Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SEJARAH INDONESIA

TOKOH PAHLAWAN NASIONAL:


Brigjen TNI (purn.) H.Hasan Basry

Disusun oleh:

 Agung Rahman Saleh


 Justine Putra Mahariady

SPK SMAN Banua Kalimantan Selatan

1
DAFTAR ISI
Kata pengantar..............................................................................................3
BAB I Pendahuluan......................................................................................4
A. Latar Belakang................................................................................4
B. Tujuan.............................................................................................4
C. Ruang Lingkup Materi....................................................................4
BAB II Isi....................................................................................................5
BAB III Penutup...........................................................................................8
A. Kesimpulan.....................................................................................8
B. Saran................................................................................................8
Daftar pustaka...............................................................................................9
Lampiran.......................................................................................................9

2
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puji syukur kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami dan kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sejarah
Indonesia tentang tokoh pahlawan nasional: Brigjen TNI (purn.) H. Hassan Basry.
Makalah ini telah kami buat dengan usaha semaksimal mungkin dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak. Untuk itu kami menyampaikan ribuan terima kasih kepada semua pihak
yang telah terlibat sehingga makalah ini pun dapat terwujud.
Tak ada gading yang tak retak. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya
bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala bentuk kritik dan saran dari pembaca
agar kedepannya kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah kami dapat memberikan manfaat, wawasan,
maupun inpirasi terhadap pembaca. Kami juga berharap dengan terwujudnya makalah ini,
dapat meningkatkan rasa nasionalisme bagi siapapun yang membaca, menilai, ataupun
menelaahnya.

Gambut, 11-05-2019

Penyusun

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa kemerdekaan dan sekitarnya merupakan suatu momentum yang sangat
bersejarah dan tak terlupakan dan sangat berarti bagi negara Indonesia hingga saat ini. Bukan
hanya sebuah acara seremonial belaka. Namun ada arti mendalam di setiap jiwa-jiwa anak
bangsa. Pada masa-masa yang mempertaruhkan harta benda, nyawa, dan keluarga serta
memerlukan pengorbanan yang sangat besar banyak nyawa melayang dan darah segar yang
mengalir membanjiri tanah air yang sangat dicintai ini dan diperjuangkan
Oleh karena zaman semakin maju dan tentu kita tidak dapat melakukan apa yang para
pahlawan nasional lakukan (berperang), setidaknya para pemuda zaman sekarang diharapkan
bisa mengenal Indonesia lebih dalam dan dapat meneladani sikap, pola pikir, dan patriotisme
serta nasionalisme para pahlawan untuk mempertahankan dan menjaga negara ini agar tetap
utuh dan satu. Tujuan
Pada masa memperjuangkan kemerdekaan banyak tenaga dan pikiran yang
disumbangkan untuk kemerdekaan negeri ini. Dari seluruh pemuda dan golongan tua, dari
Sabang sampai Merauke tanpa kenal lelah dan dengan ikhlas berkorban untuk negeri ini. Tak
kenal bahaya dan tak takut mati demi berjihad, ialah salah satu pejuang putra daerah dari
Kandangan, Kalimantan Selatan H. Hassan Basry
B. Tujuan
1. Mengetahui sejarah kehidupan dan peranan tokoh pahlawan nasional dari
Kalimantan Selatan: H. Hassan Basry
2. Dapat memahami perjuangan dan meneladani sifat, pola pikir, nasionalisme, serta
patriotisme tokoh pahlawan nasional H. Hassan Basry
C. Ruang Lingkup Materi
– Kehidupan awal dan pendidikan Hassan Basry
– Peran dalam Proklamasi Kemerdekaan
– Peran dalam Perang Kemerdekaan
– Peran dalam penumpasan PKI
– Jabatan-jabatan yang pernah dipegang
– Akhir hayat dan penetapan sebagai Pahlawan Nasional

4
BAB II
ISI
Brigjen TNI (purn.) H. Hasan Basry lahir di Kandangan, Hulu Sungai Selatan, 17
Juni 1923. Hasan Basry menyelesaikan pendidikan di Holland Inlandsche School (HIS) yang
setingkat sekolah dasar pada tahun 1939, kemudian ia mengikuti pendidikan berbasis Islam,
mula-mula di Tsanawiyah al-Wathaniah di Kandangan tahun 1940-1942, kemudian di
Kweekschool Islam Pondok Modern di Ponorogo, Jawa Timur.

