Oleh Kelompok 4 :
A. Muhiddin (A92217047)
2018
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT Yang telah memberikan
nikmat sehat secara dhohir dan batin. Tak lupa pula kepada junjungan kita Nabi Muhammad
SAW yang telah membimbing kita dari zaman Jahiliyah menuju zaman Ilmiah yakni Dhinul
Islamiyah, dimana hanya karena anugerah dan karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Biografi Dr. (HC). Ir. H. Soekarno“.
Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh
karena itu, kritik dan saran yang penulis harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat dan berkah bagi semua pihak.
Wassalamua‟laikum Wr. Wb.
Penulis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dr (HC) Ir. H. Soekarno merupakan tokoh bangsa yang ada di bumi pertiwi ini. Sosoknya
sangat melegenda di telinga masyarakat. Melalui pemikirannya, sumbangsihnya kepada
bangsa ini, ia berhasil memproklamirkan kemerdekaan bangsa dari negara penjajah. Melalui
jalur diplomasi, ia memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia dari tindasan,
penjajahan, dan ekploitasi kekeyaan bangsa. Sehingga melalui jalur diplomasi inilah yang
merupakan siiasat andalan Soekarno dalam mempertahankan jati diri negeri ini.
Beberapa peristiwa yang dialaminya, dari masa pergerakan yang selalu ia lakukan, masa
penangkapan yang berujung kepada masuknya kedalam sel penjara, dan masa pengasingan.
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh bangsa penjajajh kepada Soekarno dengan alasan
bahwa ia sangatlah berbahaya untuk pemerintah saat itu. Mungkin dengan biografi yang
singkat dan jauh dari kata sempurna, kami akan menjelaskan semampu kami mengenai
biografi tokoh bangsa ini dengan julukan sang putra fajar.
1 Susilo, Taufik Adi, Soekarno Biografi Singkat 1901-1970, (Yogyakarta: Garasi, 2017), hal. 13.
Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung
Agung, Jawa Timur. Pada usia 14 tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar
Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan disekolahkan ke Hoogere
Burger School (H.B.S.) di sana sambil mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di Surabaya,
Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin
Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung dengan organisasi Jong Java
(pemuda Jawa). Tamat H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge
School (sekarang ITB) di Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung,
Soekarno berinteraksi dengan Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat
itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij. Soekarno menandatangani
Surat Perintah 11 Maret 1966 Supersemar yang kontroversial, yang isinya - berdasarkan
versi yang dikeluarkan Markas Besar Angkatan darat - menugaskan Letnan Jenderal
Soeharto untuk mengamankan dan menjaga keamanan negara dan institusi kepresidenan.
2. Masa Pergerakan Nasional
Soekarno sudah mengenal politik sejak usia belasan tahun, tepatnya ketika dia
bersekolah HBS di Surabaya. Soekarno untuk pertama kalinya menjadi terkenal ketika dia
menjadi anggota Jong Java cabang Surabaya pada tahun 1915. Bagi Soekarno sifat
organisasi tersebut yang Jawa-sentris dan hanya memikirkan kebudayaan saja merupakan
tantangan tersendiri. Dalam rapat pleno tahunan yang diadakan Jong Java cabang Surabaya
Soekarno menggemparkan sidang dengan berpidato menggunakan bahasa Jawa ngoko
(kasar). Sebulan kemudian dia mencetuskan perdebatan sengit dengan menganjurkan agar
surat kabar Jong Java diterbitkan dalam bahasa Melayu saja, dan bukan dalam bahasa
Belanda.
Pada tahun 1926, Soekarno mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang
merupakan hasil inspirasi dari Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo. Organisasi ini
menjadi cikal bakal Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas
Soekarno di PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada tanggal 29 Desember 1929 di
Yogyakarta dan esoknya dipindahkan ke Bandung, untuk dijebloskan ke Penjara Banceuy.
