Anda di halaman 1dari 7

PONDOK PESANTREN DARUL ‘ULUM JOMBANG

Oleh : Ria Juwita Dwi Ratnasari (A92217130)

Abstrak

Jurnal ini dibuat dengan tujuan untuk membahas perkembangan dunia


pendidikan Islam khususnya pada salah satu lembaga pendidikan pesantren yang berada
di kota Jombang. Obyek kajian ini adalah Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Jombang.
Selama 133 tahun pesantren ini telah menjadi bagian penting dalam membangun
karakter generasi bangsa Indonesia khususnya di kota Jombang. Pondok modern ini
sangat mudah berkembang karna dukungan dan dorongan dari keluarga sendiri dan
masyarakat sekitar. Selain itu pondok ini juga banyak mendapat dukungan dan
partisipasi dari alumni. Sebagai pondok modern, Darul ‘Ulum menggunakan sistem
pendidikan yang mengacu pada kementrian agama dan kementrian pendidikan dan
kebudayaan. Pondok Pesantren Darul ‘Ulum Jombang ini sangat unggul dalam bidang
pendidikan formal yang bertaraf Internasional.

Kata Kunci: Pondok Pesantren Darul Ulum, sistem pendidikan Islam

A. Pendahuluan
Penyebaran agama islam di Nusantara, termasuk di Jawa timur melalui
pendirian pondok pesantren sangat dibutuhkan. Baik untuk sarana islamisasi
maupun pendidikan karakter. Maka dari itu, pondok pesantren selain
mengajarkan pendidikan agama juga mengajarkan pendidikan umum. Oleh
karena itu, pentingnya sarana dan prasarana yang dapat membantu untuk
menjadikan generasi santri yang berkarakter tahan terhadap segala tantangan
zaman. Kemudian bagaimana dengan sejerah berdiri pondok pesantren Darul
‘Ulum dan perkembangan hingga masa sekarang ?
B. Sejarah Berdirinya

Periode klasik (1885-1937 M)

Pada periode ini adalah masa awal pendirian pondok pesantren Darul
‘Ulum yang lebih dikenal dengan sebutan pondok Njoso/ Rejoso. Yang
didirikan oleh KH Tamim Irsyad dibantu oleh KH Cholil. Kyai Tamim dan
Kyai Cholil berasal dari Bangkalan Madura, yang datang ke Rejoso Jombang

1
untuk dakwah dan menyiarkan islam. Alasan dipilihnya desa Rejoso sebagai
tempat dakwah dan mendirikan pondok pesantren, karena desa tersebut
merupakan tempat yang dihuni masyrakat hitam. Mereka adalah masyarakat
yang sering melakukan onar dan tidak memiliki tatakrama dalam hidup
bersosial.

Sistem pengajaran dilakukan oleh Kyai Tamim dengan Kyai Cholil


dengan sistem ceramah dan terjun langsung kepada masyarakat di desa
Rejoso. Kyai Tamim memberikan pengajian ilmu al quran dan ilmu fiqih,
sedangkan Kyai Cholil memberikan pengajian ilmu tasawuf dalam bentuk
pengalaman thareqat qadriyah wa naqsabandiyah disamping tuntunan ilmu
tauhid.1

Pada 1930 Kyai Tamim meninggal dunia namun sebelum beliau wafat,
ditunjuklah putranya yang kedua yaitu Kyai Romli Tamim sebagai penerus
yang pada saat itu juga telah menyelesaikan pendidikannya di pondok
pesantren Tebuireng, Jombang. Dengan dibantu oleh Kyai Dahlan Cholil
yang memimpin pada periode pertengahan.

Periode pertengahan (1937-1958 M)

Pada masa ini adalah masa perjuangan, bersatu untuk kemerdekaan


Indonesia begitu juga dengan santri njoso, yang juga ikut andil dalam
merebut kemerdekaan Indonesia. Apabila Belanda telah menguasai
Mojokerto, bukan main sibuknya penghubung dan penghuni pondok
pesantren ini, tidak terkecuali Kyai-kyainya.2 Tak disangka putra Kyai Romli
Tamim meninggal tertembak tentara Belanda. begitu juga Kyai Romli Tamim
pun pernah menginap di rumah KNIL Mojoagung. Selain itu pondok
pesantren juga digunakan sebagai tempat tentara hasbullah (kelas II) untuk
berdiskusi dalam mempersiapkan strategi melawan tentara Belanda. tidak
hanya sampai disitu perjuangan para santri Njoso, kereta api tentara Belanda
yang melewati pondok pesantren ini pun juga diledakkan.

1
Buku Pondok pesantren Darul ‘Ulum. 2013. Jombang. Hal 12
2
Ibid, hal 14

2
Pada periode ini juga nama pondok njoso/ Rejoso ini digantikan atau
diberi nama DARUL ‘ULUM (Rumah Ilmu), atas kesepakatan Kyai Romli
Tamim dan Kyai-kyai lainnya. Alasan dipilihnya nama Darul ‘Ulum karena
mengambil nama besar madrasah di Makkah, Saudi Arabia. Selain itu sebagai
contoh wadah sarana pendidikan yang mencetak karakter muslim yang tahan
perubahan zaman.

