan Regional memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk menjamin


keamanan dan ketertiban, memelihara keadilan social dan mempertahanka aturan-
aturan tradisional penduduk asli. Selain itu, mengawasi pemerintahan secara umum,
mengoordinasi dan mengatur bantuan pasca bencana, mengeluarkan izin untuk
industry-industri besar, serta mengawasi proyek pembangunan. Pemerintah pusat
21

wajib berkonsultasi terlebih dahulu dengan Dewan Regional tentang seluruh isu yang
terkait dengan JBC. Perjanjian juga menyepakat terbentuknya kementrian khusus
untuk masalah-masalah orang Jumma, yang akan diduduki oleh salah seorang wakil
suku yang kompeten. Selanjutnya, perjanjian tersebut menyepakati pengambilan
lahan orang Jumma yang sebelumnya dirampas secara paka oleh pemerintah.

Pasca perjanjian damai, ketegangan masih terasa, terutama karena masyarakat


asli JBC menganggap pemerintah tidak melaksanakan seluruh poin perjanjian secara
sungguh-sungguh. Selain itu, masih ada aktivitas orang Jumma yang ditahan tanpa
alas an yang jelas. Meskipun eskalasi konflik telah diredam melalui perjanjian damai
pada 1997, ketegangan antar orang Jumma, warga etnis Benggala, dan pemerintah
tetap terjadi secara sporadis hingga kini.

2.4 Penyebab konflik yang terjadi di Asia Timur

Perang Asia Timur Raya atau yang lebih dikenal dengan Greater East Asia
War. Perang ini sendiri merupakan perang yang terjadi di wilayah Samudra Hindia
dan pulau-pulau lain di Asia. Konflik ini terjadi sekitar tahun 1937 – 1945. Puncak
dari perang ini justru terjadi pata tahun 1941. Dimana pada saat itu Jepang menyerang
Amerika Serikat yang pada akhirnya membuat semakin banyak negara yang terlibat
dalam perang ini. Perang ini merupakan salah satu perang terbesar di dunia,
khususnya pada era tersebut. Dengan begitu banyaknya negra yang terlibat serta
keterlibatan kekuatan besar seperti Jepang dan China yang didukung oleh dua negara
adidaya yakni Uni Soviet dan Amerika Serikat. Berikut penyebab terjadinya konflik
Asia Timur :

1. Insiden Jembatan Marcopolo


21

Insiden Jembatan Marcopolo atau dikenal dengan Lugoqiau. Merupakan awal


dari pecahnya perang antara Jepang dan Tiongkok Tahap 2. Insiden ini merupakan
pertempuran antara Republik Tiongkok dan Kekaisaran Jepang. Jembatan Logou
sendiri merupakan Jembatan yang direstorasi oleh Kaisar kangxi (1662-1722).
Insiden Jembatan Marcopolo terjadi pada 7-9 Juli 1937. Lokasi pertempuran
bertempat di dekat Beijing Tiongkok. Insiden Marcopolo juga membuat hubungan
antara Jepang dan Tiongkok semakin memanas. Setelah sebelumnya kedua negara
terlibat dalam perang Tiongkok-Jepang pertama.

Insiden ini juga merupakan pemicu dari meletusnya perang Asia Timur Raya.
Sepanjang sejaran Jepang dan Tiongkok sendiri memang terlibat banyak konflik yang
menyebabkan hubungan keduanya memanas. Meskipun hubungan mulai membaik
pasca konflik pertama namun kembali memanas saat terjadinya insiden Jembatan
Marcopolo. Apalagi dalam pertempuran ini kemudian hasil akhirnya dimenangkan
oleh Jepang. Tentunya ini kemudian membuat pihak Tiongkok menjadi semakin
meradang.

2. Sikap Arogansi Jepang

Jepang memiliki ambisi besar, yaitu ingin menjadikan Asia Timur sebagai
wilayah baru yang bisa dimanfaatkan untuk lahan pemukiman dan yang SDA-nya
bisa di-eksploitasi. Sedangkan rencana tersebut ditentang oleh Rusia yang
menginginkan wilayah Asia Timur didirikan pelabuhan laut, karena air laut-nya yang
tidak pernah membeku sepanjang tahun. Perselisihan tersebut berujung pada
meletus-nya perang antara Jepang – Rusia, yang terjadi sekitar tahun 1904-1905 dan
dimenangkan oleh Jepang. Kemenangan Jepang tersebut lantas dijadikan bahan
kesombongan untuk bisa lebih leluasa memperluas wilayah kekuasaannya
sebagaimana juga latar belakang perang teluk 1 , tokoh perang korea , serta konflik
korea utara dan korea selatan .
21

Wilayah kekuasaan Jepang (pada tahun 1931) meliputi Cina Timur Laut dan
Semenanjung Korea. Banyak kritikan dilontarkan dari negara Barat kepada Jepang
ketika wilayah Cina berhasil diinvasi. Jepang tidak bergeming. Jepang justru
menganggap negara Barat yang menjatuhkan embargo bahan mentah sebagai
tindakan menguasai Jepang perlahan-lahan.

