Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENULISAN BUTIR SOAL TES HASIL BELAJAR


(PENYUSUNAN SOAL BENTUK PERBUATAN DAN PENYUSUNAN
ALAT EVALUASI NON TES)

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4

1. FEBRY S. BOANG MANALU (1193311138)


2. FRISKA NATALIA SAMOSIR (1193311141)
3. HANNA GRACE (1183111115)
4. NURUL AZIA PUTRI (1193311112)

DOSENPENGAMPU : Drs. ROBENHART TAMBA, M.Pd


MATAKULIAH : EVALUASIPEMBELAJARAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN - UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET, 2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat
dan kasih sayang-Nya sehingga penulis dapat membuat dan menyelesaikan makalah mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran yang membahas tentang Penulisan Butir Soal Tes Hasil Belajar
(Penyusunan Soal Bentuk Perbuatan dan Penyusunan Alat Evaluasi Non Tes). Terima kasih juga
penulis ucapkan kepada bapak dosen pengampu yang telah membimbing dan memberi bahan
kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini.
Harapanpenulishasildarimakalahinidapatbermanfaatbagisiapasajayangmembacanya.
Sebagai manusia biasa, tentu tugas ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, dengan
tangan terbuka penulis menginginkan kritik dan saran dari bapak dosen pengampu maupun dari
para pembaca untuk kebaikan dan kesempurnaan pembuatan makalahselanjutnya.
Sekian dan terima kasih.

Medan, 17 Maret 2021

Kelompok4

ii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR......................................................................................ii
DAFTARISI....................................................................................................iii
BABIPENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 LatarBelakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................1
1.3 TujuanMasalah....................................................................................2
BABIIPEMBAHASAN...................................................................................3
2.1 Penyusunan SoalBentukPerbuatan......................................................3
2.2 Penyusunan Alat EvaluasiNon Tes......................................................5
BABIIIPENUTUP...........................................................................................12
3.1 Kesimpulan...........................................................................................12
3.2 Saran.....................................................................................................12
DAFTARPUSTAKA.......................................................................................13
BAB I
PENDAHLUAN

1.1 LATARBELAKANG
Mutu pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya siswa, pengelola sekolah,
lingkungan,kualitaspengajaran,kurikulumdansebagainya(Suhartoyo,2005).Usahapeningkatan
pendidikan bisa ditempuh dengan peningkatan kualitas pembelajaran dan sistem evaluasi yang
baik. Keduanya saling berkaitan sistem pembelajaran yang baik akan menghasilkan kualitas
pendidikan yang baik, selanjutnya sistem penilaian yang baik akan mendorong guru untuk
menentukan strategi mengajar yang baik dan memotivasi siswa untuk belajar yang lebih baik
(Mardapi,2003).Sehubungandenganitu,makadidalampembelajarandibutuhkanguruyangtidak
hanya mengajar dengan baik, namun mampu melakukan evaluasi dengan baik. Kegiatan evaluasi
sebagai bagian dari program pembelajaran perlu lebihdioptimalkan.
Evaluasi tidak hanya bertumpu pada penilaian hasil belajar, namun perlu penilaian
terhadap input, output dan kualitas proses pembelajaran itu sendiri. Penilaian hasil belajar tidak
hanya dilakukan dengan cara tes, tetapi dapat juga dilakukan dengan teknik non-tes seperti
pedoman observasi, skala sikap, daftar cek, dan catatan anecdotal. Pedoman observasi baik
digunakan untuk mengukur hasil belajar yang mengutamakan penampilan atau keterampilan
dalam pendidikan professional. Karena pada umumnya hasil belajar yang bersifat keterampilan
sukar diukur dengan tes, maka digunakan teknik pengukuran lain yang dapat memberikan hasil
yang lebih akurat.
Dalam makalah ini, akan disajikan beberapa hal tentang teknik evaluasi yang dapat
digunakan dalam penilaian terhadap anak didik, baik itu tentang kemampuan belajar, sikap,
keterampilan, sifat, bakat, minat dan kepribadian. Adapun teknik yang akan dijelaskan dalam
makalah ini adalah teknik non-tes. Salah satu teknik yang sangat membantu dalam penilaian
terhadap hal-hal yang bersangkutan dengan siswa.

1.2 RUMUSANMASALAH
1.2.1 Bagaimana penyusunan soal bentukperbuatan?
1.2.2 Bagaimana penyusunan alat evaluasi non tes?

1
1.3 TUJUANPENULISAN
Tujuan dibuatnya makalah ini agar pembaca dapat mengetahui:
1.3.1 Mengetahui penyusunan soal bentukperbuatan.
1.3.2 Mengetahui penyusunan alat evaluasi nontes.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENYUSUNAN SOAL BENTUKPERBUATAN


Tes perbuatan atau tes praktik merupakan suatu tes yang penilaiannya didasarkan pada
erbuatan/praktik peserta didik. Sebelum menulis butir soal untuk tes perbuatan, guru dapat
mengecek dengan pertanyaan berikut. Tepatkah kompetensi (yang akan diujikan) diukur dengan
tes tertulis? Jika jawabannya tepat, kompetensi yang bersangkutan tidak tepat diujikan dengan tes
perbuatan/praktik. Dalam menilai perbuatan/kegiatan/praktik peserta didik dapat digunakan
beberapajenispenilaianperbuatandiantaranyaadalahpenilaiankinerja(performance),penugasan
(project), dan hasil karya (product).

a) Kaidah Penulisan Butir Soal Tes Perbuatan


Dalammenulisbutirsoaluntuktesperbuatan,penulissoalharusmengetahuikonsepdasar
penilaian perbuatan/praktik. Maksudnya pernyataan dalam soal harus disusun dengan pernyataan
yang betul-betul menilai perbuatan/praktik, bukan menilai yang lainnya. Penilaian kinerja
merupakanpenilaianyangmemintapesertadidikuntukmendemonstrasikandanmengaplikasikan
pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Dalam menulis butir
soal, perhatikan terlebih dahulu kompetensi dari materi yang akan ditanyakan. Penilaian
penugasanmerupakanpenilaiantugas(meliputi:pengumpulan,pengorganisasian,pengevaluasian,
dan penyajian data) yang harus diselesaikan peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu
tertentu. Aspek yang dinilai di antaranya meliputi kemampuan (1) pengelolaan, (2) relevansi,dan
(3) keaslian.
Penilaian hasil karya merupakan penilaian keterampilan peserta didik dalam membuat
suatu produk benda tertentu seperti hasil karya seni, misal lukisan, gambar, patung, dll. Aspek
yang dinilai di antaranya meliputi: (1) tahap persiapan: pemilihan dan cara penggunaan alat, (2)
tahapproses/produksi:prosedurkerja,dan(3)tahapakhir/hasil:kualitassertaestetikahasilkarya. Di
samping itu, guru dapat memberikan penilaian pada pembuatan produk rancang
bangun/perekayasaan teknologi tepat guna misalnya melalui: (1) adopsi, (2) modifikasi, atau (3)
difusi.
Kaidah penulisan soal tes perbuatan adalah seperti berikut.
a) Materi
 Soal harus sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan: kinerja, hasil karya,
ataupenugasan).
 Pertanyaan dan jawaban yang diharapkan harussesuai
 Materi sesuai dengan kompetensi (urgensi, relevansi, kontinuitas, keterpakaian
sehari-hari tinggi).
 Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkatkelas.
b) Konstruksi
 Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawabanperbuatan/praktik.
 Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakansoal.
 Disusun pedomanpenskorannya.
 Tabel,gambar,grafik,peta,atauyangsejenisnyadisajikandenganjelasdanterbaca
c) Bahasa/ Budaya
 Rumusan kalimat soalkomunikatif
 Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yangbaku.
 Tidakmenggunakankata/ungkapanyangmenimbulkanpenafsirangandaatausalah
pengertian.
 Tidak menggunakan bahasa yang berlakusetempat/tabu.
 Rumusansoaltidakmengandungkata/ungkapanyangdapatmenyinggungperasaan
peserta didik.

b) Penulisan Soal Penilaian Kinerja (PerformanceAssessment)


Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta peserta didik untuk
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang sesuai dengan
kriteria yang ditetapkan. Dalam menulis butir soal, perhatikan terlebih dahulu kompetensi dari
materi yang akan ditanyakan.
Contoh soal Penilaian Kinerja pada mata pelajaran Penjaskes
“Lakukan teknik dasar menendang, menghentikan bola dengan kaki bagian dalam, luar, telapak
kaki dan punggung kaki dengan koordinasi yang baik!”

Keterangan:
Penilaian terhadap kualitas unjuk kerja peserta ujian, dengan rentang nilai antara 1 sampai dengan
4.
c) Penulisan Soal Penilaian Penugasan(Project)
Penilaian penugasan merupakan penilaian tugas (meliputi: pengumpulan,
pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data) yang harus diselesaikan peserta didik
(individu/kelompok) dalam waktu tertentu. Adapun aspek yang dinilai di antaranya meliputi
kemampuan (1) pengelolaan, (2) relevansi, dan (3) keaslian.

d) Penulisan Soal Penilaian Hasil Karya(Product)


Penilaian hasil karya merupakan penilaian keterampilan peserta didik dalam membuat
suatu produk benda tertentu seperti hasil karya seni, misal lukisan, gambar, patung, dll. Aspek
yang dinilai di antaranya meliputi: (1) tahap persiapan: pemilihan dan cara penggunaan alat, (2)
tahapproses/produksi:prosedurkerja,dan(3)tahapakhir/hasil:kualitassertaestetikahasilkarya.

2.2 PENYUSUNAN ALAT EVALUASI NONTES


1. Pengertian Teknik PenilaianNon-tes
Alat penilaian dapat berarti teknik evaluasi. Teknik evaluasi non-tes berarti melaksanakan
penilaiandengantidakmengunakantes.Teknikpenilaianiniumumnyauntukmenilaikepribadian
anaksecaramenyeluruhmeliputisikap,tingkahlaku,sifat,sikapsosial,ucapan,riwayathidupdan lain-
lain. Yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan, baik secara individu maupun
secara kelompok. Penilaian non test adalah “penilaian pengamatan perubahan tingkah laku yang
berhubungan dengan apa yang dapat diperbuat atau dikerjakan oleh peserta didik dibandingkan
dengan apa yang diketahui ataudipahaminya”.
Alat penilaian yang non-test, yang biasanya menyertai atau inheren dalam pelaksanaan
proses belajar mengajar sangat banyak macamnya. Di antaranya bisa disebutkan adalah observasi
(baik dengan cara langsung, tak langsung, maupun partisipasi), wawancara (terstruktur atau
bebas), angket (tertutup atau terbuka), sosiometri, checklist, concept map, portfolio, student
journal, pertanyaan-pertanyaan, dan sebagainya. Keberhasilan siswa dalam proses belajar-
mengajar tidak dapat diukur dengan alat tes. Sebab masih banyak aspek-aspek kemampuan siswa
yang sulit diukur secara kuantitatif dan mencakup objektifitas misalnya aspek efektif psikomotor.

2. Jenis-Jenis Teknik Penyusunan Instrumen PenyusunanNon–tes


a) Observasi
Observasi merupakan suatu pengamatan langsung terhadap siswa dengan memperhatikan
tingkahlakunya.Secaraumumobservasiadalahcaramenghimpunbahan-bahanketerangan(data) yang
dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-
fenomena yang sedang dijadikan sasaran pengamatan. Dalam menggunakan metode
observasicarayangpalingefektifadalahmelengkapinyadenganformatataublangkopengamatan
sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan akan terjadi. Dari penelitian berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa
mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan
kemudianmengadakanpenilaiankedalamsuatuskalabertingkat.Misalnyakitamemperhatikan
reaksi penonton televise, bukan hanya mencatat bagaimana reaksi itu, dan berapa kali muncul,
tetapi juga menilai reaksi tersebut, sangat, kurang, atau tidak sesuai dengan yang kita kehendaki.
Observasi dapat dilakukan pada berbagi tempat misalnya kelas pada waktu pelajaran, dihalaman
sekolah pada waktu bermain, dilapangan pada waktu murid olah raga, upacara dan lain-lain.
Pengamatan ini dapat dilakukan pada waktu proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan
terlebih dahulu harus menetapkan aspek-aspek tingkah laku apa yang akan di amati, lalu dibuat
pedoman agar memudahkan dalam pengisian observasi.
Bentukpengisianpedomanbisasecarabebasdalambentukuraian,bisapuladenganbentuk
member tanda cek (V) pada kolom jawaban observasi bila pedoman yang dibuat telah tersedia
jawabannya (terstruktur). Ada tiga jenis observasi, yakni observasi langsung, observasi dengan
alat (tidak langsung), dan observasipartisipasi.

 Observasilangsung
Pengamatan langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang
terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat.
 Observasi dengan alat (tidaklangsung)
Observasiinidilaksanakandenganmenggunakanalatsepertimiskroskopuntukmengamati
bakteri, surya kanta untuk melihat pori-porikulit.
 Observasipartisipasi
Observasi ini berarti bahwa pengamatan harus melibatkan diri atau ikut serta dalam
kegiatan yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang diamati.

Kelemahan yang sering terjadi dalam observasi ada pada pengamat itu sendiri, misalnya
kurangcermat,kurangkonsentrasi,lekasbosansehinggahasilpengamatannyaseringdipengaruhi oleh
pendapatnya, bukan yang ditunjukkan oleh objek yang diamatinya. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam membuat pedoman observasi langsung adalah sebagai berikut:

 Lakukan terlebih dahulu observasi langsung terhadap suatu proses tingkah laku, misalnya
penampilan guru di kelas.
 Berdasarkan gambaran dari langkah (a) diatas, penilai menentukan segi-segi mana dari
perilaku guru tersebut yang akan diamati sehubungan dengankeperluannya.
 Tentukan bentuk pedoman tersebut, apakah bentuk bebas (tak perlu ada jawaban, tetapi
mencatat apa yang tampak) atau pedoman yang berstruktur (memakai kemungkinan
jawaban).
 Sebelum observasi dilaksanakan, diskusikan dulu pedoman observasi yang telah dibuat
dengan calon observan agar setiap segi yang diamati dapat dipahami maknanya dan
bagaimana caramengisinya.
 Bila ada hal khusus yang menarik, tetapi tidak ada dalam pedoman observasi, sebaiknya
disediakan catatan khusus atau komentar pengamat di bagian akhir pedomanobservasi.
Berhasil tidaknya observasi sebagai alat penilaian bergantung pada pengamat, bukan pada
pedoman observasi. Oleh sebab itu, memilih pengamat yang cakap, mampu, dan menguasai segi-
segi yang diamati itu sangat diperlukan. Observasi untuk menilai proses pembelajaran dapat
dilaksanakan oleh guru di kelas pada saat siswa melakukan kegiatan belajar. Untuk itu guru tidak
perlu terlalu formal memperhatikan perilaku siswa, tetapi mencatat secara teratur gejala dan
perilaku yang ditunjukkan oleh siswa.

b) Wawancara (interview)
Wawancara atau interview merupakan salah satu alat penilaian nontes yang digunakan
untuk mendapatkan informasi tertentu tentang keadaan responden dengan jalan Tanya jawab
sepihak.Ataudengankatalainwawancaraadalahcaramenghimpunbahan-bahanketeranganyang
dilaksanakandenganmelakukanTanyajawablisansecarasepihak,berhadapanmuka,dandengan arah
serta tujuan yang telah ditentukan. Dikatakan sepihak karena pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dalam kegiatan wawancara itu hanya berasal dari pihak pewawancara saja, sementara
responden hanya bertugas sebagai penjawab. Ada dua jenis wawancara, yakni wawancara
terpimpin dan wawancara bebas.

 Wawancara terpimpin biasa juga disebut wawancara terstruktur atau wawancara


sistematis. Yang dimaksud wawancara terpimpin adalah suatu kegiatan wawancara yang
pertanyaan-pertanyaan serta kemungkinan-kemungkinan jawabannya itu telah
dipersiapkan pihak pewawancara, responden tinggal memilih jawaban yang sudah
dipersiapkanpewawancara.
 Wawancara bebas atau wawancara tak terpimpin, pada wawancara seperti iniresponden
diberi kebebasan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan pewawancara sesuai dengan
pendapatnya tanpa terikat oleh ketentuan-ketentuan yang telah dibuatpewawancara.
Sebagai alat penilaian, wawancara dapat dapat digunakan untuk menilai hasil dan proses belajar.
Ada tiga aspek yang harus diperhatikan dalam melaksanakan wawancara, yakni:

1) Tahap awal pelaksanaan wawancara bertujuan untuk mengkondisikan situasi wawancara.


Buatlah situasi yang mengungkapkan suasana keakraban sehingga siswa tidak merasa
takut, dan ia terdorong untuk mengemukakan pendapatnya secara bebas dan benar atau
jujur.
2) Penggunaan pertanyaan, setelah kondisi awal cukup baik, barulah diajukan pertanyaan-
pertanyaan sesuai dengan tujuan wawancara. Pertanyaan diajukan secara bertahap dan
sistematis berdasarkan rambu-rambu atau kisi-kisi yang telah dibuatsebelumnya.
3) Pencatatan hasil wawancara, hasil wawancara sebaiknya dicatat saat itu juga supaya tidak
lupa.
Sebelum melaksanakan wawancara perlu dirancang pedoman wawancara. Pedoman ini
disusun dengan menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1) Tentukan tujuan yang ingin dicapai dariwawancara.


2) Berdasarkan tujuan diatas tentukan aspek-aspek yang akan diungkap dalam wawancara
tersebut.
3) Tentukanbentukpertanyaanyangakandigunakan,yangbentukberstrukturataukahbentuk
terbuka.
4) Buatlah bentuk pertanyaan yang sesuai dengan analisis (3) diatas, yakni membuat
pertanyaan yang yang berstruktur atau yangbebas.
5) Ada baiknya dibuat pula pedoman mengolah dan menafsirkan hasil wawancara, baik
pedoman wawncara terpimpin atau untuk wawancarabebas.

c) Angket
Kelebihan kuesioner dari wawancara adalah sifatnya yang praktis, hemat waktu, tenaga,
dan biaya. Kelemahannya adalah jawaban sering tidak objektif, lebih-lebih bila pertanyaannya
kurang tajam dan memungkinkan siswa berpura-pura. Seperti halnya wawancara, kuesioner pun
ada dua macam, yakni kuesioner berstruktur dan kuesioner terbuka. Kelebihan masing-masing
kuesionertersebuthampirsamadenganwawancara.Alternatifjawabanyangadadalamkuesioner bisa
juga diinformasikan dalam bentuk simbol kuantitatif agar menghasilkan data interval. Caranya
adalah dengan jalan memberi skor terhadap setiap jawaban berdasarkan kriteria tertentu.
Petunjuk yang lebih teknis dalam membuat kuesioner adalah sebagaiberikut:

 Mulai dengan pengantar yang isinya permohonan mengisi kuesioner sambil dijelaskan
maksud dantujuannya.
 Jelaskan petunjuk atau cara mengisinya supaya tidak salah.
 Mulai dengan pertanyaan untuk mengungkapkan identitasresponden.
 Isipertanyaansebaiknyadibuatbeberapakatergoriataubagiansesuaidenganvariabelyang
diungkapkan sehingga mudah mengolahnya.
 Rumusanpertanyaandibuatsingkat,tetapijelassehinggatidakmembingungkandansalah
mengakibatkanpenafsiran.
 Hubunganantarapertanyaanyangsatudenganpertanyaanyanglainharusdijagasehingga
tampak logikanya dalam satu rangkaian yangsistematis.
 Usahakan kemungkinan agar jawaban, kalimat, dan rumusannya tidak lebih panjang
daripada pertanyaan.
 Kuesioner yang terlalu banyak atau terlalu panjang akan melelahkan dan membosankan
responden sehingga pengisiannya tidak objektiflagi.
 Ada baiknya kuesioner diakhiri dengan tanda tangan sipengisi untuk menjaminkeabsahan
jawabannya.
Tujuan penggunaan kuesioner dalam kegiatan pengajaran adalah :
 Untukmemperolehdatamengenailatarbelakangsiswasebagaibahandalammenganalisis
tinglah laku hasil dan prosesbelajarnya.
 Untuk memperoleh data mengenai hasil belajar yang dicapainya dan proses belajar yang
ditempuhnya.
 Untuk memperoleh data sebagai bahan dalam menyusun kurikulum dan program
pembelajaran.

Angketmerupakanalatuntukmengumpulkandanmencatatdata,informasi,pendapat,dan
pahamdalamhubungankausal.Padadasarnyaangketadalahsebuahdaftarpertanyaanyangharus diisi
oleh orang yang akan diukur (responden). Pada umumnya tujuan penggunaan angket atau
kuesioner dalam proses pembelajaran terutama adalah untuk memperoleh data mengenai latar
belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses
belajar mereka. Angket adalah daftar pertanyaan yang terbagi dalam beberapa kategori.
Pembagiannya dibedakan menjadi dua, yaitu pembagian kuesioner berdasarkan siapa yang
menjawab, dan pembagian berdasarkan caramenjawab.
Ditinjau dari responden yang menjawab, maka angket dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

 Angket Langsung. Disebut angket langsung apabila angket dikirimkan dan diisi langsung
oleh orang yang akan dimintai jawaban tentangdirinya.
 Angket Tidak Langsung. Angket diisi oleh orang yang bukan dimintai keterangan tentang
dirinya.
Berikut ini merupakan langkah-langkah menyusun angket.
1) Merumuskan tujuan
2) Merumuskankegiatan
3) Menyusunlangkah-langkah
4) Menyusun panduanangket
5) Menyusun alatpenilaian

d) Skala Sikap
Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya
berupa kategori sikap, yakni mendukung (positif), menolak (negatif), dan netral. Sikap pada
hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang. Sikap juga dapat diartikan reaksi
seseorangterhadapsuatustimulusyangdatangpadadirinya.Tesskalasikapadalahperasaansuka atau
tidak suka atau kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu atau objek. Seperti: sikap
terhadap materi pelajaran, guru, proses pembelajaran, norma-norma tertentu dan sebagainya.
Penilaian tes skala sikap atas 3 komponenberikut:
1. Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang terhadapobjek.
2. Komponen kongnisi adalah kepercayaan atau keyakinan yang menjadi peganganseseorang.
3. Komponen konasi adalah kecenderunan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara
tertentu terhadap sesuatuobjek.

e) Studikasus
Studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seorang individu yang dianggap
mengalamikasustertentu.Misalnyamempelajarikhususanaknakal,anakyangtidakbisabergaul
dengan orang lain, anak yang selalu gagal belajar, atau anak pandai, anak yang paling disukai
teman-temannya. Kasus-kasus tersebut dipelajari secara mendalam dan dalam kurun waktu yang
cukup lama. Tekanan utama dalam studi kasus adalah mengapa individu melakukan apa yang
dilakukannya dan bagaimana tingkah lakunya dalam kondisi dan pengaruhnya terhadap
lingkungan. Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah bahwa subjek dapat dipelajari secara
mendalam danmenyeluruh.
Namun, kelemahannya sesuai dengan sifat studi kasus bahwa informasi yang diperoleh
sifatnya subjektif, artinya hanya untuk individu yang bersangkutan, dan belum tentu dapat
digunakan untuk kasus yang sama pada individu yang lain. Dengan kata lain, generalisasi
informasi sangant terbatas penggunaannya hasil studi kasus dapat menghasilkan hipotesis yang
dapatdiujilebihlanjut.Studikasusdalampendidikanbisadilakukanolehguru,gurupembimbing, wali
kelas, terutama untuk kasus-kasus siswa di sekolah. Beberapa Petunjuk untuk melaksanakan
studi kasus dalam bidang pendidikan, khususnya disekolah:

 Menetapkan siapa-siapa diantara siswa yang mempunyai masalah khusus untuk dijadikan
kasus.
 Menetapkan jenis masalah yang dihadapi siswa dan perlu mendapatkan bantuan
pemecahan olehguru.
 Mencari bukti-bukti lain untuk lebih meyakinkan kebenaran masalah yang dihadapi siswa
tersebut.
 Mencari sebab-sebab timbulnya masalah dari berbagai aspek yang berkenaan dengan
kehidupan siswa tersebut.
 Menganalisis sebab-sebab tersebut dan menghubungkannya dengan tinkah laku siswa
tersebut.
 Dengan informasi yang telah lengkap tentang faktor penyebab tersebut, guru dapat
menentukan sejumlah alternatifpemecahannya.
 Alternatif yang telah teruji sebagai upaya pemecahan masalah dibicarakan dengan siswa
untuk secara bertahap diterapkan, baik oleh siswa itu sendiri maupunguru.

