Anda di halaman 1dari 6

A.

RADEN AJENG KARTINI (1879-1904)

Raden Ajeng Kartini Kartini lahir di Mayong (Jepara), pada tanggal 12 April
1879. Hari kelahirannya ini sampai sekarang terus diperingati sebagai hari Kartini.
Beliau sebagai seorang tokoh dengan gigih memperjuangkan emansifasi wanita,
yakni suatu upaya memperjuangan hak-hak wanita agar dapat sejajar dengan
kaum pria. Perjuangan emansipasi wanita yang dilakukan oleh R.A. Kartini
tersebut disalurkan melalui pendidikan, yakni dengan mndirikan sekolah khusus
kaum wanita. Jenis sekolah yang dirintis dan didirikan oleh R.A. Kartini Adalah :

1. Sekolah Gadis di Japara, dibuka tahun 1930.

2. Sekolah Gadis di Rembang.

R.A. Kartini meninggal pada usia cukup mudah yaitu empat hari setelah ia
melahirkan , tepatnya pada tanggal 17 Setember 1904. Untuk menghormati cita-
cita Kartini,pada tahun 1913 didirikan sekolah Redah untuk anak-anak perempuan
di beberapa di kota besar, yaitu dengan nama sekolah Kartini. Bahkan karena
besarnya jasa-jasa Kartini tersebut W.R. Supratman mengabadikan namanya
dalam satu buah lagu gubahannya yang berjudul “Ibu Kiti Kartini.”

A. RADEN DEWI SARTIKA (1884-1947)

Raden Dewi Sartika lahir di Bandung, pada tanggal 4 Desember 1884.


Sebagaimana halnya dengan R.A. Kartini, Dewi Sartika jugu merupakan seorang
tokoh wanita yang menyalurkannya melalui pendidikan.

Cita-cita Dewi Sartika adalah mengangkat derajat kaum wanita Indonesia


dengan jalan memajukan pendidikannya. Alasannya, saat ini masyarakat cukup
mengkhawatirkan, dimana kaum wanita tidak diberi kesempatan untuk belajar
sesuai kemajuan.

Untuk merealisasikan pendidikan cita-cita pendidikannya, pada tahun 1940


didirikanlah sebuah sekolah yang diberi nama “Sekolah Istri.” Ketika pertama
dibuka, sekolah ini mempunyai murid sebanyak 20 orang, kemudian dari tahun ke

1
tahun bertambah. Pada tahun 1909 baru dapat mengeluarkan output-Nya yang
pertama dengan mendapat ijazah. Pada tahun 1914 Sekolah Istri diganti namanya
menjadi “ Sekolah Kautamaan.”

B. ROHANA KUDUS (1884-1969)

Rohana Kudus di lahirkan pasa tanggal 20 Desember 1884 di kota Gedang,


Sumatera Barat. Beliau adalah seorang wanita Islam yang sangat taat menjalankan
ajaran agamanya, dengan giat sekali mempelopori emansipasi wanita. Ia seorang
pendidik wanita yang berusaha untuk memperbaiki nasib kaum wanita Indonesia.
Disamping itu ia juga adalah seorang guru Kerajinan Wanita, serta seorang
wartawan wanita pertama di Indonesia. Diantara usaha Rohana Kudus adalah
sebagai berikut.:

1. Tahun 1896 saat usianya baru 12 tahun, ia sudah mengajar teman–teman


gadis di kampungnya dalam bidang membaca dan menulis huruf Arab
dan Latin.

2. Tahun 1905, ia mendirikan “ Sekolah Gadis” di kota Gedang, yang


kemudian pada tahun 1911 diubah namanya menjadi “ Sekolah Kerajinan
Amai Satai.”

3. Pada tanggal 10 juli 1912, ia ikut melahirkan sekaligus menjadi


pemimpin Redaksi Surat Kabar Wanita dengan nama “ Soenting
Melajoe” di Padang.

C. KI HAJAR DEWANTARA ( 1889-1959)

Ki Hajar Dewantara yang sebelumnya bernama Raden Mas Suwardi


Suryaningrat, lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Putra dari K.P.H.
Suryaningrat ,dan cucu dari Pakualam III. Beliau adalah tokoh yang sangat
berjasa dibidang pendidkan dan beliaulah yang mendirikan perguruan Nasional
Taman Siswa pada tahun 1922. Kerena jasanya yang sangat besar tersebut, maka

2
sampai sekarang hari lahirnya yaitu 2 Mei diperingati sebagai hari pendidikan
Nasional.

Perguruan Taman Siswa yang didirikan pada tanggal 3 juli 1922, pada
mulanya bernama “National Onderwijs Institut Taman Siswa” di Yogyakarta.
Pertama-tama yang di buat hanya Taman Anak dan kursus Guru. Namun setelah
itu terus berkembang. Secara lengkap bagian-bagian pendidikan pada perguruan
Taman Siswa ini adalah:

1. Taman Indria (setingkat dengan TK),

2. Taman Anak (setingkat anak kelas I –lll sekolah Rendah atau Sekolah
Dasar),

3. Taman Mudah (setingkat kelas IV–VI sekolah Rendah),

4. Taman Dewasa (setara SMP),

5. Taman Madia (setara SMA),

6. Taman Guru B- 1 (mendidik calon Guru unruk Taman Anak dan Taman
Mudah),

7. Taman Guru B- 2.

Dalam pendidikan Ki Hajar Dewantara menghendaki diterapkannya system


among , yang mengemukakan dua dasar, yaitu:

1. Kemerdekaan sebagai syarat untuk menghidukan dan menggerakkan


kekuatan lahir dan batin sehingga dapat hidup merdeka (dapat berdiri
sendiri).