Upaya negara Barat mengembargo Jepang dengan tujuan agar Jepang mau
menghentikan agresi militer-nya ditolak mentah – mentah. Dan Jepang lebih memilih
untuk menginvasi Asia Tenggara, menguasai daerah yang kaya akan sumber daya
alamnya. Ambisi Jepang yang begitu besar untuk menguasai wilayah Asia tidak bisa
dibendung lagi. Meskipun embargo dijatuhkan kepada Jepang namun Jepang tidak
menggubrisnya dan terus melakukan invasi ke negara di Asia.

3. Jepang Juga Menyerang Wilayah yang Dikuasai Britania Raya

Britania Raya merupakan negara besar yang hampir menguasai seluruh Asia.
Britania Raya juga mendapat dampak langsung dari perang Asia Timur Raya.
Dimana negara Asia yang berada dibawah kekuasaan Britania Raya juga tidak luput
dari serangan Jepang. Jepang menyerang wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh
Britania Raya demi mencapai ambisinya untuk bisa mengiasai wilayah Asia.
Penyerangan ini kemudian membuat ketenganga antara Jepang dan Britania Raya
Sendiri.

4. Jepang Menyerang Amerika Serikat

Pada dasarnya peristiwa-peristiwa yang lebih penting terjadi setelah 7


Desember 1941, ketika Jepang menyerang Amerika Serikat. Sasaran utama Jepang
adalah pangkalan Militer Amerika Serikat di Pearl Harbour. Tujuan dari serangan ini
adalah untuk mencegah terganggunya pergerakan Jepang dalam upaya menguasai
21

wilayah Asia. Insiden ini sangat memukul wajah militer Amerika Serikat. Sebab
kerusakan yang ditimbulkan amat fatal dimana hampir semua kapal perang AS
mengalami kerusakan.

Pengeboman Pearl Harbor adalah serangan dadakan yang dilakukan oleh


Angkatan Laut Jepang terhadap Armada Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat yang
tengah berlabuh di Pangkalan AL Pearl Harbor, Hawaii, pada hari Minggu pagi, 7
Desember 1941. Serangan dimulai sekitar pukul 07:38 pagi waktu Hawaii. Pangkalan
AL Amerika Serikat di Peal Harbor diserang oleh setidaknya 353 pesawat tempur,
pesawat pembom, dan pesawat torpedo dari AL Jepang, dalam 2 gelombang
serangan, yang diberangkatkan dari 6 kapal induk AL Jepang.

Serangan ini juga mengakibatkan 188 pesawat terbang Amerika Serikat rusak
atau hancur, serta mengakibatkan korban jiwa sebanyak 2.403 korban meninggal dan
1.178 korban luka. Namun demikian, sejumlah fasilitas seperti instalasi penting
pangkalan, pembangkit tenaga listrik, galangan kapal, fasilitas pemeliharaan, fasilitas
penyimpanan bahan bakar minyak, fasilitas penyimpanan torpedo, dermaga kapal
selam, dan bangunan markas pangkalan tidak ikut diserang. Di lain pihak, Jepang
‘hanya’ kehilangan 29 pesawat, 5 kapal selam mini, dan 65 personel. Selain itu
tercatat 1 pelaut AL Jepang, yaitu Kazuo Sakamaki, tertangkap oleh pihak AS.

2.5 terjadinya konflik di Asia Timur


  Konflik Korea Utara-Korea Selatan

Konflik antara Korea Utara dan Korea Selatan juga merupakan konflik antara
kepentingan politik antara negara Super Power (Blok Timur dan Blok Barat) atau
konflik ideologi setelah berakhirnya perang Dunia-II.
21

Pada masa penjajahan Jepang di Korea, sebagian besar rakyat Korea melarikan


diri ke kawasan Cina utara dan Rusia, rakyat korea yang berada di Cina dan Rusia
mulai mendirikan organisasi-organisasi dan gerakan-gerakan untuk melawan
penjajahan Jepang, maka pada bulan September 1919  gerakan perjuangan
kemerdekaan tersebut berhasil mendirikan pemerintahan sementara yang berbasis di
Shanghai, Cina. Pemerintahan sementara itu menegakkan ideologi baru untuk
mendirikan suatu negara yang memakai sistem republik demokrasi sebagai penganti
sistem kerajaan.

Dipengaruhi oleh revolusi Rusia (1917), di Korea mulai muncul idiologi


sosialisme. Kemunculan ideologi  sosialisme ini membuat gerakan perjuangan
kemerdekaan Korea terpecah menjadi dua kubu, left wing dalam bahasa
Koreadisebut dja ik yang berideologi sosialisme dan right wing yang disebut woo
ik yang berideologi liberal. Perbedaan ideologi tersebut berlanjut sampai Perang
Dunia ke–II berlangsung dan Jepang mengakui kekalahannya terhadap AS dan
sekutunya. Meskipun adanya perbedaan ideologi diantara rakyat Korea, tetapi tidak
menyulutkan semangat perjuangan rakyat Korea untuk kemerdekaan negara mereka.

