PENDAHULUAN
sifat, yaitu sebagai berikut: pertama, bersifat praktis dengan keterampilan yang
imitatif, yaitu meniru apa yang dilakukan orangtuanya. Dan ketiga, bersifat
statis, yaitu hanya terbatas pada kemampuan orangtua yang tetap. 1 Selanjutnya
belum memiliki kurikulum formal sebagai dasar pengajaran. Sebelum abad ke-
20 umat Islam Indonesia hanya mengenal satu jenis lembaga pendidikan yang
berbagai bentuknya.2
suatu kegiatan dalam rangka memperbaiki pengajaran rendah bagi bumi putera
sekolah-sekolah kelas satu pada tahun 1850 dan sekolah-sekolah desa tiga
1
Muhammad Rifa’i, Sejarah Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Ar-Ruz Media,
2016), hlm. 14-15.
2
Mochtar Lubis, Politik Etis dan Revolusi Kemerdekaan, (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 1987), hlm.176.
1
tahun pada tahun 1907 atas perintah Gubernur Jendral van Heutsz.3 Bahasa
kolonial juga memberikan corak dan sifat kebudayaan bangsa Belanda, lebih
pribumi. Pada tahun 1919 berdiri sekolah menengah tingkat atas yang dikenal
keberadaan agama Islam sebagai agama yang banyak dianut oleh penduduk
Pendidikan diukur dan diarahkan kepada pembentukan suatu elite sosial untuk
organisasi swasta yang pada masa itu ikut menyelenggarakan pendidikan yang
3
Sri Sutjianingsih dan Sutrisno Kuntoyo, Sejarah Pendidikan Daerah Istimewa
Yogyakarta, (Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek Investarisasi
dan Dokumentasi Kebudayaan daerah, 1980/1981), hlm. 58.
4
AMS merupakan sekolah yang lebih tinggi dari MULO. Pada zaman Jepang
disebut Sekolah Menengah Tinggi dan pada zaman Kemerdekan disebut Sekolah
Menengah Atas dan sebagai persiapan untuk universitas di Nederland. (Nasution, Sejarah
Pendidikan Indonesia, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, hlm. 141.
5
Muhammad Yusron Asrofie, K.H. Ahmad Dahlan: Pemikiran dan
Kepemimpinannya, (Yogyakarta: Yogyakarta Ofsett, 1983), hlm. 15.
2
Dan lahirlah sekolah-sekolah partikelir (swasta) atas usaha para perintis
sesuai dengan haluan politik seperti Taman Siswa yang mula-mula didirikan di
Ksatrian Institut yang didirikan oleh Dr. Douwes Dekker di Bandung, dan
Normal Islam, dan masih banyak lagi sekolah-sekolah lain yang didirikan oleh
Muhammadiyah sebagai salah satu organisasi besar pada masa itu juga
Islam dan Kweekschool Istri dan sampai akhirnya berganti nama menjadi
6
Zuharini dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara., 2008), hlm.
158-159.
7
Ibid, hlm. 177-178.
3
Madrasah Mu’allimin Muhammadiyah untuk putera dan Madrasah Mu’allimat
1934.
sangat pesat, di mana sekolah ini menerima santri dari daerah mana saja.
Bahkan salah satu dari santri ini adalah bapak Dawam Rozie. Bapak Dawam
Rozie ini setelah lulus dari Madrasah Mu’allimin Yogyakarta berniat untuk
ini, belum ada satupun sekolah yang sangat penting bagi pendidikan. Oleh
karena itu beliau mendirikan kelas jauh (Vilial) dari Madrasah Mu’allimin
5 Juli 1932 ini sangat diminati banyak masyarakat sekitar daerah tersebut.
Mulai dari masyarakat Galur, Lendah, Sentolo bahkan dari Bantul seperti
Srandakan, dan Pandak juga bersekolah di sini. Dikarenakan pada saat itu
belum ada sekolah lain yang bisa mereka gunakan untuk belajar. Bahkan bapak
AR. Fachrudin yang merupakan tokoh Muhammadiyah juga lulus dari sekolah
ini.8
yang itu mengikuti kebutuhan guru menurut jenjang sekolah. Salah satunya
8
Tim, Reuni dan Milad ke-52 Madrasah Darul Ulum Pak AR Lulusan Pertama
beri Pengajian, Majalah Suara Muhammadiyah, Vol II Juli tahun 1984, hlm. 3.
4
Pendidian Guru Agama (PGA) 4 dan 6 tahun yang lulusannya disiapkan untuk
menjadi guru agama SD, SLTP dan SLTA.9 Sehingga pada tahun 1959
‘Ulum Muhammadiyah agar siswa lulusan dari madrasah ini bisa diterima
menjadi guru agama di manapun dan memiliki pengetahuan umum juga. Dan
hampir semua lulusan PGA ini menjadi guru agama di sekolah-sekolah yang
ada. Namun pada tahun 1977, hampir bersamaan dengan alihfungsi SPG/SGO,
PGA juga dialihfungsikan, yaitu PGA 4 tahun menjadi MTs dan PGA 6 tahun
menjadi MA.10 Sesuai dengan alihfungsi tersebut, maka pada tahun 1977 PGA
Darul ‘Ulum ini berganti nama menjadi Madrasah Aliyah dan Madrasah
madrasah aliyah dan PGAN. Setelah pembukaan Perguruan tinggi Islam yang
yang bersifat swasta termasuk PGA, diubah menjadi MA dan Mts.12 Oleh
10
Ibid.
