Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Allah Subhanahu Wata’ala yang telah memberikan banyak
nikmat, taufik dan hidayah. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pendidikan di Indonesia” dengan baik tanpa adanya halangan.

Makalah ini telah saya selesaikan dengan maksimal berkat kerjasama dan bantuan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada segenap pihak yang telah
berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Selain itu, saya hanyalah seorang manusia biasa menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun isi. Oleh sebab
itu dengan segala kerendahan hati , saya selaku penyusun menerima segala kritik dan saran yang
membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan
dan memberikan manfaat untuk pembaca.

Jakarta, 14 Desember 2023

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha


agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau
cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak
mendapat pendidikan, dan ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu system pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan
ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur
dengan undang-undang. Untuk itu, seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan
bangsa yang merupakan salah satu tujuan Negara Indonesia.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Gerakan reformasi di Indonesia secara umum menuntut diterapkannya prinsip
dempkrasi, desentralisasi, keadilan, dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hubungannya dengan pendidikan, prinsip-prinsip
tersebut akan memberikan dampak yang mendasar pada kandungan, proses, dan manajemen
system pendidikan. Selain itu, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan
memunculkan tuntutan baru dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam system
pendidikan. Tuntutan tersebut menyangkut pembaharuan system pendidikan, diantaranya
pembaharuan kurikulum, yaitu diversifikasi kurikulum untuk melayani peserta didik dan
potensi daerah yang beragam, diversifikasi jenis pendidikan yang dilakukan secara
professional, penyusunan standar kompetensi tamatan yang berlaku secara nasional dan
daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat; penyusunan standar kualifikasi pendidik yang
sesuai dengan tuntutan pelaksanaan tugas secara professional; penyusunan standar pendanaan
pendidikan untuk setiap satuan pendidikan sesuai prinsip-prinsip pemerataan dan keadilan;
pelaksanaan manajemen pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Sehingga
dalam melaksanakan prinsip penyelenggaraan pendidikan harus sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional yaitu; mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di Indonesia, proses pendidikan digunakan evaluasi, akreditasi dan sertifikasi untuk
memantau perkembangan pendidikan. Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu
pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Salah satu bentuk evaluasi pendidikan adalah dengan
diadakannya ujian nasional baik di jenjang SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA, yang dapat
digunakan sebagai tolak ukur kualitas pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan uraian pada latar belakang di atas, rumusan masalah ini adalah:

1.Apakah mutu pendidikan di Indonesia sudah baik?

2. Apa penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia?

3. Bagaimana solusi untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia?

C. Tujuan

1.Untuk mengetahui mutu pendidikan di Indonesia

2. Untuk mengetahui penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia

3. Untuk mengetahui solusi untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN

A.Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia telah mengalami berbagai fase yang


mencerminkan perubahan sosial dan politik negara. Beberapa fase penting dalam sejarah
perkembangan kurikulum di Indonesia adalah:

1. Rentjana Pelajaran 1947 (Kurikulum 1947)

Kurikulum ini dibuat tepat setelah dua tahun peristiwa proklamasi kemerdekaan.
Penamaan kurikulum ini awalnya masih menggunakan istilah Belanda, yaitu Leerplan. Karena
pada masa itu, Indonesia berada dalam pergolakan akibat agresi militer Belanda beserta
sekutunya.
Saat menciptakan kurikulum ini, pemerintah mencoba rancangan sistem pembelajaran
untuk para pelajar di masa revolusi yang menekankan pada pembentukan karakter manusia
Indonesia merdeka, berdaulat, dan sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Sehingga belum
berfokus pada pendidikan pikiran, melainkan pendidikan watak, kesadaran bernegara, dan
bermasyarakat.

2. Rentjana Pelajaran Terurai 1952 (Kurikulum 1952)

Pemerintah melakukan penyempurnaan terhadap Kurikulum 1947 di tahun 1952.


Kurikulum ini mengatur pembahasan topik tiap mata pelajaran dengan kehidupan masyarakat
harus berkaitan.Dalam kurikulum ini, berlaku pula ketentuan satu orang tenaga pendidik hanya
bisa mengajar satu mata pelajaran saja.