Pada tahun 1930 ia dipindahkan ke Sukamiskin dan pada tahun itu ia memunculkan
pledoinya yang fenomenal Indonesia Menggugat (pledoi), hingga dibebaskan kembali pada
tanggal 31 Desember 1931.
Pada bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang
merupakan pecahan dari PNI. Soekarno kembali ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan
diasingkan ke Flores. Di sini, Soekarno hampir dilupakan oleh tokoh-tokoh nasional.
Namun semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang
Guru Persatuan Islam bernama Ahmad Hasan. Pada tahun 1938 hingga tahun 1942
Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu. Soekarno baru kembali bebas pada masa
penjajahan jepang pada tahun 1942.
Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah Jepang sempat tidak
memerhatikan tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk "mengamankan"
keberadaannya di Indonesia. Ini terlihat pada Gerakan 3A dengan tokohnya Shimizu dan
Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer. Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan
Jepang memerhatikan dan sekaligus memanfaatkan tokoh-tokoh Indonesia seperti
Soekarno, Mohammad Hatta, dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga
lembaga untuk menarik hati penduduk Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi
seperti Jawa Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat (Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh
seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansyur, dan lain-lainnya disebut-
sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerja sama dengan
pemerintah pendudukan Jepang untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula
yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan Syahrir dan Amir Sjarifuddin karena
menganggap Jepang adalah fasis yang berbahaya. Dan pada hari terkhir siding pertama
BPUPKI tanggal 1 juni1945, soekarno menyampaikan pidato. Salah satu isi pidatonya
adalah pengajuan lima asas negara yang di sebut “Pancasila” dengan rincian sila, 1)
kebangsaan Indonesia, 2) Internasionalisme, 3) Perikemanusiaan, Mufakat, atau
Demokrasi, 4) Kesejahteraan Sosial, 5) Ketuhanan.2
2 Ibid hal 24
Pancasila, UUD 1945, dan dasar dasar pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan
naskah proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk untuk menyingkir ke
Rengasdengklok.
Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo mengundang tokoh Indonesia
yakni Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima
langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna
Suci) kepada tiga tokoh Indonesia tersebut. Penganugerahan Bintang itu membuat
pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, karena hal itu berarti bahwa ketiga tokoh
Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia
diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di
Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia
adalah urusan rakyat Indonesia sendiri.
Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh Letjen. Sir Phillip
Christison, Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto setelah
mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno. Presiden Soekarno juga berusaha
menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi yang dilancarkan pasukan
NICA (Belanda) yang membonceng Sekutu (di bawah Inggris), meledaklah Peristiwa 10
November 1945 di Surabaya dan gugurnya Brigadir Jenderal A.W.S Mallaby.
Karena banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya
memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta. Diikuti wakil
presiden dan pejabat tinggi negara lainnya. Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD
1945 adalah kedudukan Presiden selaku kepala pemerintahan dan kepala negara
(presidensiil/single executive).
4. Masa Kemerdekaan
Situasi politik Indonesia menjadi tidak menentu setelah enam jenderal dibunuh dalam
peristiwa yang dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September atau G30S pada 1965.
Pelaku sesungguhnya dari peristiwa tersebut masih merupakan kontroversi walaupun PKI
dituduh terlibat di dalamnya. Kemudian massa dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa
Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia) melakukan aksi demonstrasi dan
menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang salah satu isinya meminta agar PKI
dibubarkan. Namun, Soekarno menolak untuk membubarkan PKI karena bertentangan
dengan pandangan Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme). Sikap Soekarno yang
menolak membubarkan PKI kemudian melemahkan posisinya dalam politik
Ia masih bertahan selama 5 tahun sebelum akhirnya meninggal pada hari Minggu, 21
Juni 1970 di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta dengan
status sebagai tahanan politik. Jenazah Soekarno pun dipindahkan dari RSPAD ke Wisma
Yasso yang dimiliki oleh Ratna Sari Dewi. Walaupun Soekarno pernah meminta agar
dirinya dimakamkan di Istana Batu Tulis, Bogor, namun pemerintahan Presiden Soeharto
memilih Kota Blitar, Jawa Timur, sebagai tempat pemakaman Soekarno. Hal tersebut
ditetapkan lewat Keppres RI No. 44 tahun 1970. Jenazah Soekarno dibawa ke Blitar sehari
setelah kematiannya dan dimakamkan keesokan harinya bersebelahan dengan makam
ibunya. Upacara pemakaman Soekarno dipimpin oleh Panglima ABRI Jenderal M.