2. Kodrat alam sebagai syarat untuk menghidupkan dan mencapai kemajuan


dengan secepat-cepatnya dan sebak-baiknya.

D. MOHAMMAD SYAFEI (1899-1969)

3
Mohammad Syafei lahir di Kalimantan pada tahun 1899. Perjuangan beliau
juga dititik-beratkan pada bidang pendidikan.

Pada tahun 1922 beliau menjadi guru pada sekolah Kartini di Jakarta dan
sejakmitu aktivitas di bidang pendidikan terus bertambah. Sebagai seorang tokoh
pendidikan, Mohammad Syafei berjasa besar dalam mendirikan sekolah yang
diberi nama “Indonesische Nederlandsche School” atau yang lebih dikenal dengan
sebutan INS, di Kayutanam Sumatera Barat. Menitik-beratkan pendidikannya
pada dunia kerja. INS menyelenggarakan pendidikan dalam jenjang berikut:

1. Ruang Bawah, yakni setara dengan Sekolah Rendah atau Sekolah Dasar.
Lama pendididkannya 7 tahun.

2. Ruang Atas, yakni setara dengan Sekolah Menengah. Lama


pendidikannya 6 tahun.

Tujuan sekolah yang diselenggarakan oleh Mohammad Syafei adalah;

1. Mendidik anak–anak agar mampu berfikir secara rasional,

2. Mendidik anak-anak agar mampu bekerja secara teratur dan bersungguh-


sungguh,

3. Mendidik anak-anak agar menjadi manusia yang berwatak baik.

4. Menanamkan rasa persatuan.

E. K .H. AHMAD DAHLAN ( 1869- 1923)

Ahmad Dahlan, yang mana kecilnya adalah Muhammad Darwis lahir di


Yogyakarta pada tahun1869 M/1285 H. H. Sulaiman, Pejabat Khatib di Masjid
Besar Kesultanan Yokyakarta.

K.H. Ahmad Dahlan merupakan salah seorang tokoh islam yang sangat giat
memperjuangkan kemajuan umat islam melalui bidang pendidikan. Dia adalah
seorang tokoh pendiri organisasi Muhammadiyah pada tahun 1912 di Yogyakarta.

4
Ada beberapa hal yang melatar belakangi K.H. Ahmad Dahlan mendirikan
Muhammadiyah ini:

1. Umat Islam tidak memegang tuntunan Alquran dan Hadis Nabi sehingga
menyebabkan perbuatan Syirik bid’ah dan khurafat semakin merajalela
serta mencemaran kemurnian ajarannya.

2. Keadaan umat Islam sangat menyedihkan akibat penjajahan.

3. Kegagalan institusi pendidikan islam untuk memenuhi tuntunan


kemajuan zaman merupakan akibat dari mengisolasi diri.

4. Persatuan dan kesatuan umat islam menurun sebagai akibat lemahnya


organisasi Islam yang ada.

5. Munculnya tantangan dari kegiatan misi Zending yang dianggap


mengancam masa depan umat Islam.

Jenis-jenis sekolah yang dikembangkan adalah sebagai berikut:

1. Sebelum merdeka:

a. Sekolah Umum : TK, Vervolg School 2 tahun, Schake School 4 tahun,


HIS 7 tahun, MULO 3 tahun, AMS 3 tahun, dan HIK 3 tahun.

b. Sekolah agama: Madrasah Ibtidaiyah 3 tahun, Madrasah Tsanawiyah 3


tahun, Muallimin/Muallimat 5 tahun, Kulliatul Muballighim(SPG Islam) 5 tahun.

2. Sesudah merdeka:

a. Sekolah-sekolah umum yang bernaung di bawah Departemen Pendidikan


dan Kebudayaan, yaitu : SD,SMP, SMTA, SPG, SMEA, SMKK dan sebagainya.

b. Madrasah-madrasah yang bernaungan di bawah Departeman Agama,


yaitu Madrasah Ibtidaiyah , MTs, dan Madrasah Aliyah.

Pertanyaan:

5
1. Apakah yang memotivasi raden ajeng kartini sehingga beliau ingin
mengangkat drajat dan martabat wanita? Rahmat jawaban motivasinya
kita harus membuat sejarah, kita mesti menentukan masa depan kita
yang sesuai dengan keperluan serta kebutuhan kita sebagai kaum
wanita dan harus mendapatkan pendidikan yang cukup seperti halnya
kaum laki-laki.beliau merupakan salah satu dari putrid dari seorang
bangsawan yaitu raden mas adipati sastrodiningrat dan cucu dari
bupati demak.( orang tua, kondisi

2. Apakah ada batasan-batasan emansipasi wanita ini? Ismail akib

Anda mungkin juga menyukai