3. Rentjana Pendidikan 1964 (Kurikulum 1964)

Konsep pembelajaran dalam Kurikulum 1964 berfokus pada pengembangan moral,


kecerdasan, emosional atau artistik, keterampilan, dan jasmani. Konsep-konsep pembelajaran ini
lebih dikenal dengan sebutan Pancawardhana.

Penerapan Kurikulum 1964 di dalam proses pembelajaran dilakukan secara aktif, kreatif,
dan produktif. Kurikulum 1964 bertujuan untuk menanamkan pengetahuan akademik dari
jenjang Sekolah Dasar (SD).Selain itu pemerintah menetapkan hari Sabtu sebagai hari bagi siswa
untuk berlatih berbagai kegiatan sesuai minat dengan bakatnya.

4. Kurikulum 1968

Kurikulum ini memiliki ciri materi dari jenjang pendidikan rendah memiliki korelasi
dengan jenjang pendidikan selanjutnya. Tujuan utama kurikulum ini adalah untuk membentuk
manusia Pancasila sejati, kuat, dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan
jasmani, moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama.Pada Kurikulum 1968 ini pula, sistem
penjurusan dimulai pada kelas 2 SMU atau kelas 11.

5. Kurikulum 1975

Kurikulum ini mulai digunakan setelah program Rencana Pembangunan Lima Tahun
(Repelita) tahap pertama di masa pemerintahan Orde Baru. Kurikulum ini menekankan
pendidikan yang lebih efektif dan efisien.

Kurikulum 1975 juga lebih merinci metode, materi, dan tujuan pengajaran dalam
Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sehingga memunculkan istilah satuan
pelajaran (rencana pelajaran setiap satuan bahasan).Namun penerapan kurikulum ini ramai
dikritik, karena guru menjadi lebih sibuk untuk menuliskan rincian tiap kegiatan
pembelajaran.Beberapa mata pelajaran akhirnya mengalami perubahan nama seperti mata
pelajaran ilmu alam dan ilmu hayat diubah menjadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Mata pelajarn
ilmu aljabar dan ilmu ukur menjadi Matematika.

6. Kurikulum 1984

Di tahun 1984 terjadi lagi perubahan kurikulum di Indonesia, karena kurikulum


sebelumnya dianggap lambat dalam merespons kemajuan di kalangan masyarakat.Dalam
kurikulum 1984, ditambahkan juga mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa
(PSPB).

7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Kedua kurikulum ini dibuat dari hasil kombinasi Kurikulum 1975 dan Kurikulum
1984.Pada praktiknya, kurikulum ini banyak mendapatkan kritikan dari praktisi pendidikan
hingga orangtua pelajar. Karena materi pembelajaran dianggap lebih berat dan padat. Kurikulum
ini juga menambahkan mata pelajaran muatan lokal seperti bahasa daerah, kesenian,
keterampilan daerah, dan lain-lain.

Dalam Kurikulum ini pula terjadi perubahan sistem pembagian evaluasi pembelajaran
dari semester ke caturwulan. Selain itu terjadi perubahan singkatan dan nama SMP (Sekolah
Menengah Pertama) menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama), serta SMA (Sekolah
Menengah Atas) menjadi SMU (Sekolah Menengah Umum).Mata pelajaran PSPB dihapuskan
pada penerapan kuriulum ini dan penjurusan SMA dibagi menjadi tiga program, yakni IPA, IPS,
dan Bahasa.

8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004

Setelah 10 tahun Kurikulum 1994 berjalan, kurikulum ini digantikan oleh KBK di tahun
2004.Dengan berlakunya KBK, sekolah diberi kuasa untuk menyusun dan mengembangkan
komponen kurikulum yang mulanya berbasis materi menjadi kompetensi, sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi sekolah serta peserta didiknya.

Kurikulum ini menekankan 3 unsur pokok kompetensi, yaitu pemilihan kompetensi,


indikator-indikator evaluasi dalam penentuan keberhasilan pencapaian, serta pengembangan
pembelajaran bagi peserta didik dan tenaga pengajar.Dalam Kurikulum 2004 ini, pemerintah
mengubah kembali nama SLTP menjadi SMP dan SMU menjadi SMA kembali.

9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

Kurikulum ini mulai digunakan sejak berlakunya Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional yang dijelaskan dengan lebih rinci dalam Peraturan
Pemerintah No. 10 Tahun 2003.Meskipun kurikulum ini hampir mirip dengan KBK 2004,
pemerintah hanya menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Kemudian tenaga
pengajar bisa mengembangkan silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah serta kebutuhan
peserta didik di masing-masing daerah.