Panggabean sebagai inspektur upacara. Pemerintah kemudian menetapkan masa berkabung
selama tujuh hari.3
5. Istri-istri Soekarno
Siti Oetari dinikahi Presiden Soekarno saat beliau berumur 20 tahun sedangkan Siti
Oetari berumur 16 tahun. pernikahan itu terjadi saat Presiden Soekarno berada di kost
milik ayah Siti Oetari yakni HOS Tjokroaminoto. Dari mertuanya itulah Presiden
Soekarno belajar bagaiaman cara berpidato dengan berapi – rapi. Karena perbedaan
umur yakni Presiden Soekarno berumur 20 yang selalu berfikir tentang perjuangan
politik sedangkan Siti Oetari berumur 16 tahun yang masih asyik dunia anak – anak,
membuat hubungan mereka renggang dan diputuskan untuk bercerai baik – baik.
Pernikahan ini terjadi saat umur Presiden Soekarno 20 tahun sedangkan Inggit
Ginarsih berumur 33 tahun. pertemuan mereka berawal dari kos di Bandung saat
Presiden Soekarno menempuh gelar insinyur. Meskipun janda namun Presiden
Soekarno tetap menyayangi Inggit Ginarsih terbukti umur pernikahan mereka sampai 20
tahun. alasan mereka bercerai karena Inggit Ginarsih tidak mau dimadu.
3). Fatmawati
Pernikahan ini terjadi saat umur Presiden Soekarno 42 tahun dan Fatmawati 20
tahun. karena tidak mau dimadu dengan Fatmawati inilah Inggit Ginarsih kemudian
dicerai oleh Presiden Soekarno. Pertemuan mereka saat Presiden Soekarno berada di
pembuangan Bengkulu dan Fatmawati merupakan ibu negara pertama yang
mendampingi presiden RI. Dari Fatmawati inilah lahir anak Presiden Soekarno yang
juga presiden Indonesia yakni Megawati Soekarno Putri.
4. Hartini
Pertemuan antara Presiden Soekarno dengan Ratna Dewi saat berada di pertemuan
relasi di hotel Jepang. mereka menikah di tahun 1962 saat umur Ratna Dewi berumur 19
tahun dan Presiden Soekarno berumur 57 tahun. Ratna Dewi pernah membuat
kontrovesial karena menerbitkan foto bugilnya di buku yang berjudul “Madame
Syurga“ pada tahun 1998.
6). Haryati
Haryati sebelum menikah dengan Presiden Soekarno adalah penari dan Staf
Sekretaris Negara Bidang Kesenian. Mereka menikah pada tanggal 21 Mei 1963. Saat
itu Haryati sedang berusia 23 tahun dengan status masih pacar orang lain. namun karena
satu bunga mengalahkan ribuan kata – kata alias melamar mengalahkan ribuan
gombalan maka diputuskanlah Haryati untuk mau menikah dengan Presiden Soekarno.
Namun pada akhirnya mereka bercerai di tahun 1966 saat Presiden Soekarno dekat
dengan Ratna Sari Dewi Soekarno.
