Anda di halaman 1dari 7

UJIAN AKHIR SEMESTER

FILOSOFI PENDIDIKAN INDONESIA

Nama : Kiran Nirmala Achfasarty

NIM : 2398011121

Pertanyaan Pemantik

1. Jawab:
Menurut Ki Hajar Dewantara, pendidikan yaitu tuntunan didalam hidup
tumbuhnya anak-anak. Adapun maksudnya pendidikan adalah menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka sebagai manusia dan
anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang
setinggi-tingginya. Kebudayaan sendiri berasal dari Bahasa latin yang berarti
‘mengusahakan’, mengusahakan untuk mendapatkan kemajuan kehidupan. Inti
dari kebudayaan adalah manusia. Dengan kata lain kebudayaan adalah khas
insani. Hanya manusia yang berbudaya dan membudaya. Dengan megusahakan
kehidupan yang lebih baik, seseorang akan memerlukan pendidikan.
Pendidikan dan kebudayaan terdapat hubungan yang saling berkaitan. Tidak
ada kebudayaan tanpa pendidikan, begitu juga praksis pendidikan tidaklah
stagnan, melainkan selalu berkembang dengan lingkup kebudayaan. Apabila
ingin membangun kembali masyarakat Indonesia dari krisis globalisasi maka
tugas tersebut menjadi tugas pembangunan kebudayaan. Sangat besar peranan
pendidikan dalam perkembangan dan matinya kebudayaa. Karena fungsi utama
pendidikan adalah pelestarian kebudayaan dan ilmu, maka filsafat sebagai ilmu
dan kerangka konseptual kebudayaan akan menjadi basis intelektual bagi
penyusun konsep pendidikan dan penyelenggara proses belajar mengajar.
Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan
kebudayaan. Dengan demikian, tanpa proses pendidikan kedudukan
kebudayaan tidak akan berkembang. Sangat jelas peranan pendidikan dalam
kebudayaan, keduanya tidak terlepaskan antara pendidikan dan kebudayaan.
2. Jawab:
a. Perjalanan kurikulum di Indonesia:
- Rentjana Pelajaran 1947 (Kurikulum 1947)
Saat menciptakan kurikulum ini, pemerintah mencoba rancangan sistem
pembelajaran untuk para pelajar di masa revolusi yang menekankan
pada pembentukan karakter manusia Indonesia merdeka, berdaulat, dan
sejajar dengan bangsa lain di muka bumi ini. Sehingga belum berfokus
pada pendidikan pikiran, melainkan pendidikan watak, kesadaran
bernegara, dan bermasyarakat.
- Rentjana Pelajaran Terurai 1952 (Kurikulum 1952)
Pemerintah melakukan penyempurnaan terhadap Kurikulum 1947 di
tahun 1952. Kurikulum ini mengatur pembahasan topik tiap mata
pelajaran dengan kehidupan masyarakat harus berkaitan. Dalam
kurikulum ini, berlaku pula ketentuan satu orang tenaga pendidik hanya
bisa mengajar satu mata pelajaran saja.
- Rentjana Pendidikan 1964 (Kurikulum 1964)
Konsep pembelajaran dalam Kurikulum 1964 berfokus pada
pengembangan moral, kecerdasan, emosional atau artistik, keterampilan,
dan jasmani. Konsep-konsep pembelajaran ini lebih dikenal dengan
sebutan Pancawardhana.
- Kurikulum 1968
Kurikulum ini memiliki ciri materi dari jenjang pendidikan rendah
memiliki korelasi dengan jenjang pendidikan selanjutnya. Tujuan utama
kurikulum ini adalah untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat,
dan sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani,
moral, budi pekerti, dan keyakinan beragama. Pada kurikulum ini,
sistem penjurusan dimulai pada kelas 2 SMU atau kelas 11.
- Kurikulum 1975
Kurikulum ini mulai digunakan setelah program Rencana Pembangunan
Lima Tahun (Repelita) tahap pertama di masa pemerintahan Orde Baru.
Kurikulum ini menekankan pendidikan yang lebih efektif dan efisien.
Kurikulum 1975 juga lebih merinci metode, materi, dan tujuan
pengajaran dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI).
Sehingga memunculkan istilah satuan pelajaran (rencana pelajaran
setiap satuan bahasan).
- Kurikulum 1984
Di tahun 1984 terjadi lagi perubahan kurikulum di Indonesia, karena
kurikulum sebelumnya dianggap lambat dalam merespons kemajuan di
kalangan masyarakat. Dalam kurikulum 1984, ditambahkan juga mata
pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB).
- Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999
Pada praktiknya, kurikulum ini banyak mendapatkan kritikan dari
praktisi pendidikan hingga orangtua pelajar. Karena materi
pembelajaran dianggap lebih berat dan padat. Kurikulum ini juga
menambahkan mata pelajaran muatan lokal seperti bahasa daerah,
kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Dalam Kurikulum ini pula
terjadi perubahan sistem pembagian evaluasi pembelajaran dari
semester ke caturwulan. Selain itu terjadi perubahan singkatan dan nama
SMP (Sekolah Menengah Pertama) menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan
Tingkat Pertama), serta SMA (Sekolah Menengah Atas) menjadi SMU
(Sekolah Menengah Umum). Mata pelajaran PSPB dihapuskan pada
penerapan kuriulum ini dan penjurusan SMA dibagi menjadi tiga
program, yakni IPA, IPS, dan Bahasa.
- Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004