10. Kurikulum 2013 (K-13)

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan pemerintah menggantikan KTSP


2006. Kurikulum ini menekankan pada pembelajaran berbasis kompetensi dan pendekatan
saintifik. Tujuan kurikulum 2013 adalah membentuk siswa yang aktif, kreatif, inovatif, dan
mampu menghadapi tantangan abad ke-21.Ada 4 aspek penilaian dalam K-13 ini antara lain,
aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku.

11. Kurikulum Merdeka

Kurikulum Merdeka diperkenalkan oleh Kemendikbudristek pada bulan Februari 2022


sebagai langkah untuk mengatasi krisis pembelajaran (learning crisis) yang cukup lama. Selain
itu, kondisi ini diperparah akibat pandemi Covid-19 yang banyak mengubah proses pembelajaran
tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh.

Kurikulum ini berfokus untuk mengasah minat dan bakat anak sedini mungkin. Sehingga
peserta didik memiliki waktu untuk memahami konsep dan menguatkan kompetensi.Akibatnya
terjadi adaptasi besar-besaran oleh semua elemen sistem pendidikan.

B. Mutu Pendidikan di Indonesia

Pendidikan adalah proses belajar mengajar terhadap peserta didik, agar memiliki
kecerdasan dan berkarakter yang baik, baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat. Sebuah
pendidikan biasanya diajarkan oleh seorang guru, dan biasanya lokasinya disekolah, namun
sebenarnya pendidikan tak hanya dapat diberikan disekolah saja, pendidikan dapat kita dapatkan
dimana saja. Guru merupakan seseorang yang perlu di gugu dan ditiru, artinya apabila kita
menjadi sesosok guru, kita harus bersikap yang pantas agar murid-murid dapat mencontohnya
dengan baik. Mulai dari sikap terhadap murid, cara berbicara, sampai cara berpakaian, haruslah
yang sesuai. Karena guru menjadi sorotan dikelas dan juga memiliki peran penting disekolah,
jadi guru harus memiliki kompetensi standar yang baik.

Pendidikan di Indonesia saat ini mutunya masih sangat tertinggal jika dibandingkan
dengan mutu pendidikan di luar negri. Seperti yang kita ketahui, Pendidikan di Indonesia
terkesan berantakan. Masih banyak masyarakat di Indonesia yang masih tidak mengerti
pentingnya pendidikan, Sehingga mayoritas masyarakat di Indonesia menyepelekan pendidikan.
Padahal jika ditilik lebih jauh lagi, pendidikan merupakan salah satu indeks pembangunan dan
merupakan elemen pengukur maju atau tidaknya sebuah negara. Kualitas pendidikan yang
rendah yang mengakibatkan matinya kreativitas anak didik pasca sekolah dan jatuhnya rasa
percaya diri siswa didik ketika menghadapi dunia kerja yang keras.

C. Penyebab Rendahnya Mutu Pendidikan di Indonesia

Lulusan sekolah sering kali justru menjadi anak cengeng dengan sifat ABG-nya yang
kental, dan semakin jauh dari realitas masyarakat di sekitarnya. Di samping persoalan mendasar
tersebut dan yang telah disebutkan diatas, masalah lain yang mengemuka adalah relatif
rendahnya kesejahteraan guru, minimnya sarana Pendidikan Dasar, dan terbatasnya biaya
operasional pendidikan.

Fakta di Indonesia, Pendidikan Dasar mendapat tekanan khusus bila dibandingkan


dengan jenjang pendidikan lain. menurut para pakar pendidikan, Pendidikan Dasar ini yang
paling parah. Sarananya saja paling banyak rusak dibandingkan SLTP dan SLTA. Belum lagi
menyangkut masalah pelaksanaan proses belajarnya.

Faktor-faktor penyebab munculnya permasalahan ini yang paling mendasar ialah, adanya
perbedaan konsep materi pengajaran, ada yang hanya menggunakan dasar filsafat, psikologi, dan
sosiologi, ada pula yang menggunakan dasar politi, ekonomi, IPTEKS, dan sebagainya. Factor
berikutnya yaitu perbedaan pemahaman, ada yang lebih menekankan tentang tingkah laku siswa
tersebut, ada pula yang memperhatikan pemahaman materi siswa tersebut.