Pertemuan awal mereka saat Yurike Sanger sebagai anggota Bhinneka Tunggal
Ika saat upacara bendera. Presiden Soekarno jatuh cinta pada pandangan pertama pada
gadis yang saat itu berstatus sebagai pelajar. Maka segera diajak mengobrol, duduk
bersama dan diantar ke rumah. Meski tautan umur mereka sangat jauh namun atas
dasar cinta akhirnya mereka menikah di tanggal 6 Agustus 1964. Selang tiga tahun
kemudian saat Presiden Soekarno dilengserkan mereka cerai secara baik – baik.
8. Kartini Manoppo
Wanita yang masih keturunan keluarga bangsawan di Pulau Sulawesi ini menikah
dengan Presiden Soekarno pada tahun 1959. Profesi Kartini Manopo sebelum menikah
dengan Presiden Soekarno adalah sebagai pramugari Garuda Indonesia. sehingga bisa
ditebak cinta mereka mekar karena intensitas pertemuan mereka di pesawat. Namun
karena dari kalangan bangsawan ternama di Pulau Sulawesi pernikahan mereka
cenderung ditutup – tutupi.
9. Heldy Djafar
6. Putra-Putri Soekarno
1. Guntur Soekarnoputera
Guntur adalah putra sulung Soekarno dari Fatmawati, Guntur lahir pada tanggal
3 November 1944, pukul 05.00, di Jakarta. Kelahiran bayi pertama ini segera
memancarkan kegembiraan seisi rumah. Bagi Fatmawati, kehadiran Guntur jelas
memberikan kegembiraan yang berarti terutama dimasa awal Republik ketika sang
suami sibuk dengan urusan Negara. Itulah sebabnya, menurut Soekarno, guntu
adalah “Anak ibunya”.5
2. Megawati Soekarnoputri
3. Rachmawati Soekarnoputeri
Orang banyak bilang kalau beliau adalah kembarannya Ibu Mega. Mega dan
Rachma adalah kakak beradik dari pasangan Soekarno dengan Fatmawati.
Garis politik juga menurun dari sang ayah ke wanita yang juga seorang salah satu
ketua pembina Universitas Bung Karno. Buktinya, Rachma tercatat di beberapa
partai politik di Indonesia, di antaranya Partai Pelopor, Partai Nasdem dan Partai
Gerindra.7
4. Sukmawati Sukarnoputeri
5 Op. Cit. Susilo, Taufik Adi, Soekarno Biografi Singkat 1901-1970, (Yogyakarta: Garasi, 2017), hal. 47.
6 Ibid, hal. 49.
7 Ibid, hal. 52.
Marhaenisme. Marhaenisme adalah salah satu paham yang disebarkan oleh Soekarno
dalam melihat situasi bangsa pada saat itu. Top juga ya Bung Karno anaknya banyak
yang meneruskan perjuangannya di kancah politik.8
5. Guruh Sukarnoputra
Guruh adalah anak bungsu dari pasangan Soekarno dan Fatmawati. Guruh lahir
di Jakarta pada 13 Januari 1953,9 Beda dengan tiga kakak perempuannya, Guruh
lebih fokus ke dunia seni karena sedari kecil beliau sudah berkecimpung di dunia
seni tari. Selain menari, Guruh juga berkecimpung di dunia musik. Salah satu lagu
ciptaannya yang paling populer adalah Galih dan Ratna yang dinyanyikan oleh Alm.
Chrisye. Selain itu Guruh juga memiliki beberapa sanggar dan kelompok
kesenian yang sudah sering membawa nama baik Indonesia ke mata dunia.
7. Bayu Soekarnoputra
Bayu adalah anak kedua Soekarno dari Hartini. Bayu tidak aktif dalam dunia
politik, dan terakhir terdengar sebagai pegawai negeri. Bayu memang terbebas dari
getah politik. Dia menjadi pegawai secretariat Negara, meski pernah kuliah di FISIP
Universitas Indonesia, namun dia tak punya niatan mnyusul saudara-saudaranya
dalam bidang politik.11
Kartika adalah buah cinta pasangan Soekarno dengan Dewi Soekarno. Lahir di
Tokyo, Jepang 11 Maret 1967. Kartika dibesarkan di Paris,12 Karena Dewi Soekarno
adalah orang Jepang, gak heran kalau anaknya jadi super cakep kayak gini.