Sistem pendidikan pada masa ini hampir masih sama seperti periode
klasik, yang mana pembagian tugas untuk pengajarannya. Kyai Romli Tamim
memegang kebijakan umum pondok pesantren, ilmu tasawuf dan thareqat
qadriyah wan naqsabandiyah yang dibantu Kyai Umar Tamim (adik Kyai
Romli Tamim). Kyai Dahlan Cholil memegang kebijakan menajemen dan
pengajian al quran. Sedangkan Kyai ma’some cholil memegang menajemen
organisasi sekolah.

Pada tahun 1938 M didirikan madrasah ibtidaiyyah Darul ‘Ulum.


Sedangkan pada tahun 1949 M didirikan madrasah mualimin (untuk santri
putra). Pada tahun 1954 M berdiri sekolah yang sama (untuk santri putri).

Periode ini ditutup pada tahun 1958 M, yang ditandai dengan kematia dua
tokoh, yaitu KH. Dahlan Cholil pada bulan Sya’ban disusul oleh KH. Romli
Tamim pada bulan Romadlon.3

Periode baru fase pertama (1958-1985 M)

Pondok pesantren Darul’Ulum terus mengalami perkembangan dari masa


ke masa. Pada tahun 1958 pondok pesantren ini pimpin oleh Kyai Ma’some
Cholil, namun kepemimpinan beliau hanya sebentar karena pada tahun 1961
beliau meninggal dunia. Munculah pemimpin baru pondok pesantren Darul
‘Ulum yaitu Kyai Bisri Cholil dan Kyai Mustain Romly. Pembaruan terus
dikembangkan pada masa ini seperti :

a) Bidang struktur organisasi

3
Ibid, hal 15

3
Sejak 1962 struktur organisasi di pondok pesantren Darul ‘Ulum
ditetapkan pembagian tugas dari masing-masing bidang. Dibagi
menjadi 3 dewan :
1) Dewan Kyai, 2) Dewan Guru, 3) Dewan Harian dan 4) Dewan
keuangan (mengalami penambahan agar administrasi keuangan
dapat lebih terolah dengan baik).
b) Bidang pendidikan
Pada tahun 1965-1969 di dirikan Universitas Darul ‘Ulum, yang
telah memiliki beberapa fakultas agama maupun fakultas umum.
Pada tahun 1967-1968, madrasah yang ada di naungan pondok
pesantren Darul ‘Ulum dibagi dalam 2 program studi, yaitu
kementrian agama dan kementrian pendidikan dan kebudayaan.
c) Bidang Sarana/Fasilitas
1. Asrama (diabngun oleh masing-masing Kyai/putra-putri)
2. Masjid ( pembangunan Isamic center)
3. Sekolah (perluasan pembangunan gedung-gedung sekolah)
4. Alumni (menciptakan wadah bagi alumni

Periode ini ditutup ketika Kyai Bisri Wafat 1969 M, yang kemdudian
dilanjutkan oleh Kyai Sofyan Cholil, dibantu oleh Kyai Mustain Romly. Yang
kemudian Kyai Sofyan Cholil meninggal pula pada tahun 1978 M. Pada
akhirnya kepemimpinan pondok pesantren Darul ‘Ulum dijabat oleh Kyai
As’ad Umar.

Periode baru fase kedua (1985-1993 M)

Pada masa awal periode ini dipimipin oleh Kyai As’ad Umar. Beliau beserta
para Kyai-kyai dibantu dengan para guru dan Alumni terus mengembangkan
potensi-potensi pondok pesantren Darul ‘Ulum seperti :

a) Bidang struktur organisasi


Pada bidang ini, diharapkan apa yang dilakukan lebih berpusat sesuai
dengan profesi perseorangan. Dibagi menjadi 3 lembaga :

4
1) Lembaga pendidikan pondok pesantren Darul ‘Ulum (majelis pimpinan
pondok pesantren Darul ‘Ulum), 2) Lembaga universitas Darul ‘Ulum
(Pimpinan Yayasan dan Rektorium), 3) Lembaga Thareqat Qadriyah
Wan Naqsabandiyah (Al Mursyid)
b) bidang pendidikan
pendidikan dibidang kejuruan/keahlian lebih ditingkatkan dibandingkan
agama maupun umum.
1) 1988, dibuka sekolah program komputer, 2) 1989, dibuka sekolah
Smea Darul ‘Ulum, 3) 1991, dibuka universitas keperawatan Darul ‘Ulum,
4) 1992, dibuka sekolah teknik menengah Darul ‘Ulum (SMK)
c) bidang sarana/fasilitas
1) 1986 dibangun gedung perkuliahan fakultas hokum dan teknik
(UNDAR), 2) 1986 dibangun gedung SMA Darul ‘Ulum, 3) 1987
dibangun gedung perkuliahan fakultas tarbiyah, 4) 1989 dibangun
gedung MAN Rejoso, 5) 1990 dibangun gedung pertemuan untuk
Universitas Darul ‘Ulum, 6) 1922 dibangun gedung akademi
keperawatan (UNIPDU).