Adapula faktor-faktor lain yang mempengaruhi permasalahan pendidikan, yaitu:

1. Perkembangan IPTEKS

Diluar negri, mereka telah memanfaatkan IPTEKS sebagai sarana prasarana pendidikan,
sedangkan di Indonesia baru saja memulai hal tersebut, seperti contohnya, cara belajar mengajar
saat ini tak hanya dilakukan di ruang kelas saja, tapi dapat dilakukan dirumah, dengan cara
pembelajaran video di internet. Atau contoh seperti penerapan UNBK, hal tersebut juga
memunculkan sebuah masalah, dimana daerah daerah terpencil yang tidak menjangkau adanya
listrik, mereka kesusahan untuk melaksanakan program tersebut. Untuk menyeimbangi
pembelajaran dimana menggunakan otak kiri, kita juga perlu menggunakan otak kanan dimana
kita perlu mempelajari kesenian, namun disini menimbulkan sebuah masalah, yaitu, apabila seni
adalah sesuatu yang penting, mengapa tak dimasukkan kedalam ujian nasional? Bahkan disetiap
sekolah pun jarang yang memiliki peralaatan kesenian, karena harga peralatan tersebut relative
mahal.

2. Pertamabahan penduduk

Berkembangnya penduduk yang semakin meningkat, tentunya semakin banyak anak-


anak yang mendaftar ke sekolah-sekolah, sementara penyebaran penduduk juga kurang merata,
dimana perkotaan sangatlah padat penduduk, sehingga sarana prasana di sekolah pada perkotaan
kurang mencukupi, sedangkan didaerah terpencil, mereka sepi pendaftar sekolah.

3. Dana
Pemerintah saat ini sedang kekurangan dana untuk membiayai pendidikan di Indonesia,
rakyat pun tak semua mampu mendaftarkan anaknya ke bangku sekolah. Dari sini mungkin
terdapat penyelewengan dana dari pemerintah untuk kebutuhan pribadi pihak sekolah yang
sehingga tidak tersampaikan ke para siswa yang membutuhkan.

4. Sistem manajemen

Jikalau dana atau sumber daya sudah tersedia, tapi kurangnya pengelolaan sistem
manajemen dapat menyebabkan kegiatan pembelajaran tidak berjalan dengan baik.Sistem
manajemen dikatakan kurang baik salah satu contohnya disebabkan oleh kurikulum yang tidak
berlandaskan dengan jelas dan sering bergonta ganti.

Macam-macam Permasalahan Pendidikan

1. Pendidikan yang menghasilkan “manusia robot”.

Pada masa sekarang, sekolah menuntut anak untuk siap pada dunia pekerjaan yang ada,
yang artinya siswa diwajibkan untuk mengerti apa yang diterangkan oleh guru, layaknya sebuah
robot yang seenaknya diatur oleh majikannya.

2. Sistem pendidikan yang tidak bebas

Sistem ini ialah ibarat guru adalah sesosok yang paling mengerti, lalu ia menyampaikan
materi, sedangkan seorang siswa adalah sesosok yang tak mengerti apa-apa dan harus dapat
menghafal apa yang telah ia terima, bagaikan memori yang diberi sebuah file.

Sedangkan masalah praktis yang ada di Indonesia, yaitu:

1. Masalah pemerataan pendidikan

Pendidikan di perkotaan dan didaerah terpencil sangatlah berbeda, karena sarana


prasarana diperkotaan lebih memadai dariapada didaerah terpencil

2. Masalah rendahnya mutu pendidikan

Mutu di Indonesia di katakana rendah karena kuranngnya mengikuti perkembangan


zaman, seperti contohnya belum menerapkan media IPTEKS.

3. Masalah efisiensi

Pendidikan yang efisien yaitu dengan menggunakan segala sesuatu yang terbatas tapi
menghasilkan lulusan yang berkualitas. Tapi faktanya tidak di Indonesia, banyak anak yang
keluar dari sekolah, bahkan ada yang tidak sempat merasakan bangku sekolah.

4. Masalah relevansi

Banyaknya lulusan dari perguruan tinggi, namun minimnya lapangan pekerjaan.