Usaha untuk menyatukan kembali kedua Korea muncul dari Korea Utara yang
mengklaim bahwa Korea Selatan merupakan bagian dari Korea Utara, sehingga  pada
tahun 1950 Korea Utara melakukan seranggan terhadap Korea Selatan dan
menyebabkan perang terbuka yang melibatkan militer Rusia dan Cina yang didukung
peralatan perang yang lengkap dan Korea Selatan yang mendapat dukungan dari
Amerika Serikat. Perang terbuka tersebut menyebabkan korban jiwa yang berjatuhan
dari kedua belah pihak, menurut estimasi angka dari Cristine Locher, bahwa 50.000
tentara Amerika Serikat, 900.000 tentara Cina dan 520.000 tentara Korea
Utara  tewas dalam perang terbuka antara kedua negara. Perang terbuka Korea Utara-
Korea Selatan berakhir pada tahun 1953, yang mencapai persetujuan perundingan
genjata-senjata antara Korea Utara-Korea Selatan yang melibatkan Amerika Serikat,
Uni Soviet, Cina, Jepang dibawah p engawasan PBB yang dikenal denganKorean
21

Treaty/Perjanjian Korea untuk menghentikan peperangan, tetapi Korea Selatan


menolak untuk menandatangani perjanjian tersebut dengan alasan-alasan tertentu
namun tetap menghormati isi dari perjanjian tersebut.
Sikap AS terhadap program nuklir Korea Utara pasca perang dingin sampai
sekarang menentang segala bentuk kebijakan yang diambil oleh Korea Utara, dan
mencari jalan keluar bagi penyelesaian konflik Korea Utara, usaha-usaha yang
dilakukan pemerintah AS yaitu pada tahun 1994 pada masa pemerintahan Bill
Clinton. Kebijakan yang diambil pemerintahan Bill Clinton pada masa iu mengakui
secara de facto regim Korea Utara dan melakukan negosiasi langsung dengan
Pyongyang/Korea Utara untuk mencari solusi dan jalan keluar bagi konflik Korea
Utara. Usaha tersebut berhasil mencapai solusi dengan ditandatanganinya  Geneva
Agreement yang merupakan pelopor lahirnya protokol KEDO (Korean
Peninsula Energy Development Organisation).
Segala usaha dan kebijakan AS yang dilakukan pemerintahan Bill Clinton
mengalami kemunduran setelah pada masa pemerintahan Gorge W. Bush berkuasa
dan terjadinya peristiwa serangan terrorist pada 11 September 2001 di AS membuat
kebijakan luar negeri AS berubah dalam masalah nuklir Korea Utara. Kebijakan AS
melawan terrorisme (War Againts Terrorisme) dan mencap Korea Utara sebagai
negara sponsor terrorime, hal ini terbukti dengan peryataan Bush yang menyatakan
bahwa Korea Utara sebagai “Axis Of Evil”sama seperti Irak dan Iran. Proses
penyelesaian damai konflik Korea Utara mengalami kemunduran dan berpeluang
terhadap perang terbuka antara AS dan Korea Utara.
Cina merupakan merupakan salah satu kunci utama dari penyelesaian konflik
Korea Utara, kebijakan luar negeri yang dilakukan Cina terhadap Korea Utara pada
awalnya tetap pada prinsipnya mendukung Korea Utara, waulaupun pasca perang
dingin Cina mulai terbuka dan membangun hubungan baiknya dengan negara-negara
kapitalis dan AS, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa hubungan Cina dengan
Korea Utara terputus, hal ini terbukti dengan bantuan-bantuan ekonomi dan pangan
yang diberikan Cina kepada Korea Utara. Cina juga menjadi mediator atas
21

