Di susun oleh:
XII IPS 3
2022
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan pada Allah SWT yang telah menciptakan manusia dan
memuliakannya diatas makhluk-makhluk yang lain.Juga tidak lupa pula shalawat dan salam atas
pemimpin umat islam yakni baginda besar Muhammad SAW, beserta para sahabat dan
pengikutnya hingga akhir zaman.
Terima kasih kepada Ibu Heni Nuraeni S.Pd selaku guru mata pelajaran Sejarah Peminatan,
yang telah membimbing untuk menyelesaikan tugas makalah ini. Adapun tujuan dari
pembuatan makalah ini ialah untuk memenuhi salah satu persyaratan kelulusan pada mata
pelajaran Sejarah Peminatan.Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa
masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, Saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah
ini. Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi saya khususnya,dan bagi pembaca
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan penulisan
Manfaat penulisan
BAB II PEMBAHASAN
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Pada Agustus 1947,pembagian India melahirkan negara baru yang disebut
Pakistan.Pakistan terdiri dari wilayah yang mayoritas penduduknya beragama Muslim.
Dalam negara Pakistan, terdapat dua wilayah yang secara geografis dan budaya
terpisah, salah satunya berada di ujung barat sub benua India, sedangkan yang lainnya
berada di ujung timur.Zona Barat umumnya (juga secara resmi) disebut Pakistan Barat,
dan zona Timur (Bangladesh modern) disebut Benggala Timur, dan nantinya Pakistan
Timur.
PEMBAHASAN
Pakistan Barat (terdiri dari empat provinsi: Punjab, Sindh, Balochistan dan Provinsi
Perbatasan Barat Laut) mendominasi politik negara dan menerima semakin banyak dana
daripada Timur yang semakin padat.
Perbedaan politik
Setelah pembunuhan perdana menteri pertama Pakistan Liaquat Ali Khan tahun 1951,
kekuataan politik mulai dipusatkan pada Presiden Pakistan, dan kadang-kadang
militer.Pakistan Timur menyadari jika salah satu dari mereka, seperti Khawaja
Nazimuddin, Muhammad Ali Bogra, atau Huseyn Shaheed Suhrawardy, terpilih sebagai
Perdana Menteri Pakistan, dengan cepat mereka akan dijatuhkan oleh Pakistan Barat.
Kediktatoran militer Ayub Khan (27 Oktober 1958 – 25 Maret 1969) dan Yahya Khan (25
Maret 1969 – 20 Desember 1971), yang keduanya berasal dari Pakistan Barat, hanya
meningkatkan perasaan seperti itu
Situasi mencapai klimaksnya ketika pada tahun 1970, Liga Awami, partai politik terbesar
Pakistan Timur, dipimpin oleh Sheikh Mujibur Rahman, memenangkan pemilihan umum.Partai
ini memenangkan 167 dari 169 kursi yang terbagi untuk Pakistan Timur.Hal ini memberikan Liga
Awami hak konstitusi untuk membentuk pemerintahan. Namun, Zulfikar Ali Bhutto (seorang
Sindhi), pemimpin Partai Rakyat Pakistan, menolak Rahman menjadi Perdana Menteri
Pakistan.Ia mengusulkan agar terdapat dua Perdana Menteri, satu untuk tiap sayap. Usulan ini
menimbulkan kemarahan di sayap timur. Bhutto juga menolak menerima Enam Poin Rahman.
Pada 3 Maret 1971, kedua pemimpin dari dua sayap bersama dengan Presiden Jenderal Yahya
Khan bertemu di Dhaka untuk menentukan nasib negara. Pembicaraan akhirnya gagal.
Pada 7 Maret 1971, Sheikh Mujibur Rahman berpidato di Lapangan Pacuan Kuda (kini disebut
Suhrawardy Udyan). Dalam pidatonya, dia menyebutkan empat poin untuk mempertimbangkan
pertemuan Majelis Nasional pada 25 Maret
Penyelidikan kematian.
Penyerahan kekuasaan untuk wakil yang terpilih oleh rakyat sebelum pertemuan majelis nasional 25
Maret.