Perpaduan yang mantab antara Indonesia dengan Jepang. Awal karier Kartika adalah
sebagai wartawan televisi di Tokyo. Setelah pindah ke Amerika Serikat bersama
ibunya, Kartika melanjutkan kariernya di sebuah perusahaan biro iklan. Hingga
akhirnya beliau membuka sebuah yayasan di Amsterdam yang diberi nama Kartika
Soekarno Foundation (KSF). Yayasan tersebut bergerak di sektor pendidikan,
kesejahteraan ibu-anak, dan kebudayaan. Salut deh buat Kartika ya.
B. Pemikiran-Pemikiran Bung Karno
Soekarno mencurahkan seluruh daya upaya untuk membangun kekuatan nasional dan
internasional dalam rangka memutus garis hidup kolonialisme, neo-kolonialisme, dan neo-
imperialisme yang berusaha mempertahankan cengkeramannya dalam kehidupan bangsa-
bangsa. Sebagai seorang seorang patriot, Soekarno sadar bahwa pengabdiannya tidak terhenti
karena diputus kematian sekalipun. Karena itu, dengan tegar dan teguh dia menerima Wisma
Yaso yang mengubur fisiknya (pengecualian oleh rezim yang menggulingkan). Peristiwa ini
merupakan saksi bahwa Soekarno rela mengorbankan dirinya untuk satu cita-cita agung. Dan
dia menyerukan kepada seluruh rakyat untuk diam. Soekarno adalah sosok yang sangat kental
dengan gerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. selama mengabdi pada republik,
Soekarno sudah memformulasikan pikiran-pikiran yang cerdas, pemikiran itu lalu menjadi
kesaksian sejarah perjalanan manusia, pemikiran soekarno yang meluncur melalui tulisan,
ucapan, dan tindakan itulah yang kemudian dalam pidato tanggal 17 Agustus 1965 disebutnya
ajaran Soekarno, Soekarno membakukan pidato itu dengan formulasi Panca Azimat Revolusi,
dan kelima formulasi itu adalah:
1. Nasakom
Teori Nasakom, telah lahir dan di rumuskan oleh Sukarno Sejak tahun 1926, yang
waktu itu di istilahkan dengan tiga hal pokok yakni “Nasionalisme, Islamisme dan
Marxisme. Yang pada intinya di persatukan dalam satu tujuan yaitu Gotong-royong
(bekerja bersama-sama) untuk Revolusi Indonesia dalam melawan Imperialisme. Namun
ideologi ini runtuh ketika tragedi 30 september yang diduga adalah rekayasa kudeta yang
dilakukan rezim Soeharto dengan memanfaatkan musuh politiknya (Partai Komunis
Indonesia / PKI) yang kemudian di lakukan penghapusan pada partai tersebut dan di sertai
dengan pembantaian rakyat indonesia yang terkait dengan partai tersebut.13
2. Pancasila (1945)
3. Manipol/USDEK(1959)
13 Choirul Mundzir, Musdhalifa, Ir. Soekarno “Sejarah dan Pemikirannya” dikutip dari
https://youchenkymayeli.blogspot.com/.../ir-soekarno-sejarah-dan-pemikirannya.html/06 pada tanggal 06 Oktober
2018 jam 16.23.
beradab. Dan berikut ini adalah sejumlah pemikiran soekarno tentang beberapa hal
fundamental yang sangat penting untuk kemandirian manusia dan kemerdekaan.