perundingan konflik Korea Utara dengan melakukan mediasi pertemuan Six Party


Talk yang melibatkan enam negara yaitu Korea Utara, Cina, Korea Selatan, AS,
Jepang dan Rusia, tetapi segala usaha dilakukan Cina tidak berhasil karena Korea
Utara menarik diri dari perundingan tersebut karena Korea Utara mengangap bahwa
perundingan tersebut hanya menguntungkan pihak AS.
Dalam merespon konflik yang terjadi di semenanjung Korea, Jepang sebagai
negara tetangga yang berada dikawasan Asia Timur juga melakukan usaha-usaha
untuk menyelesaikan konflik yang terjadi, salah satu usaha yang dilakukan Jepang
untuk menyelesaikan konflik tersebut adalah dengan usaha diplomasi Jepang terhadap
Korea Utara yang diadakan pada 17 September 2002 untuk menciptakan saling
pengertian, saling percaya dalam masalah pertahanan dan keamanan masing-masing
negara yang dituangkan dalam deklarasi Pyongyang yang bertujuan untuk :
1.     Mengajak Korea Utara untuk bertindak secara tegas sebagai anggota
komunitas internasional yang peduli mengenai isu-isu keamanan seperti misil dan
senjata nuklir serta menyelesaikan dialog antara Amerika Serikat, Korea Selatan dan
negara-negara lainnya yang berkeinginan untuk mengurangi ketegangan yang ada di
semenanjung Korea.
2.      Isu penculikan merupakan masalah utama yang secara langsung
menyangkut kehidupan dan keamanan rakyat Jepang. Menghadapi masalah ini Kim
Jong II telah meminta maaf kepada PM Junichiro Koizumi dan berjanji akan
mencegah terjadinya hal seperti itu lagi dimasa yang akan datang.
3.      Dalam keamanan, Kim Jong II menginformasikan pentingnya
mempromosikan dialog antara negara-negara yang terlibat dan ia berjanji akan
mematuhi perjanjian internasional yang berhubungan dengan masalah nuklir Korea
Utara.
        Akan tetapi niat baik Jepang tidak mendapat tanggapan dari Korea Utara
karena kedekatan Jepang terhadap AS, sehingga Korea Utara tidak menaggapi dengan
serius usaha-usaha yang dilakukan oleh Jepang.
21

   Usaha-usaha reunifikasi juga dilakukan oleh Korea Selatan terhadap Korea


Utara  pada tanggal 15 Juni 2000 menadatangani deklarasi bersama (South-North
Joint Declaration)  dengan keraja sama di berbagai bidang, salah satu isi dari
deklarasi tersebut antara lain pertukaran keluarga-keluarga yang terpisah akibat
konflik. Tetapi halini tidak bertahan lama pada tanggal 29 Juni 2002 kedua Korea
kembali mengalami bentrokan perang antara angkatan laut Korea Utara dan angkatan
laut Korea Selatan dilaut kuning, dan Korea Selatan menghentikan bantuan pangan ke
Korea Utara.

Korea Utara mengangap bahwa pengembangan senjata nuklir yang


dilakukannya adalah untuk mempertahankan kedalautannya serta ancaman keamanan
dari negara lain terhadap negaranya, akan tetapi negara-negara seperti Jepang
terancam dengan pengembangan senjata nuklir Korea Utara dan uji coba-uji coba
yang dilakukan oleh Korea Utara, maka negara-negara dikawasan seperti halnya
Jepang dan juga Korea Selatan meningkatkan kemampuan pertahanan keamanan dan
militer mereka dengan melakukan kerjasama militer mereka dengan AS untuk
mencegah terjadinya perang terbuka.

 Konflik di Tiongkok

LATAR BELAKANG

Cina awalnya adalah negara kekaisaran yang diperintah oleh Dinasti Qing.
Namun menyusul timbulnya Revolusi Xinhai, sejak tahun 1911 riwayat Kekaisaran
Cina berakhir & Cina berubah menjadi negara republik dengan Sun Yat-sen sebagai
pemimpinnya. Revolusi tersebut juga membuat situasi dalam negeri Cina menjadi
tidak stabil sebagai akibat dari munculnya panglima-panglima militer yang
menguasai sejumlah daerah di Cina utara & enggan tunduk kepada pemerintah pusat.
Untuk mendapatkan tambahan kekuatan supaya bisa mengalahkan para panglima
21

militer tersebut, Sun lalu meminta bantuan kepada negara-negara Barat, namun
permintaan bantuannya ditolak.

Gagal mendapatkan bantuan dari negara-negara Barat, Sun lalu meminta


bantuan kepada Uni Soviet pada tahun 1921. Soviet setuju untuk memberikan
bantuan militer kepada pemerintah Cina, namun di saat yang sama Uni Soviet juga
menyokong Partai Komunis Cina (PKC) yang baru berdiri & memiliki perbedaan
ideologi dengan pemerintah berkuasa Cina. Bila dibandingkan dengan Kuomintang
(KMT) selaku partai berkuasa Cina, PKC pada masa itu bisa dibilang tidak ada apa-
apanya. Jika pada tahun 1923 jumlah total anggota KMT mencapai 50.000 orang,
maka jumlah total anggota PKC hanya sekitar ratusan orang.

Walaupun memiliki perbedaan ideologi, pada awalnya KMT masih menoleransi


keberadaan PKC. Kedua partai politik tersebut sepakat untuk mendirikan
pemerintahan koalisi & bekerja sama memerangi para panglima militer pembangkang
di Cina utara. Para anggota PKC bahkan diperbolehkan bergabung ke dalam
keanggotaan KMT sehingga KMT memiliki jumlah simpatisan sayap kiri yang
lumayan banyak. Namun situasinya mulai berubah setelah pada tahun 1925, Sun Yat-
sen meninggal dunia akibat kanker. Hilangnya sosok Sun yang bisa merangkul
banyak pihak lantas membuat riak-riak perpecahan antara KMT dengan golongan
komunis mulai timbul ke permukaan.

