Anda di halaman 1dari 12

Skip to content

DosenPendidikan.Com

MENU

Pendidikan Islam Di Indonesia

Oleh Dosen Pendidikan 2Diposting pada 12/10/2020

Latar Belakang

Pendidikan Islam Di Indonesia -Makalah, Konsep, Komponen & Tujuan – Islam adalah agama
dakwah, artinya agama yang selalu mendorong pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan
kegiatan dakwah. Kemajuan dan kemunduran umat Islam sangat berkaitan erat dengan kegiatan
dakwah yang dilakukan oleh para masyarakat dalam menunjang pradaban hidup mereka karena
itulah para banyak masyarakat selalu mendapatkan problematika yang bermacam-macam yang
datang secara langsung maupun tidak langsung dari komunitas yang dijadikan sebagai sasaran
dakwah.

Keadaan ini akan menstimulasi terjadinya keterbukaan wawasan dan penguasaan keterampilan
dasar yang mereka butuhkan. Pada tahap ini masyarakat hanya dapat berpartisipasi pada tingkat
yang rendah, yaitu sekedar menjadi pengikut/obyek pembangunan saja, belum menjadi subyek
pembangunan masyarakat di dalam membentuk inisiatif, melahirkan kreasi-kreasi, dan melakukan
inovasi-inovasi di dalam lingkungannya. Apabila masyarakat telah mencapai tahap ketiga ini maka
masyarakat dapat secara mandiri melakukan pembangunan.

Masuk dan berkembangnya agama Islam di Indonesia sangat pesat yang dimulai dari masuknya dari
daerah Aceh dengan tujuan menyebarkan agama dakwah dengan menjual rempat-rempah.

Dalam hal ini pertumbuhan corak pendidikan modern yang diusahakan oleh pemerintah, juga
mempengaruhi tumbuhnya sekolah swasta. Beberapa perguruan swasta seperti Taman Siswa,
Ksatrian Institut, INS katutanam dan Perguruan Rakyat berusaha juga mengembangkan budaya
nasional untuk mengimbangi pengaruh budaya barat.

Pendidikan-islam-di-indonesia
Disamping itu sekolah-sekolah agama mulai pula memperbaharui sistem dan metode pengajaran
mereka. Berbagai jenis pengajaran umum mulai diperkenalkan, terutama sekolah-sekolah yang
diusahakan oleh pembaharu-pembaharu Isalam.

Di beberapa daerah, sekolah jenis ini berkembang dengan pesat, seperti sekolah-sekolah Islam di
Sumatera Barat sekolah yang diusahakan oleh Muhammadiyah mau pun Sarekat Islam. Sekolah yang
didirikan oleh Sarekat Islam pertama kali berdiri di Semarang pada tanggal 21 Juni 1921 dengan
kepala sekolah bernama Tan Malaka. Tan Malaka merupakan lulusan sekolah guru untuk Bumi
Putera di Bukit Tinggi.

Melalui sekolah yang dipimpinnya itu ia ingin mencapai tiga tujuan yakni sebagai berikut:

Memberi bekal yang cukup, agar anak-anak didik dapat mencari penghidupannya dalam dunia
kapitalis “dengan memberikan pelajaran berhitung, menulis, membaca, sejarah, ilmu bumi, bahasa
Jawa, Melayu, Belanda dan lain-lain”.

Menunjukkan kewajibannya terhadap rakyat supaya anak-anak lulusan sekolah ini dikemudian hari
tidak melupakan rakyat justru harus menaikan derajat rakyat.

Memberikan hak kepada murid-murid untuk cita melalui kehidupan perkumpulan-perkumpulan.

Pengaruh Perkembangan Pendidikan Islam Di Indonesia

Perkumpulan anak-anak merupakan suatu sekolah tersendiri yang besar artinya untuk mendidik rasa
dan pikiran merdeka, mendidik untuk memikirkan dan menjalankan persaingan dalam pergaulan
hidup, mendidik untuk lancar dan berani berbicara.

Ikatan politik sesama siswa Sarekat Islam perlu dibina dan dikembangkan dengan tujuan bahwa
mereka kelak akan hidup berdampingan dengan rakyat dalam perjuangan ekonomi dan politik.
Dalam waktu singkat sekolah Sarekat Islam ini sudah menjadi 12 cabang dengan jumlah siswa +
3.000 orang. Kemajuan pesat sekolah SI antara lain disebabkan karena pemerintah sendiri belum
mampu untuk mengadakan sekolah yang mencukupi untuk penduduk Bumi Putera.

Baca Juga: Suku Maori

Pendidikan Islam tidak hanya melalui jenis sekolah agama, akan tetapi juga melalui pesantren,
madrasah dan surau. Pesantren dan madrasah yang digerakkan oleh kaum reformis Islam
merupakan jenis sekolah yang coraknya bertolak belakang dengan sekolah yang didirikan oleh
pemerintah baik dari sudut isi pengajaran, cara pendidikan maupun dari kemungkinan yang bisa
diharapkan oleh seorang siswa. Sekolah yang berusaha untuk memberi dasar ideologi antara lain
Taman Siswa, INS Kayutanan dan Muhammadiyah, terutama di sekolah Muhammadiyah siswa
dididik selain pelajaran agama, juga pelajaran umum.

Akibat lain dari meluasnya pengaajaran ini ialah berkembangnya berbagai ideologi, karena pelajar
berasal dari berbagai daerah dan lingkungan budaya serta tingkat sosial dan ekonomi yang berbeda,
cara mereka menilai lingkungan berbeda-beda pula. Karena rumusan cita-cita mereka berbeda-beda
pula. Sebagian dari mereka mengkaitkan diri dengan kebangkita Islam.

Dari hasil pendidikan Islam akan muncul pula cendikiawan Islam, ulama dan kyai yang mempelopori
pergerakan nasional. Mereka mendorong masyarakat untuk mencintai tanah air dan agamanya.
Pergerakan tersebut tidak hanya bersifat kedaerahan akan tetapi terus meluas ke Nasional, akhirnya
munculah jiwa Nasionalisme Indonesia.

Masuk Dan Berkembangnya pendidikan Islam Di Indonesia

Disini berbeda pendapat tentang permulaan Islam di Indonesia antara lain: Bahwa kedatangan Islam
pertama di Indonesia tidak identik dengan berdirinya kerajaan Isalam pertama di Indonesia
mengingat bahwa pembawa Islam ke Indonesia adalah para pedagang, bukan missi tentara dan
bukan pelarian politik. Mereka tidak ambisi langsung mendirikan kerajaan Islam. Lagi pula di
Indonesia pada zaman itu sudah ada kerajaan-kerajaan Hindu, Budha yang banyak jumlahnya dan
berkekuatan besar. Jadi masa tenggang antara kedatangan orang Islam pertama di Indonesia dengan
berdirinya kerajaan Islam pertama adalah sangat lama.

Nah disini timbul pertanyaan dibenak kita. Orang Islam dimanakah yang pertama dating dan
berdakwah Islam di Indonesia, dan pada abad berapa?Ada beberapa teori untuk menjawab
pertanyaan tersebut, antara lain sebagai berikut:

Yang dating pertama kaili ialah myballig dari Persi (Iran) pada pertengahan abad 12 Masehi. Alasanya
karena kerajaan Islam pertama di Indonesia bernama Pase (Pasai) berasal dari Persi. Ditambah
dengan kenyataan bahwa orang Islam Indonesia sangat hormat dengan keturunan Sayid atau Habib
yaitu keturunan Hasan dan Husen putra Ali Bin Abi Tholib.

Yang dating pertama kali ialah Muballig dari India barat tanah Gujarat. Alasanya karena ada
persamaan bentuk nisan dan gelar nama dari Muballig yang oleh Belanda dianggap sebagai kuburan
orang-orang Islam yang pertama di Indonesia.

Baca Juga: Suku Aborigin


Adapun hasil seminar yang diselenggarakan di Medan pada tahun 1936 mengenai masuknya agama
Islam di Indonesia menyimpulkan sebagai berikut:

Menurut sumebr bukti yang terbaru, Islam pertama kali dating di Indonesia pada abad ke VII M/1 H
di bawa oleh pedagang dan muballig dari negeri Arab.

Daerah yang pertama di masuki ialah pantai barat pulau Sumatra yaitu di daerah Baros, tempat
kelahiran ulama besar bernama Hamzah Fansyuri. Adapun kerajaan Islam yang pertama ialah di
Pase.

Dalam proses pengislaman selanjutnya orang-orang Islam bangsa Indonesia ikut aktif mengambil
bagian yang berperan, dan proses itu berjalan secara damai.

Kedatangan islam di Indonesia ikut mencerdaskan rakyat dan membina karakter bangsa. Karakter
tersebut dapat di buktikan pada perlawanan rakyat melawan penjajahan bangsa asing dan daya
tahannya mempertahankan karakter tesebut selama dalam zaman penjajahan barat dalam waktu
350 Tahun.

Pendidikan Islam Periode Pada Zaman Belanda

Pada tahun 1905 pemerintah Belanda mengeluarkan satu peraturan yang mengharuskan para guru
agama memiliki izin khusus untuk mengajar. Banyak sikap mereka yang sangat merugikan lajunya
perkembangan pendidikan agama di Indonesia, misalnya.

Setiap sekolah atau Madrasah harus memiliki izin dari bupati/pejabat pemerintahan belanda

Harus ada penjelasan dari sifat pendidikan yang sedang dijalankan secara terperinci

Para guru harus membuat daftar murid dalam bentuk tertentu dan mengirimkanya secara periodic
kepada daerah yang bersangkutan.

Atas dasar perjuangan dari organisasi Islam, melalui konggres Al-Islam pada tahun 1926 di Bogor,
peraturan tentang penyelenggaraan pendidikan islam yang di buat oleh pihak Belanda pada tahun
1905 dihapuskan dan diganti dengan peraturan yang baru yang terkenal dengan sebutan Ordonansi
Guru. Menurut peraturan baru ini, izin Bupati tidak lagi diperlukan untuk menyelenggarakan
pendidikan Islam. Guru agama cukup memberitahukan pada pejabat yang bersangkutan tentang
maksud mengajar. Disamping itu, guru juga disuruh mengisi formulir yang telah disediakan oleh
pejabat pemerintahan Belanda yang isinya berupa persoalan berupa murid dan kurikulum

Di sekolah-sekolah Umum secara resmi belum diberikan pendidikan agama. Hanya di fakultas-
fakultas hokum telah ada matakuliah Ismologi, yang dimaksudkan agar mahasiswa dapat
mengetahui hokum-hukum dalam Islam. Sedangkan dosen-dosen yang memberikan matakuliah
Ismologi tersebut pada umumnya bukan orang Islam dengan menggunakan buku-buku atau
literature yang dikarang oleh para orentalis.

Baca Juga: Suku Indian


Pemdidikan islam Periode Pada Zaman Jepang

Keadaan agak berubah, karena ada kemajuan dalam pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-
sekolah Umum. Hal ini disebabkan karena mereka mengetahui bahwa sebagian besar bangsa
Indonesia adalah pemeluk agama Islam, maka untuk menarik simpati dari pemeluk agama Islam
maka Jepang menaruh perhatian yang sangat besar terhadap pendidikan agama Islam.

Terlebih lagi pada awalnya, pemerintah Jepang menampakan diri seakan-akan membela
kepentingan Islam yang merupakan siasat untuk kepentingan perang Dunia II. Masalahnya Jepang
tidak begitu menghiraukan kepentingan agama. Untuk mendekati umat Islam Jepang menempuh
beberapa kebijakan diantaranya pada jaman Jepang dibentuknya KUA, didirikanya Masyumi dan
pembentukan Hisbullah.