Setelah proklamasi kemerdekaan, Hassan Basry aktif dalam Organisasi


Pemuda Kalimantan yang berpusat di Surabaya. Dari sini ia mengawali karirnya sebagai
pejuang. Pada 30 Oktober 1945, Hasan Basry berhasil menyusup pulang ke Kalimantan
Selatan dengan menumpang kapal Bintang Tulen, yang berangkat lewat pelabuhan Kalimas
Surabaya. Sesampainya di Banjarmasin, Hasan Basry menemui H. Abdurrahman Sidik di
Pekapuran, untuk mengirimkan pamflet dan poster tentang kemerdekaan Indonesia.

Di Haruyan pada tanggal 5 Mei 1946 para pejuang mendirikan Lasykar Syaifullah.
Program utama organisasi ini adalah latihan keprajuritan, sebagai pemimpin ditunjuklah
Hassan Basry. Pada tanggal 24 September 1946 saat acara pasar malam amal banyak tokoh
Lasykar Syaifullah yang ditangkap dan dipenjarakan Belanda.

Pada tanggal 15 Nopember 1946, Letnan Asli Zuchri dan Letnan Muda M.Mursid,
anggota ALRI Divisi IV yang berada di Mojokerto, menghubungi Hassan Basry untuk
menyampaikan tugas yaitu mendirikan satu batalyon ALRI Divisi IV di Kalimantan Selatan.
Hassan Basry berhasil membentuk batalyon ALRI tersebut. Ia menempatkan markasnya di
Haruyan. Selanjutnya ia berusaha menggabungkan semua kekuatan bersenjata di Kalimantan
Selatan ke dalam kesatuan yang baru terbentuk itu.

Perkembangan politik di tingkat pemerintah pusat di Jawa menyebabkan posisi Hasan


Basry dan pasukannya menjadi sulit. Sesuai dengan Perjanjian Linggarjati, Belanda hanya
mengakui kekuasaan de facto RI atas Jawa, Madura dan Sumatra. Akan tetapi, Hasan Basry
tidak terpengaruh oleh perjanjian tersebut. Ia dan pasukannya tetap melanjutkan perjuangan
melawan Belanda. Sikap yang sama diperlihatkan pula terhadap Perjanjian Renville. Ia
menolak untuk memindahkan pasukannya ke daerah yang masih dikuasai RI, yakni ke Jawa.

Perjuangan Hassan Basry di Kalimantan Selatan selalu merepotkan pertahanan


Belanda pada masa itu dengan puncaknya berhasil memproklamasikan kedudukan

5
Kalimantan sebagai bagian dari Republik Indonesia yang dikenal dengan Proklamasi 17 Mei
1949 atau Proklamasi Kalimantan.

Pada tanggal 2 September 1949 dilakukan perundingan antara ALRI DIVISI (A)
dengan Belanda, beserta penengah UNCI. Pada kesempatan ini, Jenderal Mayor Suharjo atas
nama pemerintah mengakui keberadaan ALRI DIVISI (A) sebagai bagian dari Angkatan
Perang Indonesia, dengan pemimpin Hassan Basry dengan pangkat Letnan Kolonel.

Kemudian pada 1 November 1949, ALRI DIVISI (A) dilebur ke dalam TNI Angkatan
Darat Divisi Lambung Mangkurat, dengan panglima Letkol Hassan Basry.

Selesai perang kemerdekaan, dia melanjutkan pendidikan agamanya ke Universitas Al


Azhar tahun 1951 – 1953. Selanjutnya diteruskan di American University Cairo tahun 1953 –
1955.

Sekembalinya ke tanah air, pada tahun 1956, Hassan Basry dilantik sebagai
Komandan Resimen Infanteri 21/Komandan Territorial VI Kalsel. Setelah menjadi petinggi
TNI, Hassan Basry menjalani Sekolah Staf Komando Angkatan Darat (Seskoad) di Bandung
tahun 1958. Pada tahun 1959, beliau ditunjuk sebagai Panglima Daerah Militer X Lambung
Mangkurat.