Bulan April 1927, Chiang Kai-shek selaku anggota KMT merangkap pemimpin
militer Cina menyatakan bahwa komunisme harus dibasmi karena komunisme
dianggap membawa dampak buruk bagi sektor sosial & perekonomian negara.
Pernyataan Chiang tersebut lantas diikuti dengan aktivitas penangkapan &
pembunuhan massal para simpatisan komunis di kota Shanghai. Akibat peristiwa
tersebut, KMT pun terbelah menjadi 2 kubu utama : kubu sayap kanan pimpinan
Chiang yang berbasis di Nanking (Nanjing) & kubu sayap kiri pimpinan Wang Jinwei
yang berbasis di Wuhan. Peristiwa itu pula yang membuat PKC memutuskan untuk
21

memulai perlawanan bersenjata secara terang-terangan sehingga pecahnya perang


sipil di daratan Cina tak bisa dielakkan lagi.

BERJALANNYA PERANG

Perang Fase I (1927 - 1936)

Masalah utama PKC saat hendak memulai perjuangan bersenjata adalah mereka
tidak memiliki jumlah simpatisan sebanyak yang dimiliki KMT. Sebagai solusinya,
PKC di bawah pimpinan Mao Zedong (Mao Tse-tung) memobilisasi kaum petani &
pekerja di Provinsi Hunan untuk melakukan pemberontakan pada musim gugur tahun
1927. Pemberontakan tersebut berhasil ditumpas oleh pasukan KMT, namun hal
tersebut tidak lantas membuat PKC patah arang. Untuk menarik minat para petani
agar mau direkrut menjadi anggota PKC, partai berhaluan sayap kiri tersebut berjanji
akan merampas lahan dari para tuan tanah & memberikannya kepada para petani
miskin. Hasilnya, pada tahun 1928 jumlah anggota PKC membengkak menjadi
10.000 personil.

Tahun 1931, Mao Zedong memproklamasikan berdirinya Republik Soviet Cina


(RSC) dengan Ruijin, Provinsi Jiangxi, Cina tenggara, sebagai ibukotanya. Jumlah
simpatisan dari PKC juga terus bertambah sehingga KMT berusaha mengakhiri
riwayat RSC dengan cara melakukan serangkaian invasi militer ke wilayah RSC.
Namun kombinasi dari gigihnya perlawanan pasukan RSC, konflik internal dalam
tubuh KMT, & invasi militer Jepang ke Cina utara membuat invasi-invasi militer
21

yang dilakukan oleh KMT berakhir dengan kegagalan. Memasuki tahun 1934,
pasukan KMT kembali melakukan invasi ke wilayah RSC sambil melakukan
perubahan taktik. Jika pada invasi-invasi sebelumnya pasukan KMT melakukan
serangan cepat yang terkonsentrasi lewat 1 rute, maka pada invasi tahun 1934
pasukan KMT membangun barikade & pos-pos militer di sekitar wilayah RSC sambil
bergerak masuk ke dalam wilayah RSC secara perlahan tapi pasti.

Taktik baru tersebut berjalan sukses & pasukan RSC mulai terdesak. Maka,
pada bulan Oktober 1934 Mao memerintahkan sekitar 100.000 anggota PKC di
Provinsi Jiangxi untuk mengungsi ke Provinsi Shaanxi, Cina tengah. Iring-iringan
pengungsi tersebut nantinya dikenal dengan sebutan "Barisan Panjang" (Long March)
& menempuh rute memutar sejauh 12.500 km yang melewati 11 provinsi. Dari
sekitar 100.000 orang yang mengungsi dari Provinsi Jiangxi, hanya sekitar 8.000
orang yang berhasil sampai ke tempat tujuan - Provinsi Shaanxi - dengan selamat. Di
sepanjang rute yang mereka lewati, barisan pengungsi tersebut juga melakukan
penjarahan kepada para tuan tanah setempat sambil merekrut puluhan ribu simpatisan
tambahan. Sesampainya di provinsi tujuan, kota Yan'an (Yenan) lalu dijadikan
ibukota RSC yang baru.

Perang Fase II (1937 - 1945)

Bulan September 1931, pasukan Jepang berhasil mencaplok daerah Manchuria,


Cina timur laut. Jatuhnya Manchuria ke tangan Jepang merupakan pukulan hebat bagi
negara Republik Cina (KMT) karena Manchuria merupakan daerah dengan potensi
pengembangan industri yang amat besar. Kendati demikian, Chiang selaku pemimpin
KMT & Republik Cina masih bersikeras untuk menjadikan perang melawan PKC /
RSC sebagai prioritas utama. Menurut Chiang, negara Cina yang masih dalam
kondisi terpecah tidak akan cukup kuat untuk mengalahkan militer Jepang yang saat
21

itu merupakan negara adidaya di kawasan Asia Pasifik. Sikap Chiang tersebut pada
gilirannya mengundang rasa tidak suka dari sejumlah tentara Republik Cina yang
kemudian nekat menyandera Chiang di kediamannya sendiri pada tahun 1936.

Sesudah disandera selama beberapa hari, Chiang akhirnya setuju untuk berhenti
melanjutkan perang melawan PKC & mengajak PKC untuk bersama-sama
memerangi pasukan Jepang. Persekutuan antara KMT & PKC tersebut lantas dikenal
dengan sebutan "Front Bersatu Kedua" (Second United Front). Walaupun secara
resmi kedua belah pihak sepakat untuk berdamai & bekerja sama memerangi Jepang,
namun dalam realitanya pasukan KMT & PKC masih kerap terlibat konflik bersenjata
untuk memperebutkan daerah-daerah yang masih belum dikuasai Jepang. Puncaknya
adalah ketika pada bulan Januari 1941, pasukan KMT melakukan penyerbuan &
penahanan massal kepada pasukan PKC di Provinsi Anhui, Cina timur. Pasca insiden
tersebut, persekutuan resmi yang sudah dirajut oleh KMT & PKC pun berakhir.

Selama melakukan pertempuran melawan Jepang & kelompok politik rivalnya,


KMT & PKC menggunakan taktik militer yang berbeda. Jika KMT menggunakan
taktik perang konvensional yang notabene membutuhkan banyak persenjataan berat
& personil militer, maka PKC lebih banyak menggunakan taktik gerilya alias
pertempuran sembunyi-sembunyi. Untuk menarik simpati penduduk setempat di
daerah yang baru saja ditaklukannya, PKC melakukan reformasi kepemilikan lahan
yang memihak kaum petani kecil, menggelar pidato akbar untuk mempropagandakan
nilai-nilai komunisme, & menganjurkan para prajuritnya untuk hidup membaur
dengan rakyat sipil. Hasilnya efektif. Jika pada tahun 1937 jumlah anggota PKC
hanya sekitar 100.000, maka pada tahun 1945 jumlah anggota PKC melonjak menjadi
1,2 juta.

Bulan Agustus 1945, Jepang menyerah tanpa syarat setelah kota Hiroshima &
Nagasaki dijatuhi bom atom. Menyerahnya Jepang secara otomatis mengakhiri
Perang Dunia II & konflik bersenjata antara Cina melawan Jepang. Berakhirnya
21

Perang Dunia II juga diikuti dengan invasi pasukan Uni Soviet ke Manchuria.
Keberadaan pasukan Uni Soviet di Manchuria lantas dimanfaatkan oleh pasukan PKC
untuk menyelinap masuk ke sana & mengambil sisa-sisa persenjataan yang
ditinggalkan oleh Jepang. Pasukan KMT di lain pihak juga mengalami pertambahan
kekuatan karena sejak tahun 1941, mereka mendapatkan bantuan militer dari Amerika
Serikat (AS). Bertambahnya kekuatan militer dari masing-masing pihak pada
gilirannya membuat fase ketiga dari perang sipil Cina siap memasuki fase
tersengitnya.

Konflik Fase III (1946 - 1950)

Sejak bulan Januari 1946, pembicaraan damai antara perwakilan PKC & KMT
sebenarnya sudah dilakukan dengan difasilitasi oleh AS. Namun dalam realitanya,
pembicaraan damai hanya berhasil menunda perang sipil untuk sementara waktu.
Perang akhirnya benar-benar meletus setelah pada bulan Juli 1946, pasukan KMT
yang berjumlah 1,6 juta personil melancarkan serangan besar-besaran ke wilayah
kekuasaan PKC. Sadar kalau jumlah personil & persenjataan yang dimilikinya tidak
sebaik pihak lawan, pasukan PKC pun memilih untuk mundur jika pasukan KMT
yang maju terlampau banyak untuk dibendung. Di 1 sisi taktik tersebut membuat
jumlah korban tewas di pihak PKC tidak terlampau banyak, namun di sisi lain taktik
tersebut membuat pasukan KMT bisa menaklukkan wilayah-wilayah kekuasaan PKC
dengan mudah.

Fokus utama dari pasukan KMT saat melakukan invasi adalah kota-kota besar
di Cina utara & Manchuria. Bulan Maret 1947, pasukan KMT berhasil merebut
ibukota Yan'an yang sudah ditinggalkan penghuninya. Sukses menguasai ibukota
21

negara bentukan kelompok rivalnya, perang sipil nampaknya akan segera berakhir
dengan kemenangan pihak KMT. Namun waktu membuktikan kalau perang sipil
masih jauh dari kata berakhir. Karena KMT hanya fokus melakukan invasi militer
untuk menguasai kota-kota besar, maka pasukan PKC bisa mengungsi ke daerah
pelosok & pedesaan sambil mengumpulkan simpatisan baru di sana. Upaya PKC
untuk mendapatkan simpatisan baru semakin mudah karena semakin hari semakin
banyak rakyat Cina yang membenci tindakan para petinggi KMT yang memanipulasi
perekonomian negara untuk memperkaya diri.

Akhir Juni 1947, pasukan PKC melakukan serangan serempak ke Cina tengah,
timur, & utara. Tahun berganti, KMT berusaha melakukan reformasi internal untuk
memperkuat dirinya, namun reformasi tersebut gagal terlaksana dengan baik sebagai
akibat dari maraknya aktivitas korupsi pegawai KMT & memburuknya kondisi
militer KMT di Manchuria serta Cina utara. Krisis yang menimpa KMT tidak disia-
siakan oleh PKC. Bulan Januari 1949, kota Beiping (sekarang bernama Beijing)
berhasil direbut oleh pasukan PKC tanpa pertumpahan darah. Memasuki bulan April,
giliran kota Nanking yang jatuh ke tangan pasukan PKC. Rentetan keberhasilan
tersebut lantas dimanfaatkan Mao Zedong untuk memproklamasikan berdirinya
Republik Rakyat Cina (RRC) pada tanggal 1 Oktober 1949 dengan Beiping sebagai
ibukotanya.

Semakin runyamnya kondisi di medan konflik memaksa KMT beberapa kali


memindahkan pusat pemerintahannya. Semakin lama, lokasi dari pusat pemerintahan
KMT semakin bergeser ke selatan. Bulan Desember 1949, para anggota KMT yang
masih tersisa akhirnya mengungsi ke Pulau Taiwan / Formosa yang terletak di
sebelah tenggara Cina daratan. Upaya pasukan RRC untuk merebut pulau tersebut
gagal terwujud setelah pergerakan mereka berhasil dibendung oleh sisa-sisa pasukan
KMT di Pulau Quemoy yang terletak di antara Cina daratan & Pulau Taiwan. Gagal
merebut Taiwan, pasukan PKC akhirnya memilih untuk melanjutkan penaklukannya
21

ke pulau-pulau lain di daerah Cina selatan - salah satunya Pulau Hainan - pada tahun
1950.

KONDISI PASCA PERANG

Perang sipil Cina merupakan salah satu konflik modern paling berdarah yang
pernah dikenal oleh manusia. Jumlah korban tewas akibat perang sipil fase I & fase
III jika ditotal bisa mencapai 5 juta jiwa. Jumlah tersebut bahkan bisa lebih tinggi lagi
jika jumlah korban tewas dari perang sipil fase II ikut dimasukkan. Namun, perang
sipil pada fase II kadang dianggap sebagai perang yang terpisah karena adanya
keterlibatan Jepang yang notabene sama-sama dimusuhi oleh pihak KMT & PKC.
Keberhasilan PKC memenangkan perang sipil di Cina daratan lantas diikuti dengan
eksodus massal jutaan penduduk Cina keluar negeri, salah satunya ke Hong Kong
yang saat itu masih dikuasai oleh Inggris.

Sebagai langkah awal untuk membangun kembali wilayah Cina yang porak-
poranda akibat perang sipil, Mao Zedong selaku pemimpin pertama RRC
memerintahkan pembagian tanah kepada para petani miskin & menganjurkan mereka
untuk membentuk serikat petani kolektif. Untuk mendorong pertumbuhan sektor
industri, Mao melakukan nasionalisasi massal perusahaan-perusahaan swasta &
mencanangkan program pembangunan nasional yang didukung oleh Uni Soviet.
Namun sebagai akibat dari salah perhitungan & tidak stabilnya kondisi sosial politik
dalam negeri, kondisi sosial ekonomi RRC tidak mengalami perkembangan mencolok
hingga puluhan tahun berikutnya. Perekonomian RRC baru mengalami pertumbuhan
pesat setelah pada dekade 80-an, Deng Xiaoping selaku pemimpin baru RRC
21

menjalankan sistem pasar bebas & mengundang investor asing untuk berbisnis di
wilayah RRC.

Secara resmi, perang sipil Cina sebenarnya masih berlangsung hingga sekarang
karena tidak adanya kesepakatan damai yang permanen antara kedua belah pihak.
Rezim KMT yang berlokasi di Taiwan mengklaim kalau seluruh wilayah Cina
daratan termasuk ke dalam wilayahnya & yang memerintah di Pulau Taiwan adalah
pemerintahan yang sedang berada dalam pengasingan (government in exile). Namun
dalam realitanya, kekuasaan dari rezim KMT hanya terbatas di Pulau Taiwan &
pulau-pulau kecil di sekitarnya. Di pihak yang berseberangan, pemerintah RRC juga
mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya & menganggap kalau pemerintahan yang
berkuasa di Taiwan adalah pemerintahan ilegal. Pemerintah RRC bahkan mengancam
akan memutuskan hubungan diplomatik kepada negara manapun yang mengakui
Taiwan sebagai negara berdaulat.

