Anda di halaman 1dari 7

UJIAN TENGAH SEMESTER TELAAH KURIKULUM

Nama :R.A. Aulia wulandari

NIM : 1193311100

Dosen Pengampu : Dra. Sorta Simanjuntak, M.S

1. Jelaskan pengertian kurikulum


a. Masa orde lama atau masa lalu
Kurikulum pada era Orde Lama dibagi manjadi 2 kurikulum di antaranya:
 Rentang Tahun 1945-1968
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah
dalam bahasa Belanda “leer plan” artinya rencana pelajaran. Perubahan arah
pendidikan lebih bersifat politis, dari orientasi pendidikan Belanda ke
kepentingan nasional. Sedangkan, asas pendidikan ditetapkan Pancasila.
Kurikulum yang berjalan saat itu dikenal dengan sebutan “Rencana Pelajaran
1947”, yang baru dilaksanakan pada tahun 1950. Orientasi Rencana Pelajaran
1947 tidak menekankan pada pendidikan pikiran. Yang diutamakan adalah:
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat.
Pada masa tersebut siswa lebih diarahkan bagaimana cara bersosialisasi
dengan masyarakat. Proses pendidikan sangat kental dengan kehidupan
sehari-hari. Aspek afektif dan psikomotorik lebih ditekankan dengan
pengadaan pelajaran kesenian dan pendidikan jasmani. Oleh karena itu, yang
lebih penting adalah bagaimana menumbuhkan kesadaran bela negara.
 Rencana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut “Rencana
Pelajaran Terurai 1952”. Silabus mata pelajarannya jelas sekali, dan seorang
guru mengajar satu mata pelajaran. Pada masa ini memang kebutuhan peserta
didik akan ilmu pengetahuan lebih diperhatikan, dan satuan mata pelajaran
lebih dirincikan.
 Kurikulum 1964
Fokus kurikulum 1964 adalah pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa,
karya, dan moral (Panca wardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam
lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik,
keterampilan, dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada
pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis. Pada kurikulum 1964 ini, arah
pendidikan mulai merambah lingkup praksis. Dalam pengertian bahwa setiap
pelajaran yang diajarkan disekolah dapat berkorelasi positif dengan fungsional
praksis siswa dalam masyarakat.
b. Masa orde baru

