NUR
NIM: 23111162
KELAS: E
1. Masa Pra-Kemerdekaan:
Pendidikan pada masa Hindia Belanda terutama diselenggarakan untuk kalangan
pribumi yang terbatas. Sekolah-sekolah pribumi dibuka, tetapi aksesnya terbatas dan
terkendala oleh ketidaksetaraan.
Gerakan Taman Siswa yang dipimpin oleh Ki Hajar Dewantara pada tahun 1922
memberikan kontribusi besar terhadap pendidikan nasional. Gerakan ini menekankan
pada hakikat dan tujuan pendidikan yang bersifat holistik.
4. Era Reformasi:
Reformasi pada tahun 1998 membawa perubahan signifikan dalam hakekat
pendidikan di Indonesia. Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan akses,
kualitas, dan relevansi pendidikan.
Penghapusan ujian nasional pada tahun 2015 dan pengenalan Kurikulum 2013
menunjukkan upaya untuk menghadirkan pendidikan yang lebih responsif dan
holistik.
5. Kurikulum Merdeka Belajar:
Hakekat terbaru dalam sejarah pendidikan Indonesia adalah konsep "Merdeka
Belajar." Ini menekankan pada kebebasan, keberagaman, dan responsivitas terhadap
kebutuhan individu dalam pembelajaran.
Merdeka Belajar bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih
fleksibel, dinamis, dan sesuai dengan perkembangan global.
Hakekat sejarah pendidikan di Indonesia mencerminkan upaya untuk terus meningkatkan dan
mengembangkan sistem pendidikan sesuai dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat.
Transformasi dan perubahan terus berlangsung untuk mencapai tujuan pembangunan nasional
dan mempersiapkan generasi penerus yang lebih berkualitas.
a. Pendidikan Hindu-Budha
Sistem pendidikan semenjak periode awal berkembangnya agama Hindu-Budha di
Indonesia sepenuhnya sudah bermuatan keagamaan. Pelaksanaan pendidikan keagamaan
Hindu-Budha berada di padepokan-padepokan. Ajaran Hindu-Budha ini memberikan
corak praktik pendidikan di zaman kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha di Kerajaan Kutai
(Pulau Kalimantan), Kerajaan Tarumanegara hingga Majapahit (Pulau Jawa), Kerajaan
Sriwijaya (Pulau Bali dan Sumatera). Pada periode akhir berkembangnya pendidikan
Keagamaan Hindu-Budha, pola pendidikan dilakukan oleh para guru pengajar di
padepokan-padepokan tidak lagi bersifat kolosal dalam kompleks, dengan jumlah murid
relatif terbatas dan bobot materi pembelajaran yang bersifat religius dan spiritual. Selain
belajar untuk menuntut ilmu, para murid di padepokan ini juga harus bekerja demi
terpenuhinya kebutuhan sehari-hari mereka.
b. Pendidikan Islam
Saudagar asal Gujarat pada abad ke-13 menjadi salah satu ciri-ciri dari mulainya
pendidikan berlandaskan ajaran Islam di Indonesia. Mula-mula kehadiran mereka terjalin
melalui hubungan teratur dengan para pedaganag asal pulau Sumatra dan Jawa.
Kemudian, para saudagar yang beragama Islam asal Gujarat itu di Indonesia menjadi
penyebar agama Islam. Ajaran agama Islam awal berkembang di kawasan pantai pesisir,
sementara ajaran agama Hindu masih kuta di kawasan pedalaman. Kerajaan Samudra-
Pasai (1297) di Indonesia menjadi kerajaan Islam pertama lebih tepatnya Aceh. Jauh
sebelum Kerajaan Samudra-Pasai berdiri pengaruh ajaran Islam sudah masuk terlebih
daulu ke Indonesia. Terbukti dengan adanya batu nisan seorang wanita bernama Fatimah
binti Maimun pada tahun 476 H (1082 M) di Leran, dekat Gresik Jawa Timur (di kutip
dari laman https://www.kompasiana.com di akses pada tanggal 29 November 2019, pukul
0951 WIB). Pada masa pra-kolonial pendidikan agama Islam berbentuk pendidikan di
pesantren, pendidikan di musola/langgar dan pendidikan di madrasah.