Anda di halaman 1dari 14

PORTOFOLIO SEJARAH PEMINATAN

“KRISIS BANGLADESH”

Guru Pembimbing :
Dwi Anggawati, S.Pd
Di Susun Oleh :
Diana Nisa Huwaidah
XII SOSIAL 4

Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Babelan


Jl. Taman Kebalen Indah Babelan Bekasi
Tahun 2021/2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan portofolio yang
berjudul “Krisis Bangladesh” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan portofolio ini adalah untuk memenuhi tugas
dari Ibu Dwi Anggawati, S.Pd pada pelajaran Sejarah Peminatan sekaligus sebagai
untuk memenuhi syarat kelulusan. Selain itu, portofolio ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis sendiri.
Dalam penulisan portofolio ini saya mendapat banyak bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini saya
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dwi Anggawati, S.Pd, selaku guru pembimbing Sejarah Peminatan ;
2. Kedua orang tua saya;
3. Sri mulyati, S. pd, selaku wali kelas XII.IPS 4;
4. Rekan – rekan seperjuangan.
Saya berharap dengan adanya portofolio ini dapat memberikan banyak
manfaat serta edukasi.

Bekasi, 1 Desember 2021

Diana Nisa Huwaidah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………...ii
DAFTAR ISI ………….…………………………………iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …..……………………………………1
1.2 Rumusan Masalah …..………………………………...2
1.3 Tujuan ……..…………………….…………………....2
1.4 manfaat Penulisan...…………………………………...2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pembentukan Bangladesh……………………………...3
2.2 penyebab Terjadinya Krisis Bangladesh………………4
2.3 Kronologi Krisis Bangladesh………………………….4
2.4 Dampak krisis Bangladesh…………………………….7
2.5 Perkembagan Ekonomi Bangladesh…………………...7
2.6 Langkah-Langkah Pembuatan Video …………………8

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ……………………………………………10
Daftar Pustaka ……………………………………………11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perang Bangladesh dengan Pakistan terjadi pada tahun 1971, yang berakhir
dengan lepasnya Bangladesh dari Pakistan. Sebelumnya, Bangladesh merupakan
wilayah Pakistan yand disebut sebagai “Pakistan Timur”. Pakistan adalah negara
yang dibentuk ketika wilayah-wilayah India yang mayoritas beragama Islam
dipisahkan menjadi negara sendiri setelah merdeka dari Inggris pada tahun 1947.
Secara kuantitas, jumlah penduduk di Pakistan Timur lebih banyak dibandingkan
Pakistan Barat. Meskipun demikian, hampir 90% kekayaan alam Pakistan berada
di wilayah barat. Wilayah Pakistan Timur hanya berupa dataran tandus yang
panas. Akan tetapi, pemerintah Pakistan tidak melakukan pemerataan penghasilan
negara. Hasilnya penduduk Pakistan bagian timur hidup dalam keadaan miskin.
Selain itu, pemerintah Pakistan sering melakukan tindakan-tindakan diskriminasi
terhadap penduduk di wilayah timur.
Faktor yang melatarbelakangi konflik Bangladesh
1. Larangan penggunaan bahasa Bengali oleh pemerintah Pakistan
Bahasa resmi Pakistan, bahasa Urdu hanya dituturkan di wilayah Pakistan Barat,
sedangkan di Pakistan Timur (Bangladesh). Namun, pemerintah Pakistan tidak
memberikan status resmi pada bahasa Bengali ini
2. Pembatasan hak politik warga Bangladesh
Elit politik di Pakistan Barat dianggap memonopoli kekuasaan dan dengan cepat
menggulingkan Perdana Menteri Pakistan terpilih yang berasal dari Pakistan
Timur (Bangladesh), seperti Khawaja Nazimuddin , Mohammad Ali Bogra, atau
Huseyn Suhrawardy yang digantikan diktator militer Ayub Khan dan Yahya
Khan, dari Pakistan Barat.
3. Kegagalan Pakistan menangani topan Bhola tahun 1970
Topan Bhola menghantam pesisir pantai Pakistan Timur pada 12 November 1970,
sekitar waktu pasang, menewaskan sekitar 300 ribu hingga 500 ribu jiwa.

