Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Iqbal Irfansyah

Kelas : 004
NIM : 233161716640

Pendidikan merupakan sebuah kebutuhan manusia agar dapat berproses menjadi


seorang individu yang merdeka. Arti kata merdeka yang dimaksud adalah manusia dapat
tumbuh dan berkembang sesuai kodrat yang dimiliki, serta menjadi manusia yang mendapatkan
ke bahagaiaan setinggi-tingginya.
Ki Hadjar Dewantara menjelaskan bahwa dasar Pendidikan anak berhubungan dengan
kodrat alam dan kodrat zaman. Kodrat alam berkaitan dengan "sifat" dan "bentuk" lingkungan
di mana anak berada, sedangkan kodrat zaman berkaitan dengan "isi" dan "irama".
Pendidikan merupakan hal yang sangat berpengaruh dalam menuntun anak agar dapat
menjadi individu yang merdeka. Oleh karena itu sebelum kita dapat mendidik seorang individu
kita harus mengetahui bagaimana perjalanan pendidikan yang terjadi di Indonesia. Berikut
adalah rangkuman perjalanan pendidikan nasional di Indonesia:
Pendidikan di Indonesia sebelum kemerdekaan (zaman kolonial) Pada zaman kolonial
Indonesia telah dijajah oleh beberapa negara, negara tersebut mempengaruhi pendidikan yang
berada di Indonesia. Beberapa negara yang berpengaruh terhadap pekembangan pendidikan di
Indonesia yakni:

1. Pendidikan pada masa Belanda


Belanda datang ke Pulau Jawa Indonesia untuk berdagang dan menciptakan kekuasaan baru
setelah berakhirnya kekuasaan Portugis pada akhir abad ke-16.
Belanda menganggap bahwa agama Katholik yang disebarkan oleh Portugis perlu digantikan
dengan agama Protestan yang dianutnya. Berangkat dari pemahaman itulah sekolah-sekolah
keagamaan didirikan terutama di daerah yang dulunya telah terpengaruh agama Nasrani
(Katholik) oleh Portugis dan Spanyol. Sekolah pertama di Ambon didirikan oleh VOC pada
tahun 1607. Pembelajaran yang diberikan yaitu membaca, menulis dan sembahyang. Guru
pendidik berasal dari Belanda dan mendapat upah. Pendidikan yang dilakukan pada zaman
kolonial terpaku terhadap ideologi bangsa Belanda, shingga pembelajaran yang dilakukan
sesuai dengan pemahaman Belanda yang berakibat pada pendidikan yang diatur secara
sistematis agar murid/siswa yang mengikuti pendidikan di zaman kolonial akan mengikuti serta
menjadikan pembelajaran yang didapatkan adalah sebuah landasan yang akan diteruskan
kezaman berikutnya. Pendidikan yang diberikan oleh Belanda kepada masyarakat Indonesia
bertujuan untuk menciptakan sumberdaya manusia masyarakat Indonesia yang siap menjadi
tenaga kerja untuk Belanda dan diberi upah yang minim. Namun, pendidikan yang diberikan
oleh Belanda memberi dampak positif terhadap masyarakat Indonesia, masyarakat Indonesia
mulai dapat belajar membaca dan menghitung. Selain itu dampak positif dari pendidikan yang
diberikan Belanda adalah terbentuknya lembaga pendidikan di Indonesia yang dibangun oleh
tokoh-tokoh pendidikan.
Tokoh-tokoh tersebut antara lain adalah:
a. Bung Tomo yang mendirikan Kweek School,
b. KH Ahmad Dahlan yang mendirikan pendidikan Muhammadiyah,
c. Trikoro Dharmo yang mendirikan perkumpulan pemuda,
d. RA kartini yang meperjuangkan hak perempuan, serta
e. Ki Hadjar Dewantara yang mendirikan Taman siswa.