Kurikulum-kurikulum yang digunakan pada masa orde baru yaitu sebagai berikut:
 Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran:
kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tidak mengaitkan dengan
permasalahan faktual di lapangan.
Pada masa ini siswa hanya berperan sebagai pribadi yang masif, dengan
hanya menghapal teori-teori yang ada, tanpa ada pengaplikasian dari teori
tersebut. Aspek afektif dan psikomotorik tidak ditonjolkan pada kurikulum
ini. Praktis, kurikulum ini hanya menekankan pembentukkan peserta didik
hanya dari segi intelektualnya saja.
 Kurikulum 1975
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efektif
dan efisien berdasar MBO (management by objective). Metode, materi, dan
tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional
(PPSI), yang  dikenal dengan istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana
pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci menjadi :
tujuan instruksional  umum (TIU), tujuan instruksional khusus (TIK), materi
pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi.
Pada kurikulum ini peran guru menjadi lebih penting, karena setiap guru
wajib untuk membuat rincian tujuan yang ingin dicapai selama proses belajar-
mengajar berlangsung. Tiap guru harus detail dalam perencanaan pelaksanaan
program belajar mengajar. Setiap tatap muka telah di atur dan dijadwalkan
sedari awal. Dengan kurikulum ini semua proses belajar mengajar menjadi
sistematis dan bertahap.
 Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung “process skill approach”. Proses menjadi
lebih penting dalam pelaksanaan pendidikan. Peran siswa dalam kurikulum ini
menjadi mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student
Active Leaming (SAL). CBSA memposisikan guru sebagai fasilitator,
sehingga bentuk kegiatan ceramah tidak lagi ditemukan dalam kurikulum ini.
Pada kurikulum ini siswa diposisikan sebagai subjek dalam proses belajar
mengajar. Siswa juga diperankan dalam pembentukkan suatu pengetahuan
dengan diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapat, bertanya, dan
mendiskusikan sesuatu.
 Kurilukum 1994
Kurikulum 1994 merupakan hasil upaya untuk memadukan kurikulum-
kurikulum sebelumnya, terutama kurikulum 1975 dan 1984. Pada kurikulum
ini bentuk opresi kepada siswa mulai terjadi dengan beratnya beban belajar
siswa, dari muatan nasional sampai muatan lokal. Materi muatan lokal
disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah
kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain.
Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesak
agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Akhirnya, Kurikulum 1994
menjelma menjadi kurikulum super padat. Siswa dihadapkan dengan
banyaknya beban belajar yang harus mereka tuntaskan, dan mereka tidak
memiliki pilihan untuk menerima atau tidak terhadap banyaknya beban belajar
yang harus mereka hadapi.
c. Mas kini
Perubahan kurikulum pendidikan merupakan agenda yang secara rutin berlangsung
dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di negara berkembang.Dewasa ini
mengedepankan perlunya membangun karakter bangsa.Hal ini didasarkan pada fakta
dan persepsi masyarakat tentang menurunnya kualitas sikap dan moral anak-anak atau
generasi muda.Yang diperlukan sekarang adalah kurikulum pendidikan yang
berkarakter; dalam arti kurikulum itu sendiri memiliki karakter, dan sekaligus
diorientasikan bagi pembentukan karakter peserta didik.
Perbaikan kurikulum merupakan bagian tak terpisahkan dari kurikulum itu sendiri
(inherent), bahwa suatu kurikulum yang berlaku harus secara terus-menerus
dilakukan peningkatan dengan mengadobsi kebutuhan yang berkembang dalam
masyarakat dan kebutuhan peserta didik.Kunci sukses implementasi kurikulum
terutama adalah pada pendidik, kelembagaan sekolah, dukungan kebijakan strategis,
dan lingkungan pendidikan itu sendiri.
Definisi kurikulum memang sangat beragam, baik dalam arti luas maupun dalam arti
sempit.Tetapi untuk tujuan penulisan ini, kiranya perlu dikutip pernyataan
Sukmadinata (2004:150) yang mengatakan, kurikulum merupakan rancangan
pendidikan yang merangkum semua pengalaman belajar yang disediakan bagi siswa
di sekolah.Dalam kurikulum terintegrasi filsafat, nilai-nilai, pengetahuan, dan
perbuatan pendidikan.
Selanjutnya dijelaskan, dalam memahami konsep kurikulum, setidaknya ada tiga
pengertian yang harus dipahami, yaitu; (1) kurikulum sebagai substansi atau sebagai
suatu rencana belajar; (2) kurikulum sebagai suatu sistem, yaitu sistem kurikulum
yang merupakan bagian dari sistem persekolahan dan sistem pendidikan, bahkan
sistem masyarakat; (3) kurikulum sebagai suatu bidang studi, yaitu bidang kajian
kurikulum, yang merupakan bidang kajian para ahli kurikulum, pendidikan dan
pengajaran.
Mengacu pada pendapat tersebut, dapat ditegaskan bahwa kurikulum merupakan
rancangan pendidikan, yang berisi serangkaian proses kegiatan belajar siswa. Dengan
demikian secara implisit kurikulum memiliki tujuan yaitu tujuan pendidikan.Selain
itu juga jelas bahwa banyak faktor yang terkait dengan pelaksanaan pendidikan, yaitu
guru, siswa, orang tua, dan lingkungan.
Pendidikan karakter bukan merupakan hal yang baru sekarang.penanamannilai-nilai
sebagai sebuah karakteristik seseorang sudah berlangsung sejak dahulu kala.Akan