Pada saat suasana politik memanas karena kegiatan PKI dan ormasnya, Hassan Basry
mengeluarkan surat pembekuan kegiatan PKI beserta ormasnya pada tanggal 22 Agustus
1960. Keluarnya surat ini sempat ditegur oleh Presiden Sukarno, namun Hassan Basry
sebagai kepala Penguasa Perang Daerah Kalsel tidak mentaati teguran presiden. Pembekuan
PKI dan ormasnya diikuti oleh daerah Sulawesi Selatan dan Sumatra Selatan, peristiwa ini
dikenal dengan sebutan Tiga Selatan.

Pada tahun 1961 – 1963, dia menjabat Deputi Wilayah Komando antar Daerah
Kalimantan dengan pangkat Brigadir Jenderal. Pada tanggal 17 Mei 1961, bertepatan
peringatan Proklamasi Kalimantan, sebanyak 11 organisasi politik dan militer menetapkan
Hassan Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan. Kesepakatan ini diikuti oleh ketetapan
DPRGR Tingkat II Hulu Sungai Utara pada tanggal 20 Mei 1962, yaitu ketetapan Hassan
Basry sebagai Bapak Gerilya Kalimantan.

Pada 1960 – 1966, Hassan Basry menjadi anggota MPRS. Pada tahun 1970, dia
diangkat sebagai Ketua Umum Harian Angkatan 45 Kalsel sekaligus sebagai Dewan
Paripurna Angkatan 45 Pusat dan Dewan Paripurna Pusat Legiun Veteran Republik
Indonesia. Pada 1978 – 1982, Hassan Basry menjadi anggota DPR.
6
Hassan Basry meninggal pada tanggal 15 Juli 1984 pada usia 61 tahun setelah sakit
dan dirawat di RSPAD Gatot Subroto Jakarta. Pemakaman dia dilaksanakan secara militer
dengan inspektur upacara Mayjen AE. Manihuruk. Beliau dimakamkan di Liang Anggang,
Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Atas jasa-jasanya, dia dianugerahi sebagai Pahlawan
Kemerdekaan oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 3 November 2001.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hassan Basry merupakan salah satu tokoh yang berperan penting dalam peristiwa
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Beliau dikenal sebagai salah satu tokoh yang
menyebarluaskan berita proklamasi di Kalimantan. Pada masa perang kemerdekaan, beliau
mendirikan Divisi IV ALRI untuk menggabungkan seluruh kekuatan bersenjata yang ada di
Kalimantan. Beliau tidak terima dengan isi perjanjian Linggajati dan Renville yang tidak
menganggap Kalimantan sebagai bagian dari RI. Puncaknya adalah Proklamasi Kalimantan
pada 17 Mei 1949. Pada 1962, beliau ditetapkan sebagai Bapak Gerilya Kalimantan.
Usai perang kemerdekaan, Hassan Basry kembali menempuh pendidikan agama
hingga ke universitas. Beliau juga berperan dalam pembekuan PKI dan ormas-ormasnya,
hingga sempat menjadi anggota MPRS dan DPR. Beliau meninggal pada 15 Juli 1984 dan
dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 3 November 2001

B. Saran
Dengan ditulisnya makalah ini diharapkan pembaca, khususnya para pelajar dapat
meneladani sikap nasionilesme dan patriotisme para pahlawan nasional dan tidak luntur
cintanya pada tanah air yang sangat kita cintai ini. Dan juga diharapkan agar kita dapat
menghargai perjuangan para pahlawan yang dengan tulus ikhlas telah mengorbankan jiwa
raganya demi bangsa ini. Serta kami berharap agar para pembaca terinspirasi untuk terus
mempertahankan kemerdekaan dengan hal-hal yang berguna dan bermanfaat.
Hal yang terpenting adalah, agar kita senantiasa menjaga keutuhan dan kesatuan
Negara Republik Indonesia dengan saling menghormati dan menghargai, tidak membeda
bedakan suku, agama, ataupun ras dan kita dapat menjaga sikap toleransi.

8
DAFTAR PUSTAKA

Barjie B., Ahmad. 4 Pahlawan Nasional dari Banjar, Kalimantan Selatan. 2019.
Banjarbaru: Penakita Publisher

https://id.wikipedia.org/Hassan_Basry
dysenthree.blogspot.com

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai