0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
23 tayangan4 halaman
Dokumen tersebut membahas perjalanan pendidikan di Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan, mulai dari zaman penjajahan Portugis, Belanda, Jepang hingga masa pasca kemerdekaan. Sistem pendidikan berubah sesuai dengan kepentingan penjajah masing-masing untuk mendukung tujuan kolonialisme, namun sejak kemerdekaan sistem pendidikan mulai dikembangkan untuk mencerdaskan bangsa.
Dokumen tersebut membahas perjalanan pendidikan di Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan, mulai dari zaman penjajahan Portugis, Belanda, Jepang hingga masa pasca kemerdekaan. Sistem pendidikan berubah sesuai dengan kepentingan penjajah masing-masing untuk mendukung tujuan kolonialisme, namun sejak kemerdekaan sistem pendidikan mulai dikembangkan untuk mencerdaskan bangsa.
Dokumen tersebut membahas perjalanan pendidikan di Indonesia sebelum dan sesudah kemerdekaan, mulai dari zaman penjajahan Portugis, Belanda, Jepang hingga masa pasca kemerdekaan. Sistem pendidikan berubah sesuai dengan kepentingan penjajah masing-masing untuk mendukung tujuan kolonialisme, namun sejak kemerdekaan sistem pendidikan mulai dikembangkan untuk mencerdaskan bangsa.
FILOSOFI PENDIDIKAN “Perjalanan Pendidikan Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan”
Disusun Oleh ERNAWATI TAKDIR 2290224951410
BIDANG STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR TAHUN 2022 Perjalanan Pendidikan Sebelum dan Sesudah Kemerdekaan Pendidikan memegang peran penting dalam kemajuan putra putri bangsa Indonesia. Sejak zaman perjuangan kemerdekaan dahulu, para pejuang serta perintis kemerdekaan telah menyadari bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor yang membebaskan Indonesia dari belenggu penjajah. Kemajuan dunia Pendidikan saat ini, tidak dapat lepas dari peranan tokoh sebagai actor utama dalam kemerdekaan Pendidikan Indonesia. Pendidikan dijadikan sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokraris serta bertanggung jawab. 1. Pendidikan Pada Masa Portugis Pada permulaan abad ke-16, bangsa Portugis adalah bangsa Eropa yang pertama datang ke Indonesia. Kemudian, tidak begitu lama disusul oleh bangsa Spanyol. Tujuan utama mendatangi Indonesia adalah berdagang rempah-rempah yang banyak dihasilkan oleh Maluku. Disamping berdagang, mereka bertujuan menyebarkan agama Katolik. Pada 1536, penguasa Portugis di Maluku bernama Antonio Galvano mendirikan sekolah-sekolah seminari untuk anak-anak dari pemuka- pemuka pribumi. Selain pelajaran agama, diajarkan juga mebaca, menulis, dan berhitung. Penyebaran agama Katolik di Kepulauan Maluku, demikian pula penyelenggara pendidikan, tidak banyak mengalami kemajuan yang berarti. Hal tersebut terjadi karena selain hubungan dengan orang0orang Portugis dengan Sultan Ternate kurang baik, mereka harus bersaing dan berperang melawan orang-orang Spanyol dan kemudian orang-orang Inggris. Akhirnya kedatangan Belanda dengan agama Kristen yang dibawanya dapat menghalau Portugis sampai ke Timor-Timur, kemudian mengambil alih segala harta benda, termasuk gereja Katolik beserta harta benda, termasuk gereja Katolik beserta lembaga pendidikannya walaupun sebagian penduduk masih juga ada yang setia kepada agama Katolik.
2. Pendidikan Pada Masa Belanda
Mulai abad ke-16, bangsa Barat, yaitu bangsa Portugis (abad ke-15), lalu disusul oleh bangsa Belanda, dan diselingi bangsa Inggris (1811-1816) datang ke Tanah Air. Tujuan mereka pertama kalinya adalah berdagang tapi lambat laun menjajah seluruh wilayah Indonesia. Pada tahun 1602, bangsa Belanda mendirikan perkumpulan dagang yang terkenal dengan nama VOC. Dengan berdirinya VOC ini, mereka melakukan monopoli perdagangan, tidak hanya rempahrempah saja, tetapi hasil bumi Indonesia juga diperjualbelikan. VOC makin kuat dan besar pengaruhnya di seluruh Indonesia. Bangsa Belanda yang beragama Kristen Protestan sambil berdagang juga menyebarkan agamanya. Konteks penyebaran agama itu menjadi permulaan kebijakan pendidikan kolonial Belanda. Sekolah-sekolah didirikan di Pulau Ambon dan Pulau Bacan (Maluku). Sekolah-sekolah ini belum mengjarkan pengetahuan umum. Bahasa pengantar yang dipakai ialah bahasa Melayu, baru pada kelas-kelas yang lebih tinggi dipakai bahasa Belanda. Pihak Belanda juga mendirikan sekolah-sekolah bagi calon pegawai VOC. Sesudah VOC gulung tikar pada 1799, Indonesia menjadi daerah jajahan Belanda dengan nama Hindia-Belanda. Usaha-usaha pendidikan kolonial Belanda yang diajarkan di daerah Maluku tidak dapat meluas ke daerah lain, maka, pada saat pemerintahan Hindia Belanda mulai dijalankan, pendidikan bagi bangsa Indonesia belum baik. Pada saat itu, Gubernur Daendels agak memerhatikan nasib bangsa kita dengan menyelenggarakan Pendidikan dengan memperkenalkan anak-anak tentang kesusilaan, adat istiadat, dan agama. Pendidikan di masa penjajahan dipengaruhi oleh kepentingan sang penjajah. Dalam hal ini, Belanda sebagai bangsa penjajah di Indonesia yang bisa relatif lebih lama menjajah dan bisa membentuk hegemoni kekuasaannya. Tujuan pendidikan pada zaman Hindia-Belanda tidak pernah dinyatakan secara tegas, semata-mata adanya sekolah-sekolah itu hanya untuk kepentingan bangsa Belanda.