Suatu tokoh pada suatu Negara pastilah memiliki sebuah sumbangsih terhadap
negaranya. Baik melalui tindak kerjanya, pemikirannya, dan perintah-perintah yang bersifat
mengubah Negara untuk lebih baik dari sebelumnya. Adapun dibawah ini merupakan sedikit
penjelasan mengenai sumbangsih bung Karno terhadap bangsa Indonesia ini:
1. Perumusan Pancasila.
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang menjadi tolak ukur bergerak,
memutuskan suatu masalah, dan landasan utama dalam bernegara bagi masyarakat
Indonesia. Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 pada waktu bagian bung Karno
mengemukakan pendapatnya. Ketika itu, 2 perumus sebelumnya yakni, Mr. Muhammad
Yamin mengusulkan lima asa sebagai dasar negara Indonesia. Lima tersebut: Peri
kemanusiaan, Peri Kebangsaan, Peri ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan
rakyat. Dasar tersebut disampaikan pada tanggal 29 Mei 1945. Selang hari selanjutnya
yakni pada tanggal 31 Mei 1945, giliran Prof. Dr. Mr. Soepomo mengemukakan pendapat
tentang dasar negara Indonesia merdeka yang berisi lima asas. Kelima asa tersebut yakni:
Persatuan, Kekeluargaan, Keseimbangan lahir batin, Musyawarah, dan Keadilan Rakyat.
Pada tanggal 1 Juni 1945, giliran bung Karno menyampaikan pendapatnya di tengah
sidang BPUPKI yang sedang berlangsung mengenai dasar negara. Usul Ir. Soekarno
tentang dasar negara merdeka yakni, Kebangsaan Indonesia, Internasionalisme dan peri
kemanusiaan, Mufakat atau demokrasi, Kesejahteraan sosial, dan Ketuhanan yang maha
esa. Pada akhir pidatonya, Soekarno menambahkan bahwa kelima dasar tersebut
merupakan satu kesatuan utuh yang disebut dengan Pancasila. Usulan nama Pancasila
tersebut diterima dengan baik oleh peserta sidang BPUPKI.14
2. Perumusan Teks Proklamasi.
Sebelum Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan rombongan lainnya merumuskan
teks proklamasi yang akan digunakan sebagai teks untuk menjadikan negara Indonesia ini
14 Rini Mahardikaningsih, R. Sumaryanto, Sejarah: Untuk kelas XII SMA da MA, (Solo: PT. Tiga
Serangkai, 2013), hal. 3-4.
merdeka dari tangan penjajah. Maka, dari dari golongan muda mengamankan kedua tokoh
bangsa tersebut di kawasan Rengasdengklok dengan tujuan agar kedua tokoh tersebut tidak
terpengaruh oleh orang-orang Jepang. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan Peristiwa
Rengasdengklok atau lebih spesifiknya pengamanan dua tokoh bangsa (Soekarno-Hattta)
agar supaya tidak terpengaruh oleh Jepang. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus
pukul 04.00 WIB.
Peristiwa Rengasdengklok berjalan dengan lancar dikarenakan yang melakukan
yakni Shodancho Singgih mendapatkan perlengkapan tentara Peta dari Chudancho Latief
Hendraningrat. Sesampainya di Rengasdengklok, kedua tokoh tersebut ditempatkan di
rumah milik Djiaw Kie Sung di bawah pengawasan Chucando Soebano. Sesampainya di
Rengasdengklok, para pemuda bermaksud untuk mendesak Ir. Soekarno dan Drs.
Mohammad Hatta agar segera menyatakan Proklamasi kemerdekaan Indonesia. Akan
tetapi, usaha para pemuda tetap menemui kegagalan. Kedua tokoh tersebut tetap tidak
bersedia memproklamirkan kemerdekaan pada hari itu juga. Akhirnya, dalam suatu
pembicaraan pribadi dengan Shodancho Singgih, Ir. Soekarno bersedia melaksanakan
proklamasi segera setelah kembali ke Jakarta. Berdasarkan informasi itu, Shodancho
Singgih pada tengah hari segera ke Jakarta untuk memberitahukan hal itu pada para tokoh
muda.
