Kesimpulan Perjalanan Pendidikan Indonesia

Pendidikan merupakan kebutuhan manusia. Pendidikan selalu mengalami perubahan,

perkembangan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan di segala bidang kehidupan.
Perubahan dan perbaikan dalam bidang pendidikan meliputi berbagai komponen yang terlibat
di dalamnya baik itu pelaksana pendidikan di lapangan (kompetensi guru dan kualitas tenaga
pendidik), mutu pendidikan, perangkat kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan dan mutu
menejemen pendidikan termasuk perubahan dalam metode dan strategi pembelajaran yang
lebih inovatif. Upaya perubahan dan perbaikan tersebut bertujuan membawa kualitas
pendidikan Indonesia lebih baik.

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3). Ki Hajar
Dewantara dalam pidatonya mengatakan bahwa pendidikan adalah tempat persemaian segala
benih-benih kebudayaan yang hidup dalam masyarakat kebangsaan. Dengan maksud agar
segala unsur peradaban dan kebudayaan tadi dapat tumbuh dengan sebaik-baiknya. Dan dapat
kita teruskan kepada anak cucu kita yang akan datang.

Perjalanan pendidikan nasional dari sebelum kemerdekaan dan setelah kemerdakaan

sangatlah panjang. Mulai dari masa penjajahan kolonial Belanda pendidikan telah diterapkan
tapi hanya untuk calon-calon pegawai negeri dan pembantu-pembantu perusahaan-perusahaan
kepunyaan Belanda sedangkan kepada pihak rakyat pendidikan diberi pengajaran membaca,
menulis dan berhitung, akan tetapi hanya seperlunya. Pendidikan atau sekolah pada zaman itu
disebut Bumi Putra, yang mana konsep pendidikan pada zaman itu seperti majikan dan
pembantunya saja. Lalu Ki Hajar Dewantara Bersama rekan-rekan nya mendirikan Taman
Siswa pada tanggal 3 Juli 1922, dengan tujuan untuk kemerdekaan nusa dan bangsa serta
mengejar keselamatan dan kebahagiaan rakyat. Pada masa penjajahan Jepang kondisi
pendidikan di Indonesia berubah mulai dari Bahasa Indonesia dijadikan Bahasa resmi
pengantar pendidikan, masa belajar diubah yang awalnya hanya sekolah dasar enam tahun, lalu
ada sekolah menengah pertama tiga tahun dan sekolah menengah tinggi tiga tahun. Pada tahun
ajaran 1940/1941 atau ketika Indonesia masih dijajah Belanda, jumlah sekolah dasar 17.848.
Namun di akhir pendudukan Jepang (1944/1945) jumlah sekolah dasar menjadi 15.069.
 Setelah kemerdekaan Indonesia tahun 1947 dibentuk panitia penyelidik pengajaran
Republik Indonesia yang bertujuan untuk meninjau masalah pendidikan dan pengajaran anak-
anak dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Setelah itu terbentuk sistem
Pendidikan baru yaitu: pendidikan rendah, pendidikan menengah pertama, pendidikan
menengah atas dan pendidikan tinggi. Yang mana pada saat itu pendidikan mengacu pada
kurikulum.

Kurikulum telah diterapkan di Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda dan Jepang
sebelum kemerdekaan Indonesia. Namun, setelah Indonesia merdeka, kurikulum di Indonesia
telah berubah beberapa kali dimasa Orde Lama, Orde Baru, dan Reformasi.

• Pada orde lama kurikulum di Indonesia mengalami beberapa perubahan. Mulai dari
kurikulum 1947-1949, kurikulum 1952 - 1960 dan kurikulum 1960 – 1964.
• Pada orde baru tujuan kurikulum adalah memperkuat ideologi Pancasila dan
pembangunan negara. Pada masa orde baru kurikulum yang dipakai adalah kurikulum
1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984 dan kurikulum 1994.
• Setelah masa orde baru berakhir, di era reformasi kurikulum diganti menjadi kurikulum
2004, kurikulum KTSP 2006, kurikulum 2013 sampai saat ini yaitu kurikulum merdeka
yang sedang dikembangkan.

Upluod diblog: https://pendidikangurusekolahdasarppg.blogspot.com/2022/10/perjalanan-

pendidikan-nasional.html