Pada masa pendudukan Jepang, ada satu hal istimewa dalam dunia pendidikan, yaitu sekolah-
sekolah telah di selenggarakan dan dinegerikan meskipun sekolah-sekolah suasta lain seperti
Muhammadiyah, Taman Siswa dan lain-lain diiziankan terus berkembang dengan pengaturan dan
diselenggarakan oleh penduduk Jepang.

Di Sumatra, organisasi-organisasi Islam menggabungkan diri dalam majelis Islam tinggi. Kemudian
majelis tersebut mengajukan usul kepada pemerintah Jepang, agar di sekolah-kolah pemerintah
diberikan pendidikan agama sejak sekolah rakyat tiga tahun dan ternyata usul tersebut disetujui
dengan syarat tidak diberikan anggaran biaya untuk guru-guru agama.

Mulai saat itu maka pendidikan agama secara resmi boleh diberikan di sekolah-kolah pemerintah,
namun hal ini hanya berlaku di pulau Sumatra saja. Sedangkan di daerah-daerah lain masih belum
ada pendidikan agama di sekolah-sekolah pemerintah, yang ada hanya pendidikan budi pekerti yang
didasarkan atau bersumber pada agama juga.

Pendidikan Islam Pada Masa Orde Baru

Kalau dirujuk kebelakang, memang sejak tahun 1966 terjadi perubahan besar pada bangsa Indonesia
baik itu menyangkut kehidupan sosial agama maupun politik. Pada Orde Baru tekad yang di embank
yaitu kembali pada UUD 1945 dan melaksanakannya secara murni dan konsekwen sehingga
pendidikan agama memperoleh tempat yang kuat dalam struktur pemerintahan.

Baca Juga: “Nasionalisme Di Indonesia” Pengertian & ( Faktor Yang Mendorong Lahirnya )

Pada masa Orde Baru pendidikan Islam dikembangkan masih dalam batas pemahaman dan
pengembangan pengetahuan saja, baru setelah masuk pada abad 21 maka pendidikan Islam lebih
difokuskan pada penerapan atau aktualisasi dari ilmu pengetahuan dan selalu didasrkan oleh
keimanan dan ketakwaan. Hal ini sesuai dengan beberapa strategi yang diterapkan di sekolah-
sekolah guna peningkatan kualitas peserta didiknya baik dari aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik sebagai landasan menuju pembaharuan masyarakat islam yang maju.

Pada masa itu juga banyak jalan-jalan yang ditempuh untuk menyetarakan antara pendidikan agama
dan pendidikan Umum. Hal ini bias dilihat dari surat keputusan bersama (SKB) 2 mentri tentang
sekolah Umum dan Agama. Dengan adanya SKB tersebut, maka anak-anak yang sekolah agama bias
melanjutkan kesekolah yang lebih tinggi. Kemudian untuk mengikis dualisme pendidikan bias
dilakukan dengan cara pengintegrasian antara pelajaran umum dan agama, walaupun dualisme itu
masalah klasik yang tidak mudah untuk dihapus.

Tehknik pelaksanaan pendidikan agama di sekolah-kolah umum mengalami perubahan-perubahan


tertentu sehubungan dengan perkembangan cabang ilmu pengetahuan dan perubahan system
proses belajar mengajar. Pendidikan Islam dengan pendidikan nasional semakin Nampak dalam
rumusan pendidikan nasional yaitu pendidikan nasional ialah usaha sadar untuk membangun
manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, nilai
budaya, pengetahuan, keterampilan, daya estetik, dan jasmaniany sehingga dia dapat
mengembangkan dirinya dan bersama-sama dengan sesame manusia membangun masyarakatnya
serta membudidayakan alam sekitar.