11
Bapak Agus Rohib Rozie, wawancara pada Ahad 20 Mei 2018.
12
Arief Subhan, Lembaga Pendidikan Islam Indonesia abad 20 : Pergumulan
antara Modernisasi dan Identitas, (Jakarta: Kencana, 2012), hlm. 245.
5
karena menariknya kajian mengenai pendidikan guru agama di Indonesia
penelitian ini karena PGA Darul ‘Ulum Muhammadiyah Galur hanya ada di
Kulon Progo yang terletak di selatan dan utara lapangan Karangsewu (sekarang
tahun 1959-1977. Tahun 1959 diambil sebagai awal penelitian karena pada saat
Majelis Pengajaran yang membagi Darul ‘Ulum menjadi dua tingkat yaitu
Pendidikan Guru Agama Pertama (PGAP) yaitu kelas I sampai dengan kelas
IV, Pendidikan Guru Agama Atas (PGAA) yaitu kelas V dan VI. Keputusan itu
Guru Agama) dan pada waktu itu Madrasah Darul ‘Ulum berkembang sangat
batas akhir penelitian karena ini saat itu PGA Darul ‘Ulum mengalami
status PGA dirubah dan dijadikan Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul ‘Ulum
dan Madrasah ‘Aliyah (MA) yang juga sesuai dengan alih fungsi SGO/SPG
13
http://mts-du.mysch.id/sejarah
6
B. Rumusan Masalah
Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
kuliah.
sejarah.
2. Tujuan Khusus
Indonesia.
7
c. Mengetahui sistem pendidikan PGA Darul ‘Ulum Muhammadiyah
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pembaca
Indonesia.
2. Bagi Penulis
8
E. Kajian Pustaka
Literatur atau pustaka yang memuat informasi atau data-data yang lengkap
terkait hal yang dikaji dapat digunakan untuk membantu dalam memahami
judul penelitian yang dipilih oleh peneliti. Adapun pustaka yang digunakan
pada masa awal kemerdekaan yaitu buku yang berjudul “Guru di Indonesia :
14
Tim Penyusun, Pedoman Penulisam Tugas Akhir Skripsi Program Studi
Pendidikan Sejarah FIS UNY “Jenis Penelitian Historis, Kualitatif, Kuantitatif, dan
PTK”, (Yogyakarta: Prodi Pendidikan Sejarah, 2013), hlm. 3.
15
Ririn Darini, Pedoman Penulisan Penelitian Sejarah, (Yogyakarta: Universitas
Negeri Yogyakarta, 2009), hlm. 2.
9
Indonesia khususnya hingga berdirinya PGA secara umum, dan PGA Darul
Buku ini mengkaji mengenai madrasah sebagai salah satu pendidikan Islam
selanjutnya. Dengan paradigma ini, segala cita-cita dan tujuan serta visi dan
terencana dan akan sampai pada tujuan yang sebenarnya. Buku ini juga
10
hingga masa kontemporer, termasuk di dalamnya perjalanannya,
menyeluruh dan sepanjang masa yang masih dapat dijangkau yaitu dari
sejarah akan lebih jelas dan bermakna untuk diteliti apabila mengungkapkan
dengan tema atau topik yang sama, yang pernah dilakukan sebelumnya.
dalam bagian ini juga dijelaskan apa yang membedakan dan kesamaan
berikut.
16
Kuntowijoyo, Penjelasan Sejarah: Historical Explanation, (Yogyakarta: Tiara
Wacana, 2008), hlm. 99.
17
Louis Gottschalk, Understanding of History, Ter. Nugroho Notosusanto,
Mengerti Sejarah, (Jakarta: UII Press, 1986), hlm. 32.
18
Tim Penyusun, Pedoman Penulisam Tugas Akhir Skripsi Program Studi
Pendidikan Sejarah FIS UNY “Jenis Penelitian Historis, Kualitatif, Kuantitatif, dan
PTK”, (Yogyakarta: Prodi Pendidikan Sejarah, 2013), hlm. 3.
11
Pertama, skripsi tidak diterbitkan oleh Ambar Ariyani yang berjudul
DIY yaitu PGA Darul ‘Ulum Muhammadiyah Galur. Selain itu periodisasi
yang digunakan juga berbeda, penelitian Ambar Ariyani anatara tahun 1923
12
kajiannya yang mana penelitian Joko Purwanto meneliti mengenai Model
Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, tahun 2002. Skripsi ini
dilakukan oleh Salis Mustani dengan peneliti adalah terletak pada tempat
1. Metode Penelitian
ilmu, sekalipun masih ada syarat yang lain.19 Sejarah sebagai disiplin
19
Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Majid, Pengantar lmu Sejarah,
(Yogyakarta: Ombak, 2008), hlm. 40.