3. Pendidikan Pada Masa Jepang
Pendidikan di Indonesia Masa Penjajahan Jepang Setelah Belanda ditaklukkan oleh Jepang di Indonesia pada tanggal 8 Maret 1942, maka Belanda angkat kaki dari Indonesia. Semenjak itu mulailah penjajahan Jepang di Indonesia. Jepang muncul sebagai negara kuat di Asia. Jepang mengelola pendidikan di Indonesia pun tidak bisa dilepaskan dari kepentingan ini. Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan di masa pendudukan Jepang sangat dipengaruhi motif untuk mendukung kemenangan militer dalam peperangan Pasifik, sehingga system Pendidikan yang dibentuk oleh Belanda semua diganti dengan system Pendidikan yang berorientasi kepada perang pasifik. Pada pemerintahan jepang yaitu: Sekolah Rakyat 6 Tahun atau “Kokumin Gakko”. Sekolah-sekolah desa masih tetap ada dan namanya diganti menjadi Sekolah Pertama. Jenjang pengajaran pun menjadi:mSekolah Rakyat 6 Tahun (termasuk Sekolah Pertama), Sekolah Menengah 3 Tahun, Sekolah Menengah Tinggi 3 Tahun (SMA-nya pada Zaman Jepang. 4. Pendidikan Pasca Kemerdekaan a. Pendidikan masa kemerdekaan (1945-1950) Sistem persekolahan sesudah Indonesia merdeka yang berdasarkan satu jenis sekolah untuk tiga tingkat pendidikan seperti pada zaman Jepang tetap diteruskan. System Pendidikan yang berlaku pada zaman ini adalah: - Pendidikan rendah, yang disebut dengan Sekolah Rakyat (SR) lama pendidikan semula 3 tahun menjadi 6 tahun. Tujuan pendirian SR adalah selain meningkatkan taraf pendidikan pada masa sebelum kemerdekaan juga dapat menampung hasrat yang besar dari mereka yang hendak bersekolah. - Pendidikan guru, dikenal dengan tiga jenis Pendidikan guru yaitu Sekolah guru B (SGB), sekolah guru C (SGC), dan Sekolah Guru A (SGA). - Pendidikan umum, dikenal dengan dua jenis Pendidikan umum disekolah yaitu, SMP (Sekolah Menengah Pertama) dan SMT (Sekolah Menengah Tinggi). - Pendidikan kejuruan, lebih memfokuskan pada Pendidikan kejuruan ekonomi dan kewanitaan. - Pendidikan Teknik, sekolah yang ada pada masa ini adalah Kursus kerajinan negeri (KKN), sekolah Teknik pertama (STP). - Pendidikan tinggi - Pendidikan tinggi republic b. Pendidikan Masa Orde Lama (1950-1966) Diketahui salah satu hal yang menentukan masa orde lama berkaitan dengan kebijakan pendidikan adalah terciptanya atau terwujudnya UndangUndang No. 4 tahun 1950 tentang dasardasar pendidikan dan pengajaran di sekolah untuk seluruh Indonesia. Pada Orde Lama sudah mulai diadakan ujian-ujian negara yang terpusat dengan sistem Kolonial yang serba ketat tetapi tetap jujur dan mempertahankan kualitas. c. Pendidikan Masa Orde Baru Orde Baru identik dengan ideologi atau slogan pembangunan. Begitu pula arah dan kebijakan pendidikan disesuaikan dengan gerakan pembangunan. Di dalam mengatualisasi pembangunannya, Orde Baru setiap lima tahun memiliki program pembangunan, yang dikenal dengan istilah Pelita (Pembangunan Lima Tahun). d. Pendidikan Masa reformasi Perkembangan pendidikan di Indonesia pada masa Reformasi sangat dipengaruhi oleh perubahan konstitusi yag menjadi salah satu agenda reformasi. Lembaga ilmiah, seperti kampus perguruan tinggi, dibebaskan dan intervensi dan pengaruh luar. Kebijakan pendidikan lain di permulaan masa reformasi, yaitu persoalan otonomi perguruan tinggi. Pemerintahan Megawati mengasilkan RUU Sisdiknas yang kemudian menjadi UU Sisdiknas. Perubahan kurikulum juga mewarnai perjalanan sejarah pendidikan Indonesia pada masa reformasi. Pendidikan yang berbasis keagamaan juga mendapat perhatian khusus pada masa reformasi. Secara kelembagaan pendidikan keagamaan berada dibawah kementerian agama, berbeda dengan pendidikan umum yang berada di bawah kementerian pendidikan.