Di Jakarta ternyata juga terjadi kesepakatan antara golongan tua yakni, Mr. Achmad
Soebardjo dengan golongan muda yakni, Wikana bahwa proklamasi kemerdekaan
Indonesia harus dilakukan di Jakarta. Apalagi laksamana tadashi Maeda bersedia menjamin
keselamatan mereka selama berada di rumahnya. Berdasarkan hasil kesepakatan itu, Jusuf
Kunto dari golongan muda pada hari itu juga bersama Mr. achmad Soebardjo menjemput
Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta di Rengasdengklok. Mr. Achmad Soebardjo
memberi jaminan taruhan nyawanya bahwa keesokan harinya (tanggal 17 Agustus 1945)
selambat-lambatnya pukul 12.00 WIB,
Sesampainya di Jakarta, rombongan tersebut tiba pada pukul 22.00 WIB. Ketika di
Jakarta, kedua tokoh tersebut menemui Mayor Jenderal Nishimura untuk menjajaki
sikapnya tentang rencana proklamasi kemerdekaan Indonesia. Akan tetapi, Nishimura tidak
berani mengizinkan proklamasi kemerdekaan Indonesia karena takut tersalahkan oleh
sekutu. Selanjutnya, para tokoh bangsa tersebut berpikir bahwasanya proklamasi harus
tetap terlaksana dan lepas dari pengaruh Jepang. Untuk selanjutnya, romobongan tersebut
langsung menuju rumah kediaman lakmana Maeda di jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta.
Laksamana Maeda adalah seorang kepala perwakilan angkatan laut Jepang di Jakarta
tempat Mr. achmad Soebardjo bekerja sebagai stafnya.
Di rumah Maeda ini mereka merumuskan teks proklamasi. Malam itu juga sesegera
mungkin diadakan musyawarah diantara mereka. Tokoh-tokoh yang hadir saat itu ialah Ir.
Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. Achmad Soebardjo, para anggota PPKI, dan para
tokoh pemuda. Perumusan teks proklamasi dilakukan diruang makan oleh r. Soekarno, Drs.
Mohammad Hatta, Mr. Achmad Soebardjo. Perumusan teks proklamasi disaksikan oleh
perwakilan pemuda yakni: Sukarni, Soediro, dan B.M. Diah serta Miyoshi (seorang
kepercayaan Jenderal Nishimura). Tokoh-tokoh dari golongan tua pun ikut menyaksikan
tetapi posisi mereka berada di serambi rumah tersebut.
Dalam kesempatan itu, Drs. Mohammad Hatta dan Mr. Achmad Soebardjo
mengemukakan ide-idenya secara lisan. Mr. Achmad Soebardjo menyampaikan “Kami
bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia” kemudian Drs.
Mohammad Hatta menambahkan dengan kalimat “Hal-hal yang mengenai pemindahan
kekuasaan dan lain-lain, diselenggarakan dengan cara seksama dan dalam tempo se
singkat-singkatnya.” Kata-kata tersebut ditulis tangan oleh Ir. Soekarno dalam sebuah
kertas. Setelah konsepan teks proklamasi terselesaikan, ketiga tokoh bangsa tersebut
menuju ke serambi muka rumah dan menemui hadiri yang berkumpul. Ir. Soekarno
mengusulkan agar mereka yang menghadiri untuk menandatangani tejs proklamasi selaku
wakil-wakil bangsa Indonesia. Akan tetapi, Chairul Sakeh menyatakan tidak setuju
dikarekan anggota PPKI sebagai lembaga yang didirikan oleh Jepang. Sukarni
mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa
Indonesia. Setelah itu, konsep teks proklamasi diketik oleh Sajuti Melik yang kemudian
diadakan penambahan dan pengurangan kalimat pada teksnyya sebegai berikut:
a. Kata “tempoh” diubah menjadi “tempo”.
b. Kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia” diubah menjadi atas nama bangsa
Indonesia”.
c. Penulisan tanggal juga diubah dari “Djakarta, 17-08-05” menjadi “Djakarta, hari 17
boelan 8 tahun „05”. Tahun 05 merupakan tahun Showa (Jepang), yaitu tahun 2605
yang dengan sama pada tahun 1945 Masehi.