Menyusul keberhasilan pasukan komunis menguasai seluruh wilayah Cina


daratan, para pengamat internasional berpikir kalau jatuhnya Taiwan ke tangan rezim
komunis Cina hanyalah masalah waktu saja. Namun menyusul pecahnya Perang
Korea di tahun 1950, AS mulai menaruh perhatian lebih terhadap perkembangan
terbaru konflik RRC-Taiwan karena AS tidak ingin seluruh Asia Timur dikuasai oleh
pihak komunis. Maka, pada tahun yang sama AS pun mengirimkan armada militernya
ke Selat Taiwan untuk mencegah angkatan laut RRC & Taiwan terlibat kontak
senjata satu sama lain. Untuk meningkatkan kemandirian militer Taiwan, AS juga
giat melakukan penjualan alutsista ke pihak Taiwan hingga sekarang. Tindakan yang
pada gilirannya mengudang protes dari pihak RRC.

2.6 Akhir dari konflik di Asia Timur

Sebagian besar pasukan nasional pimpinan jiang di pusatkan di barat daya


china, ketika perang berakhir pada tanggal 15 agustus 1945, mereka mengambil alih
21

wilayah tengah dan timur china yang teletak di sebelah selatan sungai Yangzi.selain
itu, jiang telah mentandatangani genjatan senjata dengan pihak komunis. Bila tidak
demikian halnya,pasukan nasional pimpinan jiang harus berperang melawan komunis
yang menguasai barat laut China. Markas besar komunis berada di provinsi
shangxiyang bermedan berat dan selain itu mereka juga menguasai daerah barat laut
dan tidak kalah buas alamnya. Amerika Serikat telah mencegah pasukan komunis
pimpinan Mao agar tidak menguasai dua kota penting yakni Nanjing dan Shanghai.

Pemerintah nasionalis yang telah kembali ke Nanjing dari Chongking


memutuskan untuk mengadakan rapat nasional pada tanggal 5 Mei 1946 guna
membicarakan perdamaian dengan pihak komunis.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Konflik etnis yang terjadi di Bangladesh dan Asia Timur merupakan hasil dari
prasangka antar etnis, dan benturan berbagai kepentingan. Konflik yang berawal dari
perang saudara ini kemudian meluas menjadi konflik bersenjata internasional, dan
melibatkan berbagai pihak. Konflik juga terjadi karena adanya prasangka antar etnis,
dan hubungan yang dibangun lebih berdasarkan pada unsur kepentingan ketimbang
persaudaraan dan keyakinan sebagai suatu bangsa. Walaupun awalnya mereka adalah
satu kesatuan atau Negara tetangga dan satu benua, namun mereka tidak merasakan
adanya kesamaan entitas yang mengikat mereka sebagai suatu bangsa. Perbedaan
tetap dipelihara, yang akhirnya menjadi sumber konflik, bahkan pembantaian suatu
etnis terhadap etnis lainnya. Konflik yang terjadi tidak sebatas konflik etnis domestik,
21

tapi telah meluas menjadi konflik bersenjata internasional, dan menjadi perhatian
dunia. Konflik ini adalah konflik terburuk semenjak berakhirnya Perang Dunia II.

3.2 Saran
 Sebaiknya jika ada permasalahan antar Negara diselesaikan dengan cara
musyawarah secara baik-baik dan dapat menguntungkan semua pihak yang
bermasalah agar tidak menimbulkan peperangan.
 Harusnya PBB sebagai lembaga perdamaian internasional tidak memihak
dengan satu Negara saja.mereka harus adil dalam mengatasi Permasalahan
yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.google.co.id/amp/s/analee11eechul.wordpress.com/2015/09/20/makalah-
konflik-antar-negara-eropa-timur-dan-barat-2/amp/

https://www.google.co.id/search?
q=makalah+konflik+di+berbagai+belahan+dunia&client=ucweb-b&channel=sb

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perang_Saudara_Tiongkok

http://www.re-tawon.com/2013/09/perang-sipil-cina-yang-melahirkan.html?m=1

https://id.quora.com/Mengapa-Partai-Komunis-Tiongkok-bisa-menang-melawan-
Kuomintang-dalam-Perang-Sipil-di-Tiongkok

http://herdisusanto23.blogspot.com/2016/09/perang-saudara-di-china.html?m=1

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Perang_Kemerdekaan_Bangladesh

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Konflik_perbatasan_India-Bangladesh_2001
21

https://id.m.wikipedia.org/wiki/Konflik_Jalur_Bukit_Chittagong

http://wawasansejarah.com/sejarah-
bangladesh/

LAMPIRAN
21
21

Anda mungkin juga menyukai