Dengan berlakunya KBK, sekolah diberi kuasa untuk menyusun dan
mengembangkan komponen kurikulum yang mulanya berbasis materi
menjadi kompetensi, sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sekolah serta
peserta didiknya. Kurikulum ini menekankan 3 unsur pokok kompetensi,
yaitu pemilihan kompetensi, indikator-indikator evaluasi dalam
penentuan keberhasilan pencapaian, serta pengembangan pembelajaran
bagi peserta didik dan tenaga pengajar.
- Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
Kurikulum ini mulai digunakan sejak berlakunya Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang
dijelaskan dengan lebih rinci dalam Peraturan Pemerintah No. 10 Tahun
2003. Meskipun kurikulum ini hampir mirip dengan KBK 2004,
pemerintah hanya menetapkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar. Kemudian tenaga pengajar bisa mengembangkan silabus dan
penilaian sesuai kondisi sekolah serta kebutuhan peserta didik di
masing-masing daerah.
- Kurikulum 2013 (K-13)
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang diterapkan pemerintah
menggantikan KTSP 2006. Kurikulum ini menekankan pada
pembelajaran berbasis kompetensi dan pendekatan saintifik. Tujuan
kurikulum 2013 adalah membentuk siswa yang aktif, kreatif, inovatif,
dan mampu menghadapi tantangan abad ke-21. Ada 4 aspek penilaian
dalam K-13 ini antara lain, aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
perilaku.
- Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka diperkenalkan oleh Kemendikbudristek pada bulan
Februari 2022 sebagai langkah untuk mengatasi krisis pembelajaran
(learning crisis) yang cukup lama. Selain itu, kondisi ini diperparah
akibat pandemi Covid-19 yang banyak mengubah proses pembelajaran
tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh. Kurikulum ini berfokus
untuk mengasah minat dan bakat anak sedini mungkin. Sehingga peserta
didik memiliki waktu untuk memahami konsep dan menguatkan
kompetensi.
b. Perkembangan kurikulum di Indonesia merupakan cerminan dari dinamika
dan evolusi pendidikan dalam menghadapi berbagai perubahan zaman dan
tuntutan global. Pembaruan kurikulum yang terus menerus diperlukan untuk
menjaga relevansi dan kualitas pendidikan. Dalam menghadapi tantangan
masa depan, pendekatan pembelajaran yang berfokus pada pengembangan
keterampilan, keberagaman, partisipasi stakeholder, dan pemahaman
terhadap sejarah perkembangan kurikulum menjadi kunci untuk
menciptakan pendidikan yang lebih berkualitas dan berdaya saing. Profil
Pelajar Pancasila dan keterampilan abad ke-21 merupakan dua konsep yang
memiliki fokus berbeda, tetapi keduanya memiliki relevansi dengan dunia
pendidikan. Tantangan utama dari Profil Pelajar Pancasila adalah
interpretasi nilai Pancasila yang dapat berbeda-beda. Memahami dan
menerapkan nilai-nilai ini secara konsisten dapat menjadi kompleks.
Sedangkan untuk tantangan keterampilan di abad ke-21 sendiri antara lain
adalah perubahan teknologi yang sangat pesat, kesiapan guru yang perlu
ditingkatkan di setiap waktu, dan evalasi yang tepat dan efektif.
3. Jawab:
Pendidikan yang berpihak pada peserta didik dan Pendidikan Nasionak
Indonesia adalah proses pembelajaran yang mendorong dan mengembangkan
keaktifan peserta didik dalam memahami konsep maupun teori melalui berbagai
aktivitas pengalaman pada berbagai lingkungan belajar, yaitu lingkungan di
dalam sekolah dan di luar sekolah. Selain itu, pendidik juga menuntun kodrat
anak, maksudnya adalah kodrat alam bahwa setiap anak sudah membawa sifat
atau karakternya masing-masing sedangkan kodrat zaman berkaitan denga nisi
dan irama sebagai guru harus membekali keterampilan kepada siswa sesuai
zamannya agar mereka bisa hidup, berkarya, dan menyesuaikan diri. Strategi
mewujudkan pemikiran KHD pendidikan yang berpihak pada peserta didik
antara lain:
a. Melaksanakan pendidikan yang tidak hanya menekankan pada kognitif saja,
tetapi juga afektif dan psikomotorik,
b. Melaksanakan pendidikan yang holistik dan seimbang dalam
mengembangkan cipta, rasa, dan karsa peserta didik,
c. Melaksanakan pendidikan pengajaran yang sesuai dengan konteks
lingkungan alam dan zaman,
d. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang sesuai dengan konteks sosio
kultural peserta didik,
e. Melaksanakan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan fase
perkembangan peserta didik berdasarkan usianya,
f. Melaksanakan pendidikan yang memperhatikan karakteristik dan latar
belakang peserta didik.
Untuk mewujudkannya, maka perlu adanya implementasi di dalam
pembelajaran. Contoh nyata dari pembelajaran yang memerdekan peserta didik
adalah adanya pembelajaran berdiferensiasi yang berpihak pada peserta didik.
Adanya pembelajaran berdiferensiasi, maka guru akan memenuhi kebutuhan
peserta didik yang berbeda-beda sesuai dengan minat, bakat, dan kesiapan
belajar dari masing-masing peserta didik.