5. Masalah lemahnya manjemen pendidikan

Kebijakan pemerintahan tentang pengelolaan pendidikan tidak sesuai dengan kondisi


pada masing-masing daerah yang ada.
C. Dasar, Fungsi dan Tujuan

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak


serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

D. Solusi untuk Memperbaiki Mutu Pendidikan di Indonesia

Masalah pendidikan sebenarnya bukan hanya pekerjaan rumah pemerintah saja, tetapi
juga sebuah pekerjaan rumah seluruh masyarakat Indonesia. Pemerintah sudah melakukan usaha
terbaiknya dengan mengganti kurikulum yang dinilai kurang efektif, memperbaikinya, hingga
mengganti model pembelajarannya. Itu merupakan sebuah usaha nyata yang harus kita hargai.
Kita pun harus ikut serta dalam usaha pembangunan citra pendidikan di Indonesia.

Kita harus membandingkan sistem pendidikan di Indonesia dengan sistem pendidikan


negara maju. Agar kita merasa bahwa pendidikan di Indonesia masih banyak kekurangannya dan
agar semakin semangat memperbaikinya. Baik atau buruknya kualitas murid, merupakan hasil
dari pembawaan guru. Murid akan semangat jika gurunya semangat dan murid akan malas jika
gurunya malas. Dengan perbandingan-perbandingan dari berbagi sudut dan dengan kesadaran
masyarakat akan pentingnya pendidikan, diharapkanmutu pendidikan di Indonesia dapat menjadi
lebih baik dan terus berkembang. Tanpa pendidikan dan tanpa penyesuaian dengan
perkembangan zaman, negara Indonesia akan lebih jauh tertinggal dari negara-nagara maju
lainnya. Karena sesungguhnya rakyat yang semakin cerdas, hari sekarang dan hari depan akan
semakin lebih bahagia dan berguna.

Adapun solusi dari Permasalahan Pendidikan:

1. Mengubah sistem-sistem sosial yang berkaitan dengan sistem pendidikan

Seperti contohnya memperbaiki manajemen pendidikan, atau mebukakan lapangan pekerjaan.

2. Memperbaiki kualitas guru dan prestasi siswa

Rendahnya kualitas guru, misalnya, di samping diberi solusi peningkatan kesejahteraan,


juga diberi solusi dengan membiayai guru melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi,
dan memberikan berbagai pelatihan untuk meningkatkan kualitas guru. Rendahnya prestasi
siswa, misalnya, diberi solusi dengan meningkatkan kualitas dan kuantitas materi pelajaran,
meningkatkan alat-alat peraga dan sarana-sarana pendidikan, dan sebagainya.

3. Pemerataan memperoleh pendidikan


Apabila seorang siswa yang belajar dikota memiliki keunggulan dalam pendidikan, hal
tersebut dapat membantu siswa yang berada didaerah terpencil untuk lebih mudah mendapatkan
pendidikan.

Untuk inovasi Pendidikan yang Cocok di Indonesia yang dapat memperbaiki mutu pendidikan:

1. Didirikannya IKIP

IKIP atau singkatan dari Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan, yang dapat
mengahsilkan lulusan guru yang berkualitas dan dapat memperbaiki mutu pendidikan di
Indonesia

2. Adanya BP3K

Yang dapat mengembangkan sistem pendidian dasar maupun mengah, dan juga dapat
mnegenalkan kebudayaan yang ada di daerah mereka.

3. Kurikulum

Sampai saat ini, pemerintah masih mencari kurikulum yang terbaik untuk pendidikan di
Indonesia, karena pedoman untuk Indonesia haruslah dicari yang terbaik.

4. Rentang sekolah

Saat ini diwajibkan untuk anak bersekoalh minimum 12 tahun, agar anak tersebut
mendapat bekal pendidkan yang cukup.

5. Proyek PAMONG

PAMONG singkatan dari Pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang Tua, dan Guru. Hal
ini bertujuan agar, anak yang tidak sempat atau tidak mampu bersekolah, mereka tetap
mendapatkan pendidikan dari orang-orang terdekat mereka

6. Sekolah terbuka

Sekolah yang tanpa adanya peraturan yang terikat, dari mulai tempat, umur dan warga mana saja.