1
4. Pembantaian warga dan intelektual di Bangladesh oleh tentara Pakistan
Militer Pakistan meluncurkan operasi militer yang dilakukan dengan nama sandi
Operation Searchlight, dimulai pada tanggal 25 Maret 1971 untuk mengekang
gerakan kemerdekaan Bangladesh.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada karya tulis ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Pembentukan Bangladesh?
2. Apa penyebab terjadinya krisis Bangladesh?
3. Bagaimana kronologi terjadinya krisis Bangladesh?
4. Bagaimana dampak dari Krisis Bangladesh?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pembentukan Bangladesh
2. Untuk Mengetahui penyebab terjadinya krisis Bangladesh
3. Untuk Mengetahui kronologi terjadinya krisis Bangladesh
4. Untuk mengetahui dampak dari Krisis Bangladesh

1.4. Manfaat Penulisan


Manfaat dari penulisan karya tulis ini adalah kita dapat mengetahui lebih dalam
tentang krisis Bangladesh

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 . Pembentukan Bangladesh

Perang Kemerdekaan Bangladesh adalah konflik bersenjata antara Pakistan Barat


(kini Pakistan) dan, Pakistan Timur (kini Bangladesh) dan India, yang
menyebabkan didirikannya negara Bangladesh. Perang ini berlaku dari tanggal 26
Maret sampai 16 Desember 1971 dengan Pakistan Barat melancarkan operasi
militer terhadap masyarakat, pelajar dan personel bersenjata di Pakistan Timur
untuk menghancurkan perlawanan mereka menuju kemerdekaan dari Pakistan.
Bantuan India terhadap Mukti Bahini menyebabkan konflik bersenjata antara
India dan Pakistan (Perang India-Pakistan 1971). Tentara militer India dan Mukti
Bahini sukses mengalahkan pasukan Pakistan Barat di Pakistan Timur. Sesudah
perang ini, Pakistan Timur merdeka sebagai negara yang sekarang disebut
Bangladesh. Konflik Bangladesh merupakan salah satu konflik besar yang terjadi
di kawasan Asia Selatan. Asia Selatan adalah sebuah kawasan yang terletak di
sebelah selatan dari benua Asia. 8 negara berada di dalam kawasan ini yaitu
Pakistan, Nepal, Bhutan, India, Maladewa, Sri Lanka, Bangladesh, dan
Afghanistan. Dari seluruh negara tersebut, India terbukti menjadi yang paling
dominan dalam semua aspek, baik wilayah, populasi, ekonomi, politik, militer,
dsb. Kendati demikian, India tidak lantas menjadi pemimpin bagi kawasan
tersebut karena hubungan antara negara-negara Asia Selatan lebih banyak
diwarnai oleh konflik daripada kerjasama dan kehadiran Pakistan yang mampu

3
mengimbangi kekuatan India dengan memiliki nuklir. Kondisi rentan konflik yang
ada di Asia Selatan tercipta akibat peninggalan historis kolonialisme Inggris yang
membuat garis batas dengan menggabungkan dua atau lebih etnis yang saling
berlawanan dalam satu teritorial.

2.2. Penyebab Terjadinya krisis Bangladesh


Konflik ini disebabkan karena demarkasi perbatasan yang kurang jelas selama
Pembagian Benggala tahun 1947. Kedua pihak mengklaim kepemilikan atas
beberapa desa.

2.3. Kronologi Krisis Bangladesh


Pada 1952 berbagai demonstrasi dilakukan oleh mahasiswa Pakistan Timur untuk
menuntut pemerintah. Demonstrasi tersebut berhasil mendesak pemerintah
mengakui bahasa Bengali sebagai bahasa utama bersama bahasa Urdu. Pada 1966
Sheikh Mujibur Rahman, pemimpin Liga Awami mengeluarkan pernyataan
mengenai peningkatan status otonomi Pakistan Timur. Akan tetapi, langkah
tersebut justru mendapat tentangan dari Presiden Mohammad Ayub Khan.
Selanjutnya, Sheikh Mujibur Rahman ditangkap pada 1968. Pernyataan
kemerdekaan Bangladesh tersebut ditolak oleh pemerintah Pakistan. Militer
Pakistan terus mendesak Pakistan Timur untuk tunduk pada pemerintah pusat.
Akibatnya, perang antara Pakistan dan Bangladesh tidak dapat dihindari. Perang
tersebut menimbulkan kekacauan di Pakistan Timur. Setelah Pakistan merdeka,
wilayah Bengal timur disebut sebagai Pakistan Timur. Pakistan adalah sebuah
negara yang terbagi menjadi 2 bagian di sisi berlawanan di benua India. 2 bagian
itu terpisah sejauh 1.000 mil (1.600 kilometer). Ibukota negara berada di Karachi
dan sekitar 90% kekayaan Negara dipusatkan di Pakistan Barat.
Sementara itu, 90% penduduk negara tinggal di Pakistan Timur yang relatif
miskin dan tidak berdaya. Keputusan politik dan ekonomi yang dibuat oleh
pemerintah Muhammad Ali jinnah secara alamiah lebih menguntungkan Pakistan
Barat.
Di antara keduanya juga terdapat perbedaan kebudayaan yang cukup menonjol.
Salah satu perbedaan paling menonjol adalah bahasa yang digunakan di masing-