Setelah diketik oleh Sajuti Melik, teks proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno
dan Drs. Mohammad Hatta. Naskah inilah yang dianggap autentik (sejati). Perumusan teks
proklamasi sampai penandatangannya baru selesai pada pukul 03.00 WIB tanggal 17
Agustus 1945. Pada saat itu juga telah diputuskan bahwa teks proklamasi akan dibacakan
di halaman rumah Ir. Soekarno di jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pagi hari pukul 10.00
WIB. Tokoh proklamasi yang berperan dalam prosesi kemerdekaan bangsa Indonesia
yakni ibu Fatmawati. Beliau berjasa menjahit bendera merah putih yang dikibarkan pada
saat upacara berlangsung. Pada awalnya, proklamasi akan dilaksanakan di lapangan Ikada
(Ikatan Atletik Djakata) sesuai usulan dari Sukarni. Namun, untuk menghindari
pertempuran darah dengan tentara Jepang maka pelaksaan proklamasi dipindahkan di
rumah Ir. Soekarno.15
15
Ibid, hal. 10-13.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari sub pembahasan diatas, dapat kita simpulkan bahwa:
1. Ir. Soekarno (Sukarno) (lahir di Blitar, Jawa Timur, 6 Juni 1901 meninggal di Jakarta, 21
Juni 1970 pada umur 69 tahun) adalah Presiden Indonesia pertama yang menjabat pada
periode 1945 - 1966. Ia memainkan peranan penting untuk memerdekakan bangsa
Indonesia dari penjajahan Belanda. Ia adalah penggali Pancasila. Ia adalah Proklamator
Kemerdekaan Indonesia (bersama dengan Mohammad Hatta) yang terjadi pada tanggal
17 Agustus 1945. Selain itu, dia juga menjadi bapak bangsa (founding fathers) yang
banyak berperan dalam membangkitkan, memberikan jati diri bangsa, serta meletakkan
dasar negara Republik Indonesia, yaitu Pancasila yang di sampaikan pada 1 Juni 1945.
2. Seperti yang kita ketahui, sumbangsih terpenting yang kami ketahui melalui sumber-
sumber saat yakni ikut anndil dalam merumuskan dasar negara pada saat sidang pertama
BPUPKI pada tanggal 29 Mei – 01 Juni 1945. Yang kedua, ikut dan merumuskan teks
proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia.
3. Adapun pemikiran-pemikiran bung Karno mengenai keadaan bangsa, politik, ekonomi
serta sosial-kebudayaan bang yakni: Nasakom, Pancasila (1945),
Manipol/USDEK(1959), Trisakti , dan Berdikari atau berdiri diata kaki sendiri (1965).
3.2 Kritik & Saran
Penulis sangat menyadari bahwa hasil dari pembuatan makalah ini masih kurang
memuaskan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan
untuk memperbaiki makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Susilo, Taufik Adi, 2017, Soekarno Biografi Singkat 1901-1970, Yogyakarta: Garasi.
Choirul Mundzir, Musdhalifa, Ir. Soekarno “Sejarah dan Pemikirannya” dikutip dari
https://youchenkymayeli.blogspot.com/.../ir-soekarno-sejarah-dan-pemikirannya.html/06 pada
tanggal 06 Oktober 2018 jam 16.23.
Wikipedia, Soekarno Dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Soekarno/ pada tanggal
07 Oktober 2018 jam 12.00.
Mahardikaningsih, Rini , R. Sumaryanto, 2013, Sejarah: Untuk kelas XII SMA da MA,
Solo: PT. Tiga Serangkai.