Tokoh-tokoh Pendidikan Islam Di Indonesia

Adapun tokoh-tokoh pendidikan Islam di Indonesia antara lain:

Kyai Haji Ahmad Dahlan (1869-1923)

K.H Ahmad Dahlan dilahirkan di Yogyakarta pada tahun 1869 M dengan nama kecilnya Muhammad
Darwis, putra dari K.H Abu Bakar Bin Kyai Sulaiman, khatib di Masjid besar (Jami’) kesultanan
Yogyakarta. Ibunya adalah putri Haji Ibrahim, seorang penghulu Setelah beliau menamatkan
pendidikan dasarnya di suatu Madrasah dalam bidang Nahwu, Fiqih dan Tafsir di Yogyakarta beliau
pergi ke Makkah pada tahun 1890 dan beliau menuntut ilmu disana selama satu tahun. Salah
seorang gurunya Syekh Ahmad Khatib. Sekitar tahun 1903 beliau mengunjungi kembali ke Makkah
dan kemudian menetap di sana selama dua tahun

Beliau adalah seorang yang alim luas ilmu pengetahuanya dan tiada jemu-jemunya beliau
menambah ilmu dan pengalamanya. Dimana saja ada kesempatan sambil menambah atau
mencocokan ilmu yang telah diperolehnya. Observation lembaga pernah beliau datangi untuk
mencocokan tentang ilmu hisab. Beliau ada keahlian dalam ilmu itu. Perantauanya kelauar pulau
jawa pernah sampai ke Medan. Pondok pesantren yang besar-besar di Jawa pada waktu itu banyak
dikunjungi.
Baca Juga: Kronologis, Peristiwa Rengasdengklok Secara Lengkap

Cita-cita K.H Ahmad Dahlan sebagai seorang ulama adalah tegas, beliau hendak memperbaiki
masyarakat Indonesia berlandaskan cita-cita agama Islam. Usaha-usahanya ditujukan hidup
beragama, keyakinan beliau ialah bahwa untuk membangun masyarakat bangsa harus terlebih
dahulu dibangun semangat bangsa. K.H Ahmad Dahlan pulang ke Rahmatullah pada Tahun 1923 M
Tanggal 23 Pebruari dalam usia 55 Tahun dengan meninggalkan sebuah organisasi Islam yang cukup
besar dan di segani karena ketegaranya.

H Hasim Asy’ari (1971-1947)

K.H Hasim Asy’ari dilahirkan pada tanggal 14 Februari tahun 1981 M di Jombang Jawa Timur mula-
mula beliau belajar agama Islam pada ayahnya sendiri K.H Asy’ari kemudian beliau belajar di pondok
pesantren di Purbolinggo, kemudian pindah lagi ke Plangitan Semarang Madura dan lain-lain.

Sewaktu beliau belajar di Siwalayan Panji (Sidoarjo) pada tahun 1891, K.H Ya’kub yang mengajarnya
tertarik pada tingkahlakunya yang baik dan sopan santunya yang harus, sehingga ingin
mengambilnya sebagai menantu, dan akhirnyabeliau dinikahkan dengan putri kiyainya itu yang
bernama Khadijah (Tahun 1892). Tidak lama kemudian beliau pergi ke Makkah bersama istrinya
untuk menunaikan ibadah haji dan bermukim selama setahun, sedang istrinya meninggal di sana.

Pada kunjunganya yang kedua ke Makkah beliau bermukim selama delapan tahun untuk menuntut
ilmu agama Islam dan bahasa Arab. Sepulang dari Makkah beliau membuka pesantren Tebuiring di
Jombang (pada tanggal 26 Rabiul’awal tahun 1899 M)Jasa K.H Hasim Asya’ari selain dari pada
mengembangkan ilmu di pesantren Tebuireng ialah keikutsertaanya mendirikan organisasi Nahdatul
Ulama, bahkan beliau sebagai Syekul Akbar dalam perkumpulan ulama terbesar di Indonesia.

Sebagai ulama beliau hidup dengan tidak mengharapkan sedekah dan belas kasihan orang. Tetapi
beliu mempunyai sandaran hidup sendiri yaitu beberapa bidang sawah, hasil peninggalanya. Beliau
seorang salih sungguh beribadah, taat dan rendah hati. Beliau tidak ingin pangkat dan jabatan, baik
di zaman Belanda atau di zaman Jepang kerap kali beliau deberi pangkat dan jabatan, tetapi beliau
menolaknya dengan bijaksana

Banyak alumni Tebuiring yang bertebarang di seluruh Indonesia, menjadi Kyai dan guru-guru agama
yang masyhur dan ada diantra mereka yang memegang peranan penting dalam pemerintahan
Republik Indonesia, seperti mentri agama dan lain-lain (K.H A. Wahid Hasyim, dan K.H Ilyas).