4
masing wilayah. Bahasa Urdu disarankan oleh Pakistan barat untuk dijadikan
sebagai bahasa nasional dan bahasa Bengali yang merupakan bahasa dominan
Pakistan Timur menjadi bahasa kedua. Permasalahan pun muncul, karena
kebanyakan orang di Pakistan Timur tidak bisa mengerti Bahasa Urdu. Mereka
sangat marah atas keputusan politik yang dibuat pemerintah untuk mengangkat
Bahasa Urdu sebagai bahasa resmi negara tersebut.
Pada tahun 1952, demonstrasi mahasiswa di Pakistan Timur berakhir dengan
kekerasan saat polisi membunuh 2 pengunjuk rasa. Dua tahun kemudian, Pakistan
Timur berhasil menekan pemerintah Karachi untuk mengakui bahasa Bengali dan
Bahasa Urdu sebagai bahasa resmi negara tersebut. Namun, benih pemisahan
antara Pakistan timur dan barat sudah tertanam dengan kokoh karena masalah
bahasa.
Liga muslim menjadi partai politik setelah Pakistan mengamankan
kemerdekaannya. Namun, dalam pemilihan 1954, Pakistan Timur menolak Liga
muslim dan memilih mendukung partai lokal seperti Partai Sosialis Petani dan
Pekerja, serta Liga Awami (Liga Rakyat) partai-partai ini lalu membentuk sebuah
koalisi yang bekerjasama untuk menentang dominasi Pakistan Barat.
Isu baru yang semakin mengenaskan pemisahan Pakistan timur dan Barat muncul,
setelah bantuan luar negeri yang dikirim ke negara itu kebanyakan diberikan ke
Pakistan barat dan sedikit sekali untuk Pakistan Timur.
Pada tahun 1966, pemimpin Liga Awami, Sheikh Mujibur Rahman (yang
biasanya dipanggil Mujib) mengeluarkan 6 poin program politik dan ekonomi
untuk Pakistan Timur. Gagasan utama dalam agendanya adalah untuk
meningkatkan otonomi Pakistan Timur. Sementara itu, Presiden Mohammad
Ayub Khan dari Pakistan meresponnya dengan mendorong negara tersebut ke
arah yang berlawanan, menuju integrasi Pakistan Timur dan Barat. Mujib
ditangkap oleh pemerintah pada tahun 1968. Akibat kekerasan, pemogokan, dan
demonstrasi berlanjut. Pada tahun 1969, Ayub mengundurkan diri dan Jenderal
Agha Mohammad Yahya Khan mengambil alih kendali pemerintah Pakistan. Ia
menerapkan darurat militer untuk memadamkan kekacauan dan kekerasan.
Peristiwa berubah tak terduga pada tanggal 12 November 1970, ketika sebuah
Topan yang menghancurkan menghantam Pakistan Timur.