4. Jawab:
Berdasarkan komitmen diri yang saya ungkapkan di awal semester, saya ingin
mempelajari Filosofi Pendidikan Indonesia itu karena beberapa hal.
Diantaranya adalah saya harus mengetahui seperti apa filosofi pendidikan di
Indonesia, agar saya bisa menerapkan ke dalam saya mengajar dan mendidik
peserta didik kelak. Selain itu pembelajaran mengenai filosofi pendidikan
Indonesia juga sangat penting agar kita bisa memahami konsep-konsep dasar
mengenai cara mendidik dan mengajar peserta didik. Saya sangat meyakini
bahwa mata kuliah ini dapat membuat saya lebih berkembang dalam hal
mengajar dan mendidik peserta didik. Saya juga meyakini bahwa filosofi
pendidikan nasional sangat penting untuk memahami lebih dalam seperti apa
sejarah dan konsep-konsep pendidikan di Indonesia. Selanjutnya hal yang
memotivasi saya untuk mempelajari mata kuliah ini adalah saya bisa lebih
memahami apa saja tugas-tugas dan peran pendidik di Indonesia. Selain itu saya
juga dapat lebih mengembangkan skill dan pemahaman saya mengenai
pendidikan di Indonesia.
Berdasarkan komitmen diri saya diawal seperti yang sudah saya jelaskan di atas,
selama satu semester ini saya menjalankan mata kuliah Filosofi Pendidikan
Indonesia, saya menjadi banyak ilmu baru yang saya belum tahu sebelumnya.
salah satunya yang sangat menginspirasi saya adalah, pemikiran KHD yang
mengenai ‘Pembelajaran itu harus berpihak dan memerdekakan peserta didik’.
Dengan pemikiran KHD tersebut, saya menjadi memiliki pedoman untuk saya
mendidik dan mengajar di kelas. Saya menerapkan pembelajaran yang berpihak
kepada anak dengan cara pembelajaran berdiferensiasi. Sebab dengan adanya
pembelajaran berdiferensiasi, peserta didik merasakan tujuan belajar yang sama
tetapi dengan metode yang berbeda (sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan
belajar peserta didik). Dengan demikian, pembelajaran akan selalu berpihak dan
memerdekakan peserta didik. Peserta didik juga dapat berkembang sesuai
dengan kodratnya.
Untuk cara yang saya gunakan disaat menerapkan pembelajaran yang berpihak
kepada peserta didik, mungkin masih kurang sempurna, sebab saya juga masih
belajar lagi bagaimana cara untuk menyempurnakan apa yang saya ajarkan di
kelas. Berdasarkan refleksi-refleksi yang ada dalam pembelajaran di kelas, dan
juga materi-materi yang diberikan di dalam kelas, saya menjadi lebih
berkembang dan lebih banyak mengetahui bagaimana cara untuk membuat
suasana kelas menjadi suasana yang berpihak dan memerdekakan peserta didik.
Harapan untuk selanjutnya adalah saya dapat lebih berkembang untuk
mengajarkan dan mendidik peserta didik di dalam kelas, baik di sekolah PPL
ataupun sekolah dimana tempat saya mengajar dan mendidik kelak.

Anda mungkin juga menyukai