Di dunia pendidikan juga memerlukan karakter seorang anak yang baik, disini untuk memilki
perilaku yang berkarakter dapat didapatkan melalui:

1. olah pikir yang cerdas

2. memilki sifat jujur dan bertanggung jawab

3. memiliki rasa peduli dan berpikir kreatif

4. dan kondisi badan yang bersih dan sehat

Pentingnya Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter dapat mengembangkan kepribadian seseorang untuk menjadi lebih


baik, sehingga penting untuk membangun jati diri sebuah bangsa. Untuk menuju bangsa yang
berkarakter kita perlu untuk memberikan pendidkan karakter. Bahkan Presiden Ir. Soekarno
sempat berkata, “Tidak akan mungkin membangun sebuah negara kalau pendidikan karakternya
tidak dibangun”. Hal tersebut menandakan betapa pentingnya pendidikan karakter atau
pendidikan moral dalam membangun jati diri sebuah bangsa.

Contoh Inovasi Pendidikan Karakter

1. Diajarkannya ilmu agama

ilmu agama tentunnya memberikan sikap-sikap yang baik, baik kepada diri sendiri maupun
kepada orang lain. Maka dari itu pentingnya pendidikan agama diberikan sejak dini karena dapat
membangun karakter seorang anak menjadi baik.

2. Mencontohkan perilaku yang baik

Apabila kita seorang guru, tentunnya kita hamper setiap hari bertemu dengan para siswa,
disitulah kita bias mencontohkan hal yang baik, agar mereka juga dapat meniru yang baik,
seperti contohnya menggunakan pakaian yang sopan, atau berbicara kepada orang lain yang
sopan.

3. Adanya literasi

Disaat jam pelajaran berlangsung, tak apa apabila kita tidak melulu memberikan materi yang
membosankan, kita dapat menyelingi dengan bercerita/literasi yang dapat mencontohkan
karakter seseorang yang baik. Karena terkadang para siswa teratrik dengan sebuah cerita apalagi
yang dapat memotivasi mereka.

4. Bersalaman

Mungkin hal ini sudah banyak dilakukan diberbagai sekolah, yaitu disaat pagi hari atau diawal
masuk sekolah, para guru berbaris didepan gerbang,dan para murid bersalaman kepada guru satu
persatu, secara tidak langsung mereka mengajarkan kepada muridnya untuk terbiasa dengan
bersalaman, adanya sopan santun, dan hormat kepada orang yang lebih tua.

5. Melihatkan video yang memiliki karakter baik

Semisal kita mengajar seorang siswa SMA, yang tentunya lagi hangat-hangatnya soal pacaran,
mungkin kita dapat menunjukkan video tentang tidak baiknya berpacaran, baik dari segi agama,
dari penglihatan orang lain, dan tidak baik untuk diri sendiri, semisal dapat mengakibatkan
kehamilan diluar nikah, timbulnya fitnah, bahkan dosa besar yang akan ditanggung oleh orang
tua dan juga mendapatkan siksaan yang berat untuk diri sendiri kelak di akhirat.

D. Penutup
• Pendidikan di Indonesia saat ini mutunya masih sangat tertinggal jika dibandingkan dengan
mutu pendidikan di luar negri. Kualitas pendidikan yang rendah yang mengakibatkan matinya
kreativitas anak didik pasca sekolah dan jatuhnya rasa percaya diri siswa didik ketika
menghadapi dunia kerja yang keras.

• Munculnya berbagai macam masalah pada pendidikan di Indonesia dapat mempengaruhi mutu
pendidikan itu sendiri, baik masalah yang mendasar seperti konsep materi yang diajarkan,
sampai sistem pada pemerintahan.

• Solusi untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia ini merupakan tanggung jawab
seluruh masyarakat di Indonesia ini, sebenarnya banyak inovasi untuk meningkatkan mutu
pendidikan, namun sayangnya tidak semua orang sadar untuk membantu berjalannya inovasi
tersebut. Dan juga pada pendidikan di Indonesia ini seorang anak perlu memiliki karakter yang
baik.
DAFTAR PUSTAKA

• Roesminingsih, Prof. Dr. MV. Teori dan Praktek Pendidikan. Surabaya: Lembaga Pengkajian
dan Pengembangan Ilmu Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan.

• Tim Dosen MKDK FIP IKIP Surabaya, 1981, Landasan Kependidikan, IKIP Surabaya.

• Santoso S. Hamijoyo. 1974. Indonesia Pendidikan. IKIP Bandung.

Anda mungkin juga menyukai