5
Seperempat juta orang meninggal. 2 hari setelah Topan tersebut, Jenderal Yahya
datang dari Karachi untuk melihat situasinya ia tampak Acuh Tak Acuh terhadap
masalah, sehingga membuat rakyat Pakistan Timur semakin marah. Keretakan
politik terlihat jelas pada pemilihan bulan Desember tahun 1970 dan Pakistan
barat mulai memindahkan lebih banyak tentara ke timur. Pada masa ini keretakan
politik, ekonomi, dan sosial antara timur dan barat telah mencapai titik puncak.
Pada 7 Maret 1971, Sheikh Mujibur Rahman berpidato di lapangan pacuan kuda
(kini disebut Suhrawardy Udyan). Dalam pidatonya, ia menyebutkan 4 poin untuk
mempertimbangkan pertemuan majelis nasional pada 25 Maret :
- dicabutnya darurat militer
- ditariknya seluruh personel militer ke barak
- penyelidikan kematian
- penyerahan kekuasaan untuk wakil yang terpilih olehrakyat sebelum
pertemuan majelis nasional 25 Maret.
Ia meminta "rakyatnya" untuk mengubah setiap rumah menjadi benteng
perlawanan. Ia menutup pidatonya dan mengatakan "Perlawanan kita untuk
kebebasan kita. Perlawanan kita untuk kemerdekaan kita." Pidato ini dianggap
sebagai hal utama yang menginspirasi negara untuk memperjuangkan
kemerdekaan mereka. Jenderal Tikka Khan dikirim ke Dhaka untuk menjadi
Gubernur Benggala Timur. Hakim Pakistan Timur, seperti Justice Siddique,
menolak untuk mengambil sumpahnya.
Jenderal Yahya telah memutuskan untuk menundukkan Pakistan timur dengan
penggunaan militer. Tindakan keras yang merusak menggunakan militer dimulai
pada tanggal 25 Maret 1971. Keesokan harinya pada 26 Maret 1971, Bangladesh
mengumkan kemerdekaan dari sebuah radio stasiun yang disita di Chittagong.
Militer Pakistan terus memaksa Pakistan di mal untuk tunduk pada Kekuasaan
pemerintah pusat Pakistan. Bahkan mereka telah menyiapkan daftar pemimpin
Pakistan Timur yang harus dilenyapkan. Ratusan orang meninggal pada malam
pertama pertempuran sengit. Di sisi lain, masyarakat lokal Pakistan Timur
menyadari ini sebagai awal perang untuk pembebasan. Perang tersebut membawa
banyak korban di Pakistan Timur. Tidak hanya tanah, infrastruktur, dan alam yang

6
rusak atau hancur, tetapi juga diperkirakan satu juta orang meninggal dalam 9
bulan pertempuran.

2.4. Dampak krisis Bangladesh


kelumpuhan ekonomi, kerusakan di berbagai sudut kota, dan nasib penduduk yang
tidak menentu. Pemerintahan baru yang dipimpin oleh Perdana Menteri Sheikh
Mujibur Rahman menghadapi tugas berat untuk menciptakan hukum dan
ketertiban. Akan tetapi, Sheikh Mujibur Rahman menetapkan kebijakan yang
merugikan penduduk Bangladesh dan menyebabkan kudeta terhadap
pemerintahannya. Akibat kudeta, Sheikh Mujibur Rahman dan keluarganya
dibunuh pada 15 Agustus 1975.

2.5. Perkembagan Ekonomi Bangladesh


Perekonomian Bangladesh ditandai oleh kemiskinan yang ekstrem dan diliputi
oleh pergolakan politik yang sering terjadi di negara tersebut. Setelah merdeka
dari Inggris, diperkirakan 20 juta orang mengungsi, dengan Muslim bergerak dari
India dan membanjiri Bangladesh. Migrasi ini menyebabkan negara ini
kekurangan perumahan, dukungan medis, dan makanan. Tapi masalah ini
hanyalah permulaan dari masalah ekonomi negara. Banjir, siklon, dan tsunami
menyedot sumber daya ekonomi Bangladesh. Kegagalan panen berulang
mengakibatkan seringnya kelaparan yang menimpa jutaan orang. Korupsi politik
dan pertikaian politik melemahkan kemampuan pemerintah untuk memenuhi
potensinya dalam melakukan pembangunan.
Pertumbuhan penduduk yang cepat seringkali melampaui keuntungan ekonomi
tahunan. Kepadatan penduduk yang tinggi di negara tersebut menghilangkan
lahan yang berpotensi produktif dari penggunaan pertanian. Pencemaran
lingkungan juga adalah masalah besar dan membutuhkan biaya mahal untuk
dipecahkan. Kekuasaan tidak memadai, bahkan negara menjadi salah satu negara
dengan penggunaan energi per kapita paling rendah di dunia. Sama seperti negara
berkembang lainnya, pertanian adalah pekerjaan utama mayoritas penduduk
Bangladesh. Hampir dua pertiga dari angkatan kerja terlibat dalam pertanian.

7
Namun, pertanian hanya menyediakan seperlima dari produk domestik bruto
(PDB) negara tersebut. Pertanian di Bangladesh adalah pekerjaan yang sangat
menantang. Sebagian besar petani bekerja di sebidang tanah yang sangat kecil.
Sangat sedikit mesin yang digunakan, karena peralatan mahal dan tenaga kerja
manusia murah. Menambahkan mesin pengolah, secara drastis akan meningkatkan
pengangguran. Dengan demikian, upaya untuk meningkatkan produksi dengan
menggunakan lebih banyak traktor dan mesin lainnya bukan solusi yang
diinginkan untuk ekonomi perjuangan negara ini. Untungnya, Bangladesh
diberkati dengan tanah subur. Bangladesh dikenal sebagai penghasil jute
terkemuka di dunia, yang digunakan untuk membuat benang yang bisa ditenun
menjadi kain, karung, karpet, tikar, tali, dan banyak produk lainnya.
Selain pertanian, industri menjadi salah penyumbang besar bagi roda
perekonomian. Selama beberapa dekade terakhir, manufaktur telah menunjukkan
pertumbuhan yang cukup besar di Bangladesh, karena tenaga kerja sangat murah.
Bangladesh juga terhubung dengan ekonomi global melalui perdagangan.
Sebenarnya, satu-satunya cara negara maju untuk maju secara ekonomi adalah
dengan menerima dan berpartisipasi dalam proses globalisasi. Karena biaya
tenaga kerja yang rendah, Bangladesh dapat memproduksi barang-barang
manufaktur lebih murah daripada di negara-negara dimana tenaga kerja lebih
mahal.
Komoditi utama ekspor Bangladesh adalah pakaian, rami, kulit, dan makanan laut.
Sementara mereka mengImpor beberapa barang yang meliputi mesin dan
peralatan, bahan kimia, besi dan baja, tekstil, bahan makanan, produk minyak
bumi, dan semen. Sayangnya, negara ini masih melakukan impor lebih banyak
daripada ekspor dan defisit perdagangan ini menambah hutang dan kemiskinan
negara.
Empat puluh satu persen produk negara itu dipasarkan ke negara lain. Pasar utama
ekspor Bangladesh adalah negara maju seperti Amerika Serikat (24,2 persen),
Jerman (13,2 persen), Inggris (10,6 persen), Prancis (6 persen), dan Italia (4
persen).
Sementara pasar impor berasal dari China (18,7 persen), India (14,7 persen),
Kuwait (8 persen), Singapura (6 persen), dan Jepang (4,4 persen).

8
2.6. Langkah – langkah Pembuatan Video
1. Buat materi Yang Bersumber dari Internet/ Buku, lalu pelajari.
2. Lalu Rekam video sedang Menjelaskan materi tersebut
3. Buka aplikasi VN dan Cari Background kelas di google agar terlihat seperti
menjelaskan di kelas
4. Masukkan background kelas tersebut dan masukkan video yang sudah
direkam Serta Hilangkan background video, lalu ketik materi yang sudah
dipelajari di video
5. Setelah semuanya sudah diedit, pencet download. selesai

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari konflik Bangladesh adalah Bangledesh adalah Negara.


dan memerdekakan diri menjadi Negara Bangladesh. Desember 1971 yang
sebelumnya dirampas secara paksa oleh pemerintah. Pada tanggal 25 Maret 1971,
meningkatnya ketidakpuasan politik dan nasionalisme budaya di Pakistan timur
menyebabkan dilakukannya operasi penekanan oleh pasukan Pakistan Barat yang
brutal, yang disebut Operasi Searchlight. Kekerasan oleh tentara Pakistan Barat
menyebabkan pernyataan kemerdekaan Pakistan Timur sebagai negara
Bangladesh dan dimulainya perang saudara. Perang ini menyebabkan pengungsi
(diperkirakan sekitar 10 juta penduduk) membanjiri provinsi timur India.Karena
menghadapi krisis ekonomi dan kemanusiaan, India mulai membantu dan
mengorganisir grup perlawanan Bangladesh yang disebut Mukti Bahini. Disisi
lain, masyarakat lokal Pakistan timur menyadari sebagai awal perang untuk
pembebasan yang membawa banyak korban di Bangladesh .

10
DAFTAR PUSTAKA

Internet :
Wikipedia, 2018 “ Perang Kemerdekaan Bangladesh”,

https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Kemerdekaan_Bangladesh#:~:text=11%20Pr
ana la%20luar-,Latar%20belakang,negara%20baru%20yang%20disebut
%20Pakistan.&te xt=Kekerasan%20oleh%20tentara%20Pakistan
%20Barat,Bangladesh%20dan%20dim ulainya%20perang%20saudara.
https://wawasansejarah.com/sejarah-bangladesh/

Buku :
 Nana Supriatna, 2016. Konflik Asia Selatan. Bandung: Grafindo Media Pratama
 Danik Isnaini, Soma Surya Persada, Siti Munawaroh, 2021. Konflik Asia Selatan (
krisis Bangladesh ). Yogyakarta : Intan Prawira.

11

Anda mungkin juga menyukai