JIMAT NKRI
JIMAT
T ISL
JIMAT
JIMA AM INDONESIA
ISLAM
Anggota IKAPI
Cetakan I: 2013
Percetakan:
PT. LKiS Printing Cemerlang
Salakan Baru No. 3 Sewon Bantul
Jl. Parangtritis Km. 4,4 Yogyakarta
Telp.: (0274) 387194
e-mail: lkis.printing@yahoo.com
Terima Kasih ~ v
Pengantar A Muhaimin Iskandar ~ vii
Daftar Isi ~ xiv
B. Tujuan Didirikannya NU
Sebagaimana dirumuskan dalam Statuten
Perkoempoelan Nahdlatul Ulama Tahun 1926,
NU didirikan dengan tujuan:
D. NU dan Nasionalisme
NU adalah organisasi keagamaan yang sejak
awal membela pandangan negara nasional
(national state), daripada “negara agama”. Hal
ini dibuktikan misalnya:
1. Pada Muktamar tahun 1936 di
Banjarmasin, NU memutuskan bahwa
negara Hindia-Belanda – yang diperin-
tah oleh non-Muslim (Belanda) – dapat
diterima. Konsekuensinya, negara wajib
dibela jika ada serangan dari luar.
Alasannya, umat Islam dapat melaksa-
nakan syariat dengan bebas.
2. Dalam perdebatan soal dasar negara
pada tahun 1945, NU – melalui KH
C. Hierarki Pusat-Pinggiran
Logika hubungan negara pusat-pinggiran
secara sederhana dirumuskan oleh Andre
Gunder Frank sebagai berikut: negara-negara
pusat secara konstan mengakumulasi modal,
sedang negara pinggiran secara konstan menjadi
pemasoknya (supplier).
Negara pusat adalah negara yang mempu-nyai
tingkat distribusi dan produksi industri yang
1. Rasionalisasi Tentara
Rasionalisasi tentara dilakukan oleh Wakil
Presiden Moh Hatta yang merangkap sebagai
Perdana Menteri. Rasionalisasi tentara menjadi
program kabinet Hatta yang dibentuk pada 29
Januari 1948 (Djawatan Penerangan Daerah
Intimewa Jogjakarta, Mengenang 5 Tahun
Merdeka, Cet. II, 1950, hlm. 33-34). Program
ini yang didukung oleh AH Nasution sebenarnya
merupakan pembersihan dan penyingkiran
secara sistematis laskar-laskar NU dari tubuh
tentara, juga laskar lain yang dianggap liar.
Rasionalisasi adalah mengorganisasi tentara
dengan mengurangi sekitar setengah juta laskar
yang tidak disiplin menjadi pasukan teratur dan
terlatih sejumlah sekitar 57.000 orang (Audrey
Kahin & George McT Kahih, Subversi sebagai
2. Politik Developmentalisme
Marginalisasi dan penyingkiran NU secara
struktural fase kedua adalah dikembangkan dan
dijalankannya ideologi pembangunan atau
developmentalisme oleh rezim Orde Baru.
Pembangunan dilaksanakan karena setelah Orde
Lama berakhir, Orde Baru mewarisi keadaan
ekonomi yang sangat parah, dengan inflasi yang
beratus-ratus persen setahun, tingkat
pertumbuhan ekonomi yang sangat rendah,
bahkan sampai negatif pada akhir masa Orde Lama,
A. Carut-Marut Republik
Masalah Indonesia sebagai sebuah bangsa dan
negara adalah tidak adanya akumulasi dalam
semua proses “perjalanan menjadi” bangsa dan
negara. Tidak adanya akumulasi itu tidak hanya
secara ekonomi (misalnya karena surplus
ekonomi selalu dibawa keluar), tetapi juga secara
politik (karena politik Indonesia tidak pernah
menjadi transformasi kultural), struktur
pengetahuan (karena struktur pengetahuan
bangsa ini adalah “cangkokan” struktur
pengetahuan kolonial) dan mental kolektif bangsa
(karena mentalitas bangsa ini tetap inlandeer).