f) Sosiometri
Salah satu cara untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri, terutama
dengan teman sekelasnya, adalah dengan teknik sosiometri. Dengan teknik sosiometri ini dapat
diketahui posisi seorang siswa dalam hubungan sosialnya dengan siswa lain. Sosiometri dapat
dilakukan dengan cara menugaskan kepada semua siswa di kelas untuk memilih temannya yang
paling dekat atau paling akrab.
Usahakan dalam kesempatan memilih tersebut agar tidak ada siswa yang melakukan
kompromi untuk saling memilih supaya pilihan tersebut bersifat netral, tidak diatur sebelumnya.
Diagram hasil pilihan tersebut danamakan sosiogram. Contoh: Berikut ini adalah contoh
sosiogram.Nama-namasiswadiberisymbolhuruf.Kepadaduapuluhorangsiswadalamsatukelas
diminta untuk memilih tiga orang teman yang paling disenangi atau paling akrab hubungannya
secara berurutan. Caranya ialah dengan menuliskan tiga orang teman pada kertas kecil lalu
digulung dan diserahkan kepada guru. Tekhnik sosiometri sebaiknya dilakukan ileh guru wali
kelas atau oleh guru pembimbing dalam usahanya sesuai dengan tugas-tugas yang dipercayakan
kepadanya.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Penilaian non test adalah “penilaian pengamatan perubahan tingkah laku yang
berhubungan dengan apa yang dapat diperbuat atau dikerjakan oleh peserta didik dibandingkan
dengan apa yang diketahui atau dipahaminya”. Dengan kata lain penilaian non test berhubungan
dengan penampilan yang dapat diamati dibandingkan dengan pengetahuan dan proses mental
lainnya yang tidak dapat diamati oleh indera. Bermacam-macam jenis penilaian bentuk non tes
bentuktulisdalamrangkamenilaikeberhasilanbelajarsiswa.Diantaranontesbentuktulisadalah
angket, skala sikap dan observasi.
Tes perbuatan atau tes praktik merupakan suatu tes yang penilaiannya didasarkan pada
erbuatan/praktik peserta didik. Sebelum menulis butir soal untuk tes perbuatan, guru dapat
mengecek dengan pertanyaan berikut. Tepatkah kompetensi (yang akan diujikan) diukur dengan
tes tertulis? Jika jawabannya tepat, kompetensi yang bersangkutan tidak tepat diujikan dengan tes
perbuatan/praktik. Dalam menilai perbuatan/kegiatan/praktik peserta didik dapat digunakan
beberapajenispenilaianperbuatandiantaranyaadalahpenilaiankinerja(performance),penugasan
(project), dan hasil karya (product).

3.2 SARAN
Seorang guru hendaknya memperhatikan langkah-langkah penyusunan instrumen
penilaian nontes dengan sebaik-baiknya agar dapat menghasilkan penilaian yang objektif.
Hendaknyaadapembuatanmakalahsecaraberkalatentangteknikpenyusunaninstrumenpenilaian
nontes agar sesuai dengan perkembangan siswa. Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih
terdapatbeberapakesalahanbaikdariisidancarapenulisan.Penulismohonmaafapabilapembaca
merasa kurang puas dengan hasil yang kami sajikan, dan kritik beserta saran juga kami harapkan
agar dapat menambah wawasan untuk memperbaiki penulisan makalahkami.
DAFTAR PUSTAKA

Sudjana, Nana. 2007. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
RosdaKarya.
Hamalik, Oemar. 2009. Teknik Pengukuran dan Evaluasi Pendidikan. Bandung: Mandar
Maju.
Widoyoko, S. Eko Putro. 2009. Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta:
PustakaPelajar.
http://www.fai.umj.ac.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=39&Itemid=5diaksespada tanggal 17 Maret 2021 (22:54).

Anda mungkin juga menyukai