13
sejarah masa lampau agar menghasilkan karya sejarah yang kritis, ilmiah,
a. Pemilihan Topik
sejarah, karena sejarah memiliki suatu tema. Hal ini bertujuan untuk
obyektif sangat penting karena orang hanya akan bekerja kalau dia
20
Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1994), hlm. 12.
21
Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid, Pengantar Ilmu Sejarah,
(Yogyakarta: Ombak, 2015), hlm. 42.
22
Kuntowijoyo. Pengantar Ilmu Sejarah. (Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya,
1995), hlm. 90.
23
Ibid, hlm. 70
14
pribadi peneliti dengan yang akan ditelitinya. 24 Kedekatan
b. Heuristik
sejarah yang sesuai dengan tema penelitian. Tahap ini menyita banyak
atau lainnya) dan tidak tertulis (artefact dan lsinnya). Ada juga
24
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013), hlm.
70-71.
25
Ibid, hlm. 72.
26
Helius Sjamsuddin, Metodologi Sejarah, (Yogyakarta: Ombak, 2012) hlm. 67.
15
sumber lisan (seperti hasil wawancara) serta sumber kuantitatif (arsip
produknya.27
Yogyakarta.
sebagi berikut.
Muhammadiyah.
27
Ibid, hlm. 14.
28
Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid, op.cit, hlm. 44.
16
2) Piagam Madrasah No. 77/004/c/77 dari Departemen Agama
madrasah negeri.
Muhammadiyah Galur.
sebagai berikut:
Kependidikan.
17
Hasbullah. 1999. Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah
Mutiara.
Media.
Daerah.
18
otentisitasnya.29 Misalnya saja dalam majalah Suara Muhammadiyah
kertas yang masih kuning itu menandakan sejaman dengan masa itu.
sejarawan data tidak bisa berbicara. Interpretasi bisa melalui dua hal
29
Kuntowijoyo, op.cit. 77
30
Ibid, hlm 77-78.
19
yaitu pertama analisis (menguraikan) dari kemungkinan-kemungkinan
e. Historiografi (penulisan)
2. Pendekatan Penelitian
pembaca dalam memahami apa yang ingin disampaikan oleh tulisan ini.
a. Pendekatan Sosiologi
31
Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2013), hlm.
78-79.
32
Ibid, hlm. 80-81
33
Tim Penyusun, loc.cit.
20
kelakuan, dan sistem sosial.34 Teori sosiologi yang digunakan adalah
ini akan juga berkaitan dengan stratifikasi sosial. Stratrifikasi sosial ini
sekolah.
b. Pendekatan Politik
34
Sartono Kartodirjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. (Jakarta:
Gramedia Pustaka, 1993), hlm. 87.
35
Muhammad Rusydi Rasyid, Pendidikan dalam Perspektif Teori Sosiologi,
Auladuna, Vol 2 No, 2, 2015, hlm. 276-278.
21
mempertahankan bentuk susunan masyarakat.36 Teori politik yang
36
Deliar Noer, Pengantar ke Pemikiran Politik, (Jakarta: Rajawali, 1995), hlm. 87.
37
Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1980),
hlm. 8.
38
Hamdan, Paradigma Baru Pendidikan Muhammadiyah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2009), hlm. 25-27.
22
H. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini akan diawali dengan latar belakang masalah, rumusan
pembahasan.
KEMERDEKAAN INDONESIA
23
BAB IV SISTEM PENDIDIKAN PGA DARUL ‘ULUM
BAB V KESIMPULAN
Bab ini adalah bab penutup dari penelitian ini. Bab ini berisi tentang
24
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Abd Rahman Hamid dan Muhammad Saleh Madjid. 2015. Pengantar Ilmu Sejarah.
Yogyakarta: Ombak.
Arief Subhan. 2012. Lembaga Pendidikan Islam Indonesia abad 20 : Pergumulan antara
Dedi Supriadi dkk. 2003. Guru di Indonesia: Pendidikan, Pelatihan, dan Perjuangannya,
Media.
Mochtar Lubis. 1987. Politik Etis dan Revolusi Kemerdekaan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
25
Muhammad Yusron Asrofie. 1983. K.H. Ahmad Dahlan: Pemikiran dan
Negeri Yogyakarta.
Sartono Kartodirjo. 1993. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta:
Gramedia Pustaka.
Agung.
Sri Sutjianingsih dan Sutrisno Kuntoyo. 1980. Sejarah Pendidikan Daerah Istimewa
Tim Penyusun, 2013, Pedoman Penulisam Tugas Akhir Skripsi Program Studi
Jurnal:
Majalah:
Tim, 1984, Reuni dan Milad ke-52 Madrasah Darul Ulum Pak AR Lulusan Pertama beri
26
Web:
http://mts-du.mysch.id/sejarah
Wawancara:
wawancara singkat dengan Bapak Agus Rohib Rozie, selaku putera dari pendiri
Madrasah Darul ‘Ulum Muhammadiyah Galur dan murid PGA Darul ‘Ulum
Muhammadiyah Galur
27