Periode baru fase ketiga 1933-sekarang

Pondok pesantren Darul ‘Ulum sejak berdirinya di tahun 1885 terus


berkembang dengan menyesuaikan perkembangan zaman. Yang mana
dipimpin oleh Kyai Dhimyati Romly yaitu putra ke 3 dari Kyai Romli
Tamim. Pada masa kepemimpinan Kyai Dhimyati telah berstruktur Majelis
Pimpinan Pondok Pesantren Darul ‘Ulum. Dibantu kyai Cholil Dahlan dan
Kyai Za’imudin sebagai sekertaris dan bendahara.

Diberbagai bidang juga telah mengalami kemajuan, seperti

a. Bidang pendidikan
1. Sekolah formal
MI Negri Darul ‘Ulum, MTS Negri Darul ‘Ulum, MTS Plus
Darul ‘Ulum, SMP Darul ‘Ulum 1 Unggulan, SMP Negri 3
Unggulan, Madrasah Aliyah Negri Darul ‘Ulum, SMA Darul ‘Ulum

5
1 Unggulan bppt, SMA Darul ‘Ulum 2 Unggulan CIC, SMA Darul
‘Ulum 3 Bilingual, SMK Darul ‘Ulum 1, SMK Telkom, Universitas
Darul ‘Ulum, Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum
2. Sekolah non Formal
Pendidikan kepramukaan, pendidikan leadship/kepemimpinan ,
pengajian dengan kitab, pengajian sorogan (murid yang membaca
dan guru yag menyimak), pendidikan qirat Al quran, pendidikan
kader organisasi.4
b. Bidang sarana/Fasilitas
Pondok pesantren Darul ‘Ulum memiliki 14 gedung sekolah
formal, 2 gedung keterampilan, 9 aula pertemuan,1 masjid utama, 2
kantor pusat, dan 13 kantor unit, 34 asrama, 2 lapangan olahraga , 2
unit kantor bank.

Nama pondok pesantren Darul ‘Ulum semakin terkenal baik di jawa


timur maupun luar jawa. Hal itu tidak terlepas dari peran para Kyai-kyai
terdahulu dan juga para santri-santri alumni yang tersebar di berbagai wilayah
nusantara. Kemudian pada 18 mei 2016 Kyai Dhimyati meninggal dunia. Posisi
ketua majelis pimpinan pondok pesantren Darul ‘Ulum kosong, tetapi tidak lama
kemudian Kyai Cholil Dahlan yang pada sebelumnya menjadi sekertaris naik
sebagai ketua. Selain itu, alasan Kyai Cholil menjadi ketua karena beliau Kyai
tersepuh di pondok pesantren Darul ‘Ulum pada saat itu. Kyai Cholil pun
meneruskan kepemimpinan pondok pesantren Darul ‘Ulum hingga sekarang.

Pondok pesantren Darul ‘Ulum sekarang telah memiliki berbagai pencapaian


pada beberapa bidang, yaitu :

a) Bidang sarana
Perbaikan sarana maupun fasilitas yang ada di pondok pesantren
Darul Ulum terus diperbaiki dan ditambahi. Itu terbukti pada
bertambahnya asrama (tempat tinggal santri), yang menandakan bahwa
minat masyarakat terhadap pondok pesantren Darul ‘Ulum. Yaitu, 35

4
Ibid, hal 22

6
asrama, 15 gedung sekolah formal, 10 aula pertemuan, 3 lapangan
olahraga.

b) Bidang pendidikan
Kemajuan santri-santri yang sekolah sekaligus nyantri di pondok
pesantren Darul Ulum berhasil tumbuh dan berkembang. Hal itu
dibuktikan dengan adanya pelakasanaan event-event skala nasional di
beberapa unit pendidikan. beberapa santri Darul Ulum (alumni) yang
melanjutkan pendidikan di negara-negara lain.

c. Penutup
Kesimpulanan

Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa pondok


pesantren Darul ‘Ulum berdiri pada tahun 1885 M. dipimpin oleh Kyai
Tamim Romli dibantu oleh Kyai Cholil. pada masa klasik, adalah tahap
pembangunan baik dari segi pendidikan, penyebaran, maupun sarana.
Pemberian nama pada pondok pesantren pada periode pertengahan (1937-
1958 M). diambil dari madrasah yang ada di Makkah. Pada periode
berikutnya, terus berganti kepemimpinan pondok pesantren darul ulum. Oleh
setiap pemimpin selalu ada pembaharuan baik bidang pendidikan maupun
bidang sarana.

DAFTAR PUSTAKA

Buku Panduan Pondok Pesantren Darul ‘Ulum. 2011. Jombang

Buku Pondok pesantren Darul ‘Ulum. 2013. Jombang

Dwi Setianingsih, Pesantren Darul Ulum Jombang di Era Globalisasi

Abdullah Rikza, Fauzia Masyhari

Anda mungkin juga menyukai