Baca Juga: Sistem Ekonomi Di Masa Demokrasi Terpimpin Lengkap


K.H Asy’ari wafat kerahmatullah pada tanggal 25 Juli 1947 M dengan meninggalkan sebuah
peninggalan yang monumental berupa pondok pesantren Tebuiring yang tertua dan terbesar untuk
kawasan jawa timur dan yang telah mengilhami para alumninya untuk mengembangkanya di daerah-
daerah lain walaupun dengan menggunakan nama lain bagi pesantren-pesantren yang mereka
dirikan.

H Abdul Halim (1887-1962)

K.H Abdul Halim lahir di Ciberelang Majalengka pada tahun 1887. Beliau adlah pelopor gerakan
pembeharuan di daerah Majalengka Jawa Barat yang kemudian berkembang menjadi Perserikatan
Ulama, dimulai pada tahun 1911. Yang kemudian berubah menjadi Persatuan Umat Islam (PUI) pada
tanggal 5 April 1952 M. Kedua orang tuanya berasal dari keluarga yang taat beragama (ayahnya
adalah seorang penghulu di Jatiwangi), sedangkan famili-familinya tetap mempunyai hubungan yang
erat secara keluarga dengan orang-orang dari kalangan pemerintah.

K.H Abdul Halim memperoleh pelajaran agama pada masa kanak-kanak dengan belajra diberbagai
pesantren di daerah Majalengka sampai pada umur 22 Tahun. Ketika beliau pergi ke Makkah untuk
naik haji dan untuk melanjutkan pelajaranya.

Pada umumnya K.H Abdul Halim berusaha untuk menyebarkan pemikiranya dengan toleransi dan
penuh pengertian. Dikemukakan bahwa beliau tidak pernah mengecam golongan tradisi ataupun
organisasi lain yang tidak sepaham dengan beliau, tablignya lebih banyak merupakan anjuran untuk
menegakan etika di dalam masyarakat dan bukan merupak kritik tentang pemikiran ataupun
pendapat orang lain.

Baca Juga: Sejarah Penyebaran Islam Di Indonesia Menurut Sejarawan

Daftar Pustaka

[1] Dra. Zuhairini, dkk, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Proyek Pembinaan Prasarana dan Sarana
PTAI, 1986), hlm. 201.

[2] Departemen Penerangan RI, Siapa yang Tidak Tahu Muhammadiyah, (Jakarta: PT Gita Karya,
1986), hlm. 121.

[3] Prof. H. Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta Pusat: Mutiara Sumber
Widya, 1995), hlm. 267-268.

[4] Dra. Zuhairini, dkk, op. Cit, hlm. 201

[5] Kholid O. Santosa, Manusia Panggung Sejarah: Pemikiran dan Gerakan Tokoh-Tokoh Islam,
(Bandung: Sega Arsy, 2007), hlm. 12-13.
Demikianlah pembahasan mengenai Pendidikan Islam Di Indonesia -Makalah, Konsep, Komponen &
Tujuan semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda
semua, terima kasih banyak atas kunjungannya.

SHARE

FacebookTwitterPrintEmailWhatsAppYahoo MailGmailEvernoteLineSMSTelegramFacebook
Messenger

PROMOTED CONTENTMgid

Berat Anda 80 Kg? Bisa Menjadi 45 Kg!

Lipocarnite

Hasilkan Rp10.400.000 tiap 60 detik dari komputer Anda

Olymp Trade

Bagaimana cara mengembalikan penglihatan 100% tanpa operasi?

EyeLab

Ingin hidup 100 tahun? Bersihkan pembuluh darah! Inilah caranya

Cardio Normin

Tidak Punya Gigi – Pakai Veneer yang Nyaman! Bisa Dipasang

Snap On Smile

Veneer ini 300 kali lebih baik dari gigi palsu!

Snap On Smile

Posting pada IPS, SejarahDitag alasan pendidikan islam di indonesia, artikel pendidikan islam di
indonesia, artikel tentang pendidikan islam di indonesia, contoh artikel tentang agama islam, corak
pendidikan islam, eksistensi pembelajaran islam di indonesia, hambatan pendidikan islam, jurnal
pendidikan islam di indonesia, jurnal perkembangan studi islam di indonesia, jurnal sistem
pendidikan islam pdf, kejayaan pendidikan di indonesia, komponen komponen dasar pendidikan
islam, konsep islam tentang sistem pendidikan, makalah eksistensi pendidikan islam di indonesia,
makalah masa depan pendidikan islam di indonesia, makalah pendidikan agama di indonesia pdf,
makalah pendidikan islam masa kini, makalah pesantren dan madrasah modern, nilai nilai islam yang
relevan dalam pendidikan islam di indonesia, pendidikan islam di indonesia pdf, pengaruh
perkembangan pendidikan islam terhadap munculnya nasionalisme indonesia, pengembangan
pendidikan agama islam, perkembangan pendidikan islam di sekolah, pertanyaan tentang
pendidikan islam di indonesia, potret pendidikan islam di indonesia, sejarah lembaga pendidikan
islam di indonesia, sejarah pendidikan islam di indonesia, sejarah pendidikan islam modern di
indonesia, sejarah perguruan agama islam di indonesia, sejarah perkembangan pai di indonesia,
sejarah perkembangan pendidikan, sejarah perkembangan pendidikan islam di indonesia, sejarah
singkat pendidikan islam di indonesia, studi islam di indonesia, substansi pendidikan islam di
indonesia, tujuan pendidikan nasional pada masa pergerakan nasional, tujuan sistem pendidikan
islam di indonesia

Navigasi pos

Pos sebelumnya

Pengertian Status dan Peran Sosial

Pos berikutnya

Data Mining adalah

Pos-pos Terbaru

Prolog : Pengertian, Fungsi, Jenis, Cara Membuat Dan Contohnya

Sistem Ekonomi Di Masa Demokrasi Terpimpin

Teks Eksposisi – Ciri, Fungsi, Struktur, Kaidah & Contoh

Topologi Bus – Karakteristik, Cara, Kelebihan & Kekurangan

Topologi Star – Karakteristik, Cara, Kelebihan & Kekurangan

Uang Giral – Pengertian, Perbedaan, Ciri, Contoh, Keliebihan Dan Kekurangan

Penyimpangan Sosial adalah

Westernisasi

Pemasaran – Menurut Para Ahli, Konsep, Manajemen, Tujuan, Contoh, Jenis & Syarat

20 Contoh Teks Eksposisi Beserta Strukturnya

Materi Terpilih

Contoh Teks Editorial

Contoh Teks Laporan Hasil Observasi

Teks Negosiasi

Kinemaster Pro

Contoh Diksi
Contoh Teks Eksplanasi

Contoh Teks Berita

Contoh Teks Negosiasi

Contoh Teks Ulasan

Contoh Teks Eksposisi

Contoh Teks Cerita Ulang

Contoh Teks Prosedur Sederhana, Kompleks dan Protokol

Contoh Karangan Eksposisi

Contoh Pamflet

Contoh Seni Rupa Murni

Contoh Paragraf Campuran

Contoh Seni Rupa Terapan

Teks Debat

Contoh Karangan Deskripsi

Contoh Paragraf Persuasi

Contoh Paragraf Eksposisi

Contoh Paragraf Narasi

Contoh Karangan Narasi

Teks Prosedur

Contoh Karangan Persuasi

Contoh Karangan Argumentasi

Created By : DosenPendidikan.Com | 2014

DosenPendidikan.Com

Home

SMP

SMA

SMK
S1

S2

Umum

Pencarian

Anda mungkin juga menyukai