Anda di halaman 1dari 33

PERTEMUAN 2

FILOSOFI
PENDIDIKAN NASIONAL
Topik 1

Perjalanan
Pendidikan Nasional
PERJALANAN
PENDIDIKAN NASIONAL
https://www.youtube.com/watch?v=UbGAhdq63PM
•Pada 1536, Antonio Galvano seorang penguasa Portugis mendirikan
sekolah-sekolah seminari untuk anak-anak dari pemuka-pemuka pribumi
di Maluku.

•Pada masa penjajahan Belanda, tahun 1607 berdiri sekolah pertama di


Ambon yang didirikan oleh VOC. Pembelajaran yang diberikan, yaitu
membaca dan menulis.

•Tahun 1617 sekolah pertama didirikan di Jakarta. Sekolah tersebut


memiliki tujuan untuk menghasilkan tenaga-tenaga kerja yang andal
sehingga dapat dipekerjakan di administrasi dan gereja pada
pemerintahan.


•Pada 1850, didirikan sekolah Kelas I yang lamanya lima tahun.
Sekolah ini disediakan untuk anak-anak dari lingkungan
pegawai Pamong Praja ditempatkan di kota-kota keresidenan.
•Pada tahun 1854 ada beberapa bupati yang mendirikan
"sekolah-sekolah kabupaten", tetapi hanya untuk mendidik
calon-calon pegawai. Kemudian pada tahun 1854 itu juga
didirikan "sekolah bumiputera", yang hanya mempunyai 3
kelas. Rakyat hanya diberikan pelajaran membaca, menulis,
dan berhitung.
•Tahun 1899, K. H. Hasyim Asy'ari pemrakarsa
berdirinya Nahdlatul Ulama mendirikan
pesantren Tebu Ireng.
•Pada abad ke 20, pesantren tersebut menjadi
pesantren besar
Akhir abad ke-19 didirikan sekolah Kelas II yang lamanya
minimal empat tahun ditempatkan di Kota-kota Kabupaten.
Pengajaran ini lebih sederhana daripada sekolah Kelas I yaitu
membaca, menulis, berhitung, dan bahasa daerah atau bahasa
Indonesia.

Pada penghujung abad ke-19, Hindia-Belanda


memutuskan mendirikan STOVIA untuk menghasilkan
dokter-dokter yang berasal dari kalangan pribumi.
Selain itu, STOVIA berperan menjadi tempat
persemaian para remaja-remaja pribumi dalam
menumbuhkan semangat nasionalisme.
•Pada tahun 1903, Kartini membuka Sekolah Gadis di Jepara
kemudian membuka sekolah di Rembang. Kartini berjuang untuk
melepaskan kaum wanita dari belenggu adat-istiadat tersebut
agar dapat meningkatkan kedudukan dan derajat wanita
(emansipasi).
•Pada 16 Januari 1904, Dewi Sartika membuka Sakola Istri
(Sekolah Perempuan) dengan jumlah murid 20 orang. Pada tahun-
tahun berikutnya dibeberapa wilayah Pasundan bermunculan
beberapa Sakola Istri, terutama yang dikelola oleh perempuan-
perempuan Sunda yang memiliki cita-cita yang sama dengan
Dewi Sartika.
Pada Mei 1906, percobaan Sekolah Desa dimulai di
empat kabupaten yaitu di Priangan, Cirebon, Kedu, dan
Kediri.
Sekolah Desa dapat berfungsi sebagai salah satu upaya
mengatasi merosotnya kemakmuran bumiputra dan
memberantas buta huruf khususnya.
Tahun 1912, Achmad Dahlan adalah
pendiri perkumpulan Muhammadiyah di
Yogyakarta. Melalui perkumpulan ini,
Achmad Dahlan mengajarkan pendidikan
Islam secara modern sesuai dengan
tuntunan Al-Quran dan Al-Hadist.
Pada tahun 1915, didirikanlah Sekolah-sekolah Vervolg sebagai
lanjutan dari Sekolah Desa. Lama belajar di Sekolah Vervolg
adalah 2 tahun, tetapi pada beberapa tempat diperluas dengan
sebuah kelas tambahan yang memberikan pelajaran pertanian.

AMS (Algemene Middelbare School) didirikan pada


tahun 1919 di Yogyakarta.
Pada tahun 1920 didirikan bagian A II di Bandung
Pada tahun 1926 bagian A I di Solo.
Tahun 1922 dapat tercipta "Taman siswa" di Yogyakarta. Taman
siswa hadir sebagai jiwa rakyat untuk merdeka dan bebas.
Berjalannya waktu juga menghantarkan berdirinya perguruan-
perguruan Taman siswa di seluruh kepulauan Indonesia, seperti di
Jawa, Sumatera, Borneo, Sulawesi, Sunda Kecil dan Maluku. Ki
Hajar Dewantara sebagi pelopor pendidikan di Indonesia.
Pada tahun 1937, Persyarikatan Muhammadiyah mendirikan di
Yogya suatu jenis sekolah baru, yang dinamakan Inheemse Mulo.
Sekolah itu adalah yang pertama sekali yang memberikan
pengajaran lanjutan dengan memakai bahasa daerah (bahasa
Indonesia) sebagai bahasa pengantar.
Pendidikan antara tahun 1945- 1950 adalah pendidikan masa perjuangan. Ciri-
ciri utama pada masa periode ini ialah terdapat semacam dualisme dalam
pendidikan. Di salah satu pihak pendidikan dan pengajaran berlangsung di
daerah- daerah negara federal yang dikuasai atau dipengaruhi Belanda,
sedangkan di pihak lain langsung dikuasai oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Pada tahun 1959 dibentuk Madrasah Tsanawiyah tiga tahun,

Pada 1966 mulai dibuka pendidikan khusus perempuan dengan menawarkan model
pendidikan Masa orde lama diawali dengan pasca kemerdekaan yang dipimpin oleh
presiden pertama yaitu Ir. Soekarno. Pada masa itu, Pendidikan di Indonesia masih
melanjutkan apa yang telah diterapkan dahulu oleh Jepang
dan menggunakan Bahasa pengantar Bahasa indonesia.
Media pembelajaran pada masa itu menggunakan buku-buku yang diterjemahkan dari
Bahasa Belanda ke dalam Bahasa Indonesia yang sudah dilakukan sejak zaman Jepang

Tahun 1968 sampai 1998 merupakan pendidikan Orde Baru. Hak untuk mendapatkan
kesetaraan pendidikan tidak terpenuhi karena pemerintah masih mendominasi dalam
pendidikan para pelajar.

Pada tahun 1998, dimulailah masa reformasi atau masa perubahan.


Perubahan yang paling signifikan adalah adanya otonomi daerah termasuk otonomi
Pendidikan.

Pada masa ini, Pendidikan diberikan ruang kebebasan untuk dapat berkembang.Kon
ten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul "Perjalanan Pendidikan Nasional“.
Pendidikan di Indonesia terus berkembang.
Pembebasan biaya bersekolah dari awalnya 9 tahun
hingga sekarang 12 tahun terus terlaksana.
Pendidikan di abad 21 ini teknologi Pendidikan terus
berkembang pesat.
Perjalanan pendidikan di Indonesia tidak
luput dari peran seorang guru. Sebagai
seorang guru, kita perlu memahami
perjalanan pendidikan terdahulu yang
menjadi pondasi bagi pendidikan saat ini.
DISKUSI
Berikan Komentar tentang

Pendidikan Zaman Kolonial yang:


• dikhususkan kepada orang Eropa;
• dikhususkan pada keterampilan baca-tulis-
hitung untuk dijadikan pegawai;
• dikhususkan pada kaum bangsawan;
Berikan Pendapat saudara tentang

• Pergerakan Budi Utomo melalui perjuangan


politik untuk mendapatkan ‘kemerdekaan’;
• Pergerakan R.A. Kartini untuk mendapatkan
hak pendidikan perempuan seperti laki-laki;
• Gerakan Kebudayaan KHD untuk
memperkenalkan Hindia Belanda (Indonesia)
kepada Rakyat Belanda
D
ARGUMMEN KRITIS
PERJALANAN
PENDIDIKAN NASIONAL
Anda membangun argumen kritis secara
kolaboratif melihat Perjalanan
Pendidikan Nasional dalam upaya
membangun manusia Indonesia.
DISKUSI
1. Apa praktik Pendidikan saat ini yang ‘membelenggu’
kemerdekaan peserta didik dalam belajar dengan
melihat Perjalanan Pendidikan Nasional sebelum
kemerdekaan dan sesudah kemerdekaaan?

2. Adakah model-model Pendidikan saat ini yang Anda


lihat dapat melepaskan ‘belenggu’ yang belum
memerdekakan peserta didik?

3. Apa yang Anda tawarkan sebagai model Pendidikan


yang dapat melepaskan belenggu dan memerdekakan
peserta didik?
E
KONTEKSTUALISASI
PERJALANAN
PENDIDIKAN NASIONAL
TUGAS
Anda mempresentasikan pemahaman Anda tentang Perjalanan
Pendidikan Nasional.

Anda membuat visualisasi gambar (mind map/infografis/


karikatur/kartun/arikel) atau video atau audio/podcast untuk
menggambarkan pemahaman dan argumen Anda tentang Perjalanan
Pendidikan Nasional.

Demonstrasi/presentasi Kontekstual dilaksanakan secara individu.


F
ELABORASI
PERJALANAN
PENDIDIKAN NASIONAL
1.Apa langkah awal melepaskan ‘belenggu’ pada
Pendidikan Indonesia dalam upaya mewujudkan
Pendidikan yang memerdekakan peserta didik?
2.Sebagai seorang guru, mengapa kita perlu
melepaskan diri dari ‘belenggu’ praktik-praktik
Pendidikan yang belum memerdekakan peserta
didik?
3.Bagaimana melepaskan diri dari ‘belenggu’ praktik-
praktik Pendidikan yang belum memerdekakan
peserta didik?
G
RELEVANSI
PERJALANAN
PENDIDIKAN NASIONAL
Kesimpulan anda apa
berkaitan dg
Perjalanan Pendidikan Nasional
???
H
PERWUJUDAN
PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL
REFLEKSI
PERJALANAN PENDIDIKAN NASIONAL
Entry ke LMS

1. Apa tiga hal baru yang saya pelajari dari


materi Perjalanan Pendidikan Nasional?
2. Apa dua hal baru yang saya ingin ketahui
lebih mendalam?
3.Apa satu langkah konkrit yang segera
saya lakukan setelah materi ini?
A. MENGAPA
1) Mengapa saya mengikuti Mata Kuliah Filosofi Pendidikan
Nasional?
2) Apa yang Saya yakini?
3) Apa yang memotivasi Saya?

B. BAGAIMANA
1)Apa saja strategi yang akan Saya terapkan untuk mencapai
tujuan?
2) Apa saja yang Saya butuhkan untuk menjalankan strategi
tersebut?

C. APA
1)Apa saja langkah-langkah konkrit yang akan Saya jalankan?
2) Kapan Saya menjalankan langkah-langkah tersebut?

Anda mungkin juga menyukai