tetapi, seiring dengan perubahan zaman, agaknya menuntut adanya penanaman
kembali nilai-nilai tersebut ke dalam sebuah wadah kegiatan pendidikan di setiap
pengajaran.
Penanaman nilai-nilai tersebut dimasukkan (embeded) ke dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran dengan maksud agar dapat tercapai sebuah karakter yang selama ini
semakin memudar. Setiap mata palajaran mempunyai nilai-nilai tersendiri yang akan
ditanamkan dalam diri anak didik. Hal ini disebabkan oleh adanya keutamaan fokus
dari tiap mapel yang tentunya mempunyai karakteristik yang berbeda-beda.
d. Implementasinya dalam pembelajaran
Sistem implementasi kurikulum terdiri dari komponen-komponen yang saling
berinterelasi dan berinteraksi. Masing-masing komponen disusun dan dirancang
secara bertahap dan berkesinambungan yang berorentasi pada pelaksanaan kurikulum
dilapangan yaitu kondisi nyata proses pendidikan yang mengarah kepada operasional
dan dikembangkan secara komprehensif. Komponen - komponen implementasi
kurikulum terdiri dari:
 Rumusan tujuan
 Program studi
 Identifikasi sumber - sumber
 Peran pihak-pihak terkait
 Pengembangan kemampuan profesional
 Penjadwalan kegiatan pelaksanaan
 Unsur penunjang
 Monitoring
 Komunikasi
 Pencatatan dan pelaporan
 Evaluasi proses
 Perbaikan atau redisain kurikulum
2. Jelaskan mengapa kurikulum itu disebut sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan?
Dalam proses pengembangan kurikulum, kurikulum sebagai ide atau konsepsi ini terlihat
jelas pada waktu proses awal yaitu proses ajang pendapat (deliberation), baik dalam suatu
tim yang masing-masing anggotanya mempunyai
kedudukan sejajar maupun dalam suatu pertemuan konsultasi antara beberapa pengambil
keputusan. Dalam situasi pertama di mana setiap anggota tim mempunyai kedudukan
sejajar, anggota yang mempunyai kurikulum sebagai konsepsi yang jelas dan dapat
meyakinkan anggota lainnya akan idenya tersebut akan mempengaruhi
bentuk kurikulum sebagai ide yang diterima tim. Dengan perkataan lain, kurikulum yang
ada pada dirinya akan menjadi kurikulum yang dimiliki tim.
3. Kemukakan, Apa sebabnya Kurikulum perlu diubah atau diganti?
Dalam mengembangkan kurikulum, haruslah mempunyai alasan-alasan yang kuat.
Alasan-alasan pengembangan kurikulum tersebut adalah:
 Menjawab atau antisipasi yang merupakan kemajuan ilmu tekhnologi
Kurikulum haruslah bersifat dinamis. Yang dimaksud dinamis yaitu senantiasa
berubah menyesuaikan keadaan supaya dapat memantapkan belajar dan hasil belajar.
Kurikulum yang tidak sesuai dengan tuntutan social, Tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan juga tidak sesuai dengan dunia
kerja akan menyebabkan sebuah problem, karena itu haruslah dirubah dan
dikembangkan kurikulum tersebut.
 Memenuhi kebutuhan yang ada dalam masyarakat dan untuk meningkatkan kemajuan
masyarakat
Dengan dikembangkan nya suatu kruikulum maka pendidikan yang ada di masyaraka
baik pendidikan formal maupun non formal akan mengalami peningkatan . dengan
adanya peningkatantersebut maka masyarakat akan mengalami perubahan kearah
yang lebih baik pula baik pengetahuan maupun pola kehidupan nya dan apabila
pemenuhan tersebut telah terpenuhi maka masyarakat akan mengalami kemajuan.
 Memenuhi kebutuhan peserta didik
Perubahan cara pandang kurikulum, dari kurikulum sebagai alat menjadi kurikulum
sebagai tujuan atau akhir yang akan dicapai. Karena hasil belajar yang diharapkan
merupakan dasar bagi perencanaan dan perumusan berbagai tujuan kegiatan
pembelajaran.
Untuk tambahan dalam memenuhi kebutuhan peserta didik yaitu diperlukan seorang
atau guru – guru yang berkualitas atau yang telah terididk dengan teramat baik.
4. Berikan alasanmu Mengapa guru dikatakan yang mengembangkan kurikulum (minimal)?
Dalam mengembangkan kurikulum, haruslah mempunyai alasan-alasan yang kuat.
Alasan-alasan pengembangan kurikulum tersebut adalah:
a. Menjawab atau antisipasi yang merupakan kemajuan ilmu tekhnologi
Kurikulum haruslah bersifat dinamis. Yang dimaksud dinamis yaitu senantiasa
berubah menyesuaikan keadaan supaya dapat memantapkan belajar dan hasil belajar.
Kurikulum yang tidak sesuai dengan tuntutan social, Tidak sesuai lagi dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan juga tidak sesuai dengan dunia
kerja akan menyebabkan sebuah problem, karena itu haruslah dirubah dan
dikembangkan kurikulum tersebut.
b. Memenuhi kebutuhan yang ada dalam masyarakat dan untuk meningkatkan kemajuan
masyarakat
Dengan dikembangkan nya suatu kruikulum maka pendidikan yang ada di masyaraka
baik pendidikan formal maupun non formal akan mengalami peningkatan . dengan
adanya peningkatantersebut maka masyarakat akan mengalami perubahan kearah
yang lebih baik pula baik pengetahuan maupun pola kehidupan nya dan apabila
pemenuhan tersebut telah terpenuhi maka masyarakat akan mengalami kemajuan.
c. Memenuhi kebutuhan peserta didik
Perubahan cara pandang kurikulum, dari kurikulum sebagai alat menjadi kurikulum
sebagai tujuan atau akhir yang akan dicapai. Karena hasil belajar yang diharapkan
merupakan dasar bagi perencanaan dan perumusan berbagai tujuan kegiatan
pembelajaran.
Untuk tambahan dalam memenuhi kebutuhan peserta didik yaitu diperlukan seorang
atau guru – guru yang berkualitas atau yang telah terididk dengan teramat baik.

Anda mungkin juga menyukai