2. Pendidikan pada masa Jepang


Jepang merupakan negara yang menjajah Indonesia dengan jangka waktu yang cukup pendek
yakni dari 17 Maret 1942 sampai 17 Agustus 1945. Jepang juga memberikan pendidikan di
Indonesia dengan tujuan untuk berperang. Masyarakat diajarkan bergotong-royong untuk
membangun pertahanan untuk perang, masyarakat juga diajarkan untuk mengumpulkan hasil
alam untuk bahan pangan perang. Sisi positif yang dapat diambil dari pendidikan yang
diberikan oleh Jepang adalah pendidikan untuk bertahan dari peperangan yang dapat terjadi
kapanpun.
Dari pendidikan yang telah diberikan oleh negara yang pernah menjajah Indonesia, dapat
disimpulkan bahwa pendidikan yang diberikan merupakan pendidikan yang bertujuan untuk
mencapai tujuan dari masing-masing negara.

3. Pendidikan di Indonesia setelah kemerdekaan


Setelah kemerdekaan Indonesia, Indonesia membentuk Panitia Penyelidik Pengajaran
Republik Indonesia yang beranggotakan 52 orang. Panitia ini bertugas untuk meninjau masalah
pendidikan dan pengajaran kanak-kanak dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan
tinggi. Selain itu, hal lain yang juga menjadi perhatian panitia ini adalah terkait rencana
pelajaran, organisasi pemeliharaan isi pendidikan dan pengajaran. Setelah beberapa bulan
bekerja, panitia ini mengusulkan beberapa pokok saran kepada pemerintah, yaitu:
Pedoman pendidikan dan pengajaran harus diubah secara mendasar Khusus mengenai
pengajaran diharapkan agar bisa mendapat tempat yang teratur dan seksama Mengenai
pengajaran tinggi disarankan agar diadakan seluas-luasnya Disarankan agar diusahakan
pengiriman pelajar-pelajar ke luar negeri Kewajiban bersekolah, panitia menyarankan agar
wajib sekolah dilaksanakan secara bertahap, sesingkat-singkatnya 10 tahun.

4. Pendidikan di Indonesia setelah kemerdekaan


Setelah kemerdekaan Indonesia, Indonesia membentuk Panitia Penyelidik Pengajaran
Republik Indonesia yang beranggotakan 52 orang. Panitia ini bertugas untuk meninjau masalah
pendidikan dan pengajaran kanak-kanak dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan
tinggi. Selain itu, hal lain yang juga menjadi perhatian panitia ini adalah terkait rencana
pelajaran, organisasi pemeliharaan isi pendidikan dan pengajaran. Setelah beberapa bulan
bekerja, panitia ini mengusulkan beberapa pokok saran kepada pemerintah, yaitu: Pedoman
pendidikan dan pengajaran harus diubah secara mendasar Khusus mengenai pengajaran
diharapkan agar bisa mendapat tempat yang teratur dan seksama Mengenai pengajaran tinggi
disarankan agar diadakan seluas-luanya Disarankan agar diusahakan pengiriman pelajar-
pelajar ke luar negeri kewajiban bersekolah, panitia menyarankan agar wajib sekolah
dilaksanakan secara bertahap, sesingkat-singkatnya 10 tahun.

Setelah pemerintah menerima saran-saran tersebut, disusunlah struktur dan sistem


pendidikan baru. Tujuannya adalah untuk mendidik anak-anak menjadi warga negara yang
berguna, yang diharapkan kelak dapat memberikan pengetahuannya kepada negara. Dasar
dasar pendidikan menganut prinsip demokrasi, kemerdekaan, dan keadilan social. Kondisi
pendidikan di Indonesia setelah merdeka ini mengarah terhadap perubahan proses
pembelajaran dan landasan pendidikan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan di era
ini, bangsa Indonesia berusaha menghilangkan paham-paham pendidikan Belanda, sehingga
siswa Indonesia memiliki ciri khas dari siswa Indonesia. Pembelajaran didesain sedemikian
rupa agar budaya bangsa Indonesia dapat terus diwariskan kegenerasi selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai