Anda di halaman 1dari 2

Penyebab dan Pemicu Terlibatnya Kaum Perempuan dan Kaum Muda dalam Gerakan

Islam Radikal

A. Kaum Perempuan
Ada beberapa faktor yang membuat kaum perempuan terlibat dalam gerakan
radikal, antara lain
1. Faktor relasi sosial-personal, melalui hubungan kekeluargaan maupun pertemanan
yang menjadi alasan bagi perempuan untuk mendukung kelompok intoleran dan
radikal. Relasi paling umum terjadi ialah relasi suami-istri.1
2. Untuk mendapatkan upah yang cukup sebagaimana laki-laki.2
3. Kurangnya pendidikan dan informasi mutakhir, Perempuan adalah kelompok rentan,
mudah mengakses sosial media namun kemampuan literasi rendah.
4. Keprihatinan atas sikap hegemoni laki-laki yang cenderung non-konformitas dan
selalu dita’ati.
5. Takut pada kemurkaan Allah. Karena perempuan ialah kelompok yang mudah
percaya dan tunduk pada segala yang bernuansa agama.
6. Strategi dan taktik NIIS Internasional menggunakan perempuan dalam peran-peran
kombatan sebagai pasukan artileri dan pelaku bom bunuh diri.
7. Umumnya TKW, mengalami berbagai trauma psikologis selama bekerja di luar
negeri. Patologi psikis membuat mereka mudah menerima pengaruh apapun yang
dianggap menolong, meskipun itu dari kelompok radikal sekalipun.
8. Perempuan memiliki loyalitas penuh dan kurang dicurigai.

B. Kaum Muda

Radikalisme memiliki sejarah yang salah satunya dimunculkan lewat sikap intoleransi.
Bibit intoleransi ini dimiliki oleh setiap kaum muda, seperti yang diungkapkan oleh para
psikolog sosial dan ilmuwan sosial, hal ini sekurang-kurangnya dipicu atau disebabkan oleh
empat hal;

1. Soal kesiapan mental yang belum matang, sehingga anak-anak muda gampang
terpengaruh oleh hal-hal yang disampaikan dari orang yang dianggap lebih tua, lebih
pintar, serta lebih “berkuasa” dalam hal keagamaan.
2. Ketimpangan politik, memunculkan spekulasi bahwa kaum muda kurang mendapatkan
akses yang memadai, padahal mereka “agent of change” atau tulang punggung politik.
Kondisi ini membuat kaum muda kecewa pada negaranya, sehingga bila mendapat
siraman kebencian, maka muncul pada mereka kebencian terhadap kelompok, golongan,
atau bahkan agama tertentu.

1
Fitriani, dkk. Intoleransi dan Radikalisme di Kalangan Perempuan. Jakarta: Wahid Foundation, 2017. Hal 9
2
Aan Jaelani. Islam, Gender dan Fundamentalisme-Radikal dalam Politik Ekonomi Global. Cirebon: Pusat Studi
Gender IAIN Syekh Nurjati, 2011. Hal 10
3. Persoalan ketimpangan ekonomi. Disebabkan karena hidup susah yang diderita,
pekerjaan sulit didapatkan dan menjadi pengangguran, seketika ada kelompok atau
seorang yang menjejali bibit kebencian, masuk surga, atau kesejahteraan hidup, tanpa
basa-basi kaum muda akan mengikutinya.
4. Masalah pemahaman teks keagamaan. Para “mandat terror” dan “mandat intoleransi”
selalu mereproduksi apa yang akan mereka ajarkan bahwa agama kita mengajarkan untuk
jihad dengan fisik atau mati di sebuah ujung pedang, mati di sebuah granat atau bom
Molotov, yang mana hal ini dianggap sebagai jihad yang sesungguhnhya, maka kaum
muda yang masih kurang pemahamannya tak segan akan melakukannya. 3

3
Zuly Qodir, “Kaum Muda, Intoleransi, dan Radikalisme Agama, Jurnal Studi Pemuda Vol 5 No 1 Mei 2016, 437.